Pendekatan faktual (primer), berdasarkan kenyataan yang sungguh-sungguh terjadi (sudah menjadi
pengalaman sejarah).
1. Occupatie: pendudukan suatu wilayah yang semula tidak bertuan oleh sekelompok manusia/ suatu
bangsa yang kemudian mendirikan negara di wilayah tersebut. Contoh: Liberia yang diduduki
budak-budak Negro yang dimerdekakan pada tahun 1847.
2. Separatie: Suatu wilayah yang semula merupakan bagian dari negara tertentu, kemudian
memisahkan diri dari negara induknya dan menyatakan kemerdekaan. Contoh: Belgia pada tahun
1839 melepaskan diri dari Belanda.
3. Fusi: beberapa negara melebur menjadi satu negara baru. Contoh: pembentukan Kerajaan Jerman
pada tahun 1871.
4. Inovatie: Suatu negara pecah dan lenyap, kemudian di atas bekas wilayah negara itu timbul negara(-
negara) baru. Contoh: pada tahun 1832 Colombia pecah menjadi negara-negara baru, yaitu
Venezuela dan Colombia Baru (ingat pula negara-negara baru pecahan dari Uni Sovyet!).
5. Cessie: penyerahan suatu daerah kepada negara lain. Contoh: Sleeswijk diserahkan oleh Austria
kepada Prusia (Jerman).
6. Accessie: bertambahnya tanah dari lumpur yang mengeras di kuala sungai (atau daratan yang timbul
dari dasar laut) dan menjadi wilayah yang dapat dihuni manusia sehingga suatu ketika telah
memenuhi unsur-unsur terbentuknya negara.
7. Anexatie: penaklukan suatu wilayah yang memungkinkan pendirian suatu negara di wilayah itu
setelah 30 tahun tanpa reaksi yang memadai dari penduduk setempat.
8. Proklamasi: pernyataan kemerdekaan yang dilakukan setelah keberhasilan merebut kembali wilayah
yang dijajah bangsa/ negara asing. Contoh: Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.
Pendekatan teoritis (sekunder), yaitu dengan menyoal tentang bagaimana asal mula terbentuknya negara
melalui metode filosofis tanpa mencari bukti-bukti sejarah tentang hal tersebut (karena sulit dan bahkan tak
mungkin), melainkan dengan dugaan-dugaan berdasarkan pemikiran logis.
Teori Kenyataan
Timbulnya suatu negara merupakan soal kenyataan. Apabila pada suatu ketika unsur-unsur negara (wilayah,
rakyat, pemerintah yang berdaulat) terpenuhi, maka pada saat itu pula negara itu menjadi suatu kenyataan.
Teori Ketuhanan
Timbulnya negara itu adalah atas kehendak Tuhan. Segala sesuatu tidak akan terjadi tanpa kehendak-
Nya. Friederich Julius Stahl (1802-1861) menyatakan bahwa negara tumbuh secara berangsur-angsur melalui
proses evolusi, mulai dari keluarga, menjadi bangsa dan kemudian menjadi negara. “Negara bukan tumbuh
disebabkan berkumpulnya kekuatan dari luar, melainkan karena perkembangan dari dalam. Ia tidak tumbuh
disebabkan kehendak manusia, melainkan kehendak Tuhan,” katanya.
Demikian pada umumnya negara mengakui bahwa selain merupakan hasil perjuangan atau revolusi,
terbentuknya negara adalah karunia atau kehendak Tuhan. Ciri negara yang menganut teori Ketuhanan dapat
dilihat pada UUD berbagai negara yang antara lain mencantumkan frasa: “Berkat rahmat Tuhan …” atau “By
the grace of God”. Doktrin tentang raja yang bertahta atas kehendak Tuhan (divine right of king) bertahan
hingga abad XVII.
Teori ini disusun berdasarkan anggapan bahwa sebelum ada negara, manusia hidup sendiri-sendiri dan
berpindah-pindah. Pada waktu itu belum ada masyarakat dan peraturan yang mengaturnya sehingga kekacauan
mudah terjadi di mana pun dan kapan pun. Tanpa peraturan, kehidupan manusia tidak berbeda dengan cara
hidup binatang buas, sebagaimana dilukiskan oleh Thomas Hobbes: Homo homini lupusdan Bellum omnium
contra omnes. Teori Perjanjian Masyarakat diungkapkannya dalam buku Leviathan. Ketakutan akan kehidupan
berciri survival of the fittest itulah yang menyadarkan manusia akan kebutuhannya: negara yang diperintah oleh
seorang raja yang dapat menghapus rasa takut.
Demikianlah akal sehat manusia telah membimbing dambaan suatu kehidupan yang tertib dan tenteram. Maka,
dibuatlah perjanjian masyarakat (contract social). Perjanjian antarkelompok manusia yang melahirkan negara
dan perjanjian itu sendiri disebut pactum unionis. Bersamaan dengan itu terjadi pula perjanjian yang
disebut pactum subiectionis, yaitu perjanjian antarkelompok manusia dengan penguasa yang diangkat
dalam pactum unionis. Isi pactum subiectionis adalah pernyataan penyerahan hak-hak alami kepada penguasa
dan berjanji akan taat kepadanya.
Penganut teori Perjanjian Masyarakat antara lain: Grotius (1583-1645), John Locke (1632-1704), Immanuel
Kant (1724-1804), Thomas Hobbes (1588-1679), J.J. Rousseau (1712-1778).
Ketika menyusun teorinya itu, Thomas Hobbes berpihak kepada Raja Charles I yang sedang berseteru dengan
Parlemen. Teorinya itu kemudian digunakan untuk memperkuat kedudukan raja. Maka ia hanya
mengakui pactum subiectionis, yaitu pactum yang menyatakan penyerahan seluruh haknya kepada penguasa dan
hak yang sudah diserahkan itu tak dapat diminta kembali. Sehubungan dengan itulah Thomas Hobbes
menegaskan idealnya bahwa negara seharusnya berbentuk kerajaan mutlak/ absolut.
J.J. Rousseau dalam bukunya Du Contract Social berpendapat bahwa setelah menerima mandat dari rakyat,
penguasa mengembalikan hak-hak rakyat dalam bentuk hak warga negara (civil rights). Ia juga menyatakan
bahwa negara yang terbentuk oleh Perjanjian Masyarakat harus menjamin kebebasan dan persamaan. Penguasa
sekadar wakil rakyat, dibentuk berdasarkan kehendak rakyat (volonte general). Maka, apabila tidak mampu
menjamin kebebasan dan persamaan, penguasa itu dapat diganti.
Mengenai kebenaran tentang terbentuknya negara oleh Perjanjian Masyarakat itu, para penyusun teorinya
sendiri berbeda pendapat. Grotius menganggap bahwa Perjanjian Masyarakat adalah kenyataan sejarah,
sedangkan Hobbes, Locke, Kant, dan Rousseau menganggapnya sekadar khayalan logis.
Teori Kekuasaan
Teori Kekuasaan menyatakan bahwa negara terbentuk berdasarkan kekuasaan. Orang kuatlah yang pertama-
tama mendirikan negara, karena dengan kekuatannya itu ia berkuasa memaksakan kehendaknya terhadap orang
lain sebagaimana disindir oleh Kallikles dan Voltaire: “Raja yang pertama adalah prajurit yang berhasil”.
Karl Marx berpandangan bahwa negara timbul karena kekuasaan. Menurutnya, sebelum negara ada di dunia ini
telah terdapat masyarakat komunis purba. Buktinya pada masa itu belum dikenal hak milik pribadi. Semua alat
produksi menjadi milik seluruh masyarakat. Adanya hak milik pribadi memecah masyarakat menjadi dua kelas
yang bertentangan, yaitu kelas masyarakat pemilik alat-alat produksi dan yang bukan pemilik. Kelas yang
pertama tidak merasa aman dengan kelebihan yang dimilikinya dalam bidang ekonomi. Mereka memerlukan
organisasi paksa yang disebut negara, untuk mempertahankan pola produksi yang telah memberikan posisi
istimewa kepada mereka dan untuk melanggengkan pemilikan atas alat-alat produksi tersebut.
H.J. Laski berpendapat bahwa negara berkewenangan mengatur tingkah laku manusia. Negara menyusun
sejumlah peraturan untuk memaksakan ketaatan kepada negara.
Leon Duguit menyatakan bahwa seseorang dapat memaksakan kehendaknya terhadap orang lain karena ia
memiliki kelebihan atau keistimewaan dalam bentuk lahiriah (fisik), kecerdasan, ekonomi dan agama.
Para penganut teori hukum alam menganggap adanya hukum yang berlaku abadi dan universal (tidak berubah,
berlaku di setiap waktu dan tempat). Hukum alam bukan buatan negara, melainkan hukum yang berlaku
menurut kehendak alam.
Masa Purba: Plato (429-347 SM) dan Aristoteles (384-322 SM)
Masa Abad Pertengahan: Augustinus (354-430) dan Thomas Aquino (1226-1234)
Masa Renaissance: para penganut teori Perjanjian Masyarakat
Menurut Plato, asal mula terjadinya negara adalah karena:
adanya keinginan dan kebutuhan manusia yang beraneka ragam sehingga menyebabkan mereka
harus bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan hidup;
manusia tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa berhubungan dengan manusia lain
dan harus menghasilkan segala sesuatu yang bisa melebihi kebutuhannya sendiri untuk
dipertukarkan;
mereka saling menukarkan hasil karya satu sama lain dan kemudian bergabung dengan
sesamanya membentuk desa;
hubungan kerja sama antardesa lambat laun menimbulkan masyarakat (negara kota).
Aristoteles meneruskan pandangan Plato tentang asal mula terjadinya negara. Menurutnya, berdasarkan
kodratnya manusia harus berhubungan dengan manusia lain dalam mempertahankan keberadaannya dan
memenuhi kebutuhan hidupnya. Hubungan itu pada awalnya terjadi di dalam keluarga, kemudian berkembang
menjadi suatu kelompok yang agak besar. Kelompok-kelompok yang terbentuk dari keluarga-keluarga itu
kemudian bergabung dan membentuk desa. Dan kerja sama antardesa melahirkan negara kecil (negara kota).
Maka, jika digambarkan, terbentuknya negara menurut Aristoteles adalah sebagai berikut:
Menurut Hans Kelsen, negara adalah suatu kesatuan tata hukum yang bersifat memaksa. Setiap orang harus taat
dan tunduk. Kehendak negara adalah kehendak hukum. Negara identik dengan hukum.
Paul Laband (1838-1918) dari Jerman memelopori aliran yang meneliti negara semata-mata dari segi hukum.
Pemikirannya diteruskan oleh Hans Kelsen (Austria) yang mendirikan Mazhab Wina. Hans Kelsen
mengemukakan pandangan yuridis yang sangat ekstrim: menyamakan negara dengan tata hukum nasional
(national legal order) dan berpendapat bahwa problema negara harus diselesaikan dengan cara normatif. Ia
mengabaikan faktor sosiologis karena hal itu hanya akan mengaburkan analisis yuridis. Hans Kelsen dikenal
sebagai pejuang teori hukum murni (reine rechtslehre), yaitu teori mengenai mengenai pembentukan dan
perkembangan hukum secara formal, terlepas dari isi material dan ideal norma-norma hukum yang
bersangkutan. Menurut dia, negara adalah suatu badan hukum (rechtspersoon, juristic person), seperti halnya
NV, CV, PT. Dalam definisi Hans Kelsen, badan hukum adalah “sekelompok orang yang oleh hukum
diperlakukan sebagai suatu kesatuan, yaitu sebagai suatu person yang memiliki hak dan kewajiban.” (General
Theory of Law and State, 1961). Perbedaan antara negara sebagai badan hukum dengan badan-badan hukum
lain adalah bahwa negara merupakan badan badan hukum tertinggi yang bersifat mengatur dan menertibkan.
Teori Modern
Teori modern menitikberatkan fakta dan sudut pandangan tertentu untuk memeroleh kesimpulan tentang asal
mula, hakikat dan bentuk negara. Para tokoh Teori Modern adalah Prof.Mr. R. Kranenburg dan Prof.Dr. J.H.A.
Logemann.
Kranenburg mengatakan bahwa pada hakikatnya negara adalah suatu organisasi kekuasaan yang diciptakan
sekelompok manusia yang disebut bangsa. Sebaliknya, Logemann mengatakan bahwa negara adalah suatu
organisasi kekuasaan yang menyatukan kelompok manusia yang kemudian disebut bangsa. Perbedaan
pandangan mereka sesungguhnya terletak pada pengertian istilah bangsa. Kranenburg menitikberatkan
pengertian bangsa secara etnologis, sedangkan Logemann lebih menekankan pengertian rakyat suatu negara dan
memperhatikan hubungan antarorganisasi kekuasaan dengan kelompok manusia di dalamnya.
Menurut Georg Jellinek pun, terjadinya negara dapat dilihat secara primer dan sekunder dengan pembahasan
yang agak berbeda sebagai berikut:
Tahap ini merupakan suatu masa ketika masyarakat hidup dalam suatu kelompok dengan kedudukan yang sama.
Mereka bergabung dalam kelompok untuk kepentingan bersama dan didasarkan pada persamaan. Untuk
mengurus kepentingan mereka, dipilihlah seorang yang terkemuka di antara mereka (primus inter pares) yang
diberi wewenang memimpin menurut adat istiadat.
Kerajaan (rijk)
Primus inter pares dari suatu persekutuan lambat laun menguasai pula kelompok-kelompok lain sebagai akibat
dari kemenangannya dalam pertentangan antarkelompok. Berkat kekuasaannya itu ia menjadi raja.
Negara (staat)
Pada masa kerajaan, sudah ada pemerintah pusat, tetapi belum mampu mengurus dan mengendalikan
pemerintah daerah-daerah taklukannya. Karena itu raja kemudian bertindak sewenang-wenang untuk
menyebarkan kewibawaannya di seluruh daerah yang dikuasainya dan menyatukan semuanya dalam suatu
pemerintahan absolut. Kesatuan kewibawaan itu melahirkan negara.
Negara demokrasi lahir sebagai reaksi terhadap kekuasaan raja yang sewenang-wenang. Pada masa ini, rakyat
yang menyadari kedaulatannya bertindak merebut kekuasaan pemerintahan dari raja. Untuk mencegah
kembalinya kekuasaan absolut, rakyat membentuk undang-undang yang menjamin hak-hak rakyat dan
membatasi kekuasaan raja.
Diktatur (dictatuur)
Diktatur adalah pemerintahan yang dipimpin oleh seorang pilihan rakyat yang kemudian berkuasa secara
mutlak. Istilah Kranenburg untuk diktatur adalah autokrasi, sedangkan Otto
Koelreuter menyebutnya autoritaire fuhrerstaat.
Ada dua kelompok pendapat yang berlainan tentang diktatur. Kelompok pertama berpendapat bahwa diktatur
merupakan perkembangan lebih lanjut dari negara demokrasi, sedangkan kelompok lainnya menganggap
diktatur sebagai variasi atau penyelewengan dari negara demokrasi.
diktatur legal (legale dictatuur), yaitu suatu pemerintahan yang dipegang oleh seseorang dalam suatu
masa tertentu untuk mengatasi keadaan bahaya yang mengancam negara;
diktatur nyata (feitelijk dictatuur) atau diktatur ilegal yang terjadi dalam keadaan negara masih
berstatus negara demokrasi;
diktatur partai (party dictatuur), yaitu diktatur yang didukung oleh satu partai politik saja (misalnya:
Partai Fascis di Italia pada masa Mussolini dan Partai Nazi di Jerman pada masa Hitler);
diktatur proletar (proletare dictatuur), yaitu diktatur yang didukung oleh kaum proletar (buruh dan
petani kecil). Dalam diktatur proletariat ini kekuasaan negara dipegang oleh sekelompok pemimpin
Partai Komunis yang menganggap dirinya sebagai wakil dari golongan proletar.
b) Terjadinya negara secara sekunder:
Terjadinya negara secara primer membicarakan bagaimana kelompok atau persekutuan masyarakat yang
sederhana berkembang menjadi suatu negara. Sedangkan terjadinya negara secara sekunder membicarakan
bagaimana terbentuknya negara baru yang dihubungkan dengan pengakuan dari negara lain.
Pengakuan dari negara lain dibedakan menjadi dua macam, yaitu pengakuan de facto dan pengakuan de jure.
Pengakuan de facto adalah pengakuan menurut kenyataan bahwa di suatu wilayah telah berdiri suatu negara.
Pengakuan ini bersifat sementara karena masih perlu dilakukan penelitian mengenai prosedur terjadinya negara
tersebut berdasarkan hukum yang berlaku. Pengakuan de facto dapat meningkat menjadi pengakuan de
jure (menurut hukum) setelah persyaratan hukum berdirinya suatu negara baru dipenuhi. Pengakuan de
jure yang bersifat tetap dan seluas-luasnya biasa diberikan kepada negara baru setelah pemerintahannya relatif
stabil.
1) Teori Organis
Para penganut teori ini berpendapat bahwa negara adalah suatu organisme, selayaknya makhluk hidup. Individu
yang menjadi komponen negara diibaratkan sebagai sel-sel makhluk hidup itu. Fisiologi negara sama dengan
makhluk hidup yang mengalami kelahiran, pertumbuhan, perkembangan dan kematian.
2) Teori Anarkhis
Faktor Alam: suatu negara dapat lenyap secara alamiah, misalnya karena gunung meletus,
tenggelamnya pulau atau bencana alam lain. Lenyapnya suatu wilayah berarti lenyapnya negara
dari percaturan dunia.
Faktor Sosial: suatu negara yang sudah diakui negara-negara lain suatu ketika dapat lenyap
antara lain karena: terjadinya revolusi (kudeta yang berhasil), penaklukan, persetujuan,
penggabungan
Pengertian Negara dan Teori
Terbentuknya Negara
Apa itu negara? Pengertian negara sebelumnya dalam artikel pengertian
negara dan unsurnya, akan ditambahkan dan dijelaskan tentang teori
terbentuknya negara.
Pengertian Negara
Dalam KBBI di tuliskan bahwa Negara dapat berarti sebuah organisasi dan
dapat pula berarti kelompok sosial yang terorganisir. Pengertian negara
dalam KBBI dijelaskan bahwa sebuah organisasi yang memiliki kekuasaan
tertinggi yang saat dan ditaati oleh rakyatnya dan juga sebagai kelompok
sosial yang menduduki wilayah ataupun daerah tertentu yang diorganisasi di
bawah lembaga politik dan pemerintah yang efektif.
Pada teori terbentuknya negara, terdapat dua jenis yaitu secara teoritis dan
berdasarkan sejarah yang ada.
Terdapat tiga teori terjadinya negara yaitu teori hukum alam, teori
ketuhanan dan teori perjanjian. Berikut penjelasannya:
. Teori Ketuhanan
Penganut teori ini adalah F.Y. Stahl, Kranenburg, Thomas Aquino, Haller, dan
Agustinus. Lewat teori ini, para ahli berpendapat bahwa segala sesuatu terjadi atas
kehendak Tuhan. So, terbentuknya suatu negara juga bisa terjadi atas kehendak
Tuhan. Bukti nyata teori ini dapat dilihat dalam kalimat 'by the Greece of God'
(dengan rahmat Tuhan) pada undang-undang dasar suatu negara, seperti
Pembukaan UUD 1945.
2. Teori Kekuasaan
Nah, yang ini beda dari teori pertama. Kalau menurut para ahli yang mendukung hal
ini, negara bisa terbentuk karena adanya kekuasaan. Kekuasaan berarti perjuangan
hidup yang terkuat, memaksakan kemauannya kepada yang lemah. Kekuasaan
yang dimaksud ada 2, yaitu fisik dan ekonomi.
3. Teori Perjanjian
Menurut teori ini, negara bisa ada karena perjanjian masyarakat. Semua warga
mengadakan perjanjian untuk mendirikan suatu organisasi yang melindungi dan
menjamin kelangsungan hidup bersama. So, nggak ada paksaan untuk bernegara
dalam teori ini. Penganut teori ini adalah Thomas Hobbes, John Locke, J.J.
Rousseau, dan Montesquieu.
Pada teori ini, negara dianggap terjadi karena faktor alamiah, sama seperti waktu
seseorang lahir atau meninggal. Negara terjadi secara alamiah dengan bersumber
dari manusia sebagai makhluk sosial yang memiliki kecenderungan berkumpul dan
saling berhubungan untuk mencapai kebutuhan hidupnya. Penganut teori ini
adalah Plato, Aristoteles, Agustinus, dan Thomas Aquino.
5. Teori Kedaulatan
Ada 2 sub-teori yang berhubungan dengan kedaulatan, yaitu:
Negara adalah suatu organisasi dr sekelompok atau beberapa kelompok manusia yg bersama-
sama mendiami satu wilayah tertentu dan mengakui adanya satu pemerintahan yg mengurus
tata tertib serta keselamatan sekelompok atau beberapa kelompok manusia
Teori terbentuknya Negara:
1. Teori hukum alam. Pemikiran pada masa plato dan aristoteles kondisi alam tumbuhnya
manusia berkembangnya Negara.
2. Teori ketuhanan (islam + Kristen) segala sesuatu adalah ciptaan tuhan.
3. Teori perjanjian. Manusia menghadapi kondisi alam dan timbullah kekerasan. Manusia
akan musnah bila ia tidak mengubah cara-caranya. Manusia pun bersatu utk mengatasi
tantangan dan menggunakan persatuan dlm gerak tunggal utk kebutuhan bersama.
Proses terbentuknya Negara di zaman modern. Proses tersebut dapat berupa penaklukan,
peleburan, pemisahan diri, dan pendudukan atas Negara atau wilayah yg blm ada
pemerintahan sebelumnya
Unsur Negara :
- Bersifat konstitutif. Berarti bahwa dalam Negara tsb terdapat wilayah yg meliputi udara,
darat, dan perairan(dalam hal ini unsur perairan tdk mutlak), rakyat atau masyarakat dan
pemerintahan yg berdaulat.
- Bersifat deklaratif. Sifat ini ditunjukan oleh adanya tujuan Negara, UUD, pengakuan dari
Negara lain baik secara de jure maupun de facto dan masuknya Negara dalam perhimpunan
bangsa2 mis PBB
Bentuk Negara: sebuah Negara dpt berbentuk Negara kesatuan dan Negara serikat
Bangsa Indonesia beranggapan bahwa terjadinya Negara merupakan suatu proses yang
berkesinambungan. secara ringkas, proses tersebut adalah sebagai berikut :
a. perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia
b. proklamasi atau pintu gerbang kemerdekaan
c. keadaan bernegara yg nilai2 dasarnya ialah merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur
Teori tentang asal mula atau teori terbentuknya Negara dapat dilihat dari dua segi, yakni : (a)
teori yang bersifat spekulatif, dan (b) teori yang bersifat evolusi.
a) Teori yang Bersifat Spekulatif
Teori yang bersifat spekulatif, meliputi antara lain : teori teokratis, teori perjanjian
masyarakat, dan teori kekuatan/ kekuasaan.
1. Teori Teokrasi (ketuhanan) menurut teori ketuhanan, segala sesuatu di dunia ini adanya
atas kehendak ALLOHU Subhanahu Wata’ala, sehingga negara pada hakekatnya ada atas
kehendak ALLOH. Penganut teori ini adalah Fiedrich Julius Stah, yang menyatakan bahwa
negara tumbuh secara berangsur-angsur melalui proses bertahap mulai dari keluarga menjadi
bangsa dan negara.
2. Teori perjanjian masyarakat. Dalam teori ini tampi tiga tokoh yang paling terkenal, yaitu
Thomas Hobbes, John Locke dan J.J. Rousseau. Menurut teori ini negara itu timbul karena
perjanjian yang dibuat antara orang-orang yang tadinya hidup bebas merdeka, terlepas satu
sama lain tanpa ikatan kenegaraan. Perjanjian ini diadakan agar kepentingan bersama dapat
terpelihara dan terjamin, supaya ”orang yang satu tidak merupakan binatang buas bagi orang
lain” (homo homini lupus, menurut Hobbes). Perjanjian itu disebut perjanjian masyarakat
(contract social menurut ajaran Rousseau). Dapat pula terjadi suatu perjanjian antara daerah
jajahan, misalnya : Kemerdekaan Filipina pada tahun 1946 dan India pada tahun 1947.
1. Secara Primer
Terjadinya negara secara primer adalah bertahap yaitu
dimulai dari adanya masyarakat hukum yang paling
sederhana, kemudian berevolusi ketingkat yang lebih maju
dan tidak dihubungkan dengan negara yang telah ada
sebelumnya. Dengan demikian terjadinya negara secara
primer adalah membahas asal mula terjadinya negara yang
pertama di dunia.
Menurut G. Jellinek, terjadinya negara secara primer melalui
4 tahapan (Fase) yaitu :
• Fase Persekutuan manusia.
• Fase Kerajaan.
• Fase Negara.
• Fase Negara demokrasi dan Diktatur
.
Rijk/Reich (Kerajaan)
Di sini muncul kesadaran hak milik dan hak atas tanah.
Staat
Kesadaran akan perlunya demokrasi dan kedaulatan
rakyat.
Diktatur Natie
Pemerintahan yang dipimpin oleh seorang pilihan rakyat
yang kemudian berkuasa secara mutlak
1. Secara Sekunder
Terjadinya negara secara sekunder adalah membahas
terjadinya negara baru yang dihubungkan dengan negara
lain yang telah ada sebelumnya, berkaitan dengan hal
tersebut maka pengakuan negara lain dalam teori
sekunder merupakan unsur penting berdirinya suatu
negara baru.
Untuk mengetahui terjadinya negara baru dapat
menggunakan pendekatan faktual yaitu suatu pendekatan
yang didasarkan pada kenyataan dan pengalaman sejarah
yang benar–benar terjadi.
Menurut kenyataan sejarah, terjadinya suatu negara
karena :
a. Penaklukan/Pendudukan (Occupasi).
Suatu daerah belum ada yang menguasai kemudian
diduduki oleh suatu bangsa. Contoh : Liberia diduduki
budak–budak negro yang dimerdekakan tahun 1847.
b. Teori Kekuasaan.
Menurut teori ini negara terbentuk karena adanya
kekuasaan, sedangkan kekuasaan berasal dari mereka-
mereka yang paling kuat dan berkuasa, sehingga dengan
demikian negara terjadi karena adanya orang yang
memiliki kekuatan/kekuasaan menaklukkan yang lemah.
Cara melenyapkannya :
Contohnya:
d) Adanya revolusi.
WARGA NEGARA
Warga negara diartikan sebagai orang-orang yang
menjadi bagian dari suatu penduduk yang menjadi unsur
negara. Istilah warga negara lebih sesuai dengan
kedudukannya sebagai orang merdeka dibandingkan
dengan istilah hamba atau kawula Negara. karena warga
negara mengandung arti peserta, anggota, atau warga dari
suatu negara, yakni peserta dari suatu persekutuan yang
didirikan dengan kekuatan bersama. Untuk itu, setiap
warga negara mempunyai persamaan hak di hadapan
hukum. Semua warga negara memiliki kepastian hak,
privasi, dan tanggung jawab.
Kewarganegaraan
Kewarganegaraan merupakan keanggotaan seseorang
dalam kontrol satuan politik tertentu (secara khusus:
negara) yang dengannya membawa hak untuk
berpartisipasi dalam kegiatan politik. Seseorang dengan
keanggotaan yang demikian disebut warga negara.
Seorang warga negara berhak memiliki paspor dari negara
yang dianggotainya.
Hak Warga Negara
Untuk menghindari adanya kekuasaan yang sewenang-wenang, di sisi lain negara juga menetapkan
cara-cara dan batas-batas sampai di mana kekuasaan itu dapat digunakan dalam kehidupan
bersama, baik oleh individu, golongan, organisasi maupun oleh negara itu sendiri.
Mengenai terjadinya suatu negara terdapat beberapa teori, antara lain sebagai berikut:
1. Teori Kenyataan
Timbulnya suatu negara itu adalah soal kenyataan. Apabila pada suatu ketika telah terpenuhi unsur-
unsur Negara (daerah, rakyat dan Pemerintah yang berdaulat) maka pada saat itu juga negara sudah
menjadi suatu kenyataan.
2. Teori KeTuhanan
Timbulnya suatu negara adalah atas kehendak Tuhan. Segala sesuatu, tidak akan terjadi apabila
Tuhan tidak menghendakinya. Kalimat-kalimat seperti "Atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha
Kuasa .........."by the grace of God ..." menunjuk ke arah teori ini.
3. Teori Perjanjian
Negara itu timbul karena perjanjian yang dibuat antara orang-orang yang tadinya hidup bebas
merdeka, terlepas satu sama lain tanpa ikatan kenegaraan. Perjanjian ini diadakan agar kepentingan
bersama dapat terpelihara dan terjamin, supaya "orang yang satu tidak merupakan binatang buas
bagi orang yang lain" (homo homini lupus menurut Hobbes).
Perjanjian itu disebut perjanjian masyarakat (Contract Social menurut ajaran Rousseau). Dapat pula
Modul Diklat Prajabatan Golongan I dan II 9 terjadi suatu perjanjian antara daerah jajahan, misalnya:
Kemerdekaan Filipina pada tahun 1946 dan India pada tahun 1947.
4. Teori Penaklukan
Suatu negara timbul karena serombongan manusia menaklukkan daerah dan rombongan manusia
lain.
Agar daerah/rombongan itu tetap dapat dikuasai, maka dibentuklah suatu organisasi yang berupa
negara. Selain itu suatu negara dapat pula terjadi karena:
a. Pemberontakan terhadap negara lain yang menjajah, seperti: Amerika Serikat terhadap Inggris pada
tahun 1776 - 1783;
b. Peleburan (fusi) antara beberapa negara menjadi satu negara baru, misalnya: Jerman bersatu pada
tahun 1871;
c. Suatu daerah yang belum ada rakyatnya/pemerintahannya diduduki/dikuasai oleh bangsa/Negara
lain, misalnya: Liberia;
d. Suatu daerah tertentu melepaskan diri dari yang tadinya menguasainya dan menyatakan dirinya
sebagai suatu negara baru (misalnya Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945).
Hal ini dapat terjadi secara damai (persetujuan dari Negara yang tadinya menguasainya), dan dapat
juga terjadi secara kekerasan. Cara yang pertama timbul dengan perjanjian dan penyerahan
kedaulatan, sedangkan cara yang kedua timbul dengan cara kekerasan (revolusi).
Teori asal mula terjadinya negara selain dapat dilihat berdasarkan pendekatan teoretis,
juga dapat dilihat berdasarkan proses pertumbuhannya. Asal mula terjadinya negara dilihat
berdasarkan pendekatan teoretis ada beberapa macam, yaitu sebagai berikut:
Teori Ketuhanan, menurut teori ini negara terbentuk atas kehendak Tuhan.
Teori Perjanjian, teori ini berpendapat, bahwa negara terbentuk karena antara sekelompok
manusia yang tadinya masing-masing hidup sendiri-sendiri, diadakan suatu perjanjian untuk
mengadakan suatu organisasi yang dapat menyelenggarakan kehidupan bersama.
Teori Kekuasaan, kekuasaan adalah ciptaan mereka-mereka yang paling kuat dan berkuasa
Teori Kedaulatan, setelah asal usul negara itu jelas maka orang-orang tertentu didaulat
menjadi penguasa (pemerintah). Teori kedaulatan ini meliputi:
Teori Kedaulatan Tuhan, menurut teori ini kekuasaan tertinggi dalam negara itu
adalah berasal dari Tuhan.
Teori Kedaulatan Hukum, menurut teori ini bahwa hukum adalah pernyataan
penilaian yang terbit dari kesadaran hukum manusia dan bahwa hukum merupakan sumber
kedaulatan.
Teori Kedaulatan Rakyat, teori ini berpendapat bahwa rakyatlah yang berdaulat dan
mewakili kekuasaannya kepada suatu badan, yaitu pemerintah.
Teori Kedaulatan negara, teori ini berpendapat bahwa negara merupakan sumber
kedaulatan dalam negara.
Kemudian, teori asal mula terjadinya negara, juga dapat dilihat berdasarkan proses
pertumbuhannya yang dibedakan menjadi dua, yaitu terjadinya negara secara primer dan teori
terjadinya negara secara sekunder.
Asal mula terjadinya negara dilihat berdasarkan pendekatan teoretis ada beberapa macam,
yaitu sebagai berikut:
1. Teori Ketuhanan, Menurut teori ini negara terbentuk atas kehendak Tuhan.
2. Teori Perjanjian, Teori ini berpendapat, bahwa negara terbentuk karena antara
sekelompok manusia yang tadinya masing-masing hidup sendiri-sendiri, diadakan suatu
perjanjian untuk mengadakan suatu organisasi yang dapat menyelenggarakan kehidupan
bersama.
3. Teori Kekuasaan, Kekuasaan adalah ciptaan mereka-mereka yang paling kuat dan
berkuasa
4. Teori Kedaulatan, Setelah asal usul negara itu jelas maka orang-orang tertentu
didaulat menjadi penguasa (pemerintah). Teori kedaulatan ini meliputi:
Teori Kedaulatan Tuhan, Menurut teori ini kekuasaan tertinggi dalam negara itu
adalah berasal dari Tuhan.
Teori Kedaulatan Hukum, Menurut teori ini bahwa hukum adalah pernyataan
penilaian yang terbit dari kesadaran hukum manusia dan bahwa hukum merupakan sumber
kedaulatan.
Teori Kedaulatan Rakyat, Teori ini berpendapat bahwa rakyatlah yang berdaulat dan
mewakili kekuasaannya kepada suatu badan, yaitu pemerintah.
Teori Kedaulatan Negara, Teori ini berpendapat bahwa negara merupakan sumber
kedaulatan dalam negara. Kemudian, teori asal mula terjadinya negara, juga dapat dilihat
berdasarkan proses pertumbuhannya yang dibedakan menjadi dua, yaitu terjadinya negara
secara primer dan teori terjadinya negara secara sekunder.
PENGERTIAN NEGARA
Sejarah Berdirinya Bangsa Indonesia
Sejarah lahirnya bangsa Indonesia cukup panjang dan ini tidak lepas dari upayaVereenigde
Oost Indische Companie (VOC) yang dilanjutkan Pemerintahan Belanda memecah belah
rakyat nusantara, melalui kebijaksanaan pemilihan penduduk. Namun reaksi rakyat nusantara
malah ingin bersatu dan berkelompok atas dasar kesamaan: tempat tinggal, daerah asal dan
agama. Inilah embrio semangat persatuan dalam pluralism terbentuk.
Gerakan Etika Politik di Eropa dilaksanakan juga di nusantara dengan maksud ingin
membalas jasa rakyat. Denga demikian rakyat akan mudah diatur oleh Belanda. Ternyata
gerakan ini disambut baik oleh kaum pergerakan dan dibantu oleh para penguasa lokal.Para
pemimpin pergerakan melakukan upaya pendidikan dan mendirikan sekolah-sekolah untu
kaum pribumi.Boedi Oetomo merupakan organisasi masyarakat pribumi pertama melakukan
pendidikan untuk kaum pribumi.Kaum pribumi menjadi haus bacaan dan ilmu
pengetahuan.Sastra Barat mulai diterjemahakan dan diterbitkan dalam bahasa Melayu dan
Jawa yang akhirnya membangkitkan semangat egaliter.Dari semangat egaliter
membangkitkan kesadaran berbangsa dan berpolitik, yang selanjutnya menjadi gerakan
politik sehingga alhirnya bangsa Indonesia. Oleh karena itu Ben Anderson berpendapaat
bahwa nation state merupakan komunitas terbayang yang menyatu.
Pengertian Negara
Negara menurut Logemann adalah suatu organisasi kemasyarakatan yang bertujuan dengan
kekuasaannya mengatur serta menyelenggarakan suatu masyarakat. Lebih jauh menurut Max
Weber negara merupakan struktur politik yang diatur oleh hukum, yang mencakup suatu
komuniti manusia yang hidup dalam suatu wilayah tertentu dan menganggap wilayah yang
bersangkutan sebagai milik mereka untuk tempat tinggal dan penghidupan mereka (Naning,
1983:3-4). Ada pengadaan dan pemeliharaan tata keteraturan (hukum) bagi kehidupan
mereka.Ada monopoli kepemilikan dan penggunaan kekuatan fisi secara sah (legitemasi).
Dengan demikian Negara merupakan alat masyrakat untuk mengatur hubungan manusia
dengan manusia dan manusia dengan Negara.Adanya legitemasi pada Negara, organisasi ini
dapat memaksa kekuasaannya secara sah terhadap semua kolektiva dalam masyarakat. Ada
tiga sifat yang merupakan kedaulatan. Pertama, sifat memaksa yaitu negara memiliki
keuasaan untuk menggunakan kekerasan fisik secara sah (legal) agar dapat tertib dan
aman.Kedua, sifat monopoli yaitu negara berhak dan kuasa tunggal dalam menetepkan tujuan
bersama dari masyarkat/bangsa.Ketiga, sifat mencakup semua yaitu semua peraturan
perundang-undangan mengenai semua orang, baik warga negara maupun bukan warga
negara.
Menurut Konvensi Montevido diperlukan 3 syarat yang bersifat konstitutif. Pertama harus
ada wilayah, yaitu suatu daerah yang telah dinyatakan sebagai milik bangsa tersebut, dan
batas-batas wilayah ditentukan oleh perjanjian internasional. Kedua harus ada rakyat, yaitu
orang yang mendiami di wilayah tersebut dan dapat terdiri dari atas berbagai
golongan/kolektiva social; yang harus patuh pada hukum dan Pemerintah yang sah. Ketiga
harus ada Pemerintah, yaitu suatu organisasi yang berhak mengatur dan berwewenang
merumuskan serta melaksanakan peraturan perundang-undangan yang mengikat warganya.
Lebih lanjut menurut Prof DR Sri Soemantri, SH (Diknas, 2001: 50) dapat pula
ditambahkan ada pengakuan kedaulatan dari negara lain. Kedaulatan merupakan unsur
mutlak yang harus ada dan merupakan ciri yang membedakan antara organisasi pemerintah
dengan prganisasi kemasyarakatan/social. Untuk lebih mampu menghadapi lawan, negara
berhak menuntut kesetiaan para warganya. Demikian pula dapat ditambahkan adanya tujuan
negara yang tersurat/tersirat melalui konstitusi.
Pengertian Umum
Negara adalah suatu wilayah di permukaan bumi yang kekuasaannya
baik politik,militer, ekonomi, sosial maupun budayanya diatur oleh pemerintahan yang
berada di wilayah tersebut. Negara juga merupakan suatu wilayah yang memiliki suatu sistem
atau aturan yang berlaku bagi semua individu di wilayah tersebut, dan berdiri secara
independent.
Syarat primer sebuah negara adalah memiliki rakyat, memiliki wilayah, dan memiliki
pemerintahan yang berdaulat. Sedangkan syarat sekundernya adalah mendapat pengakuan
dari negara lain.
Beberapa pengertian Negara menurut pakar kenegaraan :
1. 1. George Jellinek : Negara adalah organisasi kekuasaan dari sekelompok manusia
yang mendiami wilayah tertentu.
2. 2. G.W.F Hegel : Negara adalah organisasi kesusilaan yang muncul sebagai
sintesis dari kemerdekaan individual dan kemerdekaan universal.
3. 3. Logeman : Negara adalah organisasi kemasyarakatan (ikatan kerja) yang
mempunyai tujuan untuk mengatur dan memelihara masyarakat tertentu dengan
kekuasaannya.
Asal usul terjadinya negara berdasarkan fakta sejarah
Pendudukan (Occupatie)
Hal ini terjadi ketika suatu wilayah yang tidak bertuan dan belum dikuasai, kemudian
diduduki dan dikuasai.Misalnya, Liberia yang diduduki budak-budak Negro yang
dimerdekakan tahun 1847.
Peleburan (Fusi)
Hal ini terjadi ketika negara-negara kecil yang mendiami suatu wilayah mengadakan
perjanjian untuk saling melebur atau bersatu menjadi Negara yang baru. Misalnya
terbentuknya Federasi Jerman tahun 1871.
Penyerahan (Cessie)
Hal ini terjadi Ketika suatu Wilayah diserahkan kepada negara lain berdasarkan suatu
perjanjian tertentu. Misalnya, Wilayah Sleeswijk pada Perang Dunia I diserahkan
olehAustria kepada Prusia,(Jerman).
Penaikan (Accesie)
Hal ini terjadi ketika suatu wilayah terbentuk akibat penaikan LumpurSungai atau dari
dasar Laut (Delta). Kemudian di wilayah tersebut dihuni oleh sekelompok orang sehingga
terbentuklah negara. Misalnya wilayah negara Mesir yang terbentuk dari Delta Sungai Nil.
Pengumuman (Proklamasi)
Hal ini terjadi karena suatu daerah yang pernah menjadi daerah jajahan ditinggalkan begitu
saja. Sehingga penduduk daerah tersebut bisa mengumumkan kemerdekaannya.
Contohnya, Indonesia yang pernah di tinggalkan Jepang karena pada saat itu jepang dibom
oleh Amerika di daerah Hiroshima dan Nagasaki.
Teori tentang asal mula atau teori terbentuknya negara dapat dilihat dari dua segi,
yakni teori yang bersifat spekulatif dan teori yang bersifat evolusi.
Rakyat didefinisikan sebagai segenap penduduk suatu negara (KBBI, 1988: 722).Sedangkan
bukan penduduk adalah orang yang tinggal sementara di kawasan tersebut.Selanjutnya
penduduk dibedakan antara warga negara dan bukan warga negara/warga negara asing.
Warga Negara (citizen, citoyen, staatsburger) adalah peserta dari otoritas Negara.Istilah ini
bermula dari keiginan manusia mempersatukan diri dalam kebersamaan, semua daya
kekuatan ditempatkan dibawah kehendak umum sebagai satu kekuatan kelompok. Jadi
bermula dari pribadi umum membentuk persatuan semua orang yang disebut “kota” (city) dan
sekarang disebut “republic” atau “negara hukum” (body politic), yakni kumpulan manusia
dalam suatu negara. Unit in oleh warganya disebut negara (state),apabila bersifat pasif,
sedangkan bersifat aktif diebut penguasa.
Untuk menentukan kewarganegaraan dikenal ada 2 pendekatan, ditinjau dari segi
kelahiran dan segi perkawinan.
1. Dari kelahiran ada dua pendekatan asa kewarganegaraan (Soetoprawiro, 1996: 10):
1. Ius Sanguinis (law of blood) Dalam asas ini kriteria kewarganegaraan
ditentuan berdasarkan garis orang tua si anak.
2. Ius Soli (law of soil) Dalam asas ini seseorang diakui kewarganegaraannya
berdasarkan tempat dilahirkan, neski orangtuanya adalah warga negara asing.
Kedua asas ini dapat digunakan bersama dengan mengutamaan salah satu, namun dengan
tidak menanggalkan kewarganegaraan yang lainnya. Sebagai akibatnya terjadi dwi
kewarganegaraan (bipatride) dan sebaliknya dapat saja seseorang tidak memiliki
kewarganegaraan (apatride). Penyelesaiannya biasanya digunakan hak opsi yaitu hak
memilih kewarganegaraan dan hak repudansi (hak menolak kewarganegaraan). Cara lain
untuk memperoleh kewarganegaraan melalui cara naturalisasi yaitu melalui proses hukum
dengan syarat-syarat tertentu.
1. Dari segi perkawinan dengan dasar:
1. Kesatuan hukum, dalam kaitan ini isteri mengikuti kewarganegaraan suami,
apabila terjadi perkawinan antar bangsa (campuran)
2. Persamaan derajat, dalam kaitan ini kewarganegaraan isteri tidak hilang
setelah perkawinan campuran.
Seseorang dikatakan warga negara apabila :
• Yang menjadi warga negara adalah orang – orang bangsa Indonesia asli dan orang – orang
bangsa lain yang disahkan dengan Undang – Undang sebagai warga Negara.
• Penduduk adalah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di
Indonesia
• Hal – hal mengenai warga negara dan penduduk diatur dengan undang – undang (pasal 26
UUD 1945)
• Undang – undang yang diatur tentang warga negara adalah UU No. 12 tahun 2006 tentang
Kewarganegaraan Indonesia. UU ini sebagai pengganti atas UU No. 62 tahun 1958.
Kesimpulan, Negara terbentuk berdasarkan dari beberapa teori-teori dan fakta sejarah.Teori
Ketuhanan, menurut teori ini negara terbentuk atas kehendak Tuhan.
Teori Perjanjian, teori ini berpendapat, bahwa negara terbentuk karena antara sekelompok
manusia yang tadinya masing-masing hidup sendiri-sendiri, diadakan suatu perjanjian untuk
mengadakan suatu organisasi yang dapat menyelenggarakan kehidupan bersama.
Teori Kekuasaan, kekuasaan adalah ciptaan mereka-mereka yang paling kuat dan berkuasa
Teori Kedaulatan, setelah asal usul negara itu jelas maka orang-orang tertentu didaulat
menjadi penguasa (pemerintah). Teori kedaulatan ini meliputi:
Teori Kedaulatan Tuhan, menurut teori ini kekuasaan tertinggi dalam negara itu
adalah berasal dari Tuhan.
Teori Kedaulatan Hukum, menurut teori ini bahwa hukum adalah pernyataan
penilaian yang terbit dari kesadaran hukum manusia dan bahwa hukum merupakan sumber
kedaulatan.
Teori Kedaulatan Rakyat, teori ini berpendapat bahwa rakyatlah yang berdaulat dan
mewakili kekuasaannya kepada suatu badan, yaitu pemerintah.
Teori Kedaulatan negara, teori ini berpendapat bahwa negara merupakan sumber
kedaulatan dalam negara.