Anda di halaman 1dari 4

- 1826 -

Natrium klorida 75,0 g mikroba yang ada atau yang masuk secara tidak
Agar 15,0 g sengaja selama ataupun sesudah proses produksi.
Merah fenol 0,025 g Pada sediaan steril dosis ganda, pengawet
Air 1000 mL ditambahkan untuk menghambat pertumbuhan
Panaskan hingga mendidih selama 1 menit dengan mikroba yang mungkin masuk pada pengambilan
pengocokan. Atur pH sehingga setelah sterilisasi berulang. Satu jenis atau lebih pengawet pen
menjadi 7,4 0,2 pada suhu 25 . Sterilisasi diperbolehkan pada semua sediaan steril dosis ganda.
menggunakan otoklaf dengan siklus yang tervalidasi. Pengawet tidak boleh digunakan sebagai pengganti
cara produksi yang baik atau semata-mata untuk
Reinforced Medium for Clostridia menurunkan populasi mikroba viabel dari produk
Beef extract 10,0 g tidak steril atau mengendalikan bioburden pra-
Pepton 10,0 g sterilisasi dari formulasi sediaan dosis ganda pada
waktu diproduksi. Pengawet sesuai bentuk sediaan
Yeast extract 3,0 g
dalam farmakope memenuhi syarat untuk Bahan
Soluble starch 1,0 g
Tambahan dalam Ketentuan Umum.
Glukosa monohidrat 5,0 g
Semua zat antimikroba yang digunakan bersifat
Sistein hidroklorida 0,5 g toksik. Untuk melindungi konsumen secara
Natrium klorida 5,0 g maksimum, kadar pengawet yang efektif dalam
Natrium asetat 3,0 g kemasan akhir produk hendaknya di bawah tingkat
Agar 0,5 g toksik bagi manusia berdasarkan dosis obat yang
Air 1000 mL dianjurkan. Kadar pengawet yang ditambahkan dapat
Basahi dan larutkan agar menggunakan air murni, dan dikurangi apabila bahan aktif dalam formulasi secara
panaskan hingga mendidih dengan pengadukan secara intrinsik mempunyai aktivitas antimikroba. Untuk
terus menerus. Jika diperlukan, atur pH sehingga semua produk injeksi dosis ganda atau produk lain
setelah sterilisasi menjadi 6,8 0,2 pada suhu 25 . yang mengandung pengawet, harus menunjukkan
Sterilisasi menggunakan otoklaf dengan siklus yang adanya efektivitas antimikroba baik sebagai sifat
tervalidasi. bawaan dalam produk maupun yang dibuat dengan
penambahan pengawet.
Columbia Agar Efektivitas antimikroba juga harus ditunjukkan
Pancreatic digest of casein 10,0 g untuk semua produk dosis ganda berbasis air pada
Meat peptic digest 5,0 g sediaan topikal, oral dan sediaan lain seperti tetes
Heart pancreatic digest 3,0 g mata, telinga, hidung, irigasi dan cairan dialisis.
Yeast extract 5,0 g Untuk pengujian, sediaan bentuk larutan dengan
Maized starch 1,0 g aktivitas air lebih dari 0,6.
Natrium klorida 5,0 g Mikroba tantang digunakan umumnya berdasarkan
Agar, tergantung pada daya 10,0-15,0 g pada cemaran yang mungkin ada pada produk obat
pembentukan gel dengan mempertimbangkan sifat fisika, formulasi dan
Air murni 1000 mL tujuan penggunaan. Mikroba tantang yang tercantum
Basahi dan larutkan agar menggunakan air murni, dan dalam pengujian ini tidak membatasi digunakannya
panaskan hingga mendidih dengan pengadukan secara mikroba spesies lain jika dianggap perlu untuk
terus menerus. Jika diperlukan, atur pH sehingga mengukur aktivitas biologi dari sistem pengawetan
setelah sterilisasi menjadi 7,3 0,2 pada suhu 25 . suatu sediaan. Mikroba tantang tambahan ini tidak
Sterilisasi menggunakan otoklaf dengan siklus yang masuk pembahasan dalam bab ini, tetapi mungkin
dapat ditambahkan pada penjelasan mikroba uji.
tervalidasi. Dinginkan hingga mencapai 45-50 , bila
perlu tambahkan gentamisin sulfat yang setara dengan
20 mg gentamisin basa, dan tuang ke dalam cawan PROSEDUR UMUM
Petri.
Lampiran ini dimaksudkan untuk menunjukkan
efektivitas pengawet antimikroba yang ditambahkan.
Pengawet antimikroba tersebut harus dinyatakan pada
UJI EFEKTIVITAS ANTIMIKROBA <61>
etiket. Prosedur dan kriteria keberterimaan pada
lampiran ini hanya berlaku pada produk dalam wadah
PENDAHULUAN
asli, bersegel, yang didistribusikan oleh produsen
(lihat Tabel 1 untuk katagori produk). Uji efektivitas
Pengawet antimikroba adalah zat antimikroba yang antimikroba tidak dilakukan pada wadah, tetapi
ditambahkan pada sediaan farmasi non-steril bentuk diperlukan kehati-hatian untuk mencegah
larutan. Dosis pengawet yang ditambahkan adalah penggunaan bahan wadah yang dapat berinteraksi
untuk melindungi sediaan terhadap pertumbuhan dengan pengawet.
- 1827 -

bakteri dan khamir dalam waktu 2 jam atau 24 jam


PROSEDUR UJI FERTILITAS DAN bila disimpan pada suhu antara 2° dan 8°. Suspensi
KESESUAIAN METODE PEROLEHAN spora yang stabil dapat disiapkan dan dipelihara pada
KEMBALI suhu antara 2° dan 8° sampai 7 hari. [Catatan
Perkiraan kadar inokula dapat dilakukan dengan
KETENTUAN UMUM pengukuran turbidimetri untuk mikroba tantang
kemudian dikonfirmasi dengan angka lempeng.]
Kemampuan prosedur untuk mendeteksi mikroba
tantang dalam sediaan uji yang telah dinetralkan harus FERTILITAS MEDIA
ditetapkan. Kesesuaian prosedur harus dipastikan
kembali jika ada perubahan bahan atau metode atau Media yang digunakan dalam prosedur ini harus
perubahan sediaan yang berasal dari akibat kontak mampu menunjang pertumbuhan mikroba. Setiap bets
langsung bahan dan berpengaruh pada hasil media jadi dan setiap bets media yang disiapkan dari
pengujian. media kering atau yang dibuat sendiri berdasarkan
Kemampuan media yang digunakan untuk komposisi media harus diuji.
menumbuhkan mikroba dalam prosedur ini juga harus Untuk media padat, jumlah koloni yang
ditetapkan. ditumbuhkan harus sedikitnya 50% dari nilai
perhitungan inokula yang telah dibakukan. Untuk
PENYIAPAN GALUR UJI inokula segar yang baru disiapkan, pertumbuhan
mikroba sebanding dengan pertumbuhan mikroba
Gunakan suspensi mikroba baku atau yang dari bets media yang telah teruji.
disiapkan dengan teknik pemeliharaan biakan lot
benih sehingga mikroba viabel untuk inokulasi tidak KESESUAIAN METODE
melebihi 5 pasase dari biakan induk. Tumbuhkan PENGHITUNGAN DALAM SEDIAAN
mikroba uji bakteri dan kapang secara terpisah (lihat
Tabel 2). Siapkan pengenceran 10-1 dengan menambahkan 1
Gunakan biakan mikroba berikut: Candida mL sediaan (bentuk cair) pada 9 mL salin LP atau
albicans (ATCC No. 10231), Aspergillus brasiliensis pengencer penetral lain. Lanjutkan ke tingkat
(ATCC No. 16404), Escherichia coli (ATCC No. pengenceran 10-2 dan 10-3. Tambahkan sejumlah
8739), Pseudomonas aeruginosa (ATCC No. 9027) mikroba tantang pada setiap pengenceran sediaan,
dan Staphylococcus aureus (ATCC No. 6538). campur dan kemudian tambahkan sejumlah volume
Mikroba viabel yang digunakan dalam prosedur ini yang sesuai ke dalam lempeng media untuk
sebaiknya merupakan biakan segar (sebagai contoh menghasilkan pertumbuhan kurang dari 250 koloni
dalam fase pertumbuhan logaritma) kecuali untuk per lempeng bakteri dan khamir (antara 25 dan 250
spora biakan A. brasiliensis. Kondisi biakan untuk koloni) atau kurang dari 80 koloni per lempeng untuk
biakan inokula dalam media yang sesuai yaitu A. brasiliensis (antara 8 dan 80 koloni). Lempeng
Soybean-Casein Digest atau Sabouraud Dextrose sebaiknya dilakukan minimal duplo (makin besar
Agar (lihat Tabel 2). replikat dapat meminimalkan variabilitas perkiraan
Untuk memanen biakan bakteri dan C.albicans jumlah koloni). Pada prosedur ini, sebagai kontrol
gunakan larutan salin LP steril sebagai pencuci positif dimasukkan inokula ke dalam salin LP.
pertumbuhan di permukaan dan kumpulkan dalam Pindahkan volume salin LP yang sama tanpa inokula
wadah steril yang sesuai. Untuk memanen spora A. pada lempeng agar. Perkiraan perolehan kembali
brasiliensis gunakan larutan salin LP steril yang pertumbuhan koloni dari suspensi kontrol positif ini
mengandung polisorbat 80 P 0,05%. Pembuatan sedikitnya 50% (dari rata-rata).
suspensi spora sebaiknya secara aspetik misal Jika sediaan yang diencerkan menunjukkan adanya
disaring melalui wol kaca steril untuk memisahkan antimikroba, perlu ditambahkan penetral khusus ke
hifa. Seluruh suspensi mikroba sebaiknya disiapkan dalam media perolehan kembali.
untuk memastikan bebas dari residu media Kemampuan prosedur untuk mengukur efektivitas
pertumbuhan dari inokula misal disentrifus kemudian pengawet dapat dikompromikan jika metode
diresuspensi dalam larutan steril yang sesuai. mempersyaratkan kesesuaian tingkat pengenceran
Cara lain, biakan mikroba persediaan dapat (10-2 atau 10-3) koloni perolehan kembali (misal
ditumbuhkan dalam media cair yang sesuai misal kesulitan mengukur 3log reduksi untuk inokula 105-
Soybean-Casein Digest Broth atau Sabouraud 106). Jika tidak diperoleh penetral atau metode yang
Dextrose Broth, sel dipanen dengan disentrifus, dicuci sesuai dan kesesuaian metode mempersyaratkan
dan diresuspensi dalam larutan steril yang sesuai. tingkat pengenceran yang nyata, maka dapat
Suspensi mikroba yang digunakan untuk inokulasi digunakan inokula tingkat kerapatan lebih tinggi
sebaiknya diatur untuk mendapatkan jumlah mikroba (misal 107-108), sehingga 3log reduksi dapat diukur.
lebih kurang 1 x 108 koloni per mL. Gunakan suspensi Perolehan kembali tidak dapat dilaporkan kurang dari
- 1828 -

1 koloni per lempeng dari rata-rata (atau 100 koloni bertutup steril, berukuran mencukupi untuk volume
per mL jika digunakan 1 mL inokula pada sediaan yang dipindahkan. Inokulasi tiap wadah
pengenceran 10-2 untuk lempeng yang dibuat duplo). dengan satu inokula baku yang telah disiapkan dan
Penyaring membran dapat digunakan untuk diaduk. Volume suspensi inokula yang digunakan
menyaring volume pengenceran lebih besar guna antara 0,5% dan 1,0% dari volume sediaan untuk
mengatasi kesulitan tersebut atau menetralisasi daya meminimalkan efek potensial pada sediaan. Kadar
antimikroba. mikroba uji yang ditambahkan pada sediaan (Kategori
1, 2, atau 3) seperti halnya kadar akhir sediaan uji
PENGUJIAN SEDIAAN setelah diinokulasi antara 1 x 105 dan 1 x 106 koloni
per mL sediaan. Untuk sediaan Kategori 4 (antasida)
KATEGORI SEDIAAN kadar akhir sediaan uji setelah inokulasi antara 1 x 103
dan 1 x 104 koloni per mL sediaan.
Untuk tujuan pengujian, sediaan dibagi menjadi Kadar awal mikroba viabel dalam setiap sediaan uji
empat kategori (Lihat Tabel 1). Kriteria efektivitas diperkirakan berdasarkan kadar mikroba dalam
antimikroba untuk sediaan tergantung cara inokula baku yang ditetapkan dengan metode ALT.
pemberiannya. Formulasi yang mengandung Inkubasi wadah yang sudah diinokulasi pada suhu
pengawet diharapkan dapat memenuhi standar efikasi 22,5º±2,5º. Ambil sampel dari setiap wadah pada
minimal baik pada kemasan dosis ganda atau dosis interval yang sesuai seperti tertera pada Tabel 3.
tunggal. Amati dan catat setiap perubahan yang terjadi pada
interval tersebut. Tetapkan dengan prosedur ALT
Tabel 1. Kategori Sediaan jumlah koloni yang ada dari setiap sediaan uji untuk
Kategori Uraian Sediaan interval yang digunakan seperti tertera pada lampiran
1 Injeksi, sediaan parenteral lain Uji Batas Mikroba <51>. Angka Lempeng Total
termasuk emulsi, sediaan tetes telinga, menggunakan replika lempeng minimal, dengan
sediaan tetes hidung steril , dan menghitung rata-rata jumlah koloni sebelum
sediaan tetes mata yang dibuat dengan penetapan kesimpulan koloni per mL. Jika digunakan
dasar atau pembawa air. penyaring membran, lakukan duplikasi membran
2 Sediaan topikal yang dibuat dengan penyaring untuk setiap perkiraan.
dasar atau pembawa air, sediaan tetes Dengan menggunakan penghitungan kadar koloni
hidung non-steril, dan emulsi, per mL pada pengujian awal, hitung perubahan nilai
termasuk sediaan yang dioleskan pada kadar koloni per mL dalam log10 untuk tiap mikroba
membran mukosa. pada interval pengujian dan nyatakan perubahan
3 Sediaan oral selain antasida, dibuat kadar sebagai log reduksi. Log reduksi adalah
dengan dasar atau pembawa air. perbedaan antara nilai log10 koloni per mL kadar awal
4 Antasida yang dibuat dengan dalam suspensi dan log10 koloni per mL yang bertahan
pembawa air hidup pada saat itu.

PROSEDUR KRITERIA EFEKTIVITAS ANTIMIKROBA

Pengujian dapat dilakukan dalam tiap lima wadah Persyaratan untuk efektivitas antimikroba dipenuhi
asli bila volume sediaan tiap wadahnya mencukupi jika kriteria yang tertera pada Tabel 3 dipenuhi (Lihat
dan wadah sediaan dapat ditusuk secara aseptik Hasil Uji pada Ketentuan Umum): Tidak terjadi
(dengan jarum dan alat suntik melalui tutup karet peningkatan lebih tinggi dari 0,5 log10 unit terhadap
elastomerik), atau dalam lima wadah bakteriologi nilai log mikroba awal.

Tabel 2. Kondisi Biakan untuk Penyiapan Inokula


Waktu inkubasi
Waktu inkubasi
Mikroba Media yang sesuai Suhu inkubasi perolehan kembali
inokulum
mikroba
Escherichia coli Soybean-Casein Digest 32,5º ± 2,5º 18 24 jam 3 5 hari
ATCC No.8739 Broth; Soybean-Casein
Digest Agar

Pseudomonas Soybean-Casein Digest 32,5º ± 2,5º 18 24 jam 3 5 hari


aeruginosa Broth; Soybean-Casein
ATCC No. 9027 Digest Agar
- 1829 -

Waktu inkubasi
Waktu inkubasi
Mikroba Media yang sesuai Suhu inkubasi perolehan kembali
inokulum
mikroba
Staphylococcus aureus Soybean-Casein Digest 32,5º ± 2,5º 18 24 jam 3 5 hari
ATCC No. 6538 Broth; Soybean-Casein
Digest Agar

Candida albicans Sabouraud Dextrose 22,5º ± 2,5º 44 52 jam 3 5 hari


ATCC No. 10231 Broth; Sabouraud
Dextrose Agar

Aspergillus brasiliensis Sabouraud Dextrose 22,5º ± 2,5º 6 10 hari 3 7 hari


ATCC No. 16404 Agar; Sabouraud
Dextrose Broth

Tabel 3. Kriteria untuk Mikroba Uji


Untuk Sediaan Kategori 1
Bakteri Koloni tidak kurang dari 1,0 log reduksi dari jumlah hitungan awal pada hari ke-7,
tidak kurang dari 3,0 log reduksi dari hitungan awal pada hari ke-14, dan tidak
meningkat sampai dengan hari ke-28.

Kapang dan khamir Koloni tidak meningkat dari jumlah hitungan awal sampai hari ke-7, 14 dan 28.
Untuk Sediaan Kategori 2
Bakteri Koloni tidak kurang dari 2,0 log reduksi dari jumlah hitungan awal pada hari ke-14,
dan tidak meningkat pada hari ke-14 sampai hari ke-28.

Kapang dan khamir Koloni tidak meningkat dari jumlah hitungan awal sampai hari ke-14 dan 28.
Untuk Sediaan Kategori 3
Bakteri Koloni tidak kurang dari 1,0 log reduksi dari jumlah hitungan awal pada hari ke-14,
dan tidak meningkat pada hari ke-14 sampai hari ke-28.

Kapang dan khamir Koloni tidak meningkat dari jumlah hitungan awal sampai hari ke-14 dan 28.
Untuk Sediaan Kategori 4
Bakteri, kapang dan Koloni tidak meningkat dari jumlah hitungan awal pada hari ke-14 dan 28.
khamir

UJI KINERJA RESISTENSI INDIKATOR menit (syok panas) dimulai setelah suhu mencapai
BIOLOGI <65> 95º. Untuk Indikator Biologi Sterilisasi Panas Kering
dengan Pembawa Kertas dan Indikator Biologi
PENGHITUNGAN ANGKA SPORA Sterilisasi Etilen Oksida, dengan Pembawa Kertas,
panaskan tabung berisi suspensi dalam tangas air pada
Untuk indikator biologi dengan pembawa kertas, 80º 85º selama 10 menit dimulai setelah suhu
lepaskan tiga buah indikator biologi yang relevan dari mencapai 80º. Dinginkan secara cepat dalam tangas
masing-masing wadahnya. Dispersikan kertas air-es pada 0º - 4º. Pindahkan 1 mL alikuot masing-
pembawa dengan memasukkan ke dalam 250 mL masing ke dalam dua tabung yang sesuai, dan lakukan
blender steril berisi 100 mL Air Murni dingin, seri pengenceran secukupnya dalam Air Murni steril,
campurkan hingga terbentuk suspensi homogen. pengenceran dipilih dengan hasil penghitungan 30
Umumnya pencampuran dilakukan selama 15 menit 300 koloni, tetapi tidak kurang dari 6, pada tiap
atau lebih untuk memperoleh perolehan kembali yang pasangan lempeng dengan perlakuan sebagai berikut
optimal. Pindahkan sejumlah 10 mL alikuot suspensi ini. Bila indikator biologi mempunyai kadar spora
ke dalam 16 x 125 mm tabung bertutup ulir steril. rendah, mungkin seri pengenceran perlu dimodifikasi
Untuk Indikator Biologi Sterilisasi Uap Basah dan menggunakan lempeng lebih banyak untuk tiap
dengan Pembawa Kertas, panaskan tabung berisi pengenceran. Siapkan seri terpisah lempeng untuk
suspensi dalam tangas air pada 95º 100º selama 15 tiap alikuot. Masukkan 1,0 mL suspensi dari tingkat

Anda mungkin juga menyukai