Pemeriksaan Poros Engkol Dan Cara Mengukur Keovalan
Pemeriksaan Poros Engkol Dan Cara Mengukur Keovalan
Bentuk dan konstruksi poros engkol ditentukan oleh banyaknya silinder dan urutan pengapian
atau firing order ( FO ) dan faktor yang harus diperhatikan adalah getaran akibat proses
pembakaran di dalam silinder.
crank pin
crank journal
crank arm
crankshaft bearing / lager
balance weight
lubang oli
Pemeriksaan Poros Engkol Dan Cara
Mengukur Keovalan, Ketirusan Dan
Keausan Main Jounal Dan Crankpin
Journal
8:46 AM Perawatan engine Andri hoey
Pemeriksaan yang dilakukan pada poros engkol antara lain : Kebengkokan, end play,
keausan bantalan dan celah oli. Untuk memeriksa kebengkokan poros engkol atau
"round out" dilakukan cara untuk menyangga poros engkol yang terdapat diats V- block
diatas kerja meja perata atau meja yang stabil. Dengan jarum perlu di set yang
memungkinkan
untuk dapat bergerak kearah kiri atau kanan dan pada bagian journal tengah dipasang
dial test indikator.
Pergerakan jarum DTI perlu dicatat apabila setelah di set poros engkol diputar pelan-
pelan hingga satu putaran. Penjumlahan pergerakan jarum kerah kiri dan kekanan
dibagi menjadi dua atau disebut dengan angka kebengkokan. Selain itu, limit
kebengkokan atau "run out" di ijinkan 0.05 milimeter.
Untuk pemeriksaan run out atau roda penerus dial test indikator diperlukan dan limit
run out diijinkan 0.2 milimeter.
Dengan cara mengarahkan poros engkol yang terdapat pada satu sisi dalam keadaan
terpasang yang terdapat pada ruang engkol, dan dikembalikan pada sisi yang
berlawanan
setelah DTI. Sedangkan untuk memeriksa end play poros engkol dengan menggunakan
feeler gauge atau dial tes indikator dengan cara seperti yang telah tertulis tersebut.
Sedangkan Cara Untuk Memeriksa Celah Oli Pada Journal Dapat Dilakukan
Pada pendekatan ke dua adalah memasang tutup bantalan tanpa poros engkol
terpasang, selanjutnya ukur diameter serta kurangkan pada diameter journal
yang
bersangkutan dan selisih pada diameter ini disebut dengan celah oli walau hasil
tidak seakurat plastic gauge.
1. Fungsi
Poros engkol ( crank shaft ) merupakan komponen mesin yang bertugas mengubah gerak lurus torak
menjadi gerak putar. Poros engkol dibuat sedemikian rupa sehingga gerakan torak tidak bersamaan
posisi di dalam silinder. Bagian poros engkol yang berhubungan dengan batang torak disebut crank pin,
sedangkan yang duduk pada blok silinder disebut crank journal. Crank journal ditopang oleh bantalan
poros engkol
( crank shaft bearing atau lager ) pada crank case. Poros engkol berputar pada journal. Poros engkol dan
bak oli termasuk dalam crank case. Masing-masing crank journal mempunyai crank arm. Untuk menjaga
keseimbangan putaran pada saat mesin beroperasi, poros engkol dilengkapi dengan balance
weight. Poros engkol dilengkapi juga dengan lubang oli untuk menyalurkan minyak pelumas pada crank
journal, bantalan-bantalan, pena torak dan lain-lain.
2. Konstruksi
Bentuk poros engkol ditentukan oleh banyaknya silinder dan urutan pengapiannya. Dalam menentukan
urutan pengapian suatu motor, faktor yang harus diperhatikan adalah keseimbangan getaran karena
tekanan akibat proses pembakaran didalam silinder. Beban dari bantalan utama ( main bearing ) dan
sudut puntiran yang terjadi pada poros engkol adalah akibat dari langkah kerja pada tiap-tiap silinder.
Poros engkol menerima beban yang besar dari batang torak dan berputar pada kecepatan yang tinggi.
Oleh karena itu, harus dibuat dari bahan yang mampu menerima beban tersebut.Umumnya terbuat dari
baja karbon tinggi.
Untuk motor satu silinder pada poros engkolnya (biasanya dihadapan pena engkol ) ditempatkan
bobot kontra sebagai penyeimbang putaran engkol sewaktu torak mendapat tekanan kerja.
Tetapi motor yang bersilinder banyak, pena engkolnya dipasang saling mengimbangi.
Berat bobot kontra kira – kira sama dengan berat batang torak ditambah dengan berat engkol
seluruhnya. Dengan demikian poros engkol itu dapat diseimbangkan , sehingga dapat berputar
lebih rata dan getaran – getaran engkol menjadi hilang. Dengan adanya bobot kontra ini
menyebabkan tekanan pada bantalan menjadi berkurang dan merata
MOTOR BAKAR
BLOK SILINDER DAN MEKANISME ENGKOL
Membongkar, Memeriksa, Merakit Poros Engkol dan Perlengkapannya
TUJUAN PEMBELAJARAN :
Membongkar / merakit komponen-komponen utama pada motor
Membongkar / merakit poros engkol dan perlengkapannya
Memeriksa / mengukur / menilai bagian-bagian mekanisme engkol
Meja perata
Pistol udara
Lampu kerja
Kotak komponen
Pemegang motor
Kunci angin
LANGKAH KERJA :
Pembongakaran
Bersihkan motor
Pasang motor pada stand pemegang
Keluarkan oli
Lepas kepala silinder ( lihat jobsheet no. 61 25 05 50 )
Pada motor OHC, perhatikan pada tanda-tanda timing !
Lepas komponen-komponen yang berikut pada blok motor ( stater, generator, pompa
bensin, puli, roda gaya, bak karter, penggerak poros kam, poros kam pada motor OHV
dst. ) sampai tinggal hanya mekanisme engkol saja
Kontrol / pasang tanda pada tutup bantalan poros engkol dan pada batang torak.
Persyaratan : tanda-tanda harus memastikan tempat dan arah pemasangan dari setiap
bagian mekanisme engkol. Lihat contoh-contoh gambar di bawah ini !
Sebelum torak dikeluarkan, bersihkan sisi kerak pada ujung atas silinder. Pakailah
skrap dan kertas gosok
Lepas dan keluarkan batang torak dengan toraknya, tempatkan bagian-bagian sesuai
dengan gambar, perhatikan supaya bantalan-bantalan tidak akan tercampur-campur
Lepaskan tutup-tutup bantalan poros engkol, keluarkan poros engkol dan tempatkan
bagian-bagian sesuai dengan gambar
Beri tanda ( nomor ) pada punggung bantalan-bantalan ( pakai alat tulis listrik atau
penggores )
Pembersihan
Bersihkan blok motor dari kotoran dan sisa-sisa paking, keringkan dengan udara tekan.
Tiup saluran saluran oli dengan lubang-lubang berulir dengan pistol udara
Bersihkan poros engkol dan perlengkapannya dengan minyak tanah, dan bersihkan
dengan udara tekan. tiup saluran-saluran oli pada poros engkol dengan pistol udara
Tempatkan bagian-bagiannya berurutan sesuai dengan gambar
Periksa kelonjongan poros engkol dengan memasang poros engkol pada 2 V – blok
diatas meja perata dengan alat indikator jarum
Periksa diameter pena-pena bantalan poros engkol dan batang torak dengan
mikrometer. Lihat petunjuk pada halaman berikut.
Perhatikan : sebelum pengukuran dimulai, mikrometer harus ditera / dikalibrasi
Ketirusan maksimum
Antara pengukuran nomor 1 dan 2 atau
antara pengukuran nomor 3 dan 4
Tulislah ketirusan yang terbesar !
Pemeriksaan bantalan luncur
Periksa permukaan luncur pada bantalan-bantalan secara visual apabila tergores kasar
atau korosi, maka bantalan harus diganti !
Periksa warna punggung bantalan, apabila hitam, bantalan telah menerima panas yang
terlalu tinggi
Pasang bantalan poros engkol dan tutupnya sesuai dengan tanda, untuk memeriksa
pengencangan bantalan-bantalan dalam kedudukannya. Lihat pada gambar !
Perhatikan : pekerjaan ini membutuhkan standar kebersihan yang tinggi. Janganlah
kotoran berada pada bidang dudukan punggung bantalan, atau pada permukaan
dudukan tutup bantalan. Oleh karena itu kita bersihkan setiap bagian dengan pistol
udara, kemudian langsung dipasang. Beri oli pada ulir baut
Pasang bantalan dan keraskan baut Kemudian kendorkan salah satu baut
pengikat ,tutupnya menurut pengikat dan ukur celah dengan fuler
spesifikasi Momen.... (lihat gambar)
Periksa pengencangan bantalan batang torak sesuai dengan yang dijelaskan diatas.
Pegang batang torak dalam ragum yang dilengkapi alas aluminium.
Hati-hati dengan torak dan cincinnya !
Apabila bantalan luncur tidak kencang pada dudukannya, bantalan ikut berputar
dengan poros engkol. Pengunci pada bantalan hanya berfungsi sebagai penempat
posisi dudukan, bukan sebagai pengaman putar.
Apabila celah minyak sesuai, beri sedikit oli pada setiap pen poros engkol dan pasang
semua tutup bantalan poros engkol kembali.
Perhatikan kebersihan dan momen pengencangan !
Kontrol : poros engkol harus dapat diputar tanpa tenaga dan tanpa ada perasaan
hambatan sama sekali.
Setelah diputar, poros enkol harus dapat berputar sendiri beberapa putaran sampai
berhenti. Apabila tidak, cek :
Apabila kelonggaran aksial melebihi 0,5 mm, kontrol kembali kedudukan/ kondisi
bantalan aksial dan permukaan geseknya pada poros engkol
Pasang alat penekan pada torak, kemudian masukkan torak pada lubangnya dengan
cara memukul sedikit, tanpa tenaga, dengan batang palu
Perhatikan dua cara hal di bawah ini:
1. Pangkal batang torak harus dihantar dengan tangan supaya dapat memuat pen pada
poros engkol
2. Apabila terasa hambatan pada waktu cincin-cincin torak masuk lubang silinder,
jangan dipaksa, kontrol dudukan dan pengencangan alat penekan cincin torak
Ukurlah celah minyak bantalan torak seperti yang dilaksanakan pada bantalan poros
engkol. Patuhi kebersihan ! supaya poros engkol dapat diputar dengan mudah, pasang
roda gaya sementara
Kontrol akhir : putarlah mekanime engkol pada roda gaya dengan tangan. Hambatan
gesekan oleh torak dan cincinya hanya boleh sedikit saja.
Apabila gerakkan berat atau bersuara gesekan, bongkarlah unit torak dengan batangnya
satu persatu untuk menentukan kesalahan.
Periksa roda gaya secara visual : keausan / retak / kelebihan panas pada permukaan
gesek kopling, kondisi gigi strater roda gaya ( lihat dari arah strater masuk ke seluruh
keliling gigi ). Perbaikan lihat petunjuk !
Periksa kondisi bantalan pilot untuk poros kopling yang terletak pada ujung belakang
poros engkol. Bantalan tersebut. harus dapat diputar dengan ringan
Bersihkan bidang kontak pada roda gaya dan flensnya pada poros engkol, kemudian
pasang roda gaya. Kencangkanlah baut sesuai dengan spesifikasi momen !
Periksa keolengan roda gaya dengan dial indikator. Pemeriksaan dilakukan pada sisi luar permukaan gesek kopling.
Keolengan harus kurang dari 0,2 mm
Apabila keolengan melebihi 0,2 mm, kontrol lagi permukaan bidang kontak flens pada
roda gaya dan poros engkol. Kalau keolengan betul berasal dari roda gaya, bagian
tersebut harus diganti
Rakitlah blok motor kembali. Perhatikan dudukan pasak-pasak untuk roda gigi timing
dan puli. Jangan sampai pasak didorong keluar alurnya pada waktu pemasangan roda
gigi timing dan puli.
Perakitan juga peraturan umum untuk perakitan motor pada halaman berikut !
Setelah tes jalan, kita kontrol lagi kebocoran dan permukaan air pendingin / oli secara
visual. Kemungkinan besar bahwa idle perlu distel lagi
PETUNJUK
Baut pengikat tutup bantalan batang torak dari poros engkol
Ada beberapa pabrik mobil yang menuntut baut-baut tersebut. Diganti baru pada setiap
kali lepas / pasang, misalnya BMW.
Ada lagi pabrik mobil yang spesifikasi ukuran panjang maksimum dari baut-baut tersebut.
Apabila panjangnya melebihi spesifikasi, baut harus diganti karena sudah renggang.
( Mercedes, VW )
Contoh :
Baut baru L = 120 mm
Baut sudah dipakai L = 122
mm Baut panjang maksimum L = 124
mm
Kesimpulan :
Perhatikan buku manual. Selain itu, baut-baut tutup bantalan tersebut. Kita ganti apabila
sudah beberapa kali dilepas / dipasang
Gigi yang dipanaskan pada seluruh kelilingnya, temperatur sampai 220 – 3000 C.
Ini dapat dikontrol dengan cara menekan sedikit timah solder pada gigi yang telah
dipanaskan. Pada saat timah mencair, temperatur tersebut tercapai
Juga ada kemungkinan perbaikan dengan cara merubah kedudukan gigi starter.
Kalau kita memperhatikan keausan gigi, kita dapat melihat bahwa keausan besar,
saling tergeser 1800, yaitu tempat-tempat motor paling sering berhenti. Kita bisa
menggeser
dudukan gigi sebesar 900, kemudian gigi tersebut. dapat dipakai lagi. Kemungkinan lain
adalah membalik gigi supaya sisi yang aus tidak lagi menuju starter. Yang perlu
diperhatikan pada waktu pelepasan, jangan sampai merah ! itu menurunkan kekuatan
bahan. Panaskan saja pada tempat dimana gigi sudah aus, supaya pada tempat yang
baru starter akan masuk kekuatan bahan masih tetap.
Rancangan Valve Train, Fuel Injection Nozzle, Gear Train Assembly, Timing
Mark, Crankshaft Gear, Idler Gear dan Camshaft Gear - Rancangan valve Train pada
model engine yang berbeda akan memiliki rancangan valve train yang berbeda pula .
Push rod engine seperti yang terlihat pada gambar tersebut terdiri dari camsahft,
valve lifter, push rod dan rocker arm.
Gambar Jenis over head valve
Sedangkan pada gambar berikutnya terdiri dari komponen seperti camshaft, yang
terdapat pada cylinder head, 2. valve lifter yang dihubungkan langsung dengan
bagian atas valve stem. Sedangkan pada saat cam lobe berputar, lifter dapat
mengikuti gerakan serta membuka valve, Dan ketika cam terus bergerak 3. Vlave
spring akan menutup valve.
Gambar Jenis over head cam shaft
Berikutnya adalah cam in head engine pda gambar berikut ini pada saat rocker
arm bergerak pada lobe, dan apabila camshaft berputar rocker akan menekan dan
membuka valve.
Gambar Bubungan langsung pada rocker arm
Gear train asembly yang terdapat pada gambar tersebut merupakan serangkaian gear
yang berfungsi untuk memindahkan tenaga yang dari crankshaft menuju komponen
utama engine lain. Sedangkan Gear train ini dapat terletak didepan atau belakang
engine, sedangkan Gear engine yang ditunjukan pada gambar tersebut merupakan
engine yang terletak pada bagian depan engine diantara backing plate serta timing gear
housing.
Selain itu, Gear tarin digunakan untuk dapt menyamakan semua komponen yang
berhubungan dengan pembakaran yang terdapat pda engine seperti crankshaft,
camshaft dan fuel injection pump, sehingga komponen dapat bekerja secara serempak
dari setiap langkah dalam siklus pembakaran.
Timing Mark
Gambar Tanda timing
Timing mark ini berfungsi untuk mensejajarkan gear serta dapat membantu juga
memastikan valve dan injectioan timing yang tepat.
Crankshaft Gear
Gambar gigi poros engkol
Crankshaft gear seperti yang terdapat pada gambar dipasang pada crankshaft yang
berfungsi sebagai penggerak untuk gear lainya.
Idler Gear
Gambar Gigi perantara
Idler gear seperti yang terdapat pada gambar adalah cluster gear dengan rancangan
perbandingan gear, sehingga camshaft dapt berputar setengah dari kecepatan putar
crankshaft. Pada Cluster gear ini telah memiliki dua gear yang telah terpasang jadi satu
dan gear lebih kecil tersembunyi dibelakang gear yang besar dan bertautan
menggerakan camshaft gear.
Camshaft Gear
Gambar Gigi poros bubungan
Camshaft gear yang terlihat pada gambar saling bertautan dengan idler gear serta
melakukan berputar setengah dari kecepatan putar crankshaft, sedangkan untuk
memastikan intake serta exhaust vlave membuak serta menutup dengan waktu yang
tepat seperti satu kali setiap putaran engine yang terdapat pada engine 4 langkah
Distributor
4:09 PM Automotive 2 comments
Distributor atau Delko ( sebutan orang orang bengkel ) berfungsi untuk mendistribusikan arus bertegangan
tinggi ke masing-masing silinder sesuai FO (Firing Order)/urutan saat pengapian.Dalam distributor terdapat
beberapa komponen, diantaranya:
Tutup Distributor/Distributor Cap, disana terdapat 5 terminal (mesin 4 silinder) yaitu 10terminal dari coil dan
4 lainnya kebusi, yang digunakan sebagai perantara untuk menyalurkan arus bertegangan tinggi.
Kabel busi/High Tension Cable, didalamnya terdapat karbon berwarna hitam, karbon ini berfungsi sebagai
tahanan(ohm) pada kabel tersebut, dengan adanya karbon tersebut tahanan akan menjadi sangat besar, kenapa
harus begitu? Dikarenakan saat arus listrik yang besar yang melewati sebuah kabel maka disekitar kabel tersebut
akan terdapat suatu garis gaya magnet yang besar pula, karena kita hidup dijaman yang modern ini, gelombang
dari alat alat elektronik kita akan terganggu oleh garis gaya magnet tersebut, oleh karena itu dipakaikan karbon,
sehingga tidak mengganggu frekuensi alat elektronik seperti radio, televisi, hp, dll, pernahkan kalian melihat
televisi dan saat itu pula ada motor lewat dan gambar di tv menjai bergaris garis? Itu dari gaya elektromagnetik
dari motor tersebut.
Rotor, berfungsi menyalurkan arus bertengan tinggi ke terminal tutup distributor lalu kebusi.Rotor bekerja dengan
cara berputar dan digerakan camshaft(nok) melalui poros distributor.
Breaker point/platina, berfungsi memutus dan menyambung kembali arus primer dari coil agar terjadi induksi
pada kumparan skunder, sehingga coil dapat menghasilkan tegangan tinggi.Platina dapat membuka dan
menutup karena digerakan oleh nok(tonjolan) dari poros distributor.Celah platina harus selalu dicek secara
rutin, sudut duel berpengaruh terhadap sudut dwell dan saat pengapian, saat celah platina terlalu kecil maka
sudut dwell akan terlalu besar dan apabila celah terlalu besar maka sudut dwell akan menjadi keci.Sudut dwell
adalah lamanya platina menutup, dari sini dapat diketahui kenapa sudut dwell berpengaruh terhadap saat
pengapian, saat sudut dwell besar makan platina akan menutup terlalu lama karena celahnya terlalu sempit,
sehingga saat membukanya juga akan lama, padahal saat platina inilah akan terjadi loncatan bunga api pada
busi, sehingga pengapian akan munduq dan begitu pula sebaliknya.
Sentrifugal advancer atau governor advancer, berfungsi sebagai pemaju saat pengapian sesuai putaran
mesin, perlu kita ketahui, saat mesin kita melaju dengan rpm yang tinggi dan pengapian yang tidak dimajukan,
mesin kita tidak akan mampu berjalan dengan baik, dikarenakan perambatan api untuk membakar bahan
bakar terlalu lama, sedangkan mesin berputar sangat cepat, sehingga mesin perlu diajukan
pengapiannya.Cara kerja governor advancer, saat mesin berputar kurang dari 900 rpm maka putaran poros
nok dari dirtributor belum mampu melemparkan beban pada governor advancer, sehingga tidak akan ada
pemajuan saat pengapian, tapi saat mesin berputar dengan kecepatan tinggi misal 1500 maka
beban/discharge weight akan terlempar keluar karena gaya sentrifugal, saat itu juga poros nok digeser kearah
lebih cepat sehingga pengapian akan maju, jadi intinya governor advancer menggerakan poros distributor dan
akan lebih cepat membuka platina.
Breaker plate, diugunakan sebagai dudukan dari platina dan terpasang berhubungan dengan vakum advancer.
Poros distributor, terdapat gigi gigi disana digunakan untuk perkaitan dengan camshaft, sehingga saat camshaft
berputar poros distributor juga akan berputar, diujung poros ada sisi pipih digunakan untuk menggerakan pompa
oli.
Bearing,dipasang pada poros distributor agar perputarannya baik.
Vakum advancer, berfungsi memajukan saat pengapian sesuai dengan beban mesin dalam hal ini adalah
kevakuman dari intake manifold, dan kondisi jalan, misal menanjak, pemajuan saat pengpian dilakukan
dengan menggeser breaker point kearh mundur agar tumit ebonit platina cepat menyentuh nok poros distributo
A. Judul Praktikum
Pengukuran dan Penyetelan Katup
B. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktik pengukuran dan penyetelan katup adalah:
1. Mahasiswa mampu untuk mengetahui ukuran dari setiap komponen pada mekanisme katup
2. Mahasiswa mampu untuk menyetel katup agar sesuai dengan standar yang diizinkan
C.Alat dan bahan
1. Alat
- 1 set kunci pas
- 1 set kunci ring
- Kunci T ukuran 10 dan 12
- Obeng + dan –
- Tang
- SST
- Feeler gauge
- Kunci shock
- Jangka sorong
- Palu besi
2. Bahan
- Engine Stand
D.Keselamatan Kerja
Dalam praktikum ini diperlukan keselamaan kerja sebagai berikut:
- Memakai wearpack
- Menggunakan alat-alat sesuai dengan fungsinya
- Mengikuti prosedur sesuai SOP
E. Dasar Teori
Penyetelan celah katup merupakan salah satu hal penting dalam perawatan mesin mobil, hal
ini dikarenakan celah katup adalah komponen yang sangat penting dalam mengatur sistem kerja
dari mesin 4 tak. Mengacu pada adanya penyebaran panas (pemuaian), maka pada rocker arm
dan ujung batang katup harus terdapat celah katup. Apabila celah katup terlalu longgar atau
terlalu sempit, maka akan timbul masalah seperti berikut:
a. Jika celah katup terlalu sempit, maka katup akan membuka terlalu awal dan menutup dengan
lambat, sehingga dapat mengakibatkan terjadinya salah pengapian, atau pengapian balik.
b. Jika celahnya terlalu longgar, maka katup akan membuka terlambat dan menutup terlalu cepat,
sehingga dapat menimbulkan suara berisik dan getaran.
Pada praktikum ini menggunakan engine stand tipe OHV (Overhead Valve) yaitu tipe mesin
dimana posisi katup berada diatas silinder block dan camshaft berada di silinder block, jadi
menggunakan batang pendorong atau yang sering disebut push rod, dan juga valve lifter, seperti
gambar dibawah ini:
Pada gambar diatas terlihat beberapa komponen yang digunakan pada engine stand tipe
OHV, berikut fungsi dari masing-masing komponen:
1. Rocker Arm atau lengan pengungkit digunakan untuk meneruskan daya dorong dari pushrod
menuju ke batang katup.
2. Valve Spring atau pegas katup berfungsi untuk mengembalikan posisi katup. Jika cam
digunakan untuk membuka katup maka valve spring berfungsi sebaliknya untuk menutup katup.
3. Valve (katup) berfungsi untuk mengatur saat terbuka dan tertutupnya saluran baik saluran buang
maupun saluran masuk. Valve ini sangat berpengaruh besar terhadap proses-proses yang terjadi
didalam ruang bakar.
4. Crankshaft berfungsi untuk mengubah gerakan naik turun yang dihasilkan oleh piston menjadi
gerakan memutar yang nantinya akan diteruskan ke transmisi.
5. Timing Mechanism atau mekanisme penggerak berfungsi untuk menggerakan camshaft dengan
meneruskan putaran dari crankshaft melalui perantara gigi (timing gear), rantai (timing chain)
atau sabuk (timing belt).
6. Cam memiliki bagian menonjol yang sering disebut cam lobe. Bagian inilah yang mengatur saat
pembukaan katup. Letak cam lobe berbeda sesuai dengan urutan pembukaan katup masuk dan
katup buang.
7. Valve Lifter digunakan sebagai landasan pushrod untuk mengurangi keausan yang terjadi pada
cam.
8. Pushrod berfungsi untuk meneruskan daya dorong yang dihasilkan oleh cam lobe menuju ke
rocker arm. Pushrod digunakan karena jarak antara camshaft dengan rocker arm yang berjauhan.
Karena perannya yang penting, maka dalam menyetel celah katup harus benar agar tidak
menimbulkan masalah pada mesin dan tentunya agar umur dari mesin menjadi lebih panjang.
Dalam mekanisme katup terdapat dua jenis katup, yaitu :
a. Katup masuk (IN) : katup ini berfungsi untuk intake manifold
b. Katup keluar (EX) : katup ini berfungsi untuk exhaust manifold
Dalam menstandartkan celah katup, menggunakan alat yang benama feeler gauge, biasanya
untuk celah katup untuk katup masuk adalah 0,15 dan 0,2mm, sedangkan untuk katup buang
adalah 0,2 dan 0,25mm.
Pengukuran katup bertujuan untuk mengetahui ukuran komponen-komponen pada katup,
apakah komponen tersebut masih sesuai dengan standar pabrik kendaran tersebut atau sudah
tidak
sesuai standar karena penggunaan terus-menerus. Pada praktikum ini komponen yang diukur
yaknipush rod, pegas katup dan diameter katup. Komponen tersebut mempunyai fungsinya
masing-masing, apabila ukurannya sudah tidak sesuai standar maka akan mengurangi kinerja
mesin serta akan membuat mesin tidak bertahan lama.
F. Hasil Praktikum
1. Menyetel Celah Katup
Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menyetel katup, yakni:
a. Panaskan mesin ± 5 menit, lalu matikan
b. Lepaskan penutup kepala silinder dan mulailah menyetel celah katup
c. Awalnya putar poros engkol searah jarum jam hingga tanda pada puli poros engkol (coakan)
tepat segaris dengan angka 0 pada tutup rantai timing.
d. Menentukan top kompresi silinder 1 atau 4, dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
Pada saat memutar poros engkol, perhatikan juga katup masuk silinder mana yang bergerak.
Lihatlah rocker arm pada silinder 1 dan 4 sambil menggerak puli poros engkol.
Apabila tanda pada puli telah segris dengan angka 0 dan yang dalam posisi bebas adalah rocker
arm silinder 1, berarti yang sedang mengalami top kompresi adalah silinder 1. Begitu juga
sebaliknya.
e. Menentukan katup-katup yang boleh distel pada saat top kompresi silinder 1 atau dengan cara
melihat diagram/tabel proses kerja silinder atau bisa juga dengan menggerak-gerakkan rocker
arm, apabila rocker arm dalam keadaan bebas berarti silinder tersebut boleh untuk distel
Jenis TOP Keadaan Silinder 1 2 3 4
Rocker arm silinder nomor 1 IN O O
TOP 1 bebas dan piston silinder nomor 1
EX O O
pada TMA akhir langkah kompresi
Rocker arm silinder nomor 4 IN O O
TOP 4 bebas dan piston silinder nomor 4
EX O O
pada TMA akhir langkah kompresi
Ket: O = Katup yang dapat distel
1, 2, 3, 4 = Nomor Silinder
f. Setelah mengetahui urutan penyetelan katup. Berikutnya menyetel katup dengan cara:
Mengendorkan mur menggunakan kunci ring 12.
Menempatkan atau memasukkan feeler gauge ke dalam celah antara rocker arm dengan batang
katup.
Melakukan penyetelan dengan mengubah (mengencangkan/ mengendorkan) baut penyetel dengan
obeng.
Stel celah pada katup nomor 1-2-3-6 dengan menggunakan feeler gauge, dengan ukuran :
Intake : 0,20 mm
Exhaust : 0,30 mm
Setelah celah katup benar/sesuai, kencangkan mur penahan sambil menahan baut penyetel agar
tidak bergerak. Lalu cek kembali celah katup dengan merasakan tarikan/gesekan dari feeler
gauge.
g. Ulangi cara penyetelan selanjutnya pada TOP 4 dengan cara mengetopkan poros engkol lagi.
Putar poros engkol 1 putaran (360°) sehingga tanda coakan pada puli menunjukkan segaris lagi
dengan tanda angka 0 pada tutup rantai timing.
h. Menyetel celah katup nomor 4-5-7-8 menggunakan feeler gauge, dengan ukuran :
Intake : 0,20 mm
Exhaust : 0,30 mm
i. Setelah selesai penyetelan katup, maka tutup kembali kepala silinder, lalu pasang
komponen lainnya.
2. Cara Membuka Katup
a. Buka tutup silinder
b. Lepas timing belt dan gear
c. Lepas kepala silinder menggunakan kunci T ukuran 12
d. Lepas rocker arm dengan cara dipukul menggunakan palu besi
e. Kemudian lepas pegas katup satu per satu
f. Lepas katup menggunakan kunci SST, tekan pegas katup dengan kunci tersebut
g. Ambil pin yang berada dalam pegas yang berfungsi sebagai pengunci dengan menggunakna
obeng dan tang
h. Sekarang komponen pad akatup sudah terlepas dan selanjutnya bias diukur, mulai dari panjang
pegas, diameter batang katup dan diameter katup.
3. Hasil Pengukuran
Bagian 1 2 3 4
yang
Diukur IN EX IN EX IN EX IN EX
Panjang
Pegas 47,76 48,8 48,4 48,2 47,76 47,7 48,16 47,26
(mm)
Diameter
Batang
7 7 7 7 6,98 6,98 7 7
Katup
(mm)
Diameter
Katup 31,6 27,6 31,64 27,46 31,36 27,56 31,6 27,56
(mm)
G. Kesimpulan
Penyetelan celah katup merupakan salah satu hal penting dalam perawatan mesin mobil, hal
ini dikarenakan celah katup adalah komponen yang sangat penting dalam mengatur sistem kerja
dari mesin 4 tak. Mengacu pada adanya penyebaran panas (pemuaian), maka pada rocker arm
dan ujung batang katup harus terdapat celah katup. Apabila celah katup terlalu longgar atau
terlalu sempit, maka akan timbul masalah seperti berikut:
a. Jika celah katup terlalu sempit, maka katup akan membuka terlalu awal dan menutup dengan
lambat, sehingga dapat mengakibatkan terjadinya salah pengapian, atau pengapian balik.
b. Jika celahnya terlalu longgar, maka katup akan membuka terlambat dan menutup terlalu cepat,
sehingga dapat menimbulkan suara berisik dan getaran
ENGINE OVERHOULE
Prinsip dan cara kerja motor bensin 4 tak
Disebut 4 tak karena untuk menghasilkan satu siklus pembakaran terdiri dari empat langkah
torak
1. Langkah Hisap
(a) Piston bergerak dari TMA ke TMB.
(b) Katup hisap terbuka dan katup buang tertutup.
(c) Terjadi kevakuman dalam silinder, yang menyebabkan campuran udara dan bahan bakar
masuk ke dalam silinder.
2. Langkah Kompresi
(a) Piston bergerak dari TMB ke TMA
(b) Katup hisap tertutup dan katup buang tertutup
(c) Pada akhir langkah kompresi busi memercikkan bunga api
3. Langkah Usaha
(a) Piston bergerak dari TMA ke TMB.
(b) Katup hisap tertutup dan katup buang tertutup.
(c) Hasil pembakaran menekan piston
4. Langkah buang
(a) Piston bergerak dari TMB ke TMA.
(b) Katup hisap tertutup.
(c) Katup buang terbuka.
(d) Piston mendorong gas sisa pembakaran keluar.
C. Langkah Kerja
a. Mesin
Cylinder Head
Cylinder head terbuat dari besi tuang (konstruksi mesin lama) saat ini banyak diaplikasikan
cylinder head yang terbuat dari campuran aluminium. Cylinder head berfungsi sebagai dudukan
mekanisme katup, karburator, busi dan sebagai ruang bakar seperti dijelaskan gambar 4 di
bawah.
a. Pelepasan Cylider Head.
Lepaskan semua saluran air pendingin dari radiator.
Lepaskan semua komponen seperrti seperti valve case, rocker arm, push rod (untuk cylinder
head dengan konstruksi OHV).
Lepaskan semua baut pengikat cylinder head dari baut sisi paling luar menuju baut sisi paling
dalam.
Lepaskan katup dari dudukan katup menggunakan special service tool
b. Pembersihan komponen Cylider Head.
Lakukan pembersihan kerak pada ruang bakar dan semua komponen mekanisme katup
sebelum melakukan pemeriksaan agar hasil pemeriksaan lebih presisi.
c. Pemeriksaan komponen Cylider Head.
Kerataan intake manifold.
Periksa kerataan permukaan cylinder head.
Periksa kebengkokan katup.
Periksa kerataan permukaan
katup.
a. Pelepasan Cylinder Block.
Lepaskan semua saluran air pendingin dari radiator.
Lepaskan cylinder head unit.
Lepaskan semua engine mounting.
Setelah engine dipisahkan dari badan kendaraan lepaskan komponen yang terdapat pada ruang
poros engkol seperti pompa oli.
Lepaskan batang piston dapat melepaskan poros engkol.
Setelah semua bagian dilepas bersihkan komponen dengan solven atau glass bead.
b. Pemeriksaan Cylinder Block.
Dalam pemeriksaan blok silinder yang pertama diperiksa setelah dibersihkan adalah
keutuhannya secara fisik ( secara visual) dari kemungkinana pecah , retak atau perubahan
bentuk dasarnya.
Sedangkan yang perlu dilakukan penukuran setelah mesin dioverhaul / dibongkar adalah
Pemeriksaan / Pengukuran Kerataan Permukaan Blok Silinder :
Dalam pemeriksaan ini perlatan yang dibutuhkan adalah :
Straigt Edge
Feeler Gauge
Mikrometer (bila diperlukan untuk mengukur bilah)
Cara Pengukuran :
Letakkan Staright Edge pada permukaan blok silinder (posisi berdiri dan pada bagian yang kecil
diletakkan dibawah)
Lihat celah anata blok dengan straight edge kemudian masukkan bilah feeler gauge yang dapat
masuk.
Lakukan pengukuran seperti diatas pada enam posisi yaitu: Membujur (kiri dan kanan) dan
melintang (depan, tengah dan belakang).
Dari beberapa pengukuran ambilah nilai penyimpangan kerataan yang tertinggi dan bila
penyimpangan kerataannya sudah melebihi batas maksimum maka blok silinder harus
diperbaiki dengan jalan di gerinda sampai kerataannya nol.
Pemeriksaan dan Pengukuran Tabung Silinder
Untuk memperoleh tenaga mesin yang maksimal maka kebocoran antara torak dan ring torak
dengan silinder harus dibuat sekecil mungkin, oleh karena itu tabung silinder tidak boleh
terdapat goresan, keovalan, ketirusan maupun keausan yang terlalu besar.
Pemeriksaan tabung slilinder
Pemeriksaan ini dilihat secara visual dari kemungkinan tergores, cembung yang telalu besar
atau dengan diraba barang kali silinder sudah berubah bentuknya.
Pengukuran Tabung Silinder
Alat yang digunakan adalah :
Jangka sorong
Mokrometer luar (sesuai ukuran)
Silinder boore gauge (sesuai ukuran)
Ragum micrometer (bila diperlukan)
Cara Pengukuran :
Ukur diameter silinder bagian atas yang tidak terkena gesekan ring torak
Ambil micrometer yang sesuai dengan hasil pengukuran tersebut
Kalibarasi micrometer dan setting/posisikan micrometer sesuai dengan hasil pengukuran
dengan jangka sorong (untuk memudahkan penghitungan dapat dibulatkan ketasa atau
kebawah).
Rakit silinder Boore Gauge yang sesuai dengan ukuran (dapat dicoba masukkan dalam silinder)
kemudian kalibrasi silinder bore dengan micrometer tersebut (pada saat silinder bore diukur
dengan micrometer dibuat posisi jarum dial pada angka nol dan jangan merubah posisi
micrometer).
Ukur diameter silinder dengan silinder bore gauge pada enam posisi yaitu bagian yang terkena
gesekan ring torak bagian atas (melintang dan membujur (X dan Y), bagian tengan (X dan Y),
dan Bagian bawah (X dan Y) .
Hitung ketirusan tiap-tiap silinder (selisih pengukuran antara X1 dengan X3 atau Y1 dengan Y3).
Hitung keovalan tiaptiap silinder (selisih pengukuran antara X1 dengan Y 1, atau X2 dengan Y2 ,
atau X3 dengan Y3 ).
Hitung Keausan silinder (selisih pengukuran terbesar dengan ukuran standar tabungs silinder).
Bila ketirusan dan keovalan sudah melibihi batas maksimum (lihat buku manual) dan keausan
masih dibawah batas / limit maka silinder dapat diperbaiki dengan digerinda /dihinning).
Bila keusan sudah melebihi batas maksimum maka silinder harus dipernbaiki dengan jalan
di over size/diperbesar ukuran sesuai dengan petunjuk pabrik .
Piston (Torak)
a. Kontruksi
Piston bergerak turun naik di dalam silinder untuk melakukan langkah hisap, kompresi, usaha,
dan buang. Fungsi utama piston adalah untuk menerima tekanan pembakaran dan
meneruskannya ke poros engkol. Piston terbuat dari paduan alumunium karena ringan dan
radiasi panas yang baik.
b. Fungsi
Fungsi Dari torak adalah mengisap, mengkompresi dan memikuk tekanan hasil pembakaran
serta menyalurkannya ke poros engkol melalui batang torak dan sebagi pendorong gas sisa
pembakaran keluar dari silinder serta sebagai penyekat antara ruang engkol dengan silinder.
Torak pada motor 2 tak juga berfungsi sebagai katup/pengatur dalam proses pembilasan.
Ring Torak
Fungsi ring torak adalah :
Menghindari kebocoran gas (terutama saat kompresi dan ekpansi)
Mengikis kelebihan oli pada dinding silinder agar tidak masuk dalam ruang baka /silinder (ring
penghapus oli).
Memindahkan panas dari torak ke dinding silinder.
Persyaratan yang harus dimiliki ring torak adalah :
Tahan terhadap keausan
Mempunyai sifat luncur yang baik.
Sifat pemegasan/defleksi baik.
Pemegasan tidak berubah meskipun terkena temperatur tinggi.
Ring kompresi biasanya ada dua buah (paling atas dan bawahnya) sedang paling bawah adalah
ring penghapus oli.
Poros Engkol dan Bantalan Poros Engkol
1. Poros Engkol
Pelepasan, Pemeriksaan Dan Pengukuran Poros Engkol
Pemeriksaan secara fisik terutama dapat dilihat pada pena engkol dan jurnal engkol dari
kemungkinan tergores, retak (pecah) atau berubah bentuk seperti tirus atau lonjong.
Pengukuran poros engkol.
Pelepasan.
Lepaskan semua baut pengikat bantalan poros engkol.
Lepaskan semua metal dari main journal.
Bersihkan semua komponen.
Pengukuran Ketirusan dan Keovalan jurnal dan pena engkol.
Alat yang digunakan :
Jangka sorong
Mikrometer sesuai ukuran
Blok V
Cara pengukuran
Letakkan poros engkol dengan ditumpu blok V pada kedua ujungnya.
Ukur diameter jurnal engkol secara kasar pada bagian yang terkena gesekan bantalan dengan
jangka sorong.
Ambil micrometer yang sesuai dengan diameter poros tersebut, kemudian dikalibrasi dengan
hati-hati.
Lakukan pengukuran diameter jurnal satu persatu dimanana setiap jurnal diukur diameternya
sebanyak 4 posisi yaitu bsgian depan melintang dan menyilang (X1 dan Y1) serta bagian
belakang (X2 dan Y2).
Hitung ketirusan poros dengan jalan menghitung selisih pengukuran X1 dengan X2 atau Y1
dengan Y2 kemudian diambil ketirusan yang terbesar.
Hitung Keovalan semua poros dengan jalan mengitung selisih pengukuran antara X1 dengan Y1
atau X2 dengan Y2 kemudian diambil ketirusan yang terbesar.
Hitung keausan poros dengan jalan menghitung selisih pengukuran terkecil dengan diamneter
standar.
Apabila keausan masih dalam batas sedang keovalan dan ketirusan sugah melebihi batas maka
perbaikannya dengan jalan digerinda dengan tekanan tipis sehingga didapat ketirusan dan
keovalannya nol.
Bila keausan sudah melebihi batas maka perbaikan poros dilakukan dengan jalan diperkecil
ukuranya (under size) sesuai dengan petunjuk pabrik .
Pengukuran kebengkokkan poros engkol.
Peralatan yang dibutuhkan: Blok V dan Dial Tester Indicator (DTI).
Cara Pengukuran :
Letakkan poros engkol dengan kedua ujungnya ditumpu dengan blok V.
Pasang Dial indicator pada poros jurnal paling tenga.
Posisikan dial pada angka nol agar pembacaan lebih mudah.
Putar poros engkol pelan-pelan 360 derajat sambil melihat gerakan jarum dial.
Besarnya kebengkokkan adalah sebesar jumlah penyimpangan jarum dial indicator.
Roda Penerus
Roda penerus/ fly wheel (pelengkap poros engkol terbuat dari baja tuang berfungsi menyimpan
tenaga putar mesin. Flywheel dilengkapi dengan ring gear yang berfungsi untuk per-kaitan
dengan gigi pinion motor starter.
Roda gaya mempunyai dua fungsi yaitu :
a. Fungsi utama:
Menyimpan energi hasil pembaakaran sehingga dapat mengatasi hambatan dalam
melakukan langkah-langkah proses kerja mesin terutama pada motor dengan silinder
tunggal .
Menyeimbangkan ketidak stabilan putaran/memperhalus varisi putaran mesin (terutama pada
silinder banyak).
b. Fungsi sekunder :
Sebagai penempatan roda gigi untuk menggerakkan saat start.
Sebagai permukaan gesek dan tempat dudukan plat koplin (jenis gesek tunggal).
Bak Oli (Oil Pan)
Bak Oli terbuat dari baja dan dilengkapi separator untuk menjaga agar permukaan oli tetap rata
ketika kendaraan dalam posisi miring.
Penyumbat oli (drain plug) letaknya di bagian bawah oil pan yang berfungsi untuk
mengeluarkan oli mesin bekas.
Kesimpulan
Pada dasarnya mesin 2 dan 4 berfungsi merubah energy pembakaran menjadi energy gerak
putar
WIPER
Wiper
Kaca depan mobil harus setiap saat selalu bersih agar pandangan pengemudi tidak terganggu.
Wiper menjadi sangat penting terutama pada musim hujan, Wiper berfungsi membersihkan
kaca dari guyuran air hujan, salju, binatang-binatang kecil dan mengurangi embun yang
menempel pada kaca depan, Sehingga sangat penting untuk
keselamatan. Kerusakan pada wiper dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan.
Peran wiper terhadap keselamatan pengemudi sangat penting demi keselamatan. Ketika
pengemudi kurang memperhatikan kebersihan kaca kendaraannya, maka akan rawan
menimbulkan terjadinya kecelakaan. Untuk mengatasi hal tersebut maka setiap kendaraan
selalu dipasang wiper. Wiper merupakan perangkat yang dibuat untuk membersihkan kaca dari
berbagai kotoran.
Ada bermacam-macam penggerak penghapus kaca,antara lain dengan tenaga vakum, dengan
tangan, dan dengan tenaga listrik. Yang paling banyak digunakan adalah penghapus kaca yang
digerakkan dengan tenaga listrik. Putaran poros listrik tersebut antara 4000 sampai sampai
dengan 5000 tiap menit.
Pada mobil umumnya mengunakan penghapus tenaga ganda dimana penghapus kaca yang
satuya digerakkan oleh penghapus kaca utama dengan perantaraan lengan langsung.
Disamping wiper itu juga digunakan penyemprot air kaca depan. Penyemprot tsb dipasang
disisi luar kaca depan dan dihubungakan dengan sebuah pompa yang bekerja berdasarkan
kehampaan Air di semprotkan ke kaca depan jika tombol di tekan. Setelah air menyiram kaca
depan barulah wiper dijalankan. Tujuan penyiraman kaca depan dengan air adalah agar kaca
depan menjadi lebih bersih.
Motor Wiper digerakan oleh arus yang dialiri oleh baterai menuju sekring dan ke
saklar dan menuju ke motor wiper tersebut sehingga motor wiper dapat bergerak dengan
semestinya.
Pada Wiper, ada tiga pergerakan yang sering kita lihat yaitu pelan (Low Speed), cepat (High
Speed) dan pelan berjangka waktu (Intermittent).
Kecepatan rendah dan tinggi wiper dikontrol dengan cara mengatur arus yang mengalir dari
brush ke armatur coil. Jadi dapat di simpulkan bahwa kecepatan wiper diatur dengan cara
membatasi kecepatan putaran motor wiper. Bila arus mengalir pada armatur coil dari brush
kecepatan rendah, akan dihasilkan gaya perlawanan elektromotive yang besar dan akaibatnya
motor berputar pada kecepatan rendah, bila arus mengalir pada armatur coil dari brush
kecepatan tinggi, maka akan dihasilkan gaya balik elektromotive yang kecil, dan akibatnya
motor berputar pada kecepatan tinggi. Untuk lebih jelasnya kita akan bahas cara
kerja wiper satu-persatu.
a. Wiring Cara kerja wiper ketika saklar pada posisi Low Speed.
Pada saat saklar wiper pada posisi Low Speed, arus mengalir dari Baterai ->terminal 18 -
>Wiper switch Low/Mist point -> terminal 7-> Motor wiper (low) -> masa.
b. Wiring Cara kerja wiper ketika saklar pada posisi High Speed.
Pada saat saklar wiper pada posisi High Speed, arus mengalir dari Baterai -> Terminal 18 ->
Wiper switch High point -> Terminal 13 -> motor wiper (Hi) -> Massa
Pada saat saklar wiper pada posisi Off, arus listrik mengalir dari Baterai ->Cam switch point B -
>Terminal 4 -> Relay point ->Wiper switch Off point -> Terminal 7 -> motor wiper low (lo) ->
massa
Lengan wiper adalah penghubung antara bilah wiper dan motor. ukurannya dirancang untuk
menutupi maksimum kaca, dan memberikan bilah wiper jangkauan maksimum. Lengan wiper
menekan bilah wiper terhadap kaca, memastikan membersihkan atau mengelap maksimum dan
efisien.
Bilah Wiper merupakan komponen utama wiper, membersihkan atau mengelap kaca hingga
bersih. Bilah Wiper terbuat dari karet yang menyediakan fleksibilitas dengan rangka logam
atauplastik.bilah wiper dirancang sedikit fleksibel untuk mencocokkan kelengkungan kaca
sehingga lebih efektif. Dan adapun komponen-komponennya yang lain yaitu :
Pada waktu kendaraan berjalan dikala hujan dengan lebat dan tombol penyeka kaca ( Wiper )
dijalankan maka ternyata tidak bekerja. Sebab-sebab kerusakan ;
Sekeringnya putus
Hubungan antara poross penyeka kaca depan dan batang penggeraknya putus
Motor penggerak wiper rusak
Kurangnya kualitas bersih kaca yang bisebabkan karena sobeknya karet wiper dan kerasnya
karet wiper. Kerusan pada karet biasa jarang sekali terjadi. Untuk menghasilkan sapuan yang
baik, maka karet wiper haruslah diganti dengan yang baru. Penyebab biasannya karena
penfaruh panas matahari dan juga pengaruh usia.
wiper
Periksalah keadaan sekering, kalau ditemukan putus maka gantilah dengan yang baru.
Apakah hubungan antara poros wiper dan batang penggerak putus? Pasang kunci kontak
penyalaan tetapi mesin jangan dijalankan, Dengarkanlah apakah motornya berjalan atau
bekerja, Jika bergerak maka kesalahan terletak antara poros dan batang penggeraknya.
Apakah motor penggeraknya rusak? Jika pada point diatas tidak bekerja maka motor
penggerak rusak, maka dapat dibongkar dan diperiksa di mana letak kerusakannya.
A. Tujuan
3. Mahasiswa diharapkan dapat melakukan Overhaul engine dengan baik dan benar.
4. Mahasiswa diharapkan dapat mengenali nama-nama komponen dari engine dan cara
kerjanya.
5. Mahasiswa diharapkan dapat memahami prosedur kerja yang baik sesuai standarnya.
B. Keselamatan Kerja
1. Gunakanlah alat pelindung praktikum yang sesuai, seperti wearpak, sepatu, dll.
2. Gunakan alat sesuai dengan fungsi dan cara pemakaian alat yang benar.
3. Berhati-hatilah terhadap komponen yang mudah patah ataupun yang memerlukan kerataan.
C. Teori Singkat
a. Tujuan primer
b. Tujuan skunder
Disebut motor 2 tak karena dalam menghasilkan satu usaha motor membutuhkan
dua langkah piston. Pada motor 2 tak bahan bakar yang tercampur dengan udara dari
karburator dimasukkan melalui katub pengatur (reed valve) menuju ruang poros
engkol.
Selain itu terdapat pula saluran yang mengalirkan bahan bakar dari ruang poros
engkol menuju ruang bakar melalui saluran transfer yang terletak pada silinder blok.
Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan seperti berikut :
a) Di atas piston
Terjadi langkah usaha, pembuangan dan awal pemasukan campuran bahan bakar
ke dalam ruang bakar.
b) Di bawah piston
Terjadi langkah kompresi terhadap campuran bahan bakar yang berada di dalam
ruang poros engkol untuk di suplai ke ruang pembilasan seperti ditunjukkan
gambar 1 bawah ini:
Gambar 1. Langkah torak dari TMA ke TMB
a) Diatas piston
(2) Terjadi proses langkah kompresi dan pembakaran bahan bakar oleh busi.
b) Di bawah piston
Disebut 4 tak karena untuk menghasilkan satu siklus pembakaran terdiri dari empat
langkah torak (gambar 3).
1. Langkah Hisap
2. Langkah Kompresi
3. Langkah Usaha
4. Langkah buang
C. Langkah Kerja
a. Mesin
1. Cylinder Head
Cylinder head terbuat dari besi tuang (konstruksi mesin lama) saat ini banyak
diaplikasikan cylinder head yang terbuat dari campuran aluminium. Cylinder head
berfungsi sebagai dudukan mekanisme katup, karburator, busi dan sebagai ruang bakar
seperti dijelaskan gambar 4 di bawah.
2) Lepaskan semua komponen seperrti seperti valve case, rocker arm, push
rod (untuk cylinder head dengan konstruksi OHV).
3) Lepaskan semua baut pengikat cylinder head dari baut sisi paling luar
menuju baut sisi paling dalam.
2. Cylinder block
Cylinder block berfungsi untuk dudukan komponen mesin dan terdapat water
jacket untuk tempat aliran air pendingin. Silinder liner adalah silinder yang dapat
dilepas. Silinder liner dibagi menjadi 2 tipe : dry type dan wet type seperti
ditunjukkan gambar dibawah. Dry type mempunyai keuntungan effisiensi panas lebih
baik, tetapi pendinginan pada liner kurang baik. Wet type mempunyai keuntungan
pendinginan pada liner baik tetapi effisiensi panas berkurang.
Tabung silnder adalah bagian yang menindahkan tenaga panas ke tenaga mekanis
serta sebagai lintasan / bergerak naik dan turunnya torak dalam melakukan proses
kerja mesin .
Agar diperoleh tenaga yang maksimum maka silinder harus memenuhi persyaratan
:
f. Dapat diperbaiaki/diganti .
Untuk memenuhi persyaratan diatas maka tabung silinder diberi lapisan yang
disebut silinder liner (pelapis silinder) yang biasanya terbuat dari: krom, nikel,
silisium atau campuran nikel dengan silisium .
Secara umum konstruksi tabung silinder dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
a. Blok Tunggal
Jenis ini lubang silinder dan blok silindernya dibuat dengan bahan yang sma dan
membentuk kesatuan. Jenis ini hanya digunakan pada mesin-mesin model lama .
Konstruksi antara tabung dengan blok berbeda bahannya dimana blok terbuat dari
bahan yang lebih ringan dan silindernya terbuat dari bahan yang tahan aus dan
mempunyai sifat luncur yang baik .
Konstruksi ini dinamakan model basah karena tabung dimasukkan dalam mantel
pendingin sehingga selalu basah .
Jenis ini tabung silindernya dapat dilepas / diangkat dan dipasang dengan mudah
tanpa harus dengan alat yang kusus
6) Setelah semua bagian dilepas bersihkan komponen dengan solven atau glass
bead.
a) Permukaan blok silinder yang telah dibersihkan ditaburi dengan bedak yang
mengandung serbuk besi secara tipis dan merata .
e) Bila ternyata blok silinder sudah retak berate blok silinder harus diganti
karena dapat menyebabkan kebocoran terutama saat langkah atau langkah
usaha.
Straigt Edge
Feeler Gauge
a) Letakkan Staright Edge pada permukaan blok silinder (posisi berdiri dan
pada bagian yang kecil diletakkan dibawah)
b) Lihat celah anata blok dengan straight edge kemudian masukkan bilah
feeler gauge yang dapat masuk.
Gambar 7. Pengukuran Kerataan Blok Silinder
d) Lakukan pengukuran seperti diatas pada enam posisi yaitu: Membujur (kiri
dan kanan) dan melintang (depan, tengah dan belakang).
Straight Edge
Feeler gauge
Cara Pengukuran :
a) Letak blok silinder dengan posisi ruang engkol diatas/dudukan poros
engkol diatas
c) Masukkan bilah feeler gauge (yang dapat masuk) pada tiap-tiap dudukan.
Untuk memperoleh tenaga mesin yang maksimal maka kebocoran antara torak
dan ring torak dengan silinder harus dibuat sekecil mungkin, oleh karena itu
tabung silinder tidak boleh terdapat goresan, keovalan, ketirusan maupun keausan
yang terlalu besar.
Pemeriksaan ini dilihat secara visual dari kemungkinan tergores, cembung yang
telalu besar atau dengan diraba barang kali silinder sudah berubah bentuknya.
Jangka sorong
a) Ukur diameter silinder bagian atas yang tidak terkena gesekan ring torak
d) Rakit silinder Boore Gauge yang sesuai dengan ukuran (dapat dicoba
masukkan dalam silinder) kemudian kalibrasi silinder bore dengan
micrometer tersebut (pada saat silinder bore diukur dengan micrometer
dibuat posisi jarum dial pada angka nol dan jangan merubah posisi
micrometer).
e) Ukur diameter silinder dengan silinder bore gauge pada enam posisi yaitu
bagian yang terkena gesekan ring torak bagian atas (melintang dan
membujur (X dan Y), bagian tengan (X dan Y), dan Bagian bawah (X dan
Y) .
j) Bila ketirusan dan keovalan sudah melibihi batas maksimum (lihat buku
manual) dan keausan masih dibawah batas / limit maka silinder dapat
diperbaiki dengan digerinda /dihinning).
3. Piston (Torak)
a. Kontruksi
Piston bergerak turun naik di dalam silinder untuk melakukan langkah hisap,
kompresi, usaha, dan buang. Fungsi utama piston adalah untuk menerima tekanan
pembakaran dan meneruskannya ke poros engkol. Piston terbuat dari paduan
alumunium karena ringan dan radiasi panas yang baik.
b. Fungsi
1. Puncak torak
2. Celah api
4. Pinggang torak
D = Diameter
torak
TK = Tinggi kompresi
PT = Panjang torak
Torak terbuat dari paduan alumunium atau besi tuang atau dari keramik. Pada
sisi luat bagian atas dibuat dua sampai empat alur untuk penempatan ring torak
dan ring oli.
Bila dilihat dari jenisnya torak dibagi menjadi empat macam, yaitu :
Split piston
Pada jenis ini untuk mengimbangi pemuaian pada bagian badan torak
dibuat alur yang berbentu T atau U, sehingga pada saat torak memuai arah
pemuaian akan mengisi celah tersebut dan torak tidak akan bertambah
diameternya.
Gambar11. Torak Split Piston
Slipper piston
Autothermik piston
Jenis ini untuk mengatasi pemuaian saat panas bagian dalamnya dipasang
suatu ring baja yang nilai muainya sangat kecil sehingga pemuaian dapat
ditekan oleh ring baja tersebut.
Oval piston.
Jenis ini untuk mengatasi pemuaian torak dibuat kontsuksinya yang oval,
yaitu diameter piston sisi pena piston dibuat lebih kecil karena dapat
memuai lebih besar.
Gambar14. Torak Oval Piston
1. Ring Torak
b) Mengikis kelebihan oli pada dinding silinder agar tidak masuk dalam ruang baka
/silinder (ring penghapus oli).
Ring kompresi biasanya ada dua buah (paling atas dan bawahnya) sedang
paling bawah adalah ring penghapus oli.
a) Ring Kompresi
Torak bergerak ke bawah (TMB), ring berada pada bagian atas alur karena
adanya gesekan dengan sinder sehingga tekanan diatas torak menjadi
turun dan gas baru akan teisap masuk dalam silinder.
Gambar15. Saat Langkah Isap
Torak bergerak keatas, ring berada bagian bawah alur karena adanya
gesekan dengan silinder dan tekanan gas makin besar karena adanya
penyempitan ruangan.
Torak didorong oleh tekanan pembakaran yang sangat tinggi, sedang ring
bergesekan dengan dinding silinder akibatnya ring berada pada bagian
tengah alurnya. Pada saat ini kebocoran gas yang masuk ke ruang engkol
sangat besar.
Torak bergerak ke TMA ring kompresi berada pada bagian bawah alur
karena adanya gesekan sehingga gas terdorong keluar silinder melalui
katub buang.
Gambar 18. Saat Langkah Buang
Saat torak bergerak dari TMB ke TMA, maka pada dinding silinder akan
di penuhi dengan oli yang sangat banya dari percikan maupun semprotan
poros engkol, maka saat torak bergerak dari TMA ke TMB ring oli ini akan
mengikis dan menyisakan oli tipis saja pada dinding silindernya untuk
pelumasan ring kompresi. Sedang kelebihan oli akan kembali ke karter dan
sebagian akan masuk ke bagian dalam torak melalui lubang pada alur ring oli
untuk melumasi pena torak dan batang torak.
2. Pena torak
Fungsi dari pena torak adalah sebagai pemindah gaya dalam hubungan
antara torak dengan batang torak. Bahan dari pena torak biasanya terbuat dari
baja nikel.
Diameter pena tyorak dibuat lebih besar dengan tujuan agar bidang
geseknya lebih besar dan tahan terhadap keausan, serta bagian dalamnya dibuat
lubang agar bobot dari pena torak menjadi lebih kecil sehingga memudahkan
untuk bergerakknya torak.
Agar pena torak tidak keluar dari ptorak maka harus ada yang
menjamin/mengikat sehingga pena torak dapat berfungsi dengan baik dan tidak
merusak komponen lainnya.
Jenis pengikatan antara torak dengan prna torak ada beberapa macam
Pena torak diikat dengan baut yang ada pada bushing torak, gesekan yang
terjadi hanya antara pena torak bagian tengah dengan ujung batang torak.
Jenis ini pena torak di klem terhadap batang toraknya, gesekan yang terjadi
hanya pada ujung pena torak dengan bushing torak.
Gambar 22. Semi Floating Type
3. Batang Torak
Fungsi batang torak adal untuk memindahkan gaya dari torak keporos
engkol atau sebaliknya serta merubah arak gerakan lurus bolak-balik torak
menjadi gerakan putar poros engkol.
Beban yang diterima batang torak adalah: beban tarik, beban tekan dan
beban tekukkan serta beban puntiran. Oleh karena itu, batang torak harus dibuat
seringan mungkin agar massa kelembamannya kecil, dan tahan terhadap
tekukkan, tekanan maupun puntiran dengan demikian biasanya konstruksi
batang torak dibuat dengan profik “I“, karena bentuk ini mempunyai kekuatan
yang tinggi dan stabil serta bobotnya relative kecil.
a) Bentuk lurus
Dimana bentuk ini konstruksi penutup bantalan dan pangkal batang torak
dibuat simetris dan diaut sebelah kiri dan kanan.
b) Bentuk miring
Posisi penutup bantalan dengan ujung batang torak dibuat miring dengan
tujuan agar pada saat melepas/memasang bantalan tidak perlu menurunkan
mesin ataupun melepas poros engkol dan cukup melewati lubang silinder
saja (didorong keatas).
Pemeriksaan secara visual dapat dilihat antara lain: torak terbakar, retak atau
pecah, kekocakan batang torak dengan penanya serta keausan/bekas gesekan
torak.
Besarnya tebal feeler gauge adalah sama dengan celah ring torak
Alat yang digunakan adalah micrometer dan silinder bore gauge dengan
kelengkapannya.
Cara melakukan pengukuran adalah :
Celah ini bila terlalu besar akan berakibat kebocoran gas yang masuk ke
ruang engkol banyak dan untuk perbaikannya torak dan silinder harus
disesuaikan (diganti toraknya).
Alat yang digunakan adalah Conecting Rod Aligner dan Feeler Gauge.
Cara pengukuran
Lihat sensor lainnya yang masih ada celahnya dan ukur dengan
menggunakan feeler gauge.
Bila celah itu pada sensor bagian atas berarti adalah kebengkokkan.
Dan bila celah tersebut pada sensor bagian kiri atau kanan berarti
celah tersaebut adalah kepuntirannya.
Alat yang digunakan adalah Dial Indicator, dan cara pengukurannya sama
persisi saat mengukur celah samping poros engkol.
4. Poros Nok
Poros nok berfungsi untuk menggerakkan mekanisme katup pompa bahan bakar dan
distributor.
a) Pelepasan.
b) Pemeriksaan.
c) Pemasangan.
Lakukan pemasangan sesuai dengan langkah kebalikan dari pelepasan
1. Poros Engkol
Fungsi dari poros engkol adalah untuk merubah arah gerakan bolak-balik
torak dalam silinder (gerak lurus) menjadi gerakan putar dengan perantaraan
batang torak.
Persyaratan yang harus dipenuhi dari poros engkol ini adalah harus tahan
terhadap puntiran dan kebengkokkan serta mempunyai sifat luncur yang baik .
Poros engkol ini banyak digunakan pada mesin diesel (mesin dengan
perbandingan kompresi yang tinggi). Poros engkol jenis ini terbuat dari baja
khusus yang diikuti dengan pelakuan panas untuk meningkatkan
kekuatannya.
Poros engkol ini banyak digunakan pada mesin bensin/mesin disel ringan.
Poros engkol ini terbuat dari besi tuang khusus dengan proses perlakuan
panas.
Posos engkol, jenis ini adalah poros engkol yang dapat dibelah/terbagi,
sehingga dalam memasang bantalan dapat dengan mudah. Jenis ini banyak
digunakan pada motor 2 tak yang menggunakan pelumasan campur
sehingga pelumasan bantalan akan lebih baik.
Keterangan
1. Poros engkol
2. Jurnal engkol
3. Bantalan gelinding
4. Batang torak
5. Bantalan jarum
Keterangan
1. Pena engkol
2. Jurnal engkol
3. Bobot penyeimbang
Jenis ini akan mempunyai gesekan jurnalnya lebih kecil karena kontak
poros yang bergesekan juga lebih sedikit dan getaran yang dihasilkan pun
tidak terlalu besar. Jenis ini digunakan pada mesin seperti Colt T 120.
Keterangan
1. Pena engkol
2. Jurnal engkol
3. Bobot penyeimbang
4. Lubang oli pelumas
Pemeriksaan secara fisik terutama dapat dilihat pada pena engkol dan jurnal
engkol dari kemungkinan tergores, retak (pecah) atau berubah bentuk seperti
tirus atau lonjong.
1) Pelepasan.
Jangka sorong
Blok V
Cara pengukuran
b) Ukur diameter jurnal engkol secara kasar pada bagian yang terkena
gesekan bantalan dengan jangka sorong.
c) Ambil micrometer yang sesuai dengan diameter poros tersebut,
kemudian dikalibrasi dengan hati-hati.
Cara Pengukuran :
Tahan aus
Bantalan pada poros engkol ada dau jenis yaitu bantalan utama (main jurnal
bearing) yaitu bantalan pada poros utama dan bantalan jalan (connecting rod
bearing) yaitu bantalan antara batang torak dengan poros pena engkol (crank pin).
Apabila ada dua bual logam yang bersinggungan satu dengan lainnya saling
bergeseran maka akan timbul gesekan, panas dan keausan. Untuk itu pada
kedua benda diberi suatu lapisan yang dapat mengurangi gesekan, panas dan
keausan serta untuk memperbaiki kinerjanya ditambahkan pelumasan sehingga
kontak langsung antara dua benda tersebut dapat dihindari.
Bantalan ini untuk mendukung gaya radial dari batang torak saat
berputar. Konstruksinya terbagi/terbelah menjadi dua agar dapat
dipasang pada poros engkol.
Bantalan ini mempunyai dua bahan untuk pendukung dan untuk bagian
luncurnya.
Jenis ini mempunyai sifat luncur yang baik serta daya dukungnya lebih
besar.
Hal yang perlu diukur dalam bantalan adalah celah oli antara bantalan dengan
porosnya, sedang alat yang digunakan adalah plastic gauge , kunci momen dan
kedi.
Pasang plastic gauge sekitar satu centimeter pada poros yang akan diukur.
Pasang kembali tutup bantalan dan keraskan dengan kunci momen sesuai
dengan spesifikasinya.
Lihar plastic gauge yang menjadi pipih dan ukur lebarnya dengan
masternya yang ada pada tutup / bungkus plastic gauge.
Alat yang diperlukan untuk mengukur celah antara poros dengan bantalam
aksial adalah Dial indicator dan kedi.
Cara pengukuran :
6. Roda Penerus
Roda penerus/ fly wheel (pelengkap poros engkol terbuat dari baja tuang berfungsi
menyimpan tenaga putar mesin. Flywheel dilengkapi dengan ring gear yang berfungsi
untuk per-kaitan dengan gigi pinion motor starter.
Gambar 48. Roda Penerus (Roda Gila/ Fly Wheel)
a. Fungsi utama:
b. Fungsi sekunder :
Sebagai permukaan gesek dan tempat dudukan plat koplin (jenis gesek tunggal).
Apabila roda gaya terlau berat maka akan berakibat dalam melakukan
akselersi/percepatan mmenjadi lemah karena momen kelembamannya sangat besar,
sedang bila terlalu ringan berakibat pada putaran rendah/stationer akan tidak
stabil/sering mati tetapi untuk akselerasi sangat bagus.
Dengan melihat langsung setiap gigi untuk stater pada roda gaya, apakah suadah
aus, retak atau bahkan sudah copot. Bila banyak gigi yang rusak maka kaitan gigi
motor stater dengan gigi roda gaya saat start akan sulit sambung ataupun lepas.
Dengan menggunakan starigh edge dan feeler gauge ukur keausan roda gaya yang
terkena gesekan plat kopling . Bila keausan sudah terlalu besar maka akan
menyebabkan kopling selip dan untuk perbaikannya diratakan dikurangi tebal
pada dudukan plat penekan sesuai dengan spesifikasi
Dengan menggunakan Dial indicatri ukur keolengan dari roda gaya . Bila rada
gaya keolengannya / run outnya terlalu besar maka saat melepas dan atau
menyambungnya plat kopling terasa kasar/ bergetar.
Bak Oli terbuat dari baja dan dilengkapi separator untuk menjaga agar permukaan oli
tetap rata ketika kendaraan dalam posisi miring.
Penyumbat oli (drain plug) letaknya di bagian bawah oil pan yang berfungsi untuk
mengeluarkan oli mesin bekas.
b. Sistem Pendingin
Sistem pendingin berfungsi mendinginkan mesin dan mencegah panas yang berlebihan.
Sistem pendingin ada dua macam yaitu sistem pendingin dengan air dan sistem pendingin
udara. Umumnya mesin mobil banyak menggunakan sistem pendingin air. Sistem
pendingin air mempunyai kerugian akan konstruksi yang rumit dan biaya yang mahal.
Sedangkan keuntungan dari system pendingin air yaitu lebih aman karena ruang bakar
dikelilingi oleh air dan berfungsi sebagai peredam bunyi serta dapat digunakan sebagai
sumber panas untuk heater (pemanas ruangan). Sistem pendingin air dilengkapi oleh
water jacket, pompa air (water pump), radiator, thermostat, kipas (fan), slang karet
(hose), fan clutch dan lain-lain.
Tekanan pada sistem dibangkitkan oleh pompa air dan bersirkulasi dari water pump
ke water jacket ke by pass hose kembali lagi ke water pump karena pada saat ini mesin
masih dingin dan air pun masih dingin sehingga thermostat masih tertutup seperti
ditunjukkan gambar dibawah ini.
Setelah mesin menjadi panas, kira-kira pada temperatur 85°C thermostat mulai
terbuka dan katup bypass tertutup dalam bypass sirkuit sehingga aliran air pendingin
mengalir dari radiator ke lower hose, ke water pump, ke water jacket, ke upper hose dan
kembali ke radiator untuk didinginkan dengan kipas dan putaran udara dengan adanya
gerakan maju dari kendaraan itu sendiri. Aliran air pada sistem pendingin dengan kondisi
mesin dalam keadaan panas dapat dilihat pada gambar 17 berikut.
Gambar 52. Proses Pendinginan Saat Mesin Panas
1) Radiator
Radiator berfungsi untuk mendinginkan cairan pendingin yang telah menjadi panas
setelah melalui saluran water jacket.
Radiator terdiri dari dua bagian yaitu tangki air bagian atas (upper water tank) dan
tangki bagian bawah (lower water tank) seperti ditunjukkan gambar 7 di atas. Upper
tank dilegkapi dengan tutup radiator untuk menambah air pendingin dan dihubungkan
dengan reservoir tank/ tangki cadangan sehingga air pendingin atau uap yang
berlebihan dapat ditampung. Lower tank dilengkapi outlet dan kran penguras. Inti
radiator (radiator core) terdiri dari pipa yang dapat dilalui air pendingin diantara
sirip- sirip pendinginan. Panas cairan pendingin pertama di serap oleh fin, yang
didinginkan oleh fan dan udara akibat gerakan kendaraan. Radiator terletak pada
bagian depan kendaraan, sehingga radiator dapat didinginkan oleh gerakan kendaraan
itu sendiri. Ada 3 tipe radiator core : plate fin, corrugated fin, single row seperti
ditunjukkan gambar 18 berikut.
Gambar 54. Tipe- tipe Radiator
2) Tutup radiator.
Radiator dilengkapi dengan tutup radiator yang bertekanan dan menutup rapat
pada radiator. Ini memungkinkan naiknya temperatur pendingin 100°C tanpa terjadi
mendidih. Penggunaan tutup radiator bertekanan (pressure cap) diutamakan sebab
efek pendinginan radiator bertambah dan membuat perbedaan suhu antara udara luar
dan cairan pendingin. Pada tutup radiator dilengkapi relief valve dan vacuum valve
seperti pada kedua gambar dibawah ini.
Bila suhu air pendingin naik akan menyebabkan tekanan bertambah, bila
tekanannya mencapai 0,3 – 1,0 kg/cm2 pada 110 – 120°C. Relief valve akan
terbuka dan membebaskan kelebihan tekanan melalui overflow pipe.
Saat suhu air pendingin turun setelah mesin berhenti dan membentuk
kevakuman dalam radiator yang akan membuka vacuum valve menghisap air
pendingin dari reservoir (lihat gambar 21 di bawah).
d) Pompa Air.
e) Thermostat.
Kipas pendingin digerakkan oleh tali kipas atau motor listrik. Seperti
ditunjukkan gambar 25 di atas. Kopling fluida berfungsi mendinginkan
radiator dengan lebih efisien. Saat temperatur udara rendah, kecepatan kipas
rendah sehingga mesin menjadi panas dan saat temperatur tinggi, otomatis
putaran kipas menjadi cepat.
g) Tali Kipas
Kipas pendingin umumnya digerakkan oleh tali kipas. Tali kipas terbagi
menjadi V-belt dan V ribbed belt.
(1) V Belt
c. Sistem Pelumasan
Pompa oli berfungsi untuk menghisap oli dari oil pan kemudian
menekannya ke bagian-bagian mesin. Macam-macam pompa oli :
b) Trochoid (2)
Ketika pompa oli digerakkan oleh mesin maka tekanan oli akan naik, pada
kecepatan tinggi tekanan oli akan berlebihan dan hal ini dapat menyebab-kan
kebocoran pada seal-seal oli. Untuk mencegah hal ini diperlukan semacam
pengatur yang menjaga tekanan oli agar tetap konstan tanpa terpengaruh
putaran mesin. Komponen yang melakukan hal ini adalah relief valve.
5) Filter Oli
Peringatan :
Pelepasan :
Penggantian:
Sebelum memasang filter yang baru, isikan terlebih dahulu filter dengan oli
baru sekitar setengah dari kapasitas filter.
Lampu tanda tekanan oli (oil pressure warning lamp) berfungsi untuk
memberi peringatan ke pengemudi bahwa sistem pelumasan tidak normal dan
dipasang pada blok silinder untuk mendeteksi tekanan pada oil gallery.
Saat mesin mati atau tekanan oli rendah titik kontak di dalam switch
tekanan oli menutup sehingga lampu peringatan hidup (menyala).
Saat mesin hidup dan tekanan oli naik, maka tekanan oli ini
mendorong diapragma sehingga titik kontak membuka dan lampu
peringatan mati.
7) Nosel Oli
Nosel oli (oil nozzle) berfungsi untuk mendinginkan bagian dalam piston.
Pada oil nozzle terdapat check valve yang berfungsi untuk mencegah tekanan
oli dalam sirkuit pelumasan turun terlalu rendah (1,4 kg/cm2)
8) Pendingin Oli
Pendingin oli (oil cooler) yang banyak digunakan untuk motor diesel
adalah tipe pendingin air. Oil cooler berfungsi untuk mendinginkan oli agar
kekentalannya tetap.
Gambar71. Oil Cooler
Tangki bahan bakar (fuel tank) pada motor bensin dan motor diesel adalah sama.
Tangki bahan bakar terbuat dari plat baja tipis yang bagian dalamnya dilapisi anti
karat. Dalam fuel tank terdapat fuel sender gauge yang berfungsi menunjukkan
jumlah bensin yang ada dalam tangki dan juga separator yang berfungsi sebagai
damper bila kendaraan berjalan atau berhenti secara tiba-tiba atau bila berjalan dijalan
yang tidak Rata. Fuel inlet ditempatkan 2 – 3 mm dari bagian dasar tanki, ini
dimaksudkan untuk mencegah ikut terhisapnya kotoran dan air.
Bensin dialirkan dari tangki ke karburator melalui saluran bahan bakar (pipa dan
selang). Pipa bahan bakar dibuat dari pelat seng (zinc-plated) dan tembaga (copper
lined steel). Untuk bagian tertentu ada juga pipa bahan bakar yang terbuat dari selang
karet.
3) Saringan bensin
Elemen saringan menahan aliran bensin dan menyaring air, pasir, kotoran dan
benda asing lainnya yang lebih berat dibandingkan dengan bensin. Kotoran akan
mengendap dibagian bawah saringan, sedangkan benda asing yang ringan akan
menempel pada elemen. Saringan bensin tidak dapat diperbaiki dan harus diganti
dalam satu unit.
4) Pompa bahan bakar
Biasanya tangki terletak tidak sejajar dengan karburator, untuk mengalirkan bahan
bakar tersebut diperlukan pompa bahan bakar. Ada dua tipe pompa bahan bakar yaitu
tipe mekanik dan tipe elektrik.
Pompa ini memiliki diapragma dan sepasang katup yang bekerja dengan
arah berlawanan. Katup ini digerkkan oleh daya balik dipragma untuk menekan
bahan bakar ke karburator. Diapraghma digerakkan oleh rocker arm yang
digerakkan oleh putaran nok camshaft.
5) Karburator
Ada 3 syarat yang harus dipenuhi untuk mesin bensin agar tenaga yang dihasilkan
dapat tercapai dengan baik:
2) Waktu pengapian yang tepat dan percikan bunga api yang kuat
Syarat ketiga inilah yang disediakan karburator. Bila torak bergerak ke bawah
selama langkah hisap mesin, akan menyebabkan kevacuuman di dalam ruang bakar.
Dengan terjadinya vacuum udara masuk keruang bakar melalui karburator.
Bertambah cepatnya aliran udara yang masuk melalui saluran yang sempit (venturi),
tekanan pada venturi menjadi rendah sehingga bensin dalam ruang pelampung
mengalir keluar melalui saluran utama ke ruang bakar. Gambar di bawah ini
memperlihatkan bentuk dasar karburator.
E. Kesimpulan
Untuk dapat melaksanakan Overhaul Engine perlu diketahui beberapa hal tentang prinsip
dasar berbagai mesin. Overhaul Engine ini dapat dikatakan sebagai perawatan. Dalam teknik
otomotif perawatan yang dilakukan bertujuan untuk mengembalikan kinerja mesin pada
kinerja awalnya. Perawatan tersebut meliputi beberapa sistem seperti:
a. Sistem pendinginan
b. Sistem pelumasan
DAFTAR PUSTAKA
Komatsu. (1996). Operation and Maintenance Manual D75S-5 Dozer Shovel. Japan
Mercedes- Benz. (1998). Economical Driver Training for Bus Commercial Vehicle.
Central Training Dept, Jakarta
Swisscontact (2000), Analisa Kinerja Mesin Diesel Berdasarkan Hasil Uji Emisi,
Swisscontact, Jakarta
Toyota- Astra Motor (1995), New Step 1 Training Manual, Toyota, Jakarta
2. Letakkan atau pasang dial gauge di tengah – tengah crankshaft yaitu bagian dari crank
journal yang paling tengah.
3. Putar crankshaft perlahan – lahan hingga 1 putaran 360 derajat. Sambil membaca hasil
pengukuran pada dial gauge.
4. Bandingkan hasil pengukuran di dial gauge dengan batas kebengkokan yang diizinkan.
Sebagai contoh saya ambil dari sebuah merk kendaraan dengan batas kebengkokkan
0,03mm.
5. Jika pengukuran melebihi batas kebengkokkan yaitu 0,03 mm. Artinya crankshaft sudah
terlalu bengkok. Cranshaft harus diganti. Jika tidak melebihi 0,03 mm, artinya crankshaft
masih lurus atau tidak bengkok.
Pemeriksaan keausan crank pin
1. Ukur diameter crankpin menggunakan micrometer.
2. Catat hasil pengukuran untuk semua crank pin. Bila mesin 4 silinder artinya ada 4 crank
pin.
3. Bandingkan hasil pengukuran dengan batas servis untuk masing kendaraan berbeda batas
servisnya. Untuk kali saya gunakan contoh batas crank pin pada salah satu tipe kendaraan
toyota yaitu :
1. Standar 47,988 – 48,000 mm
2. 0,25 = 47,738 -47,750 mm
3. 0,50 = 47,488 – 47,500 mm
4. 0,75 = 47,238 – 47,250 mm
Berdasarkan hasil pengukuran crank journal dan crank pin maka dapat diketahui tingkat keausan
pada bagian tersebut. Bila kondisi sebelumnya crank journal dan crankpin masih standar, maka
range ukurannya adalah harus sesuai data di atas. Sebagai contoh bila ukuran : Crank pin =
49,950 mm dan crank journal 49,900. Maka crank pin dan crank journal sudah aus. Sebab batas
servis untuk ukuran standar crank pin adalah 47,988 – 48,000 mm dan batas servis ukuran crank
journal 49, 976 – 50,000 mm, jadi hasil ukuran lebih kecil dari batas servis atau sudah aus. Untuk
ini cranskshaft harus diundersize / digerinda untuk diperkecil ukurannya. Selain itu metal
crankshaft juga harus diganti sesuai dengan ukuran undersizenya.
Keausan poros engkol, sudut engkol pad engine dan cara forging- gangguan dan Keausan
Poros engkol- Keausan juga gangguan yang terjadi pada jurnal poros engkol juga dapat
diidentifikasikan seperti halnya oval, tirus, goresan juga kerusakan bantalan dan merupakan hal
yang umum terjadi poros engkol.
Keovalan
Langkah yeg terjadi secara terus menerus akan menyebabkan keovalan yang terjadi pada
bantalan jalan karena disebabkan karena hal tersebut juga tekanan yang terus menerus pada
bagian tertentu. Perbedaan keausan yang terdapat pada bagian tertentu akan lebih besar dari pada
bagian lain dari bantalan yang bersangkutan yang juga akan berakibat tekanan oli rendah serta
engine bergetar.
Tirus
Ketidakseimbangan piston merupakan penyebab utama tirus bantalan jalan, sehingga tirus dapat
terjadi yang diakibatkan karena kesalahan pemasangan metal sisipan dan berakibat metal sisipan
menekan dari bagian tertentu dan mengakibatkan keausan dari salah satu bagian.
Goresan
Sedangkan untuk penyebab utama goresan yang terjadi pada jurnal merupakan servis poros
engkol yang tidak benar atau disebabkan tidak menjaga kebersihan. Selain itu, pada poros engkol
berputar sehingga akan menggores permukaan jurnal. Sedangkan partikel karbon atau material
yang terdapat pada bantalan dapat tertanam pada metal yang lunak.
Kerusakan Bantalan
Pada celah yang berlebihan dapat merusak poros engkol, selain itu penyebab lain dari kerusakan
bantalan juga sering diakibatkan tekanan oli yang rendah. Pada kelelahan permukaan bantalan
karena diakibatkan celah yang berlebihan.
Dari setiap cylindernya memiliki satu conneting rodbearing journal pada crankshaft untuk in-
line engine, sedangkan yang terdapat pada v- engine connecting rod bearing journal memiliki
dua buah cylinder.
Poros engkol yang terpasang pada blok dengan menggunakan jaminan tutup bantalan utama serta
berputar didalam bantalan sisipan yang terpasang pada bantalan utama atau pada tutup. Adanya
tekanan pelumasan engine akibat dari pelumasan yang terdapat pada bantalan poros engkol.
Pada ujung lain dipasangkan roda gigi yang berfungsi untuk penggerak poros bubungan,
sedangkan salah satu ujung dari poros engkol terpasang roda penerus. Adapun teknik yang
digunakan dari pembuatan poros engkol antara lain : casting, forging juga Billet machine . Selain
itu cara casting merupakan yang paling banyak untuk digunakan pabrik pembuat kendaraan.
Cara forging
Selain itu, cara forging berfungsi untuk memberi panas yang terdapat pada bagian baja dengan
cara pengerjaan serta pengerasan juga dipress yang terdapat pada poros sesuai bentuk yang
diinginkan. Kekuatan serta kemampuan yang tinggi pada umumnya menggunakan proses seperti
yang telah diuraikan.
Keausan poros engkol, sudut engkol pad engine dan cara forging- gangguan dan Keausan
Poros engkol- Keausan juga gangguan yang terjadi pada jurnal poros engkol juga dapat
diidentifikasikan seperti halnya oval, tirus, goresan juga kerusakan bantalan dan merupakan hal
yang umum terjadi poros engkol.
Keovalan
Langkah yeg terjadi secara terus menerus akan menyebabkan keovalan yang terjadi pada
bantalan jalan karena disebabkan karena hal tersebut juga tekanan yang terus menerus pada
bagian tertentu. Perbedaan keausan yang terdapat pada bagian tertentu akan lebih besar dari pada
bagian lain dari bantalan yang bersangkutan yang juga akan berakibat tekanan oli rendah serta
engine bergetar.
Tirus
Ketidakseimbangan piston merupakan penyebab utama tirus bantalan jalan, sehingga tirus dapat
terjadi yang diakibatkan karena kesalahan pemasangan metal sisipan dan berakibat metal sisipan
menekan dari bagian tertentu dan mengakibatkan keausan dari salah satu bagian.
Goresan
Sedangkan untuk penyebab utama goresan yang terjadi pada jurnal merupakan servis poros
engkol yang tidak benar atau disebabkan tidak menjaga kebersihan. Selain itu, pada poros engkol
berputar sehingga akan menggores permukaan jurnal. Sedangkan partikel karbon atau material
yang terdapat pada bantalan dapat tertanam pada metal yang lunak.
Kerusakan Bantalan
Pada celah yang berlebihan dapat merusak poros engkol, selain itu penyebab lain dari kerusakan
bantalan juga sering diakibatkan tekanan oli yang rendah. Pada kelelahan permukaan bantalan
karena diakibatkan celah yang berlebihan.
Dari setiap cylindernya memiliki satu conneting rodbearing journal pada crankshaft untuk in-
line engine, sedangkan yang terdapat pada v- engine connecting rod bearing journal memiliki
dua buah cylinder.
Poros engkol yang terpasang pada blok dengan menggunakan jaminan tutup bantalan utama serta
berputar didalam bantalan sisipan yang terpasang pada bantalan utama atau pada tutup. Adanya
tekanan pelumasan engine akibat dari pelumasan yang terdapat pada bantalan poros engkol.
Pada ujung lain dipasangkan roda gigi yang berfungsi untuk penggerak poros bubungan,
sedangkan salah satu ujung dari poros engkol terpasang roda penerus. Adapun teknik yang
digunakan dari pembuatan poros engkol antara lain : casting, forging juga Billet machine . Selain
itu cara casting merupakan yang paling banyak untuk digunakan pabrik pembuat kendaraan.
Cara forging
Selain itu, cara forging berfungsi untuk memberi panas yang terdapat pada bagian baja dengan
cara pengerjaan serta pengerasan juga dipress yang terdapat pada poros sesuai bentuk yang
diinginkan. Kekuatan serta kemampuan yang tinggi pada umumnya menggunakan proses seperti
yang telah diuraikan.
1. Pemeriksaan kepala silinder a. Bersihkan kerak karbon yang ada di ruang bakar dan buang dengan
sikat halus atau motor motor bor b. Periksa ketirusan lubang, Perbaiki dan ganti drat yang rusak atau
stnd patah c. Periksa kelengkungan kop silinder dengan menempatkan baja pada permukaannya. d.
Ukur celah antara penggaris dan permukaan kop silinder feeler gauge, seperti pada gambar.
Kelengkungan 0,05 mm maksimum. e. Bila kelengkungan melebihi spesifikasi, bubut permukaan silinder.
f. Pastikan pipa air tidak tersumbat.
2. Pemeriksaan manifold a Periksa melengkung atau tidaknya permukaan manifold isap dan
buang. b.Tempatkan saluran pada permukaan pelat rata. Ukur celah antara saluran dan permukaan
pelat dengan celer gauge. Kelengkungan · 0,1 mm maksimum c. Bila kelengkungan melebihi
spesifikasi, bubut/gerindalah terse- but hingga rata kembali.
3. Pemeriksaan pegas katup a. Periksa keadaan pegas. b. Ukur panjang bebas pegas.
4. Pemeriksaan katup a Bersihkan kerak karbon pada klep. b.Periksa keadaan katup dengan melihatnya
dari kemungkinan permukaan yang tidak rata, retak, atau rusak bakar. Bila hal ini ada, ganti dengan yang
baru c.Ganti katup bila aus, gepres, berkarat, dan tidak bisa dibersihkan atau diperbaiki permukammya
(scuur). dUkur diameter batang katup pada dua atau tiga tempat di sepanjang batang katupnya dengan
mikrometer. Ganti katup bila tingkat keausannya melebihi batas spesifikasi.
5. Memeriksa celah batang katup a. Pasang katup pada bosnya. b. Ukur celahnya dengan dial indicator
sambil menggerak-gerakan batang katup ke depan dan ke belakang. c. Bila celah melebihi spesifikasi,
ganti bos katup dan katupnya.
6. Penggantian bos katup a. Tap bos katup lama keluar, dengan SST dan palu. b. Tap bos katup baru
masuk dengan SST hingga ring pada bos katup. Catatan : - Bos katup isap dan katup buang berbeda -
Gunakan bos klep buang sebagai pengganti kedua bekatup isap buan c. Pasang seal katup pada bosnya
dcngan SST.
7. Merapikan permukaan kutup dan dudukun a.Perbaiki permukaan sehingga permukaan katup isap
maupun buang membentuk sudut 45 derajat b.Untuk membersihkan permukaan katup, buanglah
Iogam sedikit mungkin (seperlunya saja). Bila pinggir klep kurang dari 1,0 mm setelah diskir, gantilah
katup. Periksa bagian yang bersentuhan pada setiap dudukan katup. Bila kasar atau rusak perbaiki
dudukan katup dengan pisau dudukan klep. Sudut dudukan katup isap dan buang, yaitu 45 derajat
d.Oleskan prussian biru pada prrmukaan katup. e.Periksa dudukan katup dengan menekan klep pada
dudukannya. Bila wama biru tidak tampak di sekeliling 360° permukaan katup, gantilah katup. f. Periksa
lekukan pada dudukan katup dengan mengukur bagian batang katup yang menonjol ke atas (ukuran L,
ukuran ini harus sesuai spesifikasi).
8. Memeriksa celah tuas katup dun porosnya a. Ukur dan hitunglah celah antara lubang tuas katup
dan porosnya. Celah maksimum 0,10 mm. b. Ganti tuas klep berikut porosnya bila celahnya melebihi
spesifikasi.
9. Memeriksa blok silinder a. Periksa blok silinder atau perbaiki/ganti bilamana perlu. 1) Rusak karcna
bocor. 2) Retak. 3) Dinding silinder tergores. b Ukuran tingkat kelengkungan blok silinder bagian atas.
Kelengkungan maksimum 0,10 mm. c. Bila kelengkungan melebihi spesifikasi, perbaiki dengan bubut
atau ganti biok silinder denganyang baru. d.Ukur dinding lubang silinder sesuai arah X dan Y pada YV
tingkatan (A, B, dan C) untuk setiap silinder. Perhatian: - Ukuran lubang silinder harus berdasarkan
ukuran piston oversize dan sama untuk seluruh silinder - Bila lubang silinder melebihi srandard
maksimum, bor ulung silinde rjadi oversize. - Bila perbedaan antara pengukuran A dan melebihi
ketirusan maksimum, bor ulang silinde rjadioversize. Taper 0,019 mm maksimum. - Bila perbedaan X dan
Y melebihi ketidak bulatan maksimum bor ulang silinder ke oversize. Ketidakbulatan maksimum 0,019
mm e. Bila bagian atas dinding silinder menunjukkan keausan tidak waj ar, copot lapisan tersebutdengan
reamer.
10. Mesin piston Perhatian: Ban piston diganti, ring piston juga harus diganti. a.Periksa seluruh lingkar
luar piston dari karat. Gantilah bila perlu b.Ukur diameter luar setiap piston pada sudut pengukuran
tegak lurus (siku) (90°) dari posisi pasak piston, dengan jarak 18mm di bawah alur ring piston bawah.
Lihat spesifikasi diameter mobil bersangkutan. c.Ukur celah antara piston dan silinder. Bila celah
melebihi batas maksimum, ganti piston dan bor ulang silinder. Setelah pasang piston oversize. Celah
maksimum 0,10 mm.
11. Memeriksa celah piston dan ring piston Ukur celah antara ring piston dan dudukan ring pada piston
bagian atas/bawah secara melingkar dengan ring piston ban. Ukuran maksimum celah (paling atas dan
kedua) 0,10 mm. Bila celah melebihi batas maksimum, ganti piston. Periksa kerusakan, keausan ring
piston yang tidak normal atau patah. Ganti ring piston bila perlu. Masukkan ring piston ke dalam silinder
dan gunakan piston untuk mendorongnya hingga ke gerakan paling bawah ring. Ukur jarak ujung ring
piston dengan feeler gauge. Ganti ring piston bila perlu. Celah maksimum 170 mm.
12. Memeriksa pasak piston a.Ukur diameter lubang pasak pada piston pada empat tempat dengan
arah pengukuran X dan Y (menyilang). b.Ukur diameter piston dengan arab X dan Y pada empat tempat
cHitung celah antara pasak piston ke piston. Spesifikasi celah 0,000 — 0,024 mm. _ d.Bila celah melebihi
spesifikasi, ganti piston dan/atau pasaknya.
13. Memeriksa batang piston a.Ukur lubang ujung kecil (lubang untuk pin piston) batang piston
b.Hitung kelonggaran antara Iubang ujung batang piston dan pin piston. Spesifikasi celah 0,015 — 0,040
mm. V c.Bila kelonggaran melebihi spesifikasi, ganti batang pistonda atau pasaknya.
14. Memeriksa bearing (bantalan) batang piston a.Periksa bearing dari kerusakan, keausan, goresan
atau oblak. Ganti bila perlu. Bearing undersize 0,25 mm; 0,50 mm; 0,75 mm. Perhatian: Dua bagian
bearing penggantiannya harus bersamaan. b.Bersihkan kotoran dan oli dari crankpin dan bearing
c.Pasang metal duduk (main bearing) atas dan metal bulan (thrust bearing). d.Pasang poros engkol pada
blok silinder. e Pasangkan plastik pengukur (plastic gauge) di atas crankpin pada arah sesumbu (aksial). f.
Pasang metal duduk bawah dan tutupnya sesual dengan jumlahnya. g Kencangkan baut tutup metal
duduk dua atau tiga tahap scsuai dengan urutan nomor pada gambar.
15. Memeriksa poros engkol a. Letakkan poros engkol pada blok V b. Ukur tonjolan poros engkol
di tengah-tengah jurnal. c. Ganti poros bila perlu, Tonjolan 0,033 mm maksimum.
16. Memeriksa metal duduk (main bearing) Periksa metal duduk dari goresan dan cacat lainnya. Ganti
bila perlu. Perhatian: Kedua belahan metal harus diganti bersamaan, Metal duduk bawah ukuran 0,2
mm; 0, 50 mm; dan O, 75 mm.
17. Memeriksa celah metal duduk Ukur celah 0li metal duduk seperti mengukur metal jalan pada
piston. Celah oli 0,023 - 0,042 mm, maksimum 0,08 mm 21. Memeriksa speling (kelonggaran) poros
engkol Periksa speling dengan dial indicator atau feeler gauge. Speling kelonggaran 0,10 —- 0,15 mm;
maksimum 0,08 mm; dan thrust washers oversize 0,25 mm; 0,50mm; 0,75 mm.
18. Memeriksa poros (camshaft) a. Periksa keadaan poros kam dari keausan daa goresan. b. Ukur
diameter jual (depan, tengah, belakang) apakah masih sesuai spesifikasi? c. Ukur diameter cuping pada
poros kam, apakah masih sesuai spesifikasi?
19. Memeriksa celah oli poros kam a.Hitung celah oli antara poros kam dan kepala silinder celah
maksimum 0,15 mm. b.Ukur kebenjolan poros kam dengan dial indikator. Ganti bila sudah melebihi
kebenjolan maksimum. Kebenjolan maksimum 0,03 mm c.Ukur celah antara sproket poros kam dan
thrust plate dengari feeler gauge. Ukuran celah 0,02 — 0,18 mm. 20. Memeriksa rantai timing dan
rangkaiannya a. Periksa setiap mata rantai dan sambungannya dari kemungkinan putus atau kerusakan-
kerusakanlainnya. b. Periksa keretakan, keausan atau kerusakan pada gigi-gigi sprokot. c. Ganti bila
perlu. d. Periksa keausan dan kerusakan lain pada tensioner dan peredam getaran rantai. e. Ganti bila
perlu.