Anda di halaman 1dari 1

Kaum muda Katolik adalah anak-anak Tuhan yang dipanggil untuk menjadi kudus dalam segala hal.

Sebagaimana dinyatakanNya dalam 1 Petrus 1:14-16, “Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan
jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu, tetapi hendaklah kamu
menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu,
sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus” . Usia muda tidak harus tidak matang dalam
iman, justru sedari muda kita belajar apa yang benar dan baik yang akan mengarahkan kita menjadi
manusia dewasa yang seutuhnya, dalam kepenuhan kasih dan iman kepada Tuhan. Kita baca hal itu
dalam 2 Tim 2:22, “Sebab itu jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai
bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni.”

Tuhan selalu tahu apa yang terbaik bagi kita dalam semua aspek hidup kita, termasuk dalam hal
pergaulan. Di dalam Kitab Suci, Dia mengajarkan sikap-sikap yang baik dan terpuji menyangkut relasi
kita dengan lawan jenis. Tuhan menghendaki demikian, sebenarnya pertama-tama demi kebahagiaan
kita, karena Ia mengenal kita dengan sempurna sejak semula, dan karena Ia sangat mengasihi kita.

Apakah pacaran itu?

pacaran itu indah, jatuh cinta itu selangit, berjuta rasanya, kata syair lagu. Ketika kita masih duduk
di awal bangku sekolah dasar, bergandengan tangan dengan teman yang berlainan jenis tidak
menimbulkan perasaan apa-apa kecuali rasa gembira sebagai teman bermain. Namun menginjak usia
pra-remaja, di mana perkembangan fungsi tubuh dan hormonal mulai menjadi dominan, kebersamaan
dengan teman lawan jenis menumbuhkan perasaan suka yang berbeda. Ketika dua insan berlainan
jenis selalu ingin menghabiskan waktu bersama, merasa aman dan nyaman satu sama lain, berkegiatan
bersama, baik lewat pertemuan secara fisik maupun lewat berbagai sarana alat komunikasi, dengan
diikuti ketertarikan secara seksual dan romantisme, maka relasi di antara keduanya disebut
berpacaran. Tuhan memang menciptakan manusia untuk saling mengasihi. Dalam pacaran, manusia
mengenal bentuk saling mengasihi itu secara khusus dalam perasaan cinta kepada lawan jenis, dalam
artian, ingin memberi, melindungi, dan mengasihi lawan jenis yang dicintai. Relasi ini bersifat eksklusif,
artinya hanya melibatkan perasaan kedua orang yang terlibat di dalamnya. Dalam hubungan pacaran
yang baik, harus ada unsur-unsur yang menjaga kelanggengannya dan memastikan tujuannya tercapai,
di antaranya secara umum adalah kesetiaan, kejujuran, saling menghormati dan menghargai,
tanggungjawab, dan komitmen.

Anda mungkin juga menyukai