NIM : 041811333066
Siklus sumber daya manusia adalah siklus transaksi yang berkaitan dengan sumber daya manusia, mulai
dari rekrutmen, pelatihan, penggajian, bonus dan penghargaan, sanksi, hingga pemberhentian karyawan
karena pensiun atau alasan lainnya.
Transaksi dan akun yang berhubungan dengan audit siklus SDM dan penggajian
Tujuan audit siklus jasa personalia dibedakan untuk setiap asersi laporan keuangan.
Untuk penentuan ada atau terjadi, akuntan publik bersertifikat menekankan apakah semua gaji dan
upah, gaji dan upah yang terutang, tunjangan, bonus dan saldo akun lain yang relevan benar-benar ada
pada tanggal neraca. Selain itu, penegasan tersebut juga menekankan apakah semua pencatatan upah
dan transaksi pengupahan benar-benar terjadi, dan tidak ada slip upah dan transaksi pembayaran upah
yang fiktif.
- Asersi Kelengkapan
Asersi kelengkapan menekankan apakah semua transaksi dan saldo yang seharusnya dicantumkan
dalam laporan keuangan telah benar-benar dicatat dan disajikan. Auditor akan mencoba mendeteksi
apakah ada transaksi pembayaran gaji dan upah yang tidak tercatat.
TERBARU
PILIHAN EDITOR
TOPIK PILIHAN
K-REWARDS
KLASMITING
EVENT
안녕하세요 - 안녕하세요
FOLLOW
EKONOMI
Lihat foto
Siklus sumber daya manusia adalah siklus transaksi yang berkaitan dengan sumber daya manusia, mulai
dari rekrutmen, pelatihan, penggajian, bonus dan penghargaan, sanksi, hingga pemberhentian karyawan
karena pensiun atau alasan lainnya.
Transaksi dan akun yang berhubungan dengan audit siklus SDM dan penggajian
Biaya gaji
Utang pemotongan upah (pengurangan upah yang tidak dibayarkan kepada mereka yang berhak
menerimanya)
Hutang pph 21
Tujuan audit siklus jasa personalia dibedakan untuk setiap asersi laporan keuangan.
Untuk penentuan ada atau terjadi, akuntan publik bersertifikat menekankan apakah semua gaji dan
upah, gaji dan upah yang terutang, tunjangan, bonus dan saldo akun lain yang relevan benar-benar ada
pada tanggal neraca. Selain itu, penegasan tersebut juga menekankan apakah semua pencatatan upah
dan transaksi pengupahan benar-benar terjadi, dan tidak ada slip upah dan transaksi pembayaran upah
yang fiktif.
- Asersi Kelengkapan
Asersi kelengkapan menekankan apakah semua transaksi dan saldo yang seharusnya dicantumkan
dalam laporan keuangan telah benar-benar dicatat dan disajikan. Auditor akan mencoba mendeteksi
apakah ada transaksi pembayaran gaji dan upah yang tidak tercatat.
Mengenai pernyataan ini, auditor mencoba untuk menentukan apakah perusahaan secara hukum
berkewajiban untuk membayar dan membayar biaya dan hutang, serta pajak penghasilan karyawan.
Untuk penentuan penilaian, akuntan publik bersertifikat akan mencari bukti untuk membuktikan apakah
saldo gaji dan upah, bonus karyawan, tunjangan, gaji dan upah terutang, dan pajak penghasilan
karyawan disajikan pada jumlah yang sesuai dalam laporan keuangan. Auditor akan menentukan apakah
saldo tersebut diperoleh melalui penilaian dan distribusi sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum
Selain memperoleh bukti terkait keempat penetapan tersebut, akuntan publik bersertifikat juga perlu
mengumpulkan bukti tentang apakah transaksi dan saldo yang dicatat telah diklasifikasikan, dijelaskan,
dan diungkapkan dengan benar.
Proses penentuan risiko pengendalian termasuk mengidentifikasi potensi salah saji, pengendalian yang
diperlukan, dan pengujian pengendalian. Saat menentukan risiko pengendalian, CPA perlu menyadari
bahwa salah saji upah dan upah dapat disebabkan oleh kesalahan atau manipulasi yang tidak disengaja.
Auditor perlu menyadari risiko melebih-lebihkan gaji dan upah. Dapat dikatakan bahwa risiko
understatement (penegasan integritas) sangat kecil, karena jika gaji mereka kurang dari jumlah yang
seharusnya dibayarkan, maka tenaga kerja akan mengajukan klaim.
Dua risiko pertama yang disebutkan di atas terkait erat dengan keberadaan atau kemunculan asersi.
Risiko ketiga terkait dengan asersi penilaian dan penugasan.
Potensi Salah Saji:
2. Kesalahan perhitungan upah gaji, baik potongan pajak atau potongan yang lain
3. Kesalahan penyetoran potongan atas gaji, terutama pajak sehingga menimbulkan denda pajak
5. Pembayaran gaji fiktif yang disebabkan oleh tidak efektifnya pengendalian pembayaran gaji sejumlah
besar karyawan
- Menghitung rasio pengeluaran gaji terhadap penjualan bersih dan membandingkannya dengan rasio
tahun sebelumnya.
- Menghitung rasio PPh 21 terhadap pengeluaran gaji dan membandingkannya dengan rasio tahun
sebelumnya.