Oleh :
Nama : Marvel Imanuel Susanto
Kelas : XI – B / 27
KELAS XI IPA
SMAK 1 BPK PENABUR BANDUNG
Jl. Dursasana No.2-6, Pamoyanan, Kec. Cicendo, Kota Bandung, Jawa Barat 40173
A. PENDAHULUAN
Irisan kerucut merupakan suatu lokus yang berbentuk kurva dua dimensi
sebagai irisan dari bangun kerucut. Dalam artian lain, irisan kerucut dapat
kerucut lingkaran tegak yang dapat berupa sebuah titik, 2 buah garis yang saling
sehari-hari. Bahkan bisa menjadi hal yang bermanfaat bagi manusia. Ada 4 irisan
pusat lingkaran.
tertentu.
Sedangkan elips adalah tempat kedudukan titik-titik yang jumlah jarak-jaraknya dari 2 titik
tertentu sama. Kedua titik tertentu itu disebut fokus hiperbola. Hiperbola dibangun oleh
unsur-unsur pembangun seperti hiperbola, fokus, titik puncak, ujung-ujung sumbu minor,
garis asimtot, garis direktriks, garis latus rectum, sumbu mayor, sumbu minor, dan
saling tegak lurus disebut hiperbola orthogonal, sedangkan dua buah hiperbola yang
2 2
( x−α ) ( y−β )
2
− 2
=1
a b
Sedangkan hiperbola tegak mempunyai bentuk umum :
( y−β )2 ( x−α )2
2
− 2
=1
a b
Pembeda antara hiperbola tegak dan rebah dilihat dari letak variabel awal di
dalam rumus dalam bentuk eksplisit. Jika hiperbolah rebah, maka variabel yang akan
muncul duluan adalah variabel “x”, sedangkan jika hiperbola tegak, variabel yang akan
P2 (α+a, β) mayor : y = β
minor : ( α, ±β + b) minor : x = α
b mayor : 2a
y-β = ± (x-α)
a
Panjang sumbu
Persamaan direktriks :
minor : 2b
2
a
x=± +α Panjang latus rectum :
c
c
Eksentrisitas : e = 2b 2
a L=
a
Fokus : F ( α, ±c+β) a
y-β = ± (x-α)
b
Puncak : P1 (α, β-a)
Persamaan direktriks :
P2 (α, β+a)
a2
x=± +β
Ujung-Ujung sumbu c
minor : ( ±b+α, β ) c
Eksentrisitas : e =
a
Persamaan latus Panjang sumbu
rectum : x = ± c + β mayor : 2a
mayor : x = α minor : 2b
minor : y = β
2
2b
L=
a
Terkadang ada pula kondisi dimana suatu garis lurus dengan gradien m,
y−β =m ( x−α ) ± √ a m −b
2 2 2
Dan pada persamaan garis singgung dengan gradien m pada hiperbola tegak
C. PEMBAHASAN
jaraknya dari 2 titik yang diketahui konstan. Jika digambarkan dalam 2 buah
d2, maka saat dan selisih antara d2 – d1 = akan selalu sama, jika perbesaran atau
pengecilan dilakukan dalam rasio yang tetap. Titik-titik yang membentuk grafik
hiperbola adalah titik potong antara 2 lingkaran ketika diperbesar atau diperkecil
Salah satu contoh dari aplikasi hiperbola adalah sistem navigasi hiperbola.
Selain itu, fungsi setiap stasiun berbeda-beda. Jadi pertama-tama, sinyal dari 2
stasiun itu datang bersamaan pada penerima di dalam pesawat yang sedang mencari
suatu posisi, maka pesawat itu akan berada di garis pusat yang memiliki jarak yang
sama dari kedua stasiun. Ada sinyal komando yang dihasilkan dari stasiun
disebut slave atau pengikut. Saat stasiun mendeteksi ada pesawat di dekat stasiun
Ada 3 jenis navigasi hiperbolik yang ada, yakni Loran, Decca, dan Omega. Loran
dioperasikan pada frekuensi yang rendah (90-110 kHz) dengan tujuan agar bisa
dan kapal menentukan posisi mereka dengan menerima sinyal radio dari suar
navigasi tetap dengan menggunakan frekuensi rendah pada kisaran ( 70-129 kZh).
D. KESIMPULAN
dari fokus konstan. Salah satu aplikasi dari hiperbola adalah sistem navigasi
oleh dua tau lebih stasiun. Sistem navigasi hiperbola dibagi menjadi Loran, Decca,
dan Omega. Dengan demikian, hiperbola berfungsi di dalam sistem navigasi dan
pelacakan.
E. REFERENSI
Sumardi,Tjang. 2020. Buku Pelajaran Matematika Kelas 11 IPA
https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_navigasi_hiperbolik
https://youtu.be/8nPMlW5NZSo
https://rumuspintar.com/kerucut/irisan-kerucut/
https://www.slideshare.net/GunawanWan5/sistem-navigasi-hiperbola