Anda di halaman 1dari 9

PENGALAMAN PRIA PENDERITA DIABETES YANG MENGALAMI

DISFUNGSI EREKSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS


CADASARI PANDEGLANG-BANTEN

Proposal Thesis

Nova Maulana
20211050013

PROGRAM MAGISTER KEPERAWATAN


PASCA SARJANA
UNIVERSITAS MUHAMADIYAH YOGYAKARTA
2022
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

(Pragrap pertama prevalensi mengkerucut)Menurut International Diabetes


Federation (2015) terdapat 415 juta orang mengalami diabetes mellitus di dunia pada
tahun 2015 dan tahun 2040 diperkirakan akan meningkat mencapai 642 juta orang. Dari
data yang didapatkan tersebut menunjukkan 193 juta kasus dengan diabetes mellitus
tidak terdiagnosis dan 5 juta jiwa mengalami kematian pada tahun 2015. Berdasarkan
data WHO bahwa Hingga 14 Mei 2020, International Diabetes Federation (IDF)
melaporkan 463 juta orang dewasa di dunia menyandang diabetes dengan prevalensi
global mencapai 9,3 persen. Namun, kondisi yang membahayakan adalah 50,1 persen
penyandang diabetes tidak terdiagnosis. (WHO,2020)

(komplikasi dijelaskan) (+ kmplikasi pada masing2 organg brpa persen secara


prevalensi ) Pada penderita diabetes melitus yang sudah lama dan tidak terkontrolnya
gula darah akan terjadi gangguan pada sel-sel saraf dan pembuluh darah kecil
mikrovaskular serta pembuluh darah besar macrovaskular. kerusakan pada masing-
masing pembuluh darah tersebut menimbulkan dampak yang berbeda. Kerusakan pada
pembuluh darah kecil terjadi pada mata, ginjal dan saraf. Sedangkan kerusakan pada
pembuluh darah besar dapat mempercepat terjadinya aterosklerosis. Diabetes melitus
dapat menimbulkan komplikasi akut seperti hipoglikemia dan ketoasidosisdiabetika
sedangkan kompli-kasi kronis berupa makroangiopati dan neuropati. Komplikasi kronis
makrovaskuler akibat dari kerusakan neuropati ini biasanya terjadi pada penderita
diabetes mellitus yang tidak terkontrol. Diabetes melitus disebutkan juga dapat
menyebabkan terjadinya disfungsi ereksi. Disfungsi ereksi (DE) () sebagai kesulitan
terkait diabetes umum terjadi pada pasien pria. Mengingat meningkatnya harapan hidup
dan tingginya insiden DE pada populasi yang menua, peningkatan lebih lanjut pada
pasien dengan DE harus diharapkan. Disfungsi ereksi (DE) sangat meningkat seiring
bertambahnya usia. Namun, pada pria dengan diabetes, DE lebih sering terjadi
dibandingkan pria pada usia yang sama yang tidak menderita diabetes. Onset DE juga
terjadi 10-15 tahun lebih awal pada pria dengan diabetes dibandingkan mereka yang
tidak menderita diabetes. (Almogbel 2014)

(Dampak DE) diringkas naikan ke atas Salah satu masalah yang timbul akibat
dari komplikasi diabetes mellitus adalah disfungsi seksual (Altintas & Ediz, 2014).
Menurut National Diabetes Information Clearinghouse bahwa sebanyak 20-75%
penderita diabetes mellitus mengalami disfungsi seksual (Sonjia, et al., 2014). Disfungsi
seksual pada penderita diabetes mellitus akan mengalami gangguan libido, gangguan
ejakulasi, dan disfungsi ereksi (Salama, 2013). Frekuensi disfungsi ereksi pada pasien
diabetes mellitus akan meningkat empat kali lebih banyak pada usia 40-70 tahun (Laura
& Eneas, 2015). Prevalensi penderita diabetes mellitus tipe 2 yang mengalami gangguan
disfungsi ereksi sebanyak 35%-90%. Menurut International Index of Erectile Function
(IIEF), prevalensi penderita diabetes melitus tipe 2 yang mengalami disfungsi ereksi
bervariasi yaitu 73,1%, 86,1%, dan 90% (Turki, et al., 2016). Menurut International
Consultation Committee for Sexual Medicine on Definition/Epidemiology/Risk Factor
pada disfungsi seksual memiliki prevalensi disfungi ereksi sebanyak 1%-10% pada laki-
laki berusia <40 tahun, 2%-9% pada laki-laki berusia 40-49 tahun, dan meningkat 20%-
40% pada laki-laki berusia 60-69 tahun, serta rata-rata tertinggi pada usia >70 tahun
sebanyak 50%-100% (Altintas & Edis, 2014).

Disfungsi seksual terkait diabetes mellitus yang terjadi pada pria secara
signifikan mempersulit pemenuhan kebutuhan seksual pasangannya, ini mempunyai
peran yang sangat signifikan terhadap kejadian disfungsi ereksi sehingga memberikan
tekanan yang serius terhadap gairah seksual dan hubungan seksual. Dampak dari
disfungsi ereksi mengakibatkan penurunan kualitas fungsi seksual bersama pasangan
(Hylmarova et al, 2020) selain itu pasien DE mengalami penurunan kualitas hidup,
gejala depresi dan kecemasan tingkat tinggi yang mungkin disebabkan oleh penurunan
harga diri, efek pada pernikahan dan hubungan dan komorbiditas lainnya.( Anwar, Et al
2017) sehingga dengan timbulnya masalah depresi pada pasien dm yang mengalami
disfungsi ereksi menimbulkan kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan farmakologi yang
berakibat pasien toidak patuh dalam meminum obat.
(diganti dengan STUPEN) (mewakili pasien Puskesmas). ( menceritakan
Kejadian pasien depresi) dari beberapaka kasus yang ditemui di praktek mandiri
keperawatan yang dibawah naungan Puskesmas cadasari sebagai mitra didapatkan data
pasien DM yang mengalami Disfungsi ereksi sejumlah 4 pasien dan 1 diantaranya
mengalami depresi yang sangat berat.
Berdasarkan latar belakang yang dijelaskan diatas, peneliti tertarik untuk
mengetahui gambaran Pengalaman seksualitas pada pria penderita DM dengan disfungsi
ereksi di wilayah kerja Puskesmas Cadasari Serang-Banten.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah tersebut, maka rumusan pada
penelitian ini adalah bagaimana pengalaman seksualitas pada pria penderita
diabetes mellitus dengan gangguan fungsi ereksi di Puskesmas Cadasari Serang-
Banten?

C. Tujuan
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah
1. Tujuan
Untuk mengetahui gambaran persepsi akan pengalaman seksualitas pasien
Diabetes Melitus pria yang mengalami disfungsi ereksi.
D. Manfaat
1. Manfaat Praktis

a. Puskesmas
Bagi puskesmas dapat menambah wawasan dalam memberikan
tambahan intervensi promkes mengenai tindakan preventif
komplikasi Diabetes mellitus dengan disfungsi ereksi agar tidak
menimbulkan depresi pada pasien.
b. Dinas Kesehatan
Bagi Dinas kesehatan dapat menambah referensi dalam mengelola
kebijakan terbaru untuk menangani timbulnya depresi yang
diakibatkan disfungsi ereksi karena diabetes mellitus.

2. Manfaat Teoritis
a. Bagi Penelitian keperawatan
Bagi penelitian keperawatan dapat menambah pengetahuan dan wawasan
baru mengenai disfungsi ereksi pada pasien pria penderita DM dan menajadi
acuan untuk diteliti dikemudian hari.
b. Bagi pendidikan keperawatan
Bagi pendidikan keperawatan penelitian ini memberikan sebuah tambahan
topic yang bisa diteliti lebih lanjut tentang disfungsi ereksi pasein pria
penderita DM.
E. Penelitian Terkait

No Peneliti (tahun) / Tujuan Metode Hasil Persaman & Perbedaan


Judul

1 Almogobel, et al., A cross-sectional study The findings of this study

2014 showed that ED prevalence


was high in type 2 diabetic
patients (83%). The
prevalence increases with the
age and with the duration of
diabetes. On the other end of
the scale, no significant
association was found
between all five sexual
activities measured by IIEF
and glycemic control.
However, the worst function
in all those sexual activities
occurred in men diabetic
patients with uncontrolled

2 Zeleke, et al., 2021 The institution-based cross- The occurrence of erectile


sectional study
dysfunction in this study
community is very high.
Drinking alcohol, poor
glycemic control, age, and
duration of diabetes were
predictors of erectile
dysfunction in this study area.

3. Bahar, et al., 2020 Using a descriptive cross- the finding of the present
sectional research design
study, the prevalence rate of
SD in men suffering from type
II diabetes was high, and
controlling blood sugar was
not correlated with the
frequency of SD in the
population under study.
These findings suggested that
SD must be carefully
examined in healthcare clinics
for diabetic patients

Anda mungkin juga menyukai