Anda di halaman 1dari 3

NAMA : DEBBY

NIM : 18190313K
MATA KULIAH : PSIKOLOGI LINTAS BUDAYA
HARI/TANGGAL : 22 OKTOBER 2021

Sriana Sihombing (2015) pada tulisan yang berjudul Teori Kecerdasan Robert
Jeffrey Sternberg di https://srianasihombing.wordpress.com mengatakan bahwa Robert
Jeffrey Sternberg yang lahir pada tanggal 8 Desember 1949 di Newark, New Jersey
berpendapat bahwa Intelligence (kecerdasan) adalah kemampuan individu untuk sukses
dalam kehidupan dengan memanfaatkan kekuatan dan mengkompensasi kelemahan mereka.
Berangkat dari rasa ketidakpuasan terhadap pandangan kecerdasan dari sisi psikometris dan
kognitif semata, Sternberg akhirnya menyusun triarchic Theory yang lebih menekankan pada
kesatuan dari berbagai aspek inteligensi, yaitu
1. Kecerdasan praktis (contextual intelligence)
Ada beberapa orang yang mampu beradaptasi dengan baik sesuai tuntutan dalam
lingkungannya dimanapun ia berada. Mereka yang memiliki kecerdasan ini pandai
memulai langkah untuk sukses di dalam hidup. Bahkan mereka juga dapat bertahan dalam
hidup karena berhasil untuk mengatasi perubahan. Kecerdasan ini meliputi adaptasi
dengan lingkungan, pemilihan lingkungan yang lebih optimal dari yang dimiliki sekarang,
menata lingkungan yang ada agar sesuai dengan keterampilan, minat dan nilai yang
dimiliki. Kemampuan ini memungkinkan seseorang untuk menyatu dengan lingkungan
dengan mengubah orang, lingkungan, atau keduanya. Dengan kata lain kemampuan untuk
beradaptasi dengan dunia.
2. Kecerdasan pengalaman (experiential intelligence)
Kecerdasan ini biasanya ada pada seseorang yang kreatif. Kecerdasan ini memungkinkan
seseorang terlihat memiliki kemampuan untuk mengatasi situasi baru, kemudian
mempelajarinya. Dengan kata lain, individu yang berpengalaman akan lebih efisien dalam
memproses informasi dalam situasi baru. Sub teori ini menunjukkan bahwa kemampuan
ini sangat signifikan ketika seseorang harus mengalami suatu hal baru atau harus
menghadapi sesuatu persoalan secara spontan. Mereka yang memiliki karakteristik seperti
ini mungkin tidak dapat mencapai nilai tinggi dalam tes kecerdasan, namun sering
merupakan orang yang kreatif dalam menghadapi hidup. Sebagai contoh, jika siswa diberi
suatu tugas baru yang berhubungan dengan mereka, siswa-siswa dengan kecerdasan
pengalaman akan dapat belajar dengan cepat, menggunakan strategi yang sesuai secara
otomatis dan efisien tanpa membuang waktu.
3. Kecerdasan analitik (componential intelligence).
Kecerdasan seseorang dalam bidang akademis bisa disebut sebagai kecerdasan analitik.
Kecerdasan menganalisis merupakan fitur utama kecerdasan ini yang digunakan untuk
mengenali dan memecahkan masalah, merumuskan strategi, menyusun dan
menyampaikan informasi. Sub teori ini menekankan pada struktur dan mekanisme yang
mendasari perilaku cerdas. Di dalamnya terdapat tiga komponen pengolahan data yaitu
belajar melakukan sesuatu, merencanakan apa yang akan dilakukan, dan bagaimana
melakukan hal tersebut. Orang yang tergolong dalam bentuk ini umumnya akan meraih
nilai yang tinggi dalam tes kecerdasan, tapi kurang kreatif dan kurang dapat berpikir kritis
Bila membaca tulisan Sriana Sihombing diatas, walau belum pernah melakukan tes
Intelegensi Sternberg, saya merasa bahwa saya memiliki kecerdasan praktis sebesar 35%,
kecerdasan analitik sebesar 32,5% dan kecerdasan pengalaman 32,5%. Walaupun bersifat
perkiraan, tapi besaran persentasi ini saya tuliskan dengan alasan:
1. Dari lahir, masa kecil, remaja, hingga dewasa saya hidup berpindah-pindah di 3 (tiga)
pulau (Kalimantan tengah/selatan, Sulawesi Utara dan Jawa tengah/Jakarta). Saya
merasakan kehidupan di daerah-daerah tersebut memberi pengalaman dan pembelajaran
yang bermakna dan membawa kebahagiaan tersendiri saat mengingatnya. Hal ini saya
asumsikan sebagai keberhasilan dalam beradaptasi (contextual intelligence)
2. Persentasi kecerdasan analitik (componential intelligence), saya tuliskan tidak jauh
berbeda dari contextual intelligence dengan alasan bahwa saat SD hingga SMA saya
selalu masuk 3 (tiga) besar dalam kelulusan, hal ini berarti secara akademis, saya dapat
mengikuti dan menganalisa materi ajar dengan baik.
3. Persentasi kecerdasan pengalaman (experiential intelligence), saya tuliskan sama dengan
kecerdasan analitik (componential intelligence) karena saya merasa cukup kreatif dengan
pengalaman dipercaya teman sebagai ketua OSIS karena ide-ide saya. Saat lomba-lomba
Olahraga (basket/ volley ball) juga pramuka, vocal grup atau menari, saya sering
dipercaya menjadi kapten/ ketua karena ide-ide terkait kegiatan-kegiatan tersebut.

enurut Sternberg inteligensi mempunyai tiga


bagian sehingga teorinya dikenal dengan teori
inteligensi triarkhis. Tiga bagian inteligensi itu
adalah konseptual, kreatif dan kontekstual (Good
dan Brophy, 1990: 597). Pertama, konseptual
adalah komponen pemrosesan informasi yang
digunakan dalam inteligensi. Menurut Winkel (1996
: 140), bagian konseptual mempunyai tiga fungsi
yai t u kompo n e n p e n g a tur d an p e n g o ntrol
(metacomponent atau metacognition), komponen
pelaksanaan (performance) dan komponen untuk
memperoleh informasi baru (knowledge acquisi-
tion). Kedua, kreati f merupakan kemampuan
seseorang untuk me nghadapi tantangan baru
secara efektif dan mencapai taraf kemahiran dalam
be rpiki r sehi ngga mud ah berha sil me ngata si
se g a la per m asal a han ya ng mu ncul . Keti g a ,
kontekstual adalah kemampuan untuk menempat-
kan diri dalam lingkungan yang memungkinkan
ak a n b e r hasil, me n y e suai k a n d i r i d e ngan
lingkungan dan mengadakan perubahan terhadap
lingkungan bila perlu, misalnya memilih kasus,
menyesuaikan dengan lingkungan kerja baru dan
kelincahan pergaulan sosia
enurut Sternberg inteligensi mempunyai tiga
bagian sehingga teorinya dikenal dengan teori
inteligensi triarkhis. Tiga bagian inteligensi itu
adalah konseptual, kreatif dan kontekstual (Good
dan Brophy, 1990: 597). Pertama, konseptual
adalah komponen pemrosesan informasi yang
digunakan dalam inteligensi. Menurut Winkel (1996
: 140), bagian konseptual mempunyai tiga fungsi
yai t u kompo n e n p e n g a tur d an p e n g o ntrol
(metacomponent atau metacognition), komponen
pelaksanaan (performance) dan komponen untuk
memperoleh informasi baru (knowledge acquisi-
tion). Kedua, kreati f merupakan kemampuan
seseorang untuk me nghadapi tantangan baru
secara efektif dan mencapai taraf kemahiran dalam
be rpiki r sehi ngga mud ah berha sil me ngata si
se g a la per m asal a han ya ng mu ncul . Keti g a ,
kontekstual adalah kemampuan untuk menempat-
kan diri dalam lingkungan yang memungkinkan
ak a n b e r hasil, me n y e suai k a n d i r i d e ngan
lingkungan dan mengadakan perubahan terhadap
lingkungan bila perlu, misalnya memilih kasus,
menyesuaikan dengan lingkungan kerja baru dan
kelincahan pergaulan sosia
enurut Sternberg inteligensi mempunyai tiga
bagian sehingga teorinya dikenal dengan teori
inteligensi triarkhis. Tiga bagian inteligensi itu
adalah konseptual, kreatif dan kontekstual (Good
dan Brophy, 1990: 597). Pertama, konseptual
adalah komponen pemrosesan informasi yang
digunakan dalam inteligensi. Menurut Winkel (1996
: 140), bagian konseptual mempunyai tiga fungsi
yai t u kompo n e n p e n g a tur d an p e n g o ntrol
(metacomponent atau metacognition), komponen
pelaksanaan (performance) dan komponen untuk
memperoleh informasi baru (knowledge acquisi-
tion). Kedua, kreati f merupakan kemampuan
seseorang untuk me nghadapi tantangan baru
secara efektif dan mencapai taraf kemahiran dalam
be rpiki r sehi ngga mud ah berha sil me ngata si
se g a la per m asal a han ya ng mu ncul . Keti g a ,
kontekstual adalah kemampuan untuk menempat-
kan diri dalam lingkungan yang memungkinkan
ak a n b e r hasil, me n y e suai k a n d i r i d e ngan
lingkungan dan mengadakan perubahan terhadap
lingkungan bila perlu, misalnya memilih kasus,
menyesuaikan dengan lingkungan kerja baru dan
kelincahan pergaulan sosia

Anda mungkin juga menyukai