KASUS 2
Ny. S, usia 55 th, suku Betawi, pendidikan SMP, agama Islam, datang ke ruang konseling gizi rawat
jalan atas rujukan dokter dengan diagnosis medis Obesitas, Hipertensi stage II, Dislipidemia,
dengan keluhan pusing dan pegal pada bagian tengkuknya. TB = 145 kg, BB = 63 kg. Hasil lab :
kolesterol total = 253 mg/dl (N < 200), kolesterol LDL = 165 mg/dl (N < 100), kolesterol HDL = 79
mg/dl (N laki > 40, perempuan > 50), trigliserida = 102 mg/dl (N < 150). TD = 140/90 mmHg, tubuh
tampak gemuk.
Pasien adalah seorang janda pensiunan pegawai negeri yang tinggal bersama anak dan
menantunya. Pekerjaan rumah sehari-hari, membersihkan rumah, ke pasar dan memasak
dikerjakan oleh menantunya, dimana pasien sering minta untuk menambahkan penyedap dalam
masakannya. Pasien jarang berolah raga, meskipun anak dan menantunya selalu mengingatkan
untuk berolah raga, dan mengharapkan penurunan BB ibunya. Sehari-hari waktunya banyak
dihabiskan dengan nonton TV rata-rata 9 jam, tidur malam dan siang 10
jam. Pasien belum pernah mendapat konseling gizi. Ketika dietisien memberikan pertanyaan terkait
dietnya, pasien tidak dapat menyebutkan jenis bahan makanan tinggi natrium, tinggi serat, dan
beranggapan bahwa makanan tinggi lemak adalah jeroan, kikil, dan lemak daging.
Pola makan 3x/hari : nasi dengan lauk pauk lebih sering digoreng, hewani (ayam/ikan asin goreng)
2x/hari, nabati (tempe goreng) 1x/hari, sayuran 2x/hari, sambal terasi, buah (pisang) 1x/hari, minum
teh manis 2x/hari, makanan selingan lebih sering berupa singkong goreng/biskuit 2x/hari 2-3
potong. Hasilanamnesa gizi berdasarkan Semi FFQ, asupan : E = 1850 kkal, P = 47,5 g, L= 73 g,
KH = 250 g, serat = 12,3 g, Natrium = 2050 g. Tidak ada riwayat alergi makanan. Ibu dan kakak
pasien punya penyakit jantung. Obat yang diberikan adalah captopril 25 g.
Dua minggu kemudian setelah menjalankan dietnya, pasien melakukan kunjungan ulang. BB
pasien turun 1 kg dari kunjungan sebelumnya, asupan sehari (Semi FFQ) E = 1200 kkal, P = 45 g,
L = 33,3 g, KH = 180 g, TD 130/80 mmHg. Pasien sudah mulai berolah raga 3x/minggu selama 15
menit dan mengikuti perkumpulan ngaji bersama ibu-ibu di lingkungan tempat tinggalnya. Selain itu,
pasien juga sudah memodifikasi makanannya dengan mengkonsumsi makanan yang digoreng
hanya 1x/hari dan mengurangi makanan bersantan.
Tugas :
Lakukan diskusi kelompok terkait :
1. Proses asesmen gizi
2. Proses diagnosis gizi
3. Proses intervensi gizi
4. Proses monev gizi
Jawab :
3. Kesulitan Menelan/Mengunyah - -
5. Diare/Konstipasi - -
7. Diet Khusus - -
8. Enteral/Parenteral - -
Kesimpulan :
Status Gizi Tn. D. dengan IMT 29,96 kg/m2 (Obesitas)
C. Nutrition Assessment
1. Dietary History (FH)
D. Diagnosa Gizi
1. Domain Intake (NI)
Seringnya konsumsi
makanan tinggi lemak, IMT pasien 29,9 yang
Kelebihan Berat
NC.3.3 padat energi dan berarti berat badan
Badan
kurangnya aktifitas obesitas
fisik