Anda di halaman 1dari 63

PROSIDING

LAPORAN KEGIATAN

SIDANG CODEX COMMITTEE ON CONTAMINANTS IN FOODS (CCCF) KE-13

29 APRIL – 3 MEI 2019, HOTEL AMBARRUKMO, DAERAH ISTIMEWA


YOGYAKARTA, INDONESIA

DIREKTORAT STANDARDISASI PANGAN OLAHAN DEPUTI BIDANG


PENGAWASAN PANGAN OLAHAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN
MAKANAN
2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga
Laporan Kegiatan Sidang Codex Committee on Contaminants in Foods (CCCF) ke-13 yang diselenggarakan pada
tanggal 29 April - 3 Mei 2019 di Daerah Istimewa Yogyakarta dapat diselesaikan. Laporan ini disusun sebagai hasil
rangkaian kegiatan Sidang CCCF ke-13 dimana Indonesia dalam hal ini Badan POM berperan sebagai Co-Host dalam
penyelenggaraan sidang tersebut.
Dalam penanganan Codex di Indonesia, Badan POM merupakan Koordinator Mirror Committee untuk Sidang
CCCF. Pada Sidang CCCF ke-12 yang diselenggarakan di Belanda, Indonesia mendapat kepercayaan dunia untuk dapat
menyelenggarakan sidang CCCF ke-13. Laporan hasil Sidang CCCF ke-13 ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
Badan POM dan pemangku kepentingan lainnya terutama dalam mencermati isu-isu Internasional di bidang pangan khususnya
terkait dengan kontaminan dan bagaimana peran badan dunia FAO/WHO dalam mengkoordinasikan penyusunan pedoman,
standar, dan kode praktis yang diakui atas dasar konsensus bersama. Disamping itu, laporan ini juga memberikan informasi
sejauh mana Pemerintah Indonesia berpartisipasi aktif memperjuangkan kepentingan Indonesia selama persidangan.
Penyelenggaran Sidang CCCF ke-13 dilaksanakan dengan melibatkan anggota Komite Nasional Codex Indonesia
(Kementerian atau Lembaga Terkait yaitu Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian,
Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Pertanian, Kementerian Luar Negeri, Badan Standardisasi Nasional), Badan
POM, dan Asosiasi Industri.
Dalam kesempatan ini, Badan POM mengucapkan terima kasih kepada semua pihak terkait yang telah mendukung
penyelenggaraan sidang dan penyelesaian penulisan laporan ini. Kami berharap laporan ini dapat membuka wawasan dan
pemikiran dalam menyusun kebijakan dan program di bidang pangan yang terarah dan tepat sasaran khususnya bidang
standardisasi pangan di Indonesia.

Jakarta, Juli 2019 Kepala Badan


Pengawas Obat dan Makanan

Dr Ir Penny K. Lukito, MCP

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................................iii
EXECUTIVE SUMMARY...............................................................................................................iv

BAB I. PENDAHULUAN.................................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................................1
B. Tujuan..................................................................................................................................2
C. Rangkaian Kegiatan Koordinasi Persiapan..........................................................................2
D. Dukungan Lintas Sektor.......................................................................................................9

BAB II. PELAKSANAAN KEGIATAN.........................................................................................10


A. Physical Working Group (PWG).......................................................................................10
B. Pelaksanaan Sidang............................................................................................................10
C. Hari 1, 29 April 2019.........................................................................................................11
D. Hari 2, 30 April 2019.........................................................................................................13
E. Hari 3, 01 Mei 2019...........................................................................................................15
F. Hari 4, 02 Mei 2019...........................................................................................................18
G. Hari 5, 03 Mei 2019...........................................................................................................18

BAB III. PENUTUP.........................................................................................................................19


A. Kesimpulan........................................................................................................................19
B. Saran...................................................................................................................................19
C. Tindak Lanjut.....................................................................................................................20

LAMPIRAN.....................................................................................................................................22
A. Daftar Delegasi..................................................................................................................23
B. Rundown (Time Table)......................................................................................................34
C. Pidato Pembukaan..............................................................................................................36
D. Welcome Dinner Remarks.................................................................................................40
E. Pidato Pembukaan oleh Prof. Purwiyatno Hariyadi...........................................................43
F. Desain-desain Kelengkaan Sidang.....................................................................................46
G. Cenderamata VIP...............................................................................................................49
H. Souvenir Peserta.................................................................................................................50

GALERI FOTO................................................................................................................................51

iii
EXECUTIVE SUMMARY

Globalisasi rantai pangan yang dikombinasikan dengan industrialisasi dan urbanisasi telah mengubah kebiasaan
diet orang-orang diseluruh dunia. Sehingga hal ini berdampak pada munculnya masalah pengawasan pangan dan
keamanan pangan yang menjadi tantangan bagi otoritas nasional diberbagai negara.
The Sustainable Development Goals (SDGs) memasukkan keamanan pangan kedalam target Agenda tahun
2030. Namun, peran keamanan pangan hanya mendapatkan sedikit perhatian dalam perdebatan ketahanan pangan, gizi
dan kesehatan. Padahal keamanan pangan memiliki dampak yang besar untuk ketiga hal tersebut.
Seperti yang dikatakan oleh World Health Organization (WHO), “Keamanan pangan, gizi, dan ketahanan
pangan merupakan hal yang saling berkaitan. Pangan yang tidak aman menciptakan siklus penyakit dan kekurangan gizi,
khususnya bagi bayi, anak-anak, manula, dan orang sakit. Penyakit bawaan pangan menghambat pembangunan sosial
ekonomi dengan mengganggu sistem perawatan kesehatan dan merusak ekonomi nasional, pariwisata, serta
perdagangan”.
Selama lebih dari lima dekade, standar Codex telah memberikan kontribusi besar terhadap keamanan dan kualitas
pangan yang kita konsumsi. Codex Alimentarius memberikan pedoman yang berlaku secara global dan dapat diikuti oleh
semua negara sehingga membantu negara-negara dalam memperkuat sistem kontrol keamanan pangan nasional mereka.
Pemerintah Republik Indonesia telah berpartisipasi aktif sebagai Anggota Codex sejak tahun 1971 dan terlibat
aktif dalam forum CCCF. Sepanjang partisipasi tersebut, Indonesia telah mengembangkan banyak peraturan tentang
kontaminan dalam pangan.
Dalam Sidang CCCF ke-13 yang dihadiri oleh 239 orang dari 45 negara anggota, 1 organisasi anggota dan 18
observer, terdapat beberapa isu penting dalam agenda yang perlu menjadi perhatian antara lain agenda pada batas
maksimum untuk kadmium dalam cokelat dan produk turunan kakao, mikotoksin dalam rempah-rempah, metilmerkuri
dalam ikan, aflatoksin dalam kacang dan sereal siap saji, asam sianida dalam singkong, Code of Practice (CoP) untuk
pengurangan 3-MCPDE dan glycidyl esters (GEs) dalam minyak olahan dan produk yang dibuat dengan minyak olahan.

iv
BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Codex Alimentarius Commission (CAC) yang lebih dikenal dengan sebutan Codex, merupakan suatu komisi
dibawah naungan FAO dan WHO yang bertugas menangani standar pangan. Codex dibentuk dengan tujuan untuk
melindungi kesehatan konsumen dengan menjamin keamanan, mutu dan gizi pangan, serta menjamin perdagangan
pangan yang adil dan bertanggungjawab. Informasi mengenai codex dapat diakses melalui website
http://www.fao.org/fao-who-codexalimentarius/en/.
Keberadaan organisasi CAC tersebut telah memberikan banyak manfaat bagi negara-negara anggotanya termasuk
Indonesia untuk menyusun standar pangan dalam rangka menjamin keamanan, mutu dan gizi pangan serta memberikan
fasilitas kelancaran perdagangan internasional.
Indonesia sebagai salah satu anggota CAC sangat berkepentingan terhadap keputusan yang dikeluarkan oleh
sidang-sidang Codex, karena segala keputusan yang dikeluarkan sudah mencakup kepentingan internasional baik bagi
kelancaran perdagangan produk pangan maupun perlindungan terhadap kesehatan konsumen disemua Negara. Pemerintah
Indonesia juga dapat mengusulkan kepentingan nasional agar produk pangan Indonesia dapat bersaing dipasaran dunia.
Penanganan Codex di Indonesia dilakukan melalui Forum Komite Nasional Codex Indonesia yang terdiri dari
Kementerian/Lembaga/Organisasi terkait. Codex Indonesia terdiri dari Panitia Nasional Codex Indonesia, Kelompok Kerja
Codex Indonesia, Mirror Committee (MC) dan Sekretariat Codex Contact Point. Badan POM merupakan Koordinator
Mirror Committee untuk Sidang Codex Committee on Contaminants in Foods (CCCF), Codex Committee on
Food Additives (CCFA), Codex Committee on Food Labelling (CCFL) dan Codex Committee on Nutrition and
Foods for Special Dietary Uses (CCNFSDU). Selaku Koordinator Mirror Committee, Badan POM selalu
berpartisipasi aktif dalam pembahasan materi pada sidang-sidang tersebut.
Pada Sidang CCCF ke-12 yang diselenggarakan pada tanggal 12-16 Maret 2018 di Belanda, Indonesia mendapat
kepercayaan dunia untuk menyelenggarakan sidang CCCF di Indonesia, dan Indonesia telah menyatakan kesediaannya.

1
Melalui Sidang CCCF Ke-13 Tahun 2019, diharapkan akan meningkatkan kemampuan Indonesia dalam
penanganan Codex dan memperjuangkan kepentingan Indonesia dalam Sidang Codex secara lebih maksimal.
Informasi mengenai Sidang CCCF ke-13 dapat diakses melalui website Codex yaitu http://www.fao.org/fao-who-
codexalimentarius/meetings/detail/en/?meeting=CCCF&sessio n=13. Pada website tersebut terdapat informasi singkat
mengenai sidang, Yogyakarta sebagai lokasi sidang, agenda yang dibahas dalam sidang, dan informasi penting lainnya.

B. Tujuan
Penyelenggaraan Sidang CCCF di Indonesia bertujuan untuk:
a. Meningkatkan peran Indonesia dalam pembahasan agenda yang menjadi kepentingan Indonesia, antara lain:
- Maximum Levels for Cadmium in Chocolate and Cocoa-Derived Products;
- Maximum Levels for Mycotoxins in Spices;
- Maximum Levels for Methylmercury in Fish;
- Maximum Levels for Total Aflatoxins in Ready-to-eat Peanuts;
- Proposed Draft Code of Practice (CoP) for the Prevention and Reduction of Mycotoxin
Contamination in Spices;
- Code of Practice for the Reduction of 3-MCPDE and Glycidyl Esters in Refined Oils and Products
Made with Refined Oils.
b. Meningkatkan partisipasi tim pakar dan pemangku kepentingan terkait.
c. Meningkatkan nilai ekonomi Indonesia (pemasukan devisa negara), mengingat peserta sidang Codex berjumlah
239 orang dari 45 negara anggota, 1 organisasi anggota dan 18 observer.

C. Rangkaian Kegiatan Koordinasi Persiapan


Dalam rangka mempersiapkan pertemuan ini, Badan POM menyelenggarakan pertemuan melibatkan
Kementerian/Lembaga/Organisasi terkait yaitu anggota dari Komite Nasional Codex Indonesia (Komnas Codex
Indonesia) antara lain Badan Standardisasi Nasional (BSN), Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan,
Kementerian Pertanian, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Luar Negeri Kementerian Kesehatan, serta
Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia

2
(GAPMMI). Selain itu Kementerian Hukum dan HAM RI juga turut berpartisipasi dalam kelancaran pelaksanaan
kegiatan ini.
Rangkaian kegiatan koordinasi lintas sektor dalam rangka persiapan sidang, sebagai berikut:
a. Persiapan penyelenggaraan sidang
Tanggal Kegiatan Hasil Kegiatan
17-19 Januari Badan POM bersama dengan Pemilihan lokasi yang akan
2018 perwakilan dari Biro Kerja Sama digunakan sebagai lokasi
Badan POM, BSN, dan Balai Besar penyelenggaraan Sidang
POM di Yogyakarta mengadakan CCCF ke-13.
pertemuan dengan pihak Belanda
persiapan sidang serta melakukan
survei lokasi penyelenggaraan Sidang
CCCF
ke-13.
27 Juli 2018 Kepala Badan POM menetapkan SK SK Panitia Penyelenggara dan Tim
Panitia Penyelenggara dan Tim Materi Materi Sidang CCCF ke-13 nomor
Sidang CCCF ke-13. Panitia dan tim HK.10.04.151.07.18.3884
materi melibatkan wakil dari unit-unit Tahun 2018
di Badan POM, Balai Besar POM di
Yogyakarta, BSN, Kementerian Luar
Negeri, Kementerian Kelautan dan
Perikanan dan Kementerian
Pertanian.

24 September Penandatanganan Letter of Letter of Agreement antara


2018 Agreement antara Indonesia dengan Indonesia dengan FAO
FAO. Indonesia diwakili oleh Codex
Contact Point
Indonesia yaitu BSN.
2 November 2018 Penandatanganan Memorandum of Memorandum of Reponsibility
Reponsibility antara Indonesia dengan antara Indonesia dengan Belanda
Belanda yang berisi pembagian
tanggung jawab teknis dan
pembiayaan terkait Sidang
CCCF ke-13.
3 Desember 2018 Badan POM menyampaikan surat Dukungan yang diberikan
permohonan dukungan Kementerian Pariwisata
Kementerian Pariwisata tehadap kepada Badan POM berupa: brosur
penyelenggaraan sidang Codex pariwisata, tourist map,
Committee on Contaminants in buku Glamping (glamour

3
Tanggal Kegiatan Hasil Kegiatan
Foods (CCCF) ke-13 tanggal 29 April camping), buku Phinisi (sejarah
sampai 03 Mei 2019 di Provinsi kapal phinisi), dan topi.
Daerah Istimewa Yogyakarta.

23 Januari 2019 Badan POM dan BSN melakukan Draft susunan acara, opening
pertemuan dengan Belanda dalam ceremony, welcome dinner,
rangka survei akhir dan persiapan pembagian tugas antara Chair dan
Sidang CCCF di Kantor Kedutaan Co-Chair CCCF, serta informasi
Besar Belanda di Indonesia. registrasi peserta
sidang.
24 Januari 2019 Badan POM mengadakan pertemuan Draft penyampaian welcome
dengan Pemerintah Daerah DIY dalam remarks oleh Kepala Badan POM
rangka survei akhir dan persiapan dan Bapak Gubernur DIY serta
sidang CCCF. dukungan promosi pariwisata dari
Dinas Pariwisata Provinsi DIY.
Pada pertemuan ini, ditetapkan
pula lokasi penyelenggaraan
welcome dinner yaitu di Bangsal
Kepatihann DIY yang merupakan
arahan dari Bapak Gubernur DIY.
Dinas Pariwisata Provinsi DIY
bersedia memberi dukungan
promosi pariwisata yakni melalui
penyediaan brosur pariwisata
Yogyakarta dalam
bahasa Inggris.

25 Januari 2019 Badan POM bekerja sama dengan BSN Information Notes berisi tentang
dan Kementerian Luar Negeri informasi sidang, informasi hotel,
menyiapkan Information Notes yang pengurusan visa, dan informasi
akan ditayangkan pada website Codex. singkat pariwisata tentang
Yogyakarta
– Indonesia.
8 Februari 2019 Badan POM menyampaikan surat Surat ditujukan kepada:
permintaan anggota delegasi Indonesia a. Kepala Pusat
pada Sidang Codex Committee on Penganekaragaman Konsumsi
Contaminants in Foods (CCCF) ke-13 dan Keamanan Pangan,
tahun 2019. Kementerian
Pertanian;

4
Tanggal Kegiatan Hasil Kegiatan
b. Direktur Pengolahan dan Bina
Mutu, Kementerian Kelautan
dan Perikanan;
c. Direktur Kesehatan
Lingkungan, Kementerian
Kesehatan;
d. Direktur Industri Minuman,
Hasil Tembakau dan Bahan
Penyegar, Kementerian
Perindustrian;
e. Direktur Industri Makanan,
Hasil Laut dan Perikanan,
Kementerian Perindustrian;
f. Direktur Standardisasi dan
Pengendalian Mutu,
Kementerian Perdagangan;
g. Direktur Pengembangan
Standar Agro, Kimia,
Kesehatan dan Halal, Badan
Standardisasi Nasional;
h. Direktur Sistem dan
Harmonisasi Akreditasi, Badan
Standardisasi Nasional;
i. Ketua Gabungan
Pengusaha Makanan dan
Minuman Indonesia
(GAPMMI).

15 Maret 2019 Badan POM mengadakan Working Rapat membahas koordinasi


Luncheon terkait Persiapan persiapan penyelenggaraan Sidang
Penyelenggaraan Sidang CCCF Ke-13 CCCF ke-13
di Hotel Hotel
Shangri-La Jakarta.
15 April 2019 Badan POM mengadakan rapat Koordinasi terkait registrasi
koordinasi persiapan peserta, kebutuhan Visa bagi
penyelenggaraan Sidang CCCF Ke-13 delegasi tertentu, teknis
di Hotel Grand Mercure Kemayoran. pelaksanaan sidang, serta overview
Rapat dihadiri oleh perwakilan dari materi sidang CCCF ke-13.
Badan POM,
Kementerian Luar Negeri,

5
Tanggal Kegiatan Hasil Kegiatan
Kementerian Hukum dan HAM,
Kementerian Perdagangan,
Kementerian Kelautan dan Perikanan,
Kementerian
Pertanian, Kementerian
Kesehatan, Badan Standardisasi
Nasional dan GAPMMI.
25 April 2019 Badan POM mengadakan rapat Koordinasi terkait detail teknis
koordinasi persiapan opening ceremony, jumlah peserta,
penyelenggaraan Sidang Codex instalasi internet, dokumentasi,
Committee on Contaminants in pengamanan, serta ketersediaan
Foods (CCCF) Ke-13 di Ruang ruang P3K.
Rapat Direktorat Standardisasi Pangan
Olahan Badan POM. Rapat dihadiri
oleh perwakilan dari Badan POM,
Kementerian Luar Negeri,
Kementerian Hukum dan HAM,
Kementerian Perdagangan,
Kementerian Kelautan dan Perikanan,
Kementerian
Pertanian, Kementerian
Kesehatan, Badan Standardisasi
Nasional.

b. Persiapan posisi Indonesia


Tanggal Kegiatan Hasil Kegiatan
21 Februari 2019 Badan POM mengadakan rapat Posisi Indonesia pada :
penyusunan posisi sidang CCCF - Agenda 5 - Proposed draft MLs
ke-13 yang dihadiri oleh Tim Ahli: for Lead in Selected
Dr.rer.nat. Rahmana Emran K. dan Commodities in the GSCTFF
Prof. Purwiyatno Hariyadi; serta (at Step 4),
perwakilan dari Kementerian - Agenda 6 - Proposed Draft MLs
Pertanian dan Kementerian for Cadmium in Chocolate and
Kelautan dan Perikanan. Cocoa-Derived Products (at
Step 4),
- Agenda 7 - Draft Code of
Practice for the Reduction of 3-
MCPDEs and GEs in Refined
Oils and Food Products Made

6
Tanggal Kegiatan Hasil Kegiatan
with Refined Oils (at Step 7),
dan
- Agenda 15 - Establishment of
MLs for Methylmercury in
Additional Fish Species.
5 Maret 2019 Chair dan Co-Chair Agenda sidang yang dipimpin oleh
melaksanakan teleconference di Co-Chair, yaitu :
Ruang Rapat Direktorat - Agenda 13 - Discussion paper on
Standardisasi Pangan Olahan. the Revision of the COP for the
Prevention and Reduction of
Lead Contamination in Foods,
- Agenda 16 - Establishment of
MLs for HCN in Cassava and
Cassava-Based Products and
Occurrence of Mycotoxins in
These Products,
- Agenda 18 - General Guidance
on Data Analysis for ML
Development,
- Agenda 19(a) - Priority list of
Contaminants and Naturally
Occurring Toxicants for
Evaluation by JECFA -
Comments (in reply to CL
2019/11-CF), dan
- Agenda 19(b) - Follow-up Work
to the Outcome of JECFA
Evaluations.
27 Maret 2019 Badan POM kembali mengadakan Posisi Indonesia pada :
rapat penyusunan posisi sidang - Agenda 7 - Draft Code of Practice
CCCF ke-13 yang dihadiri oleh: for the Reduction of 3- MCPDEs
- Dr. Ir. Roy A. Sparingga, M. and GEs in Refined Oils and
Appc, Food Products Made with
- Prof. Dr. Ir. Purwiyatno Refined Oils (at Step 7),
Hariyadi, PhD - Agenda 10 - Draft Guidelines for
- Prof. Dr. Okky S. Risk Analysis of Instances of
Dharmaputra Contaminants in Food Where
- Dr. rer. nat. Rahmana Emran There is No Regulatory Level or
Kartasasmita, Apt. Risk Management Framework
Established (at Step 7),

7
Tanggal Kegiatan Hasil Kegiatan
- Dr. Ir. Hanifah Nuryani Lioe, - Agenda 11 - Establishment of
M.Si. New MLs for Lead in
- Dr. Ir. Joni S. Munarso, M.S. Commodities According to a
- Kementerian Pertanian, Prioritization Approach,
- Kementerian Perdagangan, - Agenda 13 - Revision of the COP
- Kementerian Kelautan dan for the Prevention and Reduction
Perikanan, serta of Lead
- Asosiasi: GAPMMI, AIMMI, Contamination in Foods (CXC
GAPKI, GIMNI, APIKCI. 56-2004),
- Agenda 14 - Development of a
COP for Prevention and
Reduction of Cadmium
Contamination in Cocoa,
- Agenda 15 - Establishment of
MLs for Methylmercury in
Additional Fish Species,
- Agenda 16 - Establishment of
MLs for HCN in Cassava and
Cassava-Based Products and
Occurrence of Mycotoxins in
These Products,
- Agenda 17 - Establishment of
MLs for Total Aflatoxins in Cereal
(Wheat, Maize, Sorghum, and
Rice), Flour, and Cereal-Based
Foods for Infants and Young
Children,
- Agenda 18 - General Guidance
on Data Analysis for ML
Development, serta
- Agenda 19(a) - Priority List of
Contaminants and Naturally
Occurring Toxicants for
Evaluation by JECFA.

8
D. Dukungan Lintas Sektor
Penyelenggaraan kegiatan ini didukung oleh Kementerian/Lembaga/ Organisasi yang merupakan anggota Komnas
Codex Indonesia. Anggota Komnas Codex Indonesia yang terlibat dalam persiapan sidang ini antara lain Badan POM,
Badan Standardisasi Nasional (BSN), Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian,
Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Kesehatan, dan GAPMMI. Selain itu
Kementerian Hukum dan HAM juga turut berpartisipasi dalam kelancaran pelaksanaan kegiatan ini.
Kementerian/Lembaga yang memberikan dukungan anggaran bagi Badan POM untuk penyelenggaraan Sidang
CCCF ke-13 ini adalah BSN, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kesehatan, Kementerian Pertanian, dan
Kementerian Perdagangan.
Selain itu, Badan POM juga mendapatkan dukungan terkait pengurusan visa delegasi dan administrasi lainnya dari
BSN, Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Hukum dan HAM.

9
BAB II. PELAKSANAAN KEGIATAN

Penyelenggaraan Sidang CCCF ke-13 didahului dengan pertemuan Chair, Co-Chair dan Codex Secretariat
dengan ketua electronic Working Group (eWG) tanggal 27 April 2019; dan pelaksanaan Physical Working Group
(PWG) tanggal 28 April 2019. Sidang CCCF berlangsung dari tanggal 29 April 2019 sampai 3 Mei 2019. Jumlah peserta
yang menghadiri sidang sebanyak 239 orang dari 45 negara anggota, 1 organisasi anggota dan 18 observer (detail pada
lampiran 1).

A. Physical Working Group (PWG)


PWG dilaksanakan pada Hari Minggu, 28 April 2019 yang disiapkan oleh New Zealand. Agenda yang dibahas
pada PWG ini adalah Agenda Item 10 on the Risk Analysis of Instances of Contaminants in Food Where There is
No Regulatory Level or Risk Management Framework Established. Pertemuan ini dihadiri oleh 100 orang yang
berasal dari delegasi 29 negara, 1 organisasi anggota dan 5 observer. Delegasi Indonesia juga ikut hadir dalam PWG ini.
Materi yang dibahas antara lain:
1. Title,
2. Scope of contaminants with established HBGVs,
3. The terminology and characteristics of the cut-off value, dan
4. Ordering of process steps in the decision tree.

B. Pelaksanaan Sidang
Pelaksanaan Sidang berlangsung dari tanggal 29 April 2019 sampai 3 Mei 2019. Sidang dibuka oleh Dr.Ir. Penny
K Lukito, MCP , Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan yang menyampaikan bahwa selama ini Indonesia selalu
turut berpartisipasi aktif dalam kegiatan Codex dan mendukung upaya Codex untuk melindungi kesehatan konsumen dan
menjamin perdagangan yang jujur. Sambutan juga disampaikan oleh Mr. Louis Beijer selaku Konselor Pertanian
Kedutaan Belanda untuk Indonesia, Dr. Markus Lipp dan Dr. Kim Peterson dari FAO dan WHO serta Prof. Purwiyatno
Hariyadi selaku vice chair Codex Alimentarius Commission.
Delegasi Indonesia diketuai oleh Yusra Egayanti (Kasubdit Standardisasi Pangan Olahan Tertentu) dengan
anggota delegasi yang terdiri dari perwakilan Badan POM, Tim Pakar, Kementerian Pertanian, Kementerian Kelautan dan
Perikanan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan dan BSN.

10
Sidang CCCF ke-13 membahas 20 agenda item yang terkait dengan kontaminan pada bahan pangan segar maupun
pangan olahan. Sebelum pelaksanaan sidang, delegasi Indonesia menghadiri pertemuan informal negara Asia (CCASIA)
bersama dengan USA pada tanggal 28 April 2019 dan pertemuan informal khusus negara Asia (CCASIA) tanggal
29 April 2019. Kedua pertemuan tersebut ditujukan untuk pertukaran informasi posisi masing-masing negara dan/atau
sebagai upaya saling mendukung untuk penguatan posisi negara-negara Asia.

C. Hari 1, 29 April 2019


Pada hari pertama sidang, agenda yang dibahas antara lain:
Agenda Item 1 Adoption of the Agenda
Pada Agenda item 1 dilakukan Adoption of the Agenda. Sidang menyepakati semua agenda dengan adanya tambahan
In Session Working Group yang diketuai oleh USA mengenai Priority List of Contaminants and Naturally Occuring
Toxicants for Evaluation by JECFA.

Agenda Item 2 Matters referred to CCCF by CAC and/or its Subsidiary Bodies Agenda ini berisi Informasi
penting dari hasil sidang CAC dan beberapa hal yang perlu ditindaklanjuti, antara lain:
a. Komite setuju untuk :
i. Meminta anggota dalam mengimplementasikan CoP secara luas, mengumpulkan dan mengirimkan data baru
sebagai bahan pertimbangan lebih lanjut; dan
ii. Membentuk eWG CCCF14 untuk mengerjakan data baru dan menyiapka proposal untuk diajukan pada
CCCF15.
b. CCCF mencatat bahwa terdapat beberapa informasi dari hasil sidang Codex Committee on Methods of Analysis
and Sampling (CCMAS39) terkait rencana pengambilan sampel untuk batas maksimum metilmerkuri pada ikan yang
akan dibahas dalam Agenda Item 15.

Agenda Item 3 Matters of interest Arising from FAO and WHO (including JECFA) Agenda ini berisi
informasi penting dari FAO dan WHO termasuk JECFA antara lain monograph on pyrrolizidine alkaloids akan
tersedia pada Bulan Juni 2019, pertemuan Ad- hoc FAO/WHO Expert terkait keracunan pangan pada Ciguatera,
memperbarui berbagai metolog penilaian risiko dan secara berkelanjutan mengirimkan data ke Global Environment

11
Monitoring System (GEMS)/Food (terkait batas maksimum kadmium pada produk cokelat dan turunannya).

Agenda Item 4 Matters of Interest Arising from other International Organizations Agenda ini berisi
informasi penting dari International Organizations antara lain radionuclides in food and drinking water in non-
emergency situations; technical cooperation and capacity building; coordinated research initiatives;
networking and contributions; and nuclear and radiological emergency preparedness. Komite setuju
pembentukan EWG on radioactivity in feed and food dan penyiapan discussion paper untuk CCCF ke-14 diketuai EU.

Agenda Item 5 Proposed Draft MLs for Lead in Selected Commodities in the GSCTFF Pembahasan agenda
ini dilakukan dalam rangka merevisi batas maksimum cemaran timbal pada beberapa komoditi tertentu dalam Guidelines
Standard of Contaminant and Toxins in Food and Feed (GSCTFF) yaitu pada produk wine and fortified wines,
edible offal of cattle, pig, dan poultry. Sidang sepakat menetapkan revisi batas maksimum untuk wines (from grapes
after the adoption of the ML by CAC) sebesar 0,1 mg/kg; fortified/liqueur wines (from grapes after the adoption
of the ML by CAC) sebesar 0,15 mg/kg; edible offal 0,2 mg/kg (cattle), 0,15 mg/kg (pig), dan 0,1 mg/kg (poultry).
Komite mengusulkan agar CAC ke-42 dapat mencabut batas maksimum timbal pada edible offal (cattle, pig, dan
poultry) yang berlaku saat ini serta mengesahkan usulan revisi batas maksimum.

Agenda Item 6 Proposed draft MLs for Cadmium in Chocolate and Cocoa-Derived Products
Usulan batas maksimum kadmium pada chocolate and cocoa-derived products khususnya untuk produk cokelat yang
mengandung padatan kakao <30%, ≥ 30% dan dibawah 50%, serta kakao bubuk (100% padatan kakao) belum mencapai
konsensus diantara anggota eWG. Mempertimbangkan distribusi geografik data dengan rendahnya tingkat rejection
rates di dunia (3,2%), sidang sepakat menetapkan batas maksimum 0,3 mg/kg untuk produk cokelat yang mengandung
padatan kakao <30%. Untuk batas maksimum produk cokelat yang mengandung padatan kakao ≥ 30% dan dibawah 50%
dan kakao bubuk (100% padatan kakao), sidang sepakat membentuk eWG untuk membahas hal tersebut. Sidang sepakat
untuk tidak merevisi batas maksimum kadmium pada produk cokelat yang mengandung padatan kakao lebih atau sama
dengan 50% dan dibawah 70% serta lebih

12
atau sama dengan 70%. Jika hingga sidang CCCF ke-14 tidak juga mencapai konsensus, maka penetapan batas
maksimum untuk produk cokelat yang mengandung padatan kakao lebih atau sama dengan 30% dan dibawah 50% dan
kakao bubuk (100% padatan kakao) akan diberhentikan sampai Code of Practice (COP) untuk pencegahan dan
pengurangan kontaminasi kadmium pada cokelat selesai dan diimplementasikan.

D. Hari 2, 30 April 2019


Pada hari kedua sidang, agenda yang dibahas antara lain:
Agenda Item 7 Draft Code of Practice for the Reduction of 3-MCPDEs and GEs in Refined Oils and
Food Products Made with Refined Oils (at Step 8)
Agenda ini sangat terkait dengan kepentingan Indonesia sebagai produsen terbesar kelapa sawit. Agenda ini juga
menjadi salah satu bahan diskusi delegasi Indonesia bersama dengan negara Asia (CC Asia) pada pertemuan informal
meeting tanggal 29 April 2019. Beberapa usulan Indonesia pada draft COP sejalan dengan usulan beberapa negara Asia
seperti Thailand. Usulan tersebut antara lain menghapus penyebutan istilah palm oil maupun palm tree, penggunaan
istilah yang lebih umum seperti vegetable oil dan fish oil, memodifikasi suhu deodorisasi, penggunaan alkohol pada
pencucian vegetable oil untuk menghilangkan kandungan klorin. Sidang sepakat mengajukan revisi COP untuk
mereduksi 3-MCPDE dan GE dalam refined oil dan produk pangan yang dengan refined oil ke step 8 untuk disahkan
oleh CAC ke-42.

Agenda Item 10 Draft Guidelines for Risk Analysis of Instances of Contaminants in Food Where There
is No Regulatory Level or Risk Management Framework Established
Pembahasan Agenda ini telah diawali pada pertemuan PWG yang berlangsung tanggal 28 April 2019. Fokus
pembahasan PWG terhadap draft guideline yakni terkait judul, ruang lingkup, terminologi dan karakteristik cut –off
value, serta proses decision tree.
Delegasi Indonesia menyampaikan pandangannya bahwa implementasi draft guideline ini akan berpotensi
menyebabkan masalah perdagangan internasional khususnya untuk negara berkembang. Kondisi ini disebabkan karena
perbedaan pemahaman dan kapasitas teknis dalam menerapkan prinsip-prinsip dalam guideline terutama mengenai
pengujian laboratorium terhadap kontaminan yang tidak diatur. Indonesia meminta agar

13
Codex melalui FAO/WHO dapat memberikan capacity building terhadap SDM dan
instrument khususnya bagi negara berkembang.
FAO dan WHO menyampaikan penjelasan bahwa negara-negara anggota yang mengharapkan capacity building
terhadap SDM dan instrument dari FAO/WHO dapat menghubungi perwakilan organisasi FAO/WHO dinegara yang
bersangkutan dan menyatakan keinginannya untuk mendapatkan bantuan dalam merancang kegiatan pembangunan yang
disesuaikan dengan kebutuhan nasional dalam meningkatkan implementasi terhadap Codex Texts yang berlaku.
Mempertimbangkan bahwa sebagian besar negara menyetujui draft guideline ini, Komite sepakat meneruskan
draft guideline ini ke step 8 untuk diadopsi oleh CAC ke-42.

Agenda item 11 Establishment of new MLs for Lead in Prioritized Commodities According to a
Structured Prioritization Approach
Pembahasan agenda ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis pangan yang tidak memiliki batas maksimum
timbal dalam GSCTFF untuk ditetapkan batas maksimumnya. Penetapan batas maksimum didasarkan atas prioritas
komoditi yang memiliki tingkat paparan timbal yang tinggi. Komite sepakat bahwa penetapan batas maksimum timbal
diprioritaskan untuk produk food for infants and young children (kecuali yang sudah ditetapkan batas maksimumnya
dalam GSCTFF), spices dan aromatic herbs, eggs, serta sugars and confectionary exluding cocoa. Komite setuju
untuk melakukan call for data untuk produk yang disetujui supaya dapat mengidentifikasi batas maksimum yang akan
diajukan ditingkat sub kategori.

Agenda item 12 Discussion paper on Lead and Cadmium in Quinoa


Pembahasan agenda ini bertujuan untuk menetapkan batas maksimum timbal dan kadmium pada quinoa.
Persyaratan batas maksimum timbal dan kadmium untuk sereal sudah ditetapkan pada General Standard Contaminant
and Toxins in Food and Feed (CXS 193-1995), namun dikecualikan untuk quinoa.
Komite perlu mempertimbangkan kemungkinan melaksanakan ekstrapolasi batas maksimum dari komoditas yang
mewakili sebagaimana telah didiskusikan juga pada Committee on Pesticide Residues (CCPR) dan Committee on
Residues of Veterinary Drugs in Foods (CCRVDF) untuk penetapan Maximum Residu Limit (MRL). Komite akan
meminta data kandungan timbal dan kadmium pada quinoa kepada negara anggota sebagai bahan

14
pada discussion paper. Komite sepakat diperlukan data kadmium dan timbal pada quinoa melalui GEMS/Foods.

Agenda item 14 Discussion paper on the Development of a Code of Practice the Prevention and
Reduction of Cadmium Contamination in Cocoa Beans
Pembahasan agenda ini bertujuan untuk mengembangkan COP pencegahan dan pengurangan kontaminasi
kadmium pada biji coklat, terutama pada langkah-langkah mitigasi yang sesuai untuk petani kecil. Discussion paper ini
fokus pada langkah-langkah mitigasi di area produksi cocoa dan post harvest (fermentasi, pengeringan dan proses
penyimpanan). Hal tersebut mengingat belum ada proses produksi yang secara efektif dapat mengurangi kadar kadmium
dalam cokelat dan produk cokelat. Komite menyetujui untuk mengajukan dokumen ini pada CAC42 untuk disetujui
sebagai new work dan pembentukan eWG untuk didiskusikan pada sidang CCCF 14.

E. Hari 3, 01 Mei 2019


Pada hari ketiga sidang, agenda yang dibahas antara lain:
Agenda item 13 Discussion paper Revision of Code of Practice for the Prevention and Reduction of
Lead Contamination in Foods (CCX 56-2004)
Pembahasan agenda ini bertujuan untuk merevisi CoP pencegahan dan pengurangan kontaminasi timbal pada
pangan, hal tersebut sebagai upaya pengendalian paparan timbal pada manusia. Discussion paper ini fokus pada
informasi tentang sumber timbal yang berisiko terhadap kontaminasi pada pangan dan praktek baru untuk mengurangi paparan
timbal dalam pangan. Makalah ini mencakup upaya pengendalian timbal dari hulu hingga ke hilir, termasuk migrasi
timbal dari food contact material. Komite menyetujui untuk mengajukan dokumen ini pada CAC42 untuk disetujui
sebagai new work dan pembentukan eWG untuk didiskusikan pada sidang CCCF 14.

Agenda item 15 Discussion paper on Establishment of Maximum Levels for Methylmercury in


Additional Fish Species
Pembahasan agenda ini bertujuan untuk menetapkan batas maksimum metilmerkuri pada ikan berdasarkan prinsip
As Low as Reasonable Achievable (ALARA) yang sejalan dengan kriteria penetapan batas maksimum yang tertuang
dalam GSCTFF. Jenis ikan yang telah ditetapkan batas maksimum metil merkurinya adalah tuna, alfonsino, marlin dan
shark.

15
Jenis ikan selanjutnya yang akan ditetapkan batas maksimum metil merkuri berjumlah 14 spesies yang akan dibahas
hingga tahun 2022.
Pada jenis ikan tertentu rasio metilmerkuri terhadap total merkuri sangat rendah dan untuk data analisisnya tidak
selalu dapat diasumsikan bahwa keberadaan total merkuri akan menunjukkan sebagai metil merkuri, sehingga usulan
batas maksimal pada kelompok atau individual ikan tidak hanya metil merkuri tapi juga berdasarkan kandungan total
merkurinya. Komite setuju melanjutkan EWG dengan catatan jenis ikan yang akan diatur batas maksimal metil merkurinya
harus dijelaskan pada discussion paper. Komite juga akan mempertimbangkan pembahasan sampling plan untuk metil
merkuri pada ikan.

Agenda item 16 Discussion paper on Establishment of Maximum Levels for HCN in Cassava and
Cassava-Based Products and Occurrence of Mycotoxins in These Products
HCN pada singkong dan produk singkong fermentasi
Pada agenda ini diusulkan batas maksimum HCN 2 mg/kg pada gari juga dapat diperluas pada produk singkong
fermentasi lain khususnya pada produk singkong fermentasi yang siap konsumsi yaitu fufu. Berdasarkan data yang
disampaikan, rata-rata penolakan produk fufu 87% terhadap batas maksimum yang ada (2 mg/kg).
Penetapan batas maksimum kontaminan perlu mengacu pada dokumen GSCTFF, diantaranya penetapan batas
maksimal dapat diterapkan dalam perdagangan dunia. Perlu dijelaskan lebih lanjut apakah HCN total atau HCN bebas.
Komite setuju pembentukan eWG dan menyiapkan discussion paper untuk CCCF ke-
14. Discussion paper perlu ditambahkan gambaran umum produk singkong fermentasi termasuk varietas, tempat
tumbuh dan jenis singkong yang diperdagangkan didunia serta data cemaran HCN.

Mikotoksin pada produk singkong fermentasi


Nigeria mengusulkan penyusunan CoP Reduction and Prevention of Mycotoxin in Cassava and Cassava
Fermented Products dengan pertimbangan kontaminan mikotoksin pada singkong terjadi setelah pengolahan karena
cara penanganan dan penyimpanan singkong yang tidak baik. Komite menyepakati penyusunan discussion paper yang
dilengkapi dengan informasi tahapan yang sesuai untuk pengurangan dan pencegahan mikotoksin pada produk singkong
fermentasi, serta teknik mitigasi yang tersedia.

16
Agenda item 17 Disscussion Paper on Establishment of MLs for Total Aflatoxins in Cereals (Wheat,
Maize, Sorghum and Rice), Flour and Cereal-based Foods for Infants and Young Children
Pembahasan ini dilatarbelakangi bahwa produk jagung, beras, gandum dan produk turunannya, berkontribusi
paling besar terhadap total paparan aflatoksin. Melalui penetapan batas maksmium aflatoksin pada produk tersebut
diharapkan dapat mengurangi paparan aflatoksin di dunia. Beberapa negara mengusulkan perlu definisi yang jelas tentang
tepung beras, apakah sumbernya dapat berasal dari beras sosoh, beras menir, beras pecah kulit, atau campuran dengan
tepung, karena perbedaan sumber akan mempengaruhi pola cemaran pada setiap jenis pangannya. Terhadap daftar jenis
pangan yang akan ditetapkan batas maksimumnya, komite menyetujui sesuai table berikut.

Kategori pangan Hasil sidang


Biji jagung, diperuntukkan untuk diproses lebih lanjut Dilanjutkan ke project document
Tepung, tepung kasar, semolina dan flakes yang berasal dari Dilanjutkan ke project dokument
jagung
Beras sekam Dilanjutkan ke project document
Beras sosoh Dilanjutkan ke project document
Biji gandum, diperuntukkan untuk diproses lebih lanjut Dihapus Dihapus
Tepung, tepung kasar, semolina dan flakes yang berasal dari
gandum, tidak termasuk tepung gandum utuh

Makanan berbasis sereal untuk bayi dan anak kecil Dilanjutkan ke project document
Ditambahkan sorghum

Sementara untuk whole wheat fluor dan preboiled rice belum disepakati dilanjutkan ke project document
karena masih memerlukan pengumpulan data lebih lanjut.

Agenda item 18 Discussion paper on General Guidance on Data Analysis for ML Development
Materi ini merupakan usulan sekretariat JECFA dalam rangka mengembangkan panduan umum analisis data
dalam penetapan batas maksimum cemaran sehingga diharapkan adanya konsistensi. Komite mencatat perlunya informasi
yang lebih detail seperti asal negara, bentuk dan deskripsi pangan. Disepakati untuk memperluas dan

17
mengubah judul menjadi General Guidance on Data Analysis for ML Development and Guidance for
Improved Data Collection, mencakup:
- Informasi metode analisis dan validasi yang digunakan.
- Penanganan data untuk pola kontaminan yang berbeda.
- Re-iterasi pentingnya memberikan data detail yang sesuai agar pengelompokkan data benar.
- Acuan cara terbaik menyajikan data dalam laporan.
Komite setuju untuk melaksanakan eWG dan perlu dipertimbangkan kemampuan negara anggota untuk
menyediakan data yang diperlukan.

Agenda item 19 Discussion paper on Priority List of Contaminants and Naturally Occurring
Toxicants for Evaluation by JECFA Comments
Komite setuju daftar prioritas kontaminan dan toksin alami untuk dievaluasi oleh JECFA diantaranya dioxins and
dioxin-like PCBs, arsenic (inorganic dan organic), sCoPoletin, ergot alkaloid dan trichothecenec (T2 dan HT2).

F. Hari 4, 02 Mei 2019


Pada hari keempat Codex Secretariat mempersiapkan draft laporan hasil pembahasan agenda item sejak hari
pertama sampai ketiga untuk dibahas pada hari kelima. Sedangkan bagi peserta sidang tidak ada agenda pembahasan
sehingga dapat menikmati pariwisata di Yogyakarta.

G. Hari 5, 03 Mei 2019


Pada hari kelima, sidang membahas terkait laporan hasil sidang dan rencana kerja CCCF ke-14. Penyelenggaraan
Sidang CCCF ke-14 akan diselenggarakan di Utrecht, Belanda.

18
BAB III. PENUTUP

A. Kesimpulan
Penyelenggaraan Sidang CCCF ke-13 di Yogyakarta berlangsung dengan lancer dan mendapatkan apresiasi dari
Pemerintah Belanda, Secretariat Codex, dan delegasi.
Penyelenggaraan sidang CCCF di Indonesia memberikan manfaat bagi Indonesia, diantaranya meningkatkan peran
dan partisipasi Indonesia dalam pembahasan agenda yang menjadi kepentingan Indonesia, meningkatkan keterlibatan
stakeholder yang bisa turut serta menghadiri sidang, serta meningkatkan nilai ekonomi Indonesia (pemasukan devisa
negara) mengingat peserta sidang Codex berjumlah 239 orang dari 45 negara anggota, 1 organisasi anggota dan 18
observer. Hal tersebut secara tidak langsung akan mengharumkan nama Indonesia di kancah Internasional.
Melalui penyelenggaraan sidang ini, Badan POM sebagai organisasi yang mempunyai tanggung jawab dalam
pengawasan keamanan pangan dapat semakin meningkatkan kapasitasnya serta dapat membuka kesempatan kerjasama
dan komunikasi dengan negara lain dalam rangka meningkatkan pengawasan keamanan pangan.
Agenda sidang CCCF menjadi penting bagi Indonesia terutama beberapa agenda yang menjadi perhatian
Indonesia, salah satunya adalah agenda item 7 -Draft Code of Practice for the Reduction of 3-MCPDEs and GEs in
Refined Oils and Food Products Made with Refined Oils mengingat Indonesia sebagai produsen terbesar kelapa sawit.
Tanggapan Indonesia pada agenda sidang ini sudah sejalan dengan tanggapan negara lain seperti Thailand dan secara garis
besar tangapan Indonesia telah diakomodir.

B. Saran
Untuk perbaikan masa yang akan datang baik dalam hal penyelenggaraan maupun dalam penyiapan posisi,
terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, diantaranya:
1. Peningkatan koordinasi dengan Kementerian/Lembaga/Organisasi terkait termasuk pemerintah Daerah.
2. Indonesia perlu memperkuat posisi dengan meningkatkan koordinasi antar pemangku kepentingan dalam hal
menyiapkan justifikasi ilmiah dan dukungan data yang komprehensif.

19
C. Tindak Lanjut
Indonesia dalam hal ini Badan POM selaku Koordinator Mirror Committee Sidang CCCF perlu menindaklanjuti
hasil sidang sebagai berikut:
1. Diharapkan dapat berpartisipasi aktif dalam pembahasan eWG yang terkait dengan kontaminasi pangan yang
menjadi perhatian Indonesia..
2. Perlu mempertimbangkan revisi batas maksimum timbal pada komoditi wine and fortified wines, edible offal of
cattle, pig, dan poultry dalam penetapan batas maksimum cemaran logam pada produk pangan olahan di
Indonesia
3. Perlu mencermati pembahasan agenda usulan batas maksumum kadmium pada produk cokelat dan turunannya
serta aktif mengikuti perkembangan pembahasan di eWG.
4. Perlu menjadi perhatian bagi institusi terkait di Indonesia seperti Kementerian Perindustrian, Kementerian
Pertanian, Kementerian Perdagangan, Badan POM serta asosiasi pelaku usaha dibidang kelapa sawit; untuk
melakukan berbagai langkah seperti penelitian dan upaya mitigasi untuk penurunan kadar kontaminan 3-MCPDE
dan GE pada produk kelapa sawit sebagai produk unggulan Indonesia. Selain itu, semua pihak juga perlu
mempersiapkan langkah strategis untuk implementasi CoP tersebut.
5. Badan POM, Kementerian/Lembaga terkait dan laboratorium perlu mempersiapkan implementasi dari Guidelines
for risk analysis of instances of contaminants in food where there is no regulatory level or risk
management framework establishment.
6. Indonesia perlu berkoordinasi dalam menyiapkan data terkait data kandungan timbal pada produk food for infants
and young children (kecuali yang sudah ditetapkan batas maksimumnya dalam GSCTFF), spices and aromatic
herbs, eggs, serta sugars and confectionary exluding cocoa.
7. Perlu mempersiapkan data migrasi dan implementasi untuk dapat berpartisipasi aktif dalam pembahasan pada
Agenda discussion paper untuk revisi CoP pencengahan dan reduksi kontaminasi timbal dalam pangan.
8. Indonesia terutama Kementerian Kelautan dan Perikanan harus menyiapkan data terkait kandungan metil merkuri
pada 14 spesies ikan terutama produk ikan Indonesia yang berpotensi untuk ekspor terkait discussion paper
penyusunan batas maksimum metilmerkuri pada spesies ikan lainnya.

20
9. Indonesia terutama Kementerian Pertanian perlu menindaklanjuti discussion paper terkait penyusunan batas
maksimum HCN pada singkong dan turunannya serta mikotoksin pada produk tersebut dengan menyiapkan data
praktik penanganan singkong setelah pemanenan dan data yang diperlukan lainnya.

21
LAMPIRAN

22
A. Daftar Delegasi

No. Title First name Family Name Country


1 Ms Silvana Ruarte Argentina
2 Ms Lourdes D'esposito Argentina
3 Dr Hazel Farrell Australia
4 Ms Sally Ronaldson Australia
5 Dr Matthew O'mullane Australia
6 Dr Bernhard Jank Austria
7 Ms Vromman Valérie Belgium
8 Dr Christine Vinkx Belgium
9 Mr Wilkson Oliveira Rezende Brazil
Ribeiro Goncalves
10 Mr Rafael Brazil
Barrocas
Cabral De Vasconcelos
11 Mr Milton Brazil
Neto
12 Mrs Vanessa Lucas Xavier Brazil
13 Mrs Silvana Do Couto Jacob Brazil
14 Ms Patricia Diniz Andrade Brazil
15 Mrs Carolina Araujo Vieira Brazil
16 Mrs Ligia Lindner Schreiner Brazil
17 Dr Sonya Billiard Canada
18 Dr Beata Kolakowski Canada
19 Mr Mark Feeley Canada
20 Mr Albert Hasiholan Chile
21 Mrs Chung Wan Joan Yau China
22 Mr Songxue Wang China
23 Mrs Yi Shao China
24 Mrs Shuang Zhou China
25 Mr Yongning Wu China
26 Mrs Jun Wang China
27 Mr Jingguang Li China
28 Mr Tek Hong Lam China
29 Ms Lok Ian Lai China
30 Mr Rommel Aníbal Betancourt Herrera Ecuador

23
No. Title First name Family Name Country
Mohamed Abdelfatah
31 Eng Teliba Egypt
Abobakr
32 Ms Veerle Vanheusden European Union
33 Mr Frans Verstraete European Union
34 Ms Barbara Moretti European Union
35 Ms Elina Pahkala Finland
36 Dr Laurent Noel France
37 Dr Ulrike Pabel Germany
38 Mr Michael Jud Germany
39 Dr Annette Rexroth Germany
40 Dr Kafui Kpodo Ghana
41 Mrs Abigail Dela Dzobo Ghana
Godwill Doctor Odame
42 Mr Tandoh Ghana

43 Mr Ebenezer Kofi Essel Ghana


44 Ms Gloria Anowa Ackon Ghana
45 Mr Subray Pavar India
46 Mr Kishore Tanna India
47 Mr Devendra Prasad India
48 Ms Navneet Kaur India
49 Mr Perumal Karthikeyan India
50 Mrs Tetty Helfery Sihombing Indonesia

51 Prof Purwiyatno Hariyadi Indonesia

52 Dr Roy Alexander Sparringa Indonesia

53 Mrs Anisyah - Indonesia

54 Mrs Tri Agustin Satriani Indonesia

55 Mrs Innes Rahmania Indonesia

56 Mr Imran Agus Nurali Indonesia

57 Mrs Frida Adiati Indonesia

58 Dr Wahyu Purbowasito Indonesia

59 Mr Donny Purnomo Januardhi Indonesia

60 Mrs Dewi Prawitasari Indonesia

61 Mrs Ema Setyawati Indonesia

24
No. Title First name Family Name Country
62 Mrs Diana Emilla Sari Sutikno Indonesia

63 Mrs Fryda Lucyana K. Indonesia

64 Mrs Rustyawati - Indonesia

65 Prof Endang Sutriswati Rahayu Indonesia

66 Dr Hanifah Nuryani Lioe Indonesia

67 Dr Joni Munarso Indonesia

68 Dr Rahmana Emran Kartasasmita Indonesia

69 Mr Adhi Lukman Indonesia

70 Mrs Roch-ratri Wandasari Indonesia

71 Mrs Ani Rohmaniyati Indonesia

72 Mrs Yusra Egayanti Indonesia

73 Mrs Deksa Presiana Indonesia

74 Mrs Diah Tritunggariani Indonesia

75 Mr Singgih Harjanto Indonesia

76 Mr Akbar Aryanto Indonesia

77 Mrs Tutut Indra Wahyuni Indonesia

78 Dr Simson Masengi Indonesia

79 Mr Apriyanto Dwi Nugroho Indonesia

80 Mr Ihsan Nugroho Indonesia

81 Ms Dyah Setyowati Indonesia

82 Mrs Yeni Restiani Indonesia

83 Mrs Desy Rasta Waty Indonesia

84 Mrs Lasrida Yuniaty Bakara Indonesia

85 Mrs Ati Widya Perana Indonesia

86 Ms Dwi Agustyanti Indonesia

87 Mrs Dian Asriani Indonesia

88 Mr Rifqi Ansari Indonesia

89 Mr Usman Arif Indonesia

90 Mrs Duma Olivia Bernadette Indonesia

91 Mr Ahmad Mutaqin Indonesia

92 Ms Fitria Wibowo Indonesia

25
No. Title First name Family Name Country
93 Ms Mutia Ardhaneswari Indonesia

94 Ms Ria Fitriana Indonesia

95 Ms Salma Shofura Indonesia

96 Ms Ida Farida Indonesia

97 Mrs Nuri Wulansari Indonesia

98 Mr Ichsan Kharisma Indonesia

99 Ms Nurul Ikka Sekardani Indonesia

100 Mrs Latifah - Indonesia

101 Ms Ima Anggraini Indonesia

102 Mr Harmoko - Indonesia

103 Mrs Widita Kasih Pramita Indonesia

104 Ms Estiyani Indraningsih Indonesia

105 Mrs Theista Savanty Indonesia

106 Ms Mitsuko Imai Japan


107 Ms Toshiko Shimoi Japan
108 Dr Yukiko Yamada Japan
109 Mr Tetsuo Urushiyama Japan
110 Mr Haruyuki Deguchi Japan
111 Mr Yoshiyuki Takagishi Japan
112 Mrs Danagul Kaskatayeva Kazakhstan
113 Mrs Aigul Nurakhmetova Kazakhstan
114 Mrs Zhanar Tolysbayeva Kazakhstan
115 Ms Anne Njoroge Kenya
116 Mr King'oo Julius Mwanzia Kenya
117 Ms Seruya Ashiembi Kenya
118 Mr Justin Onani Malawi
119 Ms Suzannah Sharif Malaysia
120 Mr Mohd Muslimin Hashim Malaysia
121 Mr Mohammad Jaaffar Malaysia
122 Ms Raznim Arni Abd. Razak Malaysia
123 Ms Rosidah Radzian Malaysia

26
No. Title First name Family Name Country
124 Ms Raizawanis Abdul Rahman Malaysia
125 Mr Mahamad Sukor Senapi Malaysia
126 Mr Gerardo Serrano Gasca Mexico
127 Mrs Soumia Oulfrache Morocco
128 Dr Hicham Alibou Morocco
129 Mrs Keltoum Darrag Morocco
130 Ms Julie Scheres Netherlands
131 Mrs Ana Viloria Alebesque Netherlands
132 Dr Marie-ange Delen Netherlands
133 Ms Astrid Bulder Netherlands
134 Dr Wieke Tas Netherlands
135 Mr Steve Hathaway New Zealand
136 Mr Raj Rajasekar New Zealand
137 Mr Andrew Pearson New Zealand
138 Dr Maimuna Abdullahi Habib Nigeria
139 Mrs Zainab Ojochenemi Towobola Nigeria
140 Mrs Victoria Iyabode Oye Nigeria
141 Mrs Mopelola Olubunmi Akeju Nigeria
Amalachukwu
142 Mrs Ufondu Nigeria
Nwamaka, Bethel
143 Dr Abimbola Opeyemi Adegboye Nigeria
144 Ms Julie Tesdal Håland Norway
145 Mr Ernesto José Davila Taboada Peru
146 Mr Carlos Alfonso Leyva FernÁndez Peru
147 Eng Javier Neptali Aguilar Zapata Peru
148 Dr Jihyock Yoo Republic of Korea
149 Ms Jihye Yang Republic of Korea
150 Dr Minchul Yoon Republic of Korea
151 Dr Ji-young Moon Republic of Korea
152 Dr Theresa Lee Republic of Korea
153 Dr Taehyun Ahn Republic of Korea
154 Dr Miok Eom Republic of Korea

27
No. Title First name Family Name Country
155 Ms Yoo Kyung Jung Republic of Korea
156 Ms Yeonkyu Lee Republic of Korea
157 Ms Madalina Georgescu Romania
158 Ms Neagu Monica Mariana Romania
159 Mr Artem Tyurin Russian Federation
160 Ms Irina Sedova Russian Federation
161 Mrs Tatiana Ionova Russian Federation
162 Mr Yasir Alaqil Saudi Arabia
163 Mr Mohammed Bineid Saudi Arabia
164 Dr Moussa Dieng Sarr Senegal
165 Mr Moustapha Kane Senegal
166 Mr Diouma Thiaw Senegal
167 Mrs Sokhna Ndao Diao Senegal
168 Mrs Faye Mame Diarra Senegal
169 Mr Nar Diene Senegal
170 Prof Amadou Diouf Senegal
171 Ms Yun Wei Yat Singapore
172 Dr Kwok Onn Wong Singapore
173 Mr David Merino Fernández Spain
174 Dr Raga Omer Elfeki Sudan
175 Mrs Ibtihag Elmustafa Sudan
176 Ms Carmina Ionescu Sweden
177 Ms Lucia Klauser Switzerland
178 Mr Pisan Pongsapitch Thailand
179 Ms Kwantawee Paukatong Thailand
180 Ms Panawan Kluengklangdon Thailand
181 Ms Nisachol Pluemjai Thailand
182 Ms Korwadee Phonkliang Thailand
183 Ms Ladda Viriyangkura Thailand
184 Ms Chanikan Thanupitak Thailand
185 Mr Ekkaphop Nimlek Thailand
186 Ms Pusaya Sangvirun Thailand

28
No. Title First name Family Name Country
187 Ms Jarunee Wonglek Thailand
188 Mrs Supanoi Subsinserm Thailand
189 Mr Adisorn Jettanajit Thailand
190 Mr José Amaral Timor-Leste
191 Mr Ângelo Edmundo Belo Timor-Leste
192 Mr Joaquim Pereira De Silveira Timor-Leste
193 Mr Abilio Oliveira Sereno Timor-Leste
194 Mr Joel Ayikobua Uganda
195 Ms Rebecca Nambafu Uganda
196 Mr Ramathan Mutungirehi Uganda
197 Mr Izaak Fryer-kanssen United Kingdom
198 Mr Craig Jones United Kingdom
199 Mr Mark Willis United Kingdom
United Republic of
200 Mr Lawrence Chenge
Tanzania
United Republic of
201 Dr Candida Shirima
Tanzania
United States of
202 Ms Jane Luxner America
United States of
203 Mr Nicholas Gardner
America
United States of
204 Mr Charles Barber
America
United States of
205 Dr Abdul Mabud
America
United States of
206 Mrs Doreen Chen-moulec
America
United States of
207 Mr Terry Dutko
America
United States of
208 Dr Eileen Abt America
United States of
209 Dr Lauren Robin
America
210 Mrs Thi Lan Phuong Tran Viet Nam
Eurasian Economic
211 Mrs Saliia Karymbaeva
Commission
212 Mr Markus Lipp FAO
Federation of
213 Dr Huub Scheres
European Specialty

29
No. Title First name Family Name Country
Food Ingredients
Industries
214 Mr Chris Kirwin Food Industry Asia
215 Ms Phyllis Marquitz Food Industry Asia
216 Ratih Neumann Food Industry Asia
217 Ms Natalie Thatcher FoodDrinkEurope
218 Ms Mette Blauenfeldt FoodDrinkEurope
Global Organization
219 Dr Gerard Bannenberg for EPA and DHA
Omega-3s
Institute of Food
220 Dr James Coughlin
Technologists
International Atomic
221 Mr Peter Anthony Colgan
Energy Agency
International Atomic
222 Mr Carl Blackburn
Energy Agency
International
223 Mrs Liz Colebrook Confectionery
Association
International
224 Mr Martin Slayne Confectionery
Association
International Co-
225 Mr Kazuo Onitake
operative Alliance
International Council
of Beverages
226 Dr Maia Jack
Associations

International Food
227 Mr Victor Basuki
Additives Council
International Fruit and
228 Mr David Hammond Vegetable Juice
Association
International
Glutamate
229 Dr Masanori Kohmura
Technical Committee

International Special
230 Mr Farai Maphosa Dietary
Foods Industries
International
231 Mr Paul Hanlon Special Dietary Foods
Industries

30
No. Title First name Family Name Country
Organisation
232 Dr Jean Claude Ruf internationale de la
vigne et du vin
233 Mrs Martin Epafras African Union
234 Mr Kim Petersen WHO
235 Mr Joseph Scimeca SSFAE
236 Ms Gracia Brisco Codex Secretariat
237 Ms Verna Carolissen-Mackay Codex Secretariat
238 Ms Myoengsin Choi Codex Secretariat
239 Ms Lingping Zhang Codex Secretariat

No. Country and Observer


Country
1 Argentina
2 Australia
3 Austria
4 Belgium
5 Brazil
6 Canada
7 Chile
8 China
9 Ecuador
10 Egypt
11 European Union
12 Finland
13 France
14 Germany
15 Ghana
16 India
17 Indonesia
18 Japan
19 Kazakhstan
20 Kenya
21 Malawi
22 Malaysia

31
No. Country and Observer
23 Mexico
24 Morocco
25 Netherlands
26 New Zealand
27 Nigeria
28 Norway
29 Peru
30 Republic of Korea
31 Romania
32 Russian Federation
33 Saudi Arabia
34 Senegal
35 Singapore
36 Spain
37 Sudan
38 Sweden
39 Switzerland
40 Thailand
41 Timor-Leste
42 Uganda
43 United Kingdom
44 United Republic of Tanzania
45 United States of America
46 Viet Nam
Observer
1 Eurasian Economic Commission
2 Federation of European Specialty Food Ingredients Industries
3 Food Industry Asia
4 FoodDrinkEurope
5 Global Organization for EPA and DHA Omega-3s
6 Institute of Food Technologists
7 International Atomic Energy Agency
8 International Confectionery Association
9 International Co-operative Alliance
10 International Council of Beverages Associations
11 International Food Additives Council
12 International Fruit and Vegetable Juice Association
13 International Glutamate Technical Committee

32
No. Country and Observer
14 International Special Dietary Foods Industries
15 Organisation internationale de la vigne et du vin
16 African Union
17 WHO
18 SSFAE

33
B. Rundown (Time Table)
DATE DESCRIPTION LOCATION
Sunday 28 April
08:30-09:00 Registration Side Event NZ Foyer
09:00-13:00 PWG Plenary
15:00-20:00 USA meetings Karaton 2
17:15 – 18:00 CCASIA Member with US Delegation Karaton 2
16:00-20:30 CCLAC coordination meeting Pasewakan 1
16:00-19:00 CCAFRICA meeting Kasultanan 1
17:00-19:00 CCEURO meeting Sri Manganti
Monday 29 April
07:30 – 12.00 Registration Foyer
09:20-9:50 Pre-meeting Sri manganti
09.30 Meeting for first-time delegates Meeting in
Secretariat
Trajumas 1
08:00-09:30 CCLAC coordination meeting Pasewakan 1
09:00 - 10:00 USA coordination meeting Karaton 2
09:00 - 10:00 EU coordination meeting Pasewakan 2
08:45 - 9:45 CCAFRICA coordination meeting Kasultanan 1
08:30-10:00 CCASIA coordination meeting Karaton 1
10.00 – 11.00 Opening Meeting Plenary
11.00 – 11.30 Coffee break Plenary
11.30 – 13.30 Meeting Plenary
13.30 – 14.30 Lunch break Plenary
14.30 – 16.00 Meeting Plenary
16.00 – 16.30 Coffee Break Plenary
16.30 – 18.00 Meeting Plenary
18.10 – 19.00 Departure by bus In front of the
Lobby
19.00 – 21.00 Reception Dinner Working palace
sultan
Tuesday 30 April
08:00-09:00 CCLAC coordination meeting Pasewakan 1
08:00-09:00 EU Coordination meeting Sri manganti

34
DATE DESCRIPTION LOCATION
07:45-08:45 CCAFRICA coordination meeting Kasultanan 1
07.30 – 09.00 Re-registration Plenary
09:00 – 10.30 Meeting Plenary
10.30 – 11.00 Coffee break Plenary
11.00 – 12.30 Meeting Plenary
12.30 – 14.30 Lunch break Plenary
12.30 – 14.30 In session working groups Plenary
14.30 – 16.00 Meeting Plenary
16.00 – 16.30 Coffee break Plenary
16.30 – 18.00 Meeting Plenary
Wednesday 1 Mei
08:00-09:00 CCLAC coordination meeting Pasewakan 1
08:00-09:00 EU Coordination meeting Sri manganti
07:45-08:45 CCAFRICA coordination meeting Kasultanan 1
09.00 – 10.30 Meeting Plenary
10.30 – 11.00 Coffee break Plenary
11.00 – 12.30 Meeting Plenary
12.30 – 14.30 Lunch break Plenary
12.30 – 14.30 In session working groups Plenary
14.30 – 16.00 Meeting Plenary
16.00 – 16.30 Coffee break Plenary
16.30 – 18.00 Meeting Plenary
Thursday 2 Mei
Working on draft report
Friday 3 Mei
08:00-09:00 CCLAC coordination meeting Pasewakan 1
08:00-09:00 EU Coordination meeting Sri manganti
07:45-08:45 CCAFRICA coordination meeting Kasultanan 1
08:00 - 09:00 USA meeting Karaton 2
08:00 – 09.00 Report available Foyer
09:00 – 14.00 Meeting/adoption of report Plenary

35
C. Pidato Pembukaan

OPENING REMARKS BY
H.E. DR. IR. PENNY K. LUKITO, MCP
THE CHAIRPERSON OF INDONESIA FOOD DRUG AUTHORITY THE REPUBLIC OF
INDONESIA

13TH SESSION OF THE CODEX COMMITTEE ON CONTAMINANTS IN FOODS

YOGYAKARTA, INDONESIA MONDAY, 29 APRIL 2019


TIME: 10.32-10.42

Distinguished Vice-Chair of Codex Alimentarius Commission, Prof Purwiyatno Hariyadi,


Distinguished Chair of 13th Session of the Codex Committee on Contaminants in Foods, Dr. J.
Wieke Tas,
Distinguished Mr.Louis Beijer, Representatives of Ambassador of the Kingdom of the Netherland to
Indonesia,
Distinguished Co-Chair of 13th Session of the Codex Committee on Contaminants in Foods, Dr. Roy
Sparringa,
Distinguished Representative of FAO, Dr. Markus Lip, Distinguished Representative of WHO, Dr. Kim
Petersen, Distinguished Delegates, Ladies and Gentlemen,

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,


A very good morning to all of you, and may peace be with all of us.
First of all, on behalf of the Indonesian Government and The Indonesia’s Food and Drug Authority (FDA), let me express
my warmest welcome to all of you to the 13th Session of the Codex Committee on Contaminants in Foods and to this
beautiful and historical city of Yogyakarta, Indonesia.

36
We are, indeed, very honored to have all of you here with us today. Your presence is a true recognition to the
importance of the food safety issue for us the global community.

I would also like to take this opportunity to express my highest appreciation to distinguished parties who have been
involved and contributed to the successful convening of this Meeting. I would also like to thank the Codex Alimentarius
Commission (CAC) and the Government of the Netherlands for our collaboration supporting the Government of the
Republic of Indonesia through its Indonesia’s FDA to co-host this 13 th Session of the Codex Committee on Contaminants
in Foods.

Excellency, Distinguished Delegates,

The globalization of food supply chains, combined with industrialization and urbanization, have changed the dietary
habits of people around the world. These major trends have also brought with them huge food control and food safety
issues, posing an important challenge to any national authorities.

The Sustainable Development Goals (SDGs) incorporate food safety into the targets of Agenda 2030, yet the role of food
safety has received startlingly little attention in the debates on food security, nutrition and health outcomes. Indeed, food
safety has a tremendous impact on all three. As the World Health Organization (WHO) says, “Food safety, nutrition and
food security are inextricably linked. Unsafe food creates a vicious cycle of disease and malnutrition, particularly
affecting infants, young children, elderly and the sick. Foodborne diseases impede socioeconomic development by
straining health care systems, and harming national economies, tourism and trade.”

Indonesia’s economy development currently shows positive trend. The Price Water House Coopers predicted that
Indonesia’s economy would become the world’s fifth largest economy in 2030.

Such acceleration and expansion of Indonesia’s economic development is also supported by its demographic potentials,
namely the abundance of its natural resources, its human

37
resources as well as its geographical advantages. In this regard, food safety becomes an essential development issue in
agriculture and food trade in Indonesia.

Excellency, Distinguished Delegates,

For more than five decades, Codex standards have contributed immensely to the safety and quality of the food we
consume.
The Codex Alimentarius forms a global rule book that everyone in the food chain can follow, which become a lifeline to
those countries still start working to strengthen their own national food safety control systems.
Since the establishment of Codex Alimentarius in 1963, the Codex Committee on Contaminants in Foods (CCCF) has
made a lot of contributions towards the success of Codex works for over 50 years today.

The Government of the Republic of Indonesia has been participating actively as the Member of Codex since 1971. We
also have been actively involved in the CCCF forum. Throughout such participations, Indonesia has developed many
regulations concerning contaminants in food. Showing its strong commitment, Indonesia’s FDA as National Regulatory
Authority (NRA) has served as the lead Agency and National Cross-sector Coordinator to conduct drug and food control
to protect public health and quality of life, as well as to ensure fair trade practices. We also have shown strong
collaboration in supporting the regional and
international efforts to address the challenges of food safety issues.
Excellency, Distinguished Delegates,

At this event, the attendance of delegation from more than 50 countries and more than 250 participants at this 13th Session
of the Codex Committee on Contaminants in Foods, is a clear reflection of our steadfast commitment to strengthen
collaboration in the field of food safety. It shows our commitment as international community to support the important
role of Codex in developing and harmonizing food standards to protect the public health as well as to ensure fair practices
in international trade.

38
In the 13th Session of the Codex Committee on Contaminants in Foods forum, I learn that several important issues on the
agenda will be discussed. They are issues that we share as concern.

Some of them are agenda on maximum levels for cadmium in chocolate and cocoa-derived products, mycotoxins in
spices, methylmercury in fish, aflatoxins in ready-to-eat peanuts and cereal, hydrogen cyanide in cassava, and Code of
practice for the reduction of 3-MCPDE and glycidyl esters in refined oils and products made with refined oils.

I am confident that, despite all challenges, the Committee will be able to complete its work in timely manner and come up
with successful solutions to address the important issues on the Agenda. We just need to remember, the standards you
create are helping the transformation of our world.

Excellency, Distinguished Delegates, Ladies and Gentlemen,

I would once again, welcome you to this 13th Session of the Codex Committee on Contaminants in Foods in Yogyakarta
Indonesia, and wishing you all successful deliberation of the works. Furthermore, I hope you will enjoy you stay in
Yogyakarta.
As the Indonesia special region, Yogyakarta is a royal city with its beauty of Ancient Heritages. Yogyakarta is well
known for its historical and cultural landmark, such as many temples mark the magnificent work from our ancient
civilization, including Borobudur- Temple-the biggest Budhist temple in the world, which once was named One of the
Seven Wonders of the World. Yogyakarta is a perfect place for all of us to deliberate and undertake a productive Codex
Meeting.

I wish you all a productive and fruitful discussion and I herewith declare the 13th Session of the Codex Committee of
Contaminants in Foods officially open.

Thank you.
Wassalaamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakatuh.

39
D. Welcome Dinner Remarks

WELCOME DINNER REMARKS BY


H.E. DR. IR. PENNY K. LUKITO, MCP
THE CHAIRPERSON OF INDONESIA FOOD DRUG AUTHORITY THE REPUBLIC OF
INDONESIA
13TH SESSION OF THE CODEX COMMITTEE ON CONTAMINANTS IN FOODS
YOGYAKARTA, INDONESIA MONDAY, 29 APRIL 2019
TIME: 19.00-21.00

His Excellency, Vice Governor of Yogyakarta Special Region; Distinguished Vice-Chair of Codex
Alimentarius Commission;
Distinguished Chair and Co-Chair of 13th Session of the Codex Committee on Contaminants in Foods;
Distinguished Reprentatives of Ambassador of the Kingdom of the Netherland to Indonesia
Distinguished Representative of FAO and WHO; Distinguished Delegates;
Distinguished Guests, Ladies and Gentlemen;

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,


A very good evening to all of you

It is indeed a great honor and pleasure for me, both personally and as the Chairperson of the Indonesian Food and Drug
Authority to welcome all of you to a Gala Dinner of the 13 th Session of the Codex Committee on Contaminants in Foods
in this beautiful city, Yogyakarta.

I would like to warmly welcome you to Indonesia. It is a country with a population of over 266 million – a country with
such diverse cultures, tribes and languages. We are also a

40
democratic nation. We have recently held the largest democratic and direct presidential and legislatives elections.
Indonesia is the largest Country in the Southeast Asia with economic growth of more than 5%.

I would like to take this opportunity to extend my sincere gratitude to H.E. Vice Governor of Yogyakarta Special Region
for allowing us the privilege to hold CCCF welcome dinner at this beautiful palace, Pendopo Kepatihan Yogyakarta.

Holding a title As a special region, Yogyakarta is the Royal City with its beauty of Javanese Ancient Heritages. If
Indonesia Capital City in Jakarta were to be the heart of the nation, powering the economy and the industries, Yogyakarta is
the soul, keeping the spirit in perfect balance and harmony. It is the home of Borobudur Temple (Borobudur is the biggest
Buddhist temple in the world, which once was named one of the Seven Wonders of the World).

Excellencies, Distinguished Guests, Ladies and Gentlemen,

Our CCCF Meeting which was officially opened this morning trully reflects our full support towards the importance of
food safety issue. We acknowledge Codex alimentarius international food standards, guidelines and codes of practice
contribution to the safety and quality of food and its implication to a fair international food trade. A better standardization
of food safety is a fundamental aspect to ensure the safety and quality of food. As our common goal is to protect public
heatlh, We look forward to achieving possible solutions and new reccomendations to any issues raised and discussed together in
any session during the Codex Standard setting process of the codex committee on Contaminant.

Excellencies,Distinguised Guests, Ladies and Gentlemen,

After the long meeting today, while still looking forward for more proactive meeting in the coming days, tonight we are
having more relaxed conversations, getting to know each other more closely, and enjoy the food in this warm and
wonderful ambience. During dinner, we

41
will be entertained by a javanese traditional dance and traditional music performance called Gamelan.

I do hope that all of you will enjoy the performance as well as the cullinary delight. I do not want to spoil your dinner
any further with a long speech.

Finally, I thank and welcome all of you for joining us for dinner and wish you all an enjoyable and wonderful evening.
God bless You all.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

---o0o---

42
E. Pidato Pembukaan oleh Prof. Purwiyatno Hariyadi

OPENING REMARKS BY PROF. PURWIYATNO HARIYADI


(ON BEHALF OF CHAIR & VICE CHAIRPERSONS OF THE CODEX ALIMENTARIUS COMMISSION)

13TH SESSION OF THE CODEX COMMITTEE ON CONTAMINANTS IN FOODS

YOGYAKARTA, INDONESIA MONDAY, 29 APRIL 2019

Excellencies,
o Honourable Head of National Agency of Drug and Food Control, Republic of Indonesia, Dr.
Penny K Lukito,
o Honourable Representative from the Netherlands Embassy, Mr Louise Beyer
o Chair of CCCF, Dr. Wieke Tas o Co-Chair of CCCF, Dr Roy Sparringa
o Representatives of the FAO; Mr. Markus Lipp
o Representatives of the WHO; Mr. Kim Petersen
o Codex Secretariats,
o Distinguished Delegates,
o Ladies and Gentlemen

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh A very Good Morning to you all

First of all, I would like to express my gratitude towards the Goverment of Republic of Indonesia and Goverment of the
Netherland, for this cooperative arrangement and commitment, so that the 13th Session of Codex Committee on
Contaminants in Food (CCCF13) can be held here, in Yogyakarta, Indonesia.

It is a great honour and pleasure for me, as an Indonesian citizen and as a Vice Chairperson of CAC, to have the
opportunity to attend the co-hosting meeting of the CCCF13, in Indonesia.

With that, please allow me, on behalf of the Chair and Vice Chairpersons of the CAC, to extend my warmest welcome to
all Codex Members, Observers, Authorities, and all

43
Delegates from all regions of the world, to Indonesia, especially to Special Region of Yogyakarta.

As a global organization founded by FAO and WHO more than 55 years ago, Codex has worked to develop and
encourage the implementation of harmonized international standards to protect the health of consumers and ensure fair
practices in the food trade. Especially for protecting the health of consumer, I would like to highlight that the UN has
proclaimed the World Food Safety Day, to be celebrated on every 7th of June. Yes, food safety is a very important aspect
of food, and I believe that food safety is a prerequisite for food value. So, it is important for each Codex Member to
identify the main food safety topics that need to be improved, or celebrated, to be highlited on the World Food Safety Day
of 7th of June, to further increase the awareness of all parties about the importance of food safety. The CCCF agenda
discussed this week is really important for protecting the health of consumer, especially with respect to food safety. With
that, the sustainable support for the scientific advisory bodies which give the science basis for Codex standard setting
process is essential.

Overall, however, the works of Codex is also part of concerted global efforts to tackle global challenges. Global
challenges that have been identified by the United Nations General Assembly in 2015 are, namely, the Sustainable
Development Goals (SDGs).

The CCCF agenda discussed this week is really important for the Codex mission, especially with regard to global efforts
to reach the SDGs. CCCF's work is about developing standards to prevent or reduce food and feed contamination. It is the
responsibility of all members that this standard should be developed in such a way as to help all actors along the global
food chain, to provide safe food and to carry out fair practices in the international food trade. At this point I would like to
quote the statement of Mr. Guilherme da Costa Junior (Chairperson of the CAC) during the opening session of the
CCGP31 in Bordeaux, France. He mentioned that to build consensus in setting up standard, it is important to keep in
mind the question of “How can my country as a Codex Member cooperate so that the other Member State, my
commercial partner, can also guarantee protection for the health of its consumers and have room in the trade which might
generate foreign exchange and jobs for its population?" This means that in carrying out its mandate to set international
food standards, CODEX must be mindfull of the potential impact of its decisions on the Sustainable Development Goals.

44
I would, therefore, like to thank the Committee, especially the chair of CCCF; DR Wieke Tas (from the Netherlands) and
Co-chair, DR Roy Sparringa (from Indonesia), together with the secretariats team from Netherlands and Indonesia, and
codex secretariats, for constructing the productive agenda we have this week. Every item in the agenda is important and is
critical to Codex mission; towards safer and better foods for everyone, anywhere.

On behalf of CAC, I would like to express my great appreciation to the Dutch Government for continuing support for the
success of CCCF's work and other Codex work.

I would like to thank the National Agency for Drug and Food Control, and the National Standardization Body of the
Republic of Indonesia, and all members of the Indonesian National Codex Committee; The Ministry of Agriculture, the
Ministry of Marrine Affairs and Fisheries, the Ministry of Trade, the Ministry of Industry, the Ministry of Health, and the
Ministry of Foreign Affairs, the Indonesian food and beverage association, for their commitment and support for the
codex.

I sure hope that the co-hosting of the CCCF13 in Yogyakarta this week, can be used as an important stepping stone for
Indonesia, towards more effective participation in the activities of the Codex Alimentarius Commission (CAC) and its
subsidaries bodies.

I also hope that the CCCF meeting in Indonesia, will be able to raise awareness of the importance of food safety and
international food trade, for as many food officials and decision makers as possible, not only for Indonesia, but also for the
greater Asian region.

I congratulate you all for that. And, finally, I wish everyone a successful session. Thank you.

Purwiyatno Hariyadi (Vice Chairperson of the Codex Alimentarius Commission)

---o0o---

45
F. Desain-desain Kelengkaan Sidang
Dinner Invitation

Name Tag

46
Lanyard Notes

X-Banner Pulpen

47
Wall of Fame

Backdrop

Banner

48
G. Cenderamata VIP

1. Chair CCCF 2. Konselor Pertanian Belanda 3. FAO

4. WHO 5. Vice Chair CAC 6. Co-Chair CCCF

49
H. Souvenir Peserta

Tas Scraf

Mangkuk Batik Keripik Buah (Produk MD)

Cookies Binaan Badan POM Sudah Ekspor

50
GALERI FOTO
RAPAT PERSIAPAN CODEX
17 JANUARI 2018
PERTEMUAN BADAN POM DENGAN BELANDA

8 JANUARI 2019 RAPAT KOORDINASI


BADAN POM DAN K/L TERKAIT
23 JANUARI 2019
PERTEMUAN BADAN POM DENGAN BELANDA - SURVEI AKHIR

15 APRIL 2019 RAPAT KOORDINASI


PELAKSANAAN SIDANG
PELAKSANAAN SIDANG
DELEGASI INDONESIA
WELCOME DINNER 29 APRIL 2019

BERITA CCCF KE-13 PADA WEBSITE RESMI CODEX


BERITA NASIONAL TERKAIT CCCF KE-13

Anda mungkin juga menyukai