Anda di halaman 1dari 3

Nama : Fahmi Zaldi

NIM : 0910581320003

Prodi : Bisnis Digital

Tugas Etika Bisnis

Resume : “Budaya Perusahaan”

 Pengertian Budaya Perusahaan.

Secara harfiah, budaya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)


memiliki arti : pikiran, akal budi, atau sejumlah pola sikap, keykinan, dan perasaan
tertentu yang mendasari, mengarahkan dan memberi arti pada tingkah laku seseorang
dalam suatu masyrakat. Sedangkan perusahaanadalah kegiatan (pekerjaan dan
sebagainya) yang diselenggarakan dengan peralatan atau dengan cara teratur dengan
tujuan mencari keuntungan (dengan menghasilkan sesuatu,mengolah atau membuat
barang-barang, berdagang, memberikan jasa, dan sebagainya).
Dapat disimpulkan dari penjelasan diatas bahwa, budaya perusahaan
(corporate culture) adalah keyakinan, nilai, kepercayaan, dan norma bersama yang
menjadi ciri perusahaan dan diikuti oleh anggota perusahaan. Budaya memberikan
kerangka acuan umum bagi anggota perusahaan yang dapat digunakan untuk
menafsirkan peristiwa dan fakta di lingkungan perusahaan. Budaya mengirim pesan
kepada orang-orang didalam perusahaan tentang bagaimana bisnis dilakukan.

 Faktor yang membedakan budaya perusahaan yang satu dengan yang lain.

Budaya perusahaan bervariasi karena perbedaan nilai-nilai bersama dari


organisasi, tingkat heirarki, latar belakang budaya karyawan, dan orientasi
perusahaan. Faktor-faktor ini membentuk karakteristik budaya masing-masing
perusahaan.
Misalnya, terkait dengan orientasi, beberapa perusahaan lebih berorientasi
pada orang, sementara yang lain berorientasi pada tugas. Dalam orientasi orang,
budaya cenderung memprioritaskan orang ketika membuat keputusan dan percaya
bahwa orang mendorong kinerja dan produktivitas.
Sementara itu, dalam orientasi tugas, budaya menekankan efisiensi dan
kualitas untuk mendorong kinerja dan produktivitas. Interaksi antara anggota
organisasi lebih kaku dan birokratis.

 Jenis-jenis Budaya Perusahaan.

Berdasarkan dimensi keramahan dalam hubungan antara orang-orang dalam


suatu organisasi dan dimensi soliditas (solidaritas tinggi berarti bahwa orang dapat
bekerja sama dengan baik menuju tujuan bersama, bahkan ketika mereka memiliki
perselisihan atau konflik pribadi), ada empat jenis budaya perusahaan:
 Budaya komunal (communal culture): memberi anggotanya rasa memiliki dan
juga didorong tugas. Pemimpin budaya ini biasanya sangat inspirasional dan
karismatik. Sisi negatifnya adalah mereka sering memiliki pengaruh terlalu
besar dan anggota jarang vokal.
 Budaya jaringan (networked culture): anggota adalah sebagai teman dan
keluarga yang memiliki kontak dekat dan peduli satu sama lain. Mereka
bersedia saling membantu dan berbagi informasi. Sisi negatifnya adalah
mereka begitu dekat dan ramah satu sama lain sehingga mereka enggan
mengkritik kinerja yang buruk.
 Mercenary culture: berfokus pada tujuan yang ketat. Tujuan harus dipenuhi
dan pekerjaan dilakukan dengan cepat. Semua orang fokus pada tujuan dan
objektivitas. Sisi negatifnya adalah mereka yang kinerjanya buruk mungkin
diperlakukan tidak manusiawi.
 Budaya terfragmentasi (fragmented culture): rasa memiliki dan identifikasi
dengan organisasi biasanya sangat lemah. Para individualis merupakan
organisasi, dan komitmen mereka diberikan pertama kepada anggota individu
dan pekerjaan tugas. Sisi negatifnya adalah kurangnya kerjasama.

Dimungkinkan untuk mengkategorikan budaya organisasi sebagai:

 Budaya integratif: menekankan konsensus dan konsistensi, prediktabilitas,


dan kejelasan. Integrasi ini membawa kesatuan, kepastian, dan kejelasan
untuk pengalaman kerja.
 Budaya yang dibedakan (differentiated culture): mentolerir subkultur dengan
beberapa variasi dalam nilai dan perilaku. Subkultur berkembang yang
memiliki konsensus internal tentang nilai dan asumsi dasar tetapi sangat
berbeda antara masing-masing subkultur. Ini seringkali menghasilkan
inkonsistensi di seluruh organisasi.
 Budaya terfragmentasi: memungkinkan keragaman menjadi aturan daripada
pengecualian. Ada banyak interpretasi nilai dan asumsi, yang menghasilkan
ambiguitas besar. Ketidakjelasan ini dapat muncul dari perubahan cepat di
dalam organisasi, keragaman pertumbuhan angkatan kerja, dan lingkungan
global yang semakin meningkat.

 Pentingnya Budaya Perusahaan.

Jika strategi menawarkan logika formal untuk mengarahkan orang ke arah


tujuan perusahaan, maka budaya mengekspresikan tujuan melalui nilai-nilai dan
kepercayaan. Budaya memandu kegiatan melalui asumsi bersama dan norma
kelompok.
Karena membentuk sikap dan perilaku, budaya dapat menjadi energi menuju
tujuan bersama. Itu tidak hanya mendorong karyawan untuk bekerja keras untuk
mencapai target, tetapi merasa senang melakukannya. Oleh karena itu, budaya
mempengaruhi produktivitas dan kinerja mereka (dan juga perusahaan).
Citra perusahaan di mata para pemangku kepentingan juga tergantung pada
norma dan standar perusahaan dalam menciptakan nilai. Ketika sebuah perusahaan
menuntut karyawannya untuk menghormati pelanggan, itu memberi kesan positif.
Memberikan layanan pelanggan yang luar biasa membutuhkan budaya dan pola pikir
yang menekankan layanan yang sempurna dan pemecahan masalah pelanggan.
Demikian juga, ketika perusahaan mengedepankan masalah lingkungan, publik akan
melihatnya sebagai perilaku positif.
Pada akhirnya, kombinasi budaya yang selaras dengan strategi dan
kepemimpinan mendorong hasil positif. Sebaliknya, budaya yang tidak efektif dapat
mengurangi kinerja organisasi. Tingkat absensi tinggi, turnover tinggi, dan hubungan
pelanggan yang buruk adalah contoh dampak budaya buruk. Itu semua merugikan
perusahaan.
Kegagalan merger dan akuisisi seringkali berasal dari masalah budaya.
Konflik budaya muncul karena masing-masing perusahaan membawa budaya yang
berbeda. Tidak mudah untuk mendamaikan perbedaan di antara mereka dan
membangun fondasi bersama untuk masa depan.

Anda mungkin juga menyukai