Anda di halaman 1dari 39

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PENGAMBILAN KEPUTUSAN LINDUNG


NILAI(HEDGING) PADA INSTRUMEN DERIVATIF
VALUTA ASING

MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN INTERNASIONAL

Oleh:

Lidya Widiyanti
43119210032

Pembimbing
Dr. Sudjono, M.Acc.

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala berkat dan karunia-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Faktor-Faktor

Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Lindung Nilai(Hedging) Pada

Instrumen Derivatif Valuta Asing” sebagai syarat untuk menyelesaikan tugas

besar 2 pada Program Sarjana (S1) Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomika dan

Bisnis Universitas Mercu Buana.

Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat kekurangan

karena keterbatasan pengalaman dan pengetahuan, oleh karena itu penulis

mengharapkan adanya kritik dan saran yang dapat memperbaiki makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Bekasi, 18 Mei 2022

Lidya Widiyanti

ii
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................. i

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

1.1. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1

1.2. Batasan Masalah ....................................................................................... 8

1.3. Rumusan Masalah ..................................................................................... 9

1.4. Tujuan ....................................................................................................... 9

1.5. Manfaat ..................................................................................................... 10

BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................ 12

2.1. Grand Theory, Middle Theory, dan Operational Theory ......................... 12

2.2. Studi dan Penelitian Terdahulu ................................................................. 13

2.3. Hipotesis ................................................................................................... 18

BAB III PEMBAHASAN .............................................................................. 24

3.1. Penerapan .................................................................................................. 24

3.2. Perbandingan antara teori/penelitian terdahulu dan praktek .................... 25

3.3. Pembahasan .............................................................................................. 27

BAB IV PENUTUP ........................................................................................ 31

4.1. Kesimpulan ............................................................................................... 31

4.2. Saran ......................................................................................................... 32

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 34

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Seiring dengan situasi ketidakpastian perekonomian global yang terjadi,

lindung nilai atau yang biasa dikenal dengan sebutan “hedging” dapat

menjadi solusi bagi para pelaku bisnis. Namun sampai saat ini tidak semua

pelaku bisnis mau menggunakan hedging dalam perusahaannya. Hal ini tidak

terlepas dari adanya biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk

melakukan hedging tersebut, selain itu perusahaan juga harus

mempertimbangkan faktor biaya dan manfaatnya yang akan diterima oleh

perusahaan jika melakukan hedging. Bank Indonesia (BI) selalu mendorong

perusahaan BUMN maupun non-BUMN untuk melakukan hedging dalam

financial mereka, Bank Indonesia selaku otoritas moneter selalu melakukan

terobosan- terobosan baru agar perusahaan mau melakukan hedging. Pada

Agustus 2017 lalu Bank Indonesia memperkenalkan Call Spread Option dan

Interest Rate Swap, ini adalah dua produk transaksi lindung nilai terbaru

untuk Bandan Usaha Milik Negara. Selain itu perusahaan juga saat ini dapat

melakukan transaksi swap lindung nilai tidak hanya dalam mata uang Dollar

AS, tetapi bisa juga dalam mata uang Yen (JPY) maupun Euro (EUR). (detik

financial.com, 2017)

Menurut Griffin dan Pustay (2005) dalam penelitian Nugroho (2016)

Transaksi perdagangan internasional berbeda dengan transaksi perdagangan

1
dalam negeri karena pada transaksi perdangan internasional melibatkan

beberapa negara. Perdagangan internasional adalah pendekatan yang

konservatif yang bisa digunakan oleh perusahaan untuk memperluas pasar ke

luar negeri (dengan mengekspor) atau mendapatkan bahan baku berharga

murah (dengan mengimpor). Banyaknya aktivitas perdagangan internasional

akan menimbulkan adanya risiko yang tinggi, berkaitan dengan itu

perusahaan perlu melakukan manajemen risiko.

Kebutuhan harian dolar AS PT. Pertamina berkisar antara 150 sampai

200 juta dollar AS, sementara PT. PLN butuh sekitar 20 juta dollar AS per

hari. Valuta asing paling banyak dicari korporasi untuk keperluan

pembayaran impor, pelunasan utang dan kegiatan investasi. Tingginya porsi

transaksi spot membuka kemungkinan munculnya lonjakan kebutuhan valuta

asing, dipastikan membuat nilai tukar rupiah menjadi fluktuatif. Hal ini tidak

lepas karena masih banyak BUMN yang mengandalkan pasar spot dalam

mencari valuta asing pada saat kalangan swasta lebih mengandalkan transaksi

forward. Bagi kalangan swasta, pilihan transaksi selain spot tak sekadar

memenuhi kebutuhan valuta asing, tetapi juga menjadi saranaa lindung nilai

(hedging) di tengah fluktuasi nilai tukar mata uang. Hedging semestinya

menjadi salah satu strategi manajemen risiko, bagi perusahaan yang punya

tanggungan dalam bentuk dollar AS dalam kegiatan utang misalnya.

Layaknya manajemen risiko, hedging juga adalah upaya menjaga korporasi

dari risiko kerugian, terkait nilai tukar mata uang (Gerai Bank Indonesia,

2016).

2
Jumlah perusahaan yang melakukan lindung nilai (hedging) sepanjang

tahun 2017 membukukan penurunan. Data yang terekam oleh Bank Indonesia

(BI) menyebutkan, jumlah pelapor lindung nilai (hedging) pada kuartal I-

2017 mengalami penurunan sebesar 3 persen jika dibandingkan pada kuartal

IV 2016. Bank Indonesia (BI) menyebutkan, perusahaan yang melakukan

lindung nilai (hedging) selama kuartal I- 2017 berjumlah 2.372 entitas atau

setara 93 persen dari total 2.540 perusahaan yang punya utang luar negeri.

Sebagian besar perusahaan yang belum melakukan lindung nilai adalah

perusahaan-perusahaan sektor manufaktur dan perdagangan, hal ini terjadi

karena biaya untuk melakukan lindung nilai cukup tinggi dan selain itu

banyak perusahaan yang meperkirakan bahwa nilai tukar rupiah akan stabil

dalam beberapa waktu kedepan, sehingga banyak perusahaan yang enggan

untuk melakukan aksi linding nilai (hedging). Penurunan jumlah perusahaan

yang melakukan lindung nilai (hedging) juga akan berdampak pada sektor

perbankan, dimana jumlah permintaan pinjaman perbankan menjadi ikut

turun. Selain itu meskipun likuiditas bank terjaga, namun pendapatan non

bunga atu fee based akan turun. (Kontan.co.id, 2015).

Bank Indonesia (BI) selaku otoritas moneter terus mendorong perusahaan

BUMN maupun non-BUMN untuk melakukan lindung nilai. Salah satunya

melalui Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 16/20/PBI/2014 tentang

Penerapan Prinsip Kehati- Hatian dalam Pengelolaan Utang Luar Negeri

Korporasi Non Bank, tujuannya yaitu untuk meningkatkan pengelolaan risiko

valuta asing sehingga mendukung resiliensi sistem keuangan nasional.

3
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warijiyo mengingatkan, transaksi

hedging kian penting seiring maraknya pembangunan infrastruktur yang juga

dibiayai tidak hanya dari dalam negeri tetapi juga dari luar negeri. Hal ini

didukung dengan diterbitkannya dua produk transaksi lindung nilai baru

untuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yaitu produk Call Spread

Option dan Interest Rate Swap. Dimana kedua produk ini memiliki biaya

yang lebih murah dibandingkan dengan produk lainnya yaitu biayanya

dibawah 5 persen, sehingga akan menarik minat perusahaan untuk melakukan

lindung niali. (OkezoneFinance.com, 2017)

Manajemen risiko merupakan salah satu elemen penting dalam

perusahaan. Hal ini berkaitan dalam usaha untuk meminimalkan berbagai

risiko yang terjadi dalam menjalankan perusahaan. Menurut Djojosoedarso

(2003) dalam penelitian Irawan (2014) manajemen risiko adalah pelaksanaan

fungsi-fungsi manajemen dalam penanggulangan risiko, terutama risiko yang

dihadapi oleh organisasi atau perusahaan, keluarga dan masyarakat. Jadi

mencakup kegiatan merencanakan, mengorganisir, menyusun, memimpin

atau mengkordinir, dan mengawasi (termasuk mengevaluasi) program

penanggulangan risiko. Risiko muncul karena adanya kondisi ketidakpastian.

Ketidakpastian bisa berasal dari fluktuasi pergerakan aktivitas yang tinggi,

semakin tinggi fluktuasi, semakin besar tingkat ketidakpastiannya (Mamduh,

2014).

Risiko terbesar dari transaksi perdagangan internasional adalah risiko

dari fluktuasi kurs valuta asing. Perubahan nilai mata uang asing tidak

4
terduga dapat berdampak penting pada penjualan, harga, dan laba eksportir

dan importir. Hal ini menjadi risiko utama pada perusahaan yang terlibat

dalam transaksi ekspor dan impor (Bartram, 2008) dalam penelitian Nugroho

(2016). Kurs mata uang memang krusial posisinya dalam transaksi

internasional sehingga beberapa pelaku bisnis memberikan solusi dengan

melakukan kontrak derivatif, dimana hal ini akan menjawab ketidakpastiaan

bisnis yang selama ini menjadi polemik diantara mereka. Kontrak derivatif

melalui lindung nilai akan mengurangi resiko bisnis karena kontrak ini akan

memberikan jaminan bagi pelaku bisnis atas pergerakan kurs mata uang yang

terjadi.

Lindung nilai (hedging) adalah suatu strategi yang diciptakan untuk

mengurangi timbulnya risiko bisnis yang tidak terduga, disamping tetap

dimungkinkannya memperoleh keuntungan dari investasi. Prinsip hedging

adalah menutupi kerugian posisi aset awal dengan keuntungan dari posisi

instrumen hedging. Sebelum melakukan hedging, hedger hanya memegang

sejumlah aset awal dan instrumen hedging-nya disebut portofolio hedging

(Sunaryo, 2009) dalam penelitian Nugroho (2016). Aktivitas hedging dapat

dilakukan dengan menggunakan instrumen derivatif, derivatif merupakan

kontrak perjanjian antara dua pihak untuk menjual dan membeli sejumlah

barang (baik komoditas, maupun sekuritas) pada tanggal tertentu dimasa yang

akan datang dengan harga yang telah disepakati pada saat ini.

Selain di dorong oleh faktor-faktor eksternal, perusahaan melakukan

aktivitas hedging juga dipengaruhi oleh beberapa faktor internal yaitu

5
diantaranya kesempatan bertumbuh, leverage, ukuran perusahaan, market to

book value dan current ratio.

Faktor pertama yaitu kesempatan bertumbuh. Perusahaan yang bagus

dimata para pemangku kepentingan adalah perusahaan yang setiap tahunnya

selalu mengalami pertumbuhan meskipun perlahan-lahan. Tingkat

pertumbuhan perusahaan dapat diukur dari tingkat aktiva yang dimiliki

perusahaan. Semakin besar tingkat pertumbuhan aktiva perusahaan, semakin

baik pula kinerja perusahaan. Dengan pertumbuhan yang tinggi, perusahaan

akan cenderung melakukan peningkatan aktiva sehingga berpengaruh

terhadap kebijakan hedging (Brigham & Houston, 2011).

Faktor kedua adalah leverage, rasio ini menggambarkan hubungan antara

utang perusahaan terhadap modal maupun aset. Rasio ini dapat melihat

seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh utang atau pihak luar dengan

kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal (Harahap, 2013).

Semakin tinggi jumlah utang perusahaan maka akan semakin tinggi juga

kesempatan perusahaan untuk melakukan aktivitas hedging.

Faktor ketiga adalah ukuran perusahaan. Ukuran Perusahaan digunakan

sebagai salah satu indikator mengenai seberapa besar perusahaan itu telah

berkembang. Perusahaan yang besar umumnya memiliki fleksibilitas dan

aksebilitas yang tinggi dalam masalah pendanaan melalui pasar modal,

sehingga perusahaan besar memiliki kemudahan dan kemampuan lebih dalam

mendapatkan dana. Investor menganggap bahwa perusahaan besar relatif

6
lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba lebih besar dari paa

perusahaan kecil, dengan semakin stabilnya perusahaan maka risiko yang

harus ditanggung investor semakin rendah (Hartono, 2017).

Faktor keempat market to book value, Rasio ini adalah rasio yang sering

dipergunakan di pasar modal. Rasio ini menggambarkan kondisi atau

keadaan prestasi perusahaan di pasar modal. Indikator ini biasanya dipakai

investor untuk mengukur tingkat ketertarikan terhadap harga saham tertentu.

Rasio ini menunjukan perbandingan harga saham dipasar dengan nilai buku

saham tersebut yang di gambarkan di neraca. Semakin tinggi rasio yang

didapat, maka semakin tinggi pula minat investor untuk membeli saham

tersebut (Irawan, 2014).

Faktor kelima dalah current rasio, Harahap (2013) mengatakan bahwa

likuiditas adalah rasio yang digunkan untuk menggambarkan kemampuan

suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Suatu

perusahaan dengan tingkat likuiditas yang besar maka akan semakin kecil

kemungkinannya untuk mengalami permasalahan dalam menyelesaikan

kewajiban jangka pendeknya. Sebaliknya perusahaan dengan tingkat

likuiditas kecil cenderung lebih sering mengalami permasalahan dalam

penyelesaian kewajiban jangka pendeknya. Sehingga semakin likuid

perusahaan maka kecenderungan untuk menerapkan kebijakan hedging akan

semakin kecil (Goklas dan Sugeng 2016).

Penelitian ini merupakan replika dari penelitian Nugroho (2016).

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu dengan adanya

7
penambahan variabel independen yaitu variabel market to book value yang

merupakan replika dari penelitian Irawan (2014). Alasan penambahan

variabel market to book value yaitu dikarenkan market to book value dapat

mencerminkan keadaan perusahaan yang sesungguhnya, dimana ketika nilai

pasar perusahaan lebih tinggi dari nilai buku perusahaan maka dapat

disimpulkan bahwa kinerja perusahaan dalam keadaan yang baik, demikian

juga dengan sebaliknya (Harahap, 2013). Populasi yang akan diteliti dalam

penelitian ini adalah seluruh perusahaan nonfinansial yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (BEI) selama tiga periode waktu yaitu 2014-2016, serta

melaporkan laporan keuangan secara lengkap dan dipublikasikan di situs

resmi Bursa Efek Indonesia. Alasan peneliti tidak mengikutsertakan

perusahaan finansial karena berdasarkan literatur-literatur terdahulu, para

peneliti tidak mengikutsertakan perusahaan finansial dikarenakan perusahaan

finansial berperan sebagai market- markers derivatif, memiliki motivasi yang

berbeda dari perusahaan nonfinansial, dan memiliki tujuan spekulasi dan

bukan untuk mengantisipasi risiko (Goklas dan Sugeng, 2016).

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas, maka peneliti

menarik judul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan

Keputusan Lindung Nilai (Hedging) Pada Instrumen Derivatif Valuta

Asing”.

1.2. Batasan Masalah

Pembatasan suatu masalah digunakan untuk menghindari adanya

penyimpangan maupun pelebaran pokok masalah agar penelitian tersebut

8
lebih terarah dan memudahkan dalam pembahasan sehingga tujuan penelitian

akan tercapai. Beberapa batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Luas lingkup hanya meliputi informasi seputar derivative valuta asing.

Informasi yang disajikan yaitu : Pengaruh Kesempatan Bertumbuh terhadap

Pengambilan Keputusan Lindung Nilai (hedging), Pengaruh Leverage

terhadap Pengambilan Keputusan Lindung Nilai (hedging), Pengaruh Ukuran

Perusahaan terhadap Pengambilan Keputusan Lindung Nilai (hedging),

Pengaruh Market to Book Value terhadap Pengambilan Keputusan Lindung

Nilai (hedging), Pengaruh Current Ratio terhadap Pengambilan Keputusan

Lindung Nilai (hedging).

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, rumusan masalah dari

penelitian ini adalah :

1. Apakah terdapat pengaruh Kesempatan Bertumbuh

terhadap probabilitas pengambilan keputusan hedging ?

2. Apakah terdapat pengaruh Leverage terhadap probabilitas pengambilan

keputusan hedging ?

3. Apakah terdapat pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap probabilitas

pengambilan keputusan hedging ?

4. Apakah terdapat pengaruh Market to Book Value

terhadap probabilitas pengambilan keputusan hedging ?

9
5. Apakah terdapat pengaruh Current Ratio terhadap probabilitas

pengambilan keputusan hedging ?

1.4. Tujuan

1. Untuk dapat membuktikan secara empiris pengaruh Kesempatan

Bertumbuh terhadap probabilitas pengambilan keputusan hedging ?

2. Untuk dapat membuktikan secara empiris pengaruh

Leverage terhadap probabilitas pengambilan keputusan hedging ?

3. Untuk dapat membuktikan secara empiris pengaruh Ukuran Perusahaan

terhadap probabilitas pengambilan keputusan hedging ?

4. Untuk dapat membuktikan secara empiris pengaruh Market to

Book Value terhadap probabilitas pengambilan keputusan hedging ?

5. Untuk dapat membuktikan secara empiris pengaruh Current Ratio

terhadap probabilitas pengambilan keputusan hedging ?

1.5. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak

diantaranya :

1. Untuk Perusahaan Nonfinansial

Diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran mengenai tentang

Kesempatan Bertumbuh, Leverage, Ukuran Perusahaan, Market to Book

Value, dan Currrent Ratio dalam pengambilan keputusan lindung nilai.

2. Bagi Pelaku Bisnis dan Praktisi

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi dan menjadi

salah satu masukan bagi para pelaku bisnis dan praktisi dalam

10
pengambilan keputusan lindung nilai.

3. Bagi Investor

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam

pemilihan perusahaan yang akan ditanamkannya dana yang investor

miliki, karena dapat mengetahui perusahaan mana yang memang tanggap

dalam melindungi investasinya.

4. Untuk Penulis

Menambah dan mengembangkan pengetahuan mengenai pengaruh Growth

Oportunity, Leverage, Firm Size, Market to Book Value, dan Current

Ratio terhadap pengambilan keputusan lindung nilai.

5. Untuk Para Pembaca

Sebagai informasi yang berguna khususnya mengenai informasi yang

berkaitan dengan akuntansi keuangan dan untuk merubah bahan referensi

sehingga akan bermanfaat bagi penelitian selanjutnya.

11
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Grand Theori, Middle Theori dan Operational Theori

Dalam menyusun suatu penelitian dengan metode pendekatan kuantitatif,

maka diperlukan pengurutan teori yang akan digunakan secara sistematis

mulai dari Grand Theory, Middle Range Theory, dan Operational Theory.

Grand theory pada umumnya adalah teori-teori makro yang mendasari

berbagai teori di bawahnya. Disebut grand theory karena teori tersebut

menjadi dasar lahirnya teori-teori lain dalam berbagai level. Grand Theory di

sebut juga makro karena teori-teori ini berada dilevel makro, bicara tentang

struktur dan tidak berbicara fenomena-fenomena mikro. Middle theory adalah

dimana teori tersebut berada pada level mezzo atau level menengah yang

fokus kajiannya makro dan juga mikro. Sedangkan Operational Theory

adalah suatu teori yang berada dilevel mikro dan siap untuk diaplikasikan

dalam konseptualisasi.

Maka dari itu, teori yang digunakan dalam penelitian ini dapat dipetakan

sebagai berikut:

Grand Theory : Valuta Asing

Middle Theory : Derivatif

Operational Theory : Keputusan Lindung Nilai

12
2.2. Studi dan Penelitian Terdahulu

Penelitian. Tahun. Dan


No Variabel Hasil
Judul

1 Hafidoh (2017), Faktor- Variabel Dependen : Financial distress,

Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Hedging firm size, dividend

Keputusan Hedging Pada Variabel Independen : policy, likuiditas,

Perusahaan Manufaktur Yang Financial profitabilitas tidak

Terdaftar Di Bursa Efek Distress, berpengaruh dalam

Indonesia Tahun 2013-2014. leverage, Probabilitas, pengambilan

Growth keputusan lindung

Opportunity, nilai sedangkan

Firm Size, Likuiditas dan leverage, growth

Dividend Policy opportunity, firm size

berpengaruh dalam

pengambilan

keputusan lindung.

2 Rokhmi (2017), Faktor- Variabel Dependen : Liquidity,dan

Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Hedging leverage tidak

Keputusan Hedging pada Variabel Independen : berpengaruh dalam

Perusahaan Manufaktur. Market to book value, pengambilan

liquidity, leverage, keputusan lindung

growth opportunity nilai sedangka

dan financial distress. market to book value,

13
growth opportunity

dan financial distress

berpengaruh dalam

pengambilan

keputusan lindung

nilai.

3 Nugroho (2016),Faktor- Variabel Dependen : Growth

Faktor yang Pengambilan opportunity,

Mempengaruhi keputusan hedging current ratio, cash

Pengambilan Keputusan pada instrument ratio tidak

Lindung Nilai derivative. berpengaruhdalam

(Hedging)

Pada Instrumen Derivatif Variabel pengambilan

Independen

Valuta Asing. :Growth keputusan hedging,

Opportunity,

Leverage, Firm Size, sedangkan leverage

Cah Ratio dan Current dan firm size

Ratio. berpengaruh dalam

pengambilan

keputusan hedging.

4 Damanik (2015), Variabel Dependen Variabel leverage,

Keputusan Lindung Nilai :Hedging Instrumen firm size, dan

14
dan Faktor-Faktor yang Derivatif Valuta Asing. financial

distress

Mempengaruhi. Variabel secara konsisten

Independen

:Growth berpengaruh positif

Opportunity,

Leverage,Liquidity, signifikan terhadap

Firm Size. probabilitas

hedging.

Sedangkan

GrowthOpportunity

dan liquidity

berpengaruh

negatif.

5 Sianturi (2015), Pengaruh Variabel Dependen Variabel firm size,

Liquidity, Firm Size, Growth :Hedging Instrumen growth opportunity

Opportunity, Derivatif. Variabel leveragedan

Financial Distress, Independen : Liquidity, Manajerial

Leverage dan Managerial Firm Size, Growth ownership

Ownership terhadap Opportunity, Financial berpengaruh terhadap

Aktivitas Hedging dengan Distress, Leverage dan aktivitas

Instrument Derivatif. Managerial Ownership hedging.

Sedangkan variabel

15
liquidity dan

financial distress

tidak berpengaruh

terhadap aktivitas

hedging.

6 Irawan (2014), Analisis Variabel Dependen : Leverage, liquidity,

Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan keputusan cashrastio, dan

Aktivitas hedging. current ratiotidak

Instrumen Derivatif Variabel Independen berpengaruh.

Valuta Asing sebagai :Leverage, firm size, Sedangkan

Pengambilan market to book value, firm size dan

Keputusan Hedging.. cash ratio, dan current market to book

ratio. value

berpengaruh terhadap

pengambilan

keputusan hedging.

7 Hardanto (2012), Analisis Variabel Dependen : Financial

Faktor-faktor yang Pengambolan distress

Mempengaruhi Penggunaan keputusan hedging tidak berpengaruh

Instrumen Derivatif sebagai pada instrument dalam pengambilan

Pengambilan Keputusan derivative. keputusan hedging.

Hedging. Variabel Independen Sedangkan debt

:Debt Equity Ratio, equity ratio,

16
Growth Opportunity, growth opportunity,

Firm Size, dan Financila firm

Distress. size berpengaruh

dalam pengambilan

keputusan hedging

8 Ahmad (2012), Factors for Variabel Dependen Leverage, liquidity,

Using Derivatif, Evidence :Hedging Instrumen size,dan managerial

from Malaysian Non- Derivatif. ownership

Financial Companies. Variabel Independen tidak

:Leverage, Liquidity, berpengaruh

Size, Managerial sedangkan

Ownership, market to

dan Market to book

Book Value. valueberpengaruh

dengan penerapan

headging

dengan

instrumen derivatif.

9 Guniarti (2011), Pengaruh Variabel Dependen Leverage, firm size

Liquidity, Firm Size, Growth :Hedging Instrumen dan financial

Opportunity, Derivatif. Variabel distress berpengaruh

Financia Distress, dan Independen : Liquidity, terhadap probabilitas

Leverage Firm Size, Growth hedging.

17
terhadap Aktivitas Opportunity, Financial Sedangkan Growth

Hedgingdengan Instrument Distress, dan Leverage opportunity dan

Derivatif. liquidity tidak

berpengaruh terhadap

probabilitas

hedging.

2.3. Hipotesis

Menurut Putro (2012) menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki

kesempatan pertumbuhan yang tinggi menunjukan bahwa perusahaan tersebut

mempunyai probabilitas untuk tumbuh dan digemari oleh calon investor,

untuk menjawab kesempatan yang sudah ditunjukan, perusahaan

membutuhkan tambahan dana, agar perusahaan tersebut tumbuh. Dana yang

dibutuhkan oleh perusahaan tentunya dengan jumlah yang besar, tidak semua

perusahaan memiliki jumlah kas yang besar sehingga hal tersebut

menyulitkan perusahaan untuk membiayai kegiatan perusahaan. Untuk

mengatasi masalah tersebut perusahaan dapat melakukan hutang kepada

pihak ketiga untuk mendapatkan dana yang besar sesuai dengan kebutuhan

perusahaan. Meskipun begitu menggunakan utang sebagai sumber pendanaan

akan menyebabkan bertambahnya risiko yang ditanggung oleh perusahaan.

Damanik (2015) berpendapat bahwa menggunakan hutang sebagai alternatif

pendanaan bagi perusahaan menyebabkan bertambahnya risiko yang

ditanggung perusahaan, salah satu risiko yang timbul akibat pendanaan

18
menggunakan hutang adalah risiko gagal bayar. Selain itu risiko yang terkait

pada variabel kesempatan tumbuh perusahaan adalah risiko operasional,

perusahaan yang semakin berkembang memiliki operasional yang semakin

berkembang pula. Banyaknya operasional yang dilakukan oleh perusahaan

yang sedang berkembang menyebabkan risiko yang dimiliki juga semakin

tinggi.

Hal tersebut didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Danamik

(2015) dapat diperoleh kesimpulan bahwa risiko yang tinggi akan

meningkatkan keputusan perusahaan menggunakan aktifitas hedging untuk

melindungi perusahaan. Jadi semakin besar kesempatan bertumbuh sebuah

perusahaan, membuat keputusan perusahaan melakukan hedging meningkat.

Nance, Smith dan Smithson (1993) dalam penelitian Nugroho (2016)

menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki tingkat kesempatan

pertumbuhan yang tinggi akan semakin banyak melakukan aktivitas hedging

dalam usaha untuk melidungi risiko-risiko yang merugikan. Berdasarkan

pemaparan diatas, hipotesis penulis adalah :

H1 = Kesempatan Bertumbuh berpengaruh terhadap pengambilan

keputusan

hedging

Perusahaan biasanya menggunakan hutang untuk dapat meningkatkan

kemampuan kinerja perusahaan. Dana yang besar dapat membantu untuk

menjalankan kegiatan perusahaan, seperti operasional, ekspansi usaha dan

lain-lain. Namun semakin tinggi proporsi utang terhaddap modal sendiri akan

19
mengakibatkan semakin tinggi pula risiko yang akan dihadapi oleh

perusahaan. Menurut Nugroho (2014) penggunaan hutang yang lebih besar

dibandingkan dengan kuantitas modal yang dimilki tersebut menimbulkan

permasalahan baru yaitu meningkatnya biaya kebangkrutan, baiya keagenan,

tingkat pengembalian bunga yang lebih tinggi, dan terciptanya asimetri

informasi sesuai dengan pernyataan Franco Modigliani dan Milton Miller

(Teori MM). Dengan risiko yang semakin besar tersebut, maka perusahaan

perlu untuk mengambil keputusan yang strategis terkait manajemen risiko

agar meloloskan perusahaan dari rikiko tersebut, yaitu dengan melakukan

hedging.

Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Hardanto (2012)

yang menyatakan semakin tinggi leverage perusahaan, semakin besar

tindakan hedging yang perlu dilakukan untuk mengurangi dampak buruk

risiko, sehingga semakin besar peluang perusahaan untuk mengambil

keputusan instrument derivatif sebagai pengambilan keputusan hedging.

Berdasarkan pemaparan diatas, hipotesis penulis adalah :

H2 = Leverage berpengaruh terhadap pengambilan keputusan hedging

Perusahaan didirikan tentu dengan tujuan agar perusahaan tersebut bisa

menjadi perusahaan yang besar dan dapat bersaing dengan pesrusahaan

lainnya. Perusahaan yang besar memiliki aktifitas operasional yang banyak

dan komplek. Biasanya perusahaan yang besar melakukan kegiatan

operasinya tidak hanya di dalam negeri saja tetapi di luar negeri juga dengan

20
tujuan dapat melakukan efisiensi biaya. Ketika perusahaan besar dan

memiliki kegiatan yang banyak tentunya risiko yang akan timbul juga

semakin besar. Nugroho (2014) menyatakan risiko yang terkait pada ukuran

perusahaan adalah risiko pasar dan risiko operasional. Perusahaan yang

memiliki ukuran perusahaan besar memiliki aset yang lebih besar

dibandingkan perusahaan kecil serta aktifitas operasional yang lebih besar

dan lebih banyak dibandingkan dengan perusahaan kecil, hal ini

menimbulkan risiko pada perusahaan. Bertambahnya risiko karena semakin

berkembangnya perusahaan yang membuat perusahaan besar melakukan

aktifitas hedging.

Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Putro (2012) yang

menyatakan bahwa semakin besar suatu perusahaan semakin besar risiko

yang timbul, maka semakin mungkin perusahaan untuk melakukan hedging.

Guniarti (2011) menyatakan bahwa salah satu tindakan manajemen risiko

yaitu dengan melakukan hedging dengan derivatif, semakin besar ukuran

perusahaan, terdapat kecenderungan perusahaan untuk lebih menerapkan

kebijakan hedging. Berdasarkan pemaparan diatas, hipotesis penulis adalah :

H3 = Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap pengambilan

keputusan

Hedging

Menurut Ahmad (2012) Pembiayaan eksternal sangatlah penting bagi

perushaan karena hal ini adalah sumber dana untuk membiayai investasi

perusahaan. Pembiyaan eksternal biasanya sangat mahal. Oleh karena itu ada

21
kemungkinan bagi perusahaan untuk tidak melakukan proyek ini yang

akibatnya tidak akan meningkatkan nilai perusahaan. Untuk mengurangi

ketergantungan pada pendanaan eksternal yang tinggi yang dapat

menyebabkan kurangnya investasi. Perusahaan bisa menggunakan hedging

derivatif untuk memaksimalkan investasi. Rasio market to book value

digunakan sebagai proxy untuk mengukur peluang investasi. Hal ini didukung

oleh penelitian yang dilakukan oleh Ahmad (2012) dan Irawan (2014) yang

menyatakan pertumbuhan menunjukan investment opportunity set, atau set

kesempatan investasi dimasa yang akan datang. Dengan demikian semakin

besarnya rasio yang diperoleh, artinya pasar percaya bahwa nilai pasar

perusahaan bersangkutan lebih besar dari nilai bukunya, dan pilihan

keputusan investor untuk berinvestasi akan semakin besar. Berdasarkan

pemaparan diatas, hipotesis penulis adalah :

H4 = Market to Book Value berpengaruh terhadap pengambilan

keputusan hedging

Rasio likuiditas mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan

yang diproksi dengan current ratio. Current ratio merupakan salah satu rasio

likuiditas yang bertujuan untuk melihat besarnya aktiva lancar relatif terhadap

utang lancarnya. Menurut Guniarti (2014) perusahaan juga memiliki risiko

fluktuasi nilai tukar apabila kewajiban lancarnya didenominasi dengan mata

uang asing. Ketika nilai mata uang domestic terdepresiasi maka hal tersebut

akan menimbulkan risiko yang besar kepada perusahaan. Oleh karenanya

22
perusahaan termotivasi untuk melakukan hedging dengan instrument

derivatif valuta asing. Semakin likuid suatu perusahaan maka perusahaan

akan memanfaatkan dan untuk aktivitas lain selain aktivitas hedging dengan

instrumen derivatif valuta asing.

Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Ahmad (2012) dan

Nugroho (2014) yang menyatakan semakin tinggi nilai likuiditas maka

semakin rendah aktivitas hedging yang dilakukan karena risiko kesulitan

keuangan yang muncul cenderung rendah. Berdasarkan pemaparan diatas,

hipotesis penulis adalah :

H5 = Liquidity berpengaruh terhadap pengambilan keputusan hedging

23
BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Penerapan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris faktor-faktor yang

mempengaruhi pengambilan keputusan lindung nilai (hedging) pada

instrumen derivatif valuta asing. Variabel independen dalam penelitian

ini adalah kesempatan bertumbuh, leverage, ukuran perusahaan, market

to book value dan current ratio, sedangkan variabel dependen dalam

penelitian ini adalah keputusan lindung nilai (hedging). Metode

penentuan sampel pada penelitian ini menggunakan purposive sampling

dengan kriteria perusahaan nonfinansial yang terdaftar di BEI. Populasi

dalam penelitian ini menggunakan 401 perusahaan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia. Data dikumpulkan library reseach dan dianalisis

menggunakan metode regresi binary, dengan menggunakan program

SPSS versi 20 dan tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian

menunjukan bahwa faktor ukuran perusahaan dan market to book value

merupakan faktor yang strategis dalam pengambilan keputusan lindung

nilai pada perusahaan nonfinansial. Penekanan sebaiknya dilakukan

terhadap faktor ukuran perusahaan dan market to book value hal

dikarenakan baik faktor ukuran perusahaan maupun market to book value

berpengaruh dalam pengambilan keputusan lindung nilai. Faktor

kesempatan bertumbuh, leverage dan current ratio bukan merupakan

faktor yang strategis untuk pengambilan keputusan lindung nilai,

24
dikarenakan faktor tersebut tidak berpengaruh dalam pengambilan

keputusan lindung nilai. Direkomendasikan, jika perusahaan ingin

meningkatkan keputusan lindung nilai diprioritaskan untuk memperbaiki

kualitas ukuran perusahaan dan market to book value, sebaliknya

kesempatan bertumbuh, leverage dan current ratio kualitas merupakan

berikutnya. Sedangkan untuk kesempatan bertumbuh, leverage dan

current ratio tidak berpengaruh terhadap pengambilan keputusan lindung

nilai.

3.2. Perbandingan antara teori/penelitian terdahulu dan praktek

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hafidoh (2017) mengenai “Faktor-

Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Hedging Pada Perusahaan

Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2014”.

Penelitian ini menawarkan hasil Financial distress, firm size, dividend policy,

likuiditas, profitabilitas tidak berpengaruh dalam pengambilan keputusan

lindung nilai sedangkan leverage, growth opportunity, firm size berpengaruh

dalam pengambilan keputusan lindung.

Penelitian yang dilakukan oleh Rokhmi (2017) “Faktor- Faktor yang

Mempengaruhi Keputusan Hedging pada Perusahaan Manufaktur”.

Liquidity,dan leverage tidak berpengaruh dalam pengambilan keputusan

lindung nilai sedangka market to book value, growth opportunity dan

financial distress berpengaruh dalam pengambilan keputusan lindung nilai.

Nugroho (2016) meneliti mengenai “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Pengambilan Keputusan Lindung Nilai (Hedging) Pada Instrumen Derivatif

25
Valuta Asing”. Growth opportunity, current ratio, cash ratio tidak

berpengaruh dalam pengambilan keputusan hedging, sedangkan leverage dan

firm size berpengaruh dalam pengambilan keputusan hedging.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Damanik (2015) mengenai “Keputusan

Lindung Nilai dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi”. Penelitian ini

menyatakan Variabel leverage, firm size, dan financial distress secara

konsisten berpengaruh positif signifikan terhadap probabilitas hedging.

Sedangkan Growth Opportunity dan liquidity berpengaruh negatif.

Penelitian yang dilakukan oleh Sianturi (2015) “Pengaruh Liquidity, Firm

Size, Growth Opportunity, Financial Distress, Leverage dan Managerial

Ownership terhadap Aktivitas Hedging dengan Instrument Derivatif”.

Variabel firm size, growth opportunity leveragedan Manajerial ownership

berpengaruh terhadap aktivitas hedging. Sedangkan variabel liquidity dan

financial distress tidak berpengaruh terhadap aktivitas hedging.

Irawan (2014) meneliti mengenai “Analisis Faktor yang Mempengaruhi

Aktivitas Instrumen Derivatif Valuta Asing sebagai Pengambilan Keputusan

Hedging”. Leverage, liquidity, cash rastio, dan current ratio tidak

berpengaruh. Sedangkan firm size dan market to book value berpengaruh

terhadap pengambilan keputusan hedging.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hardanto (2012) mengenai “Analisis

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Instrumen Derivatif sebagai

Pengambilan Keputusan Hedging”. Penelitian ini menawarkan hasil Financial

distress tidak berpengaruh dalam pengambilan keputusan hedging. Sedangkan

26
debt equity ratio, growth opportunity, firm size berpengaruh dalam

pengambilan keputusan hedging.

Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad (2012) “Factors for Using Derivatif,

Evidence from Malaysian NonFinancial Companies”. Leverage, liquidity,

size, dan managerial ownership tidak berpengaruh sedangkan market to book

value berpengaruh dengan penerapan headging dengan instrumen derivatif.

Guniarti (2011) meneliti mengenai “Pengaruh Liquidity, Firm Size, Growth

Opportunity, Financia Distress, dan Leverage terhadap Aktivitas

Hedgingdengan Instrument Derivatif”. Leverage, firm size dan financial

distress berpengaruh terhadap probabilitas hedging. Sedangkan Growth

opportunity dan liquidity tidak berpengaruh terhadap probabilitas hedging.

3.3 Pembahasan

Pengaruh Kesempatan Bertumbuh terhadap Pengambilan Keputusan

Lindung Nilai (hedging).

Berdasarkan analisis data diatas dapat diketahui bahwa variabel kesempatan

bertumbuh tidak berpengaruh terhadap pengambilan keputusan lindung nilai

(hedging). Jika sebuah perusahaan memiliki kesempatan tumbuh yang

semakin tinggi maka probabilitas penerapan kebijakan hedging perusahaan

akan semakin menurun (Hartono, 2017). Salah satu alas an kesempatan

bertumbuh tidak berpengaruh adalah perusahaan yang memilki tingkat

pertumbuhan tinggi dalam menjalankan perusahaannya akan lebih baik

menggunakan ekuitas untuk membiayai segala keperluan dalam

meningkatkan pertumbuhan perusahaan agar biaya keagenan tidak terjadi

27
antara manajemen perusahaan dengan pemegang saham. Perusahaan yang

mempunyai tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi menggunakan

utang yang relatif kecil karena tingkat pengembalian yang tinggi

memungkinkan perusahaan untuk membiayai sebagian besar pendanaan

internal (Goklas dan Sugeng, 2016).

Pengaruh Leverage terhadap Pengambilan Keputusan Lindung Nilai

(hedging)

Berdasarkan analisis data diatas dapat diketahui bahwa variabel leverage

tidak berpengaruh terhadap pengambilan keputusan lindung nilai (hedging).

Leverage merupakan hubungan antara hutang terhadap aset yang dimiliki

oleh perusahaan (Raharjaputra, 2009). Dimana kemampuan perusahaan

dibiayai oleh hutang atau pihak luar yang berarti seberapa besar beban yang

ditanggung oleh perusahaan untuk melunasinya dalam kewajiban jangka

panjang dengan aset yang dimiliki oleh perusahaan. Oleh karena itu

berdasarkan teori sinyal bahwa manajemen harus mengungkapkan informasi

mengenai prospek perusahaan agar diketahui oleh investor. Perusahaan yang

memiliki hutang dalam bentuk mata uang asing akan memiliki risiko pada

fluktuasi nilai tukar mata uang asing. Naik dan turunnya nilai leverage

tidak dapat mempengaruhi perusahaan untuk melakukan hedging. Hal ini

dikarenakan perusahaan yang melakukan, memiliki dan melunasi hutang

tidak didominasi oleh kurs valuta asing atau dengan kata lain perusahaan

memiliki hutang dalam negeri. Oleh karena itu perusahaan tidak melakukan

aktivitas hedging karena perusahaan belum perlu menggunakannya untuk

28
lindung nilai selama bertransaksi dalam melunasi hutang jangaka panjangnya

(Nifah, 2017).

Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Pengambilan Keputusan

Lindung Nilai (hedging).

Berdasarkan analisis data diatas dapat diketahui bahwa variabel ukuran

perusahaan berpengaruh dalam pengambilan keputusan lindung nilai

(hedging). Ukuran perusahaan merupakan indikator yang menunjukan

seberapa besar kekayaan yang dimiliki perusahaan. Ukuran perusahaan

tergantung besar kecilnya suatu perusahaan dapat dilihat dari besarnya aset

total. Perusahaan dapat memiliki aktivitas operasional yang luas dan akses

yang lebih mudah dipasar modal, juga memiliki risiko yang besar pula

dibandingkan dengan perusahaan kecil (Hartono, 2017). Adanya akses

yang lebih mudah maka perusahaan mendapatkan pendanaan dan keuntungan

dengan mudah. Hal ini sejalan dengan teori sinyal bahwa perusahaan besar

akan melakukan hedging dan mengungkapkan kepada pihak luar agar

perusahaan memberikan petunjuk bagi pihak luar (investor) tentang

bagaimana pihak manajemen memandang prospek suatu perusahaan

(Hanifah, 2017).

Pengaruh Market to Book Value terhadap Pengambilan Keputusan

Lindung Nilai (hedging).

Berdasarkan analisis data diatas dapat diketahui bahwa variabel market to

book value berpengaruh terhadap pengambilan keputusan lindung nilai

29
(hedging). Pembiayaan eksternal sangatlah penting bagi perusahaan, karena

hal ini adalah sumber dana untuk membiayai investasi perusahaan.

Pembiayaan eksternal biasanya sangat mahal, oleh karena itu ada

kemungkinan bagi perusahaan untuk tidak melakukan proyek ini yang

akibatnya tidak akan meningkatkan nilai perusahaan. Untuk mengurangi

ketergantungan pada pendanaan eksternal yang tinggi yang dapat

menyebabkan kurangnya investasi, perusahaan bisa menggunakan hedging

untuk memaksimalkan investasi (Raharjaputra, 2009).

Pengaruh Current Ratio terhadap Pengambilan Keputusan Lindung

Nilai (hedging).

Berdasarkan analisis data diatas dapat diketahui bahwa variabel current ratio

tidak berpengaruh terhadap pengambilan keputusan lindung nilai (hedging).

Likuiditas menggambarkan kemampuan suatu perusahaan dalam

menyelesaikan kewajiban jangka pendek (Harahap, 2013). Perusahaan yang

likuid dapat mengembangkan usahanya lebih besar dan luas karena memiliki

dana yang cukup untuk membiayainya dengan itu akan menarik investor

untuk menanamkan dana pada perusahaan oleh karena manajemen perlu

mengungkapkan informasi mengenai informasi perusahaan sama halnya

dengan teori sinyal. Informasi yang baik mengenai perusahaan perlu

diungkapkan kepada investor atau pemegang saham agar mereka mengetahui,

dengan ini sesuai dengan teori sinyal. Naik dan turunnya nilai likuiditas tidak

dapat mempengaruhi perusahaan untuk melakukan aktivitas hedging, hal ini

dikarenakan kemampuan perusahaan memenuhi kewajibannya dengan

30
memiliki hutang dalam mata rupiah tidak dalam mata uang asing sehingga

perusahaan tidak perlu melakukan aktivitas hedging (Nifah, 2017).

31
BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris apakah faktor-faktor

yang berpengaruh terhadap pengambilan keputusan lindung nilai (hedging)

pada perusahaan nonfinansial yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi logistik dengan

bantuan software SPSS versi 20. Sampel penelitian berjumlah 88 perusahaan

dengan jumlah observasi sebanyak 264 laporan keuangan.

Dalam penelitian ini menunjukan hasil yaitu :

1. Kesempatan Bertumbuh tidak berpengaruh dalam pengambilan

keputusan lindung nilai (hedging). Pengambilan keputusan lindung nilai

tidak ditentukan oleh variasi kesempatan bertumbuh. Jika ingin

memperbaiki, kesempatan bertumbuh bukan satu-satunya faktor yang

harus diperbaiki.

2. Leverage tidak berpengaruh dalam pengambilan keputusan lindung nilai

(hedging). Pengambilan keputusan lindung nilai tidak ditentukan oleh

variasi leverage. Jika ingin memperbaiki, leverage bukan satu-satunya

faktor yang harus diperbaiki.

3. Ukuran Perusahaan berpengaruh dalam pengambilan keputusan lindung

nilai (hedging). Variasi pengambilan keputusan lindung nilai dipengaruhi

oleh ukuran perusahaan, hal ini dikarenakan ukuran perusahaan

berpengaruh dalam pengambilan keputusan lindung nilai. Jika ingin

32
memperbaiki keputusan lindung nilai, maka harus diperbaiki ukuran

perusahaannya.

4. Market to Book Value berpengaruh dalam pengambilan keputusan

lindung nilai (hedging). Variasi pengambilan keputusan lindung nilai

dipengaruhi oleh market to book value, hal ini dikarenakan market to

book value berpengaruh dalam pengambilan keputusan lindung nilai. Jika

ingin memperbaiki keputusan lindung nilai, maka harus diperbaiki

market to book value-nya.

5. Current Ratio tidak berpengaruh dalam pengambilan keputusan lindung

nilai (hedging). Pengambilan keputusan lindung nilai tidak ditentukan

oleh variasi current ratio. Jika ingin memperbaiki, current ratio bukan

satu-satunya faktor yang harus diperbaiki.

4.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka penulis memberikan

saran untuk penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut :

1. Bagi Investor

Variabel-variabel yang mempengaruhi pengambilan keputusan lindung

nilai (hedging) yang memeliki hasil signifikan dalam penelitian ini yaitu

ukuran perusahaan dan current ratio dapat dijadikan sebagai

pertimbangan bagi investor dalam pengambilan keputusan mengenai

penggunaan keputusan lindung nilai yang optimal agar tercapai tujuan

perusahaan yaitu meningkatkan kesejahteraan pemegang saham.

33
2. Bagi Penelitian Selanjutnya

Penambahan variabel-variabel yang memengaruhi pengambilan

keputusan lindung nilai (hedging), tidak terbatas hanya menggunakan

variabel yang ada dalam penelitian ini.

Penggunaan periode penelitian yang lebih panjang dan terbaru yang

dapat menggambarkan keadaan yang paling update pada setiap sampel

perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

34
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Mardiyanti dan Nashrin. Analysis of Hedging Determinants With Foreign


Currency Derivative Instrumen on Companies Listed on BEI Period 2012-
2015. Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia. Jakarta: Universitas Jakarta.

Aslikan dan Rokhmi. 2017. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan


Hedging pada Perusahaan Manufaktur. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen.
Surabaya: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Surabaya.

Brigham dan Houston. 2011. Manajemen Keuangan. Jakarta: Erlangga.

Damanik, H. R. A. 2015. Keputusan Lindung Nilai dan Faktor-Faktor yang


Mempengaruhi. Skripsi Tidak Dipublikasi. Semarang: Universitas
Diponegoro.

Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariatif dengan Program SPSS.


Semarang. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Goklas dan Sugeng. 2016. Kebijakan Hedging dan Faktor-Faktor yang


Mempengaruhinya. Jurnal Manajemen. Semarang: Universitas Diponegoro.

Hafidoh, Siti. 2017. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan


Hedging Pada Perusahaan Maufaktu yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2013-2015. Skripsi Tidak Dipublikasi. Lampung: Universitas
Lampung.

Harahap, Sofyan. S. 2013. Analisis Kritis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali.

Hanafi, Mamduh. M. 2014. Manajemen Risiko. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.


Hardanto, Septama. 2012. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Penggunaan Instrumen Derivatif sebagai Pengambilan Keputusan
Hedging. (studi kasus pada perusahaan automotive and allied products yang
terdaftar di BEI periode 2006-2010). Skripsi Tidak Dipublikasi. Semarang:
Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.

Hartono, Jogiyanto. 2017. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta:


Badan Penerbit Fakultas Ekonomi Yogyakarta.

Irawan, Bahrain Pasha. 2014. Analsisi Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas


Instrument Derivative Valuta Asing Sebagai Pengambilan Keputusan
Hedging ( Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI
Periode 2009-2012). Skripsi Tidak Dipublikasi. Semarang: Fakultas Ekonomi
Universitas Diponegoro.
Munawir, H. S. 2014. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty
Yogyakarta Nifah, Delita Astria. 2017. Faktor-Faktor yang

35
Mempengaruhi Aktivitas Hedging
pada Perusahaan Properti and Real Estate yang Terdaftar di BEI Periode 2013-
2015. Artikel Ilmiah. Surabaya: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas.

Nugroho. Joshua Peter Adi. 2016. Faktor-Faktor dalam Pengambilan Keputusan


Lindung Nilai (Hedging) pada Instrumen Derivatif Valuta Asing. Skripsi
Tidak Dipublikasi. Riau : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim.

Raharjasaputra, Hendra. S. 2009. Manajemen Keuangan dan Akuntansi. Jakarta:


Salemba Empat.

Sugiyono. 2017. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.


Bandung: Alfabeta.

36

Anda mungkin juga menyukai