Anda di halaman 1dari 6

Jawab :

1. Lembaga keuangan adalah perusahaan yang memberikan jasa layanan utama


berupa jasa keuangan. Jasa jasa keuangan utama yang diberikan oleh
lembaga keuangan adalah sebagai berikut.
a. Mengubah aset keuangan yang didapatkan dari pasar menjadi bentuk aset
keuangan yang berbeda untuk tujuan yang berbeda pula. Contoh lembaga
keuangan memberikan jasa mengubah aset keuangan berupa tabungan
menjadi kredit.
b. Membantu menciptakan berbagai bentuk aset keuangan untuk
kepentingan klien perusahaannya.
c. Memperdagangkan aset keuangan untuk berbagai kepentingan baik
kepentingan perusahaan keuangan sendiri maupun kepentingan pihak lain
(klien).
d. Memberikan jasa perlindungan atas risiko yang mungkin dihadapi oleh
kliennya baik resiko bisnis maupun risiko yang lain.
e. Memberikan jasa konsultasi untuk para investor dan pelaku pasar
keuangan lainnya.
f. Memberikan jasa pengelolaan portofolio baik untuk pelaku pasar
keuangan maupun untuk masyarakat umum.
2. Lembaga keuangan bank depository sebagian besar dananya diperoleh
dengan cara menghimpun dana dari masyarakat yang dilakukan dengan
menawarkan jasa tabungan atau simpanan. Simpanan ini bisa berupa giro,
tabungan deposito dan simpanan simpanan lain. Selanjutnya dana ini
ditawarkan pada masyarakat yang membutuhkan dalam bentuk lain misalnya
kredit atau untuk membeli aset keuangan lain.
Sedangkan lembaga non-depository adalah lembaga keuangan dimana
penghimpunan dana masyarakat tidak dilakukan dengan menawarkan
produk tabungan atau simpanan melainkan dengan cara lain. Contoh
lembaga keuangan non-depository adalah asuransi lembaga pembiyaan
lembaga dana pensiun lembaga reksa dana (mutual funds) dan lembaga-
lembaga lain.
3. Kondisi ini berlangsung sampai krisis ekonomi mulai tahun 1997/1998. Pada
masa ini tepatnya 1 november 1997 pemerintah melikuidasi 16 bank
bermasalah. Ke 16 bank tersebut masing masing adalah Bank Pinaesaan,
Bank Anrico, Bank Andromeda, Bank Guna Internasional, Bank Umum
Majapahit, Bank Kosagraha Semesta, Bank SEAB, Bank Dwipa Semesta,
Bank Industry, Bank Astria Raya, Bank Harapan Sentosa Sejahtera, Bank
Umum, Bank Jakarta, Bank Mataram Dhanarta, Bank Pacific dan Bank Citra
Dhanamanunggal (jiwandono 2000).
Penutupan 16 bank tersebut nampaknya memicu krisis kepercayaan terhadap
perbankan yang selanjutnya menjadi krisis ekonomi.
Pada masa paska kritis industri perbankan Indonesia mengalami babak baru
dan berkembang sampai saat ini. Saat ini indutri perbankan Indonesia
merupakan bagian dari sistem keuangan Indonesia yang menjadi bagian dari
tatanan ekonomi global. Selain perkembangan industri perbankan dinamika
perkembangan pasar modal.
Pasar modal di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat dalam
satu dekade terakhir. Penyebab dari krisis ini bukanlah fundamental
ekonomi Indonesia yang selama ini lemah, hal ini dapat dilihat dari data-data
statistik di atas, tetapi terutama karena utang swasta luar negeri yang telah
mencapai jumlah yang besar. Yang jebol bukanlah sektor rupiah dalam
negeri, melainkan sektor luar negeri,
Khususnya nilai tukar dollar AS yang mengalami overshooting yang sangat
jauh dari nilai nyatanya. Krisis yang berkepanjangan ini adalah krisis
merosotnya nilai tukar rupiah yang sangat tajam, akibat dari serbuan yang
mendadak dan secara bertubi-tubi terhadap dollar AS (spekulasi) dan jatuh
temponya utang swasta luar negeri dalam jumlah besar. Seandainya tidak
ada serbuan terhadap dollar AS ini, meskipun terdapat banyak distorsi pada
tingkat ekonomi mikro, ekonomi Indonesia tidak akan mengalami krisis.
Dengan lain perkataan, walaupun distorsi pada tingkat ekonomi mikro ini
diperbaiki, tetapi bila tetap ada gempuran terhadap mata uang rupiah, maka
krisis akan terjadi juga, karena cadangan devisa yang ada tidak cukup kuat
untuk menahan gempuran ini. Krisis ini diperparah lagi dengan akumulasi
dari berbagai faktor penyebab lainnya yang datangnya saling bersusulan.
Analisis dari faktor-faktor penyebab ini penting, karena penyembuhannya
tentunya tergantung dari ketepatan diagnose. Anwar Nasution melihat
besarnya defisit neraca berjalan dan utang luar negeri, ditambah dengan
lemahnya sistim perbankan nasional sebagai akar dari terjadinya krisis
finansial (Nasution: 28). Bank Dunia melihat adanya empat sebab utama
yang bersamasama membuat krisis menuju ke arah kebangkrutan (World
Bank, 1998, pp. 1.7 -1.11).
Yang pertama adalah akumulasi utang swasta luar negeri yang cepat dari
tahun 1992 hingga Juli 1997, sehingga l.k. 95% dari total kenaikan utang
luar negeri berasal dari sektor swasta ini, dan jatuh tempo rata-ratanya
hanyalah 18 bulan. Bahkan selama empat tahun terakhir utang luar negeri
pemerintah jumlahnya menurun. Sebab yang kedua adalah kelemahan.
4. Berdasarkan UU tersebut menurut jenis usahanya bank diklasifikasikan
menjadi dua kelompok yaitu;
1. Bank Umum; adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan atau berdasarkan Prinip Syariah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
2. Bank Perkreditan Rakyat (BPR); adalah bank yang melaksanakan
kegiatan usaha secara konversional atau berdasarkan Prinsip Syariah
yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran.

Jenis-jenis Bank Berdasarkan Fungsi


1. Bank Sentral
Jenis yang kedua dari jenis-jenis bank di Indonesia berdasarkan fungsinya
adalah bank sentral. Bank sentral pada umumnya merupakan sebuah instansi
yang diberi hak serta bertanggung jawab atas kebijakan moneter di wilayah
tempat bank tersebut berada. Secara spesifiknya, bank sentral ditugaskan
agar dapat menjaga stabilitas nilai mata uang, stabilitas pada sektor
perbankan, serta sistem finansial secara keseluruhan dari suatu negara.
Di Indonesia, Bank Indonesia ditunjuk sebagai bank sentral yang diberi
amanat serta tugas dari sebuah bank sentral.
2. Bank Umum
Jenis yang kedua dari jenis-jenis bank di Indonesia berdasarkan fungsinya
adalah bank umum. Bank umum disebut juga sebagai bank komersil
(commercial bank). Oleh karena itu bank umum merupakan sebuah bank
yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau bisa juga
berdasarkan prinsip syariah.
Bank umum dalam kegiatannya bertugas sebagai penyedia jasa dalam lalu
lintas pembayaran atau kegiatan transaksi uang lewat bank bagi masyarakat.
Maksudnya, sifat jasa yang diberikan cenderung umum, dalam arti
menyediakan seluruh jasa perbankan yang ada. Hal ini berlaku pula dengan
wilayah operasinya, dapat dilakukan di seluruh wilayah, tidak hanya pada
suatu wilayah tertentu.
3. Bank Perkreditan Rakyat
Jenis yang kedua dari jenis-jenis bank di Indonesia berdasarkan fungsinya
adalah bank perkreditan rakyat. Tidak jauh berbeda dengan bank umum,
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan
usaha secara konvensional atau juga berdasarkan prinsip syariah. Namun
berbeda dengan bank umum, BPR dalam kegiatannya tidak memberikan jasa
dalam lalu lintas pembayaran. Selain itu, aktivitas Bank Perkreditan Rakyat
jauh lebih sempit cakupannya jika dibandingkan dengan aktivitas bank
umum. Alasannya adalah karena BPR tidak diberi izin untuk menerima
simpanan giro, kegiatan valas, serta asuransi.

Jenis jenis berdasarkan kepemikannya bank diklasifikasikan menjadi :

1. Bank Persero,yaitu bank yang dimiliki oleh pemerintah.


2. Bank Umum Swasta Nasional, yaitu bank yang dimiliki oleh swasta
domestik (warga Negara Indonesia)
3. Bank Asing, yaitu bank yang dimiliki oleh warga Negara asing.
4. Bank Campuran, yaitu bank yang dimiliki warga Negara Indonesia dan
warga Negara asing.
5. Bank Pemerintah Daerah, yaitu bank yang dimiliki oleh pemerintah
daerah.

Jenis jenis Berdasarkan sistem pengenaan bunga, bank diklasifikasikan


menjadi:

1. Bank Konvensional, adalah bank yang dalam operasionalnya


meggunakan sistem bunga.
2. Bank Syariah, adalah bank yang dalam operasionalnya menggunakan
prinsip syariah. Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan
hukum islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana atau
pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai
dengan syariah antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil
(mudharabah) , pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal
(musharakah) , prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan
(murabahah) , atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa
murni tanpa pilihan (ijarah) , atau dengan adanya pilihan pemindahan
kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain
(ijarah wa iqtina).

Jenis jenis berdasarkan transaksi devisa, bank diklasifikasikan menjadi :

1. Bank Devisa, adalah bank yang dalam operasionalnya melayani transaksi


valuta asing.
2. Bank Non-devisa, adalah bank yang dalam operasionalnya tidak
melayani transaksi valuta asing.

Anda mungkin juga menyukai