Anda di halaman 1dari 3

3 CIRI BUDAK DUNIA

Hadirin Jama’ah Jum’at yang Dimuliakan Allah swt....


Alhamdulillah bersyukur kepada Allah atas segala nikmat, terutama atas nikmat Hidup, sehat, dan yg paling
utama nikmat Iman dan Islam.
Rasa syukur ini pula kita ungkapkan dengan perbuatan kita, yaitu dengan berusaha mengerjakan semua yg
Allah perintahkan dan menjauhi semua yg Allah larang. Kemudian bersholawat kepada Nabi.
Hadirin Jama’ah Jum’at yang Dimuliakan Allah swt....
Allah swt berFirman dalam Alqur’an surat Az-Zariyat ayat 56:
‫س ا َِّْل ِل َي ْعبُد ُْو ِن‬ ِ ْ ‫َو َما َخلَ ْقتُ ْال ِج َّن َو‬
َ ‫اْل ْن‬
Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.
Dalam ayat ini Allah swt sudah jelas menyebutkan bahwa tujuan utama kita manusia dan jin diciptakan
adalah untuk mengabdi, untuk beribadah kepada Allah, untuk menjadi hamba Allah.
Namun seiring berjalannya waktu yg dilalui manusia hidup di atas dunia ini, membuat banyak dari mereka
yg lupa akan tujuan utama ini, mereka tak lagi menjadi hamba Allah, tapi justru menjadi hamba dunia atau
budak dunia.
Maka Ada 3 ciri yang apabila ada pada diri seorang hamba, maka dapat dipastikan dia sudah menjadi hamba
atau budak dunia.
1. Ketika seorang hamba melakukan amal ibadah dengan niat tidak hanya karena Allah semata, tapi juga
karena dunia.
Barangkali kita pernah mengalaminya, mungkin dulu pernah kita sholat tahajjud, tapi sholat tahajjud yg
kita lakukan tak hanya karena Allah, tapi agar kita naik pangkat, naik jabatan.
Atau pernah kita rajin ibadah, rajin ke masjid, tapi dengan harapan agar disebut org sbg orang soleh, dipuji
sbg orang yg ahli ibadah.
Mungkin kita pernah bersedekah, tapi sedekah yg kita berikan tak hanya karena Allah semata, tapi kita
berharap agar harta yang kita keluarkan itu kembali dalam keadaan berlipat ganda. Atau mungkin kita
pernah sedekah, namun niatnya bukan hanya karena Allah saja, tapi karena ingin usaha kita sukses, makin
maju dan berkembang.
Atau Mungkin juga kita pernah puasa, tapi puasa yang kita lakukan tak hanya karena Allah semata, tapi
dengan harapan anak kita lulus di sekolahnya, lulus kuliahnya, lulus bekerjanya dsb.
Dalam Alqur’an Allah SWT sudah mengingatkan kita tentang hal ini, dalam surat Hud ayat 15-16 :
ِ ‫َم ْن َكانَ يُ ِر ْي ُد ْال َح ٰيوة َ ال ُّد ْنيَا َو ِز ْينَت َ َها نُ َو‬
ُ ‫ف اِلَ ْي ِه ْم ا َ ْع َمالَ ُه ْم فِ ْي َها َوهُ ْم فِ ْي َها َْل يُ ْب َخ‬
َ‫س ْون‬
Siapa yg menginginkan kehidupan dunia dan segala perhiasan serta kenikmatan yg ada didalamnya, atas
niat dari amalan yg mereka lakukan, maka pasti akan Kami berikan bagi mereka, dan mereka tidak akan
dirugikan.
Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘Anhuma menjelaskan tentang ayat ini, bahwa siapapun yg melakukan amal soleh,
apapun bentuknya, baik sholat, puasa, zakat, sedekah, zikir atau yg lainnya, apapun itu, kalau amal itu dia
lakukan tidak hanya karena Allah, tapi juga karena dunia, maka akan Allah berikan kepadanya apa yg dia
niatkan dari amalan yg dilakukannya itu, tanpa dikurangi dan dirugikan sedikitpun. Tapi ingat, ayat tak
berhenti sampai disitu, ada sambungannya ayat 16:
ٰ ْ ‫ْس لَ ُه ْم فِى‬ ٰٰۤ ُ
ُ َّ‫اْل ِخ َرةِ ا َِّْل الن‬
‫ار‬ َ ‫ول ِٕى َك الَّ ِذيْنَ لَي‬ ‫ا‬
Mereka itu nanti di akhirat tak lagi mendapatkan balasan apa-apa kecuali neraka,
َ‫صنَعُ ْوا فِ ْي َها َو ٰب ِط ٌل َّما َكانُ ْوا يَ ْع َملُ ْون‬ َ ِ‫َو َحب‬
َ ‫ط َما‬
dan sia-sialah segala amal yang telah mereka kerjakan selama di dunia dan terhapuslah segala kebaikan yg
pernah mereka lakukan.

Dalam sebuah hadits yg cukup panjang diriwayatkan Imam Muslim, Nabi SAW menceritakan tentang orang
yang pertama kali diputuskan perkaranya pada hari kiamat, yaitu seorang laki-laki yg mati syahid, dia
dihadapkan kepada Allah, lalu Allah tanya, “apa dulu yg engkau lakukan di dunia?”
Orang itu menjawab: “aku berjihad, aku berperang karenaMu ya Allah, hingga aku mati syahid, aku rela
anakku menjadi Yatim, istriku menjadi janda. Maka Allah perlihat kepadanya surga dan segala
kenikmatannya, maka senanglah ia.
Tapi kemudian Allah berfirman:
ََ ‫“ َكذَب‬Kamu dusta! Kau katakan berjihad karena aku, Tapi Tidak kata Allah, aku tahu apa yg terlintas dalam
‫ْت‬
hatimu, engkau berperang bukan karena aku, tapi karena ingin dikatakan orang pemberani, karena ingin
mendapat gelar mujahid, gelar syuhada’. Dan itu sudah kamu dapatkan dulu di dunia. Hari ini engkau tak
layak lagi masuk ke dalam surga Ku yg mulia.
Maka orang itu diperintahkan Allah diseret dan dicampakkan ke dalam neraka.
Maka salah satu perbuatan yang sangat dibenci Allah adalah, ketika seorang hamba melakukan amal soleh,
melakukan ibadah, niatnya bukan hanya karena Allah saja, tapi juga karena dunia.

Hadirin jamaah jum’at Rahimakumulloh, tapi hal ini jangan sampai membuat kita salah paham, jangan
sampai membuat kita berpikir “kalau begitu tak perlu lagi kita beribadah, karena ibadahpun masuk neraka”.
Khotib sampaikan ini bukan untuk melemahkan semangat kita dalam beribadah, tapi supaya kita
memperbaiki dan meluruskan niat kita dalam beramal ibadah hanya karena Allah saja bukan karena perkara
dunia.
Bukankah dalam sehari minimal 5 kali kita berjanji kepada Allah, kita katakan “innassholati, wa nusuki, wa
mahyaya, wa mamati Lillahi Robbil ‘alamiin. Sesungguhnya sholatku, segala amal ibadahku, hidupku, bahkan
sampai matiku, semuanya hanya karena Engkau ya Allah.
Maka jangan sampai janji itu kita ingkari.
Lalu bagaimana kalau kita ingin meminta dunia, salahkah kalau kita meminta dunia? Tdk salah, mintalah
lewat do’a, Allah menyuruh kita utk meminta dan berdo’a kepadanya. tapi yg pertama sekali kita luruskan
dulu niat kita dalam setiap amal ibadah itu hanya utk mencari ridho Allah. Dan tetaplah istiqomah, Diberikan
atau tidak diberikan oleh Allah apa yg kita minta kita tetap istiqomah. Tidak hanya beribadah ketika ingin
sesuatu saja. Jangan sampai rajin beramal hanya ketika ada hajat yg kita inginkan saja. Tapi tetaplah
istiqomah, karena itulah salah satu tanda kita ikhlas dalam beribadah kepada Allah.

2. Ketika kewajibannya mencari dunia membuat dia lupa terhadap tugas dan tanggung jawabnya
terhadap yg lain.
Dunia wajib kita cari, banyak ayat yg menjelaskannya,
Kalau sholat sudah ditunaikan

Maka bertebaranlah kamu di muka bumi

Carilah karunia Alloh, jemputlah rezki yg sudah ditetapkan Alloh untukmu.


Carilah rezki sebanyak2nya, tapi ingat jangan sampai karena kewajiban mencari dunia, membuat kita lupa
akan tugas dan tanggung jawab kita yg lainnya.
‫س ا َِّْل ِليَ ْعبُد ُْو ِن‬ ِ ْ ‫َو َما َخلَ ْقتُ ْال ِج َّن َو‬
َ ‫اْل ْن‬
Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.
Mohon maaf jamaah, sering khususnya kita sebagai laki-laki atas alasan mencari nafkah tak sempat lagi
sholat 5 waktu, selalu melalaikan waktu, selalu terlambat datang sholat Jum’at.
Karena alasan mencari nafkah Puasa Ramadhan tidak dikerjakan. Karena alasan mencari nafkah, tak ada lagi
waktu utk duduk dalam majlis ilmu.
sering pula atas alasan mencari nafkah tak ada lagi waktu untuk mendidik anak kita, bagaimana sholatnya,
bagaimana bacaan qur’annya.
Sering karena alasan mencari dunia tak lagi ada waktu untuk mendidik istri, bagaimana semestinya menjadi
istri yg soleha. Atas alasan mencari dunia sering kita lupakan tugas dan tanggung jawab yg lainnya. Padahal
sudah Allah ingatkan!
Quu Anfusakum Wa Ahlikum Naaro
jaga Dirimu dan keluargamu dari api neraka.

Jama’ah Jumat yg dirahmati Allah, selanjutnya ciri yg ke 3:


3. Ketika semangatnya mencari dunia membuat dia tak peduli lagi, mana yg boleh mana yg tak boleh,
mana yang haq mana yg batil, mana yg halal mana yg haram.
Banyak orang, terkadang demi kekuasaan, demi jabatan tak malu untuk suap menyuap, sogok menyogok,
padahal Nabi sudah jelas mengingatkan:
‫ار‬ َ ‫ي َو ْال ُم ْرتَ ِش‬
ِ ‫ي فِي ال َّن‬ َ ‫الرا ِش‬
َّ
Orang yang menyuap dan yg disuap masuk neraka.” (HR. at-Thabrani)
Demi nampak mewah, demi nampak kaya, banyak orang yg tak takut2 untuk melakukan RIBA, menganggap
sepele dosa Riba, padahal sudah jelas Allah tegaskan
Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan RIBA
Terkadang Demi meraup keuntungan, banyak orang yang tega menipu orang lain, padahal Nabi sudah
tegaskan:
َ ‫شنَا فَلَي‬
،‫ْس ِمنَّا‬ َّ ‫غ‬
َ ‫َم ْن‬
“Siapa yang menipu, maka ia bukan termasuk golongan kami.
Bukan golongan kami, berarti bukan golongan orang beriman, berarti nerakalah tempatnya.

Demi kekuasaan, demi kekayaan, demi kejayaan dunia, banyak orang yg berhianat kepada ilmunya, banyak
orang yg berhianat atas kebenaran, menutup mata atas ketidakadilan, demi dunia, banyak orang yang
berhianat kepada bangsanya.

Maka kita tidak dilarang utk mencari dunia, silahkan engkau cari sebanyak2nya, tapi ingat, jangan sampai
semangatmu mencari dunia membuatmu melanggar batasan2 yg telah Allah tetapkan.

Pada akhirnya, marilah kita introspeksi diri masing2, kita nilai diri kita, apakah selama ini 3 ciri hamba dunia
ini ada pada diri kita atau tidak. Kalau tidak ada Alhamdulillah, mudah2an bisa selalu istiqomah. Namun
sekiranya ada salah satu atau ketiganya ada pada diri kita, maka segeralah perbaiki diri, berobah menjadi
lebih baik lagi.
Tak lupa pula selalu kita bermohon kepada Allah swt, semoga Allah jauhkan kita dari 3 perkara ini, sehingga
kita tidak termasuk hamba atau budak dunia, tapi kita hanya menjadi hamba Allah semata, sebagaimana
tujuan utama kita diciptakan oleh Allah swt.

Anda mungkin juga menyukai