Anda di halaman 1dari 24

GROUP BEHAVIOR

Foundation of Group Behavior


Group adalah interaksi antara 2 atau lebih individu yang saling memiliki
keterkaitan/ketergantungan dan berinteraksi untuk mencapai tujuan yang baik.
Contoh: Suporter persebaya.
Dibagi 2 kelompok group:

 Formal Group Adalah kelompok yang memiliki struktur organisasi dan mempunyai
aturan yang detail dan mengikat. Dalam formal group ada 2 bentuk kelompok yaitu

a. Command Group, yaitu kelompok yang terbentuk karena adanya tugas atau arahan dari atasan.
Contohnya suatu kelompok terbentuk berdasarkan departmentnya.
b. Task Group, yaitu kelompok yang terbentuk untuk menyelesaikan tugas tertentu dan bersifat
sementara. Contohnya: kepanitiaan,

 Informal Group Adalah kelompok yang terbentuk atas dasar kesepakatan dan tidak
memiliki aturan yang mengikat. Dalam informal group ada 2 bentuk kelompok, yaitu:

a. Interest Group, yaitu kelompok yang terbentuk berdasarkan kesamaan minat. Contohnya
perkumpulan arisan yang terdiri dari ibu-ibu yang suka masak.
b. Friendship Group, yaitu kelompok yang terbentuk karena memiliki karakteristik yang sama.
Contohnya adalah kelompok penyanyi akustik.
c. Command Group, Group yang terdiri dari beberapa individu yang bertanggung jawab kepada
pimpinan/manager. Contoh: karyawan di perusahaan yang bertanggung jawab kepada
pemimpinnya.
d. Task Group, Kelompok yang bekerja sama untuk menyelesaikan tugas/pekerjaan. Contoh:
kepanitiaan

Why People Join Group?


Berikut adalah alasan mengapa seseorang ingin masuk dalam satu kelompok.

1. Keamanan (Security), untuk mendapatkan keamanan, baik psikis maupun fisik.


2. Status, agar dikenal sebagai bagian dari kelompok.
3. Penghargaan (Self-esteem), agar mendapatkan pengharh=gaan dari orang-orang
disekitarnya.
4. Kesamaan (Affiliation), Contoh: Seseorang sengaja bergabung dengan klub mobil agar
dirinya terlihat seperti orang keren
5. Kekuasaan (Power), Contoh: Orang bergabung dengan group yang memiliki nama besar
sehingga orang itu punya pengaruh atau power terhadap orang disekitarnya
6. Untuk mencapai tujuan dan kepuasan tertentu (Goal Achievement),Contoh: Orang yang
mencintai binatang sengaja masuk dalam kelompok pecinta binatang agar dapat
melindungi binatang-binatang dari kepunahan
Stage of Group Behavior
Tahap Pengembangan Grup
Pada umumnya kelompok berkembang melalui sebuah urutan terstandar yang diseringkali
disebut model lima tahap perkembangan kelompok. Meskipun riset mengindikasikan bahwa
tidak semua kelompok mengikuti pola ini, model tersebut adalah sebuah kerangka kerja yang
berguna untuk memahami perkembangan kelompok.

 Prestage : Banyak orang dengan tujuan yang berbeda-beda.


 Tahap Pembentukan (forming)
o Pada tahap ini, organisasi mulai dari nol, formasi dikelompokkan misalnya hanya
5 orang, biasanya organisasi masih informal, Friendship dulu baru Interest group
o Penuh ketidakpastian
o Tujuan gabung ke dalam group adalah power, goal achievement.

 Tahap Timbulnya Konflik (Strorming) : Tahap awal pembentukan kelompok


o Proses akhir dari informal
o Proses kesepakatan.
o Konflik cukup tinggi.
o Tujuan gabung dalam group adalah power

 Tahap Normalisasi (Norming) : Dalam tahap ini terdapat sebuah rasa yang kuat akan
identitas kelompok dan persahabatan. Tahap normalisasi (norming stage) ini selesai
ketika struktur kelompok tersebut menjadi solid dan kelompok telah mengasimilasi
serangkaian ekspektasi definisi yang benar atas perilaku anggota.

o Pembuatan kesepakatan, apabila dilanggar ada sanksi


o Mulai formal
o Norma disepakati
o Kohesivitas (keterkaitan) dan close relarionship
o Tujuan gabung ke dalam group adalah karena goal achievement.

 Tahap Performing (Berkinerja)

o Pembagian peran dan fungsi


o Perilaku sudah sesuai SOP
o Organisasi sudah matang dan stabil
o Fungsionalisasi system : pada titik ini struktur telah sepenuhnya fungsional dan
diterima. Energi kelompok telah berpindah dari saling mengenal dan memahami
menjadi mengerjakan tugas yang ada.
o Tujuan gabung ke dalam group adalah 6 tujuan yang telah dijelaskan sebelumnya.
Namun yang lebih dominan ialah goal achievement dan status.

 Tahap Adjourning Stage (Pembubaran) :


Tahap ini dapat menjadi langkah awal dari terbentuknya suatu dinamika kelompok. Yang
dimaksudkan ialah, apabila tahap yang terjadi dari tahap 2 sampai 4, maka tahap kelima
akan menjadi awal untuk kembali terbentuknya kelompok (tahap 5 – 3 – 4)
o Evaluasi hasil
o Dinamisasi organisasi, pola penyesuaian karena situasi berubah. Contohnya
terdapat perubahan target atau aturan. Pada tahap ini dapat muncul pemimpin-
pemimpin baru (bisa memunculkan kelompok baru)
o Tujuan gabung ke dalam group yang paling dominan merupakan goal
achievement dan security.

6 Group Properties :
1. Role (peran) = pola perilaku yang diharapkan terhadap seseorang berdasarkan posisi
atau jabatan yang dimiliki dalam kelompok sosialnya.

 Role Identity = sikap atau perilaku yang dilakukan seseorang sesuai dengan yang diharapkan
berdasarkan perannya.
 Role Perception = pandangan seseorang tentang bagaimana ia harus bersikap dan bertindak
pada suatu kondisi tertentu.
2. Norm (norma/standarisasi) = standar berperilaku yang ditetapkan dan disepakati bersama
dalam suatu kelompok . Norma menentukan apa yang seharusnya dan tidak seharusnya
dilakukan oleh setiap anggota kelompok pada situasi-situasi tertentu.Norma berfungsi sebagai
kontrol internal terhadap perilaku kelompok

 Classes of Norms :
o Performance norms
o Appearance norms
o Social arrangement norms
o Allocation of resources
 Jenis-jenis norma:
o Conformity : Penyesuaian perilaku seseorang untuk menyelaraskan dengan
norma kelompok yang ada
o References group : Individu dapat menyelaraskan norma-norma di dalam suatu
group
o Deviant Workplace Behaviour : Tindakan antisosial oleh anggota organisasi
yang ditetapkan secara international melanggar norma dan mengakibatkan
konsekuensi negatif bagi organisasi, anggota, atau keduanya

3. Status = Kekompakan suatu kelompok dipengaruhi oleh adanya status yang


membedakan tim tersebut dengan tim lainnya, misalnya tingkat kesulitan bagi orang baru untuk
bergabung ke dalam tim sangat tinggi atau tim dikenal sebagai tim yang sering menghadapi
pengalaman menantang yang berhasil diselesaikan bersama.
4. Size (ukuran) = ukuran suatu kelompok juga menentukan perilaku maupun kinerja
anggota kelompok. Ada tim yang menjadi kompak karena ukuran tim kecil sehingga interaksi
yang terjadi antar anggota menjadi sangat intensif. Tim lainnya menjadi kompak karena banyak
menghabiskan waktu bersama. Contohnya, kelompok kerja yang sering makan bersama sambil
membicarakan dan menyelesaikan isu-isu atau permasalahan yang terkait dengan pekerjaan
secara santai.
5. Composition (komposisi) = Komposisi kelompok adalah suatu perbandingan sederhana
terhadap kelompok homogen dan heterogen. Orang-orang yang membentuk kelompok bisa saja
mirip atau berbeda satu sama lain dalam berbagai hal. Individu beragam dalam hal kepribadian,
sikap, gaya berperilaku, kemampuan, dan sebagainya.Pendekatan paling umum terhadap
homogenitas-heterogenitas komposisi kelompok adalah suatu perbandingan sederhana terhadap
kelompok homogen dan heterogen.
6. Cohesiveness (kekompakan) = kekompakan atau cohesiveness merupakan salah satu
faktor pembentuk perilaku dan kinerja tim. Kekompakan diartikan sebagai derajat saling
ketertarikan antar anggota tim yang memotivasi mereka untuk tetap menjadi anggota tim
tersebut. Setiap tim berbeda dalam hal penentu tingkat kekompakan.

 Meningkatkan kohesivitas kelompok:

1. Membuat kelompok menjadi lebih kecil


2. Membuat perjanjian-perjanjian yang disesuaikan dengan tujuan organisasi
3. Meningkatkan waktu bersama diantara anggota-anggota kelompok
4. Meningkatkan status group dan penerimaan secara lebih ketat
5. Merangsang persaingan dengan kelompok lain
6. Memberi penghargaan kepada kelompok, bukan terhadap individu
7. Mengisolasi kelompok secara fisik

 High Productivity
Tingkat kohesifitas dan norma tinggi. Anggota dalam kelompok akan merasa nyaman dan tidak
ada praduga. Sebagi contoh kelompok orang China, beraga Kristen yang berasal dari daerah
Manado ditambah dengan menjunjung tinggi kejujuran dan keadilan di antara anggotanya.
Dalam kelompok tersebut anggota pasti merasa nyaman.
 Moderate Productivity
Tingkat kohesifitas rendah tetapi menganut norma tinggi. Contohnya, anggota kelompok tidak
semua beraga Kristen, tidak semua dari suku China, dan tidak semua dari Manado. Semua orang
bisa berpartisipasi dalam kelompok ini asalkan mereka menjunjung tinggi rasa kejujuran dan
keadilan. Maka anggota dari kelompok tersebut berada pada tingkat produktivitas yang
moderate.
 Low Productivity
Tingkat kohesifitas tinggi namun penganutan normanya rendah. Misalnya, anggota kelompok
terdiri dari suku China, beragama Kristen, dan berasal dari Manado. Tetapi mereka kurang
menjunjung tinggi kejujuran dan keadilan. Dengan begitu produktivitas anggotanya berada pada
tingkat rendah.
 Moderate to Low Productivity
Tingkat kohesivitas dan penganutan norma rendah. Misalkan anggota orang yang berasal dari
suku apapun, dari agama apapun, dan dari wilayah mana pun, boleh bergabung dengan kelompok
ini. Tetapi mereka tidak menjunjung tinggi kejujuran dan keadilan.

Group Task - Pengambilan Keputusan


 Kelompok yang lebih besar berfungsi memfasilitasi penyatuan informasi tentang tugas-
tugas kompleks
 Kelompok kecil lebih cocok untuk koordinasi dan memfasilitasi pelaksaan tugas-tugas
yang kompleks
 Secara sederhana, standar kerja yang rutin dapat mengurangi persyaratan sehingga proses
kelompok menjadi efektif agar kelompok tersebut dapat berperforma dengan baik

Kekuatan:
- informasi lebih lengkap
- meningkatkan keragaman cara pandang
- kualitas pengambilan keputusan tinggi
- meningkatkan diterimanya solusi

Kelemahan:
- lebih banyak menghabiskan waktu
- meningkatkan tekanan untuk penyesuaian
- didominasi oleh salah satu atau beberapa anggota
- tanggung jawab ambigu

Groupthink
Suatu fenomena dimana aturan untuk persetujuan umum mengesampingkan penilaian yang
realistis dari suatu tindakan alternatif

Gejala fenomena groupthink

 Anggota kelompok merasionalisasi perlawanan terhadap asumsi yang telah mereka buat
 Anggota menerapkan tekanan langsung pada mereka yang mengungkapkan keraguan
tentang pandangan bersama atau yang mempertanyakan alternatif yang disukai oleh
mayoritas
 Anggota yang memiliki keraguan atau pandangan yang berbeda tetap berdiam diri
dengan perasaan was-was
 Adanya suatu ilusi kebulatan suara
Groupshift
Sebuah perubahan resiko keputusan antara keputusan kelompok dan keputusan individu dimana
anggota dalam kelompok tersebut dapat membuatnya, dapat berupa arah konservatisme
(menutup diri) atau resiko yang lebih besar

Teknik pengambilan keputusan kelompok


 Interaksi kelompok : Kelompok yang khas dimana para anggota berinteraksi dengan
saling bertatap muka

 Teknik kelompok nominal : Metode pengambilan keputusan kelompok dimana masing-


masing anggota bertemu tatap muka dengan mengumpulkan penilaian mereka secara
sistematis tetapi independen

 Brainstorming : Sebuah proses gagasan generasi yang secara khusus mendorong setiap
dan semua alternatif, sementara menahan setiap kritik dari alternatif tersebut

 Pertemuan elektronik : Pertemuan dimana anggota berinteraksi pada komputer,


memungkinkan untuk berkomentar yang tidak diketahui dan agregasi atau keseluruhan
penilaian.

Source : http://po6kamis1030.blogspot.com/2014/05/group-behavior.html

Chp 5 : TEAM WORK


Definisi Teamwork
Pengertian team work adalah sebuah sistem pekerjaan yang kerjakan oleh dua orang atau lebih
untuk mendapatkan tujuan yang direncanakan bersama. Kerja sama dalam tim kerja menjadi sebuah
kebutuhan dalam mewujudkan keberhasilan kinerja dan prestasi kerja. Kerja sama dalam tim kerja akan
menjadi suatu daya dorong yang memiliki energi dan sinergisitas bagi individu-individu yang tergabung
dalam kerja tim. Komunikasi akan berjalan baik dengan dilandasi kesadaran tanggung jawab tiap
anggota.

Tracy (2006) menyatakan bahwa teamwork merupakan kegiatan yang dikelola dan dilakukan
sekelompok orang yang tergabung dalam satu organisasi. Teamwork dapat meningkatkan kerja sama
dan komunikasi di dalam dan di antara bagian-bagian perusahaan. Biasanya teamwork beranggotakan
orang-orang yang memiliki perbedaan keahlian sehingga dijadikan kekuatan dalam mencapai tujuan
perusahaan.

Pernyataan di atas diperkuat Dewi (2007) kerja tim (teamwork) adalah bentuk kerja dalam
kelompok yang harus diorganisasi dan dikelola dengan baik. Tim beranggotakan orang-orang yang
memiliki keahlian yang berbeda-beda dan dikoordinasikan untuk bekerja sama dengan pimpinan. Terjadi
saling ketergantungan yang kuat satu sama lain untuk mencapai sebuah tujuan atau menyelesaikan
sebuah tugas. Dengan melakukan teamwork diharapkan hasilnya melebihi jika dikerjakan secara
perorangan.

Stephen dan Timothy (2008) menyatakan teamwork adalah kelompok yang usaha-usaha
individualnya menghasilkan kinerja lebih tinggi daripada jumlah masukan individual. Teamwork
menghasilkan sinergi positif melalui usaha yang terkoordinasi. Hal ini memiliki pengertian bahwa kinerja
yang dicapai oleh sebuah tim lebih baik daripada kinerja perindividu di suatu organisasi ataupun suatu
perusahaan.

Jenis Teamwork
Dalam teamwork terdiri dari 6 (enam) jenis, yaitu:

1) Tim Formal
Tim formal adalah sebuah tim yang dibentuk oleh organisasi sebagai bagian dari struktur organisasi
formal.

2) Tim Vertikal
Tim vertikal adalah sebuah tim formal yang terdiri dari seorang manajer dan beberapa orang
bawahannya dalam rantai komando organisasi formal.

3) Tim Horizontal
Tim horizontal adalah sebuah tim formal yang terdiri dari beberapa karyawan dari tingkat hirarki
yang hampir sama tapi berasal dari area keahlian yang berbeda.

4) Tim dengan Tugas Khusus


Tim dengan tugas khusus adalah sebuah tim yang dibentuk diluar organisasi formal untuk
menangani sebuah proyek dengan kepentingan atau kreativitas khusus.
5) Tim Mandiri
Tim Mandiri adalah sebuah tim yang terdiri dari 5 hingga 20 orang pekerja dengan beragam
keterampilan yang menjalani rotasi pekerjaan untuk menghasilkan sebuah produk atau jasa secara
lengkap, dan pelaksanaannya diawasi oleh seorang annggota terpilih.

6) Tim Pemecahan Masalah


Tim pemecahan masalah adalah biasanya terdiri dari 5 hingga 12 karyawan yang dibayar perjam
dari departemen yang sama, dimana mereka bertemu untuk mendiskusikan cara memperbaiki kualitas,
efisiensi, dan lingkungan kerja.

Kemudian ada 3 (tiga) tipe tim, yaitu:

a) Problem solving team


Sebuah tim yang dibentuik untuk mengatasi berbagai masalah yang muncul dalam upaya
memperbaiki produktivitas. Pada dasarnya, kegiatan tim ini adalah mengidentifikasikan berbagai
masalah, mendiskusikan bagaimana memecahkan masalah tersebut dan melakukan tindakan untuk
memperbaiki. Anggota tim biasanya berasal dari satu departemen yang beranggotakan kurang lebih
sepuluh orang yang melakukan pertemuan rutin setiap minggu.

b) Self managed team


Sebuah tim yang dimaksudkan untuk memperbaiki produktivitas dengan memberikan kewenangan
pada kelompok untuk mengatur kerja mereka, misalnya menjadwal kerja, menentukan metode kerja,
mengawasi anggota, memberi reward dan hukuman bagi anggota dan merekrut anggota. Keanggotaan
ini biasanya berasal dari satu departemen yang melakukan tugas yang sama.

c) Cross functional team


Sebuah tim yang ditujukan untuk menyelesaikan tugas-tugas khusus, misalnya pengembangan
produk baru atau perencanaan dan perubahan sistem kompensasi. Anggota tim ini berasal dari berbagai
departemen yang memiliki keahlian dan orientasi yang berbeda yang bekerjasama untuk mencapai
suatu tujuan.

Karakteristik Teamwork
Dalam teamwork terdapat beberapa karakteristik. Diantaranya:
A. Ukuran
Secara umum, ketika ukuran tim meningkat, akan lebih sulit bagi setiap anggota untuk dapat saling
berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. Ukuran kelompok mengusulkan hal hal berikut ini :
1. Tim kecil ( 2 sampai 4 anggota ) menunjukan lebih banyak persetujuan, mengajukan lebih banyak
pertanyaan, dan bertukar lebih banyak opini. Merek cenderung bersikap informaldan tidak banyak
menuntut pemimpin.
2. Tim besar cenderung memiliki lebih banyak perselisihan pendapat dan perbedaan opini. Karena
kurangnya kepuasan dihubungkan dengan tugas yang dispesialisasikan serta komunikasi yang buruk,
para anggota tim memiliki sedikit kesempatan untuk berpatisipasi dan merasakan keakraban kelompok.
B. Peran Anggota
Dalam tim – tim yang sukses syarat kinerja tugas dan kepuasan social dipenuhi oleh munculnya dua
jenis peran yaitu spesialis tugas dan sosioemosional.

Orang – orang yang memainkan peran spesialis tugas menghabiskan waktu dan energi untuk
membantu tim meraih tujuannya. Mereka sering memperlihatkan perilaku – perilaku berikut :

a) Memprakarsai ide

b) Memberikan opini

c) Mencari informasi

d) Meringkas

e) Memberi semangat

Orang – orang yang menggunakan peran sosioemosional mendukung kebutuhan emosional para
anggota tim dan membantu menguatkan kesatuan social. Mereka memperlihatkan perilaku – perilaku
berikut :

a) Mendorong

b) Berpadu

c) Mengurangi Ketegangan

d) Mengikuti

e) Berkompromi
Beberapa ahli mengatakan bahwa dalam suatu kelompok terdapat ciri – ciri, yaitu :
1) Terdiri dari 2 orang atau lebih
2) Adanya interaksi yang terus menerus
3) Adanya pengembangan identitas kelompok
4) Adanya norma – norma kelompok
5) Adanya diferensiasi peran
6) Peran yang saling tergantung
7) Produktivitas bertambah atau meningkat

Manfaat Dan Fungsi Teamwork


Manfaat tim bagi individu dan tim bagi organisasi, yaitu:

A. Manfaat tim bagi individu


1) Pekerjaan lebih bervariasi
2) Lebih banyak kebebasan untuk membuat dan menindaklanjuti keputusan yang benar
3) Meningkatkan kesempatan untuk mempelajari keahlian baru
B. Manfaat tim bagi organisasi
1) Meningkatkan komitmen terhadap keputusan yang diambil
2) Meningkatkan produktivitas tim kerja
3) Lebih fleksibel dalam operasional kerja
4) Meningkatkan rasa tanggungjawab

Tahap Perkembangan Teamwork


Hal yang sangat mendasar dalam mewujudkan keutuhan sebuah tim agar dapat berkinerja dan
berdaya guna adalah dengan melakukan perancangan tim yang baik. Pentingnya perancangan tim yang
baik diuraikan Griffin (2004) dengan membagi ke dalam 4 (empat) tahap perkembangan, yaitu:

a) Forming (pembentukan), adalah tahapan di mana para anggota setuju untuk bergabung dalam suatu
tim. Karena kelompok baru dibentuk maka setiap orang membawa nilai-nilai, pendapat dan cara kerja
sendiri-sendiri. Kelompok cenderung belum dapat memilih pemimpin (kecuali tim yang sudah dipilih
ketua kelompoknya terlebih dahulu).
b) Storming (merebut hati), adalah tahapan di mana kekacauan mulai timbul di dalam tim. Pemimpin yang
telah dipilih seringkali dipertanyakan kemampuannya dan anggota kelompok tidak ragu-ragu untuk
mengganti pemimpin yang dinilai tidak mampu. Faksi-faksi mulai terbentuk, terjadi pertentangan karena
masalah- masalah pribadi, semua bersikeras dengan pendapat masing-masing. Komunikasi yang terjadi
sangat sedikit karena masing-masing orang tidak mau lagi menjadi pendengar.
c) Norming (pengaturan norma), adalah tahapan di mana individu-individu dan subgroup yang ada dalam
tim mulai merasakan keuntungan bekerja bersama dan berjuang untuk menghindari team tersebut dari
kehancuran (bubar). Karena semangat kerjasama sudah mulai timbul, setiap anggota mulai merasa
bebas untuk mengungkapkan perasaan dan pendapatnya kepada seluruh anggota tim.
d) Performing (melaksanakan), adalah tahapan merupakan titik kulminasi di mana team sudah berhasil
membangun sistem yang memungkinkannya untuk dapat bekerja secara produktif dan efisien. Pada
tahap ini keberhasilan tim akan terlihat dari prestasi yang ditunjukkan.

Kekuatan Teamwork
Dalam sebuah tim yang dibutuhkan adalah kemauan untuk saling bergandeng-tangan
menyelesaikan pekerjaan. Bisa jadi satu orang tidak menyelesaikan pekerjaan atau tidak ahli dalam
pekerjaan A, namun dapat dikerjakan oleh anggota tim lainnya. Inilah yang dimaksudkan dengan kerja
tim, beban dibagi untuk satu tujuan bersama.
Saling mengerti dan mendukung satu sama lain merupakan kunci kesuksesan dari teamwork.
Jangan pernah mengabaikan pengertian dan dukungan ini. Meskipun terjadi perselisihan antar pribadi,
namun dalam tim harus segera menyingkirkannya terlebih dahulu. Bila tidak kehidupan dalam tim jelas
akan terganggu. Bahkan dalam satu tim bisa jadi berasal dari latar belakang divisi yang berbeda yang
terkadang menyimpan pula perselisihan. Makanya sangat penting untuk menyadari bahwa kebersamaan
sebagai anggota tim di atas segalanya.
Berikut poin-poin teamwork yang baik:
1) Teamwork adalah kerjasama dlm tim yang biasanya dibentuk dari beragam divisi dan kepentingan.
2) Sama-sama bekerja bukanlah teamwork, itu adalah kerja individual.
3) Filosofi teamwork: ‘saya mengerjakan apa yang Anda tidak bisa dan Anda mengerjakan apa yang saya
tidak bisa.
4) Ketika berada dalam teamwork, segala ego pribadi, sektoral, deparmen harus disingkirkan.
5) Dalam teamwork yang dikejar untuk dicapai adalah target bersama, bukan individual.
6) Keragaman individu dalam teamwork memang sebuah nilai plus namun bisa menjadi minus jika tidak
ada saling pengertian.
7) Saling pengertian terhadap karakter masing-masing anggota team akan menjadi modal sukses bersama.
8) Jika setiap orang bekerjasama via bidang masing-masing, target korporasi pasti akan segera terealisasi.
9) Individu yang egois mengejar target pribadi akan menghambat keberhasilan team. Bayangkan jika si A
mengejar target A & si B mengejar target B, lalu target bersama bermuara kemana?
10) Keahlian masing-masing sungguh menjadi anugerah dalam teamwork yang akan mempercepat proses
pencapaian target.
11) Kendalikan ego dan emosi saat bersama agar pergesekan tidak berujung pada pemboikotan kerjasama.
12) Dengan pemahaman yang tinggi soal karakter individu dalam team, realisasi target tidak perlu waktu
yang lama.
13) Ingatlah selalu bahwa: ‘teamwork makes the dream work’.

Ciri-Ciri Teamwork yang Efektif


Ciri-ciri teamwork yang efektif, diantaranya:

A. Tujuan yang sama.


Jika semua anggota tim mendayung ke arah yang sama, pasti kapal yang didayung akan lebih cepat
sampai ke tempat tujuan, dari pada jika ada anggota tim yang mendayung ke arah yang berbeda,
berlawanan, ataupun tidak mendayung sama sekali karena bingung ke arah mana harus mendayung.
Jadi, pastikan bahwa tim memiliki tujuan dan semua anggota tim Anda tahu benar tujuan yang hendak
dicapai bersama, sehingga mereka yakin ke arah mana harus mendayung.

B. Antusiasme yang tinggi.


Pendayung akan mendayung lebih cepat jika mereka memiliki antusiasme yang tinggi. Antusiasme
tinggi bisa dibangkitkan jika kondisi kerja juga menyenangkan: anggota tim tidak merasa takut
menyatakan pendapat, mereka juga diberi kesempatan untuk menunjukkan keahlian mereka dengan
menjadi diri sendiri, sehingga kontribusi yang mereka berikan juga bisa optimal.

C. Peran dan tanggung jawab yang jelas.


Jika semua ingin menjadi pemimpin, maka tidak akan ada yang mendayung. Sebaliknya, jika semua
ingin menjadi pendayung, maka akan terjadi kekacauan karena tidak ada yang memberi komando untuk
kesamaan waktu dan arah mendayung. Intinya, setiap anggota tim harus mempunyai peran dan
tanggung jawab masing-masing yang jelas. Tujuannya adalah agar mereka tahu kontribusi apa yang bisa
mereka berikan untuk menunjang tercapainya tujuan bersama yang telah ditentukan sebelumnya.

D. Komunikasi yang efektif.


Dalam proses meraih tujuan, harus ada komunikasi yang efektif antar-anggota tim. Strateginya:
Jangan berasumsi. Artinya, jika Anda tidak yakin semua anggota tim tahu apa yang harus menjadi
prioritas utama untuk diselesaikan, jangan berasumsi, tanyakan langsung kepada mereka dan berikan
informasi yang mereka perlukan.

E. Resolusi Konflik.
Dalam mencapai tujuan mungkin saja ada konflik yang harus dihadapi. Tetapi konflik ini tidak harus
menjadi sumber kehancuran tim. Sebaliknya, konflik ini yang dapat dikelola dengan baik bisa dijadikan
senjata ampuh untuk melihat satu masalah dari berbagai aspek yang berbeda sehingga bisa diperoleh
cara baru, inovasi baru, ataupun perubahan yang memang diperlukan untuk melaju lebih cepat ke arah
tujuan.

F. Shared power.
Jika ada anggota tim yang terlalu dominan, sehingga segala sesuatu dilakukan sendiri, atau
sebaliknya, jika ada anggota tim yang terlalu banyak menganggur, maka pasti ada ketidakberesan dalam
tim yang lambat laun akan membuat tim menjadi tidak efektif. Jadi, tiap anggota tim perlu diberikan
kesempatan untuk menjadi ”pemimpin”, menunjukkan ”kekuasaannya” di bidang yang menjadi keahlian
dan tanggung jawab mereka masing-masing. Sehingga mereka merasa ikut bertanggung jawab untuk
kesuksesan tercapainya tujuan bersama.

G. Keahlian.
Tim yang terdiri dari anggota-anggota dengan berbagai keahlian yang saling menunjang akan lebih
mudah bekerja sama mencapai tujuan. Berbagai keahlian yang berbeda tersebut dapat saling
menunjang sehingga pekerjaan menjadi lebih mudah dan lebih cepat diselesaikan.

H. Evaluasi.
Bagaimana sebuah tim bisa mengetahui sudah sedekat apa mereka dari tujuan, jika mereka tidak
menyediakan waktu sejenak untuk melakukan evaluasi? Evaluasi yang dilakukan secara periodik selama
proses pencapaian tujuan masih berlangsung bisa membantu mendeteksi lebih dini penyimpangan yang
terjadi, sehingga bisa segera diperbaiki.

Cara Membangun Teamwork


Agar dapat membangun sebuah tim yang bagus dan baik, diperlukan lebih dari sekadar
mengumpulkan orang-orang yang tepat. Sebab, ujian utama dari leadership sebenarnya adalah
menciptakan lingkungan dimana setiap individu mau bekerja secara kooperatif dan kolaboratif.

Dalam membangun kerja sama tim yang lebih baik, caranya adalah :
1. Fokus

Jelaskan rencana jangka panjang organisasi dan lakukan follow-up dengan teratur. Orang-orang
sering kali terlalu fokus pada masalah hari ini dan pekerjaan rutinnya, sehingga kehilangan gambaran
dari tujuan utama secara keseluruhan.

2. Definisikan Peran

Garis bawahi dengan jelas tanggung jawab dan peran setiap individu dalam suatu tim. Hal ini sangat
penting untuk menjamin kesuksesan tim. Pemahaman tim terhadap tugas dan tanggung jawab masing-
masing akan sangat membantu dalam pelaksanaan kerja sama tim secara kolaboratif.

3. Tetapkan Tujuan

Anggota tim perlu memperhatikan tujuan individu maupun tujuan tim. Dukunglah mereka untuk
menentukan tujuan jangka pendek yang dapat diraih dan dapat diukur, serta tujuan jangka panjang.
Dengan tujuan yang jelas dan kode etik atau aturan tertentu, tim akan mulai bisa mengatur dirinya
sendiri untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.

4. Bagikan Informasi

Informasi yang disembunyikan akan dianggap sebagai gosip atau rumor. Produktivitas dan moral
tim akan menurun bila mereka menemukan banyak informasi yang tidak jelas berkeliaran, terutama di
masa-masa sulit atau peralihan. Bagikan dan sebarkanlah semua informasi yang memang perlu
dikomunikasikan ke semua anggota tim, dan jangan lupa untuk terus meng-update informasi tersebut
sesering mungkin.

5. Kepercayaan

Jadilah orang yang dapat dipercaya dan diandalkan. Hargailah kata-kata Anda sendiri. Bila Anda
seorang pemimpin dan Anda sudah berjanji untuk memberikan sesuatu kepada anak buah, maka
pastikan Anda menepati janji tersebut.

6. Dengarkan

Bersikaplah terbuka terhadap ide-ide dari anggota tim lain. Berikan mereka kesempatan untuk
menyampaikan pendapat dalam rapat atau saat brainstorming. Pertimbangkan setiap saran mereka.
Kita tidak akan pernah benar-benar tahu saran dan pendapat mana yang terbaik sampai kita sendiri
membuktikannya.

7. Bersabar

Bila tim Anda terlihat bermasalah dan tidak menunjukkan hasil apa pun, bersabarlah. Beri waktu
dan amati perkembangannya. Sering kali mereka bisa mengatasi masalahnya sendiri, dan Anda perlu
mengawasi dan mengamati saja.

8. Dukungan

Setiap anggota tim harus ditantang untuk berkontribusi dalam segala hal. Dorong mereka untuk
ikut training bila memang diperlukan dan beri kesempatan untuk keluar dan melakukan sendiri tugas-
tugasnya. Mereka perlu merasa nyaman dalam melakukan tugas supaya dapat menemukan potensi unik
dalam diri mereka sendiri.

9. Tunjukan Antusiasme

Antusiasme mudah menular. Selalulah bersikap positif dan penuh harap. Bila mereka melihat Anda
mengharapkan sesuatu dari mereka, maka ada peluang mereka akan memberikan yang terbaik dan
berusaha tidak mengecewakan Anda. Fokuslah juga pada hal-hal yang dikerjakan dengan benar, dan
tidak selalu melihat kesalahan orang lain saja.

10. Have Fun

Bangun semangat yang ada di dalam tim agar bisa selalu memberikan energi yang tinggi
dan spirit persatuan. Sediakan waktu untuk tertawa bersama dan ciptakan suasana yang sesantai
mungkin.

11. Delegasi

Jelaskan apa yang harus dikerjakan dan bagaimana caranya (bila diperlukan), lalu biarkan. Lebih
baik lagi jika Anda dapat menjelaskan masalah yang ada dan seperti apa hasil yang Anda inginkan. Lalu,
biarkan tim Anda mengembangkan cara mereka sendiri untuk menyelesaikan tugas tersebut sesuai
waktu yang telah ditetapkan.

12. Berikan Penghargaan


Rayakan keberhasilan bersama-sama dan berikan penghargaan kepada anggota tim tapi tidak
secara individual. Hindari semua tindakan yang bisa menimbulkan kecemburuan di antara anggota.

Terakhir, yang penting adalah terus-menerus memberi inspirasi kepada semua anggota tim. Bila
berbicara tentang hal apa pun yang berhubungan dengan tim, gunakanlah kata 'kita' dan bukan kata
'saya'.

Bekerja Sama Dalam Teamwork


Harus disadari bahwa teamwork merupakan peleburan berbagai pribadi yang menjadi satu pribadi
untuk mencapai tujuan bersama. Tujuan tersebut bukanlah tujuan pribadi, bukan tujuan ketua tim,
bukan pula tujuan dari pribadi yang paling populer di tim.

Dalam sebuah tim yang dibutuhkan adalah kemauan untuk saling bergandeng-tangan
menyelesaikan pekerjaan. Bisa jadi satu orang tidak menyelesaikan pekerjaan atau tidak ahli dalam
pekerjaan A, namun dapat dikerjakan oleh anggota tim lainnya. Inilah yang dimaksudkan dengan kerja
tim, beban dibagi untuk satu tujuan bersama.

Menjalani suatu track kehidupan pekerjaan, tak kan mudah kita bisa berpaling dari suasana yang
menuntut keharusan bekerja sama, atau bisa dikata, lebih dari sekedar bekerja bersama-sama atau
bahkan dikatakan bersama-sama bekerja dengan teman kerja (team work).

Ada saat kita berposisi sebagai staf, namun lambat atau cepat, bisa juga beralih posisi sebagai
manajer. Berikut adalah tips bekerja sama dalam team work sehingga mungkin bisa sedikit membantu
agar tercapai harmoni dan soliditas antar sesama anggota tim.

1. Mengenal setiap personil tim.

2. Temukan kesamaan untuk memperlancar komunikasi carilah kesamaan antara Anda dan rekan sekerja.

3. Hargai kesempatan orang lain bicara.

4. Bersikap ramah.

5. Tuliskan dan dokumentasikan.

6. Terbuka dan jujur.

7. Kendalikan emosi.
8. Selalu tawarkan solusi.

Implikasi Pada Manajerial


Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, kata Implikasi berarti akibat. Kata Implikasi sendiri dapat
merujuk ke beberapa aspek yaitu salah satunya yang dibahas saat ini adalah manajerial atau
manajemen.

Dalam manajemen terdapat 2 implikasi yaitu :

1) Implikasi prosedural meliputi tata cara analisis, pilihan representasi, perencanaan kerja dan formulasi
kebijakan
2) Implikasi kebijakan meliputi sifat substantif, perkiraan ke depan dan perumusan tindakan.
Implikasi manajerial dalam hal pembentukan kelompok sangat terlihat pada pembentukan team
work pada suatu perusahaan. Perusahaan dapat mengefektifkan dan mengefisiensikan proses
operasional usaha mereka melalui team work. Pemimpin perusahaan juga dapat lebih mudah dalam
mengontrol tenaga kerja mereka sehingga dapat memberikan apresiasi sesuai dengan hasil pencapaian
baik secara umum melalui team work maupun secara khusus melalui anggota-anggotanya.

Dalam pengambilan keputusan dibidang manajerial, seorang pemimpin harus memperhatikan


segala aspek yang melatarbelakangi sebuah permasalahan yang harus diberikan jalan keluar.
Ketrampilan seorang pemimpin dalam hal ini harus selalu diasah karena permasalahan yang muncul
akan semakin kompleks dan semakin membutuhkan pertimbangan yang matang. Dibutuhkan
kebijaksanaan dalam mengambil keputusan-keputusan penting, tetapi resiko dari keputusan yang telah
diambilpun harus bisa diterima oleh semua kalangan. Oleh karena itu penting untuk seorang pemimpin
memperhatikan detail dari semua aspek yang ada, sebisa mungkin sebuah keputusan harus diambil
untuk kebaikan dan keadilan semuanya.

Teori dikemukakan oleh Robert K. Blake dan Jane S. Mouton yang membedakan dua dimensi dalam
kepemimpinan, yaitu “concern for people” dan “concern for production”. Pada dasarnya teori
managerial grid ini mengenal lima gaya kepemimpinan yang didasarkan atas dua aspek tersebut, yaitu:

1. Improvised artinya pemimpin menggunakan usaha yang paling sedikit untuk menyelesaikan tugas
tertentu dan hal ini dianggap cukup untuk mempertahankan organisasi.
2. Country Club artinya kepemimpinann didasarkan kepada hubungan informal antara individu artinya
perhatian akan kebutuhan individu dengan persahabatan dan menimbulkan suasana organisasi dan
tempo kerja yang nyaman dan ramah.
3. Team yaitu kepemimpinan yang didasarkan bahwa keberhasilan suatu organisasi tergantung kepada
hasil kerja sejumlah individu yang penuh dengan pengabdian dan komitmen. Tekanan untama terletak
pada kepemimpinan kelompok yang satu sama lain saling memerlukan. Dasar dari kepemimpinan
kelompok ini adalah kepercayaan dan penghargaan.
4. Task artinya pemimpin memandang efisiensi kerja sebagai factor utama keberhasilan organisasi.
Penampilan terletak pada penampilan individu dalam organisasi.
5. Midle Road artinya kepemimpinan yang menekankan pada tingkat keseimbangan antara tugas dan
hubungan manusiawi , dengan kata lain kinerja organisasi yang mencukupi dimungkinkan melalui
penyeimbangan kebutuhan untuk bekerja dengan memelihara moral individu pada tingkat yang
memuaskan.
http://kelompokpo10.blogspot.com/2014/06/chp-5-team-work.html

Pengertian Metode Pekerjaan Sosial dengan Kelompok (Group Work)


The National Association of social work (1947) mengartikan Social Group Work sebagai suatu pelayanan
kepada kelompok dimana tujuan utamanya untuk membantu anggota kelompok memperbaiki
penyesuaian sosial mereka(social adjustment),dan tujuan keduanya untuk membantu kelompok
mencapai tujuan-tujuan yang di sepakati oleh masyarakat.
Gisela Konopka(1972) mengemukakan bahwa Social Group Work merupakan suatu pendekatan yang
dengan langsung menyadarkan individu melalui pengembangan kapasitasnya saat menghubungkan dia
dengan kelompoknya,agar dia belajar memberikan kontribusi kepada kelompok.
Kebutuhan –kebutuhan manusia yang hanya dapat di penuhi melalui kelompok tersebut menurut
Charles E.Hendry dalam H.B. Trecker (1950)adalah:
1. Kebutuhan-kebutuhan dasar (elemental needs), yang terdiri atas :
a) Kebutuhan akan persahabatan
b) Kebutuhan akan pengetahuan
c) Kebutuhan akan berpetualang.
d) Kebutuhan berkarya secara kreatif.
e) Kebutuhan untuk diterima kelompok.
2. Kebutuhan-kebutuhan perkembangan (developmental needs) yaitu kebutuhan-kebutuhan yang
muncul sesuai dengan tahap kematangan seseorang, dari masa kanak-kanak ,menuju masa kedewasaan
,yaitu:
a) Kebutuhan akan teman dari jenis kelamin yang berbeda (anak laki-laki terhadap anak perempuan
atau sebaliknya)
b) Kebutuhan untuk memperoleh kebebasan dari orang tua
c) Kebutuhan untuk menyesuaikan program-program diri sendiri dengan perubahan –perubahan fisik
,ekonomi serta perubahan-perubahan kemampuan lainnya yang dialami (mental,sosial)
3. Kebutuhan –kebutuhan fungsional (functional needs),yang meliputi :
a) Kebutuhan untuk mengembangkan ketrampilan-ketrampilan artistic (seni), tangan ,dan
ketrampilan teknis lainya.
b) Kebutuhan untuk mengadakan hubungan dengan alam .
c) Kebutuhan untuk melakukan komptemplasi secara kreatif , komptemplasi adalah merenung untuk
mengkaji perbuatan yang telah di lakukan ,mencari ilham ,menemukan kebenaran dll.
d) Kebutuhan untuk mempelajari hal-hal yang tidak berkaitan dengan pekerjaan(ekstra kurikuler)

2.2 Tujuan Pekerjaan Sosial dengan Kelompok


Menurut Albert S .Alisi(1980)tujuan pekerjaan sosial dengan kelompok adalah:
1) Korektif , memberikan pengalaman-pengalaman restorative (perbaikan)dan remidial
(pengembangan) terhadap disfungsi personal dan sosial atau perpecahan individu-individu atau di dalam
situasi-situasi sosial .
2) Preventif ,mencegah perpecahan pribadi dan sosial dimana terjadi kemerosotan/kemunduran yang
membahayakan.
3) Pertumbuhan dan perkembangan yang normal,memudahkan proses pertumbuhan dan
perkembangan normal anggota-anggota kelompok, terutama selama masa-masa tertentu yang
menekan (stressfull) dalam siklus kehidupan.
4) Peningkatan pribadi ,mencapai secara lebih besar pencapaian cita-cita (self fullfilment) dan
peningkatan pribadi melalui hubungan-hubungan antar pribadii yang berarti dn merangsang
(stimulating)
5) Tanggung jawab dan partisipasi warga ,menanamkan nilai-nilai demokratis dikalangan anggota-
anggota kelompok ,dibantu untuk terlibat secara bertanggungjawab baik sebagai anggota kelompk
,sebagai individu-individu maupun sebagai partisipan aktif dalam masyarakat.

2.3 Tipe –Tipe Kelompok dalam Pekerjaan Sosial dengan Kelompok.


Tipe-tipe kelompok dapat dijadikan alternativ pemecahan masalah dalam pekerjaan sosial dengan
kelompok antara lain:
1. Social conversation Group(kelompok percakapan sosial)
Percakapan sosial ini sering digunakan untuk tujuan menguji dan menentukan seberapa dalam suatu
hubungan dapat dikembangkan antara orang-orang yang belum saling mengenal dengan baik.
Percakapan sosial sering menghilang dan cenderung berubah tanpa tujuan.dalam percakapan sosial
tidak terdapat topik –topik yang teragenda secara formal.jika topiknya dangkal,subyek pembicaraan
mudah berubah .individu-individu yang menjadi anggota kelompok ini mungkin memiliki tujuan-tujuan
tersendiri,tetapi tujuan-tujuan tersebut tidak perlu menjadi agenda kelompok secara keseluruhan.
2. Recreation Skill Group(kelompok-kelompok rekreasi)
Tujuan kelompok ini adalah memberikan kegiatan-kegiatan untuk kesenangan. Kegiatan-kegiatan sering
bersifat spontan ,tidak harus ada pemimpin ,tempat dan peralatan tidak perlu banyak, artinya
akomodasi bersifat praktis , contoh permainan terbuka di lapangan ,permainan terbuka di ruangan,
permainan atletik informal ,dan perkemahan remaja.
Beberapa lembaga menyediakan tempat khusus berupa ruangan fisik untuk rekreasi ni .dengan
berekreasi dalam suasana rekreasi semacam ini dapat membantu membangun karakter anggota dan
mencegah kenakalan terutama di kalangan remaja.
3. Recreation Skill Group (kelompok-kelompok rekreasi ketrampilan)
Tujuan kelompok ini adalah untuk meningkatkan beberapa ketrampilan dan pada waktu bersamaan
memberikan pula kesenangan .berbeda dengan kelompok –kelompok rekreasi no (2) ,kelompok ini
memerlukan penasehat,pelatih dan instruktur,serta lebih berorientasi pada aturan permainan.
Contoh:tim-tim olah raga yang salng berkompetensi dalam olah raga renang,basket ,golf atau yang
bersifat seni.
4. Educational Group(kelompok pendidikana)
Fokus kelompok ini adalah untuk memperoleh pengetahuan dan mempelajari ketrampilan-ketrampilan
yang lebih kompleks.pemimpin biasanya seorang profesional yang benar-benar terlatih dan ahli dalam
bidang-bidang tertentu.misalnya topik-topik yang mencakup praktek-praktek ketrampilan dalam
mengurus bayi(baby sister )kursus kecantikan ,kursus otomotif ,kursus bahasa inggris dll.
5. Problem Solving Decission Making(kelompok pemecah masalah dan pengambilan keputusan )
Dalam kelompok ini pihak pemberi dan pihak penerima pelayanan-pelayanan sosial dapat secara
bersama-sama terlibat dalam kegiatan.pemberi pelayanan mengunakan pertemuan-pertemua untuk
mencapai tujuan suatu rencana pengembangan bagi seorang klien atau sekelompok klien.kelompok
harus dapat memutuskan bagimana mengalokasikan sumber-sumber dana yang terbaik ,juga
memutuskan bagaimana memperbaiki pelaksanaan pelayanan bagi klien ,merubah keputusan –
keputusan kebijakan dari lembaga ,memutuskan bagaimana memperbaiki usaha-usaha koordinasi
dengan lembaga-lembaga lain.
Penerima manfaat yang masih potensial dapat membentuk kelompok untuk menemukan pendekatan-
pendekatan dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat saat ini. Data tentang kebutuhan-
kebutuhan masyarakat saat ini .data kelompok digunakan sebagai alat baik untuk mengembangkan
program ,maupun untuk mempengaruhi lembaga –lembaga yang ada agar memberikan elayanan.
Setiap partisipan biasnya memiliki minat (Interest)pribadi dan terlibat langsung dalam proses
pencapaian tujuan .dalam kelompok ini biasanya terdapat seorang pemimpin formal berdasarkan
pemilihan ,dan pemimpin –pemimpin lainya kadang-kadang mulai selama proses berlangsung.dalam hal
ini pekerja sosial dapat berfungsi sebagai stimulator dan organisator juga sebagai partisipan kelompok
tersebut.
bersifat umum dan khusus. Prinsip umum merupakan dasar pelaksanaan praktik pekerjaan sosial pada
umumnya, sedangkan prinsip khusus berkaitan langsung dengan prinsip yang diterapkan pada praktik
metode bimbingan sosial kelompok.
6. Self Help Group(Kelompok bantu diri)
Kelompok-kelompok bantu diri menjadi semakin populer dan sering diangap berhasil dalma membantu
individu-individu yang mempunyai masalah pribadi atau masalah sosial. Menurut Katz dan bender
,definisi kelompok bantu diri adalah :suatu kelompok kecil yang disusun untuk membantu (Mutual aid)
dan untuk mencapai tujuan khusus serta bersifat sukarela.
Kelompok bantu diri ini dapat dibagi menjadi beberapa bentuk:
a. Kelompok yang memiliki fokus perhatian pada pemecahan masalah yang dialami oleh diri sendiri
,seperti kelompok penyandang masalah narkoba,alkoholis dll
b. Kelompok yang memiliki fokus pada advokasi sosial (pembela) seperti kelompok yang hak-hak
penyandang cacat ,kelompok yang memperjuangkan hak-hak kaum homosexsual dll
c. Kelompok yang memiliki fokus untuk menciptakan pola hidup alternatif .misalnya kelompok-
kelompok keagamaan yang menciptakan alternatif kehidupan baru untuk mencapai ketenangan atau
kebahagian yang hakiki.
d. Kelompok orang-orang yang merasa dirinya tersisih /tersingkir .kelompok ini memberikan
perlindungan kepada orang-orang yang merasa tertekan oleh anggapan-anggapan buruk dari
masyarakat seperti kelompok eks narapaidana, eks penyandang narkoba, eks pelacur, OHIDA (orang
yang hidup dengan penderita aids)
e. Kelompok gabungan dari masalah-masalah diatas (point a s/d d)

7. Socialization Groups (kelompok sosialisasi)


Banyak penulis yang menganggap bahwa tipe kelompok ini merupakan fokus utama Group Work .secara
umum tujuannya yaitu untuk mengembangkan atau mengubah sikap-sikap dan perilaku-perilaku
anggota kelompok agar dapat lebih di terima secara sosial.fokus-fokus lainnya adalah pengembangan
ketrampilan sosial,meningkatkan kepercayaan diri dan merencanakan masa depan.misal : bekerja untuk
sekelompok lanjut usia pada rumah perawatan (panti) untuk memotivasi mereka agar mau terlibat
dalam berbagai kegiatan.
8. Therapeutic Groups (Kelompok penyembuhan)
Pada umumnya kelompok-kelompok terapi ini terdiri dari orang-orang yang memiliki masalah –masalah
emosional yang agak berat.misalnya orang-orang yang mempunyai kepribadian ganda ,kelinan jiwa
,histeris . pemimpin kelompok ini memerlukan ketrampilan /keahlian persepsi ,pengetahuan tentang
perilaku manusia ,dinamika kelompok ,kemampuan melakukan konseling kelompok ,serta mampu
menggunakan kelompok untuk mengubah perilaku.
Sama dengan konseling one-to-one ,tujuan kelompok terapi adalah membuat anggota supaya dapat
mengeksplorasi masalah –masalah mereka secara mendalam ,dan kemudian mengembangkan satu atau
lebih strategi untuk mengatasi masalah tersebut.terapis kelompok biasanya menggunakan beberapa
pendekatan psychotherapy sebagai pedoman untuk mengubah sikap atau perilaku anggota .misalnya:
psikoanalisis, terapi realitas teori belajar ,terapi rasional ,analisis transaksi,terapi yang terpusat pada
klien ,dan psikodrama
9. Sensivity Groups (kelompok melatih kepekaan)
Encounter Group (kelompok pertemuan) sensivity training(pelatihan kepekaan) dan T training group
,adalah istilah –istilah yang sering dianggap sama.
Inti dari kegiatan kelompok ini adalah melakukan percakapan yang mendalam dengan sepenuh hati dan
jujur tentang mengapa mereka berperilaku seperti itu dalam kelompok, tujuan kelompok ini yaitu untuk
memperbaiki masalah kesadaran antar pribadi (interpersonal problem). Untuk mencapai suatu
perubahan maka di perlukan tahap-tahap:
1) Unfreezing(pencairan) 2) Change 3)Refreezing (pembekuan kembali).
Taha pertama Unfreezing terjadi ketika harapan-harapan kita tidak tercapai , pemimpin biasanya mulai
dengan pernyataan yang mendorong anggota-anggota kelompok untuk berpartisipasi, terbuka dan jujur
serta mengharapkan perasaan menjadi berbeda (mencair)
Tahap kedua dari proses tersebut adalah Change yaitu:
Yaitu dengan reaksi-reaksi spontan ,atau memberikan feed back (umpan balik) kepada orang lain.
Tahap ketiga adalah Refreezing yaitu pembekuan kembali,dimana perubahan yang telah di capai
diusahakan tidak mengalami perubahan atau penurunan sehingga perlu pembekuan.tujuan tahap ini
adalah perubahan dapat berjalan secara continue sehingga dapt berinteraksi secara efektif.
Kelompok sensitivity ini tidak secara langsung memecahkan masalah emosional atau masalah khusus
lainya yang dialami seseorang seperti masalah minuman keras ,perasaan depresi ,kelainan seksual dll
akan tetapi lebih tertuju pada upaya peningkatan kesadaran personal atau interpersonal serta
mengembangkan pola-pola interaksi yang lebih efektif.

2.7 Fungsi Bimbingan sosial kelompok


Sebagai metode pekerjaan sosial, bimbingan sosial kelompok mempunyai mempunyai fungsi sebagai
berikut.
a. menolong individu yang tertekan atau mengalami masalah
b. menolong kelompok untuk mencapai tujuan
c. mengadakan kegiatan yang bersifat preventif dan pengembangan.

2.1 Individu Sebagai Target Intervensi Kelompok


Beberapa faktor yang mempengaruhi dalam penggunaan kelompok.
1.Faktor Waktu
Faktor yang sangat penting dalam meningkatkan perubahan individual melalui kelompok adalah faktor
kelompok .faktor kelompok ini dapat dipecah lagi kedalam tiga unsur.
- Kerangka waktu,pekerja sosial dapat meminta kepada kelompok untuk mengalokasikan waktu
tertentu kepada seorang anggota yang membutuhkan perhatian khusus dari pekerja sosial.
- Pendekatan tertentu ,yang digunakan di dalam kelompok untuk membantu anggota secara
individual,misalnya pendekatan pemecahan masalah,alokasi peran dan umpan balik.
- Intensitas perhatian kelompok kepada anggota secara individual .
2. Faktor ukuran (size) kelompok
Ukuran kelompok ini menjadi faktor utama yang menentukan pemberian pemberian waktu kepada
pekerja sosial untuk melakukan interaksi kepada salah seorang anggota yang membutuhkan.kelompok
yang kecil (5-7 anggota) mungkin lebih memungkinkan untuk memperhatikan salah satu anggota yang
membutuhkan,sebaliknya kelompok yang besar mungkin kurang memberikan perhatian terhadap salah
satu anggota.
3. Isu-isu Teoritis
Mencakup perhatian utama pekerja sosial yang dijadikan landasan teoritis bagi pelaksanaan praktek
pertolongannya.artinya landasan teoritis mana yang dijadikan perhatian pekerja sosial.teori yang satu
menyatakan bahwa fokus dari kelompok adalah proses kelompok yang terutama menggarisbawahi
tentang pentingnya antar anggota,atau kurang memberikan perhatain kepada masalah individu satu
persatu.
Sedangkan teori yang lain justru mengutamakan perhatian kepada masalah individu satu persatu,karena
bagaimana juga tujuan akhir dari suatu proses pertolongan ,baik secara individual ataupun secara
kelompok adalah keberfungsian orang sebagai individu.
Peranan Aktif pekerja sosial yaitu bahwa pekerja sosial menggunakan kemampuannya untuk:
a. Teknik untuk mengubah presepsi individual.
b. Teknik untuk menggubah kognisi individual.
c. Teknik untuk mengubah afeksi individual .
d. Teknik untuk mengubah aksi/perilaku individu
2.8 Peran –peran Pekerja Sosial
Bila pekerja sosial melakukan intervensi kepada lingkungan dalam melakukan perubahan pada perilaku
anggota kelompok maka pekerja sosial dapat menggunakan peran berikut:
a. Advocate
Charles F.Grosser menegaskan bahwa klien seringkali berada pada situasi konflik drngan berbagai
institusi sosial .oleh karena itu ,pekerja sosial yang melaksanakan peran advocate ini dapat berfungsi
sebagai partisipan dalam konflik tersebut.
b. Mediator
Pada peranan ini pekerja sosial berupaya untuk memecahkan perselisihan antar anggota yang satu
dengan anggota yang lain,pada peranan ini ,pekerja sosial juga membantu kelompok-kelompok yang
bertentangan untuk saling bernegosiasi .
c. Broker.
Pekerja sosial memusatkan perhatiannya pada upaya untuk membantu anggota kelompok untuk
memilih sumber-sumber sosial yang dibutuhkan ,dan kemudian membantu mereka memanfaatkan
sumber tersebur.aspek penting dalam peranan ini adalah mengupayakan suatu tindakan agar unsur-
unsur dari lingkungan,serta sumber-sumber sosial yang berada dalam lingkungan agar bersedia
memberikan informasi kepada anggota kelompok mengenai prosedur pemanfaatanya.
d. Conferee
Middleman dan Goldbeerg menggambarkan peranan ini dalam suatu situasi dimana dua atau lebih
orang yang berkonsultasi bersama, mendiskusikan dan membandingkan opini-opininya berunding serta
merencanakan kegiatan yang akan dilaksanakan serta konferansi.aktifitas utama dalam peranan ini
adalah upaya pemecahan masalah serta peningkatan proses komunukasi.
BAB III
PENUTUPAN
3.1 KESIMPULAN
Terdapat beberapa hal yang dapat kita ambil dalam makalah ini yaitu
· Adanya Tahap Pra Kelompok,Tahap Memulai Kelompok, Tahap Mengakhiri Kelompok yang dapat
dipergunakan untuk membantu penyelesaian individu dalam kelompok
· Dengan Metode pekerjaan sosial kelompok dapat memberikan kemudahan dalam menjawab
berbagai permasalahan dalam kelompok
· Dengan adanya makalah metode pekerjaan sosial dengan kelompok maka kita dapat mengerti dan
memahami Peran –peran Pekerja Sosial

3.2 SARAN
Sebaiknya dalam pelaksanaan bimbingan sosial kelompok.
· Dengan adanya makalah ini di harapkan metode pekerja sosial dengan kelompok dapat
dipergunakan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan dalam kelompok.
· Kami berharap dengan adanya makalah ini dapat di jadikan suatu rujukan dalam kaitannya dengan
berbagai permasalahan yang terjadi di individu dalam kelompok.
· Dengan berbagai tahapan yang telah tersedia dalam metode pekerja sosial kelompok dapat
menambah dan meningkatkan pengetahaun tentang cara penyelesaian permasalahan kelompok.

Source : https://plus.google.com/105818729454107886829/posts/8oeJgmetCFs

Anda mungkin juga menyukai