Anda di halaman 1dari 1

UPACARA PEMAKAMAN DI NUSANTARA

P K N - P A K - I N G G R I S

Latar Belakang
ANGGOTA :
Kebudayaan memang beragam. Salah satunya adalah tradisi pemakaman jenazah.
Diberbagai daerah terdapat berbagai cara pemakaman yang sangat erat dengan Jonathan/20
kebudayaan setempat. Seperti yang kita ketahui, pada umumnya upacara Jovan/22
kematian dilakukan hanya dengan cara dikubur. Namun dengan keberagaman Kevin/25
budaya yang ada di Indonesia, tradisi pemakaman di negeri itu begitu beragam. Leyton/26
"Mengenalkan dan mempertahankan budaya itu penting, supaya manusia bisa Marvel/27
Nicholas/30
mengenal dirinya sendiri dan lebih saling menghargai, dan sebagainya"
- Maisie Junardy-

Ngaben - Bali
Upacara Ngaben merupakan suatu ritual

yang dilaksanakan oleh masyarakat Hindu

Bali untuk mengembalikan roh leluhur ke

tempat asalnya.

Ngaben dalam Bahasa Bali sering disebut

"palebon" yang berasal dari kata "lebu"

yang artinya adalah prathiwi atau tanah.

Untuk kembali menjadi tanah, ada dua

cara salah satunya adalah membakar atau

yang biasa disebut ngaben


Rambu Solo - Toraja


Rambu Solo adalah upacara pemakaman

adat Toraja, Sulawesi Selatan sebagai bentuk

penghormatan terakhir kepada orang yang

telah meninggal. Rambu Solo juga bertujuan

untuk mengantarkan arwah seseorang yang

telah meninggal ke alam roh.


Upacara ini merupakan ‘pintu gerbang’ bagi

jenazah untuk memasuki alam yang baru.

Ritual upacara ini akan diadakan di sebelah

barat tongkonan (rumah adat Toraja) pada

saat matahari mulai terbenam sebagai

simbol rasa duka.

Saur Matua
Upacara Saur Matua merupakan budaya di

lingkungan masyarakat Batak Toba.


Dalam upacara ini, orang yang meninggal akan

mendapatkan perlakuan khusus sesuai dengan

usia dan status orang tersebut, dilakukan pada

orang meninggal yang seluruh anaknya telah

menikah, bahkan memiliki keturunan.


Makna dari upacara ini adalah “kematian

ideal” dimana orang yang meninggal sudah

tidak lagi memiliki tanggungan sebab semua

keturunannya telah berkeluarga.


aja , m e m a n da n g
Kematian dalam Perspektif Kekristenan
o s o ra ng T o r
k an a la m k o s m pe nc ip t a,

Menunju k n u si a d e n ga n
n ta l r e la si m a n

a n s en d e g a n t a r ka
hubungan tr a la m s e m es ta , s e rt a m e n
a rk an k on s e p
menggamb in d ah a n a la m d u n ia
"Dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau
pad a p e rp
kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab
engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu.” (Kejadian 3:19)

Nilai-nilai Tradisi Sebagai

“Selanjutnya kami tidak mau, saudara-saudara, bahwa kamu tidak


Pemersatu Bangsa mengetahui tentang mereka yang meninggal, supaya kamu jangan
berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai
g sa m a s aa t
pengharapan. Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati
e du du ka n ya n
em ilik i k

Semu a ora ng m
M a ha K u a sa . Tid ak ad a dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah
ke p a d a y an g
a da pka n
diperh
a ya n g m e m b ata si it u meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama
pem b ed
dengan Dia.” (1 Tesalonika 4:13-14).

Anda mungkin juga menyukai