Anda di halaman 1dari 16

I.FORMULASI TonisitasPerhitungan tonisitas menurut Farmakope Indonesia IIIB= 0,52 b 1 .

1 .Cb 2 B : Bobot dalam gram zat yang ditambahkan dalam 100 ml hasil akhirb 1 : penurunan titik beku air yang disebabkan oleh 1% b/v zat khasiatb 2 : penurunan titik beku air yang disebabkan oleh penambahan 1% b/vzat tambahanC: kadar zat khasiat dalam % b/vMenurut buku Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi Terdapat 3 jenis keadaan tekanan osmosis larutan obat, yaitu : Keadaan isotonis apabila nilai B = 0, b 1 .C = 0,52 Keadaan hipotonis apabila nilai B positif, b 1 .C < 0,52 Keadaan hipertonis apabila nilai B negativ, b 1 . C > 0,52Perhitungan Tonisitas dari FormulasiDidapatkan Tf Riboflavin untuk konsentrasi 0,5 % = 0,022Didapatkan Acidum Citricum untuk konsentrasi 1 % = 0,09Didapatkan Natrii Chloridum untuk konsentrasi 1 & = 0,576b 1 .C = 0,027 < 0,52 (hipotonis) B= 0,52 b 1 .Cb 2 = 0,52 ( 0,022 + ( 0,09 x 0,06 ) + ( 0,576 x 0,00085 )0,58= 0,4920,58= 0,85 gram / 100 ml= 850 mg/ 100 ml= 8,5 mg / mlSediaaan hipotonis dalam sediaan parenteral tidak boleh digunakan,karena akan menimbulkan hemolisa. Oleh karena itu, dalam sediaan hipotonis perlu ditambahkan zat pengisotonis seperti NaCl. Jika larutansediaan yang dibuat sedikit hipertonis maka larutan sediaan tersebutmasih diperbolehkan. Kesimpulan : Sediaan pada formulasi menghasilkan sediaan hipotonis, maka diperlukan zat pengisotonis yaitu NaCl . Dengan demikian, NaClyang diperlukan untuk mebuat sediaan menjadi isotonis yaitu 8,5mg/ml. pHPenambahan larutan dapar dalam larutan hanya dilakukan larutanobat suntik dengan pH 3,5-7,5 . Untuk pH < 3 atau >1 sebaiknya tidakdidapar karena sulit dinetralisasikan. pH ideal dari sediaan adalah 7,4yang sesuai dengan pH darah , tetapi hal tersebut tidak selalu dapatdilakukan karena sediaan harus disesuaikan dengan pH stabilitas zataktif. Kesimpulan: Pada formulasi digunakan dapar, yaitu asam sitrat . Tujuan pemakaian dapar itu sendiri ialah meningkatkan stabilitas obatdan mencegah reaksi penguraian dari zat. PengawetAntimikroba/pengawet perlu ditambahkan untuk sediaan

parenteralyang dipakai berulang kali (dosis terbagi/multidosis) walaupun tidakdiperbolehkan pada monografi atau walaupun zat khasiat sendirisudah bersifat bakteriostatik. Antimikroba juga kadang-kadangditambahkan pada dosis tunggal yang tidak dilakukan sterilisasi akhir. Kesimpulan: Pada formula pustaka, pengawet yang digunakanadalah Phenylhydrargyri Nitras. Namun, bahan pengawet tersebuttidak terdapat pada laboratorium. Oleh karena itu, pada formula akhirtidak digunakan bahan pengawet dikarenakan sehubungan dengansediaan injeksi riboflavin yang akan dibuat merupakan dosis tunggaldan dilakukan secara sterilisasi akhir, maka tidak mutlak diperlukansuatu bahan pengawet . Antioksidan Zat khasiat dalam larutan dapat terurai akibat oksidasi O 2 atauhilangnya hydrogen(H 2 ) dipercepat dengan adanya logam, hydrogen,gugus hidroksil. Sediaan injeksi riboflavin menggunakan bahanpembawa air dan tidak terkandung minyak serta bahan-bahan lainyang mudah teroksidasi. Kesimpulan: Sehingga tidak diperlukan antioksidan. I.FORMULA AKHIR Injeksi Riboflavina Natrium FosfatInjeksi Vitamin B 2 Komposisi: Tiap ml mengandung :Riboflavini 3,65 mgAcidum Citricum600 gNatrii Chloridum8,5 gAqua pro Injectione ad2 mlPenyimpanan: Dalam wadah dosis tunggal atau wadah dosis ganda,terlindung dari cahaya, sebaiknya dalam wadah dosis tunggal.Dosis: Pencegahan, sekali sehari 0,4 mlPengobatan, sekali sehari 1 sampai 2 mlCatatan:1.pH 4,5 sampai 7,02.Disterilkan dengan Cara sterilisasi A atau C3.Pada etiket harus juga tertera : Kesetaraan Riboflavina4.Riboflavina Natrium Fosfat yang digunakan adalah anhidrat. Click to learn more... <javascript:AdClicked(clickLineVarName7425082011);> 5.1,37 g riboflavina Natrium Fosfat setara dengan lebih kurang 1 griboflavin6.Sediaan berkekuatan lain : setara dengan riboflavin 5 mg ; 35 mg ; 50mg dan 50 mg I.PERHITUNGAN DAN PENIMBANGAN Perhitungan Bahan Volume yang dibuat =(n+2)v+(2x3)ml= (3+2) 2,15 +(2x3)ml= 10,75 + 6 ml= 16,75 ml ~ 20 mln : Jumlah ampulv : Volume berlebih yang disarankan pada farmakope Riboflavin= 3,65mg= 0,00365 g Asam sitrat= 600 g=0, 6 mg= 0,0006 g Natrii Chloridum= 8,5 g= 0,0085 mg= 0,0000085 g Penimbangan Bahan Riboflavin yang dibutuhkan=3,65 mg x 20 ml= 70 mgAsam sitrat yang dibutuhkan= 0,6 mg x 20 ml= 12 mgNatrii Chloridum yg dibutuhkan= 0,0085 mg x 20 ml= 0,17 mg I.STERILISASI

Sterilisasi Akhir : Sterilisasi A( Dengan autoklaf pada suhu 121 0 C 15 menit, pada pHtidak lebih dari 6,) atau sterilisai C ( filtrasi ) II.PROSEDUR Cara Pembuatan API (Aqua Pro Injeksi)1.Aqua destilata dipanaskan dalam erlenmeyer sampai air mendidih,setelah air mendidih kemudian dipanaskan lagi selama 30 menit.2.Setelah 30 menit baru diangkat kemudian dinginkan dan digunakanuntuk membuat sediaan steril. 3. Untuk air bebas O 2 ditambah waktu pemanasannya selama 10 menit(40 menit totalnya).Cara Pembuatan Injeksi Vitamin B 2 1.Riboflavin digerus dan ditimbang sebanyak 70 mg menggunakan kacaarloji, lalu dimasukkan ke dalam becker glass. Kaca arloji kemudiandibilas 2 kali dengan api. 2. Dituangkan sejumlah tertentu air steril untuk melarutkan zat yangditimbang 3. Dituangkan sejumlah tertentu air steril untuk membasahi kertas saringlipat yang telah diletakkan ke dalam corong yang akan digunakan. 4. Setelah zat aktif dan semua zat tambahan terlarut, larutan tersebutdituangkan ke dalam gelas ukur, dicatat volume larutan. Cukupkandengan air bilasan sampai tepat 12 ml 5. Corong + kertas saring dipindahkan ke erlenmeyer lain yang bersihdan kering. 6. Larutan disaring dalam gelas ukur melalui corong ke dalam erlenmeyeryang telah disiapkan ( in proses control dilakukan dengan mengukurpH sediaan pada saat sebelum ) 7. Sisa 8 ml digunakan untuk membilas becker glass berulangkali,ditampung dalam gelas ukur kemudian air bilasan tersebut disaring ke dalam erlenmeyer yang berisi filtrate larutan hingga volume totalseluruh larutan genap 20 ml.8.Larutan diisikan ke dalam wadah (ampul) dengan menggunakan spuit.Bila digunakan buret, larutan diisikan ke dalam buret steril, pasangtutup buret.9.Jarum buret diseka kapas yang telah dibasahi dengan alkohol 70%dengan bantuan pinset steril.10.Aliri uap air (jika perlu/dispensasi).11.Aliri gas nitrogen (jika perlu). 12. Tutup ampul dengan API dan disterilkan dengan menggunakanautoklaf secara terbalik dalam becker glass yang telah diisi kapas( 112 0 C selama 15 menit )13.Setelah sterilisasi akhir, lakukan evaluasi sediaan. I.EVALUASI Penampilan : larutan berwarna kuning Uji kejernihan secara visual: tidak jernih dan tidak homogen Kadar pH:Vitamin B2 dalam larutan stabil pada pH 5 6,5 . Pengujiandilakukan dengan menggunakan kertas indicator universaldidapatkan pH = 6 , pH yang di dapat sesuai dengan yangdiinginkan karena masuk ke dalam range pH sediaan antara pH 5-6,5

Kebocoran:Uji kebocoran tidak kami lakukan karena penutupan ampul tidakdilakukan. Uji volume terpindahkan:Dilakukan dengan mengambil larutan injeksi yang berada padaampul dengan menggunakan spuit(jarum suntik). Volume yangterpindahkan = 2,1 ml } } I.PEMBAHASAN Pada praktikum steril kali ini bertujuan membuat sediaan injeksiriboflabvin ( vitamin B2) dengan pembawa air. Sediaan injeksi merupakansediaan parenteral volume kecil dimana sediaan parenteral adalah sediaanobat steril dapat berupa larutan atau suspense yang dikemas sedemikianrupa sehingga cocok untuk diberikan dalam bentuk injeksi hypodermisdengan pembawa atau zat pensuspensi yang cocok. Untuk mendapatkanformula sediaan parenteral yang baik harus mempunyai data praformulasiyaitu pembawa yang tepat, zat penambah yang diperlukan dan jenis wadahyang sesuai. Pembawa yang digunakan dalam pembuatan sediaan injeksikali ini adalah larutan air. Larutan air merupakan bentuk yang palingsederhana dan banyak digunakan dimana kompatibilitas air dengan jaringantubuh dapat digunakan untuk semua rute pemberian. Bahan pembawa airyang digunakan adalah air pro injeksi yaitu air yang disterilisasi dan dikemasdengan cara yang sesuai, tidak mengandung bahan antimikroba atau bahantambahan lainnya. Tujuan suatu sediaan dibuat steril yaitu karenaberhubungan langsung dengan darah atau cairan tubuh dan jaringan tubuhlain yang pertahanannya terhadap zat asing tidak selengkap pada salurancerna atau gastrointestinal. Diharapkan dengan kondisi steril dapat dihindariadanya infeksi sekunder. Dalam hal ini tidak berlaku relative steril atausetengah steril, hanya ada dua pilihan yaitu steril dan tidak steril. Dan obatinjeksi merupakan sediaan yang perlu disterilkan. Dalam formula sediaan injeksi larutan riboflavin, selain bahan aktif yang digunakan maka diperlukan bahan tambahan seperti pendapar,pengawet, dan senyawa pengisotonis jika keadaan sediaan hmipotonis.Secara umum, zat tambahan pada sediaan steril digunakan untukmeningkatkan kelarutan zat aktif, menjaga stabilitas zat aktif sertamempermudah dan menjaga keamanan pemberian sediaan. Pada sediaanparenteral, tonisitas harus diperhatikan karena larutan yang dibuat harusisotonis sehingga tidak akan mengalami kerusakan jaringan dan iritasi sertamencegah hemolisa. Sediaan isotonis ini tidak selalu dapat dicapai karenamengingat kadang-kadang diperlukan zat khasiat dengan dosis tinggi untukmendapatkan efek farmakologis yang diinginkan, yang menyebabkanisotonis terlampaui ( larutan sedikit hipertonis ). Jika larutan sediaan yagdibuat sedikit hipertonis maka larutan sediaan tersebut masih diperbolehkankarena kenyataannya kadang-kadang untuk pemberian subkutan danintramuscular dibuat larutan yang hipertonis untuk mempermudah absorpsiobat pada jaringan. Akan tetapi, jika suatu sediaan hipotonis maka sediaantersebut tidak diperbolehkan karena akan menyebabkan pecahnyapembuluh darah bahkan dapat menyebabkan kematian. Berdasarkanperhitungan untuk mengetahui keadaan sediaan isotonis, hipotonis atauhipertonis maka dihasilkan untuk formulasi sediaan kami menghasilkansediaan hipotonis. Maka dari itu, diperlukan zat pengisotonis seperti NaCldengan tujuan agar keadaan sediaan isotonis. Dengan perhitungan tonisitasmenurut FI III, maka diperoleh NaCl yang diperlukan adalah sebanyak 8,5mg/ml.Pembuatan sediaan injeksi riboflavin dilakukan sterilisasi akhir denganautoklaf. Cara ini merupakan cara sterilisasi umum dan paling banyakdigunakan dalam pembuatan sediaan steril. Zat aktif harus stabil denganadanya

molekul air dan suhu sterilisasi. Dengan cara ini sediaan disterilkanpada tahap terakhir pembuatan sediaan. Semua alat setelah lubang-lubangnya ditutup kertas perkamen, dapat langsung digunakan tanpa perlu disterilkan lebih dahulu. Sifat dari riboflavin tahan terhadap suhu sterilisasidilihat dari titik leleh riboflavin 280 0 C dan suhu yang digunakan untuksterilisasi adalah 112 0 C(autoklaf), maka sterilisasi yang dapat dilakukanadalah sterilisasi akhir dengan autoklaf. Dalam pembuatan injeksi riboflavinini pada formula menggunakan zat tambahan seperti asam sitrat. Asamsitrat berfungsi sebagai buffering agent . Larutan dapar hanya dilakukanuntuk larutan obat suntik dengan pH 5,5 - 9. Adapun tujuan pemakain daparialah untuk meningkatkan stabilitas obat dan mengurangi nekrosis pada saatpenggunaannya. Prosedur kerja yang kami lakukan yaitu dengan caramempersiapkan 20 ml larutan API. Wadah yang digunakan untuk sediaaninjeksi biasanya adalah berupa vial atau ampul. Pada pembuatan sediaaninjeksi kali ini digunakan wadah ampul, dilihat dari stabilitas dari riboflavinyaitu penyimpanan harus dalam wadah kedap udara dan terlindung daricahaya maka seharusnya digunakan wadah berupa ampul yanggelap(berwarna coklat) dan disimpan di tempat gelap atau terlindungcahaya. Tetapi ampul yang tersedia di laboratorium steril hanya ampulbening, sehingga ampul yang digunakan ampul bening (di dispensasi).Riboflavin dalam larutan stabil pada pH 5 6,5. Seperti sudahdiketahui bahwa pH ideal dari sediaan adalah 7,4 yang sesuai dengan pHdarah, tetapi hal tersebut tidak selalu dapat dilakukan karena sediaan harusdibuat pada pH yang mendukung stabilitas dari sediaan. Rentang pH yangtidak dapat ditoleransi oleh tubuh yakni pH > 9 menyebabkan kematian jaringan dan pH < 3 akan menimbulkan rasa sakit (nyeri) dan menyebabkanflebitis. Oleh karena itu dalam proses pembuatan sediaan injeksi sterildiperlukan pemeriksaan pH. Sebaiknya pemeriksaan pH dilakukan pada saatmendekati volume akhir yang diinginkan agar jika pH belum masuk range pHyang diinginkan pengaturan pH sediaan dapat dilakukan denganmenambahkan adjust pH. Setelah pemeriksaan pH telah dilakukan dandiperoleh pH yang diinginkan maka larutan di ad kan hingga volume yangdiinginkan , kemudian larutan disaring. Dalam pembuatan sediaan injeksi, penyaringan perlu dilakukan karena akan ada nantinya evaluasi kejernihansediaan yang telah dibuat. Setelah melewati proses penyaringan makalarutan dimasukkan ke dalam ampul dengan menggunakan jarum spuit.Volume injeksi harus dilebihkan, kelebihan volume yang dianjurkan dalam FIIV adalah jika cairan encer 2 ml, maka kelebihan volume yang dianjurkanadalah 0,15 ml sehingga volume yang dimasukkan ke dalam wadah(ampul)adalah 2,15 ml per ampul. Sebelum penutupan ampul, seharusnya dialirkangas inert seperti karbondioksida atau nitrogen ke atas permukaan . Gas inertseperti nitrogen dan karbondioksida sering digunakan untuk meningkatkankestabilan produk dengan mencegah reaksi kimia antara oksigen dalamudara dengan obat. Tetapi ini tidak dilakukan karena ketidaktersedianyabahan. Penutupan ampul pada sediaan ini tidak dilakukan karena gas O 2 adadi laboratorium telah habis sehingga uji kebocoranpun tidak dapat dilakukan.Dalam pengerjaannya kelompok kami hanya melakukan evaluasipemeriksaan penampilan, kejernihan, pH serta uji volume terpindahkan.Dalam uji penampilan, sediaan yang dihasilkan berwarna

kuning. Warnatersebut disebabkan oleh zat khasiat itu sendiri ( riboflavin ) yang memilikiwarna kuning hingga kejingga-jinggaan. Pada in proses control dilakukan ujikejernihan dan pemeriksaan pH. Setiap larutan obat suntik harus jernih danbebas dari kotoran sehingga diperlukan uji kejernihan secara visual. Dalamuji kejernihan sediaan dilakukan secara visual,sediaan yang dihasilkan tidak jernih. Hal tersebut dikarenakan bahan yang digunakan yaitu riboflavin yangsifat kelarutannya sangat sukar larut dalam air sehingga zat tersebut tidakdapat terlarut sempurna. Walaupun dalam proses pembuatan telahdilakukan penyaringan, zat yang tidak terlarutkan tersebut tetapmempengaruhi terhadap kejernihan larutan. Selanjutnya untuk pemeriksaanpH, riboflavin dalam larutan sangat stabil pada pH 5 - 6,5. Pengujiandilakukan dengan menggunakan kertas indicator universal didapatkan pH 6,pH yang di dapat sesuai dengan yang diinginkan karena masuk ke dalamrange antara pH 5 6,5. Dalam pengujian volume terpindahkan dilakukan dengan cara mengambil kembali larutan sediaan injeksi pada ampul denganmenggunakan spuit. Pada pembuatan, volume yang dibuat 2 ml denganpenambahan 0,15 ml sehingga volume yang dimasukkan ke dalam ampuladalah 2,15 ml. Setelah melakukan uji volume terpindahkan, volume yangterpindahkan adalah 2,1 ml. Perbedaan volume yang terpindahkan dapatdisebabkan tidak seluruhnya larutan injeksi dapat terambil oleh spuitsehingga diketahui bahwa kehilangan volume sebesar 0,15 ml. Namun hal initidak terlalu bermasalah karena dosis yang tertera pada etiket menunjukkan2ml. Pada praktikum kali ini, kelompok kami tidak melakukan evaluasisediaan yang laininya seperti uji penetapan kadar/ potensi, uji sterilitas, ujipirogen, uji bahan partikulat dalam injeksi, uji keseragaman sediaan, ujiendotoksin bakteri, uji penetapan volume injeksi dalam wadah, ujikebocoran. Karena keterbatasan alat alat yang dimiliki di laboratorimserta , begitu juga singkatnya waktu sehingga yang kami lakukan hanyalahuji pemeriksaan kejernihan, pemeriksaan pH, dan uji volume terpindahkan. 2. Formulasi Standar dari Fornas : Tiap ml mengandung: R /Riboflavin Natriii Phosphas setara dengan Riboflavinum5mgAcidum Citricum 600 gNatrii Chloridum 8.5 gPhenylhydrargyri Nitras 10 gAqua Pro injectiona ad 1ml Penyimpanan: Dalam wadah dosis tunggal/wadah dosis gandaterlindung dari cahaya, sebaiknya dalam wadah dosistunggalDosis: IV atau IMPencegahan, sekali sehari 0.4 ml.Pengobatan, sekali sehari 1 2 ml.Catatan:1.pH 4.5 sampai 7.02.Disterilkan dengan cara sterilisasi A atau C3.Pada etiket harus juga tertera : Kesetaraan Riboflavina4.Riboflavina Natrium Fosfat yang digunakan adalah anhidrat 5. 1.37 gram Riboflavina Natrium Fosfat setara dengan lebihkurang 1 gram Riboflavina6.Sediaan berkekuatan lain : setara dengan Riboflavina 5 mg :35 mg : 50 mg.( Fornas Hal. 269-270 ) 3.Tak Tersatukan Zat Aktif (OTT) Alkali 4. Usul Penyempurnaan Sediaan Menggunakan ampul coklat guna menghindari kontak zat aktif dengancahaya matahari dan wadah dosis tunggal. 6.Formula Akhir R /Riboflavin Natriii Phosphas setara dengan Riboflavinum5mgAcidum

Citricum 600 gNatrii Chloridum 8.5 gAqua Pro injectiona ad 1 ml 7.Perhitungan BahanVolume = ( n+2 ) v + ( 2x3 ) ml = ( 2+2 ) 2,15 + 6= 14,6 ml dilebihkan menjadi 20 ml PerhitunganW = 0,52 - b1.cb2 Keterangan :b1 = Tf zat yang digunakanb2 = Tf zat pengisotonis (NaCl)c = konsentrasi zat dalam formulaPenurunan titik beku jika larutan pengisotonis 1% =0,9 % = 0,521 % x0,9 x = 0,52x = 0,520,9x = 0,58Riboflavin Natriii Phosphas = 0,005 gr x 100% = 0,5%Acidum Citricum = 0,0006 gr x 100% = 0,06%Natrii Chloridum = 0,0000085 gr x 100% = 0,00085% Tf (Penurunan Titik Beku) Riboflavin Natriii Phosphas = Tf = 0,022Acidum Citricum = Tf = 0,050Natrii Chloridum = Tf = 0,289W = 0,52 - b1.cb2= 0,52 (0,022 + (0,09 x 0,06) + (0,576 x 0,00085)0,58 = 0,4920,58= 0,85 gram / 100 ml= 850 mg / 100 ml= 8,5 mg / ml Jadi NaCl yang ditambahkan adalah 8,5 mg / ml Penimbangan Bahan 1. Riboflavin Natrii Phosphas = 5 mg x 20 ml = 100 mg, atauRiboflavin, dimana 1,37 gram Riboflavina Natrium Fosfat setaradengan lebih kurang 1 gram Riboflavin sehingga,Riboflavin 1,371 = 0,005x X = 3.65 mg x 20 ml = 70 mg 2. Acidum Citricum = 600 g= 0,0006 gr x 20ml = 0,012 gr = 12 mg 3. Natrii Chloridum = 8,5 g= 0,0000085 gr x 20 ml = 0,00017 gr = 0,17 mgUntuk membuat isotonis maka perlu ditambahkan NaClsebanyak =0,0085 gr x 20 ml = 0,17 gr = 170 mg + 0.17 mg = 170,17mg4.API ad 20 ml Prosedur Pembuatan Resep a) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Mensterilisasiwadah. b) Membuat air bebas O 2 Aquadest dididihkan 40 menit tutup wadah dengan rapat dengankapas agar tidak terkontaminasi O 2 kembali API bebas O 2 c) Ditimbang zat aktif Riboflavin Na Fosfat, dimasukkan kedalam gelaspiala. Lalu masukkan zat tambahan yaitu Acidum Citricum dan NatriiChloridum (kaca arloji dibilas 2 kali dengan API bebas O 2 secukupnya) d) Dituangkan API bebas O 2 secukupnya untuk melarutkan zat yangditimbang

e) Dituangkan API bebas O 2 secukupnya untuk membasahi kertas saringlipat yang akan digunakan. f) Larutan zat dituangkan ke dalam gelas ukur, catat volume larutan. Adkan dengan air bilasan sampai tepat 3 / 5 bagiannya yaitu ad 12 ml g) Dipindahkan corong ke erlenmayer lain yang bersih dan kering.Disaring larutan dalam gelas ukur melalui corong ke dalam erlenmayeryang telah disiapkan h) Sisa 2 / 5 bagiannya yaitu 8 ml digunakan untuk membilas gelas piala,ditampung dalam gelas ukur kemudian disaring ke dalam erlenmayeryang berisi filtrate larutan 12 mli)Isikan larutan ke dalam wadah (ampul)dengan menggunakan spuit. j) Dialirkan uap air (jika perlu). Dialirkan gas nitrogen (jika perlu) k) Tutup ampul dengan api. Ampul yang sudah ditutup di sterilkandengan metode yang sesuai. 10. Evaluasi a.Pengecekan pH : pH setelah intermediet ad 12 ml dan belum disaring = 3 pH setelah ad 20 ml dan sudah disaring = 4a.KejernihanBerwarna kuning jernihb.Volume TerpindahkanSebelum pemindahan = 2,15 mlSetelah pemindahan = 2,0 ml 10.Pembahasan Obat suntik didefinisikan secara luas sebagai sediaan steril bebaspirogen yang dimaksudkan untuk diberikan secara parenteral. Istilahparenteral seperti yang umum digunakan, menunjukkan pemberian lewatsuntikkan seperti berbagai sediaan yang diberikan dengan disuntikkan.Sediaan parenteral adalah bentuk sediaan untuk injeksi atau sediaan untukinfus.Pada praktikum tekhnologi sediaan steril ini, dibuat sediaan injeksiyang mengandung vitamin B2 sebagai zat aktifnya. Injeksi vitamin B2 dapatdiberikan secara Intravena (IV) dan Intramuscular (IM). Tetapi padapembuatan sediaan kali ini, dibuat sediaan injeksi vitamin B2 denganpemberian secara intravena (IV) , hal ini disebabkan karena formulasi yangdibuat menggunakan dosis tunggal (penggunaan satu kali pakai) denganmenggunakan larutan sejati pembawa air yaitu pelarut API (Aqua ProInjection).Pembuatan sediaan injeksi dilakukan secara steril hal ini bertujuanuntuk meminimalisir terjadinya kontaminasi suatu sediaan injeksi darimikroba. Perlu diperhatikan pada ruang white area alat-alat harus lewat passbox sedangkan praktikan harus lewat pintu. Pencampuran bahan dilakukandi ruang white area. Pada saat pencampuran bahan, hal yang harusdiperhatikan adalah melakukan pembilasan pada alat yang telah dipakaidengan tujuan tidak ada nya zat yang tersisa di alat tersebut. Dan alat-alatapa saja yang harus dipegang dengan tangan atau

dengan pinset. Sediaanyang sudah dicampur kemudian dimasukkan kedalam ampul denganmenggunakan spuit. Menurut aturan resmi, sediaan yang berisi volume 2 ml,perlu ditambahkan volume berlebih sebanyak 0,15 ml, sehingga volume totalsediaan pada ampul menjadi 2,15 ml untuk mencegah zat yang tinggaldalam vial atau jarum suntik. karena biasanya Dokter atau perawat sebelum menyuntikkan ke pasien tidak tepat mengambilnya atau mencobamengeluarkan sedikit sebelum akhirnya disuntikkan ke pasien . Sehinggapada saat pemberian kepada pasien, jumlah obat yang diinjeksikan tetapsesuai dosis yang diperlukan.Proses sterilisasi sangat dibutuhkan untuk mendapatkan keadaan yangsteril, bebas dari mikroorganisme. Proses sterilisasi dilakukan padapembuatan injeksi vitamin B2 adalah sterilisasi secara akhir. Hal inidisebabkan karena vitamin B2 memiliki sifat yang tahan terhadappemanasan/rusak dengan pemanasan karena titik lebur kurang lebih 280 o C.Sehingga tidak perlu dilakukan sterilisasi alat-alat sebelum digunakan padapraktikum. Namun, pada praktek pembuatan injeksi vitamin B2 tidakdilakukan sterilisasi akhir. Hal ini disebabkan karena ampul yang digunakantidak dapat ditutup sehingga tidak dilakukan sterilisasi ahir didalamautoklav. Vitamin B2 mempunyai sifat yang tidak stabil terhadap cahaya,maka pemilihan wadah yang tepat yaitu wadah yang berwarna gelap.Namun, pada prakteknya, kami tidak menggunakan wadah ampul denganwana yang gelap. Hal ini dikarenakan kemungkinan keterbatasan wadahyang tersedia. Penandaan obat sediaan injeksi vitamin B2 yang digunakanadalah label obat keras, karena pada umumnya pemberian sediaan injeksiperlu dilakukan oleh tenaga ahli medis dan harus dengan resep dokter untukmenghindari penyalahgunaan sediaan . Pada praktikum kali ini kami membuat sediaan injeksi larutan denganmenggunakan zat aktif Vitamin B2 (Riboflavin Na Fosfat). Namun, padapelaksanaan praktikum zat aktif yang digunakan tidak tersedia sehinggakami menggunakan zat aktif yang tersedia yaitu Riboflavin HCl. RiboflavinHCL adalah bentuk stabil dari riboflavin atau vitamin B2. Pada saatmelarutkan riboflavin HCl, riboflavin HCl kurang larut dalam air sehinggaterdapat endapan pada sediaan. Hal ini terjadi dikarenakan sifat-sifatfisikokimia riboflavin HCl hampir serupa dengan riboflavin. Baik itu sifatkelarutan, pemerian, dan sebagainya. Karena Riboflavin mempunyai sifatkelarutan yang sangat sukar larut dengan perbandingan 1000-10000 maka sifat kelarutan dari Riboflavin HCl juga sangat sukar larut sehingga ketikadilarutkan tidak dapat terdispersi sempurna sehingga membentuk endapan.Pada formulasi kami menggunakan phenylhydrargyri nitrat sebagaiantimikroba sesuai dengan anjuran dari fornas yang bertujuan untukmelindungi dan menjaga kestabilan sediaan akibat masa penyimpanan danpemakaian berulang-ulang, sehingga cenderung membuat zat aktif rentanterhadap mikroba dan zat asing. Selain itu pada formulasi, zat aktif ditambahkan dengan antioksidant yaitu asam sitrat yang bertujuan untukmencegah terjadinya reaksi oksidasi akibat zat aktif terdispersi di dalamlarutan karena sifat vitamin B2 yang tidak stabil terhadap cahaya.Biasanya untuk pembuatan sediaan injeksi yang diberikan secara IVyaitu yang disuntikkan ke dalam pembuluh darah sebaiknya dari larutantersebut adalah isotonis, sehingga perlu penanmbahan larutan NaCl 0.9%.Sehingga pada sediaan injeksi Vitamin B2 perlu penambahan NaCl 0.9%. Halini disebabkan karena pada perhitungan penurunan titik beku, larutan injeksivitamin B2 hasilnya hipotonis, dalam sediaan parenteral volume kecil (SPVK)seperti injeksi, larutan yang bersifat hipotonis tidak diperbolehkan, dimanatidak diinginkan dalam pembuatan sediaan parenteral volume kecil (SPVK) jika larutan bersifat hipotonis, Karena

konsentrasi obat larutan lebih rendahdari serum darah, sehingga menyebabkan air akan melintasi membrane seldarah merah yang semipermeabel sehingga memperbesar volume sel darahmerah dan menyebabkan peningkatan tekanan dalam sel. Tekanan yanglebih besar menyebabkan pecahnya sel-sel darah merah, peristiwa inidisebut hemolisa.Evaluasi sebaiknya dilakukan setelah sediaan disterilkan dan sebelumwadah dipasang etiket dan dikemas. Parameter yang dievaluasi untuk ujikestabilan sediaan parenteral meliputi : penetapan pH (FI IV), bahanpartikulat dalam injeksi (FI IV), penetapan volume injeksi dalam wadah (FIIV), uji keseragaman sediaan (FI IV), uji kebocoran (Goeswin Agus, LarutanParenteral), uji kejernihan dan warna (Goeswin Agus, Larutan Parenteral), uji kejernihan larutan (FI IV). Namun, dalam prakteknya kami hanya melakukanevaluasi penetapan pH, warna, kejernihan larutan dan penetapan volumeinjeksi wadah.Pada evaluasi penetapan pH, setelah dilakukan intermediate ad 12 ml,kami melakukan pengecekan pH dimana diperoleh pH adalah 3 dan setelahpenambhan api ad 20 ml pH adalah 4. Hal ini disebabkan karena pemakaianRiboflavin HCl sebagai zat aktif. Pada evaluasi warna tidak terjadi perubahanwarna pada sediaan setelah disimpan. Warna masih menunjukkan warnaseperti semula yakni kuning bening. Pada evaluasi kejernihan larutan,larutan jernih bebas partikel melayang dalam sediaan injeksi vitamin B2.Pada evaluasi volume terpindahkan, volume yang diperoleh adalah 2,0 mlsetelah pemindahan. Hal ini menunjukkan bahwa pada saat pemberiankepada pasien, jumlah obat yang diinjeksikan tetap sesuai dosis yangdiperlukan yaitu 2,0 ml.Kami tidak melakukan evaluasi uji kebocoran karena sterilisasi akhirtidak dilakukan. Sehingga belum diketahui apakah terjadi kebocoran ampulatau tidak. a.Formula Akhir : R/ Thiamin HCl 100mgAPIad2mlm.f no III da in ampul 2ml b.Perhitungan Bahan Volume yang dibuat = (n+2) V + (2x3)ml= (3+2) 2,15 + 6ml= 16,75 ml 25ml Jumlah thiamin= x 25ml= 1250mg = 1,25gram Tonisitas :Perhitungan tonisitas menurut farmakope Indonesia IIIB =B = bobot dalam gram zat yang ditambahkan dalam 100ml hasil akhirb 1 = penurunan titik beku air yang disebabkan oleh 1% b/v zat berkhasiatb 2 = penurunan titik beku air yang disebabkan oleh penambahan 1% b/v zattambahanC = kadar Tonisitas thiamin HCl, dengan metode penurunan titik beku : B = B = B =B = -1,5 a.Langkah Pembuatan a. Zat aktif (thiamin HCl) ditimbang dengan kaca arloji,b.Kemudiaan semua bahan dan alat di masukkan ke white areamelwati passbox c. Zat aktif dimasukkan ke dalam beakerglass (jika terdapat beberapazat aktif supaya segera dilarutkan sebelum menimbang zatberikutnya). Kaca arloji kemudian di bilas 2 kali dengan air steril(API) d.

dituangkan sejumlah tertentu air steril untuk melarutkan zat aktif (thiamin HCl) yang telah ditimbang. e. Dituangkan sejumlah tertentu air steril (API di luar yang 25ml) untukmembasahi kertas saring lipat yang akan digunakan. f. Larutan zat dituangkan ke dalam gelas ukur, catat volume larutanad kan dengan air bilasan sampai tepat 10ml. g. Dipindahkan corong ke erlenmeyer lain yang bersih dan kering h. Disaring larutan dalam gelas ukur melalui corong ke dalamerlenmeyer yang telah disiapkan. i. Sisa 5 ml digunakan untuk membilas beakerglass berulang kali,ditampung didalam gelas ukur kemudian disaring ke dalamerlenmeyer yang berisi filtrat larutan 15ml j. Diisikan larutan ke dalam wadah (ampul) dengan menggunakanspuit.k.Tutup ampul dengan apil.Sterilkan menurut metode yang sesuai. HASIL PENGAMATAN pH = volume 15ml 3-4volume 24,5 4pengukuran pH dilakukan dengan menggunakan kertas indicatoruniversal.catatan ketika akan di adjust sesuai dengan pH sediaan yangdi literature (2,8 3,4), indicator pH-nya sudah habis, sehinggapeng-adjust-an tidak dilakukan. Uji Kejernihan dengan visualisasi : sediaan yang di buat kurang jernih Volume terpindahkan : 2ml Uji kebocoran : tidak dilakukan uji kebocoran karena tidak dilakukan juga penutupan ampul. PEMBAHASAN pengamatan + pembahasan laporan STERIL Download this Document for FreePrintMobileCollectionsReport Document Report this document? Please tell us reason(s) for reporting this document Spam or junk Porn adult content Hateful or offensive If you are the copyright owner of this document and want to report it, please follow these directions <http://support.scribd.com/forums/33563/entries/22981> to submit a copyright infringement notice.

Report Cancel <javascript:void(0)> This is a private document. </static/help?type=private> Info and Rating Reads: 2,432 Uploaded: 06/28/2011 Category: /Uncategorized./ Rated: Copyright: Attribution Non-commercial Attribution_noncommercial <http://creativecommons.org/licenses/by-nc/3.0/> Follow </login> Bayyinah Ardian <http://www.scribd.com/Bayyinah_Ardia_6217> Bayyinah Ardian <http://www.scribd.com/Bayyinah_Ardia_6217> Share & Embed <http://www.facebook.com/sharer.php?u=http%3A%2F%2Fwww.scribd.com%2Fdoc%2F588735 85%2Fpengamatan-pembahasan-laporan-STERIL%23source%3Afacebook> <http://twitter.com/home?source=scribd.com&status=Reading%20%22pengamatan%20%2B% 20pembahasan%20laporan%20STERIL%22%20on%20Scribd%20http%3A%2F%2Fwww.scribd.com%2 Fdoc%2F58873585%20%23Readcast> <http://www.google.com/buzz/post?url=http%3A%2F%2Fwww.scribd.com%2Fdoc%2F5887358 5%2Fpengamatan-pembahasan-laporan-STERIL&message=> <#> Related Documents PreviousNext 1. 29 p. <http://www.scribd.com/doc/54204328/Laporan-VIT-B6-Repaired> 6 p. <http://www.scribd.com/doc/59052485/Injeksi-Heparin> 18 p. <http://www.scribd.com/doc/54204370/LAPORAN-INJEKSI-FUROSEMID> 2. 8 p. <http://www.scribd.com/doc/50681642/obat-tetes-mata> 47 p. <http://www.scribd.com/doc/48551495/materi-sku-pdf> 44 p. <http://www.scribd.com/doc/29207759/MID> 3. 19 p. <http://www.scribd.com/doc/56318262/Laporan-Infus-Ringer-Lactate> 148 p. <http://www.scribd.com/doc/50288190/pendapatan>

13 p. <http://www.scribd.com/doc/44436946/TAFSIR> 4. 6 p. <http://www.scribd.com/doc/33805019/SoekarnoDalamPerjalananBangsa> 86 p. <http://www.scribd.com/doc/17297079/Laporan-KPPI-2008> 361 p. <http://www.scribd.com/doc/7425851/37/Perkembangan-Neoliberalisme> 5. 361 p. <http://www.scribd.com/doc/7425851/18/Jumlah-Uang-Beredar> 361 p. <http://www.scribd.com/doc/7425851/Neo-Liberalisme-Mencengkram-Indonesia> 5 p. <http://www.scribd.com/doc/59613344/Inilah-Lima-Poin-Fokus-Penyelidikan-A ngket-Century> 6. 22 p. <http://www.scribd.com/doc/58141243/no-11-dan-4> 18 p. <http://www.scribd.com/doc/53666791/Global-Warming> 16 p. <http://www.scribd.com/doc/33666197/Artikel-Said-Zaenal> 7. 15 p. <http://www.scribd.com/doc/21251076/TEORI-BEHAVIORISME> 10 p. <http://www.scribd.com/doc/20244580/Soekarno-Sosok-yang-Hidup-dalam-Cerit era> 64 p. <http://www.scribd.com/doc/6188758/Fatawa-Vol-3-No-02> More from this user PreviousNext 1. 73 p. <http://www.scribd.com/doc/76458583/tablet-salut-gula> 36 p. <http://www.scribd.com/doc/76458236/Obat-Perangsang-Susunan-Saraf-Pusat> 32 p. <http://www.scribd.com/doc/76458201/moral-ethic-pharmacist> 2. 8 p. <http://www.scribd.com/doc/76458098/analisa-jurnal-kimia-medisinal> 51 p. <http://www.scribd.com/doc/76458041/Makalah-APOTEK> 62 p. <http://www.scribd.com/doc/76457992/APOTEK-Nawi-Present> 3. 73 p. <http://www.scribd.com/doc/76457871/presentasi-TABLET-SALUT-GULA> 107 p. <http://www.scribd.com/doc/76457725/Makalah-Tablet-Salut-Gula> 25 p. <http://www.scribd.com/doc/71687173/Makalah-Morphine> 4.

21 p. <http://www.scribd.com/doc/71157036/Makalah-Antibiotik-linkosamid-polienansamisin-antrasiklin> 38 p. <http://www.scribd.com/doc/71156777/ANTIBIOTIK-linkosamid-polien-antramis in-dan-antrasiklin> 5 p. <http://www.scribd.com/doc/69875911/pembahasan-praktikum-KMH-Aktifitas-en zim-diastase-pada-madu> 5. 5 p. <http://www.scribd.com/doc/69875273/PEMBAHASAN-MADUUU> 260 p. <http://www.scribd.com/doc/58873585/pengamatan-pembahasan-laporan-STERIL> 18 p. <http://www.scribd.com/doc/58873399/Laporan-Salep-Mata-Tetrasiklin> 6. 62 p. <http://www.scribd.com/doc/58873293/INTERACTION-REPORT-RSUP-FATMAWATI> 7 p. <http://www.scribd.com/doc/58873246/KIMIA-MEDISINAL> 2 p. <http://www.scribd.com/doc/57676231/KARDUS-ETIKET> 7. 16 p. <http://www.scribd.com/doc/57521587/LAPORAN-TONNER> 18 p. <http://www.scribd.com/doc/57521542/LAPORAN-OTM-KLORAMFENIKOL> 13 p. <http://www.scribd.com/doc/56319201/CASE-OF-DRUG-INTERACTION> 8. 26 p. <http://www.scribd.com/doc/56318928/LAPORAN-TABIR-SURYA> 35 p. <http://www.scribd.com/doc/56318653/Cleansing-Milk-and-Tonner> 19 p. <http://www.scribd.com/doc/56318262/Laporan-Infus-Ringer-Lactate> 9. 24 p. <http://www.scribd.com/doc/56318094/Facial-Foam-Kosmet> Recent Readcasters <http://www.scribd.com/D0dol> Ans Extra <http://www.scribd.com/aextra> <http://www.scribd.com/deleted_fbuser_1324009575> Tita Pristi Dwi Candrawinata <http://www.scribd.com/aproditelyt> Anna Cutez <http://www.scribd.com/msojadiampunbingungn> Tya Muchty <http://www.scribd.com/tmuchty> Dok Yayo <http://www.scribd.com/dyayo> Reza Rizky Yudiansyah <http://www.scribd.com/reza_yudiansyah> Desy Nirwana S <http://www.scribd.com/desy_s_5> Add a Comment Submit Characters: 400

Print This Document High Quality Open the downloaded document, and select print from the file menu (PDF reader required). Download and Print Use your Facebook login and see what your friends are reading and sharing. Other login options Login with Facebook <javascript:void(0);>Spinner_mac_white Signup I don t have a Facebook account email address (required) create username (required) password (required) Send me the Scribd Newsletter, and occasional account related communications. Sign Up Privacy policy </privacy> Spinner_mac_white You will receive email notifications regarding your account activity. You can manage these notifications in your account settings. We promise to respect your privacy. Why Sign up? 1. 1. Discover and Connect With people of similar interests 2. 2. Publish Your Documents Quickly and easily 3. 3. Share Your Reading Interest On Scribd and social sites like Facebook and Twitter Already have a Scribd account? email address or username password Log In Spinner_trans_gray Trouble logging in? <javascript:void(0);> Login Successful Now bringing you back... Spinner_large_mac_white Reset Your Password Back to Login <#> Please enter your email address below to reset your password. We will

send you an email with instructions on how to continue. Email Address: You need to provide a login for this account as well. Login Submit Spinner_mac_white

Upload a Document </upload-document> Search Documents <#> * * * * * * * * * * * * * * * * * Follow Us! scribd.com/scribd </scribd> twitter.com/scribd <http://twitter.com/scribd> facebook.com/scribd <http://www.facebook.com/pages/Scribd/6978454082> About </about> Press </static/press> Blog <http://blog.scribd.com/> Partners </partners> Scribd 101 </scribd101> Web Stuff </webstuff> Support <http://support.scribd.com> FAQ </faq> Developers / API </developers> Jobs </jobs> Terms </terms> Copyright </copyright> Privacy </privacy>

Copyright 2012 Scribd Inc. Language: English <#> Choose the language in which you want to experience Scribd: * English </language?destination=http%3A%2F%2Fwww.scribd.com%2Fdoc%2F58873585%2Fpeng amatan-pembahasan-laporan-STERIL&id=en> * Espaol </language?destination=http%3A%2F%2Fwww.scribd.com%2Fdoc%2F58873585%2Fpeng amatan-pembahasan-laporan-STERIL&id=es> * Portugus (Brasil) </language?destination=http%3A%2F%2Fwww.scribd.com%2Fdoc%2F58873585%2Fpeng amatan-pembahasan-laporan-STERIL&id=pt> scribd. scribd. scribd. scribd. scribd. scribd. scribd. scribd. scribd. scribd. scribd. scribd. scribd. scribd. scribd. scribd. scribd. scribd. scribd. scribd. scribd. scribd. scribd.

Anda mungkin juga menyukai