Anda di halaman 1dari 25

ADAPTASI PSIKOLOGI PADA BAYI BARU LAHIR DAN

BALITA

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah psikologi

Dosen Pengajar

Ruth Yogi,s.st.,M.Kes.

Disusun Oleh:

Dian Lestari Lisma Marten

222. Kr Krisstin Saragi Yuliana F.Sokoy

Stefany Erari Sri puji astuti

Nuta yunita lambe

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES

JAYAPUR 2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat
dan karunianya kami bisamenyelesaikan tugas makalah yang berjudul adaptasi psikologi pada
bayi baru lahir dan balita ( anak bawah lima tahun ). Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk
menunjang proses pembelajaran mata kuliah psikologi . kami menyadari bahwa dalam penulisan
makalah ini masih bnayak terdapat kesalahan . oleh karena itu , kami sangat mengharapakan
kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini . akhir kata, semoga makalah ini dapat
bermanfaat khusus bagi penulis dan pada ummnya bagi kita semua pembaca.
BAB II
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam sikus kehidupannya manusia pasti mengalami proses perkembangan baik dari segi
fisik maupun psikologinya. Jika, anda melihat potret diri anda semasa bayi, tahulah anda bahwa
selama ini secara pasti anda telah berubah. Dari hal ini terlihat bahwa manusia mengalami
perkembangan sejak bayi masa kanak kanak, remaja , dewasa, sampai masa tua ( yudrik, 2011 )
dalam proses perkembangan, jelas adanya perubaha- perubahan yang meiputi aspek fisik,
intelektua, social, moral,bahasa,emosi, dan perasaan , minat, motivasi,sikap,kepribadian ,
bakat,dan kreaktivitas dimana dalam setiap aspek tersebut pada dasarnya membuat kombinasi
kombinasi atau hubngan baru yg membentuk spesialisasi fisik dan psikologis yang berbeda
antara manusia yang satu dan lainnya, dengan demikian pola perilaku manusia dapat
menunjukan kesempatan apa yang di peroleh untuk mengembangkan kepopulerannya dalam
kelompok terhadap mereka yang berlatar belakang ras, agama, social ekonomi yang bebeda akan
memperbaiki mereka mempunyai standar penampilan yang perilaku yang berbeda ( Yurdik
2011 ) Namun sebelumnya penerapanya adalah baik untuk mengetahui terlebih dahulu
pengertian dari aspek aspek perkembandan tersebutrta konsep-konsep yang melatar
belakanginya, serta factor dan aspek pendukung teori- teori yang di sampaikam oleh para ahli
psikologi.
Psikologi( bahasa yunani kuno ; psyche = jiwa dan logos = kata) dalam arti bebas psikologi
adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa/ mental. Psikologi tidak mempelajari jiwa/mental ini
secara langsung karena sifatnya ang abstrak, tetapi psikologi membatasi pada manifestasi dan
ekspresi dari jiwa / mental tersebut yakni berupa tingkah laku dan proses atau kegiatanya,
sehingga psikologi dapat di definikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku
dan proses mental.Istilah psikologi digunakan pertamakali oleh seseorang ahli berkebangsaan
jerman yang bernama Philip melanccthon pada 1530 istilah psikologi sebagai ilmu jiwa tidak
digunakan lagi sejak 1878 yang di peroleh oleh J.B. Watson sebagai ilmu yang mempelajari
perilaku karena ilmu pengetahuan menghendaki objeknya dapat di amati, dicatat, dan diukur ,
jiwa pandang terlalu abstrak, dan jiwa hanyalah salah satu aspek kehidupan.

B. TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk membehas lebih dalam proses adaptasi
psikologi pada bayi baru lahir dan balita sesuai tahap pekembangannya.

C. MANFAAT PENULISAN
1. Untuk mengetahui keadaan psikologi bayi baru lahir dan balita.
2. Untuk mengetahu factor- factor yang mempengaruhi perkembangan psikologi.
3. Untuk mengetahui maslaah maslah psikologi pada anak yang sering terjadi
4. Untuk mengetahui kebutuhan bimbingan psikologi.
ADAPTASI PSIKOLOGI BAYI BARU LAHIR DAN BALITA

ADAPTASI
Adaptasi merupakan salah satu persyaratan penting bagi terciptannya kesehatan jiwa atau
mental individu, dan adaptasi juga merupakan pertahanan yang dibawa sejak lahir/ di peroleh
dari hasil belajar dan pengalaman.

1.Definisi
Bayi baru lahir/newborn/neonatus adalah bayi yang dilahirkan sampai dengan umur 28
hari, biasanya lahir pada usia kehamilan 38 minggu sampai 42 minggu (Wong, 2003). Bayi baru
lahir normal adalah bayi yang baru dilahirkan pada kehamilan cukup bulan dengan berat badan
bayi antara 2500 sampai dengan 4000 gram & tanpa tanda asfiksia & penyakit penyerta lainya.
Segera setelah lahir, BBL harus beradaptasi dari keadaan yang sangat tergantung menjadi
mandiri secara fisiologis. Banyak perubahan yang akan dialami oleh bayi yang semula berada
dalam lingkungan interna (dalam kandungan) yang hangat dan segala kebutuhannya terpenuhi
(O2 dan nutrisi) ke lingkungan eksterna (diluar kandungan ibu) yang dingin dan segala
kebutuhannya memerlukan bantuan orang lain untuk memenuhinya. Karakteristik Bayi Baru
Lahir yaitu pada waktu lahir bayi sangat aktif, pada menit pertama bunyi jantung. Jantung kira-
kira 180x/menit kemudian turun sampai 120–140x/menit. Pada waktu 30 menit setelah lahir.
Pernapasan pada menit pertama cepat kira-kira 80x/menit biasanya disertai rintihan yang
berlangsung 10-15 menit.

Penyesuaian bayi baru lahir .


1. bayi baru lahir perlu beradaptasi dengan perubahan suhu
2. bayi baru lahir perlu beradaptasi dengan sistim pernafasan
3. bayi baru lahir perlu beradaptasi dengan mengisap dan menelan
4. bayi baru lahir perlu beradaptasi dengan pembuangan kotoran
Kemudian beralih ke masa terhentinya perkembangan untuk sementara waktu kira – kira
1 minggu, seperti berkurangnya berat badan dan selalu sakit sakitan. Pada periode neonate
perkembangan dan kesehatan bayi akan jalan seprti semula. Sebenarnya terhentinya
perkembangan dan pertumbuhan bayi baru lahir tersebut merupakan cirri khas dari periode
neonatal dan di anggap normal.

Bayi baru lahir perlu beradaptasi dengan perubahan suhu


Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya, sehingga akan mengalami stress
dengan adanya perubahan lingkungan dari dalam rahim ibu ke lingkungan luar yang suhunya
lebih tinggi. Suhu dingin ini menyebabkan air ketuban menguap lewat kulit, pada lingkungan
yang dingin, pembentukan suhu tanpa mekanisme menggigil merupakan usaha utama seorang
bayi untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya. Pembentukan suhu tanpa menggigil ini
merupakan hasil penggunaan lemak coklat untuk produksi panas. Timbunan lemak coklat
terdapat di seluruh tubuh dan mampu meningkatkan panas tubuh sampai 100%. Untuk
membakar lemak coklat, sering bayi harus menggunakan glukosa guna mendapatkan energi yang
akan mengubah lemak menjadi panas. Lemak coklat tidak dapat diproduksi ulang oleh seorang
BBL. Cadangan lemak coklat ini akan habis dalam waktu singkat dengan adanya stress dingin.
Semakin lama usia kehamilan semakin banyak persediaan lemak coklat bayi (Winknjsastro,
2005).
Bayi baru lahir perlu adaptasi dengan sistim pernapasan
Selama dalam uterus, janin mendapatkan oksigen dari pertukaran gas melalui plasenta.
Setelah bayi lahir, pertukaran gas harus melalui paru –paru.
a .Perkembangan paru-paru
Paru-paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari pharynx yang bercabang dan
kemudian bercabang kembali membentuk struktur percabangan bronkus proses ini terus berlanjut
sampai sekitar usia 8 tahun, sampai jumlah bronkus dan alveolus akan sepenuhnya berkembang,
walaupun janin memperlihatkan adanya gerakan napas sepanjang trimester II dan III. Paru-paru
yang tidak matang akan mengurangi kelangsungan hidup BBL sebelum usia 24 minggu. Hal ini
disebabkan karena keterbatasan permukaan alveolus, ketidakmatangan sistem kapiler paru-paru
dan tidak tercukupinya jumlah surfaktan (Pusdiknakes,2003).
b.Awal adanya napas
Faktor-faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi menurut Leveno (2009) adalah:
1) Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang
merangsang pusat pernafasan di otak.
2) Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena kompresi paru - paru selama persalinan,
yang merangsang masuknya udara ke dalam paru - paru secara mekanis. Interaksi antara
system pernapasan, kardiovaskuler dan susunan saraf pusat menimbulkan pernapasan yang
teratur dan berkesinambungan serta denyut yang diperlukan untuk kehidupan.
3) Penimbunan karbondioksida (CO2). Setelah bayi lahir, kadar CO2 meningkat dalam darah
dan akan merangsang pernafasan. Berkurangnya O2 akan mengurangi gerakan pernafasan
janin, tetapi sebaliknya kenaikan CO2 akan menambah frekuensi dan tingkat gerakan
pernapasan janin.
4) Perubahan suhu. Keadaan dingin akan merangsang pernapasan. Singkatnya rangsangan
untuk gerak pernafasan disebabkan oleh:
 Tekanan mekanik dari thoraks
 Penurunan Pa O2 & kenaikan Pa CO2
Rangsangan dingin pada daerah muka

c. Surfaktan dan upaya respirasi untuk bernapas


Upaya bernafas pertama seorang bayi berfungsi untuk:
1. Mengeluarkan cairan dalam paru –paru
2. Mengembangkan jaringan alveolus paru–paru untuk pertama kali Agar alveolus dapat
berfungsi, harus terdapat surfaktan (lemak lesitin/sfingomielin) yang cukup dan aliran
darah ke paru –paru. Produksi surfaktan dimulai pada 20 minggu kehamilan, dan
jumlahnya meningkat sampai paru-paru matang (sekitar 30-34 minggu kehamilan).
Fungsi surfaktan adalah untuk mengurangi  tekanan permukaan paru dan membantu
untuk menstabilkan dinding alveolus sehingga tidak kolaps pada akhir pernapasan
(Leveno, 2009). Tidak adanya surfaktan menyebabkan alveoli kolaps setiap saat akhir
pernapasan, yang menyebabkan sulit bernafas. Peningkatan kebutuhan ini memerlukan
penggunaan lebih banyak oksigen dan glukosa. Berbagai peningkatan ini menyebabkan
stres pada bayi yang sebelumnya sudah terganggu (Leveno,2009).

d. Dari cairan menuju udara


Bayi cukup bulan mempunyai cairan di paru-parunya. Pada saat bayi melewati
jalan lahir selama persalinan, sekitar sepertiga cairan ini diperas keluar dari paru-paru.
Seorang bayi yang dilahirkan secara sectio cesaria kehilangan keuntungan dari kompresi
rongga dada dan dapat menderita paru-paru basah dalam jangka waktu lebih lama.
Dengan beberapa kali tarikan napas yang pertama udara memenuhi ruangan trakea dan
bronkus BBL. Sisa cairan di paru-paru dikeluarkan dari paru-paru dan diserap oleh
pembuluh limfe dan darah (Behrman,2000).
e. Beberapa penyebab depresi pernapasan pada bayi baru lahir
 Hipoksemia atau asidosis janin apapun sebabnya
 Obat yang diberikan kepada ibu
 Imaturitas janin yang nyata
 Obstruksi saluran nafas atas
 Pneumotoraks
 Kelainan paru lainnya baik intrinsic (mis, hypoplasia) atau ekstrinsik (mis, hernia
diafragamatika)
 Aspirasi cairan amnion yang tersemar oleh mekonium
 Kelainan perkembangan sistem saraf pusat
 Septikemia (Leveno, 2009)
f. Fungsi sistem pernapasan dan kaitannya dengan fungsi kardiovaskuler
Oksigenasi yang memadai merupakan faktor yang sangat penting dalam
mempertahankan kecukupan pertukaran udara. Jika terdapat hipoksia, pembuluh darah
paru-paru akan mengalami vasokontriksi. Jika hal ini terjadi, berarti tidak ada pembuluh
darah yang terbuka guna menerima oksigen yang berada dalam alveoli, sehingga
menyebabkan penurunan oksigen jaringan, yang akan memperburuk hipoksia (Farrer,
2009). Peningkatan aliran darah paru-paru akan memperlancar pertukaran gas dalam
alveolus dan akan membantu menghilangkan cairan paru-paru dan merangsang
perubahan sirkulasi janin menjadi sirkulasi luar rahim (Farrer, 2009).
 Perubahan pada Sistem Kardiovaskuler
Setelah lahir darah BBL harus melewati paru untuk mengambil oksigen dan mengadakan
sirkulasi melalui tubuh guna mengantarkan oksigen ke jaringan. Untuk membuat sirkulasi
yang baik, kehidupan diluar rahim harus terjadi 2 perubahan besar:
 Penutupan foramen ovale pada atrium jantung
 Penutupan duktus arteriosus antara paru-paru dan aorta
Perubahan sirkulasi ini terjadi akibat perubahan tekanan pada seluruh sistem pembuluh.
Oksigen menyebabkan sistem pembuluh mengubah tekanan dengan cara
mengurangi/meningkatkan resistensinya, sehingga mengubah aliran darah
(Henderson,2006).
Dua peristiwa yang merubah tekanan dalam sistem pembuluh darah:
1) Pada saat tali pusat dipotong resistensi pembuluh sistemik meningkat dan tekanan
atrium kanan menurun, tekanan atrium menurun karena berkurangnya aliran darah
ke atrium kanan tersebut. Hal ini menyebabkan penurunan volume dan tekanan
atrium kanan itu sendiri Kedua kejadian ini membantu darah dengan kandungan
oksigen sedikit mengalir ke paru-paru untuk menjalani proses oksigenasi ulang
(Henderson, 2006).

2) Pernafasan pertama menurunkan resistensi pada pembuluh darah paru-paru dan


meningkatkan tekanan pada atrium kanan oksigen pada pernafasan ini
menimbulkan relaksasi dan terbukanya system pembuluh darah paru. Peningkatan
sirkulasi ke paru-paru mengakibatkan peningkatan volume darah dan tekanan
pada atrium kanan dengan peningkatan tekanan atrium kanan ini dan penurunan
pada atrium kiri, toramen kanan ini dan penusuran pada atrium kiri, foramen ovali
secara fungsional akan menutup (Henderson, 2006). Vena umbilikus, duktus
venosus dan arteri hipogastrika dari tali pusat menutup secara fungsional dalam
beberapa menit setelah lahir dan setelah tali pusat diklem. Penutupan anatomi
jaringan fibrosa berlangsung 2-3 bulan (Winknjsastro,2005)

 sirkulasi darah fetus


1) Struktur tambahan pada sirkulasi fetus
a) Vena umbulicalis : membawa darah yang telah mengalami deoksigenasi dari
plasenta ke permukaan dalam hepar
b) Ductus venosus : meninggalkan vena umbilicalis sebelum mencapai hepar dan
mengalirkan sebagian besar darah baru yang mengalami oksigenasi ke dalam vena
cava inferior.
c) Foramen ovale : merupakan lubang yang memungkinkan darah lewat atrium
dextra ke dalam ventriculus sinistra
d) Ductus arteriosus : merupakan bypass yang terbentang dari venrtriculuc dexter
dan aorta desendens
e) Arteri hypogastrica : dua pembuluh darah yang mengembalikan darah dari fetus
ke plasenta. Pada feniculus umbulicalis, arteri ini dikenal sebagai ateri
umbilicalis. Di dalam tubuh fetus arteri tersebut dikenal sebagai arteri
hypogastica.
2) Sistem sirkulasi fetus
a) Vena umbulicalis : membawa darah yang kaya oksigen dari plasenta ke
permukaan dalam hepar. Vena hepatica meninggalkan hepar dan mengembalikan
darah ke vena cava inferior
b) Ductus venosus : adalah cabang –cabang dari vena umbilicalis dan mengalirkan
sejumlah besar darah yang mengalami oksigenasi ke dalam vena cava inferior
c) Vena cava inferior : telah mengalirkan darah yang telah beredar dalam
ekstremitas inferior dan badan fetus, menerima darah dari vena hepatica dan
ductus venosus dan membawanya ke atrium dextrum
d) Foramen ovale : memungkinkan lewatnya sebagian besar darah yang mengalami
oksigenasi dalam ventriculus dextra untuk menuju ke atrium sinistra, dari sini
darah melewati valvula mitralis ke ventriculuc sinister dan kemudian melaui aorta
masuk kedalam cabang ascendensnya untuk  
memasok darah bagi kepala dan ekstremitas superior. Dengan demikian hepar,
jantung dan serebrum menerima darah baru yang mengalami oksigenase
e) Vena cava superior : mengembalikan darah dari kepala dan ekstremitas superior
ke atrium dextrum. Darah ini bersama sisa aliran yang dibawa oleh vena cava
inferior melewati valvula tricuspidallis masuk ke dalam venriculus dexter
f) Arteria pulmonalis : mengalirkan darah campuran ke paru - paru yang
nonfungsional, yanghanya memerlukan nutrien sedikit
g) Ductus arteriosus : mengalirkan sebagian besar darah dari vena ventriculus dexter
ke dalam aorta descendens untuk memasok darah bagi abdomen, pelvis dan
ekstremitas inferior
h) Arteria hypogastrica : merupakan lanjutan dari arteria illiaca interna, membawa
darah kembali ke plasenta dengan mengandung leih banyak oksigen dan nutrien
yang dipasok dari peredaran darah maternal

 Perubahan pada saat lahir


1) Penghentian pasokan darah dari plasenta
2) Pengembangan dan pengisian udara pada paru-paru
3) Penutupan foramen ovale
4) Fibrosis
a) Vena umbilicalis
b) Ductus venosus
c) Arteriae hypogastrica
d) Ductus arteriosus Denyut jantung BBL 120-180 kali/menit Volume darah
BBL berkisar 80 –110 ml/kg
 Perubahan pada Sistem Termoregulasi
Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya, sehingga akan mengalami stress
dengan adanya perubahan lingkungan dari dalam rahim ibu ke lingkungan luar yang suhunya
lebih tinggi. Suhu dingin ini menyebabkan air ketuban menguap lewat kulit, pada lingkungan
yang dingin, pembentukan suhu tanpa mekanisme menggigil merupakan usaha utama seorang
bayi untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya. Pembentukan suhu tanpa menggigil ini
merupakan hasil penggunaan lemak coklat untuk produksi panas. Timbunan lemak coklat
terdapat di seluruh tubuh dan mampu meningkatkan panas tubuh sampai 100%. Untuk
membakar lemak coklat, sering bayi harus menggunakan glukosa guna mendapatkan energi yang
akan mengubah lemak menjadi panas. Lemak coklat tidak dapat diproduksi ulang oleh seorang
BBL. Cadangan lemak coklat ini akan habis dalam waktu singkat dengan adanya stress dingin.
Semakin lama usia kehamilan semakin banyak persediaan lemak coklat bayi (Winknjsastro,
2005).
Mekanisme kehilangan panas tubuh BBL:
 Konveksi
 Radiasi
 Evaporasi
 Konduksi Jika seorang bayi kedinginan, dia akan mulai mengalami hipoglikemia,
hipoksia dan asidosis. Sehingga upaya pencegahan kehilangan panas merupakan prioritas
utama dan tenaga kesehatan (perawat dan bidan) berkewajiban untuk meminimalkan
kehilangan panas pada BBL (Varney, 2010). Menurut Varney (2010) metode yang
digunakan bayi baru lahir untuk menciptakan panas dapat dilihat sebagai berikut:
Menggigil
● Tidak efisien
● Hanya terjadi pada stres dingin berat
Aktivitas otot volunteer
● Manfaatnya terbatas, bahkan pada bayi cukup bulan yang kekuatan ototnya cukup untuk
menangis dan tetap dalam posisi fleksi
Termogenesis tanpa menggigil ada 2 cara:
Cara pertama
 Peningkatan laju metabolik
● Norepinefrin mencetuskan pemecahan asam lemak, yang dioksidasi dan dilepas ke
sirkulasi darah, menyebabkan peningkatan penggunaan oksigen secara mencolok dan
membuat kelelahan meskipun neonatus sudah cukup bulan dan sehat
Cara kedua
 Penggunaan lemak coklat untuk menghasilkan panas
● Jumlah lemak cokelat tergantung pada usia kehamilan dan berkurang pada bayi baru lahir
yang mengalami retriksi pertumbuhan
● Sumber yang tidak dapat diperbaharui
● Penggunaan cadangan lemak cokelat tidak efisien pada bayi baru lahir yang mengalami
hipoglikemi atau disfungsi tiroid
Metabolisme Glukosa
Untuk memfungsikan otak memerlukan glukosa dalam jumlah tertentu. Dengan tindakan
penjepitan tali pusat dengan klem pada saat lahir seorang bayi harus mulai mempertahankan
kadar glukosa darahnya sendiri. Pada setiap bayi baru lahir, glukosa darah akan turun dalam
waktu cepat (1 sampai 2 jam) (Winknjsastro, 2005).
BBL yang tidak mampu mencerna makanan dengan jumlah yang cukup, akan membuat
glukosa dari glikogen (glikogenisasi). Hal ini hanya terjadi jika bayi mempunyai persediaan
glikogen yang cukup.
Bayi yang sehat akan menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen terutama di hati,
selama bulan-bulan terakhir dalam rahim. Bayi yang mengalami hipotermia, pada saat lahir yang
mengakibatkan hipoksia akan menggunakan cadangan glikogen dalam jam-jam pertama
kelahiran. Keseimbangan glukosa tidak sepenuhnya tercapai dalam 3-4 jam pertama kelahiran
pada bayi cukup bulan. Jika semua persediaan glikogen digunakan pada jam pertama, maka otak
dalam keadaan berisiko. Bayi yang lahir kurang bulan (prematur), lewat bulan (post matur), bayi
yang mengalami hambatan pertumbuhan dalam rahim dan stres janin merpakan risiko utama,
karena simpanan energi berkurang (digunakan sebelum lahir) (Varney, 2010).
Adapun bayi yang berisiko mengalami hipoglikemia (Varney, 2010):
● Bayi baru lahir yang mengalami retriksi pertumbuhan intra uteri
● Bayi lewat waktu
● Bayi kurang bulan
● Bayi yang mengalami gawat napas
Bayi dari ibu penyandang diabetes Menurut Varney (2010), hipoglikemia pada bayi yaitu:
● Kadar glukosa <40-50 mg/dl
● Ditentukan dengan tusukan tumit dan setrip tes
● Dipastikan dengan mengulang sampel serum jika <45 mg/dl
Gejala hipoglikemi menurut Varney (2010) meliputi; gelisah, sianosis, apneu, tangis lemah,
letargi, lunglai dan menolak makan. Hipoglikemi juga dapat tanpa gejala pada awalnya. Akibat
jangka panjang hipoglikemi adalah kerusakan yang meluas di seluruh di sel-sel otak. Metode
intervensi hipoglikemi (Varney, 2010):
a. melalui penggunaan ASI/formula
b .melaui penggunaan cadangan glikogen
c. melalui pembuatan glukosa dari sumber lain terutama lemak Intervensi dilakukan
jika <45 mg/dl pada bayi simtomatis dan <35 mg/dl pada bayi simtomatis.
 Perubahan pada Sistem Renal
Ginjal bayi baru lahir memperlihatkan penurunan aliran darah dan ginjal dan penurunan
laju filtrasi glomerolus. Hal ini dapat menimbulkan dengan mudah retensi cairan dan intoksikasi
air. Fungsi tubulus masih belum matang, yang dapat menyebabkan kehilangan natrium dalam
jumlah besar dan ketidakseimbangan elektrolit lain. Bayi baru lahir tidak mampu melakukan
pemekatan (konsentrasi) urin, yang mencerminkan pada berat jenis urin yang rendah (Behrman,
2000). Bayi baru lahir mengekresi sejumlah kecil urin pada 48 jam pertama kehidupan, sering
kali hanya sebanyak 30 - 60 ml. Protein atau darah tidak boleh terdapat di dalam urin bayi baru
lahir. Bidan harus senantiasa ingat bahwa masa abdomen yang ditemukan pada pemeriksaan fisik
acapkali sebenarnya ginjal dan bisa jadi sebuah tumor, pembesaran atau penyimpangan
pertumbuhan ginjal (Behrman, 2000).
 Ginjal sudah berfungsi, tetapi belum sempurna.
 BBL harus BAK dalam 24 jam pertama, jumlah urin 20 –30 ml/hari dan meningkat
menjadi 100–200 ml/hari pada akhir minggu pertama
 Perubahan pada Sistem Gastrointestinal
Sebelum lahir, janin cukup bulan akan mulai menghisap dan menelan. Reflek gumoh dan
reflek batuk yang matang sudah terbentuk baik pada saat lahir. Kemampuan bayi baru
lahir cukup bulan untuk menelan dan mencerna makanan (selain susu) masih terbatas.
Hubungan antara esofagus bawah dan lambung masih belum sempurna yang
mengakibatkan “gumoh” pada bayi baru lahir dan neonatus, kapasitas lambung masih
terbatas kurang dari 30 cc untuk bayi baru lahir cukup bulan. Kapasitas lambung ini akan
bertambah secara lambat bersamaan dengan tumbuhnya bayi baru lahir. Pengaturan
makanan yang sering oleh bayi sendiri penting contohnya memberi ASI on
demand  (Behrman, 2000). Kapasitas lambung BBL 30 –90 ml. Pengosongan lambung
antara 2 –4 jam setelah pemberian makanan. Dipengaruhi oleh:
• Waktu dan volume makanan
• Jenis dan suhu makanan
• Stres fisik
 Perubahan pada Sistem Hepar
Fungsi hepar BBL:
• penyimpanan zat besi
• metabolisme KH
• konjugasi bilirubin
• koagulasi Hepar belum matur untuk membentuk glukosa sehingga BBL mudah terkena
hipoglikemi. Neonatus telah memiliki kapasitas fungsional untuk mengubah bilirubin, namun
sebagian besar BBL ada yg mengalami hiperbilirubinemia fisiologis.
 Perubahan pada Sistem Imunitas
Sistem imunitas bayi baru lahir masih belum matang, sehingga menyebabkan neonatus
rentan terhadap berbagai infeksi dan alergi. Sistem imunitas yang matang akan memberikan
kekebalan alami maupun yang di dapat. Kekebalan alami terdiri dari struktur pertahanan tubuh
yang mencegah atau meminimalkan infeksi (Winknjsastro, 2005). Berikut beberapa contoh
kekebalan alami:
a. perlindungan oleh kulit membran mukosa
b. fungsi saringan saluran napas
c. pembentukan koloni mikroba oleh klit dan usus
d perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung
Kekebalan alami juga disediakan pada tingkat sel yaitu oleh sel darah yang membantu
BBL membunuh mikroorganisme asing. Tetapi pada BBL se-sel darah ini masih belum matang,
artinya BBL tersebut belum mampu melokalisasi dan memerangi infeksi secara efisien
(Winknjsastro, 2005). Kekebalan yang didapat akan muncul kemudian. BBL dengan kekebalan
pasif mengandung banyak virus dalam tubuh ibunya. Reaksi antibodi keseluruhan terhadap
antigen asing masih belum dapat dilakukan sampai awal kehidupan anak. Salah satu tugas utama
selama masa bayi dan balita adalah pembentukan sistem kekebalan tubuh (Behrman, 2000).
 Perubahan pada Sistem Hematopoiesis
Volume darah bayi baru lahir bervariasi dari 80-110 ml/kg selama hari pertama dan
meningkat dua kali lipat pada akhir tahun pertama. Nilai rata-rata hemoglobin dan sel darah
merah lebih tinggi dari nilai normal orang dewasa. Hemoglobin bayi baru lahir berkisar antara
14,5-22,5 gr/dl, hematokrit bervariasi dari 44% sampai 72% dan SDM berkisar antara 5-7,5
juta/mm3. Leukosit janin dengan nilai hitungsel daerah putih sekitar 18.000/mm3, merupakan
nilai normal saat bayi lahir (Behrman, 2000).

 Perubahan pada Sistem Integumen


Stuktur kulit bayi sudah terbentuk dari sejak lahir, tetapi masih belum matang. Epidermis
dan dermis tidak terikat dengan baik dan sangat tipis. Vernik kaseosa  juga berfungsi sebagai
lapisan pelindung kulit. Kulit bayi sangat sensitif dan dapat rusak dengan mudah. Bayi baru lahir
yang cukup bulan memiliki kulit kemerahan yang akan memucat menjadi normal beberapa jam
setelah kelahiran. Kulit sering terlihat bercak terutama sekitar ektremitas. Tangan dan kaki
sedikit sianotik (Akrosianotik). Ini disebabkan oleh ketidakstabilan vosomotor. Stasis kapiler dan
kadar hemoglobin yang tinggi. Keadaan ini normal, bersifat sementara dan bertahan selama 7-10
hari. Terutama jika terpajan pada udara dingin (Behrman, 2000).
Singkatnya pada sistem integument terjadi perubahan:
 Semua struktur kulit sudah ada tapi belum matur
 Epidermis & dermis tidak terikat dengan erat dan sangat tipis
 Verniks caseosa bersatu dengan epidermis
 Bayi aterm memiliki kulit erithemathous
 Kulit sering kelihatan berbintik & lurik-lurik
 Tangan dan kaki sedikit sianosis (acrosianosis)
 Perubahan pada Sistem Reproduksi

Saat lahir ovarium bayi wanita berisi beribu-ribu sel germinal primitif yang akan
berkurang sekitar 90% sejak bayi lahir sampai dewasa. Peningkatan kadar estrogen selama masa
hamil yang diikuti dengan penurunan setelah bayi lahir mengakibatkan pengeluaran bercak darah
melalui vagina. Genetalia eksterna biasanya edematosa disertai hiperpigmentasi. Pada bayi
prematur, klitoris menonjol dan labia mayora kecil dan terbuka (Behrman, 2000). Testis turun
kedalam skrotum pada 90 % bayi baru lahir laki-laki. Prepusium yang ketat sering kali dijumpai
pada bayi baru lahir. Muara uretra dapat tertutup prepusium dan tidak dapat ditarik kebelakang
selama 3-4 tahun. Sebagai respon terhadap estrogen ibu, ukuran genetalia bayi baru lahir cukup
bulan dapat meningkat begitu juga pigmentasinya. Terdapat rugae yang melapisi kantong
skrotum. Hidrokel sering terjadi dan akan mengecil tanpa pengobatan. Pembengkakan payudara
pada bayi baru lahir disebabkan oleh peningkatan estrogen selama masa kehamilan. Pada
beberapa bayi baru lahir terlihat rabas encer (wit
ch’s milk), ini tidak memiliki makna klinis, tidak perlu diobati, akan
hilang seiring dengan penurunan hormon ibu dalam tubuh bayi.
 Labia mayora & minora mengaburkan vestibulum dan menutupi klitoris pada bayi
perempuan
 Bayi laki-laki, preputium biasanya tidak sepenuhnya tertarik masuk
 Bayi perempuan biasa ditemukan pseudomenstruasi
 Perubahan pada Sistem Skeletal
 Tubuh BBL kelihatan sedikit tidak proposional
 Tangan sedikit lebih panjang dari kaki
 Punggung BBL kelihatan lurus dan dapat ditekuk dengan mudah
 BBL dapat mengangkat & memutar kepala ketika menelungkup
  Perubahan pada Sistem Neuromuskular Pertumbuhan otak sangat cepat dan
membutuhkan glukosa dan O2
yang adekuat. Bayi baru lahir memiliki banyak reflek primitif. Saat reflek muncul dan
menghilang menunjukkan kematangan dan perkembangan sistem syaraf yang baik
Berikut beberapa refleks pada BBL:
1. Refleks Moro/Peluk
Reflek ini ditemukan oleh seorang pediatri bernama Ernst Moro. Reflek ini
muncul sejak lahir, paling kuat pada usia satu bulan dan akan mulai menghilang pada
usia dua bulan. Reflek ini terjadi jika kepala bayi tiba-tiba terangkat, suhu tubuh bayi
berubah secara drastis atau pada saat bayi dikagetkan oleh suara yang keras. Kaki dan
tangan akan melakukan gerakan ekstensi dan lengan akan tersentak ke atas dengan
telapak tangan keatas dan ibu jarinya bergerak fleksi. Singkatnya, kedua lengan akan
terangkat dan tangan seperti ingin mencengkeram atau memeluk tubuh dan bayi
menangis sangat keras. Reflek ini normalnya akan menghilang pada usia tiga sampai
empat bulan, meskipun terkadangakan menetap hingga usia enam bulan. Tidak adanya
reflek moro ini pada kedua sisi tubuh atau bilateral (kanan dan kiri) menandakan adanya
kerusakan pada sistem saraf pusat bayi, sementara tidak adanya reflek moro unilateral
(pada satu sisi saja) dapat menandakan adanya trauma persalinan seperti fraktur klavikula
atau perlukaan pada pleksus brakhialis. Erbs palsy atau beberapa jenis paralysis kadang
juga timbul pada beberapa kasus. Sebuah cara untuk memeriksa keadaan reflek adalah
dengan meletakkan bayi secara horizontal dan meluruskan punggungnya dan biarkan
kepala bayi turun secara pelan-pelan atau kagetkan bayi dengan suara yang keras dan
tiba-tiba. Reflek moro ini akan membantu bayi untuk memeluk ibunya saat ibu
menggendong bayinya sepanjang hari. Jika bayi kehilangan keseimbangan, reflek ini
akan menyebabkan bayi memeluk ibunya dan bergantung pada tubuh ibunya. Hilang
pada usia 4 tahun

2. Refleks rooting  
Reflek primitif pada bayi baru lahir ini ditunjukkan pada saat kelahiran dan akan
membantu proses menyusui. Reflek ini akan mulai terhambat pada usia sekitar empat bulan dan
berangsur-angsur akan terbawa di bawah sadar. Seorang bayi baru lahir akan menggerakkan
kepalanya menuju sesuatu yang menyentuh pipi atau mulutnya, dan mencari obyek tersebut
dengan menggerakkan kepalanya terus-menerus hingga ia berhasil menemukan obyek tersebut.
Setelah merespon rangsang ini (jika menyusui, kira-kira selama tiga minggu setelah kelahiran)
bayi akan langsung menggerakkan kepalanya lebih cepat dan tepat untuk menemukan obyek
tanpa harus mencari-cari. Dan akan hilang saat dia sudah melihat objek. Apabila tidak terjadi
maka sistem pencernaannya belum aktif.

3. Refleks menghisap & menelan (sucking)


Reflek ini secara umum ada pada semua jenis mamalia dan dimulai sejak lahir. Reflek ini
berhubungan dengan reflek rooting dan menyusui, dan menyebabkan bayi untuk secara langsung
mengisap apapun yang disentuhkan di mulutnya.
Ada 2 tahapan dari reflek ini, yaitu:
a. Tahap expression: dilakukan pada saat puting susu diletakkan diantara bibir bayi dan
disentuhkan di permukaan langit-langitnya. Bayi akan secara langsung menekan
(mengenyot) puting dengan menggunakan lidah dan langit-langitnya untuk mengeluarkan
air susunya.
b. Tahap milking :saat lidah bergerak dari areola menuju puting, mendorong air susu dari
payudara ibu untuk ditelan oleh bayi
 4. Refleks blinking
Reflek blinking merupakan reflek yang terjadi bila bayi menutupkan kedua
matanya ketika terkena kilatan cahaya atau hembusan udara. Refleks gerakan seperti
menutup dan mengejapkan mata berfungsi untuk melindungi mata dari cahaya dan
benda-benda asing. Permanen dalam kehidupan.
5. Refleks grasping
Grasping Reflex adalah refleks gerakan jari-jari tangan mencengkram benda-
benda yang disentuhkan ke bayi, indikasi syaraf berkembang normal dan hilang setelah
3-4 bulan. Bayi akan otomatis menggenggam jari ketika Anda menyodorkan jari telunjuk
kepadanya. Reflek menggenggam tejadi ketika sesuatu menyentuh telapak tangan bayi.
Bayi akan merespons dengan cara menggenggamnya kuat-kuat. Pada akhir bulan ketika,
refleks menggenggam berkurang dan bayi memperlihatkan suatu genggaman yang lebih
spontan, yang sering dihasilkan dari rangasangan visual. Misalnya, ketika bayi melihat
suatu gerakan yang berputar diatas tempat tidurnya, ia akan meraih dan mencoba
menggenggamnya. Ketika perkembangan motoriknya semakin lancar, bayi akan
menggenggam benda-benda, menggunakannya secara hati-hati, dan mengamati benda-
benda tersebut.
6. Refleks stepping
Reflek walking atau stepping merupakan reflek yang muncul sejak lahir,
walaupun bayi tidak dapat menahan berat tubuhnya, namun saat tumit kakinya
disentuhkan pada suatu permukaan yang rata, bayi akan terdorong untuk berjalan dengan
menempatkan satu kakinya didepan kaki yang lain. Reflek ini akan menghilang sebagai
sebuah respon otomatis dan muncul kembali sebagai kebiasaan secara sadar pada sekitar
usia delapan bulan hingga satu tahun untuk persiapan kemampuan berjalan.
7. Refleks neck tonis
Reflek ini disebut juga posisi menengadah, muncul pada usia satu bulan dan akan
menghilang pada sekitar usia lima bulan. Saat kepala bayi digerakkan ke samping, lengan
pada sisi tersebut akan lurus dan lengan yang berlawanan akan menekuk (kadang-kadang
pergerakan akan sangat halus atau lemah). Jika bayi baru lahir tidak mampu untuk
melakukan posisi ini atau jika reflek ini terus menetap hingga lewat usia 6 bulan, bayi
dimungkinkan mengalami gangguan pada neuron motorik atas. Berdasarkan penelitian,
reflek tonick neck merupakan suatu tanda awal koordinasi mata dan kepala bayi yang
akan menyiapkan bayi untuk mencapai gerak sadar. apabila tidak terjadi maka terjadi
kerusakan motorik bagian atas
8. Refleks Babinski
Reflek babinsky muncul sejak lahir dan berlangsung hingga kira-kira satu tahun.
Reflek ini ditunjukkan pada saat bagian samping telapak kaki digosok, dan menyebabkan
jari-jari kaki menyebar dan jempol kaki ekstensi. Reflek disebabkan oleh kurangnya
myelinasi traktus corticospinal pada bayi. Reflek babinsky juga merupakan tanda
abnormalitas saraf seperti lesi neuromotorik atas pada orang dewasa
. ADAPTASI PSIKOLOGI PADA BALITA
Definisi Balita
Balita adalah masa anak mulai berjalan dan merupakan masa yang paling hebat dalam
tumbuh kembang, yaitu pada usia 1- 5 tahun. Masa ini merupakan masa yang penting terhadap
perkembangan kepandaian dan pertumbuhan intelektual ( mitayani,2010)
Balita adalah anak yang berumur 0-59 bulan pada masa ini di tandai dengan proses pertumbuhan
dan perkembangn yang sangat pesat.
Balita adalah istilah umum bagi anak usia 1-3 tahun ( batita ) dan anak pra sekolah ( 3-5 tahun ).
Saa batita anak masih tergantung penuh kepada orangtua untuk melakukan kegiatan penting,
seprti mandi, buang air dan makan, perkembangan bicra dan berjalan sudah bertabah baik namun
kemampuan laian masih terbatas(sutomo, 2010)

A Proses Adaptasi Psikologis pada Masa Balita

Sebagian besar orang tua memandang masa balita sebagai usia yang

mengandung masalah atau usia sulit, dengan munculnya masalah perilaku anak. Sebenarnya pada

masa ini adalah masa dimana anak mempelajari dasar-dasar perilaku sosial untuk persiapan

penyesuaian diri pada masa selanjutnya. Masa ini disebut juga sebagai usia menjelajah, dimana anak

belajar menguasai dan mengendalikan lingkungan. Salah satu caranya untuk menjelajah lingkungan

ialah dengan sering bertanya kepada orang-orang terdekatnya. Anak-anak pada usia ini juga sering

meniru tindakan dan pembicaraan orang lain. Orang tua hendaknya memahami proses adaptasi

psikologi pada masa balita karena pada masa ini perkembangan balita sangat pesat dengan ditandai

oleh hal-hal kreatif yang dilakukan oleh balita tersebut. Ketidakpekaan orang tua akan menimbulkan

banyak masalah yang dihadapi oleh ibu maupun balita.


Psikologi pertumbuhan balita

Orangtua perlu Mengetahui ada beberapa perkembangan psikologi anak bukan hanya fisik saja,

orangtua juga perlu memperhatikan tumbuh kembang anak dari psikologisnya, agar mereka bisa

tumbuh dengan maksimal.

Ada tiga jenis perkembangan balita

1. Pertumbuhan Fisik

Perkembangan fisisk anak terbentuk dari keturunan dan tempat tinggal. Saat ia berada dalam usia

emas penting untuk ibu mencipatakan lingkungan yang mampu merangsang pertumbbuhan dengan

membiarkan anak bereksplorasi dengan mencoba hal-hal baru.

2. pertumbuhan koknitif

Seiring dengan kemampuan anak dalam menguasai bahasa yang digunakan, kemampuan koknitif anak

juga berkembang, sepeti daya imajinasi dan ingatan. Namaun dimasa ini anak belum mampu berfikir

logis mengenai hal-hal yang mereka lalui dalam hidupnya selain itu anak juga belum bisa berfikir nalar

mengenai hubungan sebab akibat.

3. pertumbuhan sosial dan emosional

Pertumbuhan sosial dan emosional merupakan dua sisi yang saling berkaitan dan melibatkan

pengetahuan serta ketrampilan anak . dalam pertumbuhan ini , anak-anak melath bagaimana cara

berhubngan dengan orang lain secara efektif dan dengan cara yang positif.
B. Faktor – factor yang mempengaruhi perkembangan psikologis balita.

1. kelurga

Kelurga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh terhadap aspek


perkembangan anak, termasuk perkembangan sosialnya. Kondisi dan tata cara kehidupan
keluarga merupakan lingkungan yang kondusif bagi sosialisasi anak ( marmi & margiati,2013)

Proses pendidikan yang bertujuan mengembangkan kepribadian anak lebih banyak ditemukan
oleh kelurga, pola pergaulan, etika berinteriksa dengan orang lain banyak ditentukan oleh
ke;urga

2. kematangan

Uuntuk dapat berosialisasi diperlukan kematangan fisik dan psikis sehinga mampu
mempertimbangkan proses social, member dan menasehatkan orang lain, emerlukan kematangan
intelektual dan emosional selain itu kematangan dalam bahsa juga sangat menentukan

3. status social ekonomi

Kehidupan social banyak di pengaruhi oleh kondisi social ekonomi kelurga dan masyrakat.
Perilaku anak akan banyak meperhatikan kondisi normative yang di tanam oleh kelurganya

4. pola asuh

Salah satu factor yang memepengaruhi psikologi pada anak balita yaitu polaa asuh orangtua
karna karakrer psikologi anak terbentuk dari bagaimana pola asuh orangtuanya

5 lingkungan

Lingkungan mempunyai peranan penting untuk membentuk psikologi anak balita . anak yang
berada dalam lingkungan yang baik maka dia akan tumbuh menjadi seseorang yang menmbawa
nilai kebaikan
6 . biologis

Factor biologis berpengaruh untuk perkembangan psikologis anak balita, misalmya perlakuan
anak laki- laki berbeda dengan anak perempuan. Hormone dan status gizi juga berpengaruh pada
kondisi psikologis. Anak dengan asupan gisi yang seimbang perkembangan otak dan tubuhnya
akan lebih baik.

7. Pembelajaran

Pembelanjaran lebih memfokuskan ke dalam apa yang menjadi minat dan bakat anak hal ini
membentu untuk membangun karakter yang percaya diri dan pribadi yang positif.

Anda mungkin juga menyukai