Anda di halaman 1dari 8

Pengembangan Dan pertumbuhan

Ulumul Qur'an

Disusun oleh :
Imam
Hamzah
Pengertian Ulumul Qur'an

Ulumul Qur'an adalah ilmu-ilmu yang membahas segala


sesuatu tentang Al-Qur'an, mulai dari pengertian Al-Qur'an,
pengertian wahyu, sejarah turunnya Al-Qur'an, sejarah
pengumpulan Al-Qur'an, Makkiyah dan madaniyah, latar
belakang turunnya ayat atau kelompok ayat tertentu, kisah-
kisah dalam Al-Qur'an, mujizat dan lain sebagainya, sampai
kepada pembahasan tentang tafsir al-Qur'an.

Contoh definisi ulumul Qur'an


Muhammad abd al-Azhim az-Zarqani

" Beberapa pembahasan yang berkaitan dengan Al


Quran Al karim, baik dari segi turunnya, susunannya,
pengumpulannya, penulisannya, qiraahnya, tafsirnya,
kemujizatannya, nasikh dan mansûkh nya, dan menolak
tuduhan-tuduhan terhadapnya dan lain-lain
semacamnya. "

Pengertian Al-Qur'an
Secara etimologis Al-Qur’an adalah mashdar (infinitif) dari
qara'a, yaqra'u, qur’anan yang berarti bacaan. Al-Qur’an
dalam pengertian bacaan ini misalnya terdapat dalam
firmanAllah SWT:

“Sesungguhnya atas tanggungan Kami-lah mengumpulkannya


(di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila
Kami telah selesai membacakannya,maka ikutilah bacaannya
itu."
(Q.S.Qiyamah ayat 17-18)
Secara terminologis, Al-Qur'an adalah firman Allah
yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW, yang
dibaca dengan mutawatir(Orang-orang tepercaya).
Sifat al-munazzal (yang diturunkan) setelah kalâmullah
(frmanAllah)diperlukan untuk membedakan Al-Qur’an
dari kalam Allah yang lainnya, karena langit dan bumi
dan seluruh isinya juga termasuk kalam Allah.
Keterangan ‘Ala Muhammadin Shallahu ‘alaihi wa
sallam diperlukan untuk membedakan Al-Qur’an
dengan kalam Allah lainnya yang diturunkan kepada
nabi dan rasul sebelumnya seperti Taurat yang
diturunkan kepada Nabi Mûsa AS, Zabûr kepada Nabi
Daud AS, Injil kepada Nabi ‘Isa AS dan Shuhuf Ibrâhim
dan Mûsa AS. Sifat bi at-tâwatur diperlukan untuk
membedakan Al-Qur’an dengan fiman Allah lainnya
yang diturunkan kepada NabiMuhammad SAW tapi
tidak masuk kategori mutawatir seperti hadits
âhâd.Karena hadits nabawi pun ada yang bersifat
mutawatir maka untuk membedakannya dengan Al-
Qur’an ditambahkan keterangan di bagian akhir
definisi al-muta’abbad bi tilâwatihi, karena hanya al-
Qur'an lahfirman Allah SWT yang dibaca waktu
melaksanakan ibadah seperti shalat (maksudnya
setelah membaca Surat Al-Fâtihah),sedang kanfiman
Allah berupa hadits tidak dibaca dalam shalat.

Perkembangan Ulumul Qur'an

Keberadaan Ulûmul Quran terdiri dari berbagai bidang


ilmu yang berhubungan dengan Alquran. Dari itu para
salaf assalih di zaman Rasulullah saw telah mengenal
Alquran dan ilmu yang berkaitan dengannya. Itu
karena Alquran turun di hadapan mereka dan mereka
menyaksikannya, maka sangat wajar bila mereka
mengetahui asbab an-nuzûl, mengerti dengan pasti
nâsikh dan mansûkh, lebih dari itu pengetahuan
mereka terhadap Alquran dan Ulûmul Quran
diterapkan juga pada pelaksanaan kehidupan sehari
hari. Dan begitu juga halnya pada masa sahabat.
Namun mereka belum menyusun dan menulis Ulûmul
Quran ini secara sistematis. Faktor yang menyebabkan
Ulûmul Quran tidak dibukukan di masa rasul dan
sahabat, yaitu
1. Kondisi tidak membutuhkan karena kemampuan
mereka yang besar untuk memahami Alquran dan
Rasul dapat menjelaskan maksudnya.
2. para sahabat sedikit sekali yang pandai menulis.
3. adanya larangan Rasul untuk menulis selain
Alquran.

Penulisan Ulumul Qur'an

Mula penulisan Ulûmul Quran secara parsial saat


muslim merasa membutuhkan penulisan itu
akibat terjadinya futuhat Islam, berbaurnya Arab
dengan non Arab, dan berpencarnya para sahabat
ke kota-kota besar untuk mengajarkan Islam,
terlebih lagi pada masa khalifah Usman, sebagian
masyarakatnya mengelami kesalahan dalam
membaca Alquran, yang hampir menyebabkan
pertumpahan darah, maka untuk mengantisipasi
hal ini, ia memerintahkan Zaid bin Tsabit untuk
menertibkan penulisan Alquran dengan nama
Mushaf Usmani. Untuk itu dikatakan bahwa
Usman merupakan peletak batu pertama dalam
penulisan Ulûmul Quran yang terkenal dengan
Rasm Usmani yang merupakan satu bagian dari
Ulûmul Quran.
Setelah berlalu masa sahabat datanglah masa
tabiin yang mengikuti jejak kaki mereka dalam
penyebaran ilmu pengetahuan. Penulisan ilmu
pengetahuan telah dimulai pada abad kedua
hijrah. Ditulislah tafsir Alquran oleh sejumlah
ulama seperti Sufyan Ibnu„Uyaynah, Waqi‟ ibnu
al-Jarrâh, Syu‟bah ibnu al-Hajjâj, Ali ibnu
Thalhah, dan lainnya. Walaupun penulisan tafsir
ini hanya terbatas dalam bentuk tafsir bil ma‟tsur
saja.
Sedangkan ilmu lain dari ilmu Alquran seperti
asbâb an-nuzûl dan nasikh mansûkh telah juga
tertuang dalam bentuk tulisan oleh tangan-
tangan terampil dan berpengetahuan luas di
bidangnya seperti Qatadah bin Di‟amah ad-
Dausy, Aby Ubaid al-Qâsim bin Salam dan Ali al-
Madany. Qatadah (wafat 118H) merupakan
penulis buku nasikh mansûkh yang pertama,
sedangkan Ali alMadany adalah penulis asbâb an-
nuzul yang pertama. Dan setelah itu mulai abad
ketiga sampai dengan abad kesembilan
bermunculanlah buku-buku yang berkaitan
dengan Alquran yang terhimpun dalam
pembahasan Ulûmul Quran, baik tulisan itu
berisikan satu disiplin ilmu Alquran ataupun
merangkum semua ilmu-ilmu Alquran.

Anda mungkin juga menyukai