Dosen Pengampu :
Dr. Ir. Ridwan Iskandar, MT
Disusun Oleh :
Golongan E
1. Nadia Rizki Amalia (D41202324)
2. Nur Fadhilah (D41202369)
3. Farhan Akmal Fatah (D41202456)
4. Kanya Fadilla Barly (D41202467)
ABSTRAK
SPC bertujuan untuk mengendalikan adanya penyimpangan produk untuk mencegah
terjadinya penyimpangan mutu, memberi petunjuk untuk mrlakukan koreksi penyimpangan dan
mengenali penyebab penyimpangan produk. Proses pengolahan daun tembakau di PT. Gading Mas
Indonesia Tobacco belum terdapat Prosedur Operasi Standar (SOP) yang biasa digunakan untuk
menganalisis kualitas produk yang dihasilkan pada proses pengolahan dan bagaimana
pengendalian mutu dilakukan dilakukan pada proses pengolahan daun tembakau Pengamatan
dengan bagan kendali P dilakukan pada proses pengolahan daun tembakau di PT. Gading Mas
Indonesian Tobacco. Pengamatan dilakukan terhadap proses yang menjadi titik awal dalam
identifikasi cacat yaitu proses Pemanenan. Cara pengeringan daun tembakau yang sudah dipetik
ada bermacam-macam. Ada yang dijemur di bawah sinar matahari langsung, ada pula yang
mengeringkannya dalam barn. Untuk tembakau Besuki Na-oogst, cara pengeringannya berbeda,
yakni dengan mengangin-anginkan daun tersebut di dalam los dengan mengatur suhu dan
kelembabannya Metode pengendalian proses secara statistik atau Statistical Process Control (SPC)
adalah cara untuk mengolah data-data yang ada melalui metode-metode statistik dengan cara
membuat batas-batas kendali dari proses yang ada, sehingga dapat memberikan gambaran tentang
proses yang terjadi serta dapat memperbaiki proses agar proses berjalan baik Berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu proses pemanenan dan
pengeringan tembakau pada PT Gading Mas Indonesian Tobacco belum terkendali secara statistik
karena proses yang out of control. Yang kedua adalah penyimpangan mutu pada proses pemanean
dan pengeringan daun tembakau di PT Gading Mas Indonesian Tobacco disebabkan karena faktor
manusia
Keywords : Statistical Process Control daun tembakau na-oogst, tabel kontrol P,tabel kontrol X
ABSTRACT
SPC aims to control product deviations to prevent quality deviations, provide instructions
to treat deviations and identify the causes of product deviations. Tobacco leaf processing at PT.
Gading Mas Tobacco does not yet have an Operating Procedure (SOP) which is commonly used
to analyze the quality of the product produced in the processing process and how quality control
is carried out in the leaf processing. P control is carried out on the tobacco leaf processing process
at PT. Tobacco Ivory Mas Indonesia. carried out on the process that became the starting point in
the defect, namely the harvesting process. There are various ways of drying tobacco leaves that
have been picked. Some are dried in direct sunlight, some are burdened in the warehouse. For
Besuki Na-oogst tobacco, the drying method is different, namely by aerating the leaves in a booth
with the settings and humidity. Statistical Process Control (SPC) is a method of processing existing
data through statistical methods. by making a control limit of the existing process, so that it can
provide an overview of the process that occurs and can improve the process so that it runs well.
due to uncontrolled processes. The second is the quality deviation in the harvesting and drying
process of tobacco leaves at PT Gading Mas Indonesian Tobacco caused by human factors.
Keywords : Statistical Process Control of tobacco leaf na-oogst, control table P, control table X
BAB 1 PENDAHULUAN
Dari hasil pengolahan data diperoleh nilai batas kendali atas (UCL)
sebesar 0,1842, batas kendali bawah (LCL) sebesar 0,1164. Berdasarkan gambar 1
diketahui bahwa proses pemanenan dalam keadaan tidak terkendali (out of control).
Karena pada sampel H1P3,H2P3,H3P3 diketahui selalu berada diatas batas kendali
atas (UCL). Lalu pada sampel H1P1, H1P2, H2P2, H3P1, H3P2, H4P1, H4P2
berada dibawah LCL. Terdapat juga nilai CP sebesar 1,00 Artinya nilai kapabilitas
proses pemetikan baik, namun masih perlu dilakukan pengendalian karena masih
terdapat cacat mutu yang berada pada batas terkendali.
2. Bagan Kendali X
Proses pengeringan Tembakau Besuki Na-oogst menggunakan cara
yang unik yaitu dengan yakni dengan mengangin-anginkan daun tersebut di dalam
los dengan mengatur suhu dan kelembabannya.
Pengerngan tembakau cerutu merupakan pengerigan yang dilakukan secara
alamiah, oleh karena itu pada setiap saat udara harus menerima uap air yang harus
diuapkan dari dalam daun, dengan lembabnya udara di malah hari kemampuan
menampung uap air akan berkurang sehingga perlu dibantu dengan pemberian
api/pengasapan.
Pada proses Pengeringan pengamatan dilakukan mulai dari pelayuan,
pemasakan daun, pengeringan daun, pengeringan gagang, dan rompos. Setiap
rangkaian proses tersebut terjadi secara berurutan dari hari pertama setelah
pemanenan sampai hari ke-18
a. Pelayuan
Pada proses palayuan dan penguningan terdapat gejala perubahan daun dari
warna hijau segar berangsur-angsur menjadi layu, kemudian menguning. Dalam
prsoes ini pintu-pintu sirkulasi udara dibuka ±2 jam, yakni antara pukul 08.00 -
10.00.
Dari hasil pengolahan data pada Gambar 2 dapat diketahui nilai CL tercatat
22,1667, sedangkan batas kendali atas (UCL) tercatat 23,2451 dan batas kendali
bawah (LCL) tercatat 21,0883. Terlihat bahwa suhu pada proses pelayuan berada
dalam keadaan out of control. Hal ini ditunjukkan oleh adanya titik yang berada
dibawah batas kendali bawah (LCL), yang mengindikasikan adanya penyimpangan
yaitu terjadi penurunan suhu terus menerus. Tindakan yang dapat dilakukan agar
dapat mengendalikan proses pelayuan adalah dengan melakukan pengawasan dan
perlakuan pada proses pelayuan.
Gambar 3 Bagan Kendali x Kelembaban Proses Pelayuan Daun Tembakau
Dari hasil pegolahan data yang dapat dilihat pada Gambar 3 diperoleh nilai
batas kendali (CL) sebesar 27,0833, sedangkan batas kendali atas (UCL) didapat
nilai sebesar 29,0214 dan batas kendali bawah tercatat 25,1452. Proses pelayuan
berada dalam pengendalian statistik,maka dapat diketahui nilai indeks kapabilitas
prosesnya (Cp) sebesar 1. Nilai Cp menunjukkan bahwa kelembapan pada proses
pelayuan baik, namun masih perlu dilakukan pengendalian karena masih terdapat
cacat mutu yang berada pada batas terkendali.
e. Pengeringan Gagang
Proses pengeringan gagang berfungsi untuk Mencegah busuk gagang
dengan menguapkan air atau mengeringkan gagang. Hasil yang diinginkan pada
proses ini adalah daun menjadi keras dan gagang yang kesap dan kering.
Pada proses pengeringan gagang, suhu yang di catat dan telah dihitung pada
lampiran 9 mendapatkan nilai batas kendali atas (UCL) 29,0214; garis tengah (CL)
sebesar 27,0833 ;dan batas kendali bawah (LCL) sebesar 25,1452. Hasil
perhitungan kapabilitas proses (Cp) <1, yang artinya rendah dan perlu untuk
dilakukan perbaikan proses.
f. Pemetikan
Menurut buku panduan budidaya dan pegolahan hasil tembakau di kabupaten
Jember (2010), waktu panen terbaik untuk tembakau Besuki Na-Oogst tradisional dilakukan
pagi sekali sekitar pukul 06.00 pagi dan sudah selesai pada pukul 08.00 dengan tujuan daun
tembakau bersifat alkalis. Pemanenan pada pukul 08.00 sampai 10.00 dilakukan untuk
tanaman tembakau besnota untuk mengurangi kadar air daun juga menambah kandungan
zat pati agar mengurangi terjadinya glassy dan busuk lamina/gagang. Berdasarkan hasil
pengamatan, pemanenan dilakukan sampai sebelum pukul 10.00 pada saat hujan ataupun
tidak hujan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu
proses pemanenan dan pengeringan tembakau pada PT Gading Mas Indonesian Tobacco belum
terkendali secara statistik karena proses yang out of control. Yang kedua adalah penyimpangan
mutu pada proses pemanean dan pengeringan daun tembakau di PT Gading Mas Indonesian
Tobacco disebabkan karena faktor manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Gasperz. V. 1998. Statistical Process control Penerapan Teknik Statistika dalam
Manajemen Bisnis Total. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Diah, Mardani. 2008. Pengaruh Pupuk Kompos Serta Za Terhadap ] Pertumbuhan Tembakau Rakyat
(Nicotiana Tabacum). Yogyakarta: Fakultas Pertanian Institut Pertanian (INTAN).
Suwarso, Dkk. 2010. Uji Produktivitas Dan Mutu Tiga Varietas Tembakau Oriental
Di Indonesia. Jurnal Littri 16(3), September 2010. Hlm. 112 – 118 ISSN 0853
– 8212.
Anonim. 2010. Panduan Budidaya dan Pengolahan Hasil Tembakau di Kabupaten Jember (Good
Tobacco Practicces Edisi 2) Tembakau Besuki Na-Oogst. Jember: KAUTJ dengan Dinas
Perkebunan Kabupaten Jember.
Mukani. 2008. Identifikasi Faktor Penyebab Lambannya Alih Teknologi Pada Usahatani Tembakau
Virginia di Kabupaten Bojonegoro. Indonesian Tobacco and Fibre Crops Research Institute Volume
5 Nomor 2.