Anda di halaman 1dari 7

FAKTA SECARA MEDIS DAN ILMIAH

KETIKA BERBAHASA ROH

1KORINTUS 14:4 a

Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia membangun dirinya


sendiri,…

Kita selalu menganggap kata “ membangun “ sebagai satu-satunya kata


untuk membangun roh kita (spiritual), yang hebat dan yang selalu
dibutuhkan,

tetapi tulisan ini juga meberikan sebuah gambaran bahwa bahasa roh juga
membangun fisik kita juga ( kesehatan tubuh )

Tulisan ini tidak hanya untuk

• orang-orang yang tidak percaya pada karunia bahasa lidah/roh


• tetapi juga bagi mereka yang tidak mengerti mengapa Tuhan
memberikan karunia ini sebagai hadiah pertamanya kepada gereja
dan masih relevan sampai hari ini.

Ketika anda membaca tulisan ini , saya berharap anda membacanya


dengan pikiran terbuka. !!

Tujuan Penulisan ini adalah untuk :

• membawa pujian kepada Tuhan untuk karunia seperti ini


• Anda yang telah menerima karunia ini menggunakannya untuk
kemuliaan-Nya.
• Bagi mereka yang tidak menganggapnya relevan, pikirkan lagi.
• Bagi mereka yang memilikinya tetapi tidak menggunakannya --
Gunakan.
• Bagi mereka yang menyalahgunakannya --Berbicara dengan
pengertian dan bijak

Fakta Medis dan ilmiah yang pernah di rilis :

1.Carl L.Peterson—seorang dokter di bidang Psikiater

Carl Peterson, MD melakukan penelitian di ORU di Tulsa , Oklahoma.


Sebagai seorang psikiater , ia melakukan penelitian tentang hubungan
antara otak dan berdoa atau berbicara dalam bahasa roh.

Ia menyampaikan bahwa ketika orang berdoa ( berbahasa roh )


maka adanya peningkatan aktivitas metabolisme dan juga stimulasi besar
pada bagian-bagian otak tertentu (terutama hipotalamus).

Hipotalamus memiliki regulasi langsung pada empat sistem utama


tubuh, terutama:

a) kelenjar hipofisis dan semua kelenjar endokrin target;

b) sistem kekebalan total;

c) seluruh sistem otonom; dan

d) produksi hormon otak yang disebut endorfin dan enkephalon, yang


merupakan bahan kimia yang diproduksi tubuh dan 100-200 kali lebih kuat
daripada morfin.

Singkatnya, persentase yang sangat signifikan dari sistem saraf


pusat diaktifkan secara langsung dan tidak langsung dalam proses doa
verbal ( berbahasa roh ) dan musik yang diperpanjang selama periode
waktu tertentu.
Ini menghasilkan pelepasan hormon otak yang signifikan, yaitu
hormone endorphin dan enkephalon yang pada gilirannya, meningkatkan
kekebalan tubuh secara umum.

Endorfin disebut hormon semangat alias hormon nikmat alias hormon


asyik alias hormon bahagia karena menimbulkan perasaan bersemangat,
nikmat, asyik dan bahagia yang bisa merangsang munculnya zat imunitas
tubuh . Hormon itu juga menaikan ambang rasa sakit alias membuat tubuh
tidak merasa sakit waktu disakiti.

Jadi Dr Clark Peterson hanya mengukur jumlah peningkatan Endorfin


dan Enkepalin di otak seseorang saat dia berbahasa roh .

Walaupun kita tidak menemukan studi atau penelitian lebih lanjut dari
Dr.Clark tentang jumlah IMUN di dalam tubuh ketika Endorfin dan
enkepalin jumlahnya meningkat di otak. ( kita tidak menemukan penelitian
beliau di jurnal medis ataupun ilmiah ).

Namun karena Dr.clark menghubungkan secara tidak langsung hubungan


hormon endorphin dan enkepalin dgn imun tubuh seseorang . Dimana bila
hormon endorphin dan enkepalin seseorang meningkat maka imun tubuh
seseorang juga meningkat..

Jadi kita masih terbuka dengan pendapat beliau yg secara lisan dan tertulis
disampaikan

2.Penelitian Menemukan –“ Pengaruh Otak Ketika Berbicara dalam


Bahasa Lidah “ ,oleh Johnson Publishing Co. 27 November, 2006 .,

Para peneliti di University of Pennsylvania mengambil gambar otak dari


lima wanita sementara mereka berbicara dalam bahasa roh dan
menemukan bahwa lobus frontal mereka - bagian otak yang sadar dan
sadar di mana orang mengendalikan apa yang mereka lakukan - relatif
tenang, seperti juga pusat-pusat bahasa.
Ketika berbicara dalam bahasa roh, ada penurunan aktivitas di lobus
frontal dan peningkatan aktivitas di thalamus (yaitu, "otak ketiga", di mana
diyakini oleh beberapa orang bahwa kita memiliki pengalaman spiritual).
Area bahasa berada di lobus frontal. Bahasa yang muncul selama keadaan
glossolalia sangat terstruktur, diisi dengan frasa yang diartikulasikan
dengan jelas. Ini adalah temuan yang sangat tidak biasa, karena
menunjukkan bahwa bahasa tersebut dihasilkan dengan cara yang
berbeda, atau mungkin dari tempat lain selain dari pusat-pusat
pemrosesan yang normal. Bagi orang percaya, pengalaman ini dapat
dianggap sebagai bukti bahwa “sesuatu yg ILAHI ” benar-benar berbicara
melalui mereka. (Ide-ide ini diringkas dari halaman 200 dan 201 dari
Born to Believe oleh Andrew Newberg, MD ).

Daerah yang terlibat dalam menjaga kesadaran diri aktif. "Yang luar
biasa adalah bagaimana gambar mendukung interpretasi orang tentang
apa yang terjadi," kata Dr. Andrew B. Newberg, pemimpin tim studi,
yang termasuk Donna Morgan, Nancy Wintering dan Mark Waldman.

"Cara mereka menggambarkannya, dan apa yang mereka yakini, adalah


bahwa Allah sedang berbicara melalui mereka," katanya.

( bisa dilihat penelitian ilmiah ini di channel youtube—Speaking in tounges


–what happens in the brain-discovered by radiologist

https://www.youtube.com/watch?v=7pQ_1U1il_M&t=28s )

3. Glossolalia ( bahasa lidah /roh ) memengaruhi respons stres di


antara para Pentakosta Apostolik:

Data dalam penelitian ini menunjukkan bahwa glossolalia (berbicara


dalam bahasa roh) dikaitkan dengan pengurangan stres sebagai respons
terhadap stresor normal dan secara signifikan terkait dengan suasana hati
dan ketenangan positif. Jelas pengurangan stres sangat membantu sistem
kekebalan tubuh dan seluruh kesehatan seseorang. Stres merusak tubuh.
Damai sejahtera menyembuhkannya.

Satu studi melibatkan hampir 1.000 anggota dari suatu kelompok


injili Inggris. Para peneliti menemukan bahwa 80 persen yang
mempraktekkan glossolalia ( bahasa roh )-- memiliki stabilitas emosi yang
lebih besar atau tinggi dan lebih sedikit neuroticism ( mudah gugup atau
depresi )

Dari penelitian ilmiah ini dengan berbahasa roh maka seseorang


memiliki emosi yang lebih stabil dan lebih sedikit mengalami stress atau
depresi. Dengan adanya stress yg lebih sedikit dan emosi yang lebih
terkontrol maka dari penelitian ini menyimpulkan bisa meningkatkan
imunitas tubuh sesesorang .

(Study by: L. Francis and M. Robbins. 2003. Personality and


glossolalia: A study among male evangelical clergy. Pastoral
Psychology 51:5.)

4.sebuah penelitian ilmiah yang dilakukan oleh Christopher Dana


Lynn

Sudah dipublikasikan di American journal of human Biology


22(6),819-822

Dengan judul : Salivary alpha‐amylase and cortisol among pentecostals


on a worship and nonworship day, CD Lynn, J Paris, CA Frye, LM Schell

Penelitian ini menguji pengaruh gereja beraliran pentakosta


pada fisiologi stres.

Dua temuan utama muncul:


(1) ada tren ke arah kortisol saliva yang lebih rendah di seluruh siklus
diurnal pada hari Senin relatif terhadap "stres" ibadah hari Minggu
Pantekosta, dan

(2) ada peningkatan sAA ( saliva alfa amylase ) dari hari Minggu ke Senin,
juga di seluruh siklus harian tetapi satu yang tidak konsisten dengan
penelitian lain.

Ia menemukan orang yg berbahasa roh akan membuat tingkat stress nya


menurun (kortisol saliva yg lebih rendah ) dan enzim saliva alfa amylase
jadi meningkat . dimana dengan adanya kedua hal tersebut diatas mampu
meningkatkan daya tahan tubuh seseorang

Dr.Rudy Tankoma

Filadelfia Blessing Family

Dosen STTBI Makassar

BPD-GBI SULSEL- Sie. Teologi dan Ajaran

Daftar Pustaka

1. https://www.cwgministries.org/blogs/health-benefits-speaking-
tongues --Submitted by Mark Virkler on March 19, 2014 - 09:34
2. https://www.nytimes.com/2006/11/07/health/07brain.html
By Benedict Carey Nov. 7, 2006
3. https://sharon.soundoffaith.org/2012/05/01/did-you-know-speaking-in-
tongues-can-improve-your-health/ Sharon Hardy Knotts , May 1,
2012
4. https://www.academia.edu/24814280/Personality_and_Glossolalia_A
_Study_Among_Male_Evangelical_Clergy. Leslie J. Francis1,3 and
Mandy Robbins2
5. http://www.spiritmindbodyconnection.com/abc-nightline.html.
Tongues on the Mind by Constance Holden
6. https://professing.proboards.com/thread/21674
7. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3609410/

Anda mungkin juga menyukai