Lingkup pekerjaan pondasi batu gunung adalah : a. Pasir alas pondasi b. Pasangan batu kosong c. Pasangan pondasi Gunung
4.2 Bahan dan Peralatan
4.2.1 Bahan yang diperlukan adalah :
NO. BAHAN JENIS SPECIFIKASI
1. Semen Type I P.B.I. 1971
2. Pasir Baik / Bersih P.B.I. 1971 3. Batu Gunung Baik / keras P.B.I. 1971 4. Air Bersih P.B.I 1971 4.2.2 Peralatan yang diperlukan adalah: a. Molen b. Sendok Semen c. Kereta Sorong d. Sekop / cangkul 4.3 Peraturan dan Syarat-Syarat 4.3.1 Peraturan yang dipedomani adalah Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI 1971). 4.3.2 Lantai kerja yang digunakan batu kosong/Aanstampling dengan ketebalan 10 cm. 4.3.3 Batu gunung harus cukup keras, bersih dari lumpur dan tidak keropos. 4.3.4 Angker harus dipasang Ø 12 mm sejauh 1 m pada permukaan pasangan batu gunung.
4.4 Tata Cara Kerja Pelaksanaan
4.4.1 Lobang pondasi yang sudah siap digali harus dibersihkan dari kotoran dan sampah. 4.4.2 Pasang mall dan tarik benang sebelum dimulai pemasangan. 4.4.3 Alas lubang pondasi yang sudah bersih disiram dengan pasir dan batu gunung ukuran ± 15 cm. 4.4.4 Diatas batu gunung/Aanstamping tersebut baru dipasang batu gunung dengan campuran Speci 1 : 4. 4.4.5 Bila telah mencapai level pondasi yang diinginkan baru dapat dilaksanakan untuk pemasangan tapak pondasi beton bertulang. PASAL 5 PEKERJAAN BETON BERTULANG
5.1 Lingkup Pekerjaan :
Lingkup pekerjaan beton bertulang adalah a. Pondasi Tapak b. Kolom Pedestal c. Sloof d. Kolom utama/praktis e. Tangga f. Ring Balok g. Balok h. Bahagian –bahagian lain yang dianggap penting
5.2 Bahan –bahan dan peralatan
5.2.1 Bahan yang diperlukan adalah :
No Bahan Jenis Specifikasi
1. Pasir Halus Baik Standard PBI 1971
2. Pasir kasar / Baik Standard PBI 1971 3. kerikil Baik Standard PBI 1971 4. Besi beton Baik Standard PBI 1971 5. Kayu Bekesting Baik Standard PBI 1971 6. Kawat ikat Baik Standard PBI 1971 7. Air Type I Standard PBI 1971 Semen
5.3 Peraturan dan Syarat – syarat
5.3.1 Beton Bertulang Seluruh pekerjaan beton bertulang harus mengikuti petunjuk dalam PBI (1971) 5.3.2 Penulangan Seluruh besi untuk pekerjaan beton bertulang harus dipasang dengan ukuran sesuai seperti pada gambar bestek. 5.3.3 Semen a. Semen kecuali tercantum lain dalam spesifikasi harus digunakan semen portland dengan persyaratan Standar Indonesia Nasional Indonesia (SNI) No. 15-2049-1994 dan ASTM C-150-84 b. Cara pengaturan dan cara penyimpanan semen harus sedemikian rupa pada tempat-tempat yang baik untuk memudahkan pekerjaan dan setiap saat semen terlindung dari kelembaman hujan. Untuk seluruh proyek ini hanya dipilih 1 (satu) merek semen. Pemakaian semen menurut urutan kedatangannya untuk menghindari mengerasnya semen yang datang lebih awal. 5.3.4 Aggregat Beton a. Batu alam hasil disintegasi alami batuan atau batu pecah yang diperoleh dari mesin pemecah batu (stone crusher). b. Agregat yang digunakan harus sesuai dengan spesifikasi menurut PBI-1971. c. Ukuran terbesar agregat beton adalah 2,5 cm. Agregat kasar adalah agregat dengan ukuran butir lebih besar dari 5 mm (PBI- 1971). d. Sistem penyimpanan harus sedemikian rupa agar memudahkan pekerjaan dan menjaga agar tidak terjadi kontaminasi bahan yang tidak diinginkan dan sebaiknya dialas dengan tepas agar agregat tersebut tidak bercampur dengan tanah. 5.3.5 Aggregat Kasar a. Aggregat kasar untuk beton harus terdiri dari butir-butir yang kasar, keras, tidak berpori dan bersudut. Bila ada butir-butir yang pipih jumlahnya lebih berat tidak boleh melebihi 20 % dari jumlah berat seluruhnya. b. Agregat kasar tidak boleh mengalami pembubukan hingga melebihi 50 % kehilangan berat menurut test. 5.3.6 Aggregat Halus a. Agregat halus dapat digunakan pasir alam atau pasir yang dihasilkan dari mesin pemecah batu. b. Pasir harus bersih dari bahan organik, lumpur, zat-zat alkali dan subtansi- subtansi yang merusak beton. Pasir tidak boleh mengandung segala jenis subtansi tersebut lebih dari 5 % (PBI-1971). c. Pasir laut tidak boleh digunakan untuk beton. d. Pasir harus terdiri dari partikel-partikel yang tajam dan kasar. e. Cara dan penyimpanan harus sedemikian rupa agar menjamin kemudahan pelaksanaan pekerjaan dan menjamin agar tidak terjadi kontaminasi bahan yang tidak diinginkan, sebaiknya dialas dengan tepas agar agregat tersebut tidak bercampur dengan tanah. 5.3.7 Air Air pembuatan beton dan perawatan beton harus bersih, tidak mengandung minyak, garam, zat-zat kimia yang dapat merusak beton dan baja. 5.3.8 Bekesting digunakan kayu jenis kelas III (sembarang) baik untuk papan lantai maupun sokongan. 5.3.9 Peraturan