Makalah Ilmu Farmasetika
Makalah Ilmu Farmasetika
MenuHomeAboutContact
Farmasetika dasar
by Maalik Ghaisan on August 20, 2017 in Pendidikan
BAB I
PENDAHULUAN
Dengan adanya manusia di dunia ini mulailah muncul peradaban dan mulai terjadi
penyebaran penyakit yang dilanjutkan dengan usaha masyarakat untuk melakukan pencegahan
terhadap penyakit. Pada perkembangan selanjutnya masyarakat melakukan pencegahan atupun
penyembuhan suatu penyakit dengan menggunakan ataupun mengkonsumsi obat. Obat berperan
sangat penting dalam pelayanan kesehatan karena penanganan dan pencegahan berbagai penyakit
tidak dapat dilepaskan dari tindakan terapi dengan obat atau farmakoterapi.
Obat merupakan salah satu komponen yang tidak dapat tergantikan dalam pelayanan
kesehatan. Obat berbeda dengan komoditas perdagangan, karena selain merupakan komoditas
perdagangan, obat juga memiliki fungsi sosial. Obat adalah zat aktif berasal dari nabati, hewani,
kimiawi alam maupun sintesis dalam dosis atau kadar tertentu dapat dipergunakan untuk preventif
(profilaksis), rehabilitasi, terapi, diagnosa terhadap suatu keadaan penyakit pada manusia maupun
hewan. Zat aktif tersebut tidak dapat dipergunakan begitu saja, sebagai obat terlebih dahulu harus
dibuat dalam bentuk sediaan.
Bentuk sediaan obat (BSO) diperlukan agar penggunaan senyawa obat/zat berkhasiat dalam
farmakoterapi dapat secara aman, efisien dan atau memberikan efek yang optimal. Umumnya
bentuk sedian obat mengandung satu atau lebih senyawa obat/zat yang berkhasiat dan bahan
dasar/vehikulum yang diperlukan untuk formulasi tertentu. Dalam memilih bentuk sediaan obat
perlu memperhatikan sifat bahan obat, sifat sediaan, kondisi penderita dan penyakitnya, harga, dan
lain-lain. Disamping itu perlu diperhatikan pula penulisan resepnya agar jelas dan lengkap, sehingga
tidak memberikan permasalahan dalam pelayanannya.
Untuk pemakaian topical, keunggulan bentuk sediaan liquid, jika dibanding bentuk sediaan
solid maupun semisolid, terletak pada daya sebar dan bioadesivitasnya, selama viskositasnya
optimum. Namun terkait daya lekat dan ketahanan pada permukaan kulit, bentuk sediaan liquid
relatif lebih rendah jika dibanding bentuk sediaan semisolid. Hal ini terutama berhubungan dengan
tingkat viskositas dari kedua bentuk sediaan tersebut.
Dalam makalah ini, akan membahas mengenai Linimentum. Linimentum merupakan sediaan
cair atau cairan kental yang digunakan untuk pemakaian topikal pada kulit. Bentuk sediaan
linimentum dapat berupa emulsi, suspensi atau solutio dalam minyak atau alkohol tergantung dari
zat aktifnya.
sediaan linimentum, mengetahui tata cara pembuatan linimentum dengan takaran yang sesuai serta
BAB II
PEMBAHASAN
9.Tiger Liniment
Bahan aktif: Menthol (16%), Minyak Wintergreen (28%) dan bahan aktif: Eucalyptus Oil,
Spike Lavender Oil, Light Mineral Oil. Peringatan: Hanya Untuk Penggunaan Eksternal bila
menggunakan produk ini.
II.4 Contoh Pembuatan Resep Linimentum
Bahan-bahan yang digunakan adalah sulfur praecipitatum, oleum ricini, oleum cocos,
glicerinum, gom untuk minyak, gom untuk sulfur, aqua. Sedangkan Alat-alat yang digunakan adalah
timbangan, kertas perkamen, sendok tanduk, mortar, stamper, cawan porselin, gelas arloji, etiket
warna biru, botol, selotip.
Sulfur praecipitatum atau belerang endap memiliki ciri-ciri warnakuning pucat, sangat halus
tidak berbau, dan tidak berasa. Fungsi utama dari Sulfur praecipitatum adalah sebagai keratolitik
agent yaitu suatu zat yang dapat menghilangkan sisik-sisik kulit yang kasar atau
melunakkan/menipiskan lapisan keratin, di samping itu juga memiliki aktivitas antifungi dan
antibakteri lemah. Sulfur sering dikombinasikan dengan asam salisilat menghasilkan efek keratolitik
yang sinergis. Sulfur dipakai sebesar 10% adalah dosis yang optimal sebagai keratolotik agent dan
merupakan dosis maksimum untuk terapi scabies/kudis sehingga akan mendapatkan hasil yang
efektif. Sulfur praecipitatum praktis tidak larut dalam air, sangat mudah larut dalam karbon disulfide,
sukar larut dalam minyak zaitun, praktis tidak larut dalam etanol.
Oleum cocos merupakan minyak lemak yang diperoleh dengan pemerasan endosperm
kering Cocos nucifera L; berbentuk cairan jernih, lembut, memiliki rasa hambar, dan bau yang aneh
berfungsi sebagai zat tambahan. Oleum cocos ini mampu membentuk busa putih, tidak diendapkan
oleh garam, dan karena itu dapat digunakan dengan air laut. Busa akan terbentuk jika oleum cocos
dicampur dengan air yang banyak, namun bila dicampur dengan air yang sedikit oleum cocos ini
akan menggumpal. Jika terpapar sinar matahari, oleum cocos ini akan menjadi tengik. Titik leleh
berkisar dari 20 ° sampai 28 ° C (68 ° sampai 82,4 ° F.).
Oleum ricini atau minyak jarak merupakan minyak yang diperoleh dari biji Ricinus communis
Linne yamg berfungsi sebagai lucbricant. Oleum ricini (minyak jarak) ini merupakan trigliserida yang
berkhasiat sebagai laksansia. Di dalam usus halus, minyak ini mengalami hidrolisis dan menghasilkan
asam risinoleat yang merangsang mukosa usus, sehingga mempercepat gerak peristaltiknya dan
mengakibatkan pengeluaran isi usus dengan cepat. Dosis oleum ricini adalah 2 sampai 3 sendok
makan (15 sampai 30 ml), diberikan sewaktu perut kosong. Efeknya timbul 1 sampai 6 jam setelah
pemberian, berupa pengeluaran buang air besar berbentuk encer (Anwar, 2000).
Pemakaian kata gliserol dan gliserin sering membuat orang bingung. Gliserol dan gliserin
adalah sama, tetapi pemakaian kata gliserol biasa dipakai jika kemurnian rendah (masih terkandung
dalam air manis) sedangkan pemakaian kata gliserin dipakai untuk kemurnian yang tinggi. Tetapi
secara umum, gliserin merupakan nama dagang dari gliserol.
Fat splitting, yaitu reaksi hidrolisa antara air dan minyak menghasilkan gliserol dan asam lemak.
Safonifikasi lemak dengan NaOH, menghasilkan gliserol dan sabun
Gliserol yang dihasilkan dari hidrolisa lemak atau minyak pada unitfat splitting ini masih
terkandung dalam air manis (sweet water). Kandungan gliserol dalam air manis biasanya diuapkan
untuk mendapatkan gliserol murni (gliserin). Biasanya untuk pemurnian gliserol ini memerlukan
beberapa tahap proses, seperti:
2. Evaporasi
3. Filtrasi
Dalam Industri farmasi, gliserin digunakan untuk antibiotik, capsule dan lain-lain. Sedangkan
dalam bidang kosmetik digunakan sebagai body agent, emollient, humectant, lubricant, solven.
Biasanya dipakai untuk skin cream and lotion, shampoo and hair conditioners, sabun dan deterjen.
Gum arab dihasilkan dari getah bermacam-macam pohon Acasia sp. di Sudan dan Senegal.
Gum arab pada dasarnya merupakan serangkaian satuan-satuan D-galaktosa, L-arabinosa, asam D-
galakturonat dan L-ramnosa. Berat molekulnya antara 250.000-1.000.000. Gum arab jauh lebih
mudah larut dalam air dibanding hidrokoloidlainnya. Pada olahan pangan yang banyak mengandung
gula, gum arab digunakan untuk mendorong pembentukan emulsi lemak yang mantap dan
mencegah kristalisasi gula (Tranggono dkk,1991). Gum dimurnikan melalui proses pengendapan
dengan menggunakan etanol dan diikuti proses elektrodialisis (Stephen and Churms, 1995).
Menurut Imeson (1999), gum arab stabil dalam larutan asam. pH alami gum dari Acasia Senegal ini
berkisar 3,9-4,9 yang berasal dari residu asam glukoronik. Emulsifikasi dari gum arab berhubungan
dengan kandungan nitrogennya (protein).
Gum arab dapat meningkatkan stabilitas dengan peningkatan viskositas. Jenis pengental ini
juga tahan panas pada proses yang menggunakan panas namun lebih baik jika panasnya dikontrol
untuk mempersingkat waktu pemanasan, mengingat gum arab dapat terdegradasi secara perlahan-
lahan dan kekurangan efisiensi emulsifikasi dan viskositas.
Menurut Alinkolis (1989), gum arab dapat digunakan untuk pengikatan flavor, bahan
pengental, pembentuk lapisan tipis dan pemantap emulsi. Gum arab akan membentuk larutan yang
tidak begitu kental dan tidak membentuk gel pada kepekatan yang biasa digunakan (paling tinggi
50%). Viskositas akan meningkat sebanding dengan peningkatan konsentrasi (Tranggono dkk, 1991).
Gum arab mempunyai gugus arabinogalactan protein(AGP) dan glikoprotein (GP) yang berperan
sebagai pengemulsi dan pengental (Gaonkar,1995).
Hui (1992) menambahkan bahwa gum arab merupakan bahan pengental emulsi yang efektif
karena kemampuannya melindungi koloid dan sering digunakan pada pembuatan roti. Gum arab
memiliki keunikan karena kelarutannya yang tinggi dan viskositasnya rendah. Karakteristik kimia
gum arab berdasar basis kering dapat dilihat pada Tabel
Galaktosa 36,2
Metode Pembuatan
Botol dilakukan peneraan sampai 50 ml, kemudian diberi tanda. Selanjutnya timbangan
dilakukan peneraan juga dengan dialasi kertas perkamen. Semua bahan ditimbang, dengan
menggunakan sendok tanduk sulfur praecipitatum diambil sebanyak 3,0 gram, selanjutnya oleum
ricini dituang langsung pada cawan porselin sebanyak 2,0 gram kemudian ditimbang dan dialasi
kertas perkamen. Sebanyak 3,0 gram oleum cocos dituang langsung pada gelas arloji lalu ditimbang
dengan dialasi kertas perkamen. Begitu juga dengan, Gliscerinum, sebanyak 1,0 gram glicerinum
dituang langsung pada gelas arloji lalu ditimbang dengan dialasi kertas perkamen. Selanjutnya
dengan menggunakan sendok tanduk, diambil gom untuk minyak dan gom untuk sulfur masing-
masing sebanyak 2,5 gram dan 0,5 gram, kemudian ditimbang dengan dialasi kertas perkamen.
Terakhir adalah aqua sebanyak 1 x gom ad 50 ml
Mortar kering dan bersih, disiapkan kemudian dimasukkan ol.ricini dan ol.cocos, diaduk
homogen kemudian ditambahkan gom 2,5 g, dicampur sampai homogen. Aqua sebanyak 3,75 ml
ditambahkan sekaligus diaduk cepat dan searah sampai terbentuk corpus emulsi (CE). Gliserin
ditambahkan sedikit-sedikit pada corpus emulsi, diaduk perlahan. Air ditambahkan sedikit-sedikit,
diaduk cepat searah sampai ada perubahan fase dari emulsi A/M menjadi M/A (lebih encer).
Kemudian diencerkan dengan air 10 ml lalu diaduk, dimasukkan ke dalam botol. Mortar dibilas
dengan 5 ml air lalu dimasukkan ke dalam botol.
Mucilago dibuat lagi dalam mortar dengan cara, 0,5 g gom ditambah 0,75 ml air diaduk
cepat dan searah sampai terbentuk mucilage, kemudian disisihkan. Sulfur dimasukkan dalam mortar,
digerus lalu dicampur dengan mucilage, 5 ml aqua ditambahkan, diaduk sampai homogeny lalu
dimasukkan ke dalam botol. Mortar dibilas lagi dengan 5 ml air, dimasukkan ke dalam botol.
Terakhir, botol ditutup
Penyimpanan
Dimasukkan ke dalam botol, diberi etiket warna biru tanda bahwa sediaan ini adalah obat
luar (topikal) dan pada kemasan diberi label kocok dahulu.
Sarcoptes scabiei menyukai bagian tubuh yang jarang rambutnya, misalnya daerah
abdomen. Hewan terlihat tidak tenang akibat rasa gatal dengan menggaruk atau menggosokkan
pada benda keras. Rasa gatal tersebut timbul dari adanya allergen yang merupakan hasil
metabolisme Sarcoptes scabiei. Selain itu, adanya aktifitas Sarcoptes scabiei misalnya berpindah
tempat, juga dapat menyebabkan gatal. Rambut rontok dan patah-patah akibat sering menggaruk
pada bagian yang gatal. Adanya lesi dengan tepi yang tidak merata disertai keropeng, kulit bersisik
dan diikuti terjadinya reruntuhan jaringan kulit. Nafsu makan hewan turun, dan pada akhirnya akan
diikuti penurunan berat badan sehingga hewan akan tampak kurus.
Pada pembuatan sediaan linimentum untuk terapi scabies, pertama yang dicampurkan
adalah oleum ricini dan oleum cocos. Oleum cocos merupakan minyak lemak yang diperoleh dengan
pemerasan endosperm kering Cocos nucifera L; berbentuk cairan jernih dan berfungsi sebagai zat
tambahan. Sedangkan oleum ricini atau minyak jarak merupakan minyak yang diperoleh dari biji
Ricinus communis Linne yamg berfungsi sebagai lucbricant. Kedua zat ini berbasis minyak, sehingga
tidak dapat larut dengan zat aktif (sulfur praecipitatum) sehingga diperlukan zat pembawa yaitu
gom. Pada penggunaan ini, gom arab digunakan untuk memperbaiki kekentalan atau viskositas
(pengental), penstabil, dan pengemulsi.
Tahap selanjutnya yaitu penambahan air kemudian diaduk dengan cepat. Pengadukan yang
cepat ini dilakukan agar dapat terbentuk corpus emulsi. Jika pengadukan kurang cepat maka sulit
terbentuk CE dan larutan tidak menyatu. Setelah terbentuk CE, ditambahkan gliserin sedikit demi
sedikit; aduk perlahan lalu tambahkan air sedikit demi sedikit dan aduk cepat searah sampai terjadi
perubahan fase dari air dalam minyak menjadi minyak dalam air (lebih encer).
Langkah selanjutnya yaitu pencampuran air dengan gom hingga terbentuk mucilago. Mucilago
merupakan masa yang kental seperti getah; termasuk serat yang larut air. Kemudian ditambahkan
sulfur praecipitatum, 5 ml aqua; aduk hingga homogen. Larutan tersebut dimasukkan dalam botol
dan ditambahkan air sampai 50 ml. Setelah itu botol ditutup.
Fungsi keseluruhan dari obat ini yaitu sebagai linimentum anti scabies, yang digunakan 3 x
sehari dan digosokkan perlahan pada bagian yang sakit. Etiket yang digunakan yang berwarna biru
dan pada kemasan diberi label kocok dahulu. Belerang endap (sulfur praecipitatum) dalam minyak
merupakan sediaan yang aman dan efektif. Kekurangannya adalah pemakaian tidak boleh kurang
dari 3 hari karena tidak efektif terhadap stadium telur, berbau dan dapat menimbulkan iritasi.
Mekanisme belerang endap sebagai anti scabies yaitu saat linimentum yang mengandung
belerang diaplikasikan, sulfur bereaksi dengan substansi pada kulit agar menghasilkan hydrogen
sulfide, antibacterial yang berfungsi juga sebagai anti-inflamasi dan menyebabkan kulit melepaskan
sel mati. Mekanisme ini membantu kecepatan penyembuhan akibat infeksi scabies.
Liniments solusi atau campuran dari berbagai zat dalam minyak, larutan alkohol sabun, atau
emulsi dan mungkin mengandung bahan persiapan ini yang mungkin cair pengawet antimikroba
yang sesuai atau semi-cair dimaksudkan untuk aplikasi eksternal dan harus diberi tanda. mereka
digosok ke daerah yang terkena; karena ini sering disebut minyak gosok diterapkan dengan gesekan
dan menggosok kulit, minyak atau sabun dasar untuk memberikan kemudahan aplikasi dan pijat.
Emulsi hanya cocok untuk penggunaan eksternal. Liniments atau yang mengandung materi
tidak larut harus terguncang dengan seksama sebelum digunakan.
1. Linimentum Ammonia
R Ammonia 20 ml Pembuatan :
/
Acid. oleinicum 1 ml Oleum sesami yang telah ditambahi acid.
Oleinic. Dikocok dengan ammonia di dalam
Oleum sesami 70 ml botol.
2. Linimentum Methyl Salicylas
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
· Bentuk sediaan obat adalah bentuk formulasi obat yang ditujukan untuk dapat mencapai tempat
aksinya di dalam tubuh. Efek farmakologi obat berkaitan dgn konsentrasi obat pada tempat aksi (site
of action) yaitu Efek toksik dan Efek terapetik Pemilihan bentuk sediaan obat merupakan salah satu
faktor penentu keberhasilan pengobatan.
· Menurut karakteristik fisik konsistensinya, obat yg digunakan pada kulit dapat dibagi tiga kelompok,
yaitu:
· Linimentum atau liniment adalah sediaan cair atau kental, mengandung analgetikum dan zat yang
mengandung sifat rubefasien, melemaskan otot atau menghangatkan; digunakan sebagai obat luar.
· Sifat-sifat linimentum yaitu sebagai berikut yaitu dipakai pada kulit yang utuh, apabila pelarutnya
minyak, iritasinya berkurang apabila dibandingkan dengan pelarut alkohol dan linimentum dengan
pelarut alkohol atau hidroalkohol baik digunakan untuk tujuan counterrritan sedang pelarut minyak
cocok untuk tujuan memijat atau mengurut.
· Fungsi keseluruhan dari obat ini yaitu sebagai linimentum anti scabies. Zat aktif sulfur praecipitatum
(belerang endap) bereaksi dengan substansi pada kulit agar menghasilkan hydrogen sulfide,
antibacterial yang berfungsi juga sebagai anti-inflamasi dan menyebabkan kulit melepaskan sel mati.
Mekanisme ini membantu kecepatan penyembuhan akibat infeksi scabies. Penggunaan linimentum
ini digosokkan pelan-pelan pada bagian yang sakit.
III.2 Saran
Bagi individual yang masih kurang mengerti bagaimana cara pemakaian linimentum yang
benar itu sebaiknya membaca makalah ini.
Dari pembahasan ini kami menyadari masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kami sebagai penyusun berharap agar dari semua pihak dapat memberikan kritik
dan saran untuk melengkapi kekurangan yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Tags # Pendidikan
Makalah Karya Ilmiah
Makalah Zaman Al - Mukammil
Makalah Telekomunikasi
Makalah Unsur Unsur Radio Akrif
NO C O M ME NT S:
Post a Comment
Tags
ADAT (6)AGAMA (163)ALAM (15)ANTARIKSA (6)ASUHAN KEBIDANAN (29)B. INDONESIA (5)BENCANA
ALAM (1)BENGKEL (1)BIOLOGI (44)BISNIS (4)BUAH-BUAHAN (1)BUDAYA (26)BUDIDAYA (18)EKONOMI (72)ENTERTAIMENT (5
)FISIKA (12)GEOGRAFI (4)HEWAN (2)HUKUM (34)KEBIDANAN (25)KECANTIKAN (1)KENDERAAN (1)KESEHATAN (182)KESELAMATA
N (3)KESENIAN (19)KIMIA (13)KOMPUTER (14)KRIMINAL (5)LIBGKUNGAN (3)LINGKUNGAN (85)LISTRIK (4)MASAKAN (3)MASYARAK
AT (15)MEDIA (14)MEDIS (3)MEKANIK (1)MOTIVASI (12)NEGARA (9)OLAHRAGA (5)ORGANISASI (2)OTOMOTIF (1)PEMOGRAMAN (
2)PENDIDIKAN (127)PERBANKAN (12)PERTANIAN (9)POLITIK (26)PSIKOLOGI (1)REMAJA (14)RPP (2)SEJARAH (84)SOSIAL (182)TANA
MAN (30)TEKNOLOGI (54)TUMBUHAN (12)UMUM (101)WANITA (8)
Popular Posts
Aplikasi Gerak Melingkar dalam kehidupan sehari hari
P OP ULAR POSTS
Islam masuk istana raja
Perbedaan dan persamaan kebijakan antara kedua tokoh deandels dan rafles
Hakikat pendidikan kewarganegaraan
Aplikasi Gerak Melingkar dalam kehidupan sehari hari
Rendahnya kesadaran warga negara dalam membayar pajak
Perkembangan politik dan ekonomi pada era reformasi
Mengapa Deandel membangun jalan raya dari Anyer sampai Panurakan
Pengertian, ruang lingkup dan tujuan mempelajari qawaid fidhiyah
Islamisasi dan silang budaya di Indonesia
Latar belakang pancasila sebagai dasar negara
BLOG ARCHIVE
FEATURED
▼ 2017 (670)
o ► March (20)
o ► April (70)
o ► May (20)
o ▼ August (192)
Format Vaney ibu nifas
Fungsi Al-qur'an dan hadist dalam kehidupan
Fungsi berita dalam media massa
Fungsi hadist terhadap Al-qur'an
Fungsi Qawaidh fidyah dalam ilmu fiqih dan hubunga...
Gambar perkembangan janin usia O kehamilan
Gangguan gerak pada manusia
Gastritis
Gerak Listrik
Gaya hidup mewah dan faktornya
Gempa bumi
Generasi muda
Golongan Alkali dan Alkali tanah
Good distribution practice
Hadist ahad
Hadist Aziz
Hadist dan Sunnah
Hadist Gharib
Hadist Kursi
Hadist Mansyur
Hadist sebagai sumber ajaran Islam
Pembangunan Ekonomi
Hadist tentang kebersihan
Hadist tentang masa dan rentang waktu pendidikan
Hadist
Hadist tentang ilmu sosial
Hak asasi manusia bidan
Hak asasi manusia
Hak dan kewajiban warga negara
Hakikat bangsa dan negara
Hakikat pendidikan kewarganegaraan
Hakikat riba
Hakikat sifat pantang menyerah dan ulet
HAM
Hambatan penerapan bank Islam di Aceh
Hari Akhir
Hidrocarbon
Hikmah dari zakat
HAM 3
HAM 2
Hal - hal yang penting dalam strategi
Hipertensi dan ASKEP
Hipotesis pembentukan tata surya
Hormon yang berhubungan dengan gametosis dan fungs...
Hubungan antara perubahan sosial dengan hukum
Hubungan dasar negara dan konstitusi
Hubungan hukum dan perbankan
Hubungan ilmu kalam, filsafat dan tasawuf
Hubungan individu
Hubungan moneter dengan masalah kehidupan masyarak...
Hubungan pelapisan sosial dengan kesamaan derajat
Hubungan perbankan dengan masalah kewirausahawan 2...
Hubungan tasawuf, dengan ilmu kalam, filsafat, fiq...
Hubungan ilmu tasawuf dengan ilmu fiqih, agama dan...
Hudud atau zina
Hukum islam di timur tengah dan asia tenggara masa...
Hukum islam periode imam mazhab
Hukum newton tentang gerak
Hukum perikatan
Hubungan politik dengan pancasila
Hukum stokes dan bilangan roinal
Hukum perikatan
Humor
Ijma dan kehujahannya
Iklan
Ilmu budaya dasar
Ilmu fisika kesehatan 2
Ilmu fisika kesehatan 3
Ilmu fisika kesehatan
Gizi
Ilmu jiwa modern dan ilmu jiwa dalam
Ilmu kalam
Ilmu keperawatan Medeline M. Leineger
Ilmu keislaman dalam islam
Iman kepada hari akhir
Iman kepada malaikat
Iman kepada rasul
Iman kepada hari akhir
Impul dan momentum
Imunisasi
Indische partij
Industri
Infeksi saluran kemih
Informent coise and informent consern
Instrumen hukum dan keadilan internasional
Interaksi sosial
Internet
Invertebrata dan vertebrata 2
Investasi dalam aktiva tetap
IPS
Irigasi dan drainase
Islam dan kebudayaan
Islam masuk istana raja
Islamisasi dan silang budaya di Indonesia
Islamisasi dan silang budaya di nusantara
Jagalah kebersihan
Jam tangan pintar
Jamur
Jaringan Kolenkim
Jaringan Meristem
o ► September (113)
o ► October (109)
o ► November (88)
o ► December (58)
► 2018 (332)
► 2019 (2)
Created By SoraTemplates | Distributed By Blogger Template