2. (CPMK-1 dan 2) Gunakan Diagram Mohr dibawah untuk pertanyaan dibawah ini:
a. Jelaskan notasi-notasi yang ada pada gambar tersebut? Apa bedanya kondisi A dan B?
(10 poin)
Jawaban
Notasi-notasi σn (normal stress) : merupakan vektor tegangan yang memiliki
arah normal atau tegak lurus dengan bidang permukaan σs (shear stress) : tegangan
geser merupakan vektor tegangan yang memiliki arah yang searah atau paralel dengan
bidang permukaan. Φ : sudut internal gesekan (angle of internal friction) Θ : sudut
keruntuhan maksimum, dalam lingkaran mohr ditulis dalam 2Θ .
Perbedaan kondisi A dan B Pada kondisi A dapat dilihat bahwa lingkaran mohr
berada pada nilai negatif yang mencirikan sistem tegangan yang bekerja adalah
tegangan tensional, sedangkan pada kondisi B dapat dilihat bahwa lingkaran mohr
berada pada nilai positif yang mencirikan sistem tegangan yang bekerja adalah
tegangan kompresional. Selain itu, dapat dilihat juga pada kondisi A lingkaran mohr
belum menyentuh kurva failure envelope, artinya pada kondisi A belum terjadi
keruntuhan (failure), sedangkan pada kondisi B lingkaran mohr menyentuh kurva
failure envelope, artinya pada kondisi B telah terjadi keruntuhan (failure) yang
menyebabkan material mengalami deformasi.
b. Jelaskan dan gambarkan efek pore pressure terhadap deformasi batuan (5 poin)
Jawaban
Adanya efek pore pressure (tekanan pori) akan mengurangi nilai tegangan
efektif dan juga mengurangi nilai tegangan utamanya. Dengan berkurangnya nilai
tegangan utama tersebut maka kestabilan lereng akan terpengaruh dan menjadi tidak
stabil di mana hal tersebut dapat digambarkan dalam diagram mohr yang mengalami
pergesaran ke arah kiri mengikuti sumbu tegangan normal (σn).
Gambar 3. Kemungkinan pembentukan rekahan/sesar pada diagram Mohr (Twiss dan Moores, 1992)
Jenis-jenis rekahan:
a. Tensile fracture merupakan rekahan yang terbentuk saat lingkaran mohr berada di
nilai stress yang negatif dan nilai lainnya nol dan menyentuh griffith criterion.
b. Mix mode fracture/hybrid merupakan rekahan yang terbentuk ketika lingkaran mohr
mempunyai stress yang bernilai positif sedangkan yang lainnya negatif dan
menyentuh griffith criterion.
c. Shear fracture merupakan rekahan yang terbentuk ketika lingkaran mohr
mempunyai stress yang bernilai nol dan positif atau keduanya positif serta
menyentuh mohr coulomb envelope.
d. Deformasi Kataklastik merupakan deformasi yang terjadi ketika lingkaran mohr
mempunyai dua buah stress yang bernilai positif yang menyentuh garis brittle-ductile
transition.
e. Deformasi Plastis merupakan deformasi yang terjadi ketika lingkaran mohr
mempunyai dua buah stress bernilai positif yang menyentuh mohr coulomb envelope
pada interval von misses ductile failure criterion.
4. (CPMK-1 dan 2) Jelaskan klasifikasi dan mekanisme sesar normal, sesar anjak (thrust
fault) dan sesar geser dalam kaitannya dengan konsep ”detachment”? (10 poin)
Jawaban
Konsep “detachment” dalam konsep pensesaran adalah patahan atau sesar yang
berkaitan dengan suatu patahan yang memiliki sudut kemiringan bidang sesar yang
landai (low angle) dan biasanya merupakan hasil dari suatu reaktivasi struktur atau
bidang lemah. Detachment fault dapat berkaitan dengan regim tektonik extensional
dan compressional yang dapat menghasilkan compressional fault system dan
extensional fault system. Detachment extensional fault menurut McClay (1996)
diklasifikasikan menjadi 4 jenis di antaranya:
Mekanisme pensesaran baik sesar normal, sesar anjak (thrust fault), dan sesar
geser dikaitkan dengan konsep detachment, sebagai berikut:
Sesar Turun (Normal Fault)
Konsep detachment dalam mekanisme sesar normal dijelaskan melalui sistem
sesar listrik yang memiliki bidang gelincir yang berbentuk kurva/melengkung. Pada
sistem tersebut hanging wall relatif turun dari foot wall pada bidang sesarnya dan
membentuk struktur roll over anticline sebagai akibat dari akomodasi gaya yang
ada.
Gambar 5. Detachment dalam mekanisme sesar anjak (Alberta Open Education, 2018)
5. (CPMK-1) Jelaskan pengertian hubungan sesar dan lipatan (linked fault and fold
system)
(15 poin)
Pembentukan lipatan yang terbentuk sebagai hasil dari geometri sesar. Lipatan yang
berhubungan dengan sesar, seperti detachment/decollemont fault, fault propagation
fault, dan fault-bend-fold biasanya berasosiasi dengan sesar naik imbrikasi dan sesar naik
duplex (Boyer dan Elliot, 1982). Fold related fault terjadi seacara siginifikan di daerah-
daerah sabuk orogenik, prisma akresi di zona subduksi. Hubungan sesar dan lipatan di
antaranya adalah sebagai berikut.
a. Detachment/Decollemont fold
Detachment fold adalah lipatan yang berkembang akibat pemendekan dari
suatu massa batuan di atas suatu bidang detachment atau decollement. Detachment
sendiri didefinisikan sebagai suatu sesar yang memiliki sudut kemiringan bidang sesar
yang landai (low angle fault) namun tidak sampai parallel dengan bidang horizontal.
Lipatan decollement ditandai dengan decollement yang mendefinisikan batas bawah
dari lipatan dan unit yang menebal di inti lipatan tanpa adanya suatu geometri ramp
(Suppe dan Medwedeff, 1984).
b. Fault propagation fold
Fault propagation fold merupakan lipatan yang terbentuk dan berkembang pada
ujung thrust fault (Suppe dan Medwedeff, 1984). Definisi ini berlaku untuk setiap
lipatan yang terbentuk di depan pergerakan sesar naik atau dapat juga secara umum
digunakan untuk semua jenis lipatan yang terbentuk di depan pergerakan ujung sesar.
propagation folds klasik terbentuk dalam lapisan yang hampir horizontal dimaana
sesar bergerak ke naik keatas lapisan. Secara umum sesar anjak akan membentuk fault
propagation folds jika terus terjadi akumulasi pergerakan dan hasilnya bisa
membentuk drag folds sepanjang hanging wall.
c. Fault-bend-fold
Fault-Bend Fold merupakan lipatan yang terbentuk ketika hanging wall bergerak
ke atas bidang sesar dan akan menyebabkan deformasi lipatan (Suppe dan
Medwedeff, 1984). Geometri dari lipatan yang terbentuk mencerminkan geometri
ramp yang terbentuk. Ramp yang menyudut membentuk lipatan yang berbentuk
seperti model Kink sedangkan ramp yang tidak menyudut akan membentuk lipatan
yang tidak menyudut juga. Mekanisme pembentukan fault-bend fold terjadi ketika
unit lapisan batuan bergerak diatas ramp yang merupakan bagian bawah dari sesar
naik. Awalnya lapisan akan tertekuk ke atas untuk mengakomodasi geometri ramp.
Kemudian setelah melewati ramp, lapisan akan kembali pada bentuk semula yaitu
lapisan horizontal. Sehingga secara umum, lapisan batuan mengalami dua deformasi
dalam jarak yang pendek. Mekanisme deformasi tersebut umumnya diasumsikan
sebagai flexural slip atau shear yang mempertahankan ketebalan dan panjang lapisan
sehingga memudahkan untuk melakukan rekonstruksi.
Jawaban
a. Seismik 1
Post-Rift
Syn-Rift
Pada data ini terdapat sesar normal terdapat juga post-rift pada lapisan paling
atas, syn-rift pada lapisan tengah dan pre-rift pada lapisan paling bawah juga terlihat
adanya blok yang terderformasi di atas bidang detachment.
Universitas Pertamina UTS Geologi Struktur Lanjut
Razzaki Hilal Ramadhan Heryanto 101218056
b. Seismik 2
Post-Rift
Syn-Rift
Pre-Rift
Pada data ini terdapat sesar normal terdapat juga post-rift pada lapisan paling
atas, syn-rift pada lapisan tengah dan pre-rift pada lapisan paling bawah.
c. Seismik 3
Pada data ini terdapat sesar normal, antiklin, dan sinklin. terdapat juga post-
rift pada lapisan yang tipis dan paling atas, syn-rift pada lapisan tengah dan pre-rift
pada lapisan paling bawah.
d. Seismik 4
Post-Rift
Syn-Rift
Pre-Rift
Pada data ini terdapat beberapa sesar, dan juga terdapat post-rift pada lapisan
yang tipis dan paling atas, syn-rift pada lapisan tengah dan pre-rift pada lapisan
paling bawah.
e. Seismik 5
Post-Rift
Syn-Rift
Pre-Rift
Pada data ini terdapat beberapa sesar, dan juga terdapat juga post-rift pada
lapisan paling atas, syn-rift pada lapisan tengah dan pre-rift pada lapisan paling
bawah.
REFERENSI