Anda di halaman 1dari 8

Mini Riset Hukum Wakaf dan Zakat

“Penglolaan Tanah Wakaf Masjid AL-IKHLAS Kel.cinta damai Kec.


Medan Helvetia. Medan kota”

OLEH : ARMANSYAH LUMBAN GAOL (1606200515)

KELAS : 3HI/pagi

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Fakultas Hukum T.A 2017/2018

1
Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN ………………………………….........................................….. 1

 A. Latar Belakang ………………………………………..................................….. 1


 B. Rumusan Masalah …………………………………....................................…… 1

BAB II PEMBAHASAN ……………………………………......................................…. 2

 A. Pengertian wakaf ………………………………..........................................…… 2
 B. Dasar hukum wakaf …………………………………...................................….. 3
 C. Konsep tata kelola wakaf ………………………………………......................... 3
 D. Pengelolaan wakaf
 E. Wakif dan susunan pengurusaan..............................................................................5

BAB III PENUTUP 

 A. Simpulan …………………………………………………… ..............................6
 B. Saran …………………………………………………………............................. 6

2
BAB 1
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang


Di tengah permasalahan sosial masyarakat Indonesia dan tuntutan akan kesejahteraan
ekonomi dewasa ini, eksistensi perwakafan menjadi sangat urgen dan strategis. Di samping
sebagai salah satu aspek ajaran Islam yang berdimensi spiritual, wakaf juga merupakan ajaran
yang menekankan pentingnya kesejahteraan ekonomi (dimensi sosial). Oleh karena itu sangat
penting dilakukan pendefinisian ulang terhadap wakaf agar memiliki makna yang lebih
relevan dengan kondisi riil persoalan kesejahteraan.
Perbincangan tentang wakaf kali ini diarahkan kepada wakaf benda tidak bergerak
yaitu wakaf tanah kelurahan. Cinta damai kecamatan. Medan helvetia, Medan kota.

B.     Rumusan Masalah

1.      Bagaimana pengelolaan harta wakaf di kelurahan Cinta damai ?


2.      Bagaimana penghimpunan harta wakaf di kelurahan Cinta damai?
3.      Bagaimana pemanfaatan harta wakaf di kelurahan Cinta damai?

3
BAB II
PEMBAHASAN

A.              Pengertian Wakaf


Menurut bahasa wakaf berasal dari waqf yang berarti radiah (terkembalikan), al tahbis
(tertahan), al tasbil (tertawan) dan al man’u (mencegah). Sedangkan secara istilah wakaf
adalah menahan sesuatu benda yang kekal zatnya, dan memungkinkan untuk diambil
manfaatnya guna diberikan dijalan kebaikan.

B.              Dasar Hukum Wakaf


Dalam surat Al Imron: 92, Allah berfirman:
Artinya: “Akan mencapai kebaikan bila kamu menyedekahkan apa yang masih kamu cintai.”

C.  Konsep Tata Kelola Wakaf


1.      Menghimpun harta wakaf
Mekanisme tata kelola yang paling utama dan awal adalah menghimpun harta benda
wakaf dari wakif (fundraising). Fundraising sangat berhubungan dengan kemamapuan
perseorangan, organisasi dan badan hukum untuk mengajak dan mempengaruhi orang lain
sehingga menimbulkan kesadaran, kepedulian dan motivasi untuk pemberian donasi.

Dalam konteks itulah, manajemen fundraising bagi lembaga menjadi penting dan
butuh analisis pengelolaan yang tepat. Dengan ihtiar seperti inilah, lembaga mempunyai
bangunan kapasitas khususnya pengembangan harta atau dana yang professional sehingga
lembaga mampu mengembangkan hasil secara berkelanjutan.

2.      Memproduktifkan harta wakaf


Ketika harta wakaf sudah diwakafkan oleh wakif, maka suatu keharusan bagi nadzir
untuk mengelola dan mengembangkannya agar harta tersebut tidak habis. Secara teoritis,
Islam mengakui bahwa tanah sebagai faktor produksi. Oleh karena itu, tanah wakaf yang
dianggap strategis harus dikelola secara poduktif dalam rangka meningkatkan nilai wakaf
untuk kesejahteraan umat banyak.

Adapun bentuk pengembangan wakaf sangat bermacam-macam sesuai benda yang


diwakafkan. Adapun benda tidak bergerak seperti tanah, dapat digunakan untuk:

4
                Keperluan peribadatan.
                Keperluan sosial.
                Penunjang kegiatan seperti mengaji dan acara ceramah.

3.      Menyalurkan harta wakaf


Penyaluran harta wakaf bertujuan untuk mengatur tatacara penyusunan dan
pelaksanaan program-program pemberdayaan wakaf secara baik, agar dana wakaf dan dari
sumber lain dapat disalurkan atau dimanfaatkan sesuai dengan syariat Islam.

Penyaluran hasil wakaf dalam bentuk pemberdayaan hasil-hasil wakaf secara umum
ditujukan kepada mauquf ‘alaih, yang terkadang sudah ditunjuk oleh wakif untuk apa dan
kepada siapa. Penerima infak sedekah yang mungkin saja termasuk di dalamnya zakat dan
wakaf dikelompokkan menjadi 2 kelompok besar, yaitu masyarakat yang tidak mampu atau
tidak berdaya dan untuk kemaslahatan umum.
4.      Pelaporan Harta Wakaf
Pelaporan merupakan salah satu proses menejemen yang vital. Dalam pengelolahan
wakaf akuntabilitas memainkan peranan yang signifikan sebagai parameter profesionalitas
penanganan wakaf. Menurut syafi’i pengelolahan wakaf yang profesional terdapat 3 filosofi
dasar yaitu, pola menejemen harus dalam bingkai proyek yang terintegritas. Mengedepankan
asas kesejahteraan nadzir, yang menyeimbangkan antara kewajiban yang harus dilakukan dan
hak yang diterima. Ketiga, asas transparasi dan akuntabilitas.

D. Hasil Penelitian Tanah Wakaf tanah Di kelurahan Cinta damai kecamatan. Medan
helvetia Medan kota.

Lokasi research terletak kelurahan. Cinta damai kecamatan. Medqan helvetia di masjid Al-
IKHLAS dalam hal pengelolaan dan pengembangan harta tanah wakaf. terletak di medan
hekvetia kurang lebih 1,5 Km dari Utara plaza mall Manhatan Ringroad seluas 250 m2,

Dalam menjalankan atau mengelola harta benda wakaf, hal yang paling mendasar adalah sifat
dan sikap komitmen dari pengelola (nazhir) sebagai orang yang berwenang dan bertanggung

5
jawab terhadap harta benda wakaf, Berangkat dari sini penulis mencoba memaparkan hasil
dari penelitian tanah wakaf Masjid AL-IKHLAS kelurahan Cinta damai, dimana masyarakat
dan nadzhir mesjid mensepakatai peraturan anatara lain :

1. Setelah adanya dua tanah wakaf untuk kesejahteraan Masjid swadaya masuk ke Mal
Masjid dan digunakan untuk biaya penegelolaan masjid dan untuk biaya ngaji tiap
bulannya.
2. Untuk pembangunan masjid menggunakan uang dari kas Masjid kemudian apabila
terdapat kekurangan maka di ambilakan dari tarikan warga sekitar.
3. Untuk pembangunan dan pengelolaan tanah wakaf sumber dananya dari swadaya
murni kemudian apabila terdapat kekurangan maka di ambilakan dari uang kas
Masjid.

Dan juga ada faktor dari luar yaitu adanya teguran dari KUA untuk mendaftarkan tanah yang
belum bersertifikat dan juga memperbaiki Masjid, yang nantinya akan dibantu oleh
KUA.Kemudian dilanjutkan dengan beberapa upaya pembangunan sebagai aplikasi dari ide-
ide sebelumnya, dengan mengelola dan mengembangkannya.

E. Wakif dan Susunan kepengurusan

Dimulai dari informan saya yakni ketua Nazhir dan ketua Ta’mir Masjid Al iklas yaitu bapak
Ega pradana, beliau adalah anak dari wakif Masjid Al-iklas yaitu Bapak Bagus pradana,
yaitu bapak Ega pradana adalah orang yang paling berperan dalam mengelola harta benda
wakaf Masjid hingga sampai saat ini dan berperan penting dalam menjadikan wakaf yang
semula hanya Masjid dan sekarang bisa berkembang pesat, seperti perawatan fisik Masjid
yang bagus kemudian perabotan Masjid lengkap, Bapak Ega adalah aktor penting dalam
menjalankan harta wakaf Masjid ini.

Beliau menjelaskan dengan detail dari para wakif, susunan kepengurusan, sistem pengelolaan
harta wakaf hingga berkembang seperti saat ini Susunan kepengurusan wakaf atau Nazhir dan
juga kepengurusan Masjid atau Ta’mir Masjid menurut bapak ega adalah dimulai dari Ketua
Nazhir yaitu Bapak Ega sendiri kemudian Sekertaris Nazhir, yaitu Bapak M. Juhdi dan ada
juga, Bendahara Nazhir, yakni Bapak M. Sofyan. Kemudian susunan ta’mir Masjid juga

6
diketuai oleh Bpk Masduki, kemudian Sekertaris Masjid, ada Bapak M sundari, untuk,
Bendahara M. Sofyan, seksi perlengkapan atau Perbot Masjid ada Bpk Mashur Dalam hal
kepengurusan ini antara Nazhir dan Ta’mir hampir sama karena beberapa orang yang sebagai
Nazhir ada juga yang menjabat sebagai Ta’mir Masjid.

Pengelolaan harta tanah wakaf Masjid sumber dananya langsung diambilkan dari uang yang
masuk ke bendahara Masjid.. Untuk pembangunan dan perlengkapan Masjid dananya
diambilkan dari Kas Masjid, apabila ada kekurangannya maka diambilkan dari tarikan warga.
Sedangkan Untuk pembangunan biaya guru ngaji pengambilan dananya dari swadaya atau
tarikan dari warga kemudian kekurangannya diambilkan dari kas Masjid.

Bapak M. Sofyan sebagai bendahara Nazhir mengenai sistem keuangan ini sangat
meresahkan seperti yang beliau ungkapkan, karena sistem pengelolaan Bpk. Ega , Ketua
Nazhir dan Ketua Ta’mir keuangan wakaf Masjid Al-Ikhlas menurut beliau tugas dan fungsi
masing-masing pengurus mempunyai tanggung jawab yang berbeda, oleh karena itu perlu
adanya kejelasan kembali di bidang pengurusan, terutama dibidang keuangan, agar di
kemudian hari tidak terjadi permasalahan karena sudah jelas siapa yang bertanggung jawab di
bidangnya masing-masing. Masalahnya sistem keuangan antara uang hasil tanah wakaf
masjid dengan uang masjid seperti infak, wakaf, shodaqoh di gabungkan menjadi satu karena
bendahara masjid tidak membedakan uang yang masuk antara uang infak, shodaqoh, jariyah,
swadaya murni atau tarikan tiap tahun dari warga.dan hasil pengelolaan tanah wakaf.

Menurut bapak Ega adapun kutipan perbulan kepada warga yang telah sepakat dengan
nadzhir masjid yaitu sebnayak Rp 15.000 per kepala keluarga dan uang ini nantinya
disalurkan untuk biaya pengelolaan masjid dan biaya mengaji setiap ba’da maghrip yang
rutin dilaksanakan setiap harinya.

Adapun tanah wakaf masjid karanagan masjid dipergunakan untuk kepentingan umat seperti
acara-acara keagamaan atau pengajian dan tanah masjidnya dan bangunannya dipergunakan
untuk ibadah seperti shola dan mengaji.

Tanah Wakaf Masjid AL-IKHLAS kelurahan. Cintai damai kecamatan. Medan Helvetia
Medan kota Dalam rangka usaha meningkatkan manfaat tanah wakaf agar menjadi tanah
yang bermanfaat lebih serta menjadikan modal yang ada menjadi lebih produktif dan
berimbas pada kesejahteraan umat dan generasi yang akan datang, maka dalam hal ini yang

7
sangat butuh perhatian adalah nazhir atau pengelola, dan diharapkan peran dalam
menjalankan tugasnya secara professional sehingga dapat mengembangkan tanah wakaf
menjadi produktif. Terdapat beberapa faktor yang menjadi hambatan utama nazhir dalam
menjalankan pengelolaan tanah wakaf pada masa kini.

Upaya nazhir dalam mengelola dan mengembangkan tanah wakaf Masjid Al-ikhlas di
kelurahan. Cinta damai , nazhir dan masyarakat sekitar Masjid menginginkan agar wakaf
yang ada dapat dikembangkan dan lebih bermanfaat bagi masyarakat umum, hal ini telah
mendorong munculnya kepentingan-kepentingan baru dalam kegiatan sosial, Adapun
mengenai pengelolaan uang kutipan dan infaq masjid Al-Ikhlas setelah dipergunakan untuk
kegiatan pengelolaan masjid dan mengajai juga diberikan sedekah perbulan kepada kaum
fakir miskin dan yatim piatu demi memaksimalkan manfaat wakaf dan zakat di masjid Al-
Ikhlas.

Adapun tanggapan masyarakat setempat terhadap pengelolaan tanah wakaf masjid Al-Ikhlas
mayoritas beranggapan postif karena sudah merasakan dampak positifnya.

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan
 Pengelolaan tanah wakaf di masjid Al-Ikhlas kel. Cinta damai medan helevetia
sudah baik dan sekarang pihak nadzhir sedang mengurus surat perwakafan
Tnah masjid Al-Ikhlas.
 Masyarakat terus diajak untuk bergabung dalam pengelolaan wakaf tanah
masjid Al-ikhlas.
 Nadzhir masjid terus berusaha memkasimalkan pegelolaan tanah wakaf masjid
Al-Ikhlas.
2. Saran
 Penulis mengharapkan kedepannya pengelolaan tanah wakaf utamanya di
masjid Al-ikhlas kedapan suapaya lebih baik lagi.
 Penulis mengharapakan adanaya mini riset ini membawa kebaikan bagi para
pihak yang bersangkutan.
 Penulis mengharapkan kritik dan saran dalam penulisan mini riset ini.

Anda mungkin juga menyukai