Anda di halaman 1dari 6

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

ANALISIS KETIMPANGAN PENDAPATAN MASYARAKAT


KOTA BANDUNG TERDAMPAK COVID 19 TAHUN 2021
I. Latar Belakang

Salah satu cara untuk mengukur keberhasilan pembangunan ekonomi daerah adalah
adanya indikator peningkatan pendapatan daerah yang tercermin melalui Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB). Indikator ini juga menjadi parameter yang digunakan untuk
mengetahui pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Nilai PDRB dapat juga digunakan untuk
menghitung pendapatan per kapita penduduk yang dapat dijadikan ukuran tingkat kesejahteraan
penduduk suatu daerah atau wilayah. Namun demikian pendapatan per kapita yang dihitung
berdasarkan nilai PDRB yang dibagi dengan jumlah penduduk masih merupakan gambaran kasar
tingkat kesejahteraan, karena distribusi pendapatan atau pemerataan pendapatan belum dapat
digambarkan secara akurat. Tingkat kesejahteraan penduduk yang ideal adalah kombinasi dari
pertumbuhan ekonomi yang tinggi yang berbanding lurus dengan dengan tingkat distribusi
pendapatan yang merata.

Sebagaimana yang tercantum dalam RPJMD Kota Bandung Tahun 2018-203, pada Misi
3 Membangun Perekonomian yang Mandiri, Kokoh, dan Berkeadilan, Tujuannya adalah
terciptanya pertumbuhan ekonomi yang maju, berkelanjutan, dan berkeadilan. Menunjukan
komitmen pemerintah Kota Bandung yang ingin mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang tidak
hanya memperhatikan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan saja, tapi juga
menginginkan adanya keadilan yaitu pemerataan pendapatan masyarakat Kota Bandung.
Indikator yang menjadi ukuran dari tujuan tersebut adalah tingkat pertumbuhan ekonomi dan gini
ratio.

Gini Ratio merupakan alat ukur dalam menentukan seberapa besar ketidakmerataan atau
ketimpangan pendapatan dalam suatu daerah pada periode tertentu. Secara metodologi Gini
Ratio, Kurva Lorenz dan Kriteria Bank Dunia merupakan alat ukur yang lazim digunakan dalam
mengkaji ketidakmerataan atau ketimpangan pendapatan masyarakat di suatu daerah.
Ketersediaan data gini ratio sangat dibutuhkan sebagai parameter pembanding apakah
pertumbuhan ekonomi yang telah dicapai berkualitas atau tidak. Pengertian pertumbuhan
ekonomi yang berkualitas adalah pertumbuhan yang memberi dampak multiplayer efek pada
penurunan tingkat kemiskinan dan tingkat pengangguran. Dalam arti lain tingkat distribusi atau
pemerataan masyarakat semakin baik.

Indeks Gini merupakan pengukuran tingkat ketidakmerataan pendapatan relatif, nilainya


diperoleh dengan menghitung nisbah. Kurva Lorenz ialah suatu kurva yang memperlihatkan
hubungan kuantitatif antara persentase penerima pendapatan (penduduk) dan persentase total
pendapatan yang diterima oleh penduduk tersebut selama jangka waktu tertentu. Kurva Lorenz
biasanya disajikan dalam bentuk gambar, pada garis mendatar menunjukkan jumlah penerima
pendapatan dalam bentuk persentase kumulatif dan pada sumbu tegak menyatakan bagian dari
total pendapatan yang diterima oleh masing-masing persentase jumlah penduduk tersebut.
Sedangkan garis diagonal dari gambar tersebut merupakan garis kemerataan dalam distribusi
pendapatan. Semakin jauh jarak garis kurva Lorenz dengan garis kemerataan maka semakin
tinggi tingkat ketidakmerataannya.

Dalam mengukur ketimpangan pendapatan, Bank Dunia menggunakan tiga kategori


berdasarkan jumlah pendapatan yang diterima oleh 40 persen rumah tangga yang berpenghasilan
rendah, yaitu:

1. Tingkatketimpangantinggi,apabilakelompokrumahtangga yang berpendapatan rendah,


menerima kurang dari 12% dari seluruh pendapatan.

2. Tingkat ketimpangan sedang, apabila kelompok rumah tangga yang berpendapatan


rendah, menerima 12% sampai 17% dari seluruh pendapatan.

3. Tingkat ketimpangan rendah, apabila kelompok rumah tangga yang berpendapatan


rendah, menerima lebih dari 17% dari seluruh pendapatan.

Ukuran ini merupakan ukuran distribusi pendapatan yang bersifat menyeluruh karena hanya
memperhatikan perkembangan pendapatan yang diterima oleh 40 persen penduduk yang
berpendapatan rendah.

Dalam konteks krisis ekonomi yang diakibatkan oleh pandemic covid 19 saat ini, data
gini ratio merupakan indikator yang penting dan dibutuhkan untuk mengukur tingkat
ketimpangan pendapatan masyarakat. Meningkatnya angka pengangguran terbuka dan
bertambahnya orang miskin yang diakibatkan oleh krisis tersebut diprediksikan akan berdampak
pada tingkat kesenjangan pendapatan yang semakin melebar. Gini ratio merupakan alat yang
dapat digunakan untuk mengukur efektifitas kebijakan ekonomi yang diimplementasikan dalam
program dan kegiatan pembangunan untuk menurunkan tingkat kesenjangan pendapatan
masyarakat Kota Bandung. Namun ketersediaan data gini ratio Kota Bandung belum dapat
disediakan oleh BPS Kota Bandung secara reguler setiap tahun. Sehingga membutuhkan upaya
tersendiri oleh pemerintah Kota Bandung untuk dapat menyediakan data gini ratio secara reguler
dan berkelanjutan setiap tahun.

Tentunya untuk penyediaan data gini ratio membutukan tenaga ahli yang kompeten dan
jumlah SDM yang memadai untuk melakukan pengumpulan data, mengolah data, menganalisis
data dan menuliskan serta mempresentasikan hasil analisisnya dalam bentuk laporan yang
komprehensif. Oleh karena itu dibutuhkan kolaborasi kerjasama dengan para akademisi dari
perguruan tinggi yang ahli dalam melakukan kajian penyediaan data gini ratio.
II. Pokok Permasalahan

Data gini ratio kota bandung belum tersedia secara reguler setiap tahun, sehingga Pemerintah
Kota Bandung kesulitan untuk mengevaluasi dampak kebijakan pembangunan ekonomi yang
diimplementasikan dengan program dan kegiatan pembangunan berpengaruh pada tingkat
pemerataan pendapatan masyarakat atau tingkat kesejahteraan masyarakat.

III. Maksud dan Tujuan

Maksud dari pelaksanaan kegiatan kajian Gini Ratio ini adalah untuk memperoleh
gambaran mengenai ketimpangan pendapatan masyarakat dan kemampuan daya beli masyarakat
Kota Bandung akibat krisis ekonomi yang disebabkan oleh pandemi covid 19.

Sementara tujuan dari kegiatan kajian ini adalah :

1. Mengukur perkembangan tingkat kesejangan pendapatan masyarakat Kota Bandung yang


berdasarkan kriteria bank dunia tentang kesenjangan pendapatan masyarakat;

2. Mengukur kemampuan daya beli masyarkat Kota Bandung yang terdampak pandemi
covid 19;

3. Menyediakan data indikator makro kesejahteraan masyarakat Kota Bandung sebagai


bahan dalam proses perencanaan dan evaluasi hasil kebijakan pembangunan ekonomi
secara reguler dan berkelanjutan.

IV. Sasaran

Sasaran yang ingin dicapai dari kegiatan kajian Gini Ratio ini adalah :

1. Tersedia data Indeks Gini Ratio untuk pemerintah Kota Bandung dan para pemangku
kepentingan ekonomi sebagai parameter yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat
kesejahteraan masyarakat Kota Bandung;

2. Tersedianya bahan informasi untuk bagi para pengambil keputusan kebijakan


pembangunan daerah untuk memilih prioritas program dan kegiatan pembangunan
ekonomi berbasis pada data yang akurat dan berorientasi pada kebutuhan masyarakat
Kota Bandung.

3. Tersedianya gini ratio secara reguler dan bekelanjutan sebagai bahan untuk mengevaluasi
perkembangan tingkat kesejahteraan masyarakat setiap tahun.

V. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup pekerjaan dalam penyusunan dokumen kajian Gini Ratio Kota Bandung ini
adalah sebagai berikut :
1. Mengkompilasi data hasil survey Sosial Ekonomi BPS berupa data kuantitatif dan
kualitatif yang dapat digunakan untuk melakukan analisis distribusi pendapatan
masyarakat Kota Bandung secara komphensif;

2. Merumuskan, mengolah dan menganalisi data menjadi sebuah informasi yang dapat
memberikan gambaran kondisi distribusi pendapatan masyarakat Kota Bandung dan
menjelaskan korelasinya dengan indikator makro yang terkait seperti pengangguran,
kemiskinan, daya beli dan lainnya sesuai kebutuhan Bappelitbang Kota Bandung;

3. Menuangkan hasil analisis dalam bentuk laporan tertulis secara berkala sesuai dengan
progress pekerjaan yang telah dilakukan berupa, buku laporan awal, buku laporan antara,
buku draf laporan akhir dan buku laporan akhir.

4. Mempresentasikan laporan akhir analisis yang sudah lengkap untuk dipublikasikan pada
para pemangku kepentingan yang terkait dalam kerangka mensosialisasikan kondisi
distribusi pendapatan masyarakat Kota Bandung dan rekomendasi kebijakan
pembangunan ekonomi yang dapat diimplementasikan melalui program dan kegiatan
pembangunan untuk mengurangi tingkat kesenjangan pendapatan masyarakat di Kota
Bandung.

VI. OUTPUT KEGIATAN


Output dari kegiatan ini adalah Dokumen kajian hasil analisis Gini Ratio Kota Bandung yang
merupakan pencermatan secara empiris dengan menggunakan analisis akademik, sebagai upaya
penyusunan strategi mengurangi kesenjangan pendapatan Kota Bandung yang sistematis,
terstruktur dan terukur sehingga seluruh potensi ekonomi di Kota Bandung dapat dimanfaatkan
secara optimal dalam pencapaian kesejahteran masyarakat Kota Bandung

VII. OUTCOME KEGIATAN

Tersedianya acuan kebijakan pembangunan ekonomi jangka menengah untuk memproyeksikan


target indikator ekonomi makro khususnya untuk proyeksi angka tingkat kesenjangan
pemerataan pendapatan atau indeks gini ratio yang ingin dicapai setiap tahunnya.

VIII. SUMBER PENDANAAN

Sumber pendanaan kegiatan kajian Gini Ratio Kota Bandung bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Bandung Tahun Anggaran 2021.

IX. KEBUTUHAN TENAGA AHLI

Tenaga ahli dan kualifikasi yang dibutuhkan dalam kegiatan ini dijabarkan dalam uraian sebagai
berikut:
Tabel Komposisi Spesifikasi Tenaga Ahli

PERSONIL
N Pendidika GOL JUMLAH Volum
URAIAN
O n e
Minimal
  A TENAGA AHLI  
1 Ahli Ekonomi S2 III D 1 Orang 5 bulan
2 Ahli Kebijakan Publik S2 III C 3 Orang 5 Bulan
3 Ahli Statistik S2 III B 2 Orang 5 bulan

X. JANGKA WAKTU PENYELESAIAN KEGIATAN DAN JADWAL KEGIATAN


Kegiatan kajian direncanakan akan dilaksanakan dalam waktu 5 bulan dengan rincian kegiatan
sebagai berikut:

Jadwal Kegiatan

Bulan Bulan Bulan Bulan Bulan


No Kegiatan
ke - 1 ke - 2 ke - 3 ke – 4 ke - 5

1. Penyusunan Konsep dan


Kerangka Kajian

2. Studi awal Literatur dan


studi dokumentasi

4. Penyusunan Laporan Awal

3. Pengumpulan Data
Sekunder dan Primer

5. Pelaksanaan Kajian

6 Penyusunan Laporan
Antara

7. Draf Laporan Akhir

8. Penyerahan Laporan Akhir

XI. PENUTUP
Demikian Kerangka Acuan Kerja ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya sebagai
pedoman bagi pelaksanaan kegiatan yang disepakati antara instansi pelaksanaan pekerjaan
dengan Bidang Perencanaan Ekonomi SDK dan SDA Bappelitbang Kota Bandung sebagai
instansi penanggungjawab anggaran yang merencanakan dan mengawasi pelaksanaan kegiatan.
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
ANALISIS KETIMPANGAN PENDAPATAN MASYARAKAT
KOTA BANDUNG TERDAMPAK COVID 19

BIDANG PERENCANAAN EKONOMI SDK DAN SDA

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

2021

Anda mungkin juga menyukai