Anda di halaman 1dari 106

UNIVERSITAS GUNADARMA

FAKULTAS EKONOMI

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR PERILAKU KONSUMEN


TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK VITAMIN
C (STUDI KASUS WILAYAH JABODETABEK DI MASA
PANDEMI COVID-19)

Disusun Oleh:

Nama : Nur Fitri

NPM 14217576

Program Studi : Manajemen

Pembimbing : Dr. Sri Hermawati, SE.,MM

Diajukan Guna Sebagian Syarat

Dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S1)

JAKARTA

2021
PERNYATAAN ORIGINALITAS DAN PUBLIKASI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Nur Fitri
NPM : 14217576
Prodi : Manajemen
Fakultas : Ekonomi
Judul Skripsi : PENGARUH FAKTOR-FAKTOR PERILAKU
KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN
PEMBELIAN PRODUK VITAMIN C (STUDI
KASUS WILAYAH JABODETABEK DI MASA
PANDEMI COVID-19)
Tanggal Sidang : 21 September 2021
Tanggal Lulus : 21 September 2021
Dengan ini menyatakan bahwa tugas akhir penulisan skripsi yang telah saya buat
merupakan hasil karya sendiri dan benar keasliannya. Apabila ternyata
dikemudian hari penulisan ini terbukti merupakan hasil plagiat atau penjiplakan
terhadap karya orang lain, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan dan
menerima sanksi berdasarkan aturan tata tertib yang berlaku di Universitas
Gunadarma.
Demikianlah, Pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak ada paksaan
dari siapapun.

Jakarta,

(Nur Fitri)

ii
LEMBAR PENGESAHAN
KOMISI PEMBIMBING

NO. NAMA KEDUDUKAN

1. Dr. Sri Hermawati, SE., MM Ketua

2. Prof. Dr. Euphrasia Susy Suhendra, Anggota


S.Si
3. Dr. Christina Dewi Wulandari, SE., Anggota
MM
Tanggal Sidang : 21 September 2021

PANITIA UJIAN

NO. NAMA KEDUDUKAN

1. Dr. Ravi Ahmad Salim Ketua

2. Prof. Dr. Wahyudi Priyono Sekertaris

3. Dr. Sri Hermawati, SE., MM Anggota

4. Ir. Toto Sugiharto, SSi., MSc., Ph.D Anggota

5. Dr. Lana Sularto, SE., MM Anggota

Tanggal Lulus : 21 September 2021

Mengetahui:

Pembimbing Bagian Sidang Ujian

(Dr. Sri Hermawati, SE., MM) (Dr. Edi Sukirma, SSi., MM)
PENGARUH FAKTOR-FAKTOR PERILAKU KONSUMEN TERHADAP
KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK VITAMIN C (STUDI KASUS
WILAYAH JABODETABEK DI MASA PANDEMI COVID-19)

ABSTRAK
Konsumsi Vitamin C dianjurkan pemerintah di masa pandemi covid-19
untuk menjaga kesehatan. Semakin banyaknya penjualan produk Vitamin C di
pasaran, semakin cermat konsumen dalam memilih produk Vitamin C. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor perilaku konsumen
terhadap keputusan pembelian produk Vitamin C.

Penelitian ini menggunakan data primer, teknik pengambilan sampel


menggunakan teknik probability sampling dengan jumlah sampel sebanyak 200
responden yakni para konsumen yang membeli produk Vitamin C di wilayah
Jabodetabek dalam masa pandemi covid-19. Tahap uji yang dilakukan adalah uji
realibilitas, uji normalitas data, uji hipotesis, dan teknik analisis data yang
digunakan adalah Confirmatory Faktor Analysis (CFA), kriteria goodeness of fit,
membuat path diagram dengan alat bantu pengujian adalah AMOS 24,0.

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Confirmatory


Factor Analysis (CFA). Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa variabel faktor
budaya, faktor sosial, faktor pribadi, faktor psikologis berpengaruh terhadap
keputusan pembelian. Variabel faktor pribadi merupakan variabel yang
berpengaruh paling besar

Kata Kunci : Faktor Budaya, Faktor Pribadi, Faktor Sosial, Faktor Psikologis,
Keputusan Pembelian

(xi +72 + Lampiran)

Daftar Pustaka (2002-2020)

iv
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul “Pengaruh Faktor-Faktor Perilaku Konsumen Terhadap Keputusan
Pembelian Produk Vitamin C (Studi Kasus Wilayah Jabodetabek Di masa
Pandemi Covid-19)”. Penelitian ini diajukan guna melengkapi dalam mencapai
gelar sarjana strata satu (S1) jurusan Manajemen Fakultas eknomi di Universitas
Gunadarma. Dengan segala keterbatasan, penulis sepenuhnya menyadari bahwa
dalam penelitian skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dan masih jauh
dari kata sempurna, baik dalam pembahasan maupun tata bahasa. Oleh karena itu,
dengan segala kerendahan hati penulis berharap agar para pembaca dapat
memberikan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan penelitian ini.

Dalam menyelesaikan penelitian ini, penulis banyak mendapatkan bantuan,


sumbangan pikiran, serta saran dari berbagai pihak, baik berupa bimbingan,
pengarahan, maupun dorongan yang telah diberikan kepada penulis. Maka, pada
kesempatan itu penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada :

1. Prof. Dr. E.S Margianti, SE., MM, selaku Rektor Universitas Gunadarma.
2. Ir. Toto Sugiharto, Ssi., M.Sc., Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Gunadarma.
3. Iman Murtono Soenhadji, Ph.D, selaku Ketua Program Studi Manajemen
Universitas Gunadarma.
4. Dr. Edi Sukirman, Ssi., MM., selaku Kepala Bagian Sidang Ujian
Universitas Gunadarma.
5. Bapak/Ibu Dosen maupun Staaf Universitas Gunadarma yang telah turut
membantu baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga skripsi
ini dapat selesai.

v
6. Dr. Sri Hermawati, SE., MM, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
telah membimbing dengan baik, serta memberikan ketersediaan waktu,
tenaga, dan pikiran kepada penulis.
7. Kedua orang tua tercinta, Bapak Suparman dan Ibu Iyus Rustini yang
selalu memberikan doa dan dukungan kepada saya baik secara moril
maupun secara materil serta kaka saya yaitu Sulistyawati, AM. Kep dan
Weni Rustiana, S. Farm yang telah memberikan semangat kepada saya.
8. Teman-teman satu bimbingan yang tidak bisa disebutkan satu persatu,
yang telah memberikan masukan-masukannya dalam menyelesaikan
penelitian ini.
9. Teman-teman angkatan 2017 yang telah membantu dan memberikan
dukungan langsung maupun tidak langsung.
10. Seluruh responden yang mengkonsumsi Vitamin C di masa Pandemi
Covid-19 untuk mengisi kuisioner dalam penelitian skripsi ini.
11. Mas Hendry, S.T yang telah membantu dan selalu memberikan dukungan
selama penelitian skripsi ini.
12. Semua pihak yang telah memberikan dukungan secara langsung maupun
tidak langsung yang tidak dapat saya sebutkan namanya satu-persatu
dalam penelitian ini.

Tanpa peran semua pihak di atas, penelitian skripsi ini tidak akan pernah
terwujud, semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan karunia kepada mereka
semua. Akhir kata, perkenankan penulis untuk mengucapkan maaf yang sebesar-
besarnya apabila dalam penelitian ini terdapat kesalahan maupun kekurangan.
Semoga penelitian ini dapat memberi manfaat bagi semua pihak yang
bersangkutan, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca.

Jakarta, 21September 2021

Penulis

Nur Fitri
vi
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL i
PERNYATAAN ORIGINALITAS DAN PUBLIKASI ii
LEMBAR PENGESAHAN iii
ABSTRAK iv
KATA PENGANTAR v
DAFTAR ISI vii
DAFTAR TABEL x
DAFTAR GAMBAR xi

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………….. 1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………. 3
1.3 Batasan Masalah………………………………………... 3
1.4 Tujuan Penelitian……………………………………….. 4
1.5 Manfaat Penelitian……………………………………… 4

BAB II TELAAH PUSTAKA


2.1 Pengertian Perilaku Konsumen…………………………. 6
2.1.1 Faktor-Faktor Perilaku Konsumen Yang
Mempengruhi Keputusan Pembesian…………... 6
2.2 Proses Pembentukan Perilaku Konsumen……………… 11
2.3 Keputusan Pembelian…………………………………... 11
2.3.1 Proses Keputusan Pembelian…………………… 12
2.3.2 Tahap-Tahap Keputusan Pembelian……………. 12
2.4 Hubungan Perilaku Komsumen Dengan Keputusan
Pembelian………………………………………………. 13
2.5 Kajian Penelitian Sejenis……………………………….. 13
2.6 Model Penelitian………………………………………... 21

vii
2.7 Hipotesis Penelitian…………………………………….. 21

BAB III Metode Penelitian


3.1 Jenis Penelitian…………………………………………. 24
3.2 Data Penelitian………………………………………….. 24
3.3 Metode Pengumpulan Data……………………………... 24
3.4 Populasi Dan Sampel…………………………………… 25
3.4.1 Populasi…………………………………………. 25
3.4.2 Sampel………………………………………….. 25
3.5 Definisi Operasional Variabel………………………….. 25
3.6 Metode Sampling……………………………………….. 28
3.7 Metode Analisis Data…………………………………... 29
3.7.1 Analisis Deskriptif……………………………… 30
3.7.2 Uji Rabilitas…………………………………….. 30
3.7.3 Confimatory Factor Analysis (CFA)…………… 31
3.7.4 Uji Structural Equation Model (SEM)………….. 32
3.7.5 Membuat Path Diagram………………………… 32
3.7.6 Mengindentifikasi Masalah…………………….. 33
3.7.7 Menilai Kriteria Goodness-Of-Fit……………… 33
3.7.8 Uji Normalitas Data……………………………. 35
3.7.9 Uji Hipotesis……………………………………. 35

BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Produk Vitamin C…………………... 36
4.1.1 Vitamin C (Asam Askrobat)……………………. 36
4.1.2 Struktut Vitamin C……………………………… 36
4.1.3 Cara Memilih Produk Vitamin C……………….. 37
4.2 Data Profil Responden………………………………….. 38
4.2.1 Karakter Responden Berdssarkan Jenis Kelamin
Dan Usia………………………………………... 39
4.2.2 Pendapatan Responden…………………………. 39

viii
4.2.3 Pekerjaan Responden…………………………… 39
4.2.4 Wilayah Responden…………………………….. 40
4.3 Presepsi Responden Atas Produk Vitamin C…………… 41
4.3.1 Tanggapan Responden Atas Faktor Budaya……. 42
4.3.2 Tanggapan Responden Atas Faktor Sosial……... 44
4.3.3 Tanggapan Responden Atas Faktor Pribadi……. 45
4.3.4 Tanggapan Responden Atas Faktor Psikologis…. 47
4.3.5 Tanggapan Responden Atas Keputusan
Pembelian………………………………………. 48
4.4 Hasil Analisis Data……………………………………... 50
4.4.1 Uji Reabilitas…………………………………… 50
4.4.2 Uji Comfirmatory Factor Analysis (CFA)……… 51
4.4.3 Cornfirmatory Factor Analysis (CFA) Variabel
Faktor Budaya pada Keputusan Pembelian…….. 51
4.4.4 Cornfirmatory Factor Analysis (CFA) Variabel
Faktor Sosial pada Keputusan Pembelian……… 52
4.4.5 Cornfirmatory Factor Analysis (CFA) Variabel
Faktor Pribadi pada Keputusan Pembelian…….. 54
4.4.6 Cornfirmatory Factor Analysis (CFA) Variabel
Faktor Psikologis pada Keputusan Pembelian…... 56
4.4.7 Menilai Kriteria Goodness-of-fit……………….. 58
4.4.8 Uji Normalitas Model…………………………... 61
4.4.9 Uji Hipotesis dan Pembahasan…………………. 64

BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI


5.1 Simpulan………………………………………………... 70
5.2 Implikasi Penelitian…………………………………….. 70
5.3 Saran……………………………………………………. 71

DAFTAR PUSTAKA 72
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1.1 Top Brand Award Kategori Vitamin C 3
Tabel 2.1 Kajian Penelitian Sejenis 13
Tabel 3.1 Definisi Operasional 26
Tabel 3.2 Kriteria Goodness-of-fit 34
Tabel 4.1 Karakter Responden Berdasarkan Usia dan Jenis 38
Kelamin
Tabel 4.2 Karakter Responden Berdasarkan Pekerjaan 39
Tabel 4.3 Karakter Responden Berdasarkan Wilayah dan Jenis 40
Kelamin
Tabel 4.4 Skor Jawaban 41
Tabel 4.5 Rating Skala 42
Tabel 4.6 Tanggapan Responden Variabel Faktor Budaya 42
Tabel 4.7 Tanggapan Responden Variabel Faktor Sosial 44
Tabel 4.8 Tanggapan Responden Variabel Faktor Pribadi 45
Tabel 4.9 Tanggapan Responden Variabel Faktor Psikologis 47
Tabel 4.10 Tanggapan Responden Variabel Keputusan 48
Pembelian
Tabel 4.11 Hasil Uji Realibilitas 50
Tabel 4.12 Squared Multiple Correlations Faktor Budaya 52
Tabel 4.13 Squared Multiple Correlations Faktor Sosial 53
Tabel 4.14 Squared Multiple Correlations Faktor Pribadi 55
Tabel 4.15 Squared Multiple Correlations Faktor Psikologis 57
Tabel 4.16 Goodness-of-Fit 59
Tabel 4.17 Uji Normalitas 61
Tabel 4.18 Bootstrap Distributions 63
Tabel 4.19 Hasil Uji Hipotesis 65

x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Model Penelitian 21
Gambar 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan 39
Gambar 4.2 CFA Variabel Faktor Budaya Terhadap Keputusan
Pembelian 51
Gambar 4.3 CFA Variabel Faktor Sosial Terhadap Keputusan
Pembelian 53
Gambar 4.4 CFA Variabel Faktor Pribadi Terhadap Keputusan
Pembelian 55
Gambar 4.5 CFA Variabel Faktor Psikologis Terhadap Keputusan
Pembelian 57

xi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

` Menurut World Health Organization (WHO) Coronavirus adalah


sekelompok virus yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia.
Infeksi pernapasan manusia berkisar dari pilek dan batuk hingga batuk yang lebih
parah seperti Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS) dan Sindrom
Pernafasan Akut Parah (SARS). Virus korona yang baru ditemukan menyebabkan
penyakit Covid-19. Covid-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus
korona yang baru ditemukan. Sebelum merebaknya flu burung di Wuhan, China
pada Desember 2019. Covid-19 kini menjadi pandemi di banyak negara atau
wilayah di dunia.

Dalam upaya untuk melindungi diri pada pandemi Covid-19, dimana yang
telah dianjurkan oleh pemerintah agar masyarakat melakukan 3M(Menjaga jarak,
Memakai masker, Mencuci tangan), selain melakukan 3M pemerintah juga
menghimbau kepada masyarakat untuk menjaga meningkatnya kekebalan tubuh,
dengan cara mengkonsumsi vitamin C menjadi satu cara yang dianjurkan.
Konsumsi vitamin sangat dibutuhkan untuk berada ditempat lingkungan yang
tercemar polusi, mengalami gangguan kesehatan seperti kurang nya gizi, dan
kurang nya stamina kekebalan tubuh, karena itu sangat disarankan untuk
konsumsi vitamin.

Di Indonesia, beberapa penanganan Covid-19 sangat di rekomendasikan


untuk pasien yang terkonfirmasi Covid-19 namun tidak bergejala untuk
mengkonsumsi vitamin C non-acidic 3-4x500 mg per hari selama 14 hari atau
tablet isap vitamin C 2x500 mg per hari selama 30 hari atau multivitamin yang
mengandung vitamin C 1-2 kali per hari selama 30 hari, selain itu untuk orang
dalam penanganan(ODP) dan tenaga medis disarankan konsumsi vitamin C 500-

1
1000 mg per hari. ODP dengan gejala ringan disarankan konsumsi vitamin C 1000
mg per hari(Panduan Praktis Penatalaksanaan Nutrisi COVID-19).

Semakin banyaknya penjualan konsumsi vitamin C di pasaran,


memberikan cermat bagi si konsumen untuk memilih merk yang sesuai
keinginananya(Sasangka, 2010), keragaman konsumen internal dapat memenuhi
kebutuhan sehari-hari dipengaruhi oleh berbagai faktor baik dari konsumen dan
luar konsumen, beberapa faktor yang bisa mempengaruhi perilaku konsumen
termasuk Budaya, Sosial, Kepribadian dan Psikologi (Ruhamak, 2016). Dalam
proses pengambilan keputusan mengenai pembelian barang dan jasa konsumen
dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan luar termasuk dari budaya, kelas
sosial, kelompok sosial dan keluarga, meskipun faktor eksternal termasuk
motivasi, pengamatan, pembelajaran, kepribadian, konsep diri dan sikap.

Perilaku konsumen dan keputusan pembelian sangat erat dan kaitannya


kuat, menurut (Kotler, 2012:203) konsumen dirangsang dari luar, yang mencakup
berbagai faktor. Pemasaran (produk, harga, lokasi, promosi), ekonomi, teknologi,
politik, mempengaruhi budaya kotak hitam pembeli (budaya, masyarakat,
Personal dan psikologis) dan membangkitkan respon dari pembeli untuk membuat
keputusan pembelian bisa dikatakan yang dilakukan konsumen akan membuat
perilaku konsumen berubah dan tanggapi respons yang menentukan pembelian,
sebelum individu memutuskan untuk membeli suatu produk atau jasa, kemudian
konsumen akan mempertimbangkan kemungkinan kebutuhan sebelumnya dan
kemampuannya, faktor yang menjadi pertimbangannya adalah sikap konsumen
yang perlu dipelajari oleh penjual. Berdasarkan penjelasan diatas, diperlukan
penelitian tentang faktor-faktor perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan
pembelian produk vitamin C.
Tabel 1: Top Brand Award Kategori Vitamin C

No Merek TBI (%) Harga (Rp)


.

1. Vitacimin 35,5 2.000-30.000

2. Enervon-C 25,7 6.000-29.800

3. You C1000 8,1 6.300-9.000

4. Vicee 7,2 1.700-2.000

5. Redoxon 6,4 18.500-45.000

Sumber: Topbrand-award.com (2020), observasi harga (Desember, 2020)


1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, perumusan masalah dalam


penulisan skripsi ini adalah :

1. Apakah faktor budaya berpengaruh terhadap keputusan pembelian vitamin C


di wilayah Jabodetabek?
2. Apakah faktor sosial berpengaruh terhadaap keputusanpembelian vitamin C di
wilayah Jabodetabek?
3. Apakah faktor pribadi berpengaruh terhadap keputusan pembelian vitamin C
di wilayah Jabodetabek?
4. Apakah faktor psikologis berpengaruh terhadap keputusan pembelian vitamin
C di wilayah Jabodetabek?

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dijelaskan


diatas, untuk menghindari pembahasan yang dapat keluar dari pokok
permasalahan yang ada, maka batasan yang dilakukan oleh peneliti yaitu:

1. Faktor budaya dilihat dari pandangan terhadap produk, anjuran pemilihan


produk, dan penilaian kualitas produk vitamin C dengan top brand award
(2020).
2. Faktor sosial dilihat dari aspek status dan peran sosial tentang keberadaan
teman serta keluarga dalam memilih produk, dan status sosial di masyarakat
terhadap produk vitamin C dengan top brand award (2020).
3. Faktor pribadi dilihat dari segi pekerjaan dan kondisi ekonomi dalam
melakukan keputusan pembelian produk vitamin C dengan top brand award
(2020).
4. Faktor psikologis dilihat dari segi kepercayaan dan sikap dalam melakukan
keputusan pembelian produk vitamin C dengan top brand award (2020).

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah :


1. Untuk menganalisis pengaruh faktor budaya terhadap keputusan pembelian
vitamin C di wilayah Jabodetabek.
2. Untuk menganalisis pengaruh faktor sosial terhadap keputusan pembelian
vitamin C di wilayah Jabodetabek.
3. Untukmenganalisis pengaruh faktor pribadi terhadap keputusan pembelian
vitamin C di wilayah Jabodetabek.
4. Untuk menganalisis pengaruh faktor psikologis terhadap keputusan pembelian
vitamin C di wilayah Jabodetabek.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi bidang ilmu manajemen

Dapat dijadikan penambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi bidang


manajemen pemasaran khususnya yang berkaitan dengan faktor-faktor
perilaku konsumen terhadap pembelian suatu produk.
2. Manfaat bagi akademisi
Dapat dijadikan penelitian ini sebagai bahan referensi bagi penulisan yang akan meneliti
khusus nya yang berkaitan dengan faktor-faktor perilaku konsumen terhadap pembelian suatu
produk,
3. Manfaat bagi penulis/peneliti

Untuk menambah wawasan penulis sebagai bekal pengetahuan bagi penulis


dimasa depan kelak. Selain itu penelitian ini sangat berguna untuk memenuhi
syarat wajib lulus untuk jenjang gelar strata satu.
BAB II

TELAAH PUSTAKA

2.1 Pengertian Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen merupakan dasar bagi konsumen untuk mengambil


keputusan pembelian. Menurut Schiffman dan Kanuk dalam Nurjannah Daulay
(2017) Keputusan pembelian merupakan pilihan dari dua atau lebih alternatif
pilihan keputusan pembelian, yang artinya seseorang dapat mengambil keputusan,
sehingga harus terdapat beberapa alternatif pilihan seperti jika harga produk tidak
terlalu tinggi, maka konsumen tidak akan menghabiskan waktu terlalu lama untuk
membeli, namun jika harga suatu barang tinggi atau mahal, maka konsumen akan
berusaha lebih keras untuk barang tersebut.

Menurut Kotler dan Keller (2012) Perilaku konsumen adalah pembelajaran


tentang bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli,
menggunakan, dan menyebarkan produk, layanan, ide, atau pengalaman untuk
memenuhi keinginan dan kebutuhan mereka.

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen


berhubungan erat dengan keputusan pembelian. Dimana perilaku konsumen
merupakan pilihan produk, layanan, ide atau pengalaman dengan beberapa pilihan
sesuai minat harga produk yang diinginkan dan kebutuhan pembeli.

2.1.1 Faktor-Faktor Perilaku Konsumen yang Mempengaruhi


Keputusan Pembelian

Perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor budaya, sosial, pribadi dan


psikologis sebagai berikut (Kotler, 2012) :

1. Faktor Budaya

Budaya dapat didefinisikan sebagai hasil kreativitas manusia yang


diwariskan dari generasi ke generasi, yang sebagian besar menentukan perilaku
mereka dalam kehidupan sebagai anggota masyarakat.
6
7

Fakor-faktor budaya yang berpengaruh terhadap perilaku konsumen yang


mendasar:

a. Kebudayaan
Kebudayaan yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen,
berkaitan dengan budaya yang dianut oleh individu dan masyarakat
sekitar. Kebudayaan sebagai nilai kebiasaan, kepercayaan yang
dipelajari oleh masyarakat sekitar. Faktor yang paling mendasar dari
keinginan perilaku seseorang merupakan dari kebudayaan.
b. Sub-budaya
Sub-budaya meliputi kebangsaan, agama, golongan, ras, dan
wilayah geografis. Ketika subkultur besar dan kaya, perusahaan
biasanya merancang rencana pemasaran khusus untuk melayani
mereka. Sub budaya merupakan kelompok sosial bagian dari
masyarakat.
c. Kelas Sosial
Kelas sosial merupakan pembedaan ekonomi masyarakat
dengan tingkatan atas, tingkat menengah, sampai tingkat bawah. Divisi
masyarakat yang relatif permanen dan teratur dengan para anggotanya
menganut nilai, tingkah laku dan minat yang serupa.

Dalam penelitian pengukuran faktor budaya yang digunakan adalah


dari segi pandangan terhadap produk, pemilihan suatu produk, dan
kualitas suatu produk. Faktor budaya berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian Mie Instan Merek Mie Sedaap (Fathawati, dkk
2017).

2. Faktor Sosial

Selain faktor budaya, perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor


sosial, seperti kelompok referensi, keluarga, status dan peran sosial.
a. Kelompok Referensi
8

Kelompok orang atau seorang individu yang mempunyai


pengaruh signifikan terhadap perilaku individu. Beberapa kelompok
primer seperti keluarga, teman dan rekan kerja. Sedangkan beberapa
kelompok sekunder seperti interaksi yang lebih formal seperti
organisasi dan keagamaan.
b. Keluarga
Keluarga merupakan keputusan pembelian konsumen dalam
kelompok referensi primer yang sangat berpengaruh terhadap
keputusan pembelian. Keluarga mempunyai pengaruh besar dalam
melakukan pembelian suatu produk.
c. Status dan Peran Sosial
Kelompok yang berdasarkan peran dan statusnya adalah
keluarga, organisasi, dan masyarakat. Peran termasuk aktivitas
seseorang untuk melakukan kegiatan pembelian setiap peran
menghasilkan status. Seseorang seringkali memilih produk yang
menunjukkan status dirinya dalam dunia masyarakat.
Dalam penelitian ini pengukuran yang digunakan adalah aspek
status dan peran sosial dalam pengambilan keputusan pembelian
produk. Koefisien korelasi menunjukkan bahwa hubungan antara
faktor sosial dengan keputusan pembelian tergolong cukup kuat (Arto
C dewanto, dkk 2018).

3. Faktor Pribadi

Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh faktor pribadi. Faktor pribadi


terdiri dari berbagai karakteristik, seperti usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan
dan kondisi ekonomi, gaya hidup, dan kepribadian.

a. Usia dan tahap siklus hidup


Seseorang yang membeli barang dan jasa yang berbeda-beda
dalam hidupnya. Para pemasar juga harus memerhatikan peran pasar
9

sasaran yang tepat seperti kelompok-kelompok dalam tahap siklus


hidup tertentu.
b. Pekerjaan dan kondisi ekonomi

Pekerjaan seseorang juga mempengaruhi perilaku konsumen


dalam melakukan keputusan pembelian. Pemasar mencoba
mengidentifikasi kelompok kerja yang memiliki minat di atas rata-rata
pada produk dan layanan mereka. Perusahaan bahkan dapat
mendedikasikan produk mereka untuk kelompok kerja tertentu.

Pilihan produk sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi


pribadi: disposable income (tingkat, stabilitas dan pola waktu),
tabungan dan aset, termasuk aset likuid, kapasitas meminjam, dan
sikap terhadap aktivitas keputusan pembelian.

c. Gaya hidup
Gaya hidup adalah cara hidup yang diungkapkan oleh aktivitas,
minat, dan pendapat seseorang di dunia. Gaya hidup menggambarkan
pribadi seutuhnya yang berinteraksi dengan lingkungan. Peran pemasar
mencari hubungan antara produk dan kelompok gaya hidup nya.
d. Kepribadian
Kepribadian biasanya digambarkan, seperti kepercayaan diri,
dominasi, otonomi, rasa hormat, keterampilan sosial, pertahanan diri,
dan kemampuan beradaptasi. Kepribadian bisa menjadi variabel yang
sangat berguna saat menganalisis pilihan merek konsumen.
Dalam penelitian ini pengukuran yang digunakan faktor pribadi adalah
pekerjaan dan kondisi ekonomi suatu perilaku konsumen dalam
melakukan keputusan pembelian (Syafirah, dkk 2017).
10

4. Faktor Psikologis
Faktor Psikologis mempunyai ciri-ciri konsumen tertentu untuk
menghasilkan proses dan pengambilan keputusan pembelian, ada empat faktor
psikologi utama, yaitu motivasi, persepsi, belajar, kepercayaan dan sikap.
a. Motivasi
Menurut Mc.Donald (diterjemahkan oleh Sadirman 2007)
menyatakan bahwa motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri
seseorang yang ditandai dengan munculnya dari “perasaan” dan
didahului oleh respon terhadap suatu tujuan. Motivasi ini mengawali
terjadinya perubahan energi pada setiap individu, kemunculannya akan
melibatkan aktivitas fisik manusia, ditandai dengan munculnya
perasaan yang merupakan masalah psikologis yang relevan, akibat dan
emosi serta determinasi. perilaku manusia, motivasi akan dirangsang
karena ada tujuan dan tujuan itu akan melibatkan kebutuhan.
b. Persepsi
Persepsi adalah proses yang digunakan oleh individu untuk
memilih, mengatur dan menginterpretasikan masukan informasi untuk
menciptakan gambaran dunia yang bermakna. Menurut Hoyer dan
Macinnis persepi merupakan proses dimana rangsangan yang masuk
dalam panca indera dalam manusia. Persepsi tidak hanya rangsangan
dalam panca indera melainkan juga dalam hubungan individu dengan
lingkungan masyarakat sekitar.
c. Belajar
Belajar dapat dijelaskan sebagai suatu perubahan perilaku
akibat pengalaman sebelumnya. Perilaku konsumen bisa dipelajari
karena sangat ditentukan oleh pengalaman belajarnya. Gambaran
pemikiran yang dianut dalam konsumen tentang suatu hal adalah
keyakinan.
d. Kepercayaan dan Sikap
Menurut Kotler dan Keller (2012) kepercayaan merupakan
kesediaan perusahaan bergantung pada kawan bisnis. Kepercayaan
11

tergantung pada beberapa faktor antar langsung & antar organisasi


misalnya kompetensi, integritas, kejujuran & kebaikan hati.
Pemasar hanya dapat menerapkan dan mengamati perilaku
konsumen, namun tidak bisa menyaksikan proses pengambilan
keputusan. Hal itu salah satu penerapan aspek faktor psikologi dalam
pengambilan keputusan (Ika Susilawati, 2020).

2.2 Proses Pembentukan Perilaku Konsumen

Perilaku komsumen dilakukan berdasarkan suatu proses sebelum dan


sesudah seseorang konsumen melakukan proses pembelian suatu produk ataupun
jasa. Dalam perilaku konsumen tersebut, seseorang pembeli akan melakukan
penilaian yang kemudian pada akhirnya akan mempengaruhi proses pengambilan
keputusan atas pembelian produk atau jasa tersebut.

Bagaimana perilaku konsumen terbentuk, sebagai berikut:

a. Pembelajaran sikap
Informasi, nasihat dan pengaruh yang berperan dalam membentuk sikap iitu
diperoleh yang diperoleh dari konsumen.
b. Sumber pengaruh terhadap pembentukan sikap
Pengalaman langsung yang dialami konsumen dalam mencoba atau
mengevaluasi produk, dan Informasi dari media massa pemasar menggunakan
berbagai macam media massa untuk mempengaruhi sikap konsumen yang
merupakan konsumen atau calon konsumen.

2.3 Keputusan Pembelian

Menurut Kotler (2014) keputusan pembelian konsumen yaitu keputusan


akhir perorangan dan rumah tangga yang membeli barang dan jasa untuk
konsumsi individu. Keputusan pembelian merupakan proses dimana konsumen
melalui tahapan-tahapan tertentu untuk melakukan pembelian suatu produk
(Sussanto 2014). Keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen
12

dipengaruhi pula oleh kebiasaan. Dalam kebiasaan pembelian mencakup kapan


waktunya pembelian dilakukan, dalam jumlah berapa pembelian tersebut
dilaksanakan, dan dimana pembelian tersebut dilakukan (Assauri 2015).
Pengertian Keputusan Pembelian yang digunakan dalam penelitian ini
keputusan individu dalam proses dimana konsumen melakukan pemilihan
keunggulan produk dan membeli suatu produk. Keputusan Pembelian bisa kapan
saja dan dimana saja untuk melaksanakan pembelian. Keputusan Pembelian
berarti sudah memutuskan produk yang sudah diinginkan dan dibeli.

2.3.1 Proses Keputusan Pembelian

Keputusan membeli ini didapat setelah si konsumen melakukan tahapan


pengenalan suatu produk, pencarian informasi lain, evaluasi kelemahan dan
keunggulan produk, sampai terciptanya keputusan pembelian dan keputusan
setelah pembelian. Jika semua tahapan ini bernilai positif, pemakaian terhadap
suatu produk akan berlangsung secara kontinyu.

2.3.2 Tahap-tahap Keputusan Pembelian

Dalam memudahkan pengambilan keputusan maka perlu dibuat tahap-


tahap yang bisa mendorong kepada terciptanya keputusan yang diinginkan.
Tahap-tahap keputusan pembelian:

a. Mendefinisikan masalah proses dimulai saat pembeli menyadari


adanya masalah atau kebutuhan.
b. Mencari informasi seorang konsumen yang terdorong keinginan dan
kebutuhannya, jika dorongan itu kuat dan produk ada dekatnya, maka
konsumen akan membelinya.
c. Evaluasi alternatif, seorang konsumen memproses infromasi tentsang
pilihan merek dan harga untuk membuat keputusan terakhir.
d. Keputusan pembelian, pada tahap evaluasi konsumen menyusun merek
dalam pilihan serta membentuk niat pembelian.
13

e. Perilaku sesudah pembelian terhadap produk, konsumen akan


mengalami tingkat kepuasan atau ketidakpuasan.

2.4 Hubungan Perilaku Konsumen dengan Keputusan Pembelian

Perilaku adalah suatu kecenderungan yang dipelajari untuk bereaksi


terhadap penawaran produk dalam masalah-masalah yang baik ataupun kurang
baik secara keputusan(Dharmmesta dan Handoko, 2012). Perilaku konsumen bisa
merupakan positif atau negatif terhadap produk tertentu. Perilaku sebagai suatu
evaluasi yang menyeluruh dan memungkinkan seseorang untuk merespon dengan
cara yang menguntungkan atau tidak terhadap obyek yang dinilai.

Dalam mempelajari keadaan jiwa dan keadaan pikir perilaku seseorang


diharapkan dapat menentukan sikap keputusan pembelian seseorang. Keadaan
jiwa tersebut sangat dipengaruhi oleh tradisi, kebiasaan dari kebudayaan dan
lingkungan sosialnya. Sedangkan keadaan pikir seseorang merupakan cara
berpikir seseorang yang dipengaruhi tingkat pendidikannya.

2.5 Kajian Penelitian Sejenis

Penelitian ini didasari dari sebuah penelitian sejenis, baik dari jenis
penelitian manapun teori yang digunakan dan teknik metode penelitian yang
digunakan penjelasannya sebagai berikut

Tabel 2.1

Kajian Penelitian Sejenis

No Penulis Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian


Penilitian

1. Fathawati, Pengaruh Budaya, X1: Budaya 1. Hasil koefisien


Moh. Hufron, Sosial, Pribadi, dan korelasi berganda (R)
X2: Sosial
dan Afi Psikologis terhadap (multiple corelation)
14

Rahmat Slamet Keputusan sebesar 0,800 yang


X3: Pribadi
(E- Jurnal Pembelian Mie berarti hubungan antara
Riset Instan Merek Mie X3: Psikologis budaya, sosial, pribadi,
Manajemen Sedaap psikologis dengan
2017) Y: Keputusan keputusan pembelian
Pembelian adalah erat.

2. Uji nilai F hitung


sebesar 40.112
Sedangkan F tabel adalah
sebesar 2,510, karena F
hitung > F tabel
(40112>2,510) maka
secara simultan budaya,
sosial, pribadi, psikologis
berpengaruh signifikan
terhadap keputusan
pembelian.

3. Nilai t hitung variabel


budaya memiliki nilai sig
0.048 < 0,05, variabel
sosial memiliki nilai sig
0.012 < 0,05, variabel
pribadi memiliki nilai sig
0.000 < 0,05, variabel
psikologis memiliki nilai
sig 0.001 < 0,05.
Berdasarkan hasil
tersebut menunjukkan
bahwa variabel budaya,
15

sosial, pribadi, psikologis


secara parsial
mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap
keputusan pembelian.

2. Oktaviana Pengaruh Informasi X1: Faktor 1. Hasil uji hipotesis


Banda Saputri Covid-19 Melalui Budaya simultan menunjukkan
dan Nurul Media Sosial bahwa terdapat
X2: Faktor
Huda (Jurnal Terhadap Perilaku sedikitnya satu variabel
Sosial
Ekonomi Konsumen independen yang
Bisinis Islam X3: Faktor mempengaruhi secara
Human Falah Pribadi signifikan variabel
2020) dependen pada tingkat
X4: Faktor signifikansi 5%.
Psikologis
2. Hasil model regresi
Y: Perilaku logit yang terbentuk,
Konsumen diperoleh nilai konstanta
(intersep) sebesar -3,474.
Berdasarkan nilai
tersebut, diperoleh nilai
peluang sebesar = 1,404.
Artinya kecenderungan
konsumen untuk
meningkatkan
konsumsinya dengan
faktor budaya, sosial,
pribadi dan psikologis
yang rendah memiliki
kecenderungan untuk
16

meningkatkan konsumsi

3. Romadhiyana Faktor-Faktor X1: Hasil penelitian


Kisno Saputri Yang Kebudayaan menunjukkan bahwa
dan Elsa Mempengaruhi masing-masing variabel
X2: Sosial kebudayaan, variabel
Yuliani (Jurnal Konsumen Dalam
Penjas dan Pengambilan sosial, variabel pribadi
X3: Pribadi
Farmasi 2020) Keputusan dan variabel psikologis

Pembelian Produk X4: secara bersama-sama

Suplemen Vitamin berpengaruh signifikan


Psikologis
C Di Bojonegoro terhadap variabel Y
Y: Keputusan keputusan pembelian
Pembelian produk.

4. Flavia Pengaruh X1: Marketing 1. Uji Regresi Linear


Rosemery Marketing Mix Dan Mix Berganda, menunjukkan
Stelanys Oba Faktor Situasional Faktor Marketing mix
X2: Faktor
Ebang dan Terhadap memiliki Nilai Koefisien
Situsional
Raya Keputusan dan faktor situasional
Sulistyowati Pembelian Masker Y: Keputusan juga berpengaruh
(Jurnal Pada Masa Pembelian terhadap keputusan
Penelitian Tata Pandemi Covid-19 pembelian juga
Niaga 2021) Di Surabaya meningkat.

2. Uji t faktor Marketing


mixdan faktor Situsional
berpengaruh terhadap
keputusan pembelian

3. Uji f variabel
marketing mix (X1) dan
faktor situasional (X2)
17

berpengaruh secara
simultan terhadap
keputusan pembelian.

5. Arto C Pengaruh Budaya, X1: Budaya 1. Dari hasil penelitian


Dewanto, Sosial, Pribadi, didapatkan bahwa hanya
X2: Sosial
Silcyljeova Dan Psikologis variabel Psikologis (X4)
Moniharapon, Terhadap X3: Pribadi yang sangat berpengaruh
dan Yunita Keputusan signifikan terhadap
Mandagie Pembelian Sepeda X4: variabel Keputusan
(Jurnal EMBA Motor Yamaha Pembelian (Y).
Psikologis
2018) (Studi Pada Sedangkan sisanya,
Mahasiswa Y: Keputusan variabel Budaya (X1),
Fakultas Ekonomi Pembelian Sosial (X2), dan Pribadi
Dan Bisnis (X3) tidak berpengaruh
Universitas Sam terhadap Keputusan
Ratulangi Manado) Pembelian (Y) Sepeda
motor merek Yamaha di
lingkungan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis
UNSRAT

2.Koefisien Determinasi,
diperoleh sebesar 0,524
atau dengan kata lain
sebesar 52,4% Keputusan
Pembelian Sepeda motor
merek Yamaha di
Lingkungan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis
UNSRAT dipengaruhi
18

oleh Budaya, Sosial,


Pribadi dan Psikologis.
Sedangkan berdasarkan
koefisien korelasi (r)
sebesar 0,724 atau
sebesar 72,4%
menunjukkan bahwa
hubungan antara Budaya,
Sosial, Pribadi dan
Psikologis dengan
Keputusan Pembelian
Sepeda motor merek
Yamaha di Lingkungan
Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UNSRAT
tergolong cukup kuat.

3. Diperoleh hasil
Fhitung = 26.167 >
Ftabel = 2.467 dan nilai
signifikan = 0,00 dengan
taraf signifikansi 5%
(0,05) artinya variabel
X1, X2, X3, X4
berpengaruh signifikan
terhadap variabel y

6. Surya Destian Pengaruh Perilaku X1: Budaya Koefisien penelitian


e-Proceeding Konsumen (Faktor menunjukkan dalam
X2: Sosial
of Budaya, Sosial, variabel budaya, sosial,
Management : Pribadi, Dan X3: Pribadi pribadi dan psikologis
19

Vol.4, No.3 Psikologis) berpengaruh terhadap


X4: Psikologis
Desember Terhadap keputusan pembelian.
2017 Fakultas Keputusan Y: Keputusan Keputusan pembelian
Ekonomi dan Pembelian Pembelian memiliki korelasi positif
Bisnis Onlinepada Situs dengan Keputusan
Universitas Modifikasi.Com Di Pembelian
Telkom. Kota Bandung

7. Ella Hailil Pengaruh Faktor X1: Budaya Hasil pengujian analisis


Afida (2018) Budaya, Sosial, linear berganda
X2: Sosial
Skripsi, Pribadi, Dan menunjukkan bahwa
Pengaruh Psikologis X3: Pribadi variabel X1, X2, X3, X4
Faktor Budaya, Terhadap mempengaruhi variabel
Sosial, Pribadi, Keputusan X4: Y
dan Psikologi Pembelian Citra Psikologis
terhadap Hand And Body
Keputusan LotionPada Y: Keputusan
Pembelian Mahasiswa Di Kota Pembelian
Citra Hand Jember
Body Lotion
pada
Mahasiswa
Jember.

8. Kwanda Pengaruh Faktor X1: Faktor Hasil analisis yang telah


Natanael Budaya, Sosial, Budaya dilakukan maka faktor
(2020) Agora Pribadi dan budaya, faktor sosial,
X2: Faktor
Vol 8, No : 1, Psikologis faktor pribadi, faktor
Sosial
(2020) Terhadap psikologis berpengaruh
Program Studi Keputusan X3:Faktor signifikan terhadap
Manajemen Pembeliansmartpho Pribadi keputusan pembelian,
20

Fakultas nexiaomi Generasi dan memiliki korelasi


X4: Faktor
Ekonomi dan Ydi Surabaya positif.
Psikologis
Bisnis
Y: Keputusan
Pembelian

9. Syafirah, Pengaruh Faktor- X1: Faktor Hasil Analisis dengan


Lisbeth Faktor Perilaku Budaya menggunakan analisis
Mananeke, Konsumen regresi linier berganda
X2: Faktor
Dan Jopie Terhadap diperoleh hasil bahwa
Sosial
Jorie Rotinsulu Keputusan variabel Budaya (X1),
(Jurnal EMBA Pembelian Produk X3: Faktor Sosial (X2), Pribadi (X3)
2017) Pada Holland Pribadi dan Psikologis (X4)
Bakery Manado berpengaruh positif
X4: Faktor terhadap keputusan
Psikologis pembelian produk
Holland Bakery di kota
Y: Keputusan
Manado. Faktor budaya
Pembelian
memberikan pengaruh
paling luas terhadap
perilaku konsumen.
Firda Amalia
10. (2011) Skripsi Analisis Pengaruh X1: Faktor Hasil analisis
Fakultas Faktor Budaya, Budaya menunjukkan
Ekonomi
Universitas Sosial, Pribadi Dan bahwaFaktor budaya,
Diponegoro X2: Faktor
Psikologis terhadap Faktor Sosial, Faktor
Sosial
Keputusan Pribadi, dan Faktor
Pembelian X3: Faktor Psikologi memiliki
Minuman Pribadi pengaruh yang signifikan
PenambahTenaga terhadap keputusan
Cair Merek M – X4: Faktor pembelian.
21

150 Di Semarang Psikologis

Y: Keputusan
Pembelian

2.6 Model Penelitian

Berdasarkan telaah pustaka, penelitian sejenis dan tujuan penelitian maka model
penelitian faktor-faktor perilaku kosumen yang mempengaruhi keputusan
pembelian produk, sebagai berikut:

Faktor
H
Budaya
1

H
Faktor Sosial
2
Keputusan
H Pembelian
Faktor Pribadi 3

H
4
Faktor
Psikologi
s
Gambar 2.1 Model Penelitian

2.7 Hipotesis Penelitian

1. Pengaruh faktor budaya terhadap keputusan pembelian


Budaya bisa dipandang menurut kepercayaan, pendapat, dan norma
masyarakat, semakin meningkat kepercayaan produk maka semakin
meningkat keputusan konsumen buat melakukan pembelian. Beberapa
penelitian menggunakan bahwa faktor budaya berpengaruh langsung terhadap
keputusan pembelian hasil penelitian oleh (Fathawati dkk, 2017; Oktaviana
22

Banda Saputri dkk, 2020; Elsa Yuliani dkk, 2020; Raya Sulistyowati dkk,
2021; Yunita Mandagie dkk, 2018; Surya Destian 2017; Ella Hailil Afida
2018; Syafirah dkk, 2017; Firda Amalia 2011)
H1 : Faktor budaya berpengaruh terhadap keputusan Pembelian
2. Pengaruh faktor sosial terhadap keputusan pembelian
Secara khusus faktor sosial dapat dilihat dari konsumen berinteraksi sosial
dengan grup yg mendorongkan pengaruh, pemimpin, opini, dan anggota
keluarga yang dapat memperoleh fakta atas produk dan persetujuan keputusan
pembelian (Rafiz 2016). Hasil penelitian oleh (Fathawati dkk, 2017;
Oktaviana Banda Saputri dkk, 2020; Elsa Yuliani dkk, 2020; Raya
Sulistyowati dkk, 2021; Yunita Mandagie dkk, 2018; Surya Destian 2017; Ella
Hailil Afida 2018; Syafirah dkk, 2017; Firda Amalia 2011) faktor sosial
berpengaruh langsung terhadap keputusan pembelian, maka dapat dijadikan
hipotesis berikut.
H2 : Faktor sosial berpengaruh terhadap keputusan pembelian
3. Pengaruh faktor pribadi terhadap keputusan pembelian
Kepribadian merupakan satu konsep yang berguna kepada memeriksa perilaku
konsumen, beberapa pemasar percaya bahwa kepribadian dari jenis dan merek
produk yang dibeli. Faktor pribadi juga dapat dilihat dari segi pekerjaan dan
kondisi ekonomi. Hasil penelitian oleh (Fathawati dkk, 2017; Oktaviana
Banda Saputri dkk, 2020; Elsa Yuliani dkk, 2020; Raya Sulistyowati dkk,
2021; Yunita Mandagie dkk, 2018; Surya Destian 2017; Ella Hailil Afida
2018; Syafirah dkk, 2017; Firda Amalia 2011) oleh faktor pribadi berpengaruh
langsung terhadap keputusan pembelian, maka dapat dijadikan hipotesis
sebagai berikut.
H3 : Faktor budaya berpengaruh terhadap keputusan pembelian
4. Pengaruh faktor psikologis terhadap keputusan pembelian
Faktor psikologi dilihat dari segi Kepercayaan dan sikap, Menurut Kotler dan
Keller (2012) kepercayaan merupakan kesediaan perusahaan bergantung pada
kawan bisnis, kepercayaan dan sikap konsumen terhadap keputusan pembelian
berpengaruh terhadap keputusan pembelian, Hasil penelitian oleh oleh
23

(Fathawati dkk, 2017; Oktaviana Banda Saputri dkk, 2020; Elsa Yuliani dkk,
2020; Raya Sulistyowati dkk, 2021; Yunita Mandagie dkk, 2018; Surya
Destian 2017; Ella Hailil Afida 2018; Syafirah dkk, 2017; Firda Amalia 2011)
menunjukan bahwa faktor psikologi berpengaruh terhadap keputusan
pembelian, maka dapat dijadikan hipotesis sebagai berikut.
H4 : Faktor psikologis berpengaruh terhadap keputusan pembelian
BAB III

Metode Penelitian

3.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian menggunakan kuantiatif untuk mengukur besarnya
pengaruh antar variabel, menghubungkan variabel bebas untuk dapat dilihat
pengaruhnya terhadap variabel terikat. Adapun variabel bebas yang digunakan
dalam penelitian ini adalah variabel budaya (X1), variabel sosial (X2), variabel
pribadi (X3), variabel psikologis (X4), variabel terikat adalah variabel keputusan
pembelian (Y).

3.2 Data Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer
adalah sumber data langsung memberikan data kepada pengumpulan data
(Menurut Sugiyono 2017). Dalam penelitian ini mengumpulkan data
menggunakan Kuisioner online menggunakan google form. Kuisioner disusun
menggunakan skala likert yang menyajikan beberapa pertanyaan yang ditanggapi
oleh 200 responden.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan kuisioner.


Penyebaran kuisioner merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan
peneliti dengan memberikan sebuah daftar pernyataan tertulis yang diisi oleh
responden dengan menggunakan skala likert. Skala likert digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat,dan persepsi seorang atau sekelompok fenomena
sosial. Hasilnya bisa sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, dan sangat tidak
setuju. Jawaban dari skala likert ini memiliki tingkat dari sangat setuju hingga
sangat tidak setuju.

Skala likert yang digunakan adalah

1. Sangat Setuju (SS) :5


24
25

2. Setuju (S) :4

3. Netral (N) :3

4. Tidak Setuju :2

5. Sangat Tidak Setuju :1

3.4 Populasi dan Sampel

3.4.1 Populasi

Populasi merupakan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas


objek/subyek yang mempunyai kualitas dan karaktertisik tertentu yang dilakukan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian diambil kesimpulannya (Sugiyono
2018). Populasi peneliti yang digunakan adalah konsumen yang telah membeli
dan mengkonsumsi Vitamin C.

3.4.2 Sampel

Metode pengambilan sampel yang dilakukan peneliti adalah 200 responden sampel
yang diambil secara random atau metode probability sampling merupakan teknik
pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi
untuk dipilih menjadi anggota sampel. Adapun kriteria sampel nya sebagai berikut:

1. Orang yang pernah membeli dan mengkonsumsi Vitamin C.


2. Usia <17 tahun dan >45 tahun.
3. Domisili wilayah Jabodetabek.

3.5 Definisi Operasional Variabel

Variabel adalah suatu atribut atau sifat nilai dari orang, dalam bentuk
objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang diterapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan(Menurut Sugiyono 2018:55).
Dalam penelitian ini terdapat terdapat 4 variabel bebas(X) dan 1
26

variabel yang terikat (Y). Operasionalisasi variabel yang digunakan oleh


penelitian terlihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1

Definisi Operasional

No. Variabel Definisi Operasinal Indikator Skala


Penelitian
1. Faktor Mangkunegara Pemilihan produk Ordinal

Budaya (X1) (2015) Budaya Pandangan terhadap


dapat didefinisikan produk
sebagai hasil Kualitas Produk
kreativitas manusia
yang diwariskan
dari generasi ke
generasi, yang
sebagian besar
menentukan
perilaku mereka
dalam kehidupan
sebagai anggota
masyarakat
27

2. Faktor Faktor social yaitu Aspek Status dan Ordinal


Sosial (X2) dapat dilihat dari peran sosial
konsumen Terhadap suatu
berinteraksi sosial produk
dengangrupyg
mendorongkan
pengaruh,
pemimpin, opini,
dan anggota
keluargayang dapat
memperoleh fakta
atas produk dan
Persetujuan
keputusan
pembelian (Rafiz
2016).
3. Faktor Pribadi Menurut Kotrler Pekerjaan dan Ordinal
(X3) (2002:191) faktor Kondisi Ekonomi
pribadi merupakan
ciri psikologis
seorangygtidak
selarasdengan
orang lain
28

4. Faktor Faktor psikologi Kepercayaan dan Ordinal


Psikologis adalah diri sikap dalam
(X4) seseorang dan menentukan
memilih bagaimana keputusan
mereka menentukan pembelian
dalam
mengkonsumsi
produk (Suharno
dan Sutarso
2010:90)

5. Keputusan Menurut Sussanto Kebutuhan produk Ordinal


Pembelian (Y) (2014:4) keputusan yang
pembelian dibeli sesuai
merupakan proses yang dibutuhkan
dimana konsumen Produk tersebut
melalui tahapan- memiliki
tahapan tertentu keunggulan dan
untuk melakukan manfaat bagi
pembelian suatu konsumen
produk

3.6 Metode Sampling


Menurut Sugiyono (2017) memberikan penjelasan bahwa teknik sampel
yaitu oengambilan sampel untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam
sebuah penelitian, terdapat teknik sampling yang digunakan. Teknik sampling
dibagi menjadi dua yaitu Probability Sampling dan Non Probability Sampling.
Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode Probability Sampling adalah
“teknik pengambilan sampel yang memberikan kesempatan bagi setiap elemen
29

atau anggota populasi yang dipilih sebagai sampel” menurut (Sugiyono 2017).
Dalam penelitian ini sebagai pernyataan adalah responden yang mengkonsumsi
produk vitamin c di wilayah Jabodetabek. Penelitian yang digunakan ini adalah
Structural Equation Modeling (SEM). Menurut Hair, et Al (2010), memberikan
pernyataan bahwa banyaknya sampel menjadi responden yang diubah
menggunakan banyaknya indikator pertanyaan yang dipakai dalam kuesioner,
dengan asumsi n x 5 observed variabel (indikator) sampai dengan n x 10 observed
variabel (indikator). Dalam penelitian ini jumlah pertanyaan 35 pertanyaan yang
digunakan untuk mengukur 5 variabel sehingga jumlah responden yang digunakan
adalah :

35 Pertanyaan x 5 = 175

Dari hasil pembulatan 175, jumlah sampel yang dibutuhkan adalah


200responden. Besarnya sampel memiliki peran penting dalam interpretasi SEM.
Ferdinand (2006) dalam Syamsul dan Fahkry (2015), memberikan
rekomendasi ukuran sampel disesuaikan dengan teknik estimasi sebagai berikut :
Antara 100-200 : Maximum Likehood (ML)
Antara 200-500 : ML atau Generalized Least (GLS)
Antara 500-2500 : Unweighted Least Square (ULS)
Diatas 2500 : Asymptotically Distribution Free (ADF)

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil sampel yang berjumlah 200


responden. Dengan model estimasi diatas, model estimasi ML atau Generalized
Least Square memerlukan sampel minimal 200 dan maksimal sebesar 500.
Sehingga telah memenuhi syarat untuk dapat estimasi model dengan
menggunakan ML dan GLS.

3.7 Metode Analisis Data

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif


kuantitatif, yaitu untuk mengukur besarnya pengaruh antar variabel,
menghubungkan variabel bebas untuk dapat dilihat pengaruhnya terhadap variabel
terikat, yang artinya variabel yang digunakan penelitian dianggap berpengaruh
30

terhadap keputusan pembelian produk vitamin c.

3.7.1 Analisis Deskripstif

Menurut Sugiyono (2017) analisis deskriptif adalah suatu metode


menggambarkan atau menganalisis hasil suatu penelitian, tetapi tidak digunakan
untuk menarik kesimpulan yang lebih luas. Metode penelitian deskriptif ini
dilakukan untuk mengetahui keberadaan variabel independent, baik satu variabel
atau lebih (variabel bebas) tanpa membuat perbandingan variabel itu sendiri dan
mencari hubungan dengan variabel lain. Analisis ini menggunakan kuesioner
sudah disebarkan lalu dilakukan menganalisa data, sehingga mendapatkan
gambaran yang jelas. Metode ini dijelaskan dalam bentuk presentase disertai tabel
dalam penyajiannya.

3.7.2 Uji Realibilitas

Menurut Sugiyono (2017) Uji realibilitas adalah sejauh mana hasil


pengukuran dengan menggunakan objek yang sama, akan menghasilkan data yang
sama. Uji reliabilitas dilakukan secara bersama-sama terhadap seluruh pernyataan.

RAB = 𝑛(∑AB)−(∑A)(∑B)

√[𝑛(∑A2 ) −(∑A)2] [𝑛(∑B)2−(∑B)2]

Keterangan:
r = Koefisien korelasi
n = Jumlah responden
∑A = Jumlah total skor belahan ganjil
∑B = Jumlah total skor belahan genap
∑A2 = Jumlah kuadrat skor belahan ganjil
∑B2 = Jumlah kuadrat skor belahan genap
∑AB = Jumlah perkalian skor belahan ganjil dam genap
31

Apabila korelasi 0,6 atau lebih maka dikatakan item tersebut memberikan
tingkat reliabel yang cukup tinggi, namun sebaliknya apabila nilai korelasi
dibawah 0,6 maka dikatakan item tersebut kurang reliabel.
Kemudian koefisien korelasinya dimasukan kedalam rumus Spearman
Brown:

2rb
r=
1+rb

r = Koefisien korelasi
rb = Korelasi product momentantara belahan pertama dan
kedua batas reliabilitas minimal 0,6
Setelah di dapat nilai reliabilitas (r hitung) maka nilai tersebut
dibandingkan dengan rtabel yang sesuai dengan jumlah
responden dan taraf nyata dengan ketentuan sebagai berikut:

Bila r hitung ≥ r tabel : instrument tersebut dikatakan reliabel.


Bila r tabel ≤ r hitung : Instrument tersebut dikatakan tidak reliabel.

3.7.3 Confirmatory Factor Analysis (CFA)

Confirmatory Factor Analysis (CFA) merupakan metode yang dipakai


buat menguji seberapa baik variabel yang diukur bisa mewakili construct atau
faktor yang terbentuk sebelumnya. Dalam CFA, masih ada 2 macam variabel
yaitu variabel laten dan variabel indikator. Variabel laten (latent variable)
merupakan variabel yang tidak bisa diukur secara langsung, namun bisa dibentuk
dan dibangun oleh variabel-variabel lain yang bisa diukur dan variabel tersebut
merupakan variabel indikator (Hair, Black, Babin, dan Anderson, 2010).
Penentuan valid tidaknya indikator dapat menggunakan besarnya koefisien
korelasi antara skor indikator/konstruk dengan skor totalnya. Skor ini
menunjukkan besarnya muatan faktor. Carmines dan Zeller (Sugiyono, 2015)
menyatakan bahwa konstruk yang baik adalah jika mempunyai muatan faktor
minimal 0,5. Sehingga, bila nilai > 0,5 maka dikatakan indikator valid.
32

Syarat validitas juga mengharuskan nilai MSA (Measure of Sampling


Adequacy) yang baik. Menurut Ghozali (2013), Nilai MSA berkisar antara 0
hingga 1, dengan ketentuan nilai berikut :
1. MSA > 0,5, variabel masih bisa diprediksi dan bisa dianalisis lebih
lanjut.
2. MSA < 0,5, variabel tidak bisa diprediksi dan tidak bisa dianalisis
lebih lanjut, atau dikeluarkan dari variabel lainnya.

3.7.4 Uji Structural Equation Model (SEM)


Pemodelan persamaan struktural (SEM) adalah metode yang lebih
kompleks yang dapat menganalisis hubungan antara variabel dan analisis
multivariat (Hair et al., 2010). teknologi analitik yang kuat yang menjadi SEM
juga memodelkan interaksi setiap pengukuran, variabel bebas bersama, kesalahan
pengukuran, yang kegagalan kesalahan diukur menggunakan banyak indikator
masing-masing. Variabel bebas potensial memperhitungkan beberapa variabel
potensial, jadi sebagai beberapa indikator. Ketika SEM dibandingkan dengan
menggunakan analisis jalur regresi, analisis faktor, analisis deret waktu, analisis
kovarians (Scientific, 2010), dapat digunakan sebagai alternatif lain.

3.7.5 Membuat Path Diagram

Dalam path diagram, hubungan antara konstruk akan dinyatakan melalui


anak panah. Anak panah yang lurus menunjukkan sebuah hubungan kausal yang
langsung antara satu konstruk dengan konstruk lainnya. Sedangkan garis-garis
lengkung antara konstruk dengan anak panah pada setiap ujungnya menunjukkan
korelasi antara konstruk- konstruk yang dibangun dalam path diagram yang dapat
dibedakan dalam dua kelompok yakin exogenous constructs yang dikenal
juga sebagai reference variables atau independent variables yang tidak diprediksi
oleh variabel yang hidden dalam model.

Setelah model penelitian dikembangkan dan digambar pada sebuah


diagram alur, langkah berikutnya adalah melakukan konversi spesifikasi model
tersebut kedalam rangkaian persamaan. Persamaan diagram path dikonversikan
33

terdiri dari :
• Measurement model (Model Persamaan Pengukuran)

Komponen-komponen ukuran mengidentifikasi variabel bebas


dan komponen-komponen struktural mengevaluasi hipotesis
hubungan kausal.
• Structural equation (Persamaan Struktural)

Structural Equation yang dirumuskan untuk menyatakan


hubungan kausalitas antara berbagai konstruk. Setiap persamaan
struktural variabel bebas tidak bisa menjelaskan bahwa variabel terikat
akan ada kesalahan prediksi.

3.7.6 Mengidentifikasi Masalah

Dalam persamaan identifikasi masalah, salah satu hal yang harus dapat
dijawab adalah “apakah model memiliki nilai yang unik sehingga model tersebut
dapat diestimasi?”. Jika model tidak dapat diidentifikasi, maka tidak mungkin
dapat menentukan nilai yang unik untuk koefisien model. Sebaliknya, estimasi
parameter akan abitrer apabila suatu model memiliki beberapa estimasi yang
mungkin fit pada model tersebut.

3.7.7 Menilai Kriteria Goodness-of-Fit

Goodness-of-fit mengukur kesesuaian input observasi atau sesungguhnya


(matrik kovarian atau korelasi) dengan prediksi dari model. Uji goodness-of-fit
bertujuan untuk menentukan apakah distribusi data sampel mengikuti distribusi
teoritis tertentu. Uji goodeness-of-fit membandingkan dua distribusi dari data
teoritis (frekuensi yang diprediksi) dan aktual (frekuensi yang diamati). Tes ini
mirip dengan tes binomial, tetapi jika hanya ada dua kemungkinan jawaban dalam
binomial, maka akan lebih dari dua kemungkinan dalam tes goodness-of-fit.
34

Tabel 3.2
Kriteria Goodness-of-fit
Kriteria Cut-of-Value Keterangan
Chi-Square Diharapkan kecil Menguji kesamaan
kovarians populasi yang
diestimasi dengan
kovarian sampel
(kesesuaian model
dengan data).
Probability ≥ 0,05 Uji signifikasi terhadap
perbedaan matriks
kovarians yang
diestimasi.
RMSEA (The Root ≤ 0,08 Merupakan ukuran yang
Mean Square Error of mencoba memperbaiki
Approximation) kecenderungan statistik
GFI (Good of Fit Index) ≥ 0,90 Ukuran non statistik yang
memiliki range nilai 0,0
(poor fit) sampai 1,0
(perfect fit). Nilai
dianggap “better fit” jika
nominalnya tinggi dalam
indeks ini.

AGFI (Adjusted ≥ 0,90 Yaitu pengembangan dari


Goodness of Fit Indices) GFI yang disesuai dengan
yang lebih baik.

CMIN/DF (The ≤ 2,00 Kesesuaian data dengan


Minimum Sample model.
Discrepancy Function)
35

Tabel 3.2

Kriteria Goodness-of-fit (Lanjutan)

Kriteria Cut-of-Value Keterangan

TLI (Tucker Lewis ≥ 0,90 Menunjukkan alternatif


Index) angka perbandingan
suatu model yang diuji
dengan sebuah base line
model.
CFI (Comparative Fit ≥ 0,90 Jika nilai CFI semakin
Index) mendekati 1 maka
model semakin baik atau
menunjukkan better fit.
IFI ≥ 0,90 Nilai berkisar 0-1,
dengan nilai lebih tinggi
adalah lebih baik.

3.7.8 Uji Normalitas Data

Menurut Ghozali (2013:160) uji normalitas bertujuan untuk menguji


apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki
distribusi normal. Uji normalitas ini dapat dilihat pada nilai nilai Critical Ratio
(CR) dari skewness dan kurtosisnya. Jika lai CR antara rentang -2.58 sampai
dengan 2.58 ( 2.58) pada tingkat singnifikansi 1% (0.01), dapat disimpulkan
bahwa data berdistribusi normal baik univariate maupun multivariat.

3.7.9 Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilihat dari apakah koefisien


diagram path berpengaruh signifikan. Kriteria signifikan koefisien jalur adalah
jika nilai CR (critical ratio) lebih besar dari 1,96 serta p kurang dari α = 0,05.
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Produk Vitamin C

4.1.1 Vitamin C (Asam Askorbat)

Vitamin C (Asam Askorbat) adalah Vitamin yang penting untuk kesehatan


manusia, vitamin yang larut dalam air ini memberikan perlindungan antioksidan
agar lipid plasma diperlukan sebagai fungsi kekebalan, termasuk (sel darah putih,
fagositosis atau penghancuran benda asing di dalam tubuh dan kemotaksis),
penghambatan replikasi virus dan produksi interferon atau hormon yang
berbentuk sitokin berupa protein direksi oleh sel karena akibat biologis (Menurut
Mitmesser et al., 2016).

Vitamin C dipercaya dapat membantu mencegah dan mengobati pilek,


mengurangi kelahiran prematur dan preeklamsia, mengurangi risiko kanker dan
penyakit jantung, serta meningkatkan kualitas hidup dengan menekan kebutaan
dan demensia (Duerbeck et al., 2016).

4.1.2 Struktur Vitamin C

Struktur vitamin C seperti menggunakan struktur monosakarida, namun


mengandung enediol atom karbon yang berikatan rangkap. Pada vitamin C masih
ada gugus enediol yang berfugsi pada sistem perpindahan hydrogen yang
menampakan peranan krusial berdasarkan vitamin ini. Vitamin C mudah
dioksidasi sebagai bentuk dehidro, keduanya secara fisiologis aktif dan ditemukan
pada tubuh. Vitamin C bisa dioksidasi sebagai asam askorbat yang teroksidasi
terutama apabila terpapar cahaya, pemanasan dan suasana alkalis.

36
37

Secara umum manfaat Vitamin C yaitu:

a. Meningkatkan kekebalan dengan kemampuan sel pembunuh alami


untuk menemukan dan menghancurkan sel kanker atau sel lain yang
merugikan bagi tubuh.
b. Membantu kerja neutrofil, yang merupakan sel pertama dalam sistem
kekebalan yang merespons dengan menyerang bakteri atau virus.
c. Membantu meningkatkan kinerja limfosit dalam mencari virus dan
bakteri yang bisa membahayakan tubuh.

4.1.3 Cara Memilih Produk Vitamin C

Jika ingin mengkonsumsi dan membeli produk Vitamin C untuk


menjaga daya tahan tubuh, berikut ini cara memilih produk Vitamin C yang
tepat :
a. Nyaman di Lambung

Bagi anda yang memiliki asam lambung, sebaiknya memilih


produk Vitamin C yang tidak mengandung asam atau bersifat non
acidic sehingga nyaman di lambung.
b. Aman untuk Ginjal

Anda juga disarankan untuk memilih produk suplemen yang


rendah oksalat, kadar oksalat di dalam tubuh tinggi, zat ini dapat
membentuk kristal atau batu di dalam ginjal.
c. Tahan lama di dalam tubuh

Supaya asupan vitamin c tercukupi untuk jangka waktu yang


lebih lama, pilihlah suplemen vitamin C yang dapat bertahan lama di
dalam tubuh. Sebagian suplemen vitamin C diformulasikan khusus
agar dapat bertahan lama di dalam darah, bahkan hingga 24 jam, dan
anda mengkonsumsi suplemen vitamin C cukup 1 kali dalam sehari.
38

4.2 Data Profil Responden

Penyajian data mengenai identitas diri responden dimaksudkan untuk


memberikan gambaran secara umum tentang keadaan diri para responden. Data
karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin, usia, wilayah,
pekerjaan dan pendapatan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap
200 orang responden yang mengkonsumsi produk Suplemen Vitamin C, maka
karakteristik responden dapat diuraikan sebagai berikut:

4.2.1 Karakter responden berdasar Jenis Kelamin dan Usia


Karakter responden berdasarkan jenis kelamin dan usia dalam melakukan
keputusan pembelian pada niat membeli produk Vitamin C dijelaskan dalam tabel
berikut ini :

Tabel 4.1

Karakter Responden Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin


No Usia (tahun) Jenis kelamin Jumlah total
Pria (orang) Wanita (orang) (orang)
1. <17 4 4 8
2. 17 – 25 56,5 56,5 113
3. 25 - 45 34 34 68
4. >45 5,5 5,5 11
Total 100 100 200
Sumber : Data Primer, diolah 2021

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari 200 orang responden dalam penelitian
ini sebagian besar responden Pria dan Wanita di Usia 17-25 Tahun sebanyak 113
orang, dan usia responden Pria dan Wanita 25-45 Tahun sebanyak 68 orang,
sisanya 11 orang responden Pria dan Wanita dengan usia >45 Tahun dab 8 orang
responden Pria dan Wanita dengan usia <17 tahun.
39

4.2.2 Pendapatan Responden


Pendapatan responden dalam melakukan keputusan pembelian produk
Vitamin C dijelaskan dalam gambar berikut ini :

Gambar 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Perbulan

Berdasarkan gambar 4.1 di atas menunjukkan bahwa dari 200 orang


responden yang dijadikan sampel dalam penelitian ini, sebagian besar
responden dengan pendapatan atau uang saku < Rp.1.000.000 sebanyak 35
orang, Rp. 1.500.000 – Rp.4.000.000 sebanyak 32 orang, >Rp.4000.000
sebanyak 33 orang.

4.2.3 Pekerjaan Responden


Pekerjaan responden dalam melakukan keputusan pembelian produk
Vitamin C dijelaskan dalam tabel berikut ini :

Tabel 4.2

Karakter Responden Berdasarkan Pekerjaan


No Pekerjaan Frekuensi (Orang)
1. Pelajar/Mahasiswa 43
2. Pegawai Swasta 28,5
40

Tabel 4.2

Karakter Responden Berdasarkan Pekerjaan (lanjutan)


No Pekerjaan Frekuensi (Orang)
3. PNS 6,5
4. Tenaga Medis 11
5. Lainnya 11
Sumber : Data Primer, diolah 2021

Berdasarkan tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa dari 200 orang


responden yang dijadikan sampel dalam penelitian ini, sebagian besar responden
Pelajar/Mahasiswa sebanyak 43%, Pegawai Swasta 28,5%, PNS 6,5% Tenaga
Medis 11 orang 11% dan Pekerjaan Lainnya 11%.

4.2.4 Wilayah Responden


Wilayah responden dalam melakukan keputusan pembelian produk vitamin
c dijelaskan dalam bentuk tabel sebagai berikut :

Tabel 4.3

Karakter Responden Berdasarkan Wilayah dan jenis kelamin


No Wilayah Wanita Pria Jumlah total
(orang)

1. Jakarta 17,5 17,5 35


2. Bogor 36,5 36,5 73
3. Depok 27,5 27,5 55
4. Tanggerang 10 10 20
5. Bekasi 8,5 8,5 17
Total 100 100 200
Sumber : Data Primer, diolah 2021
41

Berdasarkan Tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa dari 200 orang


responden yang dijadikan sampel dalam penelitian ini, sebagian besar responden
berasal dari wilayah Bogor tertinggi sebanyak 36,5% responden kedua Depok
sebanyak 27,5% responden, ketiga Jakarta sebanyak 17,5% responden, keempat
ada Tanggerang sebanyak 10% responden dan terakhir Bekasi 8,5% responden.

4.3 Persepsi responden atas produk Vitamin C

Statistik deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk mendeskripsikan


data perolehan responden yang menggunakan produk Vitamin C

Tabel 4.4

Skor Jawaban

Skor Jawaban Bobot


Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Tidak Setuju (TS) 2
Netral (N) 3
Setuju (S) 4
Sangat Setuju (SS) 5

Rating skala berfungsi untuk mengetahui hasil data kuesioner dan


keseluruhan yang didapat dari penilaian kuesioner. Berdasarkan jumlah responden
200 orang, maka dapat ditentukan skala penilaian dari masing-masing variabel
berdasarkan nilai intervalnya sebagai berikut :
1) Nilai Tertinggi = Total Responden x Bobot Tertinggi
= 200 x 5 = 1000
2) Nilai Terendah = Total Responden x Bobot Terendah
= 200 x 1 = 200
3) Jarak = Nilai Tertinggi – Nilai Terendah
= 1000 – 200 = 800
4) Interval = Jarak / Banyaknya Kelas
= 800 / 5 = 160
42

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, maka rating skala dapat dibentuk


dalam tabel 4.7 sebagai berikut :

Tabel 4.5

Rating Skala

Keterangan Interval
Sangat Tidak Setuju (STS) 200 – 359
Tidak Setuju (TS) 360 – 519
Netral (N) 520 – 679
Setuju (S) 680 – 839
Sangat Setuju (SS) 840 – 1000

Penggolongan kategori tiap pernyataan dihitung berdasarkan nilai yang


diperoleh dari hasil kuesioner dan persentase jumlah responden dapat dihitung
sebagai berikut :
1. Frekuensi = Jumlah responden yang menjawab
2. Skor = Tingkat jawaban responden xfrekuensi

4.3.1 Tanggapan Responden atas Faktor Budaya

Tanggapan responden dalam melakukan pengisian kuisioner perhitungan


berupa skala likert atas faktor budaya untuk pembelian produk Vitamin C dapat
dijelaskan dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.6

Tanggapan Responden Variabel Faktor Budaya (X1)

Pernyataan Penilaian Tingkat Jawaban Skor Jumlah Keterangan


SS S N TS STS
(5) (4) (3) (2) (1)
(X1.1) Frekuensi 55 85 45 14 1 200 Setuju
Skor 275 340 135 28 1 779
43

Tabel 4.6

Tanggapan Responden Variabel Faktor Budaya (X1) (lanjutan)


Pernyataan Penilaian Tingkat Jawaban Skor Jumlah Keterangan
SS S N TS STS
(5) (4) (3) (2) (1)
(X1.2) Frekuensi 49 67 67 15 2 200 Sangat
Skor 245 335 335 30 1 946 Setuju
(X1.3) Frekuensi 52 75 55 17 1 200 Setuju
Skor 260 300 165 68 1 794
(X1.4) Frekuensi 73 78 42 5 2 200 Setuju
Skor 365 312 126 10 2 815
(X1.5) Frekuensi 55 82 46 13 4 200 Setuju
Skor 275 328 138 39 4 784
(X1.6) Frekuensi 51 60 64 21 4 200 Setuju
Skor 255 240 192 63 4 754
(X1.7) Frekuensi 67 77 38 14 4 200 Tidak
Skor 335 308 114 28 4 489 Setuju
Sumber : Data Primer, diolah tahun 2021

Berdasarkan tanggapan responden pada mengenai variabel faktor budaya


yang sangat setuju dengan pernyataan kedua diperoleh hasil jawaban responden
sebanyak 946 yang artinya bahwa membeli produk vitamin C karena sudah
terbiasa dalam mengkonsumsi vitamin C. Kedua, diperoleh hasil jawaban
responden sebanyak 815 jawaban dengan pernyataan yang artinya responden
setuju bahwa membeli produk Vitamin C karena mudah diperoleh di wilayah
tempat tinggal setiap responden. Ketiga, diperoleh hasil jawaban responden
sebanyak 794 jawaban dengan pernyataan yang artinya responden setuju bahwa
membeli produk vitamin C karena keamanan bahan produk. Keempat, diperoleh
hasil jawaban responden sebanyak 784 jawaban dengan pernyataan bahwa
responden setuju responden memiliki perspektif yang positif dalam membeli dan
mengkonsumsi vitamin C. Kelima, diperoleh hasil jawaban sebanyak 779 jawaban
dengan pernyataan bahwa responden setuju bahwa konsumsi vitamin C karena
banyaknya aktivitas peran pribadi. Keenam, diperoleh hasil jawaban sebanyak 754
jawaban dengan pernyataan bahwa membeli produk Vitamin C dipengaruhi oleh
variasi harga dalam merk produk tersebut. Ketuju, diperoleh hasil jawaban
44

sebanyak 489 dengan pernyataan bahwa responden tidak setuju membeli produk
Vitamin C karena praktis untuk dikonsumsi.

4.3.2 Tanggapan Responden atas Faktor Sosial

Tanggapan responden dalam melakukan pengisian kuisioner perhitungan


berupa skala likert atas faktor psikologi untuk pembelian produk Vitamin C dapat
dijelaskan dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.7

Tanggapan Responden Variabel Faktor Sosial (X2)


Pernyataan Penilaian Tingkat Jawaban Skor Jumlah Keterangan
SS S N TS STS
(5) (4) (3) (2) (1)
(X2.1) Frekuensi 63 67 51 19 0 200 Setuju
Skor 315 268 153 38 0 774
(X2.2) Frekuensi 39 65 65 26 5 200 Setuju
Skor 195 260 195 52 5 707
(X2.3) Frekuensi 39 51 65 33 12 200 Netral
Skor 195 204 195 66 12 672
(X2.4) Frekuensi 79 64 41 15 1 200 Setuju
Skor 395 256 123 30 1 805
(X2.5) Frekuensi 61 69 53 13 4 200 Setuju
Skor 305 276 159 26 4 770
(X2.6) Frekuensi 40 61 60 29 10 200 Setuju
Skor 200 244 180 58 10 692
(X2.7) Frekuensi 64 72 51 10 3 200 Setuju
Skor 320 288 153 20 3 784
Sumber: Data Primer, diolah tahun 2021
Berdasarkan tanggapan responden pada mengenai variabel Faktor Sosial
yang sangat setuju dengan pernyataan keempat diperoleh hasil jawaban responden
sebanyak 805 bahwa membeli produk Vitamin C karena aktivitas responden
untuk menjaga stamina daya tahan tubuh. Kedua, diperoleh dengan pernyataan
sebanyak 784 jawaban bahwa membeli produk Vitamin C karena dipengaruhi
oleh pengalaman pribadi dalam mengkonsumsi Vitamin C. Ketiga, diperoleh
45

dengan pernyataan 774 jawaban bahwa membeli produk Vitamin C karena


dihimbau oleh para dokter untuk mengkonsumsi Vitamin C. Keempat, diperoleh
770 jawaban dengan pernyataan kelima bahwa membeli produk Vitamin C karena
sebagian keluarga responden mempercayai manfaat di produk Vitamin C
tersebut. Kelima, diperoleh dengan jawaban responden sebanyak 707 dapat
diartikan bahwa setuju responden membeli produk Vitamin C karena dipengaruhi
oleh pengalaman anggota keluarga. Keenam, diperoleh dengan jawaban
responden sebanyak 692 dapat diartikan bahwa responden setuju bahwa membeli
produk Vitamin C karena mendangarkan dan mengikuti saran dari orang lain.
Ketuju, diperoleh jawaban responden sebanyak 672 dapat diartikan bahwa
responden netral dalam membeli produk Vitamin C karena adanya pengaruh dari
teman.

4.3.3 Tanggapan Responden atas Faktor pribadi

Tanggapan responden dalam melakukan pengisian kuisioner perhitungan


berupa skala likert atas faktor psikologi untuk pembelian produk Vitamin C dapat
dijelaskan dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.8

Tanggapan Responden Variabel Faktor Pribadi (X3)


Pernyataan Penilaian Tingkat Jawaban Skor Jumlah Keterangan
SS S N TS STS
(5) (4) (3) (2) (1)
(X3.1) Frekuensi 77 75 37 11 0 200 Setuju
Skor 385 300 111 22 0 818
(X3.2) Frekuensi 61 88 41 10 0 200 Setuju
Skor 305 352 123 20 0 800

(X3.3) Frekuensi 56 80 48 14 2 200 Setuju


Skor 280 320 144 28 2 774
46

Tabel 4.8

Tanggapan Responden Variabel Faktor Pribadi (X3) (Lanjutan)


(X3.4) Frekuensi 62 80 46 6 6 200 Setuju
Skor 310 320 138 12 6 786
(X3.5) Frekuensi 58 71 55 14 2 200 Setuju
Skor 290 284 165 28 2 769
(X3.6) Frekuensi 54 62 66 11 7 200 Setuju
Skor 270 248 198 22 7 745
(X3.7) Frekuensi 57 71 54 15 3 200 Setuju
Skor 285 284 162 30 3 764
Sumber: Data Primer, diolah tahun 2021

Berdasarkan tanggapan responden pada mengenai variabel Faktor Pribadi


yang menyatakan bahwa pernyatan pertama diperoleh responden sebanyak 818
jawaban dapat diartikan responden setuju bahwa responden menyadari pentingnya
kebutuhan produk Vitamin C terhadap kesehatan. Kedua, diperoleh jawaban
responden sebanyak 800 dapat diartikan responden setuju bahwa aktivitas yang
tidak bisa dihindarkan karena menyadari pentingnya produk Vitamin C. Ketiga,
diperolah sebanyak 786 jawaban responden dapat diartikan bahwa responden
setuju harga produk Vitamin C yang dibeli sesuai dengan pendapatan. Keempat,
diperoleh sebanyak 774 jawaban responden dapat diartikan bahwa setuju merasa
percaya diri dalam menjaga kesehatan untuk itu membeli produk Vitamin C.
Kelima, diperoleh jawaban responden sebanyak 769 dapat diartikan bahwa
responden setuju alasan responden membeli produk Vitamin C karena sesuai
dengan kebutuhan (seiring bertambahnya usia). Keenam, diperoleh jawaban
responden sebanyak 764 dapat diartikan bahwa responden setuju membeli produk
Vitamin C karena harga nya yang terjangkau. Ketujuh, diproleh responden
jawaban sebanyak 745 dapat diartikan bahwa responden setuju keinginan membeli
produk Vitamin C membuat semangat kerja semakin tinggi.
47

4.3.4 Tanggapan Responden atas Faktor Psikologis

Tanggapan responden dalam melakukan pengisian kuisioner perhitungan


berupa skala likert atas faktor psikologis untuk pembelian produk Vitamin C dapat
dijelaskan dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.9

Tanggapan Responden Variabel Faktor Psikologis (X4)


Pernyataan Penilaian Tingkat Jawaban Skor Jumlah Keterangan
SS S N TS STS
(5) (4) (3) (2) (1)
(X4.1) Frekuensi 44 78 60 13 5 200 Setuju
Skor 220 312 180 26 5 743
(X4.2 Frekuensi 68 79 41 11 1 200 Setuju
Skor 340 316 123 22 1 802
(X4.3) Frekuensi 66 82 42 8 2 200 Setuju
Skor 330 328 126 24 2 810
(X4.4) Frekuensi 61 81 44 13 1 200 Setuju
Skor 305 324 132 26 1 788
(X4.5) Frekuensi 69 83 41 6 1 200 Setuju
Skor 345 332 123 12 1 813
(X4.6) Frekuensi 59 79 48 13 1 200 Setuju
Skor 295 316 144 26 1 782
(X4.7) Frekuensi 90 69 36 5 0 200 Sangat
Skor 450 276 108 10 0 844 Setuju
Sumber: Data Primer, diolah tahun 2021

Berdasarkan tanggapan responden pada mengenai variabel Faktor


Psikologis yang menyatakan bahwa pernyatan tujuh diperoleh hasil jawaban
responden sebanyak 844 dapat diartikan bahwa responden sangat setuju responden
memprioritaskan membeli produk Vitamin C dengan label halal dari MUI. Kedua,
48

diperoleh hasil jawaban responden sebanyak 813 dengan pernyataan kelima


bahwa responden setuju responden membeli produk Vitamin C karena
pemahaman atas jenis dari produk tersebut. Ketiga, diperoleh responden sebanyak
810 dengan pernyataan ketiga membeli produk Vitamin C karena adanya
keyakinan terhadap ketahanan untuk menjaga kesehatan daya tahan tubuh.
Keempat, diperoleh jawaban responden sebanyak 802 dengan pernyataan kedua
dapat diartikan bahwa responden setuju bahwa membeli produk Vitamin C karena
manfaat dari produk tersebut. Kelima, diperoleh jawaban responden sebanyak 788
dapat diartikan bahwa responden setuju membeli produk Vitamin C karena
adanya kualitas produk tesebut. Keenam, diperoleh jawaban responden sebanyak
782 dapat diartikan bahwa responden setuju bahwa responden membeli produk
tersebut karena semangat dalam menjaga kesehatan. Ketujuh, diperoleh jawaban
responden sebanyak 743 dapat diartikan bahwa responden setuju bahwa
responden membeli produk vitamin C karena sudah menjadi kebiasaan dalam
mengkonsumsi Vitamin C.

4.3.5 Tanggapan Responden atas keputusan pembelian

Tanggapan responden dalam melakukan pengisian kuisioner perhitungan


berupa skala likert atas faktor psikologi untuk pembelian produk Vitamin C dapat
dijelaskan dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.10

Tanggapan Responden Variabel Keputusan Pembelian (Y)


Pernyataan Penilaian Tingkat Jawaban Skor Jumlah Keterangan
SS S N TS STS
(5) (4) (3) (2) (1)
(Y1.1) Frekuensi 68 68 49 13 2 200 Setuju
Skor 340 272 147 26 2 787
(Y1.2) Frekuensi 66 84 42 8 0 200 Setuju
Skor 330 336 126 16 0 808
49

Tabel 4.10

Tanggapan Responden Variabel Keputusan Pembelian (Y)


Pernyataan Penilaian Tingkat Jawaban Skor Jumlah Keterangan
SS S N TS STS
(5) (4) (3) (2) (1)
(Y1.3) Frekuensi 51 70 61 17 1 200 Netral
Skor
255 140 183 34 1 613

(Y1.4) Frekuensi 70 92 32 5 1 200 Setuju


Skor 350 368 96 10 1 825
(Y1.5) Frekuensi 55 82 49 13 1 200 Setuju
Skor 275 328 147 26 1 777
(Y1.6) Frekuensi 65 87 41 6 1 200 Setuju
Skor 325 348 123 12 1 809
(Y1.7) Frekuensi 45 75 64 14 2 200 Setuju
Skor 225 300 192 42 2 761
Sumber: Data Primer, diolah tahun 2021

Berdasarkan tanggapan responden pada mengenai variabel Faktor


Psikologi yang menyatakan bahwa pernyatan keempat sebanyak 825 jawaban
responden setuju menyadari adanya manfaat yang terdapat di produk tersebut.
Kedua, diperoleh jawaban responden sebanyak 809 dapat diartikan bahwa
responden setuju mengevaluasi beberapa merek produk Vitamin C sebagai
keputusan pembelian. Ketiga, diperoleh jawaban responden sebanyak 808 dapat
diartikan bahwa responden setuju melakukan pembelian produk Vitamin C karena
produk yang tersedia sesuai dengan kebutuhan responden. Keempat, diperoleh
sebanyak 787 jawaban responden dapat diartikan bahwa responden setuju
membeli produk Vitamin C menjatuhkan pilihan alternatif produk yang terbaik.
Kelima, diperoleh sebanyak 777 jawaban responden dapat diartikan bahwa
responden setuju informasi yang diberikan tentang produk Vitamin C sesuai
dengan khasiat yang ada sehingga responden berminat untuk melakukan
50

keputusan pembelian. Keenam, diperoleh hasil jawaban sebanyak 761 dapat


diartikan bahwa responden setuju dalam mengevaluasi beberapa merek produk
Vitamin C sebagai keputusan pembelian. Ketuju, diperoleh hasil jawaban
sebanyak 613 dapat diartikan bahwa responden netral dalam mengevaluasi harga
produk Vitamin C sebagai keputusan pembelian.

4.4 Hasil Analisis Data

4.4.1 Uji Realibilitas

Menurut Sugiyono (2017:130) Uji realibilitas adalah sejauh mana hasil


pengukuran dengan menggunakan objek yang sama, akan menghasilkan data yang
sama. Uji reliabilitas dilakukan secara bersama- sama terhadap seluruh
pernyataan. Apabila korelasi 0,6 atau lebih maka dikatakan item tersebut
memberikan tingkat reliabel yang cukup tinggi, namun sebaliknya apabila nilai
korelasi dibawah 0,6 maka dikatakan item tersebut kurang reliabel.

Tabel 4.11

Hasil Uji Realibilitas

Variabel Cronbach’s Alpha Nilai Alpha Keterangan


Faktor Budaya 0,768 0,60 Reliabel
Faktor Sosial 0,762 0,60 Reliabel
Faktor Pribadi 0,764 0,60 Reliabel
Faktor Psikologis 0,770 0,60 Reliabel
Keputusan Pembelian 0,774 0,60 Realibel
Sumber: Data Primer diolah tahun 2021 dengan SPSS 25.0

Dari Tabel 4.11 menunjukkan Cronbach’s Alpha Faktor Budaya(X1)


0,768, Faktor Sosial(X2) 0,762, Faktor Pribadi(X3) 0,764, Faktor Psikologis(X4)
0,770, dan Keputusan Pembelian (Y) 0,774. Dapat disimpulkan bahwa seluruh
variabel terbukti Reliabel karena seluruh nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari
0,60.
51

4.4.2 Uji Confirmatory Factor Analysis (CFA)

Uji CFA atau Confirmatory Factor Analysis adalah proses permodelan


dalam penelitian untuk menyelidiki undimensionalitas dari indikator yang
menjelaskan sebuah factor. Tahap ini dilakukan pengujian untuk mendapatkan
moodel variabel yang fit.

4.4.3 Confirmatory Factor Analysis (CFA) Variabel Faktor Budaya


pada Keputusan Pembelian

Hasil analisis Confirmatory Factor Analysis untuk variabel faktor budaya


menuju Keputusan Pembelian yang merupakan variabel eksogen 1 dan endogen
dalam analisis ini. Variabel ini dibangun dengan 7 indikator faktor budaya dan 7
indikator untuk variabel keputusan pembelian dimana dapat dilihat pada gambar
berikut ini.

Gambar 4.2

Faktor Budaya terhadap Keputusan Pembelian

Berdasarkan uji konfirmation konstruk variabel faktor budaya menuju


keputusan pembelian, dapat disimpulkan bahwa terdapat kelayakan pada model.
Berdasarkan dari hasil RMSEA sebesar 0,179 dan AGFI sebesar 0,642 Hal ini
menunjukkan bahwa model dapat diterima.
52

Tabel 4.12

Squared Multiple Correlations Faktor Budaya


Estimate
,641
,541
,743
,519
,661
,549
,543
,772
,727
,742

Berdasarkan tabel 4.12 diperoleh nilai r square variabel faktor budaya


mempunyai nilai >0,5 menyatakan bahwa nilai estimate squared multiple
correlations adalah valid, dan nilai r square variabel keputusan pembelian
mempunyai nilai >0,5 menyatakan bahwa nilai estimate squared multiple
correlations adalah valid.

4.4.4 Confirmatory Factor Analysis (CFA) Variabel Faktor Sosial


pada Keputusan Pembelian

Hasil analisis Confirmatory Factor Analysis untuk variabel Faktor Sosial


pada Keputusan Pembelian yang merupakan variabel eksogen 1 dan endogen
dalam analisis ini. Variabel ini dibangun dengan 7 indikator faktor budaya dan 7
indikator untuk variabel keputusan pembelian dimana dapat dilihat pada gambar
berikut ini.
53

Gambar 4.3

Faktor Sosial terhadap Keputusan Pembelian

Berdasarkan uji konfirmation konstruk variabel faktor budaya menuju


keputusan pembelian, dapat disimpulkan bahwa terdapat kelayakan pada model.
Berdasarkan dari hasil RMSEA sebesar 0,165 dan AGFI sebesar 0,566 Hal ini
menunjukkan bahwa model dapat diterima.

Tabel 4.13

Squared Multiple Correlations Faktor Sosial


Estimate
,626
,599
,645
,635
,569
,729
,531
,656
Keputusan Pembelian ,567
54

Tabel 4.13

Squared Multiple Correlations Faktor Sosial (lanjutan)

,582
,544
,774
,726
,741

Berdasarkan tabel 4.13 diperoleh nilai r square variabel faktor sosial


mempunyai nilai >0,5 menyatakan bahwa nilai estimate squared multiple
correlations adalah valid, dan nilai r square variabel keputusan pembelian
mempunyai nilai >0,5 menyatakan bahwa nilai estimate squared multiple
correlations adalah valid.

4.4.5 Confirmatory Factor Analysis (CFA) Variabel Faktor Pribadi


pada Keputusan Pembelian

Hasil analisis Confirmatory Factor Analysis untuk variabel faktor pribadi


pada Keputusan Pembelian yang merupakan variabel eksogen 1 dan endogen
dalam analisis ini. Variabel ini dibangun dengan 7 indikator faktor pribadi dan 7
indikator untuk variabel keputusan pembelian dimana dapat dilihat pada gambar
berikut ini.
55

Gambar 4.4
Faktor Pribadi terhadap Keputusan Pembelian

Berdasarkan uji konfirmation konstruk variabel faktor pribadi menuju


keputusan pembelian, dapat disimpulkan bahwa terdapat kelayakan pada model.
Berdasarkan dari hasil RMSEA sebesar 0,148 dan AGFI sebesar 0,580 Hal ini
menunjukkan bahwa model dapat diterima.

Tabel 4.14

Squared Multiple Correlations Faktor Pribadi


Estimate
,676
,759
,665
,691
,634
,587
,656
Keputusan Pembelian ,641
,556
56

Squared Multiple Correlations Faktor Pribadi (Lanjutan)

,737
,508
,668
,539
Keputusan Pembelian ,605
,562
,769
,714
,746

Berdasarkan tabel 4.14 diperoleh nilai r square variabel faktor pribadi


mempunyai nilai >0,5 menyatakan bahwa nilai estimate squared multiple
correlations adalah valid, dan nilai r square variabel keputusan pembelian
mempunyai nilai >0,5 menyatakan bahwa nilai estimate squared multiple
correlations adalah valid.

4.4.6 Confirmatory Factor Analysis (CFA) Variabel Faktor


Psikologi pada Keputusan Pembelian

Hasil analisis Confirmatory Factor Analysis untuk variabel faktor


psikologi pada keputusan pembelian yang merupakan variabel eksogen 1 dan
endogen dalam analisis ini. Variabel ini dibangun dengan 7 indikator faktor
psikologi dan 7 indikator untuk variabel keputusan pembelian dimana dapat
dilihat pada gambar berikut ini.
57

Gambar 4.5

Faktor Psikologis terhadap Keputusan Pembelian

Berdasarkan uji konfirmation konstruk variabel faktor psikologi menuju


keputusan pembelian, dapat disimpulkan bahwa terdapat kelayakan pada model.
Berdasarkan dari hasil RMSEA sebesar 0,122 dan AGFI sebesar 0,692 Hal ini
menunjukkan bahwa model dapat diterima.

Tabel 4.15

Squared Multiple Correlations Faktor Psikologis


Estimate
,730
,767
,762
,806
,636
,713
,627
,647
,608
58

Tabel 4.15

Squared Multiple Correlations Faktor Psikologis (lanjutan)


Estimate
,673
,660
,546
,640
,757
,653
,607
,540
,743
,678
,708

Berdasarkan tabel 4.15 diperoleh nilai r square variabel faktor psikologis


mempunyai nilai >0,5 menyatakan bahwa nilai estimate squared multiple
correlations adalah valid, dan nilai r square variabel keputusan pembelian
mempunyai nilai >0,5 menyatakan bahwa nilai estimate squared multiple
correlations adalah valid.

4.4.7 Menilai Kriteria Goodness-of-Fit

Pengujian kesesuaian model (Goodness-of-Fit) dilakukan untuk


mengetahui seberapa fit model dalam penelitian dengan data penelitian yang
diperoleh. Berikut dapat dilihat dalam Tabel 4.16.
59

Tabel 4.16

Goodness-of-

Goodness of Fit Nilai


Fit Hasil Model Kesimpulan
Index Rekomendasi
𝑋 2 − Chi- >360,587 873,227
Square Nilai di atas

(df = 318, p = kriteria

0,05)
Sign. Probability ≥ 0,05 0,000 Dapat diterima
RMSEA ≤ 0,08 0,122 Good Fit
GFI ≥ 0,90 0,753 Marginal Fit
AGFI ≥ 0,90 0,692 Marginal Fit
CMIN/DF ≤ 2,00 3,951 Good Fit
TLI ≥ 0,90 0,827 Good Fit
CFI ≥ 0,90 0,849 Good Fit
IFI ≥ 0,90 0,850 Good Fit

Sumber: Data Primer diolah menggunakan AMOS 24.0, 2021.

Berdasarkan Tabel 4.16 di atas memperlihatkan bahwa dari 9 kriteria


untuk Goodness-of-Fit, terdapat 2 kriteria yang telah memenuhi persyaratan atau
fit yaitu CMIN/df, GFI dan RMSEA. Sedangkan untuk Chi-square, Probabilitas
dan AGFI tidak memenuhi kriteria maka dapat dikatakan sebagai tidak marginal
fit. Berikut penjelasan dari masing-masing kriteria :
a) Chi-Square
Nilai Chi-Square diharapkan kecil dan nilai Chi-Square
yang kecil dengan probabilitas lebih besar dari tingkat signifikan
P > 0,05 maka dari pernyataan tersebut dapat dikatan bahwa
model bersifat di atas kriteria.

b) CMIN/df (Minimum Sample Discrepancy Function/degree of freedom)


Nilai CMIN/df yang dapat diterima adalah ≤ 2. Berdasarkan
60

Tabel 4.16 di atas nilai CMIN/df sebesar 3,591 yang menunjukkan


bahwa nilai melebihi dari 2. Maka model penelitian ini dapat dikatakan
tidak baik.

c) GFI (Goodness of Fit Index)


Nilai GFI yang dapat diterima adalah > 0,90. Berdasarkan
Tabel 4.16 di atas nilai GFI sebesar 0,753 yang menunjukkan bahwa
nilai mendekati nilai kriteria yaitu > 0,90 . Maka dapat disimpulkan
bahwa model penelitian ini bersifat marginal fit atau baik.

d) AGFI (Adjusted Goodness of Fit Index)


Nilai AGFI yang dapat diterima adalah > 0,90. Berdasarkan
Tabel 4.16 di atas nilai AGFI sebesar 0,692. Nilai tersebut mendekati
nilai kriteria yaitu > 0,90. Maka dapat disimpulkan bahwa nilai AGFI
tersebut marginal fit atau baik.

e) IFI (Incremental Fit Index)


Nilai IFI yang dapat diterima adalah > 0,90. Berdasarkan Tabel
4.16 di atas nilai IFI sebesar 0,850. Nilai tersebut menunjukkan bahwa
nilai mendekati kriteria yang disyaratkan. Maka dapat disimpulkan
bahwa nilai IFI bersifat good fit atau baik.

f) CFI (Comparative Fit Index)


Nilai CFI yang dapat diterima adalah > 0,90. Berdasarkan
Tabel 4.16 di atas nilai CFI sebesar 0,849. Nilai tersebut menunjukkan
bahwa nilai mendekati kriteria yang disyaratkan. Maka dapat
disimpulkan bahwa nilai CFI besifat good fit atau baik.

g) TLI (Tucker Lewis Index)


Nilai TLI yang dapat diterima adalah > 0,90. Berdasarkan
Tabel 4.16 di atas nilai TLI sebesar 0,827. Nilai tersebut telah
61

mendekati nilai yang disyaratkan. Maka dapat disimpulkan bahwa nilai


TLI bersifat good fit atau baik.

h) RMSEA (The Root Mean Square Error of Approximation)

Nilai RMSEA yang lebih kecil atau sama dengan 0,08


merupakan indeks untuk diterima model yang menunjukkan
sebuah close fit dari model itu berdasarkan degree of freedom.
Berdasarkan Tabel 4.16 di atas nilai RMSEA yang didapat
sebesar 0,122 yang menunjukkan bahwa nilai tersebut melebihi
dari kriteria yaitu lebih dari 0,08. Maka dapat dikatakan bahwa
model penelitian tidak baik.

4.4.8 Uji Normalitas Model

Pengujian normalitas model dilakukan untuk mengetahui seberapa normal


model dalam penelitian dengan data penelitian yang diperoleh. Berikut dapat
dilihat dalam Tabel 4.17
Tabel 4.17
Uji Normalitas
Variable min Max skew c.r. kurtosis c.r.
X4.1 2,000 5,000 -,531 -3,063 -,497 -1,434
X4.2 1,000 5,000 -,637 -3,678 -,183 -,527
X4.4 1,000 5,000 -,560 -3,236 -,290 -,836
X4.6 1,000 5,000 -,494 -2,851 -,392 -1,133
X4.7 1,000 5,000 -,567 -3,275 ,001 ,004
X3.1 2,000 5,000 -,654 -3,773 -,424 -1,225
X3.3 1,000 5,000 -,548 -3,165 -,208 -,600
X4.1 2,000 5,000 -,531 -3,063 -,497 -1,434
X3.5 1,000 5,000 -,446 -2,574 -,442 -1,276
X3.7 1,000 5,000 -,498 -2,878 -,332 -,959
X2.1 1,000 5,000 -,760 -4,390 ,718 2,073
X4.1 2,000 5,000 -,531 -3,063 -,497 -1,434
62

Tabel 4.17
Uji Normalitas (Lanjutan)
X4.2 1,000 5,000 -,637 -3,678 -,183 -,527
X4.4 1,000 5,000 -,560 -3,236 -,290 -,836
X4.6 1,000 5,000 -,494 -2,851 -,392 -1,133
X4.7 1,000 5,000 -,567 -3,275 ,001 ,004
X3.1 2,000 5,000 -,654 -3,773 -,424 -1,225
X3.3 1,000 5,000 -,548 -3,165 -,208 -,600
X3.5 1,000 5,000 -,446 -2,574 -,442 -1,276
X3.7 1,000 5,000 -,498 -2,878 -,332 -,959
X2.1 1,000 5,000 -,760 -4,390 ,718 2,073

Evaluasi Normalitas data merupakan salah satu tahap dalam uji asumsi
SEM. Evaluasi pada Normalitas menggunakan kriteria Critical Ratio skewness
valur dan kurtosus value. Apabila nila C.R berada dibawah ±2,58, pada tingkat
signifikan 1% (0,01), maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal
secara univariate. Hasil Uji normalitas multivariate pada penelitian ini adalah
sebesar 95,277. Dan dibandingkan nilai kriteria ±2,58. Oleh karena itu jika
dilihat dari nilai critical ratio maka dapat dikatakan data tersebut tidak normal
secara multivariate. Sehingga akan dilakukan bootsrapping maximum likehood.
Bootsrapping menghasilkan tambahan berganda yang memiliki makna
akan sample asli. Jadi bootsrapp adalah mengambil data sampel yang diperoleh,
dan kemudian melakukan resample data tersebut berulang-ulang untuk membuat
banyak simulasi sampel. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan uji
bootsrapping maximum likehood dengan sampel yang ditentukan dengan sampel
sebesar 500.
63

Bollen-Stine Bootstrap (Default model)


The model fit better in 500 bootstrap samples.
It fit about equally well in 0 bootstrap samples.
It fit worse or failed to fit in 0 bootstrap
samples.
Testing the null hypothesis that the model is correct, Bollen-Stine
bootstrap p = ,002
Sumber: Data Primer diolah menggunakan AMOS 24

Pada model original tanpa bootsrap nilai chi-square sebesar 873,227


dengan probabilitas 0,000. Sedangkan hasil Bollen-Stine Bootstrap 0,002 dan nilai
ini tidak signifikan pada 5% yang dapat diartikan bahwa model tidak dapat ditolak
dan hasil konsisten dengan hasil chi-square model awal yang tidak dapat menolak
hipotesis nol. Jadi hasil Bollen-Sine Bootstrap menerima model.
Program AMOS juga memberikan output bootsrap distributions dengan
prosedur Bollen Stine. Distribusi ini berbentuk histogram dengan menggambarkan
disrepancy (kesenjangan) antara unrestricted sample covariance S dan Resriced
atau (fitted) covariace mantix ∑. Berikut ini hasil output :

Tabel 4.18

Bootstrap Distributions

| -

208,150 |*

248,526 |**

288,902 |****

329,278 |********

369,654 |**********

410,031 |****************

450,407 |*****************
64

Tabel 4.18

Bootstrap Distributions

N = 500 490,783 |*****************

Mean = 463,881 531,159 |**********

S. e. = 4,404 571,535 |*********

611,911 |*****

652,288 |****

692,664 |**

733,040 |*

773,416 |*

| -

Sumber data primer diolah menggunakan AMOS 24

Nilai rata-rata (Mean) chi-square dan bentuk nilai distribusi chi- square
dengan sampel bootsrap 500 adalah 463,881 dengan probabilitas 0,002 maka tidak
signifikan menurut Bollen Stie atau model baik. Distribusi nilai chi-square
dikatakan normal.

4.4.9 Uji Hipotesis dan Pembahasan

Uji hipotesis dilaukan untuk mengetahui berpengaruh atau tidaknya suatu


variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian hipotesis dilakukan
dengan menggunakan t value dengan tingakat signifikan 5% kritikal rasio (c.r)
adalah ≥ 1,967 atau nilai probabilitas (P) ≤ 0,05, dimana P adalah probability.
Sehingga nilai c.r ≥ 1,967 atau nilai (P) ≤ 0,05 maka H0 diterima dan jika c.r ≤
1,967 atau nilai (P) ≥ 0,05 maka H0 ditolak. Batasan statistik untuk nilai P < 0,05.
Jika memenuhi kriteria tersebut maka hopotesis dapat diterima. Berikut output
dari Regression Weights untuk pengujian hipotesis :
65

Tabel 4.19

Hasil Uji Hipotesis

Estimate S.E. C.R. P Label


Faktor Budaya Keputusan ,131 ,035 3,778 ***
Pembelian
Faktor Sosial Keputusan ,153 ,030 5,108 ***
Pembelian

Faktor Pribadi Keputusan Pembelian ,540 ,067 8,019 ***

Faktor Psikologis Keputusan ,325 ,052 6,242 ***


Pembelian

Sumber data primer diolah menggunakan AMOS 24.0

1. Pengaruh Faktor Budaya terhadap Keputusan Pembelian


Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor budaya
berpengaruh terhadap keputusan Pembelian, hal ini dikarenakan nilai
C.R yang didapat sebesar 3,778 > 1,96 dan nilai P sebesar 0,000 < 0,05
artinya faktor budaya memiliki nilai berpengaruh paling rendah
terhadap keputusan pembelian, karena faktor budaya memiliki nilai
CR terkecil maka H1 diterima.
Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
(Kwanda Natanael, dkk 2020) bahwa faktor budaya berpengaruh
signifikan terhadap keputusan pembelian. Faktor budaya dilihat dari
kebudayaan masyarakat dalam pemilihan produk, dan kualitas suatu
produk. Hasil penelitian ini juga relevan dengan penelitian (Dian
Puspitarini, 2013).
Dari jawaban responden diantara 7 indikator pada variabel
faktor budaya ada 6 indikator yang setuju dan sangat setuju dihasilkan
responden tertinggi pertama, sebanyak 946 sangat setuju bahwa
membeli produk vitamin C karena sudah terbiasa dalam
mengkonsumsi vitamin C. Kedua, responden sebanyak 815 jawaban
setuju bahwa membeli produkVitamin C karena mudah diperoleh di
wilayah tempat tinggal setiap responden. Ketiga, diperoleh hasil
66

jawaban responden sebanyak 794 jawaban setuju bahwa membeli


67

produk Vitamin C karena keamanan bahan produk. Keempat,


diperoleh responden sebanyak 784 jawaban setuju bahwa responden
memiliki perspektif yang positif dalam membeli dan mengkonsumsi
Vitamin C. Kelima, diperoleh hasil jawaban sebanyak 779 jawaban
dengan pernyataan bahwa responden setuju bahwa konsumsi vitamin
C karena banyaknya aktivitas peran pribadi. Keenam, diperoleh hasil
jawaban sebanyak 754 jawaban dengan pernyataan bahwa membeli
produk Vitamin C dipengaruhi oleh variasi harga dalam merk produk
tersebut. Maka dapat disimpulkan bahwa dari hasil uji hipotesis faktor
budaya berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Dapat dikatakan
faktor budaya mempunyai responden tertinggi.

2. Pengaruh Faktor Sosial terhadap Keputusan Pembelian


Hasil penelitian menunjukkan bahwa Faktor Sosial
berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian, hal ini dikarenakan nilai
C.R yang didapat sebesar 5,108 > 1,96 dan nilai P sebesar 0,000 <
0,05 artinya faktor sosial berpengaruh terhadap keputusan pembelian,
maka H2 diterima.
Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
(Fathawati, dkk 2017) bahwa faktor sosial berpengaruh signifikan
terhadap keputusan pembelian. Faktor sosial dilihat dari aspek status
dan peran sosial dalam pembelian produk yang dipengaruhi oleh
teman, keluarga, dan orang sekitar. Hasil penelitian ini juga relevan
dengan penelitian (Romadhiyana Kisno Saputri dkk, 2020)
Dari jawaban responden terdapat 7 indikator pada variabel
faktor sosial diantaranya ada 6 indikator responden yang setuju.
Pertama, hasil jawaban responden sebanyak 805 bahwa membeli
produk Vitamin C karena aktivitas responden untuk menjaga stamina
daya tahan tubuh. Kedua, diperoleh dengan pernyataan sebanyak 784
jawaban bahwa membeli produk Vitamin C karena dipengaruhi oleh
pengalaman pribadi dalam mengkonsumsi Vitamin C. Ketiga,
diperoleh dengan pernyataan 774 jawaban bahwa membeli produk
Vitamin C karena dihimbau oleh para dokter untuk mengkonsumsi
68

Vitamin C. Keempat, diperoleh 770 jawaban dengan pernyataan


kelima bahwa membeli produk Vitamin C karena sebagian keluarga
responden mempercayai manfaat di produk Vitamin C tersebut.
Kelima, diperoleh dengan jawaban responden sebanyak 707 dapat
diartikan bahwa setuju responden membeli produk Vitamin C karena
dipengaruhi oleh pengalaman anggota keluarga. Keenam, diperoleh
dengan jawaban responden sebanyak 692 dapat diartikan bahwa
responden setuju bahwa membeli produk Vitamin C karena
mendangarkan dan mengikuti saran dari orang lain. Maka dapat
disimpulkan bahwa dari hasil uji hipotesis faktor sosial berpengaruh
terhadap keputusan pembelian.

Faktor Sosial memiliki nilai CR sebesar 5,108 dikarenakan


faktor sosial merupakan dimensi kecil untuk diperhatikan diantara
faktor lain dan variabel bebas yang berpengaruh.
3. Pengaruh Faktor Pribadi terhadap Keputusan Pembelian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Faktor Pribadi
berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian, hal ini dikarenakan nilai
C.R yang didapat sebesar 8,019 > 1,96 dan nilai P sebesar 0,000 <
0,05 artinya faktor pribadi memiliki nilai berpengaruh yang paling
besar terhadap keputusan pembelian, karena memiliki nilai CR
tertinggi, maka H3 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
faktor pribadi sangat berpengaruh terhadap keputusan pembelian.
Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Firda
Amalia 2011) faktor pribadi berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian. Faktor pribadi dalam kehidupan masyarakat
dapat dilihat dari segi pekerjaan dan kondisi ekonomi terhadap
keputusan pembelian Produk Vitamin C. Hasil ini juga relevan dengan
penelitian (Syafirah dkk, 2017).
Dari jawaban responden terdapat 7 indikator pada variabel
faktor pribadi yang setuju diataranya. Pertama, pertama diperoleh
responden sebanyak 818 jawaban setuju bahwa responden menyadari
pentingnya kebutuhan produk Vitamin C terhadap kesehatan. Kedua,
diperoleh jawaban responden sebanyak 800 responden setuju bahwa
aktivitas yang tidak bisa dihindarkan karena menyadari pentingnya
69

produk Vitamin C. Ketiga, diperolah sebanyak 786 jawaban


responden setuju harga produk Vitamin C yang dibeli sesuai dengan
pendapatan. Keempat, diperoleh sebanyak 774 jawaban responden
70

bahwa setuju merasa percaya diri dalam menjaga kesehatan untuk itu
membeli produk Vitamin C. Kelima, diperoleh jawaban responden
sebanyak 769 bahwa responden setuju alasan responden membeli
produk Vitamin C karena sesuai dengan kebutuhan (seiring
bertambahnya usia). Keenam, diperoleh jawaban responden sebanyak
764 bahwa responden setuju membeli produk Vitamin C karena harga
nya yang terjangkau. Ketujuh, diproleh responden jawaban sebanyak
745 bahwa responden setuju keinginan membeli produk Vitamin C
membuat semangat kerja semakin tinggi. Maka hasil dari uji
hipotesis menyatakan bahwa 7 indikator responden setuju bahwa
faktor pribadi mempengaruhi kehidupan masyarakat terhadap
keputusan pembelian.

Faktor Pribadi memiliki nilai CR yang paling tertinggi sebesar


8,109 dikarenakan faktor pribadi merupakan dimensi yang tinggi nilai
nya dan variabel bebas yang sangat berpengaruh.

4. Pengaruh Faktor Psikologis terhadap Keputusan Pembelian


Hasil penelitian menunjukkan bahwa Faktor Psikologis
berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian, hal ini dikarenakan nilai
C.R yang didapat sebesar 6,242 > 1,96 dan nilai P sebesar 0,000 <
0,05 artinya faktor psikologis berpengaruh terhadap keputusan
pembelian, maka H4 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
faktor psikologis berpengaruh terhadap keputusan pembelian.
Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Firda
Amalia 2011) faktor psikologi berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian. Faktor psikologi dalam kehidupan masyarakat
dipengaruhi dari segi kepercayaan dan sikap terhadap keputusan
pembelian. Hal ini juga relevan dengan penelitian (Firda Amalia,
2011).
Dari jawaban responden terdapat 7 indikator pada varianel
faktor psikologis, diantaranya 6 indikator jawaban responden setuju
dan 1 indikator tertinggi jawaban responden sangat setuju. Pertama,
diperoleh hasil jawaban responden sebanyak 844 bahwa responden
sanhgat setuju memprioritaskan membeli produk Vitamin C dengan
label halal dari MUI. Kedua, diperoleh hasil jawaban responden
71

sebanyak 813 bahwa responden setuju responden membeli produk


Vitamin C karena pemahaman atas jenis dari produk tersebut. Ketiga,
72

diperoleh responden sebanyak 810 bahwa responden setuju membeli


produk Vitamin C karena adanya keyakinan terhadap ketahanan untuk
menjaga kesehatan daya tahan tubuh. Keempat, diperoleh jawaban
responden sebanyak 802 bahwa responden setuju bahwa membeli
produk Vitamin C karena manfaat dari produk tersebut. Kelima,
diperoleh jawaban responden sebanyak 788 bahwa responden setuju
membeli produk Vitamin C karena adanya kualitas produk tesebut.
Keenam, diperoleh jawaban responden sebanyak 782 bahwa
responden setuju bahwa responden membeli produk tersebut karena
semangat dalam menjaga kesehatan. Ketujuh, diperoleh jawaban
responden sebanyak 743 bahwa responden setuju bahwa responden
membeli produk vitamin C karena sudah menjadi kebiasaan dalam
mengkonsumsi Vitamin C. Maka hasil dari uji hipotesis menyatakan
bahwa faktor psikologi mempengaruhi dari kepecayaan dan sikap
responden terhadap keputusan pembelian.

Faktor Psikologis memiliki nilai CR sebesar 6,242


dikarenakan faktor psikologis merupakan dimensi yang tinggi nilai
nya dan variabel bebas yang sangat berpengaruh.
BAB V

SIMPULAN DAN IMPLIKASI

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya, maka dapat ditarik


kesimpulan sebagai berikut :

1. Faktor Budaya berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian Produk


Vitamin C di masa Pandemi Covid19.
2. Faktor Sosial berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian Produk Vitamin
C di masa Pandemi Covid19.
3. Faktor Pribadi berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian Produk
Vitamin C di masa Pandemi Covid19.
4. Faktor Psikologis berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian Produk
Vitamin C di masa Pandemi Covid19.

5.2 Implikasi Penelitian

1. Dari segi faktor budaya hendaknya perusahaan menjaga pandangan yang lebih
baik terhadap mutu dan kualitas produk. Dengan cara mempertahankan komposisi
dan khasiat manfaat dalam produk Vitamin C tersebut.
2. Dari segi faktor sosial hendaknya perusahaan bisa meminta konsumen untuk
menyarakan produk Vitamin C kepada teman/keluarga/orang sekitar. Dengan cara
melakukan daya tarik melalui iklan produk yang sesuai,
3. Dari segi faktor pribadi perusahaan hendaknya membuat spesifikasi produk
Vitamin C. Dengan cara memasukkan rincian produk dalam kemasan dapat
disesuaikan dengan harga dan kemampuan konsumen.
4. Dari segi psikologis perusahaan dapat menjaga label halal MUI untuk
memberikan kepercayaan dan sikap konsumen dalam membeli produk Vitamin C.
Dengan cara mencantumkan label halal MUI di kemasan produk Vitamin C.

70
71

5.3 Saran

Berdasarkan dari analisis dan kesimpulan dari penelitian ini tentang


pengaruh faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi, faktor psikologis terhadap
keputusan pembelian produk Vitamin C di Jabodetabek, maka penulis
menyarankan bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk menggunakan atau
menambah variabel-variabel lainnya yang tidak digunakan dalam penelitian ini.
Serta memperluas objek penelitian dan sampel yang digunakan.
72

DAFTAR PUSTAKA

AB Susanto. (2017). Manajemen Strategik komprenhensib. Jakarta : Erlangga, 1(3), 321-349


Achmad, E. Kuncoro dan Riduwan. (2014). Cara Menggunakan dan Memakai Path Analysis
(Analisis Jalur). Cetakan ke-6. Bandung: Alfabeta.

Arto C Dewanto., Silcyljeova Moniharapon., dan Yunita Mandagie (2018). Pengaruh Budaya,
Sosial, Pribadi, Dan Psikologis Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Yamaha
(Studi Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi Manado).
Jurnal EMBA, 6(3), 178-187
Assauri, S., 2015. Manajemen Pemasaran, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada.

Bahri, Syamsul., dan Zamzam, Fakhri. (2015). Model Penelitian Kuantitatif Berbasis SEM-
AMOS. Yogyakarta: Deepublish
Bilson, Simamora. 2002. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Utama.
Destian, Surya. (2017). Pengaruh Perilaku Konsumen (Faktor Budaya, Sosial, Pribadi, Dan
Psikologis) Terhadap Keputusan Pembelian Online Pada Situs Modifikasi.Com. Jurnal
Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Telkom. 4(3), 234-241.
Dharmmesta, Basu Swastha., dan Handoko, T. Hani. 2012. Manajemen Pemasaran: Analisis
Perilaku Konsumen. Yogyakarta: BPFE.

Ella Hailil Afida. (2018). Pengaruh Faktor Budaya, Sosial, Pribadi, dan Psikologi terhadap
Keputusan Pembelian Citra Hand Body Lotion pada Mahasiswa Jember. Skripsi. Jember:
Universitas Jember

Fathawati., Moh. Hufron., dan Afi Rahmat Slamet. (2017). Pengaruh Budaya, Pribadi, dan
Psikologis Terhadap Keputusan Pembelian Mie Instan Merek “Mie Sedap”. E-Jurnal Ilmiah
Riset Manajemen, 2(1), 89-103.
Firda Amalia. (2011). Analisis Pengaruh Faktor Budaya, Sosial, Pribadi Dan Psikologis
Terhadap Keputusan Pembelian Minuman Penambah Tenaga Cair Merek M-150 Di
Semarang. Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro
Firmansyah, M Anang. (2019). Perilaku Konsumen Sikap dan Pemasaran. Yogyakarta : Group
Publish CV Budi Utama.
Ghozali, Imam. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21 Update
PLS Regresi. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
73

Hair, Joseph E, Jr et al. Multivariate Data Analysis 7th Edition. Perason Education Limited.
Harlond England

Hair, Joseph F, Black, William C, Babin Barry J and Anderson Rolph E. ( 2010). Multivariate
Data Analysis A Global Perspective Seventh Edition. Pearson
Kotler, P. (2012). Manajemen Pemasaran Edisi Milenium (Diterjemahkan Oleh : Hendra Teguh
dan Ronny A Rusli). Jakarta: Prenhallindo.

Kotler, P., & Keller, K. L. (2016). Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT. Indeks.

Kotler, Philip dan Amstrong, Gary, (2014), Principles of Marketing, 12th Edition, Jilid 1
Terjemahan Bob Sabran Jakarta : Erlangga.
Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2012. Marketing Management, Edisi 14. New Jersey:
PrenticeHall Published.

Kwanda Natanael . (2020). Pengaruh Faktor Budaya, Sosial, Pribadi dan Psikologis Terhadap
Keputusan Pembelian Smartphone Xiaomi Generasi Y Di Surabaya. Jurnal Fakultas Bisnis
dan Ekonomi. 8(1), 1-7.
Mowen, John C., Michael Minor. (2002). Perilaku Konsumen. Jakarta: Erlangga.
Nurjannah Daulay. (2017). Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Kualitas Produk Terhadap
Keputusan Pembelian.Skripsi. Medan: UIN Sumatera Utara
Romadhiyana Kisno Saputri dan Elsa Yuliani. (2020). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Konsumen Dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Produk Suplemen Vitamin C
Bojonegoro : Jurnal Penjas dan Farmasi. 3(1), 6-30.
Ruhamak, Dian Muhammad., dan Syai’dah, Evi Husniati . (2016). Pengaruh Word Of Mouth,
Minat Konsumen Dan Brand Image Terhadap Keputusan Konsumen. Kediri. Jurnal
Ekonomi Universitas Kediri. 3(2), 202-304.
Saputri, Oktaviani Banda., dan Huda, Nurul. (2020). Pengaruh Informasi Covid-19 Melalui
Media Sosial Terhadap Perilaku Konsumen. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam. 7(2) 191-
215.

Stelanys, Flavia Rosemery., Ebang, Oba., dan Sulistyowati, Raya. (2021). Pengaruh Marketing
Mix Dan Faktor Situasional Terhadap Keputusan Pembelian Masker Pada Masa Pandemi
Covid-19. Jurnal Pendidikan Tata Niaga Universitas Negeri Surabaya. 9(3), 237-378.

Sugiyono dan Agus Susanto. (2015). Cara Mudah Belajar SPSS & Lisrel. Bandung: CV
Alfabeta.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Syafirah., Mananeke, Lisbeth., dan Rotinsulu, Jopie Jorie. (2017). Perilaku Konsumen Terhadap
74

Keputusan Pembelian Produk Pada Holland Bakery Manado. Jurnal EMBA Jurnal Riset
Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akutansi. 5(2), 245-255.
75

LAMPIRA
N
76

KUISIONER PENELITIAN

Saudara/i yang saya hormati, perkenalkan nama saya Nur Fitri


mahasiswi Universitas Gunadarma Program Studi Manajemen yang
sedang melakukan penelitian pada pengguna Shopee di JABODETABEK.
Penelitian ini berjudul “PENGARUH FAKTOR-FAKTOR PERILAKU
KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK
VITAMIN C (STUDI KASUS WILAYAH JABODETABEK DI MASA
PANDEMI COVID-19)”. Penelitian ini merupakan bagian dalam
pembuatan skripsi.

Mohon kesediaan Saudara/i untuk mengisi kuesioner saya.


Jawaban Saudara/i hanya dipergunakan untuk penelitian ini saja serta
tidak akan disebar ke pihak lain. Saya sangat berterima kasih atas
ketersediaan Saudara/i untuk berpartisipasi dan mengisi kuesioner ini
secara sukarela, senang hati dan jujur apa adanya.

Atas kesediaan dan kerjasama Saudara/i mengisi kuesioner ini, saya


ucapkan terima kasih.

Hormat saya,

Nur Fitri
77

IDENTITAS RESPONDEN

Untuk melengkapi data kuesioner, silahkan Saudara/i memilih salah satu jawaban
dengan memberi tanda checklist () sesuai dengan pilihan Saudara/i pada kolom
yang tersedia. Jika bertanda *wajib di isi.

1. Nama*:
2. Jenis Kelamin*
o Laki-laki
o Perempuan
3. Usia*
o < 17 tahun
o 17 - 25 tahun
o 25 - 45 tahun
o >45 tahun
4. Wilayah*
o Jakarta
o Bogor
o Depok
o Tanggerang
o Bekasi
5. Pekerjaan*
o Pelajar / Mahasiswa
o Pegawai Swasta/Pegawai Negri
o Wiraswasta
o Tenaga Medis
o Dan lain-lain...
6. Pendapatan*
o < Rp. 1.000.000
78

o Rp. 2.000.000 – Rp. 4.000.000


o >Rp. 4.000.000

Kuisioner Penelitian

Pilih salah satu jawaban yang tersedia sesuai dengan pengalaman yang anda
dapatkan sebagai pelanggan Vitamin C pada komponen-komponen variabel.

Masing-masing jawaban memiliki makna sebagai berikut:

1 : Sangat Tidak Setuju (STS)

2 : Tidak Setuju (TS)

3 : Netral (N)

4 : Setuju (S)

5 : Sangat Setuju (SS)

Faktor Budaya (X1)

No. Pernyataan SS S N TS STS

1. Saya mengkonsumsi Vitamin karena


banyaknya peran aktivitas saya yang tidak
bisa dihindarkan

2. Saya membeli produk Vitamin C karena


sudah terbiasa dalam mengkonsumsi
Vitamin C

3. Saya membeli produk Vitamin C karena


kemanan bahan produk Vitamin C

4. Saya membeli produk Vitamin C karena


mudah diperoleh di wilayah tempat
79

tinggal saya

5. Saya memiliki prespektif yang positif


dalam membeli dan mengkonsumsi
Produk Vitamin C

6. Saya membeli produk Vitamin C karena


dipengaruhi oleh variasi harga dalam
merek produk tersebut

7. Saya membeli produk Vitamin C karena


praktis untuk dikonsumsi

Faktor Sosial (X2)

No. Pernyataan SS S N TS STS

1. Menurut para dokter menghimbau dalam


mengkonsumsi Vitamin C yang
berpengaruh saya untuk membeli produk
Vitamin C

2. Saya membeli produk Vitamin C karena


dipengaruhi dari pengalaman anggota
keluarga

3. Saya membeli produk Vitamin C karena


adanya pengaruh dari teman

4. Aktivitas saya yang padat membuat saya


membeli produk Vitamin C untuk
menjaga stamina daya tahan tubuh

5. Saya membeli produk Vitamin C karena


sebagian besar keluarga saya
mempercayai manfaat di produk Vitamin
80

C tersebut

6. Saya membeli produk Vitamin C karena


mendengarkan dan mengikuti saran dari
orang lain

7. Saya membeli produk Vitamin C karena


dipengaruhi oleh pengalaman pribadi
dalam mengkonsumsi produk Vitamin C

Faktor Pribadi (X3)

No. Pernyataan SS S N TS STS

1. Saya menyadari pentingnya kebutuhan


produk Vitamin C terhadap kesehatan
saya

2. Saya menyadari pentingnya produk


Vitamin C dalam aktivitas saya yang tidak
bisa dihindarkan

3. Saya merasa percaya diri dalam menjaga


kesehatan untuk itu saya membeli produk
Vitamin C

4. Harga produk Vitamin C yang saya


konsumsi sesuai dengan pendapatan saya

5. Sesuai perubahan kebutuhan (seiring


bertambahnya usia) menjadi alasan saya
untuk membeli Produk Vitamin C

6. Keinginan saya membeli produk Vitamin


C membuat saya semangat kerja semakin
tinggi
81

7. Saya membeli produk Vitamin C karena


harganya yang relatif terjangkau

Faktor Psikologis (X4)

No. Pernyataan SS S N TS STS


Saya membeli produk Vitamin C karena
1.
sudah menjadi kebiasaan saya dalam
menggunakan produk Vitamin C

2. Saya membeli dan mengkonsumsi produk


Vitamin C karena manfaat dari produk
tersebut

3. Saya membeli produk Vitamin C karena


adanya keyakinan terhadap ketahanan
untuk menjaga kesehatan daya tahan
Tubuh

4. Saya membeli produk Vitamin C karena


adanya kualitas produk

5. Saya membeli produk Vitamin C karena


pemahaman atas jenis dari produk
Vitamin C

6. Saya membeli produk Vitamin C karena


semangat dalam menjaga kesehatan

7. Saya akan memprioritaskan membeli


Produk Vitamin C dengan label halal dari
MUI
82

Keputusan Pembelian (Y)

No. Pernyataan SS S N TS STS

1. Saya menjatuhkan pilihan atau alternatif


pada produk Vitamin C yang terbaik

2. Saya memutuskan untuk melakukan


pembelian produk Vitamin C karena
produk yang tersedia sesuai dengan
kebutuhan saya

3. Saya selalu mengevaluasi harga produk


Vitamin C sebagai keputusan pembelian

4. Saya menyadari adanya manfaat yang


terdapat di produk Vitamin C

5. Informasi yang diberikan tentang produk


Vitamin C sesuai dengan khasiat yang ada
sehingga saya berminat untuk melakukan
keputusan pembelian

6. Saya merasa puas terhadap produk


Vitamin C

7. Saya mengevaluasi beberapa merek


produk Vitamin C
83

Tanggapan Responden Variabel Faktor Budaya (X1)

Pernyataan Penilaian Tingkat Jawaban Skor Jumlah Ket


SS S N TS STS
(5) (4) (3) (2) (1)
(X1.1) Frekuensi 55 85 45 14 1 200 S
Skor 275 340 135 28 1 779
(X1.2) Frekuensi 49 67 67 15 2 200 SS
Skor 245 335 335 30 1 946
(X1.3) Frekuensi 52 75 55 17 1 200 S
Skor 260 300 165 68 1 794
(X1.4) Frekuensi 73 78 42 5 2 200 S
Skor 365 312 126 10 2 815

(X1.5) Frekuensi 55 82 46 13 4 200 S


Skor 275 328 138 39 4 784
(X1.6) Frekuensi 51 60 64 21 4 200 S
Skor 255 240 192 63 4 754
(X1.7) Frekuensi 67 77 38 14 4 200 TS
Skor 335 308 114 28 4 489
84

Tanggapan Responden Variabel Faktor Sosial (X2)

Pernyataan Penilaian Tingkat Jawaban Skor Jumlah Ket


SS S N TS STS
(5) (4) (3) (2) (1)
(X2.1) Frekuensi 63 67 51 19 0 200 S
Skor 315 268 153 38 0 774
(X2.2) Frekuensi 39 65 65 26 5 200 S
Skor 195 260 195 52 5 707
(X2.3) Frekuensi 39 51 65 33 12 200 N
Skor 195 204 195 66 12 672
(X2.4) Frekuensi 79 64 41 15 1 200 S
Skor 395 256 123 30 1 805
(X2.5) Frekuensi 61 69 53 13 4 200 S
Skor 305 276 159 26 4 770
(X2.6) Frekuensi 40 61 60 29 10 200 S
Skor 200 244 180 58 10 692
(X2.7) Frekuensi 64 72 51 10 3 200 S
Skor 320 288 153 20 3 784
85

Tanggapan Responden Variabel Faktor Pribadi (X3)

Pernyataan Penilaian Tingkat Jawaban Skor Jumlah Ket


SS S N TS STS
(5) (4) (3) (2) (1)
(X3.1) Frekuensi 77 75 37 11 0 200 S
Skor 385 300 111 22 0 818
(X3.2) Frekuensi 61 88 41 10 0 200 S
Skor 305 352 123 20 0 800
(X3.3) Frekuensi 56 80 48 14 2 200 S
Skor 280 320 144 28 2 774
(X3.4) Frekuensi 62 80 46 6 6 200 S
Skor 310 320 138 12 6 786
(X3.5) Frekuensi 58 71 55 14 2 200 S
Skor 290 284 165 28 2 769
(X3.6) Frekuensi 54 62 66 11 7 200 S
Skor 270 248 198 22 7 745
(X3.7) Frekuensi 57 71 54 15 3 200 S
Skor 285 284 162 30 3 764
86

Tanggapan Responden Variabel Faktor Psikologis (X4)

Pernyataan Penilaian Tingkat Jawaban Skor Jumlah Ket


SS S N TS STS
(5) (4) (3) (2) (1)
(X4.1) Frekuensi 44 78 60 13 5 200 S
Skor 220 312 180 26 5 743
(X4.2 Frekuensi 68 79 41 11 1 200 S
Skor 340 316 123 22 1 802
(X4.3) Frekuensi 66 82 42 8 2 200 S
Skor 330 328 126 24 2 810
(X4.4) Frekuensi 61 81 44 13 1 200 S
Skor 305 324 132 26 1 788
(X4.5) Frekuensi 69 83 41 6 1 200 S
Skor 345 332 123 12 1 813
(X4.6) Frekuensi 59 79 48 13 1 200 S
Skor 295 316 144 26 1 782
(X4.7) Frekuensi 90 69 36 5 0 200 SS
Skor 450 276 108 10 0 844
87

HASIL UJI AMOS 24

Uji Realibilitas

Faktor Budaya Faktor Sosial

Reliability Statistics Reliability Statistics


Cronbach's Cronbach's
Alpha N of Items Alpha N of Items
,788 8 ,787 8

Faktor Pribadi Faktor Psikologis

Reliability Statistics Reliability Statistics


Cronbach's Cronbach's
Alpha N of Items Alpha N of Items
,791 8 ,794 8

Keputusan Pembelian

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,796 8
88

UJI Confirmatory Factor Analysis (CFA)


89
90

Goodness-of-Fit

Goodness of Fit Nilai


Hasil Model Kesimpulan
Index Rekomendasi
𝑋 Chi-Square >360,587 873,227
Nilai di atas
(df = 318, p =
kriteria
0,05)
Sign. Probability ≥ 0,05 0,000 Dapat diterima
RMSEA ≤ 0,08 0,122 Good Fit
GFI ≥ 0,90 0,753 Marginal Fit
AGFI ≥ 0,90 0,692 Marginal Fit
CMIN/DF ≤ 2,00 3,951 Good Fit
TLI ≥ 0,90 0,827 Good Fit
CFI ≥ 0,90 0,849 Good Fit
IFI ≥ 0,90 0,850 Good Fit
91

UJI NORMALITAS MODEL

Assessment of normality (Group number 1)

Variable min max skew c.r. kurtosis c.r.


X4.1 2,000 5,000 -,531 -3,063 -,497 -1,434
X4.2 1,000 5,000 -,637 -3,678 -,183 -,527
X4.4 1,000 5,000 -,560 -3,236 -,290 -,836
X4.6 1,000 5,000 -,494 -2,851 -,392 -1,133
X4.7 1,000 5,000 -,567 -3,275 ,001 ,004
X3.1 2,000 5,000 -,654 -3,773 -,424 -1,225
X3.3 1,000 5,000 -,548 -3,165 -,208 -,600
X3.5 1,000 5,000 -,446 -2,574 -,442 -1,276
X3.7 1,000 5,000 -,498 -2,878 -,332 -,959
X2.1 1,000 5,000 -,760 -4,390 ,718 2,073
X2.2 1,000 5,000 -,262 -1,513 -,551 -1,589
X2.3 1,000 5,000 -,195 -1,123 -,738 -2,130
X2.5 1,000 5,000 -,583 -3,367 -,177 -,511
X2.6 1,000 5,000 -,324 -1,870 -,617 -1,782
X2.7 1,000 5,000 -,267 -1,542 -,811 -2,341
Y1.7 1,000 5,000 -,302 -1,746 -,386 -1,115
Y1.5 1,000 5,000 -,470 -2,711 -,356 -1,027
Y1.3 1,000 5,000 -,268 -1,546 -,706 -2,039
Y1.1 1,000 5,000 -,572 -3,300 -,371 -1,070
X1.1 1,000 5,000 -,528 -3,046 -,271 -,781
X1.3 1,000 5,000 -,356 -2,056 -,608 -1,757
X1.5 1,000 5,000 -,687 -3,965 ,156 ,450
X1.7 1,000 5,000 -,815 -4,704 ,187 ,539
Multivariate 456,934 95,277

Bollen-Stine Bootstrap (Default model)

The model fit better in 500 bootstrap


samples. It fit about equally well in 0
bootstrap samples.
It fit worse or failed to fit in 0 bootstrap samples.
Testing the null hypothesis that the model is correct, Bollen-Stine
92

Bootstrap Distributions

ML discrepancy (implied vs sample) (Default model)

|
208,150 |*
248,526 |**
288,902 |****
329,278 |********
369,654 |**********
410,031 |****************
450,407 |*****************
N = 500 490,783 |*****************
Mean = 463,881 531,159 |**********
S. e. = 4,404 571,535 |*********
611,911 |*****
652,288 |****
692,664 |**
733,040 |*
773,416 |*
|
93

Hasil Uji Hipotesis

Estimate S.E. C.R. P Label

Faktor Budaya Keputusan Pembelian ,131 ,035 3,778 ***

Faktor Sosial Keputusan Pembelian ,153 ,030 5,108 ***

Faktor Pribadi Keputusan Pembelian ,540 ,067 8,019 ***

Faktor Keputusan Pembelian ,325 ,052 6,242 ***


Psikologis

Anda mungkin juga menyukai