Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

DPRD PROVINSI DKI JAKARTA

DISUSUN OLEH :
Nama : Rizki Rahmadani
NIS : 207004
Kelas : XI
Program Keahlian : Otomatisasi & Tata Kelola Perkantoran

SMK NEGERI 2 JAKARTA


Jl. Batu No.3 Gambir, Jakarta Pusat 10110
Telp: 021 3846219 Fax: 3520860
LEMBAR PENGESAHAN SEKOLAH
LAPORAN PRAKTIK KERJA INSTANSI

Tempat:
DPRD PROVINSI DKI JAKARTA
Jalan Kebon Sirih No.18 Gambir Jakarta Pusat

Pada Tanggal.........Bulan.........Tahun 2022

Mengetahui/Mengesahkan :

Wakil DU/DI Kepala Program Pembimbing

Mefrina Yusniar, S.Pd, MM Dra. Sukarti Dra Linda Lesertina


196701261989032002 NIP. 196712022008012007

Mengetahui :
Kepala SMKN 2 Jakarta

Dra. Murni Astuti, MM


NIP. 196602141990032003
LEMBAR PENGESAHAN INSTANSI
LAPORAN PRAKTIK KERJA INSTANSI

Tempat :
DPRD PROVINSI DKI JAKARTA
Jalan Kebon Sirih No.18 Gambir Jakarta Pusat

Pada Tanggal............Bulan...........Tahun 2022

Mengetahui/Mengesahkan :

Pemimpin Industri, Pembimbing Industri

Bowo Wijaya Mandra


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada ALLAH SWT, karena dengan rahmat dan
karunianya penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) yang
telah dilaksanakan di DPRD Provinsi DKI Jakarta.

Laporan prakerin disusun dalam rangka memenuhi tugas dari sekolah. Pada laporan
ini membahas mengenai kegiatan selama prakerin itu berlangsung, kegiatan prakerin ini
berlangsung 3 bulan, di mulai dari tanggal 2 Februari 2022 s/d 28 April 2022.

Penyusun dapat menyelesaikan laporan Prakerin ini, karena berkat Allah SWT dan
juga dari semua pihak yang telah membantu kami. Oleh karena itu, penyusun menyampaikan
terima kasih kepada :

1. Bapak Mandra selaku Staff Bagian Umum yang telah menerima kami untuk
melaksanakan prakerin
2. Ibu Dra. Murni Astuti, MM selaku Kepala Sekolah SMKN 2 JAKARTA
3. Dra. Linda selaku Guru Pembimbing
4. Ibu Dra. Sukarti selaku Kepala Kejurusan Otomatisasi & Tata Kelola Perkantoran
5. Kedua orang tua kami yang telah memberikan dorongan dan dukungan serta doa
dalam kegiatan prakerin ini

Jakarta, 30 April 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan Sekolah .......................................................................................................


Lembar Pengesahan Instansi .......................................................................................................
Kata Pengantar ............................................................................................................................
Daftar Isi ......................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................................................


A. Latar Belakang ........................................................................................................................
B. Dasar Penyelenggaraan Praktik Kerja ....................................................................................
C. Tujuan PRAKERIN ................................................................................................................
D. Tujuan Pembuatan Laporan ....................................................................................................
E. Manfaat PRAKERIN ..............................................................................................................

BAB II PELAKSANAAN PRAKTIK ........................................................................................


A. Waktu Pelaksanaan .................................................................................................................
B. Tempat Praktik .......................................................................................................................
C. Pembimbingan ........................................................................................................................
D. Kegiatan ..................................................................................................................................
E. Hasil Yang Diperoleh .............................................................................................................
F. Gambaran Umum Tempat Praktik ..........................................................................................
G. Sejarah DPRD PROVINSI DKI JAKARTA...........................................................................

BAB III PENUTUP .....................................................................................................................


A. Kesimpulan .............................................................................................................................
B. Saran-Saran .............................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

Dalam bab ini secara berturut-turut akan di bahas mengenai latar belakang, dasar, tujuan
pengertian PRAKERIN dalam rangka pendidikan sistem ganda (PSG).

A. Latar Belakang
Pelaksanaan PRAKERIN adalah sebagai perwujudan bentuk dari kebijakan Link and
Match yang prosesnya dilaksanakan di dua tempat, yaitu di sekolah dan di industri (DU/DI).
Upaya ini dilaksanakan dalam rangka peningkatan mutu Sekolah Menegah Kejuruan (SMK)
untuk mencapai tujuan relevansi pendidikan dengan tuntutan industri. Didasari dalam rangka
meningkatkan wawasan pengalaman belajar dan penguasaan keterampilan serta mencetak
lulusan Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) yang ahli dan terampil, antara lain diperlukan
adanya upaya berbagai aktivitas belajar, baik di dalam maupun di luar.

Salah satu upaya mewujudkan hal tersebut, yaitu menyelenggarakan program praktik kerja
siswa dalam rangka Pendidikan Sistem Ganda (PSG) di dunia kerja terkait sesuai dengan
program keahlian yang telah ditetapkan oleh sekolah yang berguna sebagai kesempatan
pengenalan dan pelatihan langsung tentang dunia kerja.

Harapan utama dalam pelaksanan PRAKERIN di dunia industri disamping keahlian


profesional kerja sesuai dengan kebutuhan (DU/DI), siswa juga memiliki etos kerja yang
meliputi kemampuan bekerja, motivasi kerja, disiplin waktu dan kerajinan dalam bekerja.

Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) merupakan bentuk penyelenggaraan pendidikan


keahlian profesuonal yang memadukan sistematika dan sinkronisasi antara program
penguasaan yang telah diperoleh melalui bekerja langsung di dunia usaha atau di dunia
industri dengan dunia pendidikan.

SMKN 2 Jakarta merupakan sekolah yang terdiri dari lima jurusan, yang salah satunya
Otomatisasi & Tata Kelola Perkantoran (OTKP). Selama tiga tahun bersekolah di SMKN 2
Jakarta para siswa dibekali ilmu dan keterampilan di bidangnya masing-masing dan lulusnya
disiapkan menjadi tenaga kerja di dunia industri yang tentunya akan menjadi cakap, terampil,
bertanggung jawab dan berkompetensi.
Sebagai salah satu pengalaman yang berharga dalam dunia tenaga kerja dan sebagai syarat
sebagai kelulusan yaitu melaksanakan Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) di perusahaan
atau instansi yang relevan dengan ilmu yang didapat dari Sekolah Menengah Kejuruan.

Pendidikan Sistem Ganda (PSG) di adakan dalam rangka menyambut datangnya pasar
bebas tingkat asia maupun dunia sehingga siswa sudah siap dalam menghadapi dan berada di
dalamnya.

SMKN 2 Jakarta membuat program yaitu lamanya prakerin dan waktu pelaksanaan
prakerin. Program tersebut sangatlah penting untuk pengembangan kompetensi peran siswa
dan untuk bisa belajar dan mengenal dunia industri. Adapun lama pelaksanaan praktik kerja
industri selama tiga bulan dan waktu pelaksanaanya di bulan Februari sampai April.
B. Dasar Penyelenggaraan Praktik Kerja
Penyelenggaraan praktik kerja dalam rangka Pendidikan Sistem Ganda (PSG) PADA
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di dasarkan atas ketentuan-ketentuan yang tertuang
dalam :
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1989, tentang Sistem Pendidikan Nasional.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1990, tentang Pendidikan Nasional.
4. Keputusan Mendikbud Nomor 080 / U / 1993, tentang Kurikulum SMK.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan praktik kerja siswa pada dunia kerja adalah sebagai berikut :

a. Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional, yaitu tenaga


kerja memiliki tingkat pengetahuan, keterampilan, dan etos kerja yang sesuai
dengan ketentuan kebutuhan dunia kerja.
b. Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang
berkualitas/profesional
c. Memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai
dari proses pendidikan.
d. Membekali siswa dengan pengalaman kerja yang sesungguhnya dalam dunia
kerja dan masyarakat.
e. memantapkan kedisiplinan dan tanggungjawab siswa dalam melaksanakan
tugas serta mendorong siswa untuk berjiwa wirausahawan dan mau bekerja.
f. Merupakan salah satu syarat untuk mencapai kesempurnaan sebagai siswa
Sekolah Menengah Kejuruan.

2. Tujuan Khusus
a. Menyiapkan siswa untuk belajar bekerja secara mandiri maupun bekeja dalam
satu tim dan mengembangkan potensi serta kreatifitas sesuai sesuai dengan
minat dan bakatnya masing masing.
b. Meningkatkan status dan kepribadian siswa sehingga mampu berinteraksi,
berkomunikasi dan memiliki rasa tanggung jawab serta disiplin yang tinggi.
c. Memberikan kesempatan bagi para siswa yang berpotensi untuk menjadi
tenaga kerja terampil dan produktif berdasarkan pengakuan standar profesi.
D. Tujuan Pembuatan Laporan
Sesuai kurikulum yang berlaku di SMK pada umum nya, maka siswa kelas XI diwajibkan
untuk melaksanakan praktik kerja industri pada instans/industri pemerintah maupun swasta.
Pembuatan karya tulis ini merupakan suatu laporan dan salah satu bukti otentik yang
menyatakan bahwa siswa telah melaksanakan Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) di
instansi. Adapun tujuan dari pembuatan laporan ini adalah sebagai berikut :

1. Melatih diri untuk membuat karya tulis ilmiah berupa laporan kegiatan dengan baik
dan benar.
2. Meningkatkan kemampuan siswa dalam mencari solusi untuk mengatasi
permasalahan yang ada di dunia kerja.
3. Agar perusahan/lembaga/instansi mengetahui sejauh mana tingkat kemampuan siswa
peserta Praktik Kerja Industri (PRAKERIN).
4. Laporan disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk mengikuti Evaluasi Belajar
Tahap Akhir Nasional.
5. Menginterventarisasi, meneliti dan menganalisa hasil-hasil kegiatan yang telah di
laksanakan di dinas.
6. Laporan disusun sebagai dokumen atau catatan siswa yang akan dijadikan bahan
penilaian ujian.

E. Manfaat Praktik Kerja Industri

1. Menambah wawasan kepada siswa yang melaksanakan praktik kerja industri.


2. Menambah pengalaman bagi siswa dalam bekerja di dunia industri.
3. Terjalinnya hubungan silaturahmi antara sekolah dan instansi terkait.
4. Menjadikan siswa lebih bisa bersosialisasi di dunia kerja sehingga siswa lebih
mengenal dunia usaha.
BAB II
PELAKSANAAN PRAKTIK

Dalam bab II ini akan diuraikan mengenai hasil-hasil dari pelaksanaan Praktik Kerja Siswa
SMK Negeri 2 Jakarta pada kantor DPRD PROVINSI DKI JAKARTA.

A. Waktu Pelaksanaan

1. Lama praktik : 12 Minggu (3 Bulan)


2. Dimulai tanggal : 07 Februari 2022
3. Diakhiri tanggal : 28 April 2022

Dalam melaksankan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) sesuai dengan yang telah ditentukan
yaitu tanggal 07 Februari 2022 sampai dengan 28 April 2022. Adapun jadwal kegiatan jam
kerja adalah adalah sebagai berikut :

Hari Jam Masuk Jam Istirahat Jam Pulang


Minggu Libur Libur Libur
Senin 08:00 WIB 12:00 WIB 15:30 WIB
Selasa 08:00 WIB 12:00 WIB 15:30 WIB
Rabu 08:00 WIB 12:00 WIB 15:30 WIB
Kamis 08:00 WIB 12:00 WIB 15:30 WIB
Jum’at 08:00 WIB 12:00 WIB 15:30 WIB
Sabtu Libur Libur Libur

B. Tempat Praktik

1. Nama Instansi : DPRD PROVINS DKI JAKARTA


2. Alamat Lengkap : Jalan Kebon Sirih No.18 Gambir Jakarta Pusat
3. Nama Pimpinan Industri : Bowo Wijaya
C. Pembimbingan
Pembimbing berasal dari guru sekolah yang ditunjuk oleh sekolah dan berasal dari instansi
tempat pelaksanaan Praktik Kerja Siswa serta bertanggung jawab untuk melaksanakan
pembimbingan Praktik Kerja Siswa.
1. Nama Pembimbing
a. Dari Sekolah : Dra. Linda Lesertina
b. Dari Instansi : Mandra

2. Jadwal dan Bentuk Bimbingan


a. Jadwal Bimbingan : Berkala (setiap 1 bulan)
b. Bentuk Bimbingan :
1. Dari Sekolah : Secara Teori
2. Dari Intansi : Secara Praktik

3. Tugas Pembimbing
a. Membimbing siswa yang melaksanakan praktik kerja;
b. Mengarahkan tugas yang harus dikerjakan;
c. Memantau siswa selama jam kerja praktik;
d. Menilai hasil pekerjaan yang dilakukan siswa praktik.

D. Kegiatan
Adapun kegiatan yang penyusun lakukan selama melaksanakan praktik kerja di DPRD
PROVINSI DKI JAKARTA, antara lain, sebagai berikut :
1. Menggandakan surat;
2. Mengarsipkan surat;
3. Menstempel dan menyusun surat;
4. Mengantar surat;
5. Menerima telepon;
6. Mencatat surat masuk
7. Mencatat disposisi surat masuk
8. Mencatat surat masuk pimpinan
9. Mencatat disposisi
10. Menyatukan surat

E. Hasil Yang Diperoleh


Berikut adalah hasil yang penyusun peroleh selama melaksanakan praktik kerja di DPRD
PROVINSI DKI JAKARTA, antara lain :
1. Mendapatkan ilmu secara praktik.
2. Merasakan sebagai karyawan di instansi.
3. Mendapatkan pengetahuan di luar sekolah.
4. Menambah wawasan dalam belajar.
5. Mendapatkan motivasi yang membuat siswa menjadi berubah lebih baik dari
sebelumnya.

F. Gambaran Umum Tempat Praktik

1. Identitas Dunia Usaha


1) Nama Dunia Usaha/Industri : DPRD PROVINSI DKI JAKARTA
2) Jenis Usaha : Pelayanan Masyarakat
3) No. Telepon/Fax : (021) 3822951/(021) 3843647
4) Nama Pimpinan Industri : Bowo Wijaya
5) Nama Pembimbing DU/DI : Mandra
6) Nama Pembimbing Sekolah : Dra. Linda Lesertina
7) Bagian/Divisi/Lokasi : Ruang Ordonan Bagian Umum
Gedung Sekretariat DPRD DKI Jakarta
JL. Kebon Sirih No. 18 Gambir Jakarta Pusat

G. SEJARAH DPRD PROVINSI DKI JAKARTA

Berdasarkan Ordonantie pembentukan sebagaimana termuat dalam Staatsblad 1926


Nomor 366 dan berlaku tanggal 1 Oktober 1926, Gemeente Batavia telah ditunjuk menjadi
Stadsgemeente Batavia dan menyelenggarakan pemerintahan daerahnya menurut SGO.
Keanggotaan Gemeenteraad Stadsgemeente sama dgn pada masa Gemeente Batavia,
demikian pula mengenai jumlahnya. Pada zaman Jepang, sistem pemerintahan daerah pada
waktu itu semula tidak terdapat Dewan-Dewan.
Namun sejak bulan September 1943 terjadi perubahan dalam sistem pemerintahan Bala
Tentara Jepang, yaitu dengan dibentuknya Dewan-Dewan baik di pusat maupun di daerah
yang menjalankan fungsi sebagai Badan Penasehat. Pada pemerintahan pusat, badan terssebut
bernama Tyuuoo Sangi-in dan di daerah disebut Sangi-in. Selanjutnya, sejak Indonesia
merdeka bersamaan dengan Komite Nasional Indonesia Pusat pada tanggal 29 Agustus 1945,
di Jakarta dibentuk pula Komite Nasional Daerah Kota Jakarta yang kedudukannya diatur
dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1945 tentang Pembentukan Pemerintahan Nasional
Daerah. Menurut UU Nomor 1 pasal 2, ditetapkan Komite Nasional Daerah menjadi Badan
Perwakilan Rakyat Daerah, yang bersama-sama dan dipimpin oleh Kepala Daerah
menyelenggarakan pekerjaan mengatur rumah tangga daerahnya. Dalam pelaksanaannya,
hingga akhir tahun 1946 Badan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Jakarta baru beranggotakan
39 orang. Penyelenggaraan Pemerintahan Nasional Kota Jakarta ternyata tidak berjalan
dengan lancar dan berakhir pada tanggal 21 Juli 1947, dan berakhir pula masa jabatan Badan
Perwakilan Rakyat Daerah Kota Jakarta yang dibentuk pada awal kemerdekaan Indonesia.
Berakhirnya Badan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Jakarta bersamaan dengan
mendaratnya tentara pendudukan sekutu pada tanggal 29 September 1945, dimana mulai
tanggal 21 Juli 1947 pihak Belanda melancarkan serangan serta menduduki wilayah-wilayah
yang dikuasai oleh RI dan tidak terkecuali kekuasaan-kekuasaan Pemerintah RI yang berada
di kota Jakarta. Pada tanggal 25 Agustus 1948 ditetapkan Ordonantie tentang pengaturan
sementara mengenai aparatur pemerintahan stadsgemeente di Pulau Jawa (Ordonantie
Tijdelijke voor Ziengenbestuur Stadsgemeente Java Stadsblad 1948 Nomor 195)
yang bermaksud untuk membentuk kembali pejabat/dewan. Berdasarkan ketentuan tersebut,
Wakil Tinggi Mahkuta Belanda menerbitkan Staatsblad 1949 Nomor 56 yang membentuk
kembali alat-alat perlengkapan baru yang akan menyelenggarakan tugas kekuasaan
Stadsgemeente Batavia. Keputusan tersebut kemudian diperbaharui dengan keputusan
tanggal 28 Februari 1949 Nomor 13 yang diumumkan dalam Staatsblad 1949 Nomor 68,
menetapkan bahwa semua wewenang, hak, kewajiban dan pekerjaan lainnya dijalankan oleh
Stadsbestuursraad (Majelis Pemerintahan Kota Jakarta), College van Dagelijks Bestuur
(Badan Pemerintahan Harian), dan Burgemeester. Lebih lanjut dengan Keputusan Sekretaris
van Staat voor Binnenlandse Zaken (Sekretaris Negara untuk Urusan Dalam Negeri dari
Pemerintah Pre-Federal tanggal 3 Maret 1949 Nomor AZ 25/3/7 telah ditetapkan jumlah
Anggota Majelis Pemerintahan Kota Jakarta sebanyak 33 orang. Pada tanggal 27 Desember
1949 berlangsung pemulihan kedaulatan Indonesia dari tangan Belanda kepada bangsa
Indonesia. Sejak itu berdirilah Republik Indonesia Serikat sebagai suatu negara hukum yang
demokratis dan berbentuk federasi. Stadsgemeente Jakarta sebagai suatu daerah swatantra di
dalam lingkungan wilayah Distrik Federal Jakarta tetap berlangsung menurut ketentuan
perundangan desentralisasi yang telah ada sebelum RIS, yaitu S.G.O dan “ordonantie
tijdelijke voorzienigen bestuur stadsgemeente Java”. Demikian pula susunan dan organisasi
stadsgemeente masih tetap seperti sediakala tanpa perubahan.
Penyelenggaraan pemerintahan daerah masih dilakukan oleh Majelis Pemerintahan Kota
Jakarta, Badan Pemerintahan Harian dan Walikota yang dibentuk pada zaman Pre-Federal.
Akan tetapi sesuai dengan yang telah ditetapkan, bahwa jangka waktu pelaksanaan tugas
Majelis Pemerintahan Kota Jakarta dan Badan Pemerintahan Harian hanya satu tahun, maka
pada tanggal 1 Maret 1950 kedua badan tersebut meletakan jabatannya. Mengingat dalam
jangka waktu 1 tahun belum dapat dilangsungkan pemilihan untuk membentuk majelis yang
baru, maka untuk mencegah macetnya penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kota Jakarta,
dengan keputusan presiden tanggal 28 Februari 1950 Nomor 93, ditetapkan bahwa sambil
menanti pengaturan lebih lanjut semua kekuasaan, hak dan kewajiban serta segala urusan dan
pelaksanaan menurut perundang-undangan yang berlaku berada dalam tangan Dewan
Perwakilan Kota dan College van Burgemeesteren Wethouders dari Gemeente kota Jakarta,
untuk sementara diselenggarakan dan dilaksanakan oleh Walikota.
8 Pemerintahan tunggal tersebut tidak berlangsung lama, karena Kementrian Dalam Negeri
RIS telah melakukan usaha-usaha untuk membentuk majelis yang baru. Pada akhir bulan
Februari 1950, Kementrian mengadakan pertemuan dengan pelbagai partai politik dan
organisasi lain. Dalam pertemuan disetujui pembentukan sebuah Panitia pembaharuan
Majelis Pemerintahan Kota Jakarta yang disebut Panitia Tujuh yang bertugas untuk dalam
waktu singkat membentuk sebuah majelis baru, yang didalamnya duduk wakil-wakil dari
pelbagai aliran politik dan lainnya yang dapat mencerminkan keadaan yang sebenar-benarnya
dari masyarakat Kota Jakarta pada dewasa itu.
Dalam majelis akan dijamin sekurang-kurangnya 7 kursi untuk partai-partai politik, dengan
demikian pemilihan akan dilangsungkan dalam 2 tahap, yaitu pertama dipilih terlebih dahulu
7 orang diantara calon-calon yang diajukan oleh partai-partai politik saja, kemudian baru
dilakukan pemilihan 18 orang lainna dari semua calon yang dikemukakan. Berdasarkan
pemilihan yang diikuti oleh 177 organisasi, terdapat 25 orang calon yang mendapat suara
terbanyak dan dinyatakan terpilih. Pada tanggal 9 Maret 1950 selesailah tugas pekerjaan
Panitia Tujuh, dan 25 nama tersebut diatas disampaikan kepada Menteri Dalam Negeri RIS
untuk disahkan sebagai anggota-anggota Majelis Pemerintahan Kota Jakarta yang baru.
Dengan keputusan Menteri Dalam Negeri RIS tanggal 16 Maret 1950 Nomor B.Z/3/4/13
diangkatlah 25 orang yang diajukan oleh Panitia Tujuh tersebut menjadi Dewan
Perwakilan Kota Sementara dari Kotapraja 9 Jakarta terhitung mulai tanggal 15 Maret 1950.
Pada tanggal 30 Maret 1950 Nomor 203 masa jabatan Dewan Perwakilan Rakyat Kota
Sementara diperpanjang selama 6 bulan yaitu hingga 1 Januari 1951, dengan catatan bahwa
sebelum tanggal tersebut harus sudah terbentuk Dewan Perwakilan Rakyat Kota berdasarkan
pemilihan umum. Menjelang akhir tahun 1950 masih belum diadakan pemilihan untuk
membentuk suatu Dewan Perwakilan Kota yang baru.
Untuk menghindarkan kekosongan dalam pelaksanaan pemerintahan daerah Kota Jakarta,
maka dengan Keppres RI tanggal 27 Desember 1950 Nomor 69, masa jabatan yang semula
ditetapkan hingga akhir tahun 1950 diperpanjang untuk waktu yang tidak ditentukan, dan
akan ditetapkan kemudian oleh Menteri Dalam Negeri berdasarkan atas persiapan-persiapan
penyelenggaraan pemilihan umum anggota Dewan Perwakilan Kota tersebut. Dewan
Perwakilan Kota Sementara yang dibentuk pada zaman RIS ternyata sifatnya 1966 –1969
menggunakan gedung Bouw Ploeg Maatschappy tidak sementara sebagaimana disebutkan
daam namanya, karena dapat mencapai umur 6,5 tahun yaitu sampai tanggal 31 Agustus1956,
selama jangka waktu tersebut telah terjadi perubahan dalam susunannya. Pemerintah Pusat
mengeluarkan undang-undang tahun 1956 Nomor 14 yang mengatur pembentukan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah dan Dewan Pemerintahan Daerah Peralihan di daerah-daerah
berdasarkan pertimbangan jumlah suara yang diperoleh dalam pemilihan umum Dewan
Perwakilan Rakyat (Parlemen) yang baru di daerah masing-masing.
DPRD Peralihan bubar sesudah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah atas dasar pemilihan
umum dilantik, atau selambat-lambatnya 1 tahun setelah Undang-Undang 1956/14
diundangkan. Undang-undang tersebut ditetapkan tanggal 17 Juli 1956. Jadi masa jabatan
DPRD Peralihan hanya sampai tanggal 17 Juli 1957. Akan tetapi jangka waktu 1 tahun
tersebut dihapuskan karena tidak ada daerah yang dapat membentuk DPRD dengan jalan
pemilihan sebelum tanggal 17 Juli 1957. Selanjutnya ditetapkan bahwa masa jabatan DPRD
Peralihan ialah sampai dilantiknya DPRD atas dasar Pemilu. Berdasarkan permohonan
dimaksud, Pemerintah telah mengubah UU Nomor 8 Tahun 1957 (LN 1957 Nomor 50 TLN
No. 1274), dimana dasar perhitungan untuk menentukan jumlah anggota DPRD Kotapraja
Jakarta Raya menjadi tiap-tiap 45.000 penduduk mempunyai seorang wakil, dengan minimal
30 dan maksimal 50 anggota. Selanjutnya berdasarkan SK Mendagri tanggal 20 Mei 1957
Nomor BPU/15/11/10 sebagai pelaksanaan dari UU Nomor 1 Tahun 1957 Jo. UU Nomor 8
Drt. 1957, jumlah anggota DPRD sebanyak 41 orang. Kemudian atas dasar pertimbangan
dengan kedudukan Jakarta sebagai Daerah Khusus Ibukota Negara yang ditetapkan dalam
Penetapan Presiden No.2 Tahun 1961 dan UU No. 10 Tahun 1964, yang memiliki
kelengkapan dari berbagai golongan politik dan Golongan Karya di dalam masyarakat, serta
memperhatikan perkembangan jumlah penduduk, maka oleh Presidium Kabinet Kerja dengan
keputusannya tanggal 29 Januari 1964 Nomor Aa/C/61964 12 telah diadakan perubahan
terhadap jumlah keanggotaan DPRD-GR DKI Jakarta menjadi 50 orang. Sampai pada saat
terjadinya penghianatan G-30-S/PKI Tahun 1965, anggota DPRD-GR DKI Jakarta berjumlah
49 orang, karena 1 orang anggotanya diberhentikan berhubung dengan pembubaran partai
Murba pada tahun 1964. Jumlah anggota DPRD Periode 1966-1971 berjumlah 39 orang.
Dalam periode ini dengan Keputusan DPRD Nomor 9/DPRD-GR/1966 terdapat 11 orang
anggota yang berasal dari PKI dipecat, dan berdasarkan surat Ketua DPRD- GR Nomor
198/I/S/DPRD-GR terdapat 2 orang anggota dari Partindo diberhentikan kegiatannya sebagai
anggota DPRD. Selanjutnya berdasarkan Kepmen Dagri/Deputi Menteri Pemerintahan
Umum dan Otonomi Daerah Nomor Des.2/12/40-85, terdapat 10 orang anggota DPRD-GR
diberhentikan dengan hortma serta pengangkatan 12 orang anggota baru. Sesuai dengan UU
Nomor 16 Th. 1969 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Th. 1970, jumlah anggota 13 DPRD
periode 1977-1982 sebanyak 40 orang.
Dengan landasan UU Nomor 16 Tahun 1969 tentang Susunan dan Kedaulatan MPR, DPR
dan DPRD, jis. yang disempurnakan menjadi UU Nomor 5 Th. 1975, serta PP Nomor 2 Th.
1976 yang menggariskan bahwa jumlah anggota DPRD Tingkat I sekurang-kurangnya 40
orang dan sebanyak-banyaknya 75 orang dengan perhitungan untuk sekurang-kurangnya
200.000 jiwa penduduk mendapat seorang wakil, maka keanggotaan DPRD DKI Jakarta
masa bhakti 1982-1987 berjumlah 40 kursi. Sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1969 tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR dan
DPRD dan sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1985 jumlah
anggota DPRD tingkat I ditetapkan sekurang-kurangnya 45 dan sebanyak-banyaknya 100
orang. Sedangkan bagi DKI Jakarta ditetapkan sekurang-kurangnya 60 orang. Oleh karena itu
berdasarkan surat Mendagri Nomor 161.31-860 Th. 1987, anggota DPRD DKI Jakarta masa
bhakti 1987-1992 berjumlah 60 orang.
Berdasarkan Pasal 17 ayat (3) UU No. 16 Th. 1969 tentang Susunan dan Kedudukan MPR,
DPR dan DPRD sebagaimana telah diubah kembali dengan Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1995, jumlah anggota DPRD I sebanyak-banyaknya 100 orang dan sekurang-
kurangnya 45 orang dan dalam ayat (4) ditetapkan bahwa jumlah anggota DPRD Provinsi
DKI Jakarta ditetapkan sekurang-kurangnya 60 orang. Untuk masa bhakti 1992-1997
berdasarkan Kepmendagri Nomor 47 Tahun 1992 jumlah anggota DPRD Provinsi DKI
Jakarta ditetapakan 75 orang. Selanjutnya, untuk DPRD hasil Pemilu tahun 1997 hanya
berusia 14 sekitar 2 tahun, karena terjadinya reformasi disegala bidang yang ditandai dengan
penggantian pimpinan nasional, dilakukannya perubahan terhadap Undang-Undang tentang
Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, dan DPRD, tentang Pemilihan Umum, Partai Politik,
Pemerintahan Daerah. Keanggotaan DPRD hasil Pemilu 1997 ini berjumlah 85 orang.
Selanjutnya sebagai hasil Pemilu 1999, berdasarkan UU Nomor 4 Tahun 1999 tentang
Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, dan DPRD, keanggotaan DPRD tetap berjumlah 85
orang dan pada tahun 2004—2009 Anggota Dewan berjumlah 75 orang. Sedangkan pada
periode tahun 2009—2014 Anggota DPRD berjumlah 94 orang.
Selanjutnya periode 2014-2019, berdasarkan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009
tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD, jumlah Anggota DPRD menjadi 106 orang. Jumlah
yang sama untuk periode 2019-2024.
BAB III
PENUTUP

Dengan mengucapkan Alhamdulillah kehadirat Allah SWT. Atas terseleggaranya praktik


kerja industri di DPRD PROVINSI DKI JAKARTA, sehingga tersusun laporan ini. Sehingga
dapat memenuhi tugas pembelajaran Praktik Keahlian.

Semoga dengan adanya laporan ini dapat menambah wawasan serta pengetahuan yang
lebih dalam, dan tidak lupa Penyusun sampaikan terima kasih kepada segenap pihak yang
telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini.

1. Kesimpulan

Selama melaksanakan Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) di DPRD PROVINSI DKI


JAKARTA ini, penyusun juga mendapatkan banyak pengetahuan dan pengalaman yang
berharga. Penyusun jadi mengerti, bahwa dalam dunia kerja yang sesungguhnya.

Setelah melaksanakan praktik kerja di DPRD PROVINSI DKI JAKARTA banyak


pengalaman yang diperoleh yang belum Penyusun dapatkan dari sekolah, Melalui Pendidikan
Sistem Ganda (PSG) yang dapat lebih membuka pikiran terhadap hal-hal baru dan informasi-
informasi luas, sehingga kita menambah wawasan yang lebih luas.

Pendidikan Sistem Ganda (PSG) sendiri mengandung pengertian pendidikan dua arah atau
dua sisi, yaitu pendidikan di dalam dan di luar sekolah. Tujuan PSG itu sendiri adalah untuk
menciptakan siswa yang mempunyai etos kerja tinggi dan mempunyai keterampilan serta
kemampuan yang cukup untuk dapat terjun langsung ke masyarakat.

Pendidikan Sistem Ganda (PSG) akan berjalan baik bila semua unsur-unsur yang menjadi
penopang saling melengkapi, seperti guru, siswa, maupun karyawan. PSG sangatlah penting
mengingat zaman sekarang kebutuhan dunia kerja akan tenaga kerja yang terampil dan
profesional sangat dibutuhkan. Dan penyusun yakin pendidikan di seluruh Indonesia akan
semakin maju bila program ini benar-benar dilaksanakan dengan baik serta dengan adanya
usaha.
B. Saran - Saran

1. Untuk Sekolah

Kerjasama yang telah terjalin antara SMKN 2 Jakarta dan DPRD PROVINSI DKI
JAKARTA terutama dalam pelaksanaan praktik kerja industri agar dapat lebih ditingkatkan
lagi supaya proses pelaksanaan praktik kerja industri di masa yang akan datang akan semakin
lancar dan supaya lebih mudah dalam hal penyaluran lulusan-lulusan SMKN 2 Jakarta.
a) Diharapkan sekolah dapat lebih meningkatkan materi dan bimbingan kepada siswa,
agar lebih siap dalam melaksanakan praktik kerja.
b) Perkembangan teknologi semakin pesat terutama aplikasi teknologi di dnia kerja perlu
diimbangi dengan persiapan yang matang oleh siswa atau siswi SMKN 2 Jakarta,
sehingga penulis menyarankan agar pihak sekolah memperlengkap alat-alat oraktik
dan buku-buku penunjang belajar agar siswa mendapat gambaran informasi teknologi
terkini yang dipakai oleh dunia industri.
c) Pihak sekolah hendaknya menempatkan siswa praktik di tempat kerja yan sesuai
dengan jurusan/keahliannya.
d) Diharapkan pembimbing praktik dari sekolah lebih memperhatikan kedisiplinan anak
bimbingannya yang melaksanakan praktik kerja.
e) Pembimbing diharakan lebih sering memberikan arahan agar menambah keterampilan
siswa praktik.
f) Pembelajaran teknologi komunikasi agar lebih di tingkatkan.
g) Supaya tiap saran-saran yang disampaikan dalam laporan benar-benar diperhatikan
oleh sekolah.

2. Untuk Siswa Yang Akan Praktik

a) Pembekalan yang diberikan oleh sekolah harus diikuti dengan baik dan tertib
sehingga memudahkan saat pelaksanaan praktik kerja.
b) Persiapkan kemampuan maupun keterampilan sebaik mungkin sebelum masuk dunia
kerja.
c) Selalu mengikuti dan mematuhi tata tertib yang ada di instansi.
d) Menjaga nama baik sekolah di instansi yang akan dilaksanakan.
DOKUMENTASI

Mengantar Surat Memfotocopy Surat Menyatukan Surat

Menghancurkan Kertas Menstampel Surat

Anda mungkin juga menyukai