Anda di halaman 1dari 1

Berdasarkan pendapat Atherton, Clemmack, 1982 dan Busnawir ,terdapat dua syarat yang

harus dipenuhi dalam prosedur pengambilan sampel, yaitu representatif (dapat mewakili
karakteristik populasi) dan besamya memadai. Sampel dikatakan representatif apabila ciri-
cirinya sama atau hampir sama dengan ciri-ciri populasi. Sehingga, sampel representatif
diartikan sebagai sampel yang karakteristik bunganya kurang lebih sama dengan jumlah
populasi secara akurat.

Untuk menentukan jumlah sampel agar diperoleh sampel yang bersifat representative, maka
penentuan sampel harus didasarkan pada beberapa factor antara lain : jenis penelitian,
hipotesis, banyaknya variabel yang dipelajari, pentingnya hasil penelitian, cara pengumpulan
data, tingkat ketepatan hasilnya, dan faktor-faktor yang lain seperti waktu, biaya, dan tenaga
yang tersedia. (Ruseffendi & Sanusi, 1994:92).

Dari penjelasan tersebut, maka menurut pemahaman saya, sampel representatif penting dalam
audit karena representasi populasi merupakan parameter yang penting. Alasan pentingnya
memperhatikan apakah sampel diambil representatif atau tidak terhadap populasi dalam
melakukan pengambilan sampel dalam audit yaitu : agar informasi yang dihasilkan relatif sama
dengan informasi yang dikandung populasinya. Sehingga kesimpulan dari hasil penelitian
sampel dapat berlaku bagi populasi, dan hasil penelitiannya akurat. Dengan hasil yang akurat
maka dapat dirumuskan simpulan yang akurat pula. Sehingga terdapat hubungan : semakin
besar sampel, akan semakin kecil kemungkinan kekeliruan dalam penarikan kesimpulan
tentang populasi.

Dengan memenuhi syarat representatif dan jumlah sampel yang memadai akan meningkatkan
validitas sampel terhadap populasi. Artinya, sampel dapat mengukur apa yang seharusnya
hendak diukur, dengan memiliki dua sifat, yaitu tingkat akurasi (tingkat ketidakadaan bias dalam
sampel) dan presisi yang tinggi (mengacu pada persoalan sedekat mana estimasi kita dengan
karakteristik populasi).

Akibat yang akan terjadi apabila sampel audit tidak representatif dan populasi mengandung
salah saji yang signifikan, maka informasi yang dihasilkan akan berbeda dengan informasi yang
dikandung populasinya, sehingga kesimpulan dari hasil penilitian sampel tidak berlaku bagi
populasi, karena hasil penelitiannya kurang akurat dan menyebabkan hasil kesimpulan tidak
akurat. Hal ini kemungkinan akan menghasilkan keputusan audit yang tidak tepat. Auditor tidak
pernah tahu pasti apakah dia memiliki sampel yang representatif karena seluruh populasi
biasanya tidak diuji, tetapi hal-hal tertentu, seperti penggunaan seleksi acak, dapat
meningkatkan kemungkinan sampel yang representatif.

Referensi : BMP EKSI4310

Anda mungkin juga menyukai