Uji Efektivitas Antimikroba Pengawet
Uji Efektivitas Antimikroba Pengawet
Natrium klorida 75,0 g mikroba yang ada atau yang masuk secara tidak
Agar 15,0 g sengaja selama ataupun sesudah proses produksi.
Merah fenol 0,025 g Pada sediaan steril dosis ganda, pengawet
Air 1000 mL ditambahkan untuk menghambat pertumbuhan
Panaskan hingga mendidih selama 1 menit dengan mikroba yang mungkin masuk pada pengambilan
pengocokan. Atur pH sehingga setelah sterilisasi berulang. Satu jenis atau lebih pengawet pen
menjadi 7,4 0,2 pada suhu 25 . Sterilisasi diperbolehkan pada semua sediaan steril dosis ganda.
menggunakan otoklaf dengan siklus yang tervalidasi. Pengawet tidak boleh digunakan sebagai pengganti
cara produksi yang baik atau semata-mata untuk
Reinforced Medium for Clostridia menurunkan populasi mikroba viabel dari produk
Beef extract 10,0 g tidak steril atau mengendalikan bioburden pra-
Pepton 10,0 g sterilisasi dari formulasi sediaan dosis ganda pada
waktu diproduksi. Pengawet sesuai bentuk sediaan
Yeast extract 3,0 g
dalam farmakope memenuhi syarat untuk Bahan
Soluble starch 1,0 g
Tambahan dalam Ketentuan Umum.
Glukosa monohidrat 5,0 g
Semua zat antimikroba yang digunakan bersifat
Sistein hidroklorida 0,5 g toksik. Untuk melindungi konsumen secara
Natrium klorida 5,0 g maksimum, kadar pengawet yang efektif dalam
Natrium asetat 3,0 g kemasan akhir produk hendaknya di bawah tingkat
Agar 0,5 g toksik bagi manusia berdasarkan dosis obat yang
Air 1000 mL dianjurkan. Kadar pengawet yang ditambahkan dapat
Basahi dan larutkan agar menggunakan air murni, dan dikurangi apabila bahan aktif dalam formulasi secara
panaskan hingga mendidih dengan pengadukan secara intrinsik mempunyai aktivitas antimikroba. Untuk
terus menerus. Jika diperlukan, atur pH sehingga semua produk injeksi dosis ganda atau produk lain
setelah sterilisasi menjadi 6,8 0,2 pada suhu 25 . yang mengandung pengawet, harus menunjukkan
Sterilisasi menggunakan otoklaf dengan siklus yang adanya efektivitas antimikroba baik sebagai sifat
tervalidasi. bawaan dalam produk maupun yang dibuat dengan
penambahan pengawet.
Columbia Agar Efektivitas antimikroba juga harus ditunjukkan
Pancreatic digest of casein 10,0 g untuk semua produk dosis ganda berbasis air pada
Meat peptic digest 5,0 g sediaan topikal, oral dan sediaan lain seperti tetes
Heart pancreatic digest 3,0 g mata, telinga, hidung, irigasi dan cairan dialisis.
Yeast extract 5,0 g Untuk pengujian, sediaan bentuk larutan dengan
Maized starch 1,0 g aktivitas air lebih dari 0,6.
Natrium klorida 5,0 g Mikroba tantang digunakan umumnya berdasarkan
Agar, tergantung pada daya 10,0-15,0 g pada cemaran yang mungkin ada pada produk obat
pembentukan gel dengan mempertimbangkan sifat fisika, formulasi dan
Air murni 1000 mL tujuan penggunaan. Mikroba tantang yang tercantum
Basahi dan larutkan agar menggunakan air murni, dan dalam pengujian ini tidak membatasi digunakannya
panaskan hingga mendidih dengan pengadukan secara mikroba spesies lain jika dianggap perlu untuk
terus menerus. Jika diperlukan, atur pH sehingga mengukur aktivitas biologi dari sistem pengawetan
setelah sterilisasi menjadi 7,3 0,2 pada suhu 25 . suatu sediaan. Mikroba tantang tambahan ini tidak
Sterilisasi menggunakan otoklaf dengan siklus yang masuk pembahasan dalam bab ini, tetapi mungkin
dapat ditambahkan pada penjelasan mikroba uji.
tervalidasi. Dinginkan hingga mencapai 45-50 , bila
perlu tambahkan gentamisin sulfat yang setara dengan
20 mg gentamisin basa, dan tuang ke dalam cawan PROSEDUR UMUM
Petri.
Lampiran ini dimaksudkan untuk menunjukkan
efektivitas pengawet antimikroba yang ditambahkan.
Pengawet antimikroba tersebut harus dinyatakan pada
UJI EFEKTIVITAS ANTIMIKROBA <61>
etiket. Prosedur dan kriteria keberterimaan pada
lampiran ini hanya berlaku pada produk dalam wadah
PENDAHULUAN
asli, bersegel, yang didistribusikan oleh produsen
(lihat Tabel 1 untuk katagori produk). Uji efektivitas
Pengawet antimikroba adalah zat antimikroba yang antimikroba tidak dilakukan pada wadah, tetapi
ditambahkan pada sediaan farmasi non-steril bentuk diperlukan kehati-hatian untuk mencegah
larutan. Dosis pengawet yang ditambahkan adalah penggunaan bahan wadah yang dapat berinteraksi
untuk melindungi sediaan terhadap pertumbuhan dengan pengawet.
- 1827 -
1 koloni per lempeng dari rata-rata (atau 100 koloni bertutup steril, berukuran mencukupi untuk volume
per mL jika digunakan 1 mL inokula pada sediaan yang dipindahkan. Inokulasi tiap wadah
pengenceran 10-2 untuk lempeng yang dibuat duplo). dengan satu inokula baku yang telah disiapkan dan
Penyaring membran dapat digunakan untuk diaduk. Volume suspensi inokula yang digunakan
menyaring volume pengenceran lebih besar guna antara 0,5% dan 1,0% dari volume sediaan untuk
mengatasi kesulitan tersebut atau menetralisasi daya meminimalkan efek potensial pada sediaan. Kadar
antimikroba. mikroba uji yang ditambahkan pada sediaan (Kategori
1, 2, atau 3) seperti halnya kadar akhir sediaan uji
PENGUJIAN SEDIAAN setelah diinokulasi antara 1 x 105 dan 1 x 106 koloni
per mL sediaan. Untuk sediaan Kategori 4 (antasida)
KATEGORI SEDIAAN kadar akhir sediaan uji setelah inokulasi antara 1 x 103
dan 1 x 104 koloni per mL sediaan.
Untuk tujuan pengujian, sediaan dibagi menjadi Kadar awal mikroba viabel dalam setiap sediaan uji
empat kategori (Lihat Tabel 1). Kriteria efektivitas diperkirakan berdasarkan kadar mikroba dalam
antimikroba untuk sediaan tergantung cara inokula baku yang ditetapkan dengan metode ALT.
pemberiannya. Formulasi yang mengandung Inkubasi wadah yang sudah diinokulasi pada suhu
pengawet diharapkan dapat memenuhi standar efikasi 22,5º±2,5º. Ambil sampel dari setiap wadah pada
minimal baik pada kemasan dosis ganda atau dosis interval yang sesuai seperti tertera pada Tabel 3.
tunggal. Amati dan catat setiap perubahan yang terjadi pada
interval tersebut. Tetapkan dengan prosedur ALT
Tabel 1. Kategori Sediaan jumlah koloni yang ada dari setiap sediaan uji untuk
Kategori Uraian Sediaan interval yang digunakan seperti tertera pada lampiran
1 Injeksi, sediaan parenteral lain Uji Batas Mikroba <51>. Angka Lempeng Total
termasuk emulsi, sediaan tetes telinga, menggunakan replika lempeng minimal, dengan
sediaan tetes hidung steril , dan menghitung rata-rata jumlah koloni sebelum
sediaan tetes mata yang dibuat dengan penetapan kesimpulan koloni per mL. Jika digunakan
dasar atau pembawa air. penyaring membran, lakukan duplikasi membran
2 Sediaan topikal yang dibuat dengan penyaring untuk setiap perkiraan.
dasar atau pembawa air, sediaan tetes Dengan menggunakan penghitungan kadar koloni
hidung non-steril, dan emulsi, per mL pada pengujian awal, hitung perubahan nilai
termasuk sediaan yang dioleskan pada kadar koloni per mL dalam log10 untuk tiap mikroba
membran mukosa. pada interval pengujian dan nyatakan perubahan
3 Sediaan oral selain antasida, dibuat kadar sebagai log reduksi. Log reduksi adalah
dengan dasar atau pembawa air. perbedaan antara nilai log10 koloni per mL kadar awal
4 Antasida yang dibuat dengan dalam suspensi dan log10 koloni per mL yang bertahan
pembawa air hidup pada saat itu.
Pengujian dapat dilakukan dalam tiap lima wadah Persyaratan untuk efektivitas antimikroba dipenuhi
asli bila volume sediaan tiap wadahnya mencukupi jika kriteria yang tertera pada Tabel 3 dipenuhi (Lihat
dan wadah sediaan dapat ditusuk secara aseptik Hasil Uji pada Ketentuan Umum): Tidak terjadi
(dengan jarum dan alat suntik melalui tutup karet peningkatan lebih tinggi dari 0,5 log10 unit terhadap
elastomerik), atau dalam lima wadah bakteriologi nilai log mikroba awal.
Waktu inkubasi
Waktu inkubasi
Mikroba Media yang sesuai Suhu inkubasi perolehan kembali
inokulum
mikroba
Staphylococcus aureus Soybean-Casein Digest 32,5º ± 2,5º 18 24 jam 3 5 hari
ATCC No. 6538 Broth; Soybean-Casein
Digest Agar
Kapang dan khamir Koloni tidak meningkat dari jumlah hitungan awal sampai hari ke-7, 14 dan 28.
Untuk Sediaan Kategori 2
Bakteri Koloni tidak kurang dari 2,0 log reduksi dari jumlah hitungan awal pada hari ke-14,
dan tidak meningkat pada hari ke-14 sampai hari ke-28.
Kapang dan khamir Koloni tidak meningkat dari jumlah hitungan awal sampai hari ke-14 dan 28.
Untuk Sediaan Kategori 3
Bakteri Koloni tidak kurang dari 1,0 log reduksi dari jumlah hitungan awal pada hari ke-14,
dan tidak meningkat pada hari ke-14 sampai hari ke-28.
Kapang dan khamir Koloni tidak meningkat dari jumlah hitungan awal sampai hari ke-14 dan 28.
Untuk Sediaan Kategori 4
Bakteri, kapang dan Koloni tidak meningkat dari jumlah hitungan awal pada hari ke-14 dan 28.
khamir
UJI KINERJA RESISTENSI INDIKATOR menit (syok panas) dimulai setelah suhu mencapai
BIOLOGI <65> 95º. Untuk Indikator Biologi Sterilisasi Panas Kering
dengan Pembawa Kertas dan Indikator Biologi
PENGHITUNGAN ANGKA SPORA Sterilisasi Etilen Oksida, dengan Pembawa Kertas,
panaskan tabung berisi suspensi dalam tangas air pada
Untuk indikator biologi dengan pembawa kertas, 80º 85º selama 10 menit dimulai setelah suhu
lepaskan tiga buah indikator biologi yang relevan dari mencapai 80º. Dinginkan secara cepat dalam tangas
masing-masing wadahnya. Dispersikan kertas air-es pada 0º - 4º. Pindahkan 1 mL alikuot masing-
pembawa dengan memasukkan ke dalam 250 mL masing ke dalam dua tabung yang sesuai, dan lakukan
blender steril berisi 100 mL Air Murni dingin, seri pengenceran secukupnya dalam Air Murni steril,
campurkan hingga terbentuk suspensi homogen. pengenceran dipilih dengan hasil penghitungan 30
Umumnya pencampuran dilakukan selama 15 menit 300 koloni, tetapi tidak kurang dari 6, pada tiap
atau lebih untuk memperoleh perolehan kembali yang pasangan lempeng dengan perlakuan sebagai berikut
optimal. Pindahkan sejumlah 10 mL alikuot suspensi ini. Bila indikator biologi mempunyai kadar spora
ke dalam 16 x 125 mm tabung bertutup ulir steril. rendah, mungkin seri pengenceran perlu dimodifikasi
Untuk Indikator Biologi Sterilisasi Uap Basah dan menggunakan lempeng lebih banyak untuk tiap
dengan Pembawa Kertas, panaskan tabung berisi pengenceran. Siapkan seri terpisah lempeng untuk
suspensi dalam tangas air pada 95º 100º selama 15 tiap alikuot. Masukkan 1,0 mL suspensi dari tingkat