Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH MIKROBILOGI

UJI EFEKTIVITAS PENGAWET

DISUSUN OLEH
NAMA : AFIFATULJANNAH
NIM : 34190282
KELAS : A/DF/II

PROGRAM STUDI D3 FARMASI


STIKES SURYA GLOBAL
YOGYAKARTA
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya
sehingga makalah MIKROBIOLOGI  yang mengkaji UJI EFEKTIVITAS PENGAWET
dapat terselesaikan dengan baik sebagai salah satu acuan untuk mahasiswa dalam proses
perkuliahan.

Dalam makalah ini saya tidak menutup mata akan segala kekurangannya baik
bahasanya maupun susunannya, hal ini tidak lain karena keterbatasan saya dalam
pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Sekalipun demikian mudah-mudahan karya ini
dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.

Untuk selanjutnya dengan segala kerendahan hati saya mohon saran-saran yang sifatnya
konstruktif bagi dosen maupun siapapun yang membacanya. Semoga makalah ini benar-
benar bermanfaat dan dapat bernilai Ibadah di sisi Allah SWT
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pengawet adalah zat anti mikroba yang ditambahkan pada sediaan  non-steril


untuk  melidungi sediaan terhadapt pertumbuhan mikroba yang ada atau mikroba yang
masuk secara tidak sengaja selama ataupun sesudah proses produksi. Dalam sediaan steril
dosis ganda, pengawet ditambahkan untuk menghambat pertumbuhan mikroba yang
mungkin masuk pada pengambilan berulang.

Pengawet tidak boleh digunakan sebagai pemgganti cairan produksi yang baik atau
semata-mata untuk menurunkan populasi yang baik atau semata-mata untuk menurunkan
populasi “Viable” dari produksi tidak steril atau mengontrol “bioburden” pra-sterilisasi dari
formulasi sediaan dosis ganda pada waktu di produksi. Pengawet sesuai bentuk sediaan
dalam farmakope memenuhi syarat untuk Bahan Tambahan dalam Ketentuan Umum.

Kadar pengawet yang di tambahkan dapat di kurangi apabila bahan aktif dalam
formulasi secaar intrinsik mempunyai aktivitas mikroba. Untuk semua prosuk injeksi dosis
ganda atau produk lain yang mengandung pengawet harus menunjukkan efektivitas
antimikroba yang baik sebagai sifat bawaan dalam produk maupun yaang dibuat dengan
penambahan bahan pengawet. Efektivitas antimikroba harus ditunjukkan untuk semua
produk dosis ganda sediaan topikal, oral dan sediaan lain seperti tetes mata, telinga, hidung,
irigasi dan cairan dialisis.
BAB II

PEMBAHASAN

Pengawetan dalam bidang farmasi bertujuan untuk mencegah pertumbuhan


mikroorganisme. Pengawet antimikroorganisme adalah zat yang ditambahkan pada sediaan
obat untuk melindungi sediaan tersebut terhadap kontaminasi mikroorganisme. Bahaya dari
pencemaran mikroorganisme baik bakteri, jamur ata khamir terdapat dimana-mana selama
pembuatan, pengemasan, penyimpanan, dan penggunaan obat, dimana manusia, lingkungan
(ruangan, udara), bahan obat dan bahan pembantu, alat-alat kerja seperti mesin-mesin dan
bangahan pengemas primer merupakan sumber kontaminasi utama3.
Pada interpretasi hasilsuatu bahan pengawet dinyatakan efektif jika (1) jumlah baktei
uji yang hidup pada hari ke-14 berkurang hingga lebih dari 1% julah bakteri awal. (2) Jumlah
kapang dan khamir yang hidup selama 14 hari pertama adalah tetap atau berrkurang dari
jumlah awaldan (3) Jumlah tiap mikroba uji yang hidup selama 28 hari pengujian adalah tetap
atau kurang dari angka pada poin (1) dan(2)3.
Syarat zat pengawet adalah mampu membunuh kontaminan mikroorganisme, tidak
toksik atau menyebabkan iritasi pada pengguna, stabil dan aktif, serta selektif dan tidak
bereaksi dengan bahan. Bahan penngawet juga sering ditambahkan kedalam produk-produk
kosmetik, makanan dan minuman. Bahan antimikroba tidak boleh digunakan semata-mata
untuk menurunkan jumlah mikroorganisme yang hidup dalam produk dan menggantikan cara
produksi yang baik5.
Mekanisme kerja bahan pengawet adalahpada konsentrasi yang sangat rendah terjadi
suatu penimbunan pada membran sitoplasma, yang mengarahkan kepada suatu perkoasilitas
yang meninggi dari perintang sitoplasma, tanpa mengganggu atau merusak sel. Pada
konsentrasi mikrobiotik, artinya pada konsentrasi yang menyebabkan suatu pemblokiran
pertumbuhan, perubahan membran, bersifat toksis. Hal tersebut disebabkan karena terjadi
akumulasdi bahan pengawet dalam membran sitoplasma dan kadang-kadang juga dalam
bagian sel.Pada konsentrasi mikrobisisd, artinya pada konsentrasi yang menyebabkan
kematian sel hal ini disebabkan karena tingginya kadar bahan pengawet tersebut, maka bahan
pengawet tersebut di desak masuk kedalam bagian sel yang lebih dalam, sehingga dapat
menyebabkan terjadinya proses desemulsifikasi, koagulasi, persipitasi dan dalam keadaan
yang ekstrem mengarah kepada otolisa yaitu mengalirnya keluar komponen intraselular2.
Zat antimikroba dapat bersifat pengawet, meskipun demikian semua zat antimikroba
adalah zat yang beracun. Untuk melindungi konsumen secara maksimum, pada penggunaan
harus di usahakan agar pada kemasan akhir kadar pengawet yang masih efektif lebih rendah
dari kadar yang dapat menimbulkan keracuna pada manusia1.

Anda mungkin juga menyukai