Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Ulumul Qur’an

DOSEN
PENGAMPUH:
Muhammad Husein,
MA

Disusun oleh kelompok :


Efri Juliansah : (21531044)
Faqih Ahmad : (21531052)

JURUSAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) CURUP
TAHUN AJARAN 2021

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Salah satu sumber hukum Islam yang pertama adalah Al Qur’an. Al Qur’an selalu member infirasi
yang sangat luas, memberikan petunjuk yang nyata bagi manusia untuk kesejahteraan dunia dan
akherat, tetapi bagi para pengagumnya Al Quran tidak hanya sebagai petunjuk dan pedoman yang
nyata, mereka menyelam kedalam lautan ilmu dan menikmati keindahannya yang tak pernah habis
untuk dinikmati.

Kecintaan terhadap Al Qur’an membawa manusia untuk selalu berupaya terhadap Al Qur’an.
Shalahuddin Hamid menjelaskan bahwa ada tiga jenis upaya manusia terhadap Al Quran, yaitu :
Pertama, upaya manusia melestarikan dan menjaga Al Qur’an sebagai petunjuk dan pedoman. Kedua,
Upaya manusia mempelajari Al Qur’an untuk kepentingan ilmiah. Ketiga, upaya manusia mempelajari Al
Qur’an untuk mengurangi, mengaburkan mujizat Al Qur’an dan mengingkarinya.

Tiga jenis upaya manusia ini memunculkan berbagai reaksi dibelahan dunia manapun, ada respon
positif dan negative yang muncul atas perkembangan tersebut. Salah satunya adalah munculnya
berbagai pendapat dalam memahami terhadap Al qur’an. Hal itu mengundang para pemikir Islam untuk
membahas permasalahan yang ada dalam Al Qur’an. Ilmu-ilmu yang membahas masalah yang ada
kaitannya dengan permasalahan dalam Al Quran disebut Ulumul Qur’an. Dengan Ulumul Qur’an, kaum
muslimin bisa memahami kitab sucinya; dan dengan Ulumul Qur’an pula mereka mampu
mempertahankan keaslian dan keabadian kitab sucinya. Namun yang jadi permasalahan atas munculnya
Ulumul Qur’an ini adalah : Kapan lahirnya istilah Ulumul Quran? Bagaimana perkembangan Ulumul
Qur”an dari masa Rasulullah sampai masa sekarang? Siapa tokoh-tokoh dan apa karya-karyanya yang
berhubungan dengan Ulumul Qur”an?

Untuk menjawab permaslahan tersebut penulis akan mencoba membahas dalam makalah ini, darii
aspek sejarah dengan tujuan agar kita mengetahui waktu munculnya Ulumul Quran sebagai disiplin
ilmu, mengetahui sejarah perkembangan Ulumul Qur’an dari masa Rosulullah SAW sampai masa kini,
dan dapat menyebutkan nama-nama tokoh yang ahli dalam bidang Ulumul Qur’an berikut karya-
karyanya.

B. Rumusan Masalah

1. Sejarah Perkembangan Ulumul Qur’an

C. tujuan Pembahasan

1. Untuk mengetahui sejarah Perkembangan Ulumul Qur’an

BAB II

PEMBAHASAN

1. Sejarah Perkembangan Ulumul Qur’an


Sejarah perkembangan ulumul qur’an merupakan suatu tinjauan historis terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tentang Ulumul Qur’an. Menurut para ahli sejarah bahwa pekembangan Ulumul Qur’an
itu terbagi kepada beberapa periode yaitu :

a. Periode Perkembangan Ulumul Qur’an Abad I dan II H

1) Pada Masa Rasulullah SAW

Pada masa Rasulullah Saw, para sahabat dapat merasakan keindahan uslub-uslub bahasa Arab yang
tinggi dan memahami ayat-ayat yang terang dan jelas pengertiannya yang diturunkan kepada Rasulullah
Saw. Apabila terjadi kemusykilan, mereka segera bertanya kepada beliau, dan beliau langsung
menjawabnya. Para sahabat pada saat itu tidak merasa perlu untuk menuliskan dalam ilmu-ilmu al-
Qur`an karena segala permasalahan yang berhubungan dengan pemahaman, bacaan, maksud dan
segala hal yang berhubungan dengan Al-Qur`an dapat ditanyakan langsung kepada Beliau. Hal ini juga
didukung karena pada saat itu alat-alat tulis tidak mudah mereka peroleh. Selain itu juga pada masa
Rasulullah Saw ada larangan untuk menuliskan apa yang mereka dengar dari Beliau selain dari Al-
Qur`an, karena beliau khawatir akan bercampur antara Al-Qur`an dengan yang bukan Al-Qur`an.

Kondisi masyarakat Islam pada masa Rasulullah Saw masih sederhana, dimana Islam masih seputar
Makkah dan Madinah, sehingga problematika masyarakat tentang Al-Qur`an belum banyak mengalami
kendala yang berarti. Hal ini akan berbeda jika Islam sudah menyebar ke seluruh pelosok dunia,
kebutuhan akan penjelasan, tatacara membaca maupun hal-hal lainnya akan berkembang menjadi
semakin kompleks, karena semakin luas suatu wilayah akan terdapat keaneka ragaman budaya, yang
akan menimbulkan perbedaan-perbedaan pemahaman tentang Al-Qur`an.

Pada masa Rasulullah Saw dalam banyak hal beliau memberi keterangan kepada para sahabat
tentang makna ayat atau keterangan lain menyangkut al-Qur`an seperti tata urutan ayat dan lain-lain.
Hal ini didasarkan kepada Nabi yang bertugas memberikan penjelasan mengenai apa yang diturunkan
kepadanya.

2) Pada Masa Sahabat

Pada masa Abu Bakar ra. dan Umar ra. Al-Qur`an disampaikan dengan jalan talqin dan musyafahah
dari mulut ke mulut Sedangkan pada masa Usman bin Affan, Islam sudah semakin luas dan berkembang
ke luar bangsa Arab, sehingga timbul bahasa-bahasa arab dan selain arab ( azam), ditambah lagi para
penghafal Al-Qur`an dari kalangan sahabat sudah banyak yang gugur di medan perang dalam perluasan
dan penyebaran Islam. Percekcokan dialek cara membaca Al-Qur`an sudah mulai ditemukan, Usman
mengambl tindakan mengumpulkan para penghafal Al-Qur`an dan segera membentuk panitia penulisan
Al-Qur`an dengan menunjuk sekretaris Rasulullah yaitu Zaid bin Sabit menjadi ketua panitia pembukuan
Al-Qur`an.

Pembukuan Al-Qur`an pada masa Usman ini dimotivasi karena banyak terjadi perselisihan di dalam
cara membacanya, pada saat itu sudah berada pada titik umat Islam saling menyalahkan yang pada
akhirnya terjadi perselisihan di antara mereka. Usman memutuskan dalam penulisan Al-Quran
memperhatikan tulisan yang mutawatir, mengabaikan ayat yang bacaannya dinaskh dan ayat tersebut
tidak dibaca kembali di hadapan nabi pada saat-saat terakhir, kronologis surat dan ayatnya seperti yang
telah ditetapkan atau berbeda dengan mushaf abu bakar, system penulisan yang dugunakan mampu
mencakup qira`at yang berbeda sesuai dengan lafaz-lafaz Al-Qur`an ketika diturunkan, dan semua yang
bukan termasuk Al-Qur`an dihilangkan.

Setelah proses pembukuan Al-Qur`an yang dikenal dengan mushaf Usmani atau Al-Mushaf,
kemudian diperbanyak dan segera dikirim ke kota-kota besar yang penduduknya sudah menganut
agama Islam, salah satu mushaf di simpan di kediaman Usman yang kemudian dikenal dengan Mushaf
Al-Imam. Sedangkan naskah asli Al-Qur`an yang sebelumnya disimpan di rumah Hafsah, salah seorang
janda dari Rasulullah Saw diperintahkan untuk dibakar untuk menghindari perbedaan-perbedaan
mengenai Al-Qur`an yang lebih krusial lagi. Usman melarang membaca Al-Qur`an yang tidak bersumber
dari Al-Mushaf tersebut. Tindakan Usman ini merupakan awal perkembangan ilmu rasm al-Qur`an.

Istilah rasm Al-Qur`an atau rasm usmani adalah tatacara menuliskan Al-Qur`an yang ditetapkan
pada masa khalifah Usman bin Affan. Istilah ini lahir bersamaan dengan lahirnya mushaf usmani yang
ditulis oleh panitia empat yang terdiri dari Zaid bin Sabit, Abdullah bin Zubair, Sa’id bin al-Ash dan
Abdurahman bin Al-Haris. Mushaf usmani ini menggunakan kaidah al-hadzf ( membuang,
menghilangkan atau meniadakan huruf), al-Ziyadah ( penambahan), al-Hamzah (salah satu kaidahnya
berbunyi apabila hamzah berharakat sukun,ditulis dengan huruf yang berharakat yang sebelumnya),
badal ( pengganti), washal dan fashal ( penyambungan dan pemisahan), dan kata yang dapat dibaca dua
bunyi ditulis dengan menghilangkan alif.

Pada Masa pemerintahan Ali ra., beliau memerintahkan Abu Aswad ad-Dualy ( wafat 69 H.)
membuat beberapa kaidah untuk memelihara keselamatan bahasa Arab sebagai I’rab al-Qur`an. Maka
dapatlah dikatakan bahwa Ali ra. merupakan tokoh pertama yang berjasa dalam peletakan ulum al-
Qur`an di bidang I’rab al-Qur`an.

3) Pada Masa Tabiien

Pada masa tabiien ini Shalahudin Hamid menjelaskan bahwa masa tabiien ini tercatat pada abad
ke-2 Hijriyah, pada masa ini mulai pula dibukukan Hadits dengan bab-bab yang beraneka ragam,
termasuk pula yang berkaitan dengan tafsir, sebagian ulama mengumpulkan riwayat dari Rasulullah
SAW tentang tafsir Al Qur’an, shabat maupun tabiien.

Diantara mereka yang terkenal ialah : Yazid bin Harun as-Sulma (W, 117 H), Syubah bin al-Hujjaj (W.
160 H), Waki bin Jarrah (W. 197 H), Supyan bin Uyaynah (W.198 H) dan Abdurrazaq bin Himam (W. 211).
[3]

Mereka semua adalah imam-imam hadits dan pengumpulan tafsir dari berbagai bab, namun
sayangnya tafsir-tafsir yang mereka tulis tidak dapat ditemukan.
Pada abad ke satu ini, ulum al-Qur`an yang sudah berkembang meliputi ilmu tafsir, ilmu gharib al-
Qur`an, ilmu asbab al-nuzul, ilmu makky wa al-madany, dan ilmu nasikh wa al-mansukh. Semua
periwayatan pada masa ini masih disampaikan dengan cara didiktekan, belum sampai dibukukan.

Pada abad ke dua, ulum al-Qur`an berkisar di sekitar tafsir al-Qur`an yang lebih dikenal sebagai
kodifikasi pendapat-pendapat dari para sahabat dan tabi’in. Pada abad ini para ulama memberikan
prioritas perhatian kepada ilmu tafsir karena fungsinya sebagai Umm al-Ulum ( induk ilmu-ilmu al-
Qur`an). Di antara beberapa ulama terkenal pada abad ini adalah sebagaiman ditulis Manna al-Qaththan
adalah: Yazid bin Harun al-Silmi ( wafat 117 H), Syu’bah ibnu Hijaj ( wafat 160 H), Sufyan bin Uyainah
( wafat 198 H ), Abdu al-Razaq bin Hamam ( wafat 211 H). Akan tetapi ulama-ulama tersebut
menafsirkan al-Qur`an berdasarkan hadis yang mereka terima. Namun sayang kitab tafsir mereka tidak
sampai ke tangan kita. [4]

b. Periode Perkembangan Ulumul Qur’an Abad III H

Diantara kitab ulumul Qur`an pada abad ke tiga Hijriyah ini, berkisar di sekitar pokok bahasan asbab
an-nuzul, ilmu nasikh wa al-mansukh, ilmu ma Nuzzila bi al-makkah wama Nuzzila bi al-Madina. Tokoh-
tokoh ulama yang menyusun kitab tersebut antara lain sebagai berikut: :

1) Muhammad ibnu Khalaf ibn al-Marzuban (wafat 309 H), mengarab kitab al-Hawi fi ‘Ulum al- Qur`an.

2) Abu Bakar Muhammad bin al-Qasim al-Anbary (wafat 328 Hijriyah) mengarang kitab ‘Ulum al-

Qur`an.

3) Abu Hasan al-Asy’ary ( wafat 324 H), kitabnya bernama Al-Mikhtazan fi ulum al-Qur`an.

4) ‘Ali bin Ibrahim ibn Sa’id al-Hufi (wafat 330 Hijriyah) mengarang kitab I’rab al-Quran, dan al-Burhan

fi ‘Ulum al-Quran

5) Abu Bakar al-Sijistani ( wafat 330 Hijriyah) mengarang kitab Gharib al-Qur`an

6) Abu Muhammad al-Qashshab Muhammad ibn Ali al-Karakhi (wafat 360 H), kitabnya bernama

Nuqat al-Qur`an ad-Dallat ‘al al-Bayan fi anwa’ al-‘ulum wa al-ahkam al-minbi’at ‘an ikhtilaf al-anam.

7) Muhammad Ali al-Adfuwy (wafat 388 Hijriyah), mengarang kitab al-Istighna fi ‘Ulum al-Quran.

Pada abad ke tiga inilah dijadikan sebagai abad ditemukannya kitab ulum al-Qur`an sebagi disiplin
ilmu, jika berpedoman kepada kitab al-Burhan fi ‘Ulum al-Qur`an yang dikarang al-Hufy sebanyak 30 jilid,
yang ditemukan seorang ulama, Syeikh al-Zarqani yang dikutif Manna al-Qathtan sebagai berikut,”
Pembahasan ulum al-Qur`an secara menyeluruh dan lengkap dalam sebuah kitab diungkapkan oleh
Syeikh Muhammad ‘Abdu al-Azim Al-Zarqany dalam kitab Manahil al-‘Irfan fi ‘Ulum al-Qur`an yang
ditemukan di sebuah perpustakaan Mesir ,dengan penulis Ali Ibrahim ibn Sa’id yang dikenal al-Hufy
dengan nama kitab al-Burhan fi ulum al-Qur`an sebanyak 30 jilid, 15 jilid ditemukan tidak beraturan dan
kurang berkaitan. Penulis menyusun ayat-ayat al-Quran kemudian dilengkapi dengan ulum al-Quran
yang dibahas secara tersendiri, baik dari segi makna, tafsir bi al- ma`sur maupun bi al-ma’qul, segi waqaf
dan tamam serta dari segi qira`at. Maka al-Hufi dianggap sebagai pendiri pertama Ulum al-Quran
sebagai disiplin ilmu yang spesifik, beliau wafat 330 Hijriyah”.[5]

Dengan ditemukannya bukti fisik kitab yang membahas ulum al-Qu`ran secara spesifik karangan al-
Hufy maka ulum al-Qur`an sebagai disiplin ilmu sudah ada sejak abad ke-3 Hijriyah.

c. Periode Perkembangan Ulumul Qur’an Abad IV Hijriah

Diantara kitab dan tokoh pengarangnya pada abad ke-4 adalah sebagai berikut:

1. Abu Bakar al-Baqilany ( wafat 403 Hijriyah), mengarang kitab I’jaz al-Qur`an.

2. Al –Mawardy ( wafat 450 Hijriyah ) mengarang kitab amsal al-Quran.

3. Abu Amar al-Dany ( wafat 444 Hijriyah), kitabnya bernama al-Taisir bi al-Qira`at al-Sabi’i dan

kitab al- Muhkam fi al-Nuqath.

d. Periode Perkembangan Ulumul Qur’an Abad V Hijriah

Diantara tokoh ilmu al-Quran pada abad ke-5 Hijriyah ialah:

1) Abd Qasim Abd al-Rahman yang dikenal al-Suhaili ( wafat 582 Hijriyah), kitabnya

bernama Muhammat al-Qur`an atau al-Ta’rif wa I’lam ubhima fi al-Qur`an min asma’ waal-‘alam.

2) Ibnu Jauzy ( wafat 597 Hijriyah), kitabnya bernama Funun al-Afnan fi ‘Ajaib ‘ulum al-Qur`an dan

kitab Al-Mujtaba fi ‘Ulumin Tata’allaq bi al-Quran.

e. Periode Perkembangan Ulumul Qur’an Abad VI dan VII H

Diantara tokoh ilmu al-Quran pada abad ke- 6 dan 7 Hijriyah antara lain:

1) Alamuddin al-Syakhawy ( wafat 643 Hijriyah) , kitab bernama Hidayat al-Murtab fi al-Mutasyabih

mengenai qira`at, dan kitab Jamal al-Qur`an wa kamal al-Iqra tentang qira`at, tajwid, waqaf,

Ibtida nasikh dan mansukh.

2) Al-‘Iz ibnu Abdu al-Salam (wafat 660 Hijriyah) dengan kitab bernama Majaz al-Qur`an.

3) Ibnu Qayyim ( wafat 751 Hijriyah ) dengan kitab bernama Aqsam al-Quran.

4) Badrudin al-Zarkasyi ( wafat 794 Hijriyah) , mengarang kitab al-Burhan fi ‘Ulum Quran.
Pada abad ke tujuh mulai tumbuh ilmu Bada’I al-quran, Ilmu Hujaj al-Quran yang kemudian hari
dikenal Jadal al-Quran. Tokoh ulama yang menyusun kitab ulum al-Quran ini pada umumnya sudah
melakukan penelitian satu persatu juz al-Qur`an.

f. Periode Perkembangan Ulumul Qur’an Abad VIII dan IX H

Pada abad ke-8 dan ke-9 Hijriyah ini telah lahir beberapa kitab ulum al-Quran, antara lain sebagai

berikut:

1) Jalaludin al-Balqiyany, wafat 824 Hijriyah yang mengarang kitab Mawaqi’ al-‘Ulum min

mawaqi’I al-Nuzum.

2) Muhammad ibnu Sulaiman al-Kafiyajy, wafat 873 Hijriyah, mengarang kitab al-Tafsir fi Qawaid al-

Tafsir. Dalam kitab ini dijelaskan tentang syarat-syarat menafsirkan al-Qura`an dengan ra`yu.

3) Jalaludin al-Suyuthy, wafat 911 Hijriyah, mengarang kitab al-Tahbir fi ‘ulum al-Tafsir dan kitab

terkenal al-Itqan fi ‘Ulum al-Qur`an. Dalam kitab ini terdapat 80 judul bahasan dari ulum al-

Qur`an.

g. Periode Perkembangan Ulumul Qur’an Abad XIII dan XIV H dan Masa Kini

Di antara ulama yang berjasa di abad ke-13 dan 14 Hijriyah dalam perkembangan ulum al-Quran

antara lain sebagai berikut:

1) Al-Syeikh Thahir al-Jazairy, kitabnya bernama al-Tibyan fi Ba’dh al-Mabahis al-Muta’aliqat bi al-

Qur`an.

2) Jamaludin al-Qasimy, wafat 1332 Hijriyah, menulis kitab Mahasin al-Takwil.

3) Muhammad Abd Al-Azhim al-Zarqany, kitabnya bernama Manahil al-Irfan fi ‘Ulum Qur`an.

4) Muhammad Ali Salamah, kitabnya bernama Manhaj al-Furqan fi ‘Ulum al-Qur`an.

5) Al-Syeikh Thanthawy Jauhary, kitabnya bernama al-Qur`an wa al-‘Ulum al-Ashriyah.

6) Mushtafa Shadiq al-Rafi’I, kitabnya bernama I’jaz al-Qur’an.

7) Sayyid Quthub, kitabnya bernama Al-Tashwir al-Faniyyu fi al-Qur`an.

8) Muhammad al-Gozaly, kitabnya bernama Nazharat fi al-Qur`an.

9) Muhammad Musthofa al-Maraghy, kitabnya bernama Al-Masalat Tarjamat al-Qur`an.


10) Dr. Shubhi al-Shalih, menulis kitab Mabahis fi ‘Ulum al-Qur`an. Kemudian diikuti Ahmad

Muhammad Jamal yang menulis sekitar Maa’idah.

11) Muhammad Rasyid Ridha, kitabnya bernama Tafsir al-Qur`an al-Hakim yang terkena

dengan tafsir Al-Manar.

Di zaman modern ini para pemikir Islam telah berusaha sekuat tenaga untuk memperbanyak tema-
tema Qur’ani, seperti kitab Izajul Qur’an karangan Musttafa Shadiq ar-Rafi’I dan Mannaa al-Qotthan : At-
Tashwier al-Faannie fiel Qur’an. Dan Tarjamatul Qur’an karangan Syeikh Muhammad Musthofa al-
Maraghi, di dalamnya di bahas tentang karangan Muhibbudien al-Khotieb dan Masalatul Tarjamatil
Qur’an karangan Mushthofha Shabrie, dan Naba’ul Adziem karangan Dr. Muhammad Abdullah Daraz,
serta Muqodimah Tafsir Mahasinut Ta’wil karangan Muhammad Jamaludin al-Qosimie.

Disamping itu banyak pemikir-pemikir Islam di abad ini yang telah menghasilkan buah karya nya,
diantaranya :

1) Syeikh Thahir al-Jazairi telah mengarang kitan yang diberi judul At-Tibyanfie Ulumil Qur’an.

2) Syeikh Muhammad Ali Salamah telah mengarang kitab Manhajul Furqon fie Ulumil Qur’an yang

menyebutkan tentang pembahasan-pembahasan yang telah ditetapkan di Fakultas Ushuludin Mesir

Jurusan Dawah dan Irsyad.

3) Syeikh Muhammad Abdul Adziem az-Zarqonie telah mengarang kitab dengan judul Manahilul

Qur’an fie Ulumil Qur’an.

4) Syeikh Muhammad Ahmad Ali mengarang kitab dengan judul Mudzakkiroh Ulumil Qur’an, yang

disampaikan kepada murid-muridnya di Fakultas Da’wah wal Irsyad.

5) Dr. Subhi as-sholeh mengarang kitab yang berjudul Mabahits Ulumil Qur’an.

6) Ustazd Ahmad Jamal mengarang kitang yang berjudul Abhats ala Maaidatil Qur’an.

7) Manaa Al-Qattan dengan bukunya yang berjudul Mabahits fie Ulumil Qur’an.[6]

Demikianlah beberapa kitab yang membahas ulum al-Quran baik secara langsung nama kitab
bernama ‘ulum al-Qur`an atau secara tidak langsung yang merupakan salah satu cabang dari ‘ulum al-
Quran. Dengan beberapa pokok bahasan kitab-kitab ulum al-Qur’an dari masa ke masa, maka
perbendaharaan pembahasan tentang disiplin ilmu al-Quran semakin luas dan kompleks. Hal ini
tentunya memberikan jalan kepada siapa saja yang memiliki kemampuan dalam bidang al-Qur’an baik
secara mandiri ataupun kolektif untuk selalu menggali ilmu-ilmu al-Qur`an. Di Indonesia para
cendekiawan muslim mempunyai perhatian besar terhadap pembahasan masala Ulumul Qur’an, seperti
Prof. Dr. T.M. Hasbi As-Shiddiqie dengan bukunya Pengantar Ilmu Al-Qur’an, Prof. Dr. Quraisy Syihab
banyak sekali menrbitkan buku-buku yang berkaitan dengan Al qur’an diantaranya yang berjudul
Wawasan al Qur’an,dan Membumikan al Qur’an.

Perkembangan dari waktu ke waktu tentunya akan semakin kompleks karena kehidupan manusia
semakin global. Bukan tidak mungkin serangan demi serangan untuk melemahkan al-Qur`an akan selalu
datang. Seperti yang ada sekarang ini, Al-Qur`an dapat diakses siapa saja di internet baik itu Al-Qur`an
digital, Al-Qur`an in word dan sebagainya, jika tidak dilengkapi ilmu dan kontrol dari lembaga tertentu
mengenai ulum al-Qurannya, maka penyelewengan Al-Qur`an oleh orang-orang yang tidak bertanggung
jawab sangat terbuka lebar.

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Sebagai ilmu yang terdiri dari berbagai cabang dan macamnya,Ulumul Qur’an tidak lahir
sekaligus.Ulumul Qur’an menjelma menjadi suatu disiplin ilmu melalui proses pertumbuhan dan
perkembangan sesuai dengan kebutuhan dan kesempatan untuk membenahi Al-Qur’an dari segi
keberadaanya dan segi pemahamannya.

Di masa Rasul SAW dan para sahabat,Ulumul Qur’an belum dikenal sebagai suatu ilmu yang
berdiri sendiri dan tertulis.Para Sahabat adalah orang orang Arab asli yang dapat merasakan stuktur
bahasa arab yang tinggi dan memahami apa yang dikatakan Rasul dan bila menemukan kesulitan dalam
memahami ayat ayat tertentu,mereka dapat menanyakan langsung kepada Rasul SAW.

Di zaman Khulafatur Rasyidin sampai Dinasti Umayyah,wilayah islam bertambah luas sehingga
terjadi pembaruan antara orang arab dan bangsa bangsa yang tidak mengetahui bahasa Arab.Keadaan
demikian menimbulkan kekhawatiran tentang bacaan Al-Qur’an yang menjadi sebuah standar bacaan
mereka.untuk mencegah kekhawatiran itu ,di salinlah dari tulisan tulisan Al-Qur-an yang di sebut dengan
Mushaf Imam.Dan dari salinan inilah suatu dasar Ulumul Qur’an disebut Al-Rasm Al-Usmani.

Kemudian Ulumul Qur’an memasuki masa pembukuannya pada abad ke -2 H.para ulama
memberikan prioritas perhatian mereka terhadap ilmu tafsir karena fungsinya sebagai umm al-ulum al-
qur’aniyyah.sampai saat ini bersamaan dengan masa kebangkitan modern dalam perkembangan ilmu
ilmu agama.para ulama masih memperhatikan akan ilmu Qur’an ini.sehingga tokoh tokoh ahli tafsir (Al-
Qur’an) masih banyak hingga saat ini di seluruh dunia.

B. Saran

Setelah mempelajari bersama makalah ini,mudah-mudahan kita dapat mengerti bagaimana


perjuangan pemuka Islam dalam memelihara Al-qur’an agar tetap terjaga.sebagai generasi penerus yang
berkecimpung di dunia Islam,kita harus senantiasa menjaga Islam sesuai dengan syariat yang dibawa
Rasul.

Demikianlah makalah yang dapat kami susun dan kami sangat menyadari makalah ini jauh dari
kesempurnaan, maka kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dan pengembangan, sangat
kami harapkan dan semoga ini dapat menambah pengetahuan kita dan bermanfa’at. Amin

DAFTAR PUSTAKA

Ma’rifat,Hadi.Sejarah Al-qur’an.Jakarta:Al-Huda.2007
Mahyasin,Muhammmadsal im.Sejarah Al-Qur’an.Jakarta:Akademika Pressindo.2005

Abdullah,Abu az-Zanjani.Tarikh Al-Qur’an.Bandung:Mizan.1986

Mansyur,Kahar.Pokok-Pokok Ulumul Qur’an.Jakarta:Rineka Cipta.1992

Ma’rifat,Hadi.Sejarah Al-qur’an.Jakarta:Al-Huda.2007

Mahyasin,Muhammmad salim.Sejarah Al-Qur’an.Jakarta:Akademika Pressindo.2005

Abdullah,Abu az-Zanjani.Tarikh Al-Qur’an.Bandung:Mizan.1986

Mansyur,Kahar.Pokok-Pokok Ulumul Qur’an.Jakarta:Rineka Cipta.1992

Anda mungkin juga menyukai