Oleh:
Pembimbing
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan pertolonganNya
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas Besar 2 ini yang berjudul
Penulisan ini disusun untuk memenuhi Tugas Besar 2 pada Program Studi
mengharapkan adanya kritik dan saran yang dapat memperbaiki makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1. Penerapan.....................................................................................29
BAB IV PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................39
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Perdagangan internasional adalah hal yang datang dan tidak dapat dicegah
di era globalisasi seperti saat ini. Perdagangan internasional atau yang lebih
internasional terjadi karena beberapa faktor seperti, keadaan seperti sumber daya
alam, iklim, tenaga kerja, budaya, dan jumlah penduduk yang menyebabkan
selera terhadap suatu barang, terdapat keinginan membuka kerja sama, hubungan
politik dan dukungan dari negara lain, serta terjadinya era globalisasi sehingga
tidak satu negara pun di dunia yang dapat hidup sendiri (Ball,2001:15).
mencoba untuk mengidentifikasi, mengukur, dan menangani sebab dan akibat dari
1
memiliki arti yang lebih luas, yaitu semua risiko yang mungkin terjadi seperti
Salim (2007 : 4), risiko adalah ketidakpastian atau uncertainty yang mungkin
dari fluktuasi aktivitas yang tinggi, semakin tinggi fluktuasi maka semakin besar
internasional adalah risiko dari fluktuasi kurs nilai mata uang asing (valuta asing).
Perubahan nilai mata uang asing yang tak diduga dapat berdampak penting pada
penjualan, harga, dan laba pada perusahaan ekspotir dan importir. Eksposur
perubahan kurs. Eksposur valuta asing akan dialami oleh perusahaan yang
Eksposur valuta asing timbulkarena kurs valuta asing selalu berubah (Van Horne
Ada beberapa cara untuk menghadapi risiko nilai tukar, seperti : lindung
nilai alami, manajemen kas dan penyesuaian transaksi antar perusahaan, lindung
nilai pendanaan internasional serta lindung nilai mata uang asing melalui kontrak
forward, kontrak berjangka (future contract), opsi mata uang, dan swap mata uang
2
(Van Horne dan Wachowicz, 2007: 558). Tetapi tidak semua perusahaan yang
terpengaruh risiko fluktuasi mata uang asing melakukan tindakan lindung nilai.
Lindung nilai (hedging) adalah suatu strategi yang diciptakan untuk mengurangi
Prinsip hedging adalah menutupi kerugian posisi aset awal dengan keuntungan
(Schubert, 2011).
derivatif, derivatif merupakan kontrak perjanjian antara dua pihak untuk menjual
dan membeli sejumlah barang (baik komoditas, maupun sekuritas) pada tanggal
tertentu di masa yang akan datang dengan harga yang telah disepakati pada saat
ini. Untuk meminimalkan risiko dari fluktuasi valuta asing tersebut dapat
forward, kontrak berjangka (future contract), opsi mata uang, dan swap mata uang
dengan lebih mudah, menjalin kerjasama yang lebih baik dengan pemasok, dan
3
yang lebih rendah (karena risiko yang dirasakan oleh pemberi pinjaman lebih
pengeluaran dan penerimaan kas di masa depan dengan lebih akurat, sehingga
impor bahan baku, pengadaan mesin, dan ekspor hasil industri. Transaksi utang
dan piutang dalam bentuk mata uang US Dollar dilakukan hampir semua
(INDF), PT Ultrajaya Milk Industri & Trading Company Tbk (ULTJ), dan PT
Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMART) adalah perusahaan
yang memiliki aktivitas berhubungan langsung dengan eksposur mata uang asing,
karena memiliki utang dan piutang dalam mata uang dolar Amerika. Berikut ini
gambar pergerakan nilai utang dan piutang dalam denominasi US Dollar setelah
4
Pada Gambar 1.1 dapat diketahui bahwa nilai hutang dan piutang pada
beberapa perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI yang bernilai mata uang
asing (US Dollar) dapat mengalami fluktuasi nilai saat dikonversi ke dalam mata
uang lokal (Rupiah). Selama tahun 2011–2013, nilai tukar Rupiah cenderung
kenaikan nilai utang dan piutang setelah dilakukan konversi. Dari sisi utang tentu
saja depresiasi nilai tukar Rupiah akan merugikan perusahaan karena nilai hutang
Rupiah.
eksposur valuta asing juga terdorong melakukan hedging karena beberapa faktor
5
memenuhi kewajiban jangka panjangnya (Schubert, 2011).Alasan yang kuat
tetapi di lain pihak juga meningkatkan risiko. Perusahaan yang memiliki eksposur
transaksi akan memiliki hutang dalam denominasi mata uang asing (USdolar)
sehingga memiliki risiko fluktuasi nilai tukar mata uang. Dengan risiko yang
mengurangi dampak buruk risiko tersebut pada perusahaan (Clark, 2005 dan
Bartram et al., 2006). Semakin tinggi DER maka akan semakin besar tindakan
Houston,2010 : 134). Current ratio merupakan salah satu rasio likuiditas yang
bertujuan untuk melihat besarnya aktiva lancar relatif terhadap utang lancarnya.
semakin berat ketika terdapat hutang jangka pendek dalam denominasi mata uang
asing (US dolar). Nilai hutang akan berfluktuasi seiring dengan pergerakan nilai
tukar mata uang lokal (rupiah) terhadap US dolar. Ketika rupiah terdepresiasi
maka nilai hutang akan meningkat dan ketika rupiah terapresiasi nilai hutang akan
menurun. Keadaan ini menimbulkan risiko yang lebih besar untuk ditanggung
6
perusahaan sehingga perusahaan terdorong untuk melakukan hedging yang dapat
demikian semakin tinggi nilai current ratio maka semakin rendah aktivitas
hedging yang dilakukan karena risiko yang muncul cenderung rendah dan
maju dengan kecenderungan kebutuhan dana dalam jumlah yang cukup besar
untuk membiayai pertumbuhan tersebut di masa yang akan datang. Oleh karena
Growth opportunity diproksikan oleh Market to Book Value, Proksi ini dapat
dalamnya terkandung unsur laba bersih perusahaan dan modal perusahaan dapat
memiliki risiko fluktuasi nilai tukar mata uang dan memiliki eksposur valuta
asing. Sedangkan dalam book value terdapat unsur utang dimana utang dalam
ancaman kesulitan keuangan dan kebangkrutan yang lebih besar pada perusahaan.
membutuhkantambahan modal dari pihak eksternal dalam jumlah yang kuat untuk
7
membiayai kegiatan-kegiatan perusahaan. Modal eksternal tersebut dapat
diperoleh dari pihak luar negeri sehingga terdapat risiko perubahan nilai
al., 1993 dan Ameer, 2010) sehingga terdapat hubungan positif antara growth
Perusahaan yang besar lebih diperhatikan oleh masyarakat sehingga mereka akan
tersebut melakukan manajemen risiko yang lebih ketat. Perusahaan yang lebih
besar tentunya memiliki aktivitas operasional yang luas dan lebih berisiko karena
perusahaan dengan ukuran yang besar beroperasi melintasi berbagai negara akan
melibatkan beberapa mata uang yang berbeda. Dalam kegiatannya akan terdapat
risiko fluktuasi nilai tukar mata uang. Oleh karena itu, perusahaan yang lebih
besar akan lebih banyak melakukan aktivitas hedging dalam rangka melindungi
perusahaan dari risiko fluktuasi nilai tukar mata uang (Nance et al., 1993).
8
kepemilikan manajerial maka para manajer perusahaan akan mengurangi perilaku
tinggi rasio kapemilikan manajerial maka akan semakin banyak aktivitas hedging
Tabel 1.1
o R V t
Tbk/ADMG 3 hedging
4 PT Fast Food IndonesiaTbk /FAST 0,70 1,7 0 4,96 28,20 Tidak melakukan
1 hedging
5 PT Indofood Sukses MakmurTbk 0,92 2,0 0,02 1,77 31,71 Melakukan hedging
/INDF 1
6 PT Kalbe Farma Tbk /KBLF 0,29 3,6 0 5,45 29,74 Tidak melakukan
9
1 hedging
7 PT Beton Jaya ManungggalTbk/ BTON 0,28 3,3 9,58 0,81 25,68 Tidak melakukan
hedging
9 hedging
9 PT Ultra Jaya MilkTbk /ULTJ 0,52 1,9 17,8 2,25 28,41 Melakukan hedging
0 0
Dari Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa ADMG memiliki DER yang tertinggi
yaitu sebesar 1,76 tetapi tidak melakukan hedging. Sementara itu, BRAM yang
memiliki DER terendah yaitu sebesar 0,30 melakukan hedging. Hal ini
bertentangan dengan teori yang menyatakan semakin tinggi DER maka semakin
tinggi aktivitas hedging. Begitu juga FAST dan SMAR yang memiliki CR relatif
lebih rendah daripada INDF dan BRAM yaitu sebesar 1,71 dan 1,79 tidak
yaitu sebesar 2,01 dan 3,09 melakukan aktivitas hedging. Hal ini bertentangan
semakin tinggi aktivitas hedging. BTON yang memiliki MO yang relatif tinggi
yaitu sebesar 9,58 tidak melakukan hedging sedangkan BRAM yang memiliki
MO relatif rendah yaitu 0,02 melakukan hedging, hal ini bertentangan dengan
teori yang menyatakan semakin besar MO suatu perusahaan maka semakin tinggi
aktivitas hedging yang dilakukan. Dan KLBF dan FAST yang memiliki MTBV
yang relatif tinggi yaitu 5,45 dan 4,96 tidak melakukan hedging, sementara AUTO
10
dan BRAM yang memiliki MTBV relatif rendah yaitu sebesar 1,83 dan 1,53
melakukan hedging. Hal ini bertentangan dengan teori yang mengatakan semakin
tinggi growth options maka semakin tinggi aktivitas hedging. Begitu juga SMAR
yang memilikifirm size yang diproksikan dengan Ln total aset yang relatif tinggi
yaitu sebesar 30,41 tidak melakukan hedging, sementara itu BRAM yang
memiliki firm sizelebih rendah yaitu sebesar 28,43 melakukan hedging. Hal ini
maka semakin tinggi aktivitas hedging. Fenomena ini menarik untuk diteliti lebih
lanjut.
tercapai. Beberapa batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
instrumen derivatif yang terdiri dari: Debt to Equity Ratio (DER), Market to Book
11
1.3. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang sudah di uraikan sebelumnya, maka yang menjadi
pokok permasalahan yang dibahas pada penelitian ini adalah apakah ada pengaruh
Ratio (DER), Market to Book Value (MTBV), Current Ratio (CR), Ukuran
1.4. Tujuan
pengaruh dari faktor-faktor penggunaan instrumen derivatif yang terdiri dari Debt
to Equity Ratio (DER), Market to Book Value (MTBV), Current Ratio (CR),
1.5. Manfaat
pengaruh. Debt to Equity Ratio (DER), Market to Book Value (MTBV), Current
12
Hedging perusahaan manufaktur. Selain itu untuk para investor sendiri bermanfaat
referensi bagi mahasiswa atau pembaca lain yang berminat untuk membahas
masalah mengenai pengaruh Debt to Equity Ratio (DER), Market to Book Value
13
BAB II
LANDASAN TEORI
maka diperlukan pengurutan teori yang akan digunakan secara sistematis mulai
dari Grand Theory, Middle Range Theory, dan Operational Theory. Grand theory
bawahnya. Disebut grand theory karena teori tersebut menjadi dasar lahirnya
teori-teori lain dalam berbagai level. Grand Theory di sebut juga makro karena
teori-teori ini berada dilevel makro, bicara tentang struktur dan tidak berbicara
pada level mezzo atau level menengah yang fokus kajiannya makro dan juga
mikro. Sedangkan Operational Theory adalah suatu teori yang berada dilevel
Maka dari itu, teori yang digunakan dalam penelitian ini dapat dipetakan sebagai
berikut:
BEI
14
2.2. Studi dan Penelitian Terdahulu
dilakukan oleh Ahmad (2012) melakukan penelitian tentang factors for using
instrumenderivatif.
metode logit regression dengan variable expected financial distress cost, liquidity,
firm size, hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara expected
financial distress cost dengan keputusan hedging nilai tukar mata uang asing.
and Risk Management Theory: Evidence from Polish Listed Companies ANOVA
dan logit regression menemukan hasil bahwa variabel DER, EBIT, growth,
15
perilaku hedging. Sementara itu, pembayaran pajak berpengaruh negatif terhadap
hedging.
manajer Malaysia kebanyakan risk averse dan tidak memahami cara memilih
(Studi Kasus pada Perusahaan Non financial yang Terdaftar di BEI periode 2007-
variabel leverage, firm size, dan financial distress secara konsisten berpengaruh
incentive dan tax incentive to hedge. Hasil penelitian juga memberikan bukti yang
16
Perusahaan yang memiliki tingkat leverage yang tinggi cenderung suka untuk
melakukan hedging. Dan yang terakhir, aktivitas hedging lebih banyak dilakukan
signifikan, Current ratio dan foreign liabilities to total sales berhubungan negatif
derivatif valas.
melakukan hedging memiliki lebih banyak fungsi convex tax, memiliki lebih
sedikit coverage of fixed claims, ukuran perusahaan yang lebih besar, financial
distress lebih besar, memiliki kesempatan pertumbuhan yang lebih besar, dan
17
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
s Data
Evidence g on ownership
Companies size,
Managerial positif
Market-to- hedging
18
instrumenderivatif.
salesberhubungan
negatif dan
tidak signifikan
terhadap
hedging.
19
uhi Opportunity, konsisten
Valuta iquidity
Asing berpengaruh
signifikan. Growth
opportunity
berpengayh positif
tidak
signifikan.
growth option
20
berpengaruh
negatif.
Pajak. berpengaruh
negatif
terhadaphedging.
21
perusahaan, dan
signifikan
menjelaskan
hedging
mata uangasing.
Distress,Leverag hedging.
e ,Firm Size
22
Hedging ukuran perusahaan
kesempatan
pertumbuhan yang
lebih besar,
dan memakai
lebisedikit
instrumen
pengganti hedging.
Universitas
Sumatera Utara
Hedging juga
meningkatkan nilai
perusahaan dengan
menurunkan
bebanpajak.
2.3. Hipotesis
23
biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan.” Berdasarkan kerangka
instrument derivatif yang terdiri dari Debt to Equity Ratio, Market to Book Value,
keputusan Hedging.
Keputusan Hedging
untuk menanggulangi dampak buruk dari eksposur transaksi (hutang dan piutang
semakin tinggi proporsi tingkat hutang terhadap modal sendiri, maka akan
24
Penggunaan hutang yang lebih besar dibandingkan dengan kuantitas modal
kebangkrutan, biaya keagenan, tingkat pengembalian bunga yang lebih tinggi, dan
Milton Miller (Teori MM). Dengan risiko yang semakin besar tersebut, maka
risiko agar meloloskan perusahaan dari adanya risiko tersebut yang dapat
sendiri atau debt to equity ratio yang ditanggung perusahaan, sehingga semakin
besar tindakah hedging yang perlu dilakukan untuk mengurangi dampak buruk
risio tersebut, sehingga semakin besar tingkat debt to equity ratio yang diterima
biasanya sangat mahal. Oleh karena itu, ada kemungkinan bagi perusahaan untuk
tidak melakukan proyek ini (biaya investasi yang tinggi) yang akibatnya tidak
25
Pengaruh Current Ratio terhadap Keputusan Hedging
Kewajiban tersebut bersifat jangka pendek. Kewajiban jangka pendek itu seperti,
membayar tagihan listrik, gaji pegawai, atau hutang yang telah jatuh tempo. Rasio
lancar, current ratio yang tinggi dari suatu perusahaan akan mengurangi
(idle cash) sehingga akan mengurangi tingkat profitabilitas perusahaan. Hal ini
akan lebih besar apabila valuta asing mengalami apresiasi terhadap mata uang
likuiditas maka semakin rendah aktivitas hedging yang dilakukan karena risiko
kesulitan keuangan yang muncul cenderung rendah. Hal ini sesuai dengan
26
Salah satu tindakan manajemen risiko yaitu dengan melakukan lindung nilai
sebagian besar saham yang dimiliki perusahaan maka para manajer akan lebih
dilakukan.
(MTBV)
Keputusan Hedging
Liquidity (Current Ratio-
(HEDG)
CR)
27
Managerial Ownership
(MO)
28
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Penerapan
debt to equity ratio, current ratio, market to book value, firm size, dan managerial
penelitian diperoleh dari laporan keuangan yang telah dipublikasikan dan diunduh
dari website BEI yaitu www.idx.co.id, dan data dari Indonesian Capital Market
Directory (ICMD) yang diperoleh dari kantor cabang BEI yang berada di FEB
USU. Teknik analisi data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif dan
analisis regresi logistik. Proses analasis data dilakukan terlebih dahulu adalah
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa debt to equity ratio, current ratio,
29
diprediksi mempunyai pengaruh dan positif terhadap pengambilan keputusan
hedging.
dilakukan oleh Ahmad (2012) melakukan penelitian tentang factors for using
instrumenderivatif.
metode logit regression dengan variable expected financial distress cost, liquidity,
firm size, hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara expected
financial distress cost dengan keputusan hedging nilai tukar mata uang asing.
and Risk Management Theory: Evidence from Polish Listed Companies ANOVA
dan logit regression menemukan hasil bahwa variabel DER, EBIT, growth,
30
individual block ownership, dan ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap
hedging.
manajer Malaysia kebanyakan risk averse dan tidak memahami cara memilih
(Studi Kasus pada Perusahaan Non financial yang Terdaftar di BEI periode 2007-
variabel leverage, firm size, dan financial distress secara konsisten berpengaruh
incentive dan tax incentive to hedge. Hasil penelitian juga memberikan bukti yang
31
derivatives dan managerial ownership tidak berefek pada tindakan hedging.
Perusahaan yang memiliki tingkat leverage yang tinggi cenderung suka untuk
melakukan hedging. Dan yang terakhir, aktivitas hedging lebih banyak dilakukan
signifikan, Current ratio dan foreign liabilities to total sales berhubungan negatif
derivatif valas.
melakukan hedging memiliki lebih banyak fungsi convex tax, memiliki lebih
sedikit coverage of fixed claims, ukuran perusahaan yang lebih besar, financial
distress lebih besar, memiliki kesempatan pertumbuhan yang lebih besar, dan
3.3. Pembahasan
Hedging
32
Variabel Debt to equity ratio menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi
bernilai positif sebesar 0,083 dengan nilai probabilitas (p) sebesar 0,316>
0,05yang berarti bahwa variabel debt to equity ratio tidak berpengaruh terhadap
semakin besar risiko yang harus diperhatikan perusahaan. Namun disatu sisi
menuntut perusahaan untuk bisa mengelola risiko dengan baik, salah satunya
terdaftar di BEI. Hal ini bertentangan dengan hasil penelitian yang ditemukan
negatif sebesar 0,081 dengan nilai probabilitas (p) sebesar 0,552> 0,05yang
likuiditas yang bertujuan untuk melihat besarnya aktiva lancar relatif terhadap
33
utang lancarnya. Semakin besar CR suatu perusahaan mengindikasikan bahwa
hal ini berarti semakin tinggi nilai CR suatu perusahaan akan berbanding terbalik
(Gunniarti,2014).
yang terdaftar di BEI. Hal ini didukung oleh hasil peneltiian yang ditemukan oleh
Hedging
bernilai positif sebesar 0,044 dengan nilai probabilitas (p) sebesar 0,091>
manufaktur yang terdaftar di BEI. Hal ini didukung dengan hasil penelitian yang
34
ditemukan oleh Paranita (2011), namun bertentangan dengan hasil penelitian yang
positifsebesar 0,77 dengan nilai probabilitas (p) sebesar 0,000 < 0,05yang berarti
menghadapi risiko yang lebih besar pula, maka semakin besar ukuran perusahaan
Dalam penelitian ini firm size berpengaruh secara signifikan dan bernilai
yang terdaftar di BEI. Hal ini didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Ahmad (2102), Paranita (2011), Guniarty (2011), Ameer (2010), Klimzack
Hedging
bernilai positif sebesar 0,12 dengan nilai probabilitas (p) sebesar 0,001 < 0,05yang
35
menunjukkan bahwa jumlah saham yang dimiliki oleh para manajer membuat
para manajer akan lebih merasa memiliki perusahaan tersebut dan lebih hati-hati
manufaktur yang terdaftar di BEI. Hal ini didukung dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Ahmad (2102), Paranita (2011), Guniarty (2011), Ameer (2010),
36
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
kesimpulan sebagai berikut; Debt to equity ratio (DER), Current ratio (CR),
keputusan hedging pada perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek
Bursa Efek indonesia. Hal ini berarti semakin besar suatu perusahaan dan semakin
4.2. Saran
terdaftar di Bursa Efek Indonesia atau pada perusahaan non keuangan yang
terdaftar di Bursa Efek indonesia dengan tahun pengamatan yang lebih panjang
sehingga hasil yang diperoleh akan lebih dapat digeneralisasikan dan akan lebih
37
menggambarkan kondisi sesungguhnya selama jangka panjang. Serta menambah
terhadap risiko yang akan dihadapi perusahaan adalah informasi penting dan baik
38
DAFTAR PUSTAKA
39
Evidence from Polish Listed Companies”, The Journal Of Risk Finance.
Vol.
9, No. 1, pp:1-33.
Nance, Deana R, Clifford W. Smith,Jr, dan Charles W. Smithson, 1993. “On The
determinant of Corporate Hedging”, The Journal of Finance. Vol. 48, No. 1,
pp:267-284.
Paranita, Ekayana sangkasari, 2011. “Kebijakan Hedging dengan Derivatif Valuta
Asing pada Perusahaan Publik di Indonesia”, Seminar Nasional Ilmu
Ekonomi Terapan, Fakultas Ekonomi UNIMUS
Schubert, L. 2011. Hedge Ratios for short and leveraged Exchange-trade funds.
Atlantic Review of Economic. Vol 1, No 1,pp: 11-34.
Spano, Marcello, 2012. “A Survey of The Theoretical Models of Corporate
Hedging”, Jounala Of Finance. Vol.12, No.1, pp:1-35.
Zhu, M. R. 2010. Corporate Hedging, Financial Distress and Product Marke
Compettition. Working Paper. Austin: University of Texas.
40