Anda di halaman 1dari 4

NOTULENSI KAJIAN 11- REMAJA MUSLIMAH

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
----------------------------*****************************************---------------------------------------

“Mengejar bayangna semu atau mengejar kepastian”


Pemateri: Nadia Alifulia (Ig:@ummunadia)
Moderator: Laily Firdha Fahriyah (Ig: @lailyfirdhaa_02)
Notulensi: Nandya Arintistia (Ig: @nandyaarin)
Pada tanggal:Kamis, 11 Maret 2021
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
----------------------------*****************************************---------------------------------------

Bismillahirohmannirohim..

Ibnul Qoyyim Al-Jauziyah mengatakan:

.‫الدنيا كالظل لو الحقتها تهرب منك و لو اعطيتها ظهرك تالحقك‬

“Dunia itu ibarat bayangan, bila kau kejar, dia akan lari darimu. Tapi bila kau
palingkan badanmu, dia tak punya pilihan lain kecuali mengikutimu.”

Apa yang dikatakan Ibnul Qoyyim diatas selaras dengan sabda nabi shallallahu alaihi
wasallam berikut ini:

“Siapa yang obsesi hidupnya akhirat, maka Allah akan menjadikan kekayannya berada di
dalam hatinya, menyatukan urusannya, dan dunia datang kepadanya dalam keadaan tunduk.
Sebaliknya, siapa yang menjadikan dunia sebagai obsesinya, maka Allah akan meletakkan
kefaqiran di depan matanya, Dia akan mencerai-beraikan urusannya, sementara dunia tidak
mendatanginya kecuali sebatas apa yang telah ditakdirkan baginya.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu
Majah)

Setiap potongan hidup selalu menyajikan pilihan-pilihannya sendiri. Disini kita hanya
punya dua pilihan, mengejar bayangan semu atau berbalik menuju kepastian. Tak ada
pilihan ketiga, sebab kita tak mungkin berhenti, karena dengan berhenti itu artinya kita
telah memilih untuk binasa.

Teruslah melangkah maju...

Sesekali lihatlah bayang itu, karena Allah azza wa jalla berfirman :

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (berupa kebahagiaan)
negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi”
(QS. AlQashshash: 77)
ayat ini menjelaskan agar manusia sepenuhnya mencari karunia akhirat dan menjadikan
dunianya sebagai sarana untuk meraih kebahagiaan akhirat. Sehingga apapun pekerjaan dunia
yang ditekuni seseorang -selama itu halal-, hendaknya membuat ia semakin bersemangat
dalam meraih akhiratnya. Hal ini sebagaimana yang dijelaskan oleh mayoritas ahli tafsir
diantaranya Ibnu Abbas,Al-Qurthuby, Jalaluddin Al-Mahally dan As-Sa'dy -rahihumullah-
As-Sa’di menjelaskan

“Engkau memiliki berbagai sarana untuk menggapai kebahagiaan akhirat berupa harta,
dimana hal tersebut tidak dimiliki oleh orang lain selain dirimu. Maka raihlah dengan harta
tersebut apa yang ada disisi Allah. Berinfaklah dengan harta itu, jangan menggunakannya
sebatas untuk memenuhi kebutuhan syahwat dan berbagai kelezatan semata.”

"Jangan lupakan bagianmu di dunia". Maksudnya, Allah tidak memerintahkan supaya


manusia menginfakkan seluruh hartanya, hingga ia terlantar. Namun infakkan dengan niat
untuk kebahagiaan akhiratmu. Bersenangsenanglah dengan duniamu dengan tidak
melalaikan agama sehingga membahayakan kehidupan akhiratmu."

-----*****----------------------------------***************---------------------------*****------

Kesimpulannya, tataplah akhiratmu, berjalanlah menujunya, namun jangan lupakan


duniamu sebagai sarana meraihnya. Sebab Allah tak memuji mereka yang terus-menerus
beribadah dan melupakan dunia, tapi Dia memuji mereka yang melakukan pekerjaan dunia
namun hati mereka terpaut pada Allah

“laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari
mengingat Allah, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat. Mereka takut pada hari
(pembalasan) yang (pada saat itu) hati dan penglihatan menjadi goncang” (QS. An-Nur:37).

#Ya Allah, perbaikilah agama kami yang merupakan sandaran segala urusan kami.
Dan perbaikilah urusan dunia kami yang merupakan tempat tinggal kami dan
perbaikilah akhirat kami yang merupakan tempat kembali kami.

Dan jadikanlah kehidupan kami sebagai tambahan bagi kebaikan kami dan kematian
kami sebagai tempat istirahat dari segala kejelekan kami." (HR. Muslim)#

----------------------------
*****************************************-------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------------------------------------

“Qn A session”
1. Bagaimana cara memantapkan hati untuk berpaling dari bayangan semu
tersebut yaitu dunia karna ada kala nya saat kita berusaha meninggalkan nya
selalu ada suatu hal yg membuat kita merasa berat untuk meninggalkan
bayangan semu tersebut?

Ini sebenernya balik lg ke diri kita ya shalihah, coba tnyakan dgn diri kita sdh paham blm
tujuan kita hidup di dunia itu apa? Maka percayalah, jika memang perihal dunia itu membuat
kita berpaling dgn perihal akhirat, maka tdk mudah hati kita tergoyahkan. Juga bisa dengan
terus menambah ilmu islam seperti juga mempelajari sirah Rasulullah, atau kisah para
sahabat.

2. Bagaimana tips atau cara ketika kita sedang fitur iman??

Ini pendapat ummu secara pribadi ya shalihah, karena ummu jg prnh ada di posisi futur ketika
merasa futur, biasanya ummu selalu dengar murottal. Kenapa? Futur ini bisa kita sebut dgn
"malas" dari segi apapun, malas sholat, mengaji, puasa dll. Tp ketika ummu mencoba
mendengarkan lantunan ayat2 Al-Qur'an, rasanya futur itu hilang seketika mngkn setiap org
beda2 ya shalihah,tp boleh dicoba cara ummu. Atau juga bisa dengan mengahadiri kajian atau
menonton kajian oleh ustadz/ustadzah kita. Seperti moodboster juga, teman ana hanya
dengan merenungi saja bisa seperti segala nikmat yang kita dapat kemudian bandingkan
dengan orang yang dibawah kita seprti itu ukhti.

3. Apakah ta'aruf endingnya selalu kepastian? Dan bagaimana caranya menjaga hati
agar kita terhindar dari zina (pacaran)?

Tdk dong shalihah, ta'aruf itu seperti pendekatan atau mengenal sesuai syariat islam. Jika tdk
merasa cocok, maka diputuskan jg tdk masalah tp jika cocok, maka cepatkanlah proses
baiknya ya menjaga hati mudah saja shalihah, cukup kita mencintai Allah tak terhingga
maka kita tdk ingin membuka hati dgn siapapun, kenapa? Karna hati kita milik Allah. Maka
dri itu, ketika seseorang sdh mencintai Allah, ia tdk akan mudah terpengaruh dgn hubungan
yg mendekati zina, apalagi hal itu dilarang oleh Allah.

4. Bagaimana hukumya kalau mengejar dunia tapi lupa dengan Allah. Misalnya ya
kalau kita terus mengejar rejeki sampai lupa sholat?

Hukumnya sudah jelas ya shalihah, BERDOSA. Sdngkn kita disuruh berhenti beraktivitas
ketika sdhdtngnya waktu sholat, lalu klo smpe rela2 ga sholat demi cari uang, apakah uang
tersebut akan berkah? Segala sesuatu yg kita peroleh tanpa ridho dari Allah, maka akan sia2
shalihah. Maksud berkah ini adlah walaupun sedikit tapi serasa nikmat lahir dan batin.

5. Bagaimana cara agar kita tidak selalu mementingkan pekerjaan dunia dan sadar
bahwa akhirat itu lebih penting?

Diseimbangkan ya shalihah, hal dunia yg dipentingkan itu harus menghasilkan timbal balik
yg baik utk akhirat. Hati2 shalihah, ketika kita trllu fokus terhadap dunia sampai lupa dgn
akhirat, maka kita sudah tertipu terhadap akal syaitan cobalah tanyakan pada diri sendiri ya,
kenapa sulit sekali mementingkan akhirat dulu dibandingkan dunia. Bisa juga shalihah
menonton kajian dari ustadz/ustadzah kita mengenai cara membagian aktifitas kita.
6.bagaimana caranya mengubah pola pikir seseorang tentang dunia?

Caranya harus diedukasi keluarganya shalihah edukasi tntng hukum islam, kan sudah tertera
jelas ya di dalam Al-Qur'an bahwa mendekati zina itu haram. Ketika sdh diedukasi tp malah
tetap tdk peduli, maka balik ke anak dan cucunya, mereka harus tau hukumnya apa shalihah,
supaya pola pikir org tua tdk menuntut atau memaksa mereka utk berpacaran. Klo ummu
pikir2, org tua mengizinkan mereka pacaran itu karena kemauan mereka sendiri (anak dan
cucu). Klo mereka tdk mau, maka org tua tdk mngkn memaksa utk pacaran biar langgeng

7. Bagaimana cara menyadari mereka kalau kita hidup dunia ini kita hanya dan
perbanyak beribadah kepada Allah?

ketika kita lebih mementingkan hal dunia sampai lupa dgn hal akhirat, maka hukumnya
berdosa. Ibaratnya gini, kita sibuk bekerja bekerja dan terus bekerja, tapi kita ga sholat, kita
ga peduli mau sholat atau ngga, ummu tanyakan... Apa boleh seperti itu? Apa hukumnya?
Berdosa shalihah. Juga bisa menyadari bahwa segala yang kita hasilkan bisa lenyap seketika
bukan? Uang yang dicari dengan meninggalkan sholat di simapn simpan justru tetiba sakit
dan harus keluar uangnya.

Waalahualam bi sauwab atas segala jawaban yang pemateri coba sampaikan, dan
seluruh panita usahakan dalam keberlangsungannya acara ini, kebaikan datangnya
dari Allah SWT keburukan dari hamba Allah yg penuh dengan silap dan salah.
Semoga bisa bermanfaat.

----------------------------
*******************SELESAI***********************-------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------------------------------------

Anda mungkin juga menyukai