Anda di halaman 1dari 6

TATA TERTIB SIDANG RAPAT KERJA PERIODE 2 DAN

EVALUASI PERIODE 1
HIMPUNAN MAHASISWA
D III KEPERAWATAN BLORA
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
2022

BAB I
Ketentuan Umum

Pasal 1
Pelaksanaan
1. Nama kegiatan ini adalah “RAPAT KERJA PERIODE II HIMPUNAN MAHASISWA”
2. Agenda SIDANG RAPAT KERJA PERIODE II HIMPUNAN MAHASISWA adalah sidang
yang membahas tentang kinerja Himpunan Mahasiswa Periode 1.
3. RAPAT KERJA PERIODE II HIMPUNAN MAHASISWA dilaksanakan pada hari Jum’at-
Sabtu,29 April-30 April 2022 melalui Zoom Meeting Dewan Mahasiswa Program Studi
Keperawatan Blora Diploma III Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Semarang.

Pasal 2
Pengertian
1. Tata tertib RAPAT KERJA PERIODE II HIMPUNAN MAHASISWA adalah seperangkat
peraturan yang digunakan untuk mengatur berjalannya proses persidangan RAPAT KERJA
PERIODE II HIMPUNAN MAHASISWA Program Studi Keperawatan Blora Diploma III
Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Semarang agar sidang dapat berjalan dengan
tertib dan lancar.
2. RAPAT KERJA PERIODE 2 DAN EVALUASI PERIODE 1 Himpunan Mahasiswa adalah
forum pembahasan evaluasi program kerja HIMPUNAN MAHASISWA Periode 1 Program
Studi Keperawatan Blora Diploma III Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Se-
marang
3. Panitia SIDANG adalah penyelenggara sidang RAPAT KERJA PERIODE II HIMPUNAN
MAHASISWA 2022 Program Studi Keperawatan Blora Diploma III Politeknik Kesehatan
Kementrian Kesehatan Semarang
4. Presidium sidang adalah perangkat sidang yang bertugas untuk memimpin jalannya sidang
RAPAT KERJA PERIODE II HIMPUNAN MAHASISWA 2022 Program Studi Keper-
awatan Blora Diploma III Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Semarang.
5. Peserta SIDANG adalah pihak yang hadir dalam RAPAT KERJA PERIODE II HIMPUNAN
MAHASISWA 2022 Program Studi Keperawatan Blora Diploma III Politeknik Kesehatan
Kementrian Kesehatan Semarang.
6. Quorum adalah ketentuan mengenai jumlah peserta sidang yang legitimate sehingga mampu
menghasilkan suatu keputusan ataupun produk hukum.
7. Sanksi adalah sebagai hukuman atas terjadinya pelanggaran terhadap tata tertib -persidangan

BAB II
Fungsi dan Kedudukan

Pasal 3
Fungsi
1. Mengevaluasi Program Kerja GUBERNUR Himpunan Mahasiswa Program Studi Keper-
awatan Blora Diploma III Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Semarang 2022.
2. Mengevaluasi Program Kerja PENGURUS HARIAN Himpunan Mahasiswa D III KEPER-
AWATAN BLORA POLTEKKES KEMENKES SEMARANG 2022.
3. Mengevaluasi Program Kerja Himpunan Mahasiswa PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
BLORA DIPLOMA III POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SE-
MARANG 2022.
Pasal 4
Kedudukan
1. RAPAT KERJA PERIODE II HIMPUNAN MAHASISWA D III KEPERAWATAN
BLORA POLTEKKES KEMENKES SEMARANG berkedudukan sebagai forum
pemaparan dan penetapan program kerja Himpunan Mahasiswa Periode 2 selama satu tahun
kepengurusan dan satu periode secara terperinci.
2. RAPAT KERJA PERIODE 2 DAN EVALUASI PERIODE 1 HIMPUNAN MAHASISWA
D III KEPERAWATAN BLORA POLTEKKES KEMENKES SEMARANG dilaksanakan
ditingkat kampus yang melibatkan seluruh Dewan Permusyawaratan Mahasiswa, Badan
Eksekutif Mahasiswa, Ketua Dewan Mahasiswa, Gubernur Himpunan Mahasiswa, dan Ketua
KKM (Komunitas Kegiatan Mahasiswa) atau yang mewakili.

BAB III
PESERTA SIDANG

Pasal 5
1. Yang menjadi peserta sidang adalah:
a. Seluruh Pengurus Dewan Mahasiswa Tahun 2022
b. Seluruh Pengurus Himpunan Mahasiswa tahun 2022
c. Seluruh Ketua Kegiatan Mahasiswa (KKM) Tahun 2022

2. Peserta sidang terdiri dari:


a. Peserta Penuh adalah Peserta sidang sebagaimana maksud dalam pasal 5 ayat 1
(point a)
b. Peserta Tidak Penuh adalah Peserta sidang sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 ayat
1 (point b)
c. Peserta Peninjau adalah Peserta sidang sebagaimana maksud dalam pasal 5 ayat 1
(point c)

Pasal 6
Hak Peserta
1. Peserta Penuh
a. Hak suara (Hak untuk memberikan keputusan atas Rencana Anggaran Program Kerja
Tahunan dan Pemaparan Rencana Anggaran Program Kerja Periode 1 Himpunan Maha-
siswa Diploma III Keperawatan Blora Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Se-
marang Tahun 2022);
b. Mengikuti proses persidangan dari awal sampai akhir;
c. Hak untuk dipilih dan memilih;
d. Menyampaikan usul, saran, masukan, dan pendapat yang pelaksanaannya diatur oleh
pimpinan sidang (hak bicara).

2. Peserta Tidak Penuh


a. Mengikuti proses persidangan dari awal sampai akhir;
b. Hak untuk dipilih dan memilih;
c. Menyampaikan usul, saran, masukan, dan pendapat yang pelaksanaannya diatur oleh
pimpinan sidang (hak bicara).

3. Peserta Peninjau
a. Mengikuti proses persidangan dari awal sampai akhir;
b. Menyampaikan usul, saran, masukan dan pendapat yang pelaksanaannya diatur oleh
pimpinan sidang (hak bicara).

Pasal 7
Kewajiban Peserta
1. Mengikuti proses persidangan dengan tertib.
2. Menjaga suasana agar tetap kondusif (Silent Microphone).
3. Mengenakan pakaian yang sopan dan rapi.
4. Menghormati presidium sidang dan peserta sidang yang lain.
5. Menjunjung tinggi akhlakul karimah selama proses persidangan.
6. Meminta persetujuan presidium sidang apabila hendak menggunakan hak bicara.
7. Untuk peserta sidang (peserta penuh, peserta tidak penuh, maupun peserta peninjau),
hanya boleh memasuki dan meninggalkan ruangan sidang setelah diizinkan presidium
sidang dengan batas waktu yang ditentukan presidium sidang.
BAB IV
Presidium Sidang

Pasal 8
1. Persidangan dipimpin oleh 3 orang presidium sidang. Dimana presidium sidang berasal dari
Dewan Mahasiswa. Presidium sidang 1 bertugas memimpin jalannya sidang, presidium
sidang 2 bertugas membantu pimpinan sidang 1, dan presidium sidang 3 bertugas sebagai
notulen.
2. Pada tahap pra sidang, persidangan dipimpin oleh presidium sidang sementara yang dipilih
dari musyawarah bersama panitia RAPAT KERJA PERIODE II HIMPUNAN MAHA-
SISWA
3. Pada tahap sidang, persidangan dipimpin oleh presidium sidang tetap yang dipilih oleh
peserta sidang penuh.
4. Presidium sidang tetap dipilih pada saat pra sidang, yang dipilih dari peserta sidang penuh.
5. Mekanisme pergantian pimpinan sidang dilakukan berdasarkan kesepakatan forum.

Pasal 9
Tugas
1. Memimpin proses dan mekanisme persidangan sesuai dengan tata tertib persidangan.
2. Bertanggung jawab atas kelancaran jalannya persidangan.
3. Menetapkan setiap hasil keputusan yang dicapai dalam persidangan.
4. Menjadi penanggungjawab terhadap setiap produk hukum yang dihasilkan dalam
persidangan.

Pasal 10
Wewenang
1. Mengatur proses persidangan agar dapat berjalan dengan tertib dan lancar.
2. Memberikan perintah dan mendelegasikan penugasan kepada panitia demi kelancaran sidang.
3. Memberikan peringatan dan menjatuhkan sanksi kepada peserta sidang yang melanggar tata
tertib sidang.
4. Memotong dan memberhentikan pembicaraan, usul, saran maupun pendapat peserta sidang
yang dianggap sudah melenceng dari substansi pembicaraan.
5. Memberikan masukan dan atau menyimpulkan berbagai macam pertanyaan dan pendapat
dari peserta sidang.
6. Memberhentikan sidang untuk sementara waktu dan atau selamanya dengan persetujuan
forum.
7. Memerintahkan peserta sidang untuk meninggalkan meja sidang dengan persetujuan forum
apabila telah diberikan sebanyak 3 kali dalam persidangan.

BAB V
Kuorum
Pasal 11
1. Persidangan bisa dilaksanakan dan menghasilkan suatu keputusan apabila telah memenuhi
kuorum.
2. Sidang dianggap sah jika dihadiri oleh lebih dari separuh (1/2 n + 1) dari jumlah peserta yang
terdaftar di presensi panitia.
3. Apabila ayat 2 tidak terpenuhi, maka sidang ditunda selama 5 menit dan selanjutnya
dianggap telah memenuhi kuorum.
Bab VI
Keputusan
Pasal 12
1. Keputusan dalam persidangan diambil berdasarkan musyawarah mufakat.
2. Apabila ayat 1 tidak terpenuhi, maka keputusan diambil dengan proses lobbying selama 2 x
10 menit.
3. Apabila ayat 2 tidak terpenuhi, keputusan diambil dengan melakukan voting secara tertutup.
4. Mekanisme pengambilan keputusan tersebut berlaku secara umum dalam proses persidangan,
kecuali jika ada mekanisme tertentu yang mengatur secara khusus.

Pasal 13
Aturan pengetukan palu sidang:
1. Satu Kali Ketukan
a. Menerima dan menyerahkan pimpinan sidang;
b. Mengesahkan keputusan poin per poin (keputusan sementara);
c. Menskorsing dan mencabut kembali skorsing yang waktunya tidak terlalu lama, se-
hingga peserta tidak perlu meninggalkan tempat sidang;
d. Mencabut kembali/membatalkan ketukan terdahulu yang dianggap keliru;
e. Memberi peringatan kepada peserta sidang.
2. Dua Kali Ketukan
Menskorsing atau mencabut kembali skorsing dalam waktu yang cukup lama, misalnya un-
tuk lobbying, istrahat dan sebagainya yang waktunya 2 x 15 menit, dan sebagainya.
3. Tiga Kali Ketukan
a. Membuka atau menutup sidang secara resmi;
b. Mengesahkan putusan final atau akhir sidang.
4. Ketukan Berulang-ulang
Menenangkan peserta dan/atau forum.

BAB VII
Sanksi
Pasal 14
1. Peserta yang melanggar ketentuan tata tertib sidang akan dikenakan sanksi.
2. Mekanisme penjatuhan sanksi akan dilakukan oleh pimpinan sidang.
3. Penilaian terhadap jenis pelanggaran dilakukan oleh forum dengan panduan pimpinan sidang.
4. Tahapan-tahapan sanksi:
a. Pemberian peringatan pertama terhadap peserta sidang yang dinilai melanggar tata tertib
persidangan.
b. Pemberian peringatan kedua dan pencabutan hak bicara dari peserta sidang yang
bersangkutan.
c. Pemberian peringatan ketiga dan pencabutan hak untuk dipilih dari peserta sidang yang
bersangkutan.
d. Dikeluarkan dari ruangan sidang oleh presidium sidang.

BAB VIII
Penutup
Pasal 14
1. Segala hal yang belum diatur dalam tata tertib ini akan diatur kemudian berdasarkan
kesepakatan forum.
2. Tata tertib ini berlaku sejak diputuskan dan dapat ditinjau kembali dengan kesepakatan
forum.

Disahkan sebagai :
Tata Tertib
RAPAT KERJA PERIODE 2 DAN EVALUASI PERIODE 1
Pada tanggal :
Pukul : WIB

Presidium Sidang Sementara,


PRESIDIUM SIDANG PRESIDIUM SIDANG PRESIDIUM SIDANG
SEMENTARA 1, SEMENTARA 2, SEMENTARA 3,

Anda mungkin juga menyukai