Rusaknya ekosistem dan habitat satwa yang ada disebabkan masyarakat yang belum
memahami fungsi hutan sebagai kawasan konservasi, sehingga terdapat kegiatan perusakan,
pengambilan hasil hutan, pembakaran hutan, hingga perburuan liar yang akan berdampak
buruk bagi ekosistem dan manusia disekitarnya. Dampak tersebut akan menimbulkan
kehilangan biodiversitas, sistem hidrologis terganggu, kerugian secara ekonomis, perubahan
iklim hingga pemanasan global, dan lain-lain.
Upaya perlindungan kerusakan hutan lindung (rehabilitasi, restorasi, konservasi satwa)
Berdasarkan contoh kasus yang menyebabkan ancaman terhadap degradasi ekosistem
TNTP, dipicu oleh laju pertumbuhan penduduk dan aktivitas sosial ekonomi masyarakat yang
tinggal disekitar kawasan hutan konservasi. Kondisi ini semakin mendesak dan merambah
kawasan hutan sehingga alih fungsi lahan terus menerus terjadi, yang mempunyai korelasi
positif terhadap peningkatan kerusakan lingkungan hutan, pencemaran lingkungan dan
bencana alam. Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan lingkungan dan perhatian dari semua
pihak. Pemerintah dapat mendorong upaya kerjasama antar stakeholder dalam pengelolaan
lingkungan khususnya dalam upaya rehabilitasi, restorasi, & konservasi lingkungan sebagai
upaya preventif penanggulangan kerusakan (Muttaqien 2021)
a) Rehabilitasi, usaha untuk mengembalikan produktivitas pada kawasan hutan dengan
mengembalikan tumbuhan maupun satwa yang sebelumnya terdapat pada kawasan
tersebut;
b) Restorasi yaitu membangun kembali keanekaragaman hayati pada kawasan tersebut
agar struktur pada hutan kembali seperti semula;
c) Konservasi, meliputi seluruh kegiatan pemeliharaan sumber daya hayati yang
menyesuaikan atau perubahan kondisi dan situasi setempat.
Sumber:
Karya K. 2016. Potensi Hutan Mangrove sebagai Kawasan Ekowisata di Kecamatan Sei
Nagalawan Kabupaten Serdang Bedagai [skripsi]. Medan (ID): Universitas Sumatera Utara.
Muttaqien A. 2021. Upaya perlindungan hutan konservasi atas pemberian izin pemanfaatan
panas bumi. Jurist-Diction. 4(1): 1-16.
Nurmadiyan AZ. 2017. Pengembangan pariwisata di destinasi Taman Nasional Tanjung
Puting Provinsi Kalimantan Tengah [skripsi]. Bandung (ID): Universitas Pendidikan
Indonesia.
Sihite J. 2009. Strategi dan Rencana Aksi Konservasi Orangutan Indonesia 2007-2017. Bali
(ID): Dirjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Departemen Kehutanan Republik
Indonesia
Siswanto W. 2017. Pengelolaan Kawasan Konservasi di Indonesia. German: GIZ.