Penentuan Kerapatan Dan Bobot Jenis
Penentuan Kerapatan Dan Bobot Jenis
FISIKA FARMASI
Di susun oleh:
Nama : Linus Seta Adi Nugraha
No. Mahasiswa : 09.0064
Dosen Pembimbing : Margareta Retno Priamsari, S.Si., Apt
I. TUJUAN
Mahasiswa dapat menentukan kerapatan dan bobot jenis bermacam-macam zat,
yaitu air, aseton, etanol, kloroform, paraffin, dan cera.
Massa (m)
d=
Volume (V)
Suatu sifat yang besarnya tergantung pada jumlah bahan yang sedang
diselidiki disebut sifat ekstensif. Baik massa maupun volume adalah sifat-sifat
ekstensif. Suatu sifat tergantung pada jumlah bahan adalah sifat intensif. Rapatan
yang merupakan perbandingan antara massa dan volume, adalah sifat intensif. Sifat-
sifat intensif umumnya dipilih oleh para ilmuwan untuk pekerjaan ilmiah karena tidak
tergantung pada jumlah bahan yang sedang diteliti (Petrucci, R. H., 1985).
III. ALAT
1. Neraca Elektrik (Mettler tuledo) 5. Tissue
2. Piknometer dengan termometer (Blaubrand) 6. Waterbath
3. Termometer Ruang 7. Cawan Porselen
4. Pipet tetes
IV. BAHAN
1. Air 4. Zat Padat (gotri)
2. Air Es 5. Cera Alba
3. Zat Cair (etanol 70%, aseton, kloroform) 6. Paraffin Padat / Lilin
V. CARA KERJA
A. Penentuan volume piknometer pada suhu percobaan
1. Timbang piknometer kosong yang bersih dan kering dengan seksama.
2. Isi piknometer dengan air hingga penuh, lalu rendam dalam air es hingga suhu
+ 2o di bawah suhu percobaan (25oC, jadi sampai suhu 23oC).
3. Tutup piknometer, biarkan pipa kapiler terbuka dan suhu air naik sampai
mencapai suhu percobaan (25oC) lalu tutup pipa kapiler piknometer.
4. Biarkan suhu air dalam piknometer mencapai suhu kamar (27oC). Air yang
menempel diusap dengan tissue, timbang piknometer dengan seksama.
5. Catat hasilnya, kemudian dilakukan replikasi 1 kali lagi.
6. Cara perhitungan :
Bobot piknometer + air = A (gram)
Bobot piknometer kosong = B (gram)
Bobot air = C (gram)
C (gram)
Volume piknometer (Vp)
ρ air (gram/ml)
=
B. Penentuan kerapatan dan berat jenis zat cair (etanol 70%, aseton, dan
kloroform)
1. Lakukan penimbangan etanol 70% dengan menggunakan piknometer yang
sama seperti pada percobaan A. Misal bobot zat X = D (gram)
2. Bobot piknometer kosong = B (gram)
3. Volume piknometer = Vp (ml)
=.........gram.ml-1
ρ ethanol
d=
ρ air
7. Cara di atas juga digunakan untuk mencari kerapatan dan bobot jenis aseton
dan kloroform.
C. Penentuan kerapatan berat jenis zat padat yang kerapatan dan
berat jenisnya lebih besar dari air
Q (gram)
V gotri =
ρ air (gram / ml)
V paraffin =
24,9507 gram
Volume piknometer (Vp) =
0,9960
= 25,0509 ml
Percobaan 2
Bobot piknometer + air = 59,4986 gram
Bobot piknometer kosong = 34,5426 gram
Bobot air = 24,9560 gram
Kerapatan air pada suhu percobaan (tabel) = 0,9960
24,9560 gram
Volume piknometer (Vp) =
0,9960
= 25,0562 ml
= 25,0535 mL
ρ aseton
Berat jenis aseton =
ρ air
0,7854
d = 0,9960
= 0,7885
Percobaan 2
Bobot aseton + piknometer = 54,2873 gram
Bobot piknometer kosong = 34,5421 gram
Volume piknometer = 25,0535 mL
Kerapatan air pada suhu percobaan (tabel) = 0,9960
Kerapatan aseton
54,2873 – 34,5421 gram
= 25,0535
ρ = 0,7881 gram.ml-1
ρ aseton
Berat jenis aseton =
ρ air
0,7881
d = 0,9960
= 0,7913
0,7885 + 0,7913
Berat jenis rata-rata aseton
2
=
= 0,7899
0,7899 -
Penyimpangan= 0,7890 x 100 % = 0,11%
0,7890
C. Penentuan kerapatan dan berat jenis kloroform
Percobaan 1
Bobot kloroform + piknometer = 71,2341 gram
Bobot piknometer kosong = 34,5421 gram
Volume piknometer = 25,0535 mL
Kerapatan air pada suhu percobaan (tabel) = 0,9960
ρ = 1,4645 gram.ml-1
ρ kloroform
Berat jenis kloroform =
ρ air
1,4645
d = 0,9960
= 1,4703
Percobaan 2
Bobot kloroform + piknometer = 71,2520 gram
Bobot piknometer kosong = 34,5421 gram
Volume piknometer = 25,0535 mL
Kerapatan air pada suhu percobaan (tabel) = 0,9960
Kerapatan kloroform
71,2520 – 34,5421 gram
= 25,0535 ml
ρ = 1,4652 gram.ml-1
ρ kloroform
Berat jenis kloroform =
ρ air
1,4652
d = 0,9960
= 1,4710
1,4703 + 1,4710
Berat jenis rata-rata kloroform
2
=
= 1,4707
1,476 – 1,4707
Penyimpangan= x 100% = 0,36 %
1,4707
Percobaan 1
Bobot etanol 70% + piknometer = 57,0423 gram
Bobot piknometer kosong = 34,5421 gram
Volume piknometer = 25,0535 mL
Kerapatan air pada suhu percobaan (tabel) = 0,9960
ρ = 0,8980 gram.ml-1
ρ etanol 70%
Berat jenis etanol 70% =
ρ air
0,8980
d =
0,9960
= 0,9016
Percobaan 2
Bobot etanol 70% + piknometer = 57,0754 gram
Bobot piknometer kosong = 34,5421 gram
Volume piknometer = 25,0535 mL
Kerapatan air pada suhu percobaan (tabel) = 0,9960
Kerapatan etanol 70%
57,0754 – 34,5421 gram
= 25,0535 ml
ρ = 0,8994 gram.ml-1
ρ etanol 70%
Berat jenis etanol 70% =
ρ air
0,8994
d = 0,9960
= 0,9030
0,9016 + 0,9030
Berat jenis rata-rata etanol 70%
2
=
= 0,9023
0,9023 – 0,8837
Penyimpangan = x 100% = 2,11 %
0,8837
0,4410
Kerapatan gotri
0,1773
=
ρ = 2,4873 gram.ml-1
ρ gotri
Berat jenis gotri =
ρ air
2,4873
d =
0,9960
= 2,4972
= 0,4907
20,4460
Berat jenis paraffin = = 0,9285
20,9702
VII. PEMBAHASAN
Pada saat praktikum penentuan kerapatan dan bobot jenis zat-zat tersebut
sering terjadi penyimpangan sehingga memberikan hasil yang berbeda dengan yang
seharusnya (sesuai ketentuan di Farmakope Indonesia).
Penyimpangan-penyimpangan ini antara lain disebabkan oleh karena berbagai
kesalahan pada saat melakukan praktikum. Kesalahan penimbangan, cara penutupan
piknometer yang salah, pengaruh perubahan suhu yang terlalu cepat, piknometer
belum benar-benar kering dan bersih, volume air yang di masukkan ke dalam
piknometer tidak tepat, kebersihan, sampel yang terkontaminasi, dan juga karena
pengenceran etanol yang kurang tepat.
1. Penimbangan
Kesalahan akibat penimbangan ini bisa disebabkan karena timbangan yang
digunakan berganti-ganti. Sehingga hasil penimbangan antara timbangan yang
satu dengan yang lain belum tentu sama.
2. Cara penutupan piknometer yang salah
Cara penutupan piknometer yang terlalu cepat dapat menyebabkan air yang
tumpah terlalu banyak sehingga tentu mempengaruhi berat pada penimbangan.
3. Pengaruh perubahan suhu
Perubahan suhu yang terlalu cepat dapat menyebabkan cairan di dalam
piknometer memuai/menyusut dengan tidak semestinya, sehingga pada waktu
ditimbang zat tersebut memberikan hasil yang berbeda dengan yang telah
ditentukan.
4. Piknometer yang belum kering dan bersih
Piknometer yang demikian belum bisa digunakan untuk penentuan kerapatan
dan bobot jenis, karena masih ada cairan/kontaminan yang tertinggal di
dalamnya sehingga tentu saja akan mempengaruhi hasil akhir.
5. Volume air yang tidak tepat
Volume air yang dimasukan ke dalam piknometer harus tepat dengan yang
telah ditentukan, karena jika terlalu banyak atau terlalu sedikit maka akan
mempengaruhi hasil akhir.
6. Sampel yang terkontaminasi
Sampel yang terkontaminasi tentu saja akan memberikan hasil yang
menyimpang, karena kemurnian zat tersebut sudah berbeda dengan zat yang
masih murni.
7. Pengenceran alkohol yang tidak tepat
Pengenceran alkohol yang tidak sesuai akan memberikan hasil yang berbeda
karena alkohol yang ditimbang belum tentu kadarnya sesuai dengan yang
diinginkan.
IX. KESIMPULAN
1. Pada saat pengukuran suhu diharapkan penurunan/kenaikan suhu diperhatikan
dengan seksama, karena jika suhu turun/naik melebihi dari yang telah ditentukan,
tentu saja hasil yang diberikan akan menyimpang.
2. Pada saat memegang piknometer sebaiknya menggunakan tissue atau kain,
jangan menggunakan tangan secara langsung, karena dikhawatirkan lemak yang
terdapat pada tangan akan menempel di piknometer sehingga akan menambah
berat piknometer.
X. DAFTAR PUSTAKA
Martin, A., 1993, Farmasi Fisika : Bagian Larutan dan Sistem Dispersi, Gadjah Mada
University Press, Jogjakarta.
Petrucci, R. H., 1985, General Chemistry, Principles and Application, 4th Ed., Collier Mac
Inc., New York.