Anda di halaman 1dari 117

TEORI POROS ENGKOL

Fungsi poros engkol (crank shaft )


Fungsi poros engkol adalah mengubah gerak naik turun atau lurus piston menjadi gerak
putar. Poros engkol adalah salah satu komponen penting suatu mesin, selain merubah gerak bolak
balik piston menjadi gerak putar, poros engkol juga menerima beban dan tekanan yang sangat tinggi
dari hasil pembakaran oleh piston untuk itu poros engkol haruslah terbuat dari bahan yang sangat
kuat dan tahan lama. Poros engkol atau crankshaft terbuat dari baja karbon tinggi. Poros engkol
terletak diantara blok silinder dan bak oli yang terhubung langsung dengan roda gila dan batang
torak. Putaran dari poros engkol diteruskan ke roda gila dan selanjutnya kopling yang akan
memegang kendali, apakah putaran akan di sambungkan atau di putuskan ke transmisi.

Bentuk dan konstruksi poros engkol ditentukan oleh banyaknya silinder dan urutan pengapian
atau firing order ( FO ) dan faktor yang harus diperhatikan adalah getaran akibat proses
pembakaran di dalam silinder.

komponen CrankShaft atau poros Engkol :

 crank pin
 crank journal
 crank arm
 crankshaft bearing / lager
 balance weight
 lubang oli
Pemeriksaan Poros Engkol Dan Cara
Mengukur Keovalan, Ketirusan Dan
Keausan Main Jounal Dan Crankpin
Journal
8:46 AM Perawatan engine Andri hoey

Pemeriksaan poros engkol dan cara mengukur keovalan, ketirusan dan


keausan main jounal dan crankpin journal - Pada artikel yang lalu saya telah
menulis artikel tentang flywheel dan komponen yang terdapat pada flywheel yang
digunakan penghubung antara engine dan beberapa fungsi dari flywheel yang memiliki
beberapa fungsi silahkan baca artikel Vibration Damper, Flywheel dan fungsi flywheel-
engine Untuk berikutnya terdapat beberapa cara untuk pemeriksaan poros engkol.

Pemeriksaan yang dilakukan pada poros engkol antara lain : Kebengkokan, end play,
keausan bantalan dan celah oli. Untuk memeriksa kebengkokan poros engkol atau
"round out" dilakukan cara untuk menyangga poros engkol yang terdapat diats V- block
diatas kerja meja perata atau meja yang stabil. Dengan jarum perlu di set yang
memungkinkan
untuk dapat bergerak kearah kiri atau kanan dan pada bagian journal tengah dipasang
dial test indikator.

Pergerakan jarum DTI perlu dicatat apabila setelah di set poros engkol diputar pelan-
pelan hingga satu putaran. Penjumlahan pergerakan jarum kerah kiri dan kekanan
dibagi menjadi dua atau disebut dengan angka kebengkokan. Selain itu, limit
kebengkokan atau "run out" di ijinkan 0.05 milimeter.

Pemeriksaan kebengkokan poros engkol

Untuk pemeriksaan run out atau roda penerus dial test indikator diperlukan dan limit
run out diijinkan 0.2 milimeter.

Pengukuran kebalingan roda penerus

Dengan cara mengarahkan poros engkol yang terdapat pada satu sisi dalam keadaan
terpasang yang terdapat pada ruang engkol, dan dikembalikan pada sisi yang
berlawanan
setelah DTI. Sedangkan untuk memeriksa end play poros engkol dengan menggunakan
feeler gauge atau dial tes indikator dengan cara seperti yang telah tertulis tersebut.

Pemeriksaan end play

Selanjutnya Cara Mengukur Keovalan , Ketirusan Serta Keausan Main

Journal Serta Crankpin Journal Dari Poros Engkol :


 Diameter standar dikurangi diameter journal yang palin kecil atau keausan
main jornal / crankpin journal.
 Selisih diameter pada ukuran yang sebaris memanjang yang terdapat pada gambar
merupakan selisih ØA dengan ØB / ØC dengan ØD atau ketirusan journal.
 Sedangkan selisih diameter yang terdapat pada ukuran yang sebaris melingkar
pada gambar merupakan selisih ØA dengan ØC / selisih ØB dengan ØD atau
keovalan journal.
Sedangkan yang digunakan untuk menjadi patokan, digunakan angka yang paling besar
dari hasil pengkuran dibandingkan dengan standar atau buku manual.

Mengukur diameter journal poros engkol


Undersize diperlukan apabila keausan, ketirusan serta keovalan telah melewati limit
yang dari diijinkan atau secara umum 0.06 milimeter. Sedangkan bantalan under size
yang tersedia US. 25, US.50, US.75, dan US.100. Penulisan tersebut dengan pengertian
misal US.25 artinya pin journal atau main journal diperkecil sebesar 0.25 milimeter dan
seterusnya.

Sedangkan Cara Untuk Memeriksa Celah Oli Pada Journal Dapat Dilakukan

Dengan Melalui Dua Pendekatan Antara Lain :


 Perlunya dilakukan untuk membersihkan journal juga tutup journal dan
menempelkan plastik pada permukaan journal, dan selanjutnya perlu untuk
dikencangkan baut dan tutup bantalan sesuai dengan momen pengencangan atau
spesifikasi dan dianjurkan jangan sampai berputar. Untuk selanjutnya bukalah
baut tutup bantalan kemudian lepas tutup bantalan dan cocokan angka celah
dengan skala yang terdapat pada bungkus plastic gauge.
Pemeriksaan celah oli

 Pada pendekatan ke dua adalah memasang tutup bantalan tanpa poros engkol
terpasang, selanjutnya ukur diameter serta kurangkan pada diameter journal
yang
bersangkutan dan selisih pada diameter ini disebut dengan celah oli walau hasil
tidak seakurat plastic gauge.

Penjelasan Poros Engkol


Poros Engkol ( Crank Shaft )

1. Fungsi
Poros engkol ( crank shaft ) merupakan komponen mesin yang bertugas mengubah gerak lurus torak
menjadi gerak putar. Poros engkol dibuat sedemikian rupa sehingga gerakan torak tidak bersamaan
posisi di dalam silinder. Bagian poros engkol yang berhubungan dengan batang torak disebut crank pin,
sedangkan yang duduk pada blok silinder disebut crank journal. Crank journal ditopang oleh bantalan
poros engkol
( crank shaft bearing atau lager ) pada crank case. Poros engkol berputar pada journal. Poros engkol dan
bak oli termasuk dalam crank case. Masing-masing crank journal mempunyai crank arm. Untuk menjaga
keseimbangan putaran pada saat mesin beroperasi, poros engkol dilengkapi dengan balance
weight. Poros engkol dilengkapi juga dengan lubang oli untuk menyalurkan minyak pelumas pada crank
journal, bantalan-bantalan, pena torak dan lain-lain.

2. Konstruksi
Bentuk poros engkol ditentukan oleh banyaknya silinder dan urutan pengapiannya. Dalam menentukan
urutan pengapian suatu motor, faktor yang harus diperhatikan adalah keseimbangan getaran karena
tekanan akibat proses pembakaran didalam silinder. Beban dari bantalan utama ( main bearing ) dan
sudut puntiran yang terjadi pada poros engkol adalah akibat dari langkah kerja pada tiap-tiap silinder.

Poros engkol menerima beban yang besar dari batang torak dan berputar pada kecepatan yang tinggi.
Oleh karena itu, harus dibuat dari bahan yang mampu menerima beban tersebut.Umumnya terbuat dari
baja karbon tinggi.

Beban yang bekerja pada poros engkol ialah :

-Beban puntir ( torsi )


-Beban lengkung ( bengkok )
-Beban sentrifugal
Keseimbangan Poros Engkol

Untuk motor satu silinder pada poros engkolnya (biasanya dihadapan pena engkol ) ditempatkan
bobot kontra sebagai penyeimbang putaran engkol sewaktu torak mendapat tekanan kerja.
Tetapi motor yang bersilinder banyak, pena engkolnya dipasang saling mengimbangi.

Berat bobot kontra kira – kira sama dengan berat batang torak ditambah dengan berat engkol
seluruhnya. Dengan demikian poros engkol itu dapat diseimbangkan , sehingga dapat berputar
lebih rata dan getaran – getaran engkol menjadi hilang. Dengan adanya bobot kontra ini
menyebabkan tekanan pada bantalan menjadi berkurang dan merata

3. Bagian - Bagian Poros Engkol


Bagian - bagian :
-Crank shaft bearing
-Crank shaft thrust bearing
-Counter balance weight
-Crank journal
-Crank pin
-Crank arm
-Lubang oli

komponen CrankShaft atau poros Engkol :


 crank pin
 crank journal
 crank arm
 crankshaft bearing / lager
 balance weight
 lubang oli
Kerusakan pada poros engkol/crank shaft:
-Poros engkol aus
akibatnya:suara mesin berisik dari arah krug as,mesin cepat panas
Perbaikannya:ganti krug as
-Pen krug as aus
akibatnya:suara motor berisik,mesin bisa macet.
Perbaikannya:ganti pen krug as
-Lahger krug as aus
akibatnya:suara mesin berisik,mesin macet
Perbaikannya:ganti lahger krug as
-Seal krug as aus/rusak
akibatnya:bocor kompresi ckarter
Perbaikannya:ganti seal krug as
- Lubang spi generator aus
akibatnya:generator berputar tidak normal
Perbaikannya:lubang spi di las &di bubut.
-Drat ulir rotor rusak
akibatnya generator kendor,motor hidup tidak normal
Perbaikannya:perbaiki drat di tukang las/bubut

MOTOR BAKAR
BLOK SILINDER DAN MEKANISME ENGKOL
Membongkar, Memeriksa, Merakit Poros Engkol dan Perlengkapannya

TUJUAN PEMBELAJARAN :
 Membongkar / merakit komponen-komponen utama pada motor
 Membongkar / merakit poros engkol dan perlengkapannya
 Memeriksa / mengukur / menilai bagian-bagian mekanisme engkol

ALAT BAHAN WAKTU

Kotak alat Motor Instruksi : 12 jam

Skrap rata Kain Lap Latihan : 6 jam

Kunci momen Kertas gosok halus

Dial indikator dengan Oli

landasan magnet Plastik pengukur

V blok ( plastic gauge)

Meja perata

Pistol udara

Lampu kerja

Alat penekan cincin torak

Bak oli dan air

Kotak komponen

Pemegang motor

Kunci angin

LANGKAH KERJA :
Pembongakaran
 Bersihkan motor
 Pasang motor pada stand pemegang
 Keluarkan oli
 Lepas kepala silinder ( lihat jobsheet no. 61 25 05 50 )
 Pada motor OHC, perhatikan pada tanda-tanda timing !
 Lepas komponen-komponen yang berikut pada blok motor ( stater, generator, pompa
bensin, puli, roda gaya, bak karter, penggerak poros kam, poros kam pada motor OHV
dst. ) sampai tinggal hanya mekanisme engkol saja
 Kontrol / pasang tanda pada tutup bantalan poros engkol dan pada batang torak.
Persyaratan : tanda-tanda harus memastikan tempat dan arah pemasangan dari setiap
bagian mekanisme engkol. Lihat contoh-contoh gambar di bawah ini !

 Sebelum torak dikeluarkan, bersihkan sisi kerak pada ujung atas silinder. Pakailah
skrap dan kertas gosok
 Lepas dan keluarkan batang torak dengan toraknya, tempatkan bagian-bagian sesuai
dengan gambar, perhatikan supaya bantalan-bantalan tidak akan tercampur-campur
 Lepaskan tutup-tutup bantalan poros engkol, keluarkan poros engkol dan tempatkan
bagian-bagian sesuai dengan gambar

 Beri tanda ( nomor ) pada punggung bantalan-bantalan ( pakai alat tulis listrik atau
penggores )

Pembersihan
 Bersihkan blok motor dari kotoran dan sisa-sisa paking, keringkan dengan udara tekan.
Tiup saluran saluran oli dengan lubang-lubang berulir dengan pistol udara
 Bersihkan poros engkol dan perlengkapannya dengan minyak tanah, dan bersihkan
dengan udara tekan. tiup saluran-saluran oli pada poros engkol dengan pistol udara
 Tempatkan bagian-bagiannya berurutan sesuai dengan gambar

Pemeriksaan poros engkol


 Periksa poros engkol secara visual : kondisi permukaan luncur pada pen-pen dan
keausannya pada dudukan sil dan pasak puli. Jika permukaan tergores, perbaiki
dengan kertas gosok halus

 Periksa kelonjongan poros engkol dengan memasang poros engkol pada 2 V – blok
diatas meja perata dengan alat indikator jarum
 Periksa diameter pena-pena bantalan poros engkol dan batang torak dengan
mikrometer. Lihat petunjuk pada halaman berikut.
Perhatikan : sebelum pengukuran dimulai, mikrometer harus ditera / dikalibrasi

Pemeriksaan kelonjongan dan ketirusan sumbu poros engkol


Kesimpulan
Kelonjongan maksimum
 Antara pengukuran nomor 1 dan 3 atau
antara pengukuran nomor 2 dan 4
Tulislah keusan yang terbesar !

Ketirusan maksimum
 Antara pengukuran nomor 1 dan 2 atau
antara pengukuran nomor 3 dan 4
Tulislah ketirusan yang terbesar !
Pemeriksaan bantalan luncur
 Periksa permukaan luncur pada bantalan-bantalan secara visual apabila tergores kasar
atau korosi, maka bantalan harus diganti !
 Periksa warna punggung bantalan, apabila hitam, bantalan telah menerima panas yang
terlalu tinggi
 Pasang bantalan poros engkol dan tutupnya sesuai dengan tanda, untuk memeriksa
pengencangan bantalan-bantalan dalam kedudukannya. Lihat pada gambar !
Perhatikan : pekerjaan ini membutuhkan standar kebersihan yang tinggi. Janganlah
kotoran berada pada bidang dudukan punggung bantalan, atau pada permukaan
dudukan tutup bantalan. Oleh karena itu kita bersihkan setiap bagian dengan pistol
udara, kemudian langsung dipasang. Beri oli pada ulir baut
Pasang bantalan dan keraskan baut Kemudian kendorkan salah satu baut
pengikat ,tutupnya menurut pengikat dan ukur celah dengan fuler
spesifikasi Momen.... (lihat gambar)

Batas minimal 0,05 mm.

 Periksa pengencangan bantalan batang torak sesuai dengan yang dijelaskan diatas.
Pegang batang torak dalam ragum yang dilengkapi alas aluminium.
Hati-hati dengan torak dan cincinnya !

 Apabila bantalan luncur tidak kencang pada dudukannya, bantalan ikut berputar
dengan poros engkol. Pengunci pada bantalan hanya berfungsi sebagai penempat
posisi dudukan, bukan sebagai pengaman putar.

Pemeriksaan celah minyak bantalan poros engkol dengan plastik pengukur


(Plastic gauge)
 Lepas tutup bantalan pada blok dan pasang poros engkol dalam keadaan bersih
 Pilih ukuran plastik pengukur yang tepat dengan celah
 Kotak warna merah 0,05 – 0,15 mm
 Kotak warna biru 0,025 – 0,075 mm
 Potong plastik pengukur sedikit lebih pendek dari pada lebar bantalan
 Tempelkan plastik pengukur ditengah pen poros engkol. Perhatikan jangan sampai
menutup lubang oli
 Pasang tutup bantalan dan keraskan baut pengikat sesuai dengan momen kekerasan
pengencangan. Prehatikan jangan memutar poros engkol.
 Jagalah kebersihan !
 Lepas tutup bantalan dan ukur plastik pengukur yang pipih
pada bagian yang terlebar dengan alat pengukur pada bungkus plastik pengukur. Hasil
pengukuran merupakan celah minyak

 Bandingakn hasil pengukuran celah minyak dengan spesifikasi

Celah terlalu besar


Periksa kebersihan permukaan dudukan tutup bantalan, dan ulangi pengukuran.
Apabila celah tetap etrlalu besar, bantalan harus diganti baru, paling baik dikaitkan
dengan menggerinda pen bantalan itu pada poros engkol.

Celah terlalu kecil


Periksa kebersihan dudukan bantalan luncur pada blok dan tutup bantalan kemudian
ulangi pengukuran. Apabila hasilnya tetap salah maka diameter bantalan itu tidak
sesuai atau diameter pen pada poros engkol dalam penggerindaan salah

 Apabila celah minyak sesuai, beri sedikit oli pada setiap pen poros engkol dan pasang
semua tutup bantalan poros engkol kembali.
Perhatikan kebersihan dan momen pengencangan !
 Kontrol : poros engkol harus dapat diputar tanpa tenaga dan tanpa ada perasaan
hambatan sama sekali.
Setelah diputar, poros enkol harus dapat berputar sendiri beberapa putaran sampai
berhenti. Apabila tidak, cek :

1. Kebersihan pemasangan bantalan


2. Kebengkokan poros engkol
3. Kebengkokan blok silinder pada sumbu dudukan poros engkol
 Periksa kelonggaran aksial poros engkol. untuk ini, pasang dial indikator seperti pada
gambar dan gerakkan poros engkol searah memanjang dengan tangan atau pengungkit

 Apabila kelonggaran aksial melebihi 0,5 mm, kontrol kembali kedudukan/ kondisi
bantalan aksial dan permukaan geseknya pada poros engkol

Pemeriksaan celah minyak bantalan batang torak


 Bersihkan lubang silinder, torak dan batangnya dengan pistol udara, kemudian beri
sedikit oli
 Sebelum memasang torak dengan batangnya pada lubang silinder, perhatikan tanda
arah depan dan nomor silinder. atur tempat celah ujung dari cincin torak disekelilingi
torak. Celah-celah ujung jangan searah !

 Pasang alat penekan pada torak, kemudian masukkan torak pada lubangnya dengan
cara memukul sedikit, tanpa tenaga, dengan batang palu
Perhatikan dua cara hal di bawah ini:

1. Pangkal batang torak harus dihantar dengan tangan supaya dapat memuat pen pada
poros engkol
2. Apabila terasa hambatan pada waktu cincin-cincin torak masuk lubang silinder,
jangan dipaksa, kontrol dudukan dan pengencangan alat penekan cincin torak
 Ukurlah celah minyak bantalan torak seperti yang dilaksanakan pada bantalan poros
engkol. Patuhi kebersihan ! supaya poros engkol dapat diputar dengan mudah, pasang
roda gaya sementara

 Kontrol akhir : putarlah mekanime engkol pada roda gaya dengan tangan. Hambatan
gesekan oleh torak dan cincinya hanya boleh sedikit saja.
Apabila gerakkan berat atau bersuara gesekan, bongkarlah unit torak dengan batangnya
satu persatu untuk menentukan kesalahan.

Pemeriksaan / pemasangan sil, roda gaya, puli dst.


 Lepas roda gaya dari poros engkol
 Pasang sil poros engkol / rumahnya. Beri pelumas pada bibir sil dan pasang dengan
menggunakan alat khusus atau kunci dengan diameter sil. Perhatikan bibir sil jangan
sampai terluka pada waktu meluncur lewat tepi bidang luncur poros engkol.
 Kontrol dudukan sil tidak boleh miring

 Periksa roda gaya secara visual : keausan / retak / kelebihan panas pada permukaan
gesek kopling, kondisi gigi strater roda gaya ( lihat dari arah strater masuk ke seluruh
keliling gigi ). Perbaikan lihat petunjuk !

 Periksa kondisi bantalan pilot untuk poros kopling yang terletak pada ujung belakang
poros engkol. Bantalan tersebut. harus dapat diputar dengan ringan

 Bersihkan bidang kontak pada roda gaya dan flensnya pada poros engkol, kemudian
pasang roda gaya. Kencangkanlah baut sesuai dengan spesifikasi momen !

 Periksa keolengan roda gaya dengan dial indikator. Pemeriksaan dilakukan pada sisi luar permukaan gesek kopling.
Keolengan harus kurang dari 0,2 mm
 Apabila keolengan melebihi 0,2 mm, kontrol lagi permukaan bidang kontak flens pada
roda gaya dan poros engkol. Kalau keolengan betul berasal dari roda gaya, bagian
tersebut harus diganti

 Rakitlah blok motor kembali. Perhatikan dudukan pasak-pasak untuk roda gigi timing
dan puli. Jangan sampai pasak didorong keluar alurnya pada waktu pemasangan roda
gigi timing dan puli.
 Perakitan juga peraturan umum untuk perakitan motor pada halaman berikut !

Peraturan umum perakitan motor

 Ikutilah selalu spesifikasi momen pengencangan baut


 Gunakan hanya baut dan mur yang berkondisi baik
 Lubang berulir harus selalu dibersihkan dengan pistol udara. Apabila baut tidak dapat
dirakit tanpa hambatan dalam ulir-ulir tersebut, alur baut harus dibersihkan atau ditap /
disnai baru
 Permukaan berpaking harus kering. Gunakan selalu paking yang baru
 Paking karter harus dilapisi silikon pada blok motor, supaya tidak akan tertekan ke
samping bidang kontak pada waktu pemasangan. Momen pengencangan baut tutup
karter adalah sangat rendah. Jangan sampai paking robek / tertekan keluar !
 Lakukan pengecangan dengan kuci sok yang dilengkapi dengan tangki obeng.
 Rakitlah komponen-kmponen tanpa menggunakan tenaga besar !
 Perhatikan pemasukan komponen terhadap pin-pin pemusat, pasak dsb.
 Pompa oli harus dipasang dalam keadaan terisi dengan oli. Jika kering, kemungkinan
pompa tidak mampu mengisap
 Setelah perakitan motor selesai, putar pada poros engkol dengan tangan, kondisi busi-
busi terlepas. Tidak boleh terjadi hambatan besar atau yang tidak merata
 Sebelum motor akan dihidupkan, kontrol kondisi oli dan air pendingin.
 Sebelum motor akan dihidupkan, kita menstater saja sampai lampu isyarat tekanan oli
mati ( hubungkan kabel pengapian dari koil ke massa, busi terlepas )
 Setelah motor dihidupkan sampai temperatur kerja dicapai, kita kontrol dengan cermat :

1. Kebocoran oli pada semua paking dan sil motor


2. Tekanan oli motor
3. Kebocoran air pada sistem pendinginan
4. Pengabelan komponen listrik pada motor
5. Hasil tekanan kompresi

 Setelah tes jalan, kita kontrol lagi kebocoran dan permukaan air pendingin / oli secara
visual. Kemungkinan besar bahwa idle perlu distel lagi

 Untuk informasi perakitan lebih lanjut, lihat :


Job-job mekanisme katup dan kepala silinder 61 25 05 25
Job-job blok silinder dan mekanisme Engkol 61 25 06 30
Pemeriksaan pompa oli 61 25 07 15

PETUNJUK
Baut pengikat tutup bantalan batang torak dari poros engkol
Ada beberapa pabrik mobil yang menuntut baut-baut tersebut. Diganti baru pada setiap
kali lepas / pasang, misalnya BMW.
Ada lagi pabrik mobil yang spesifikasi ukuran panjang maksimum dari baut-baut tersebut.
Apabila panjangnya melebihi spesifikasi, baut harus diganti karena sudah renggang.
( Mercedes, VW )

Contoh :
Baut baru L = 120 mm
Baut sudah dipakai L = 122
mm Baut panjang maksimum L = 124
mm

Kesimpulan :
Perhatikan buku manual. Selain itu, baut-baut tutup bantalan tersebut. Kita ganti apabila
sudah beberapa kali dilepas / dipasang

Roda gigi : Gigi starter


Gigi starter roda gaya biasanya dapat diganti. Untuk pelepasannya dapat dilakukan
dengan brander las yang besar. Panaskan gigi secara cepat pada tempat sepanjang
10 cm. Pada waktu yang bersamaan, tarik dengan tang

Gigi yang dipanaskan pada seluruh kelilingnya, temperatur sampai 220 – 3000 C.
Ini dapat dikontrol dengan cara menekan sedikit timah solder pada gigi yang telah
dipanaskan. Pada saat timah mencair, temperatur tersebut tercapai

Juga ada kemungkinan perbaikan dengan cara merubah kedudukan gigi starter.
Kalau kita memperhatikan keausan gigi, kita dapat melihat bahwa keausan besar,
saling tergeser 1800, yaitu tempat-tempat motor paling sering berhenti. Kita bisa
menggeser
dudukan gigi sebesar 900, kemudian gigi tersebut. dapat dipakai lagi. Kemungkinan lain
adalah membalik gigi supaya sisi yang aus tidak lagi menuju starter. Yang perlu
diperhatikan pada waktu pelepasan, jangan sampai merah ! itu menurunkan kekuatan
bahan. Panaskan saja pada tempat dimana gigi sudah aus, supaya pada tempat yang
baru starter akan masuk kekuatan bahan masih tetap.

Roda gaya : Permukaan gesek kopling


Apabila retak akibat kelebihan panas, perlu diganti.
Kalau permukaan tergores keras atau bernoda biru akibat kelebihan panas, permukaan
gesek kopling harus di bubut atau digerinda
Rancangan Valve Train, Fuel Injection
Nozzle, Gear Train Assembly, Timing
Mark, Crankshaft Gear, Idler Gear Dan
Camshaft Gear
3:38 PM Perawatan engine Andri hoey

Rancangan Valve Train, Fuel Injection Nozzle, Gear Train Assembly, Timing
Mark, Crankshaft Gear, Idler Gear dan Camshaft Gear - Rancangan valve Train pada
model engine yang berbeda akan memiliki rancangan valve train yang berbeda pula .
 Push rod engine seperti yang terlihat pada gambar tersebut terdiri dari camsahft,
valve lifter, push rod dan rocker arm.
Gambar Jenis over head valve
 Sedangkan pada gambar berikutnya terdiri dari komponen seperti camshaft, yang
terdapat pada cylinder head, 2. valve lifter yang dihubungkan langsung dengan
bagian atas valve stem. Sedangkan pada saat cam lobe berputar, lifter dapat
mengikuti gerakan serta membuka valve, Dan ketika cam terus bergerak 3. Vlave
spring akan menutup valve.
Gambar Jenis over head cam shaft

 Berikutnya adalah cam in head engine pda gambar berikut ini pada saat rocker
arm bergerak pada lobe, dan apabila camshaft berputar rocker akan menekan dan
membuka valve.
Gambar Bubungan langsung pada rocker arm

Fuel Injection Nozzle


Gambar injektor nozel
Pada fuel nozzle atu injector yang terdapat pada gambar sebelah kiri terletak pada head
di antara valve atau pada gambar pada sebelah kanan. sedangkan komponen ini
menggunakan sleeve, washer, adapter dan retainer yang digunakan untuk menahan
komponen tersebut. Selain itu, injection nozzle dapat diganti di lapangan. Sedangkan
dari ke enam lubang yang terdapat pada ujung nozzle berfungsi untuk mengkabutkan
bahan bakar bertekanan tinggi yang terdapat pada ruang bakar, sehingga didapatkan
pembakaran yang sempurna serta efisien.

Gear Train Assembly


Gambar Susunan gigi timing

Gear train tersebut terdiri dari :


1. Crankshaft gear
2. Idler gear
3. Camshaft gear
4. Fuel injection pump gear
5. Oil pump gear
6. Water pump gear
7. Air compressor gear
Gambar Susunan terpasang gigi timing

Gear train asembly yang terdapat pada gambar tersebut merupakan serangkaian gear
yang berfungsi untuk memindahkan tenaga yang dari crankshaft menuju komponen
utama engine lain. Sedangkan Gear train ini dapat terletak didepan atau belakang
engine, sedangkan Gear engine yang ditunjukan pada gambar tersebut merupakan
engine yang terletak pada bagian depan engine diantara backing plate serta timing gear
housing.

Selain itu, Gear tarin digunakan untuk dapt menyamakan semua komponen yang
berhubungan dengan pembakaran yang terdapat pda engine seperti crankshaft,
camshaft dan fuel injection pump, sehingga komponen dapat bekerja secara serempak
dari setiap langkah dalam siklus pembakaran.

Timing Mark
Gambar Tanda timing
Timing mark ini berfungsi untuk mensejajarkan gear serta dapat membantu juga
memastikan valve dan injectioan timing yang tepat.

Crankshaft Gear
Gambar gigi poros engkol

Crankshaft gear seperti yang terdapat pada gambar dipasang pada crankshaft yang
berfungsi sebagai penggerak untuk gear lainya.

Idler Gear
Gambar Gigi perantara
Idler gear seperti yang terdapat pada gambar adalah cluster gear dengan rancangan
perbandingan gear, sehingga camshaft dapt berputar setengah dari kecepatan putar
crankshaft. Pada Cluster gear ini telah memiliki dua gear yang telah terpasang jadi satu
dan gear lebih kecil tersembunyi dibelakang gear yang besar dan bertautan
menggerakan camshaft gear.

Camshaft Gear
Gambar Gigi poros bubungan

Camshaft gear yang terlihat pada gambar saling bertautan dengan idler gear serta
melakukan berputar setengah dari kecepatan putar crankshaft, sedangkan untuk
memastikan intake serta exhaust vlave membuak serta menutup dengan waktu yang
tepat seperti satu kali setiap putaran engine yang terdapat pada engine 4 langkah
Distributor
4:09 PM Automotive 2 comments

Distributor atau Delko ( sebutan orang orang bengkel ) berfungsi untuk mendistribusikan arus bertegangan
tinggi ke masing-masing silinder sesuai FO (Firing Order)/urutan saat pengapian.Dalam distributor terdapat
beberapa komponen, diantaranya:

 Tutup Distributor/Distributor Cap, disana terdapat 5 terminal (mesin 4 silinder) yaitu 10terminal dari coil dan
4 lainnya kebusi, yang digunakan sebagai perantara untuk menyalurkan arus bertegangan tinggi.
 Kabel busi/High Tension Cable, didalamnya terdapat karbon berwarna hitam, karbon ini berfungsi sebagai
tahanan(ohm) pada kabel tersebut, dengan adanya karbon tersebut tahanan akan menjadi sangat besar, kenapa
harus begitu? Dikarenakan saat arus listrik yang besar yang melewati sebuah kabel maka disekitar kabel tersebut
akan terdapat suatu garis gaya magnet yang besar pula, karena kita hidup dijaman yang modern ini, gelombang
dari alat alat elektronik kita akan terganggu oleh garis gaya magnet tersebut, oleh karena itu dipakaikan karbon,
sehingga tidak mengganggu frekuensi alat elektronik seperti radio, televisi, hp, dll, pernahkan kalian melihat
televisi dan saat itu pula ada motor lewat dan gambar di tv menjai bergaris garis? Itu dari gaya elektromagnetik
dari motor tersebut.
 Rotor, berfungsi menyalurkan arus bertengan tinggi ke terminal tutup distributor lalu kebusi.Rotor bekerja dengan
cara berputar dan digerakan camshaft(nok) melalui poros distributor.
 Breaker point/platina, berfungsi memutus dan menyambung kembali arus primer dari coil agar terjadi induksi
pada kumparan skunder, sehingga coil dapat menghasilkan tegangan tinggi.Platina dapat membuka dan
menutup karena digerakan oleh nok(tonjolan) dari poros distributor.Celah platina harus selalu dicek secara
rutin, sudut duel berpengaruh terhadap sudut dwell dan saat pengapian, saat celah platina terlalu kecil maka
sudut dwell akan terlalu besar dan apabila celah terlalu besar maka sudut dwell akan menjadi keci.Sudut dwell
adalah lamanya platina menutup, dari sini dapat diketahui kenapa sudut dwell berpengaruh terhadap saat
pengapian, saat sudut dwell besar makan platina akan menutup terlalu lama karena celahnya terlalu sempit,
sehingga saat membukanya juga akan lama, padahal saat platina inilah akan terjadi loncatan bunga api pada
busi, sehingga pengapian akan munduq dan begitu pula sebaliknya.
 Sentrifugal advancer atau governor advancer, berfungsi sebagai pemaju saat pengapian sesuai putaran
mesin, perlu kita ketahui, saat mesin kita melaju dengan rpm yang tinggi dan pengapian yang tidak dimajukan,
mesin kita tidak akan mampu berjalan dengan baik, dikarenakan perambatan api untuk membakar bahan
bakar terlalu lama, sedangkan mesin berputar sangat cepat, sehingga mesin perlu diajukan
pengapiannya.Cara kerja governor advancer, saat mesin berputar kurang dari 900 rpm maka putaran poros
nok dari dirtributor belum mampu melemparkan beban pada governor advancer, sehingga tidak akan ada
pemajuan saat pengapian, tapi saat mesin berputar dengan kecepatan tinggi misal 1500 maka
beban/discharge weight akan terlempar keluar karena gaya sentrifugal, saat itu juga poros nok digeser kearah
lebih cepat sehingga pengapian akan maju, jadi intinya governor advancer menggerakan poros distributor dan
akan lebih cepat membuka platina.
 Breaker plate, diugunakan sebagai dudukan dari platina dan terpasang berhubungan dengan vakum advancer.
 Poros distributor, terdapat gigi gigi disana digunakan untuk perkaitan dengan camshaft, sehingga saat camshaft
berputar poros distributor juga akan berputar, diujung poros ada sisi pipih digunakan untuk menggerakan pompa
oli.
 Bearing,dipasang pada poros distributor agar perputarannya baik.
 Vakum advancer, berfungsi memajukan saat pengapian sesuai dengan beban mesin dalam hal ini adalah
kevakuman dari intake manifold, dan kondisi jalan, misal menanjak, pemajuan saat pengpian dilakukan
dengan menggeser breaker point kearh mundur agar tumit ebonit platina cepat menyentuh nok poros distributo

PENGUKURAN DAN PENYETELAN


CELAH KATUP
posted by Fajar Rizki Saputra , on 11.30 , No Comments

A. Judul Praktikum
Pengukuran dan Penyetelan Katup
B. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktik pengukuran dan penyetelan katup adalah:
1. Mahasiswa mampu untuk mengetahui ukuran dari setiap komponen pada mekanisme katup
2. Mahasiswa mampu untuk menyetel katup agar sesuai dengan standar yang diizinkan
C.Alat dan bahan
1. Alat
- 1 set kunci pas
- 1 set kunci ring
- Kunci T ukuran 10 dan 12
- Obeng + dan –
- Tang
- SST
- Feeler gauge
- Kunci shock
- Jangka sorong
- Palu besi
2. Bahan
- Engine Stand
D.Keselamatan Kerja
Dalam praktikum ini diperlukan keselamaan kerja sebagai berikut:
- Memakai wearpack
- Menggunakan alat-alat sesuai dengan fungsinya
- Mengikuti prosedur sesuai SOP
E. Dasar Teori

Penyetelan celah katup merupakan salah satu hal penting dalam perawatan mesin mobil, hal
ini dikarenakan celah katup adalah komponen yang sangat penting dalam mengatur sistem kerja
dari mesin 4 tak. Mengacu pada adanya penyebaran panas (pemuaian), maka pada rocker arm
dan ujung batang katup harus terdapat celah katup. Apabila celah katup terlalu longgar atau
terlalu sempit, maka akan timbul masalah seperti berikut:
a. Jika celah katup terlalu sempit, maka katup akan membuka terlalu awal dan menutup dengan
lambat, sehingga dapat mengakibatkan terjadinya salah pengapian, atau pengapian balik.
b. Jika celahnya terlalu longgar, maka katup akan membuka terlambat dan menutup terlalu cepat,
sehingga dapat menimbulkan suara berisik dan getaran.
Pada praktikum ini menggunakan engine stand tipe OHV (Overhead Valve) yaitu tipe mesin
dimana posisi katup berada diatas silinder block dan camshaft berada di silinder block, jadi
menggunakan batang pendorong atau yang sering disebut push rod, dan juga valve lifter, seperti
gambar dibawah ini:
Pada gambar diatas terlihat beberapa komponen yang digunakan pada engine stand tipe
OHV, berikut fungsi dari masing-masing komponen:
1. Rocker Arm atau lengan pengungkit digunakan untuk meneruskan daya dorong dari pushrod
menuju ke batang katup.
2. Valve Spring atau pegas katup berfungsi untuk mengembalikan posisi katup. Jika cam
digunakan untuk membuka katup maka valve spring berfungsi sebaliknya untuk menutup katup.
3. Valve (katup) berfungsi untuk mengatur saat terbuka dan tertutupnya saluran baik saluran buang
maupun saluran masuk. Valve ini sangat berpengaruh besar terhadap proses-proses yang terjadi
didalam ruang bakar.
4. Crankshaft berfungsi untuk mengubah gerakan naik turun yang dihasilkan oleh piston menjadi
gerakan memutar yang nantinya akan diteruskan ke transmisi.
5. Timing Mechanism atau mekanisme penggerak berfungsi untuk menggerakan camshaft dengan
meneruskan putaran dari crankshaft melalui perantara gigi (timing gear), rantai (timing chain)
atau sabuk (timing belt).
6. Cam memiliki bagian menonjol yang sering disebut cam lobe. Bagian inilah yang mengatur saat
pembukaan katup. Letak cam lobe berbeda sesuai dengan urutan pembukaan katup masuk dan
katup buang.
7. Valve Lifter digunakan sebagai landasan pushrod untuk mengurangi keausan yang terjadi pada
cam.
8. Pushrod berfungsi untuk meneruskan daya dorong yang dihasilkan oleh cam lobe menuju ke
rocker arm. Pushrod digunakan karena jarak antara camshaft dengan rocker arm yang berjauhan.
Karena perannya yang penting, maka dalam menyetel celah katup harus benar agar tidak
menimbulkan masalah pada mesin dan tentunya agar umur dari mesin menjadi lebih panjang.
Dalam mekanisme katup terdapat dua jenis katup, yaitu :
a. Katup masuk (IN) : katup ini berfungsi untuk intake manifold
b. Katup keluar (EX) : katup ini berfungsi untuk exhaust manifold
Dalam menstandartkan celah katup, menggunakan alat yang benama feeler gauge, biasanya
untuk celah katup untuk katup masuk adalah 0,15 dan 0,2mm, sedangkan untuk katup buang
adalah 0,2 dan 0,25mm.
Pengukuran katup bertujuan untuk mengetahui ukuran komponen-komponen pada katup,
apakah komponen tersebut masih sesuai dengan standar pabrik kendaran tersebut atau sudah
tidak
sesuai standar karena penggunaan terus-menerus. Pada praktikum ini komponen yang diukur
yaknipush rod, pegas katup dan diameter katup. Komponen tersebut mempunyai fungsinya
masing-masing, apabila ukurannya sudah tidak sesuai standar maka akan mengurangi kinerja
mesin serta akan membuat mesin tidak bertahan lama.
F. Hasil Praktikum
1. Menyetel Celah Katup
Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menyetel katup, yakni:
a. Panaskan mesin ± 5 menit, lalu matikan
b. Lepaskan penutup kepala silinder dan mulailah menyetel celah katup
c. Awalnya putar poros engkol searah jarum jam hingga tanda pada puli poros engkol (coakan)
tepat segaris dengan angka 0 pada tutup rantai timing.

d. Menentukan top kompresi silinder 1 atau 4, dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

 Pada saat memutar poros engkol, perhatikan juga katup masuk silinder mana yang bergerak.
Lihatlah rocker arm pada silinder 1 dan 4 sambil menggerak puli poros engkol.
 Apabila tanda pada puli telah segris dengan angka 0 dan yang dalam posisi bebas adalah rocker
arm silinder 1, berarti yang sedang mengalami top kompresi adalah silinder 1. Begitu juga
sebaliknya.
e. Menentukan katup-katup yang boleh distel pada saat top kompresi silinder 1 atau dengan cara
melihat diagram/tabel proses kerja silinder atau bisa juga dengan menggerak-gerakkan rocker
arm, apabila rocker arm dalam keadaan bebas berarti silinder tersebut boleh untuk distel
Jenis TOP Keadaan Silinder 1 2 3 4
Rocker arm silinder nomor 1 IN O O
TOP 1 bebas dan piston silinder nomor 1
EX O O
pada TMA akhir langkah kompresi
Rocker arm silinder nomor 4 IN O O
TOP 4 bebas dan piston silinder nomor 4
EX O O
pada TMA akhir langkah kompresi
Ket: O = Katup yang dapat distel
1, 2, 3, 4 = Nomor Silinder
f. Setelah mengetahui urutan penyetelan katup. Berikutnya menyetel katup dengan cara:
 Mengendorkan mur menggunakan kunci ring 12.
 Menempatkan atau memasukkan feeler gauge ke dalam celah antara rocker arm dengan batang
katup.
 Melakukan penyetelan dengan mengubah (mengencangkan/ mengendorkan) baut penyetel dengan
obeng.
 Stel celah pada katup nomor 1-2-3-6 dengan menggunakan feeler gauge, dengan ukuran :
 Intake : 0,20 mm
 Exhaust : 0,30 mm

 Setelah celah katup benar/sesuai, kencangkan mur penahan sambil menahan baut penyetel agar
tidak bergerak. Lalu cek kembali celah katup dengan merasakan tarikan/gesekan dari feeler
gauge.

g. Ulangi cara penyetelan selanjutnya pada TOP 4 dengan cara mengetopkan poros engkol lagi.
Putar poros engkol 1 putaran (360°) sehingga tanda coakan pada puli menunjukkan segaris lagi
dengan tanda angka 0 pada tutup rantai timing.
h. Menyetel celah katup nomor 4-5-7-8 menggunakan feeler gauge, dengan ukuran :
 Intake : 0,20 mm
 Exhaust : 0,30 mm
i. Setelah selesai penyetelan katup, maka tutup kembali kepala silinder, lalu pasang
komponen lainnya.
2. Cara Membuka Katup
a. Buka tutup silinder
b. Lepas timing belt dan gear
c. Lepas kepala silinder menggunakan kunci T ukuran 12
d. Lepas rocker arm dengan cara dipukul menggunakan palu besi
e. Kemudian lepas pegas katup satu per satu
f. Lepas katup menggunakan kunci SST, tekan pegas katup dengan kunci tersebut
g. Ambil pin yang berada dalam pegas yang berfungsi sebagai pengunci dengan menggunakna
obeng dan tang
h. Sekarang komponen pad akatup sudah terlepas dan selanjutnya bias diukur, mulai dari panjang
pegas, diameter batang katup dan diameter katup.

3. Hasil Pengukuran
Bagian 1 2 3 4
yang
Diukur IN EX IN EX IN EX IN EX
Panjang
Pegas 47,76 48,8 48,4 48,2 47,76 47,7 48,16 47,26
(mm)
Diameter
Batang
7 7 7 7 6,98 6,98 7 7
Katup
(mm)
Diameter
Katup 31,6 27,6 31,64 27,46 31,36 27,56 31,6 27,56
(mm)

G. Kesimpulan
Penyetelan celah katup merupakan salah satu hal penting dalam perawatan mesin mobil, hal
ini dikarenakan celah katup adalah komponen yang sangat penting dalam mengatur sistem kerja
dari mesin 4 tak. Mengacu pada adanya penyebaran panas (pemuaian), maka pada rocker arm
dan ujung batang katup harus terdapat celah katup. Apabila celah katup terlalu longgar atau
terlalu sempit, maka akan timbul masalah seperti berikut:
a. Jika celah katup terlalu sempit, maka katup akan membuka terlalu awal dan menutup dengan
lambat, sehingga dapat mengakibatkan terjadinya salah pengapian, atau pengapian balik.
b. Jika celahnya terlalu longgar, maka katup akan membuka terlambat dan menutup terlalu cepat,
sehingga dapat menimbulkan suara berisik dan getaran

ENGINE OVERHOULE
Prinsip dan cara kerja motor bensin 4 tak
Disebut 4 tak karena untuk menghasilkan satu siklus pembakaran terdiri dari empat langkah
torak
1. Langkah Hisap
(a) Piston bergerak dari TMA ke TMB.
(b) Katup hisap terbuka dan katup buang tertutup.
(c) Terjadi kevakuman dalam silinder, yang menyebabkan campuran udara dan bahan bakar
masuk ke dalam silinder.
2. Langkah Kompresi
(a) Piston bergerak dari TMB ke TMA
(b) Katup hisap tertutup dan katup buang tertutup
(c) Pada akhir langkah kompresi busi memercikkan bunga api
3. Langkah Usaha
(a) Piston bergerak dari TMA ke TMB.
(b) Katup hisap tertutup dan katup buang tertutup.
(c) Hasil pembakaran menekan piston
4. Langkah buang
(a) Piston bergerak dari TMB ke TMA.
(b) Katup hisap tertutup.
(c) Katup buang terbuka.
(d) Piston mendorong gas sisa pembakaran keluar.
C. Langkah Kerja
a. Mesin
Cylinder Head
Cylinder head terbuat dari besi tuang (konstruksi mesin lama) saat ini banyak diaplikasikan
cylinder head yang terbuat dari campuran aluminium. Cylinder head berfungsi sebagai dudukan
mekanisme katup, karburator, busi dan sebagai ruang bakar seperti dijelaskan gambar 4 di
bawah.
a. Pelepasan Cylider Head.
Lepaskan semua saluran air pendingin dari radiator.
Lepaskan semua komponen seperrti seperti valve case, rocker arm, push rod (untuk cylinder
head dengan konstruksi OHV).
Lepaskan semua baut pengikat cylinder head dari baut sisi paling luar menuju baut sisi paling
dalam.
Lepaskan katup dari dudukan katup menggunakan special service tool
b. Pembersihan komponen Cylider Head.
Lakukan pembersihan kerak pada ruang bakar dan semua komponen mekanisme katup
sebelum melakukan pemeriksaan agar hasil pemeriksaan lebih presisi.
c. Pemeriksaan komponen Cylider Head.
Kerataan intake manifold.
Periksa kerataan permukaan cylinder head.
Periksa kebengkokan katup.
Periksa kerataan permukaan
katup.
a. Pelepasan Cylinder Block.
Lepaskan semua saluran air pendingin dari radiator.
Lepaskan cylinder head unit.
Lepaskan semua engine mounting.
Setelah engine dipisahkan dari badan kendaraan lepaskan komponen yang terdapat pada ruang
poros engkol seperti pompa oli.
Lepaskan batang piston dapat melepaskan poros engkol.
Setelah semua bagian dilepas bersihkan komponen dengan solven atau glass bead.
b. Pemeriksaan Cylinder Block.
Dalam pemeriksaan blok silinder yang pertama diperiksa setelah dibersihkan adalah
keutuhannya secara fisik ( secara visual) dari kemungkinana pecah , retak atau perubahan
bentuk dasarnya.
Sedangkan yang perlu dilakukan penukuran setelah mesin dioverhaul / dibongkar adalah
Pemeriksaan / Pengukuran Kerataan Permukaan Blok Silinder :
Dalam pemeriksaan ini perlatan yang dibutuhkan adalah :
Straigt Edge
Feeler Gauge
Mikrometer (bila diperlukan untuk mengukur bilah)
Cara Pengukuran :
Letakkan Staright Edge pada permukaan blok silinder (posisi berdiri dan pada bagian yang kecil
diletakkan dibawah)
Lihat celah anata blok dengan straight edge kemudian masukkan bilah feeler gauge yang dapat
masuk.
Lakukan pengukuran seperti diatas pada enam posisi yaitu: Membujur (kiri dan kanan) dan
melintang (depan, tengah dan belakang).
Dari beberapa pengukuran ambilah nilai penyimpangan kerataan yang tertinggi dan bila
penyimpangan kerataannya sudah melebihi batas maksimum maka blok silinder harus
diperbaiki dengan jalan di gerinda sampai kerataannya nol.
Pemeriksaan dan Pengukuran Tabung Silinder
Untuk memperoleh tenaga mesin yang maksimal maka kebocoran antara torak dan ring torak
dengan silinder harus dibuat sekecil mungkin, oleh karena itu tabung silinder tidak boleh
terdapat goresan, keovalan, ketirusan maupun keausan yang terlalu besar.
Pemeriksaan tabung slilinder
Pemeriksaan ini dilihat secara visual dari kemungkinan tergores, cembung yang telalu besar
atau dengan diraba barang kali silinder sudah berubah bentuknya.
Pengukuran Tabung Silinder
Alat yang digunakan adalah :
Jangka sorong
Mokrometer luar (sesuai ukuran)
Silinder boore gauge (sesuai ukuran)
Ragum micrometer (bila diperlukan)
Cara Pengukuran :
Ukur diameter silinder bagian atas yang tidak terkena gesekan ring torak
Ambil micrometer yang sesuai dengan hasil pengukuran tersebut
Kalibarasi micrometer dan setting/posisikan micrometer sesuai dengan hasil pengukuran
dengan jangka sorong (untuk memudahkan penghitungan dapat dibulatkan ketasa atau
kebawah).
Rakit silinder Boore Gauge yang sesuai dengan ukuran (dapat dicoba masukkan dalam silinder)
kemudian kalibrasi silinder bore dengan micrometer tersebut (pada saat silinder bore diukur
dengan micrometer dibuat posisi jarum dial pada angka nol dan jangan merubah posisi
micrometer).
Ukur diameter silinder dengan silinder bore gauge pada enam posisi yaitu bagian yang terkena
gesekan ring torak bagian atas (melintang dan membujur (X dan Y), bagian tengan (X dan Y),
dan Bagian bawah (X dan Y) .
Hitung ketirusan tiap-tiap silinder (selisih pengukuran antara X1 dengan X3 atau Y1 dengan Y3).
Hitung keovalan tiaptiap silinder (selisih pengukuran antara X1 dengan Y 1, atau X2 dengan Y2 ,
atau X3 dengan Y3 ).
Hitung Keausan silinder (selisih pengukuran terbesar dengan ukuran standar tabungs silinder).
Bila ketirusan dan keovalan sudah melibihi batas maksimum (lihat buku manual) dan keausan
masih dibawah batas / limit maka silinder dapat diperbaiki dengan digerinda /dihinning).
Bila keusan sudah melebihi batas maksimum maka silinder harus dipernbaiki dengan jalan
di over size/diperbesar ukuran sesuai dengan petunjuk pabrik .
Piston (Torak)
a. Kontruksi
Piston bergerak turun naik di dalam silinder untuk melakukan langkah hisap, kompresi, usaha,
dan buang. Fungsi utama piston adalah untuk menerima tekanan pembakaran dan
meneruskannya ke poros engkol. Piston terbuat dari paduan alumunium karena ringan dan
radiasi panas yang baik.
b. Fungsi
Fungsi Dari torak adalah mengisap, mengkompresi dan memikuk tekanan hasil pembakaran
serta menyalurkannya ke poros engkol melalui batang torak dan sebagi pendorong gas sisa
pembakaran keluar dari silinder serta sebagai penyekat antara ruang engkol dengan silinder.
Torak pada motor 2 tak juga berfungsi sebagai katup/pengatur dalam proses pembilasan.
Ring Torak
Fungsi ring torak adalah :
Menghindari kebocoran gas (terutama saat kompresi dan ekpansi)
Mengikis kelebihan oli pada dinding silinder agar tidak masuk dalam ruang baka /silinder (ring
penghapus oli).
Memindahkan panas dari torak ke dinding silinder.
Persyaratan yang harus dimiliki ring torak adalah :
Tahan terhadap keausan
Mempunyai sifat luncur yang baik.
Sifat pemegasan/defleksi baik.
Pemegasan tidak berubah meskipun terkena temperatur tinggi.
Ring kompresi biasanya ada dua buah (paling atas dan bawahnya) sedang paling bawah adalah
ring penghapus oli.
Poros Engkol dan Bantalan Poros Engkol
1. Poros Engkol
Pelepasan, Pemeriksaan Dan Pengukuran Poros Engkol
Pemeriksaan secara fisik terutama dapat dilihat pada pena engkol dan jurnal engkol dari
kemungkinan tergores, retak (pecah) atau berubah bentuk seperti tirus atau lonjong.
Pengukuran poros engkol.
Pelepasan.
Lepaskan semua baut pengikat bantalan poros engkol.
Lepaskan semua metal dari main journal.
Bersihkan semua komponen.
Pengukuran Ketirusan dan Keovalan jurnal dan pena engkol.
Alat yang digunakan :
Jangka sorong
Mikrometer sesuai ukuran
Blok V
Cara pengukuran
Letakkan poros engkol dengan ditumpu blok V pada kedua ujungnya.
Ukur diameter jurnal engkol secara kasar pada bagian yang terkena gesekan bantalan dengan
jangka sorong.
Ambil micrometer yang sesuai dengan diameter poros tersebut, kemudian dikalibrasi dengan
hati-hati.
Lakukan pengukuran diameter jurnal satu persatu dimanana setiap jurnal diukur diameternya
sebanyak 4 posisi yaitu bsgian depan melintang dan menyilang (X1 dan Y1) serta bagian
belakang (X2 dan Y2).
Hitung ketirusan poros dengan jalan menghitung selisih pengukuran X1 dengan X2 atau Y1
dengan Y2 kemudian diambil ketirusan yang terbesar.
Hitung Keovalan semua poros dengan jalan mengitung selisih pengukuran antara X1 dengan Y1
atau X2 dengan Y2 kemudian diambil ketirusan yang terbesar.
Hitung keausan poros dengan jalan menghitung selisih pengukuran terkecil dengan diamneter
standar.
Apabila keausan masih dalam batas sedang keovalan dan ketirusan sugah melebihi batas maka
perbaikannya dengan jalan digerinda dengan tekanan tipis sehingga didapat ketirusan dan
keovalannya nol.
Bila keausan sudah melebihi batas maka perbaikan poros dilakukan dengan jalan diperkecil
ukuranya (under size) sesuai dengan petunjuk pabrik .
Pengukuran kebengkokkan poros engkol.
Peralatan yang dibutuhkan: Blok V dan Dial Tester Indicator (DTI).
Cara Pengukuran :
Letakkan poros engkol dengan kedua ujungnya ditumpu dengan blok V.
Pasang Dial indicator pada poros jurnal paling tenga.
Posisikan dial pada angka nol agar pembacaan lebih mudah.
Putar poros engkol pelan-pelan 360 derajat sambil melihat gerakan jarum dial.
Besarnya kebengkokkan adalah sebesar jumlah penyimpangan jarum dial indicator.
Roda Penerus
Roda penerus/ fly wheel (pelengkap poros engkol terbuat dari baja tuang berfungsi menyimpan
tenaga putar mesin. Flywheel dilengkapi dengan ring gear yang berfungsi untuk per-kaitan
dengan gigi pinion motor starter.
Roda gaya mempunyai dua fungsi yaitu :
a. Fungsi utama:
Menyimpan energi hasil pembaakaran sehingga dapat mengatasi hambatan dalam
melakukan langkah-langkah proses kerja mesin terutama pada motor dengan silinder
tunggal .
Menyeimbangkan ketidak stabilan putaran/memperhalus varisi putaran mesin (terutama pada
silinder banyak).
b. Fungsi sekunder :
Sebagai penempatan roda gigi untuk menggerakkan saat start.
Sebagai permukaan gesek dan tempat dudukan plat koplin (jenis gesek tunggal).
Bak Oli (Oil Pan)
Bak Oli terbuat dari baja dan dilengkapi separator untuk menjaga agar permukaan oli tetap rata
ketika kendaraan dalam posisi miring.
Penyumbat oli (drain plug) letaknya di bagian bawah oil pan yang berfungsi untuk
mengeluarkan oli mesin bekas.

Kesimpulan
Pada dasarnya mesin 2 dan 4 berfungsi merubah energy pembakaran menjadi energy gerak
putar
WIPER
Wiper

Kaca depan mobil harus setiap saat selalu bersih agar pandangan pengemudi tidak terganggu.
Wiper menjadi sangat penting terutama pada musim hujan, Wiper berfungsi membersihkan
kaca dari guyuran air hujan, salju, binatang-binatang kecil dan mengurangi embun yang
menempel pada kaca depan, Sehingga sangat penting untuk
keselamatan. Kerusakan pada wiper dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan.

Peran wiper terhadap keselamatan pengemudi sangat penting demi keselamatan. Ketika
pengemudi kurang memperhatikan kebersihan kaca kendaraannya, maka akan rawan
menimbulkan terjadinya kecelakaan. Untuk mengatasi hal tersebut maka setiap kendaraan
selalu dipasang wiper. Wiper merupakan perangkat yang dibuat untuk membersihkan kaca dari
berbagai kotoran.

Ada bermacam-macam penggerak penghapus kaca,antara lain dengan tenaga vakum, dengan
tangan, dan dengan tenaga listrik. Yang paling banyak digunakan adalah penghapus kaca yang
digerakkan dengan tenaga listrik. Putaran poros listrik tersebut antara 4000 sampai sampai
dengan 5000 tiap menit.

Pada mobil umumnya mengunakan penghapus tenaga ganda dimana penghapus kaca yang
satuya digerakkan oleh penghapus kaca utama dengan perantaraan lengan langsung.
Disamping wiper itu juga digunakan penyemprot air kaca depan. Penyemprot tsb dipasang
disisi luar kaca depan dan dihubungakan dengan sebuah pompa yang bekerja berdasarkan
kehampaan Air di semprotkan ke kaca depan jika tombol di tekan. Setelah air menyiram kaca
depan barulah wiper dijalankan. Tujuan penyiraman kaca depan dengan air adalah agar kaca
depan menjadi lebih bersih.

Cara Kerja Motor Wiper

Motor Wiper digerakan oleh arus yang dialiri oleh baterai menuju sekring dan ke
saklar dan menuju ke motor wiper tersebut sehingga motor wiper dapat bergerak dengan
semestinya.

Pada Wiper, ada tiga pergerakan yang sering kita lihat yaitu pelan (Low Speed), cepat (High
Speed) dan pelan berjangka waktu (Intermittent).
Kecepatan rendah dan tinggi wiper dikontrol dengan cara mengatur arus yang mengalir dari
brush ke armatur coil. Jadi dapat di simpulkan bahwa kecepatan wiper diatur dengan cara
membatasi kecepatan putaran motor wiper. Bila arus mengalir pada armatur coil dari brush
kecepatan rendah, akan dihasilkan gaya perlawanan elektromotive yang besar dan akaibatnya
motor berputar pada kecepatan rendah, bila arus mengalir pada armatur coil dari brush
kecepatan tinggi, maka akan dihasilkan gaya balik elektromotive yang kecil, dan akibatnya

motor berputar pada kecepatan tinggi. Untuk lebih jelasnya kita akan bahas cara
kerja wiper satu-persatu.

a. Wiring Cara kerja wiper ketika saklar pada posisi Low Speed.

Pada saat saklar wiper pada posisi Low Speed, arus mengalir dari Baterai ->terminal 18 -
>Wiper switch Low/Mist point -> terminal 7-> Motor wiper (low) -> masa.

b. Wiring Cara kerja wiper ketika saklar pada posisi High Speed.
Pada saat saklar wiper pada posisi High Speed, arus mengalir dari Baterai -> Terminal 18 ->
Wiper switch High point -> Terminal 13 -> motor wiper (Hi) -> Massa

c. Wiring Cara kerja wiper ketika saklar pada posisi Off.

Pada saat saklar wiper pada posisi Off, arus listrik mengalir dari Baterai ->Cam switch point B -
>Terminal 4 -> Relay point ->Wiper switch Off point -> Terminal 7 -> motor wiper low (lo) ->
massa

d. Wiring Cara kerja wiper ketika saklar pada posisi Intermittent.


Pada saat saklar wiper pada posisi Intermittent, arus mengalir dari Baterai ->Terminal 18 -
>relay coil >Tr 1->Terminal 16 -> Massa. Ketika relay point bergeser ke sisi B, arus mengalir
ke motor (Lo) dan motor berputar pada kecepatan rendah.: arus mengalir dari , + Baterai ->
Term 18->Relay point B ->Wiper sw point INT -> Terminal 7 Wiper motor (Lo) -> Massa

Komponen- komponen wiper

Gambar : Komponen-komponen wiper


Gambar : Lengan

Lengan wiper adalah penghubung antara bilah wiper dan motor. ukurannya dirancang untuk
menutupi maksimum kaca, dan memberikan bilah wiper jangkauan maksimum. Lengan wiper
menekan bilah wiper terhadap kaca, memastikan membersihkan atau mengelap maksimum dan
efisien.

Gambar : Bilah Wiper

Bilah Wiper merupakan komponen utama wiper, membersihkan atau mengelap kaca hingga
bersih. Bilah Wiper terbuat dari karet yang menyediakan fleksibilitas dengan rangka logam
atauplastik.bilah wiper dirancang sedikit fleksibel untuk mencocokkan kelengkungan kaca
sehingga lebih efektif. Dan adapun komponen-komponennya yang lain yaitu :

 Baterai berfungsi sebagai sumber arus listrik


 Sekring berfungsi sebagai pengaman apabila ada trouble
 Saklar berfungsi sebagai penghubung dan pemutus arus listrik
 Kabel yang berfungsi sebagai penghubung arus listrik atau jalannya arus listrik
 Motor Wiper berfungsi menggerakkan wiper
Wiper (penghapus kaca) adalah sangat penting dan erat hubungannya dengan segi
keselamatan, karena wiper berguna untuk membersihkan kaca dari hujan, debu, salju,
binatang
-binatang kecil, sehingga sangat penting untuk keselamatan.

Gangguan atau kerusakan yang sering terjadi pada wiper

Pada waktu kendaraan berjalan dikala hujan dengan lebat dan tombol penyeka kaca ( Wiper )
dijalankan maka ternyata tidak bekerja. Sebab-sebab kerusakan ;

 Sekeringnya putus
 Hubungan antara poross penyeka kaca depan dan batang penggeraknya putus
 Motor penggerak wiper rusak

Wiper tidak bekerja

 Hubungan kabel rusak


 Hubungan roda gigi pada wiper macet
 Tombol rusak, Motor listriknya rusak
 Sekeringnya putus

Wiper berjalan lambat

 Tahanan dalam coil kepenggati arus besar kotor


 Tahanan besar terhadap pada sambungan kemasa
 Poros engkol macet
 Tombol kontak macet
 Motor telah aus atau rusak

Kurangnya kualitas bersih kaca yang bisebabkan karena sobeknya karet wiper dan kerasnya
karet wiper. Kerusan pada karet biasa jarang sekali terjadi. Untuk menghasilkan sapuan yang
baik, maka karet wiper haruslah diganti dengan yang baru. Penyebab biasannya karena
penfaruh panas matahari dan juga pengaruh usia.

Cara memeriksa kerusakan dan memperbaiki wiper

Pemeriksaan terhadap penyebab kerusakan dan perbaikan

wiper

 Periksalah keadaan sekering, kalau ditemukan putus maka gantilah dengan yang baru.
 Apakah hubungan antara poros wiper dan batang penggerak putus? Pasang kunci kontak
penyalaan tetapi mesin jangan dijalankan, Dengarkanlah apakah motornya berjalan atau
bekerja, Jika bergerak maka kesalahan terletak antara poros dan batang penggeraknya.
 Apakah motor penggeraknya rusak? Jika pada point diatas tidak bekerja maka motor
penggerak rusak, maka dapat dibongkar dan diperiksa di mana letak kerusakannya.

Pemeriksaan dan perawatan

1. Lepas unit motor penghapus kaca dari dudukannya.


2. Periksa sambungan kabel-kabelnya dari kemungkin kotor, longggar atau terkupas.
3. Bongkar unit motor penghapus kaca
4. Periksa roda-roda giginya dari keausan, kotor, atau terbakar. Roda gigi yang kotor dapat
mengakibatkan wiper menjadi macet.
5. Periksa keadaan tombol pengggerak penghapus kaca
6. Periksa keadaan sambungan lengan penggerak penghapus kaca. Ji8ka berat untuk di
gerakkan maka berin pelumas secukupnya.
7. Periksa karet penghapurnya. Jika karetnya sudah terlalu aus, segeralah ganti dengan yang
baru. Karena penghapus yang aus sekali tidak akan berfungsi dengan baik.
8. Periksa keadaan sikat, tegangan pegas dan melekatnya solderan pada sikat.
9. Periksa kekendoran dan kemungkinan terbakarnya titik kontak.
10. Periksakeausan dan keretakan dari gigi roda gigi penggerak.
11. Periksa keadaan komotatornya. Jika sangat kotor kama dibersihkan
12. Rakit bagian-bagian yang telah dibongkae dengan teliti. Yang harus diperhatikan pada
waktu merakit kembali adalah Berilah grease pada ppermukaan gigi pada roda gigi
penggerak dan titik kontak, dan tepatkan tanda-tanda khusus yang ada pada motor tsb
13. Periksa kerja motor penghapus kaca dengan menghubungakan terminal-terminal baterai.
14. Jika motor penggerak masih berfungsi dengan baik, pasang pada dudukanya dan rangkaian
dengan semua komponen penghapus kaca
15. Ukur tinggi kedudukan posisi stop karet penghapuus kaca terhadap dasar kaca.
Samakanlah ukurannya untuk penghapuskaca kiri dan kanan.
16. Periksa tekanan karet penghapus kaca apakah cukup kuat atau bahkan terlalu kuat
17. Periksa tinggi penyemprotan air maksimum dengan mengarahkan lubang nosel keatas.
Jika penyemprotan kurang tinggi cari sebab-sebabnya dan lakukan perbikan.
18. Periksa jumlah air yang disemprotkan apakah cukup banyak atau kurang.
19. Atur arah penyemprotan air pada posisi yang tepat dengan mengarahkan lubang
nosel menggunakan kawat atau penggores.
20. Pastikan bahwa karet penghapus kaca bisa berhenti pada posisi yang benar. Sehingga
tidak menghalangi pandangan pengemudi.
Overhaul Motor Bensin

A. Tujuan

1. Mahasiswa diharapkan dapat memahami cara kerja dari Motor Bensin.

2. Mahasiswa diharapkan dapat melakukan analisis awal kerusakan pada kendaraan.

3. Mahasiswa diharapkan dapat melakukan Overhaul engine dengan baik dan benar.

4. Mahasiswa diharapkan dapat mengenali nama-nama komponen dari engine dan cara
kerjanya.

5. Mahasiswa diharapkan dapat memahami prosedur kerja yang baik sesuai standarnya.

B. Keselamatan Kerja

1. Gunakanlah alat pelindung praktikum yang sesuai, seperti wearpak, sepatu, dll.

2. Gunakan alat sesuai dengan fungsi dan cara pemakaian alat yang benar.

3. Berhati-hatilah terhadap komponen yang mudah patah ataupun yang memerlukan kerataan.

4. Perhatikan tanda-tanda yang ada pada bodi komponen.

5. Bekerjalah dengan serius dan selalu patuhi instruksi intruktur.

C. Teori Singkat

Sesuai dengan tujuan pelaksanaan pekerjaan dasar engine, diperlukan pengetahuan


tentang prinsip dan cara kerja motor bakar, sistem pendinginan, sistem pelumasan,
penghitungan daya motor dan prosedur pembongkaran dan pemasangan komponen engine
serta cara pembersihan engine dengan glass bead. Adapun fungsi pelaksanaan pekerjaan
dasar engine bertujuan:

a. Tujuan primer

1) Menjaga agar engine dapat berfungsi secara optimal dan aman


2) Meningkatkan umur pemakaian

3) Menghemat biaya pemeliharaan

b. Tujuan skunder

Mengorganisasi dan melaksanakan pekerjaan serta membuat catatan pemeliharaan

Prinsip dan cara kerja motor bensin 2 tak dan 4 tak

a. Motor bensin 2 tak:

Disebut motor 2 tak karena dalam menghasilkan satu usaha motor membutuhkan
dua langkah piston. Pada motor 2 tak bahan bakar yang tercampur dengan udara dari
karburator dimasukkan melalui katub pengatur (reed valve) menuju ruang poros
engkol.

Selain itu terdapat pula saluran yang mengalirkan bahan bakar dari ruang poros
engkol menuju ruang bakar melalui saluran transfer yang terletak pada silinder blok.
Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan seperti berikut :

1) Piston bergerak dari TMA ke TMB

a) Di atas piston

Terjadi langkah usaha, pembuangan dan awal pemasukan campuran bahan bakar
ke dalam ruang bakar.

b) Di bawah piston

Terjadi langkah kompresi terhadap campuran bahan bakar yang berada di dalam
ruang poros engkol untuk di suplai ke ruang pembilasan seperti ditunjukkan
gambar 1 bawah ini:
Gambar 1. Langkah torak dari TMA ke TMB

2) Piston bergerak dari TMA ke TMB

a) Diatas piston

(1) Akhir pemasukan bahan bakar ke dalam ruang bakar.

(2) Terjadi proses langkah kompresi dan pembakaran bahan bakar oleh busi.

b) Di bawah piston

Terjadi langkah penghisapan campuran bahan bakar dari karburator ke dalam


ruang poros engkol.

Gambar 2. Langkah torak dari TMB ke TMA

b. Motor bensin 4 tak:

Disebut 4 tak karena untuk menghasilkan satu siklus pembakaran terdiri dari empat
langkah torak (gambar 3).

Gambar 3. Siklus pembakaran motor bensin 4 tak

1. Langkah Hisap

(a) Piston bergerak dari TMA ke TMB.

(b) Katup hisap terbuka dan katup buang tertutup.


(c) Terjadi kevakuman dalam silinder, yang menyebabkan campuran udara dan
bahan bakar masuk ke dalam silinder.

2. Langkah Kompresi

(a) Piston bergerak dari TMB ke TMA

(b) Katup hisap tertutup dan katup buang tertutup

(c) Pada akhir langkah kompresi busi memercikkan bunga api

3. Langkah Usaha

(a) Piston bergerak dari TMA ke TMB.

(b) Katup hisap tertutup dan katup buang tertutup.

(c) Hasil pembakaran menekan piston

4. Langkah buang

(a) Piston bergerak dari TMB ke TMA.

(b) Katup hisap tertutup.

(c) Katup buang terbuka.

(d) Piston mendorong gas sisa pembakaran keluar.

C. Langkah Kerja

a. Mesin

1. Cylinder Head

Cylinder head terbuat dari besi tuang (konstruksi mesin lama) saat ini banyak
diaplikasikan cylinder head yang terbuat dari campuran aluminium. Cylinder head
berfungsi sebagai dudukan mekanisme katup, karburator, busi dan sebagai ruang bakar
seperti dijelaskan gambar 4 di bawah.

Gambar 4. Cylinder head motor bensin 4 tak

a. Pelepasan Cylider Head.

1) Lepaskan semua saluran air pendingin dari radiator.

2) Lepaskan semua komponen seperrti seperti valve case, rocker arm, push
rod (untuk cylinder head dengan konstruksi OHV).

3) Lepaskan semua baut pengikat cylinder head dari baut sisi paling luar
menuju baut sisi paling dalam.

4) Lepaskan katup dari dudukan katup menggunakan special service tool.

b. Pembersihan komponen Cylider Head.

Lakukan pembersihan kerak pada ruang bakar dan semua komponen


mekanisme katup sebelum melakukan pemeriksaan agar hasil pemeriksaan
lebih presisi.

c. Pemeriksaan komponen Cylider Head.

1) Kerataan intake manifold.

2) Periksa kerataan permukaan cylinder head.

3) Periksa kebengkokan katup.

4) Periksa kerataan permukaan katup.


d. Pemasangan Cylider Head.

1) Bila permukaan tidak rata lakukan perataan permukaan dengan


menyesuaikan batas yang tersedia pada bagian sisi cylinder head.

2) Lakukan pemasangan sesuai dengan arah kebalikan pembongkaran.

2. Cylinder block

Cylinder block berfungsi untuk dudukan komponen mesin dan terdapat water
jacket untuk tempat aliran air pendingin. Silinder liner adalah silinder yang dapat
dilepas. Silinder liner dibagi menjadi 2 tipe : dry type dan wet type seperti
ditunjukkan gambar dibawah. Dry type mempunyai keuntungan effisiensi panas lebih
baik, tetapi pendinginan pada liner kurang baik. Wet type mempunyai keuntungan
pendinginan pada liner baik tetapi effisiensi panas berkurang.

Gambar 5. Perbedaan Tipe Dry dan Wet

Tabung silnder adalah bagian yang menindahkan tenaga panas ke tenaga mekanis
serta sebagai lintasan / bergerak naik dan turunnya torak dalam melakukan proses
kerja mesin .

Agar diperoleh tenaga yang maksimum maka silinder harus memenuhi persyaratan
:

a. Mempunyai sifat luncur yang baik (gesekan kecil).

b. Tahan terhadap keausan.

c. Tahan dan kuat terhadap temperature dan tekanan yang tinggi.

d. Konstruksi harus memperoleh pendinginan yang merata.


e. Tidak mengalami perubahan bentuk akibat pemakaian yang lama.

f. Dapat diperbaiaki/diganti .

Untuk memenuhi persyaratan diatas maka tabung silinder diberi lapisan yang
disebut silinder liner (pelapis silinder) yang biasanya terbuat dari: krom, nikel,
silisium atau campuran nikel dengan silisium .

Gambar 6. Tabung Silinder

Secara umum konstruksi tabung silinder dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu:

a. Blok Tunggal

Jenis ini lubang silinder dan blok silindernya dibuat dengan bahan yang sma dan
membentuk kesatuan. Jenis ini hanya digunakan pada mesin-mesin model lama .

b. Tabung silinder model kering

Konstruksi antara tabung dengan blok berbeda bahannya dimana blok terbuat dari
bahan yang lebih ringan dan silindernya terbuat dari bahan yang tahan aus dan
mempunyai sifat luncur yang baik .

c. Tabung silinder model basah :

Konstruksi ini dinamakan model basah karena tabung dimasukkan dalam mantel
pendingin sehingga selalu basah .

Jenis ini tabung silindernya dapat dilepas / diangkat dan dipasang dengan mudah
tanpa harus dengan alat yang kusus

a. Pelepasan Cylinder Block.


1) Lepaskan semua saluran air pendingin dari radiator.

2) Lepaskan cylinder head unit.

3) Lepaskan semua engine mounting.

4) Setelah engine dipisahkan dari badan kendaraan lepaskan komponen yang


terdapat pada ruang poros engkol seperti pompa oli.

5) Lepaskan batang piston dapat melepaskan poros engkol.

6) Setelah semua bagian dilepas bersihkan komponen dengan solven atau glass
bead.

b. Pemeriksaan Cylinder Block.

Dalam pemeriksaan blok silinder yang pertama diperiksa setelah dibersihkan


adalah keutuhannya secara fisik ( secara visual) dari kemungkinana pecah , retak
atau perubahan bentuk dasarnya.

Sedangkan yang perlu dilakukan penukuran setelah mesin dioverhaul /


dibongkar adalah :

1) Pengukuran / Pemeriksaan Keretakkan Blok Silinder :

Dalam pemeriksaan ini perlatan yang dibutuhkan adalah

 Magnetic Crask Detektor dan

kelengkapannya Cara Pengukuran Keretakan :

a) Permukaan blok silinder yang telah dibersihkan ditaburi dengan bedak yang
mengandung serbuk besi secara tipis dan merata .

b) Rakit Magnetic Crack Detector , kemudian pole magnet remanennya


diletakkan ditasa permukaan blok silinder yang telah ditaburi bedak
c) Hidupkan sumber listrik magnetic crack detectornya sehingga pole magnet
remanen menjadi magnet, lihat serbuk bedak disekitar magnet remanen
apakah bedak mengumpul membentuk sebuah garis atau tidak (tetap
seperti semula). Bila ternyata bedak membentuk garis berarti garis tersebut
adalah garis retaknya dari blok silinder karena sifat serbuk besi adalah
akan selalu terbawa ketepi suatu besi saat ada garis gaya magnet,
sedangkan kalau bedak tidak membentuk garis berarti masih baik.

d) Lakukan pemeriksaan seperti diatas pada posisi pada posisi permukaan


silinder lainnya sampai seluruh permukaan silindernya terperiksa.

e) Bila ternyata blok silinder sudah retak berate blok silinder harus diganti
karena dapat menyebabkan kebocoran terutama saat langkah atau langkah
usaha.

2) Pemeriksaan / Pengukuran Kerataan Permukaan Blok Silinder :

Dalam pemeriksaan ini perlatan yang dibutuhkan adalah :

 Straigt Edge

 Feeler Gauge

 Mikrometer (bila diperlukan untuk mengukur

bilah) Cara Pengukuran :

a) Letakkan Staright Edge pada permukaan blok silinder (posisi berdiri dan
pada bagian yang kecil diletakkan dibawah)

b) Lihat celah anata blok dengan straight edge kemudian masukkan bilah
feeler gauge yang dapat masuk.
Gambar 7. Pengukuran Kerataan Blok Silinder

c) Lihat/ukur bilah tersebut dengan mikrometer, besarnya penyimpangan


kerataan blok silinder adalah sebesar tebal bilah tersebut.

d) Lakukan pengukuran seperti diatas pada enam posisi yaitu: Membujur (kiri
dan kanan) dan melintang (depan, tengah dan belakang).

Gambar 8. Pengukuran Kerataan

e) Dari beberapa pengukuran ambilah nilai penyimpangan kerataan yang


tertinggi dan bila penyimpangan kerataannya sudah melebihi batas
maksimum maka blok silinder harus diperbaiki dengan jalan di gerinda
sampai kerataannya nol.

3) Kelurusan dudukan poros engkol :

Untuk mendukung puritan poros engkol menjadi stabil (getarannya kecil)


maka dudukan poros engkol harus lurus antara satu dengan lainnya, oleh
karena itu saat membongkar mesin kelurusan dudukan harus diukur .

Adapaun peralatan yang dibutuhhkan untuk pengukuran kelurusan adalah :

 Straight Edge

 Feeler gauge

 Mikrometer (bila diperlukan)

Cara Pengukuran :
a) Letak blok silinder dengan posisi ruang engkol diatas/dudukan poros
engkol diatas

b) Letakkan straight edge membujur dari depan kebelakang dengan posisi


berdidi dan sisi yang kecil di bawah.

c) Masukkan bilah feeler gauge (yang dapat masuk) pada tiap-tiap dudukan.

d) Besarnya penyimpangan kelurusannya adalah sebesar tebal bilah yang


dapat masuk.

e) Bila penyimpangan kelurusan sudah melebihi batas maksimum maka harus


diperbaiki dengan jalan digerinda.

c. Pemeriksaan dan Pengukuran Tabung Silinder

Untuk memperoleh tenaga mesin yang maksimal maka kebocoran antara torak
dan ring torak dengan silinder harus dibuat sekecil mungkin, oleh karena itu
tabung silinder tidak boleh terdapat goresan, keovalan, ketirusan maupun keausan
yang terlalu besar.

Pemeriksaan tabung slilinder

Pemeriksaan ini dilihat secara visual dari kemungkinan tergores, cembung yang
telalu besar atau dengan diraba barang kali silinder sudah berubah bentuknya.

4) Pengukuran Tabung Silinder

Alat yang digunakan adalah :

 Jangka sorong

 Mokrometer luar (sesuai ukuran)

 Silinder boore gauge (sesuai ukuran)


 Ragum micrometer (bila

diperlukan) Cara Pengukuran :

a) Ukur diameter silinder bagian atas yang tidak terkena gesekan ring torak

b) Ambil micrometer yang sesuai dengan hasil pengukuran tersebut

c) Kalibarasi micrometer dan setting/posisikan micrometer sesuai dengan hasil


pengukuran dengan jangka sorong (untuk memudahkan penghitungan
dapat dibulatkan ketasa atau kebawah).

d) Rakit silinder Boore Gauge yang sesuai dengan ukuran (dapat dicoba
masukkan dalam silinder) kemudian kalibrasi silinder bore dengan
micrometer tersebut (pada saat silinder bore diukur dengan micrometer
dibuat posisi jarum dial pada angka nol dan jangan merubah posisi
micrometer).

e) Ukur diameter silinder dengan silinder bore gauge pada enam posisi yaitu
bagian yang terkena gesekan ring torak bagian atas (melintang dan
membujur (X dan Y), bagian tengan (X dan Y), dan Bagian bawah (X dan
Y) .

Gambar 9. Posisi Pengukuran

f) Hitung besarnya diameter silinder tiap pengukuran dan catat hasilnya ,


dimana besarnya diameter silinder adalah besarnya ukuran settingan
micrometer ditambah atau dikurangi besarnya penyimpangan jarum dial
pada silinder Bore Gauge (bila jarum dial bergerak berlawanan jarum jam
berate ditambah dan bila dial bergerak searah jaru jam berarti dikurangi).
g) Hitung ketirusan tiap-tiap silinder (selisih pengukuran antara X1 dengan X3
atau Y1 dengan Y3).

h) Hitung keovalan tiaptiap silinder (selisih pengukuran antara X1 dengan Y


1, atau X2 dengan Y2 , atau X3 dengan Y3 ).

i) Hitung Keausan silinder (selisih pengukuran terbesar dengan ukuran standar


tabungs silinder).

j) Bila ketirusan dan keovalan sudah melibihi batas maksimum (lihat buku
manual) dan keausan masih dibawah batas / limit maka silinder dapat
diperbaiki dengan digerinda /dihinning).

k) Bila keusan sudah melebihi batas maksimum maka silinder harus


dipernbaiki dengan jalan di over size/diperbesar ukuran sesuai dengan
petunjuk pabrik
.

3. Piston (Torak)

a. Kontruksi

Piston bergerak turun naik di dalam silinder untuk melakukan langkah hisap,
kompresi, usaha, dan buang. Fungsi utama piston adalah untuk menerima tekanan
pembakaran dan meneruskannya ke poros engkol. Piston terbuat dari paduan
alumunium karena ringan dan radiasi panas yang baik.

b. Fungsi

Fungsi Dari torak adalah mengisap, mengkompresi dan memikuk tekanan


hasil pembakaran serta menyalurkannya ke poros engkol melalui batang torak dan
sebagi pendorong gas sisa pembakaran keluar dari silinder serta sebagai penyekat
antara ruang engkol dengan silinder. Torak pada motor 2 tak juga berfungsi
sebagai katup/pengatur dalam proses pembilasan.
Keterangan

1. Puncak torak

2. Celah api

3. Daerah cicin api

4. Pinggang torak

5. Mata pena torak

D = Diameter

torak

TK = Tinggi kompresi

PT = Panjang torak

Gambar 10. Konstruksi Torak

Torak terbuat dari paduan alumunium atau besi tuang atau dari keramik. Pada
sisi luat bagian atas dibuat dua sampai empat alur untuk penempatan ring torak
dan ring oli.

Bila dilihat dari jenisnya torak dibagi menjadi empat macam, yaitu :

 Split piston

Pada jenis ini untuk mengimbangi pemuaian pada bagian badan torak
dibuat alur yang berbentu T atau U, sehingga pada saat torak memuai arah
pemuaian akan mengisi celah tersebut dan torak tidak akan bertambah
diameternya.
Gambar11. Torak Split Piston

 Slipper piston

Torak jenis ini pada bagian badan sebelah bawah dipotong/dikurangi


untuk mengurangi berat torak itu sendiri (agar torak lebih ringan).

Gambar12. Torak Slipper Piston

 Autothermik piston

Jenis ini untuk mengatasi pemuaian saat panas bagian dalamnya dipasang
suatu ring baja yang nilai muainya sangat kecil sehingga pemuaian dapat
ditekan oleh ring baja tersebut.

Gambar13. Torak Autothermic Piston

 Oval piston.

Jenis ini untuk mengatasi pemuaian torak dibuat kontsuksinya yang oval,
yaitu diameter piston sisi pena piston dibuat lebih kecil karena dapat
memuai lebih besar.
Gambar14. Torak Oval Piston

1. Ring Torak

Fungsi ring torak adalah :

a) Menghindari kebocoran gas (terutama saat kompresi dan ekpansi)

b) Mengikis kelebihan oli pada dinding silinder agar tidak masuk dalam ruang baka
/silinder (ring penghapus oli).

c) Memindahkan panas dari torak ke dinding silinder.

Persyaratan yang harus dimiliki ring torak adalah :

a) Tahan terhadap keausan

b) Mempunyai sifat luncur yang baik.

c) Sifat pemegasan/defleksi baik.

d) Pemegasan tidak berubah meskipun terkena temperatur tinggi.

Ring kompresi biasanya ada dua buah (paling atas dan bawahnya) sedang
paling bawah adalah ring penghapus oli.

Cara kerja ring torak

a) Ring Kompresi

1) Saat torak melakukan langkah isap

Torak bergerak ke bawah (TMB), ring berada pada bagian atas alur karena
adanya gesekan dengan sinder sehingga tekanan diatas torak menjadi
turun dan gas baru akan teisap masuk dalam silinder.
Gambar15. Saat Langkah Isap

2) Saat torak melakukan langkah kompresi

Torak bergerak keatas, ring berada bagian bawah alur karena adanya
gesekan dengan silinder dan tekanan gas makin besar karena adanya
penyempitan ruangan.

Gambar 16. Saat Langkah Kompresi

3) Saat torak melakukan langkah usaha

Torak didorong oleh tekanan pembakaran yang sangat tinggi, sedang ring
bergesekan dengan dinding silinder akibatnya ring berada pada bagian
tengah alurnya. Pada saat ini kebocoran gas yang masuk ke ruang engkol
sangat besar.

Gambar 17. Saat Langkah Usaha

4) Saat torak melakukan langkah buang

Torak bergerak ke TMA ring kompresi berada pada bagian bawah alur
karena adanya gesekan sehingga gas terdorong keluar silinder melalui
katub buang.
Gambar 18. Saat Langkah Buang

b) Ring Penghapus Oli

Fungsinya adalah untuk mengikis oli yang berlebihan pada dinding


silinder dan hanya menyisakan lapisan tipis saja untuk pelumasan agar tidak
mudah aus dan gesekan kecil.

Gambar 19. Ring Penghapus Oli

Cara kerja ring penghapus oli

Saat torak bergerak dari TMB ke TMA, maka pada dinding silinder akan
di penuhi dengan oli yang sangat banya dari percikan maupun semprotan
poros engkol, maka saat torak bergerak dari TMA ke TMB ring oli ini akan
mengikis dan menyisakan oli tipis saja pada dinding silindernya untuk
pelumasan ring kompresi. Sedang kelebihan oli akan kembali ke karter dan
sebagian akan masuk ke bagian dalam torak melalui lubang pada alur ring oli
untuk melumasi pena torak dan batang torak.

Gambar 20. Kerja Ring Penghapus Oli

2. Pena torak
Fungsi dari pena torak adalah sebagai pemindah gaya dalam hubungan
antara torak dengan batang torak. Bahan dari pena torak biasanya terbuat dari
baja nikel.

Diameter pena tyorak dibuat lebih besar dengan tujuan agar bidang
geseknya lebih besar dan tahan terhadap keausan, serta bagian dalamnya dibuat
lubang agar bobot dari pena torak menjadi lebih kecil sehingga memudahkan
untuk bergerakknya torak.

Pengikatan pena torak

Agar pena torak tidak keluar dari ptorak maka harus ada yang
menjamin/mengikat sehingga pena torak dapat berfungsi dengan baik dan tidak
merusak komponen lainnya.

Jenis pengikatan antara torak dengan prna torak ada beberapa macam

a) Pengikatan mati dengan baut (Fixed type)

Pena torak diikat dengan baut yang ada pada bushing torak, gesekan yang
terjadi hanya antara pena torak bagian tengah dengan ujung batang torak.

Gambar21. Fixed Type

b) Pengikatan dengan klem (Semi Floating Type)

Jenis ini pena torak di klem terhadap batang toraknya, gesekan yang terjadi
hanya pada ujung pena torak dengan bushing torak.
Gambar 22. Semi Floating Type

c) Jenis mengambang (Full Floating Type)

Jenis ini untuk menjamin pena torak menggunakan cincin penjamin di


ujung pena torak dan cincin tersebut diletakkan pada bushing torak.
Gesekan yang terjadi antara pena torak ada pada keseluruhan, yaitu pada
ujung pena torak dan bushing serta pada batang torak dengan pena
toraknya.

Gambar23. Full Floating Type

3. Batang Torak

Fungsi batang torak adal untuk memindahkan gaya dari torak keporos
engkol atau sebaliknya serta merubah arak gerakan lurus bolak-balik torak
menjadi gerakan putar poros engkol.

Beban yang diterima batang torak adalah: beban tarik, beban tekan dan
beban tekukkan serta beban puntiran. Oleh karena itu, batang torak harus dibuat
seringan mungkin agar massa kelembamannya kecil, dan tahan terhadap
tekukkan, tekanan maupun puntiran dengan demikian biasanya konstruksi
batang torak dibuat dengan profik “I“, karena bentuk ini mempunyai kekuatan
yang tinggi dan stabil serta bobotnya relative kecil.

Gambar 24. Profil I Batang Torak

4. Tutup Bantalan Batang Torak


Ada dua jenis tutup bantalan yaitu

a) Bentuk lurus

Dimana bentuk ini konstruksi penutup bantalan dan pangkal batang torak
dibuat simetris dan diaut sebelah kiri dan kanan.

Gambar 25. Tutup Bantalan Batang Torak Bentuk Lurus

b) Bentuk miring

Posisi penutup bantalan dengan ujung batang torak dibuat miring dengan
tujuan agar pada saat melepas/memasang bantalan tidak perlu menurunkan
mesin ataupun melepas poros engkol dan cukup melewati lubang silinder
saja (didorong keatas).

Gambar 26. Tutup Bantalan Bentuk Miring

c. Pemeriksaan dan Pengukuran Torak dan Kelengkapannya

1. Pemeriksaan Dan Pengukuran Torak , Ring Torak dan Pena torak

Pemeriksaan secara visual dapat dilihat antara lain: torak terbakar, retak atau
pecah, kekocakan batang torak dengan penanya serta keausan/bekas gesekan
torak.

Pengukuran yang perlu dilakukan

a) Celah alur ring torak


Untuk mengukur celah ini gunakan feeler gauge dengan cara :

 Lepas ring torak dari alurnya

 Bersihkan alur dan ring toraknya

 Masukkan ring pada alurnya dengan posisi lingkaran


diluar piston

 Ukur celah dengan feelergauge yang dapat masuk

 Besarnya tebal feeler gauge adalah sama dengan celah ring torak

 Lakukan pengukuran pada semua ring torak

Gambar 27. Pengukuran Celah Ring Torak

b) Lakukan pemeriksaan celah ujung pegas ring piston.

Besarnya celah pada umumnya adalah 0,2 – 0,5 mm pada temperatur


ruangan, dan diukur pada 10 mm dan 120 mm dari atas silinder.

Gambar 28. Contoh Pengukuran Gap Ring Piston

c) Pengukuran celah torak dengan lubang silinder .

Alat yang digunakan adalah micrometer dan silinder bore gauge dengan
kelengkapannya.
Cara melakukan pengukuran adalah :

 Ukur diameter torak dengan micrometer yang sudah dikalibrasi.

 Ukur lubang silinder dengan silinder bore gauge sesuai dengan


urutan pengukuran yang benar.

 Bandingkan kedua pengukuran (selisih) adalah merupan celah


antara dinding silinder dengan toraknya.

Celah ini bila terlalu besar akan berakibat kebocoran gas yang masuk ke
ruang engkol banyak dan untuk perbaikannya torak dan silinder harus
disesuaikan (diganti toraknya).

Gambar 29. Pengukuran Lubang Silinder

d) Pemeriksaan Celah Bushing Torak dengan Pena torak

Dengan menggunakan micrometer luar dan dalam maka ukur dimeter


bagian dalam bushing dan ukur diameter luar pena torak pada bagian
yang bergesekan dengan bushing. Besarnya selisih pengukuran adalah
sama dengan besarnya celah antara bushing torak dengan pena torak.
Bila celah terlalu longgar maka akan terjadi suara yang kasar saat mesin
bekerja..

Gambar 30. Pemeriksaan kekocakan pena torak

2. Pemeriksaan Dan Pengukuran Batang Torak


a) Pengukuran Kepuntiran dan Kebengkokkan Batang Torak

Alat yang digunakan adalah Conecting Rod Aligner dan Feeler Gauge.

Cara pengukuran

 Pasang batang torak pada Connecting Rod Aligner (diameter pena


engkol disesuaiakan).

 Letakkan pelurus pada pena torak dengan posisi yang benar

 Tempelkan sensor pada dinding alat.

 Lihat sensor lainnya yang masih ada celahnya dan ukur dengan
menggunakan feeler gauge.

 Bila celah itu pada sensor bagian atas berarti adalah kebengkokkan.

Gambar 31. Pengukuran Kebengkokan

 Dan bila celah tersebut pada sensor bagian kiri atau kanan berarti
celah tersaebut adalah kepuntirannya.

Gambar 32. Pengukuran Kepuntiran

b) Pengukuran celah bantalan batang torak


Untuk mengukur celah bantalan gunakan plastic gauge dan cara
pengukurannya sama persis dengan saat mengukur celah bantalan poros
engkol

c) Pengukuran celah samping batang torak

Alat yang digunakan adalah Dial Indicator, dan cara pengukurannya sama
persisi saat mengukur celah samping poros engkol.

4. Poros Nok

Poros nok berfungsi untuk menggerakkan mekanisme katup pompa bahan bakar dan
distributor.

Gambar 33. Poros Nok

a) Pelepasan.

Lepaskan semua komponen baut pengikat.

Bersihkan poros nok

b) Pemeriksaan.

1) Periksa keausan pada permukaan lupe.

2) Ukur besarnya tinggi angkat dengan menguragi diameter terbesar dengan


diameter terkecil pada masing- masing lupe.

3) Sesuaikan dengan spesifikasi yang ada pada buku manual

c) Pemasangan.
Lakukan pemasangan sesuai dengan langkah kebalikan dari pelepasan

5. Poros Engkol dan Bantalan Poros Engkol

1. Poros Engkol

Fungsi dari poros engkol adalah untuk merubah arah gerakan bolak-balik
torak dalam silinder (gerak lurus) menjadi gerakan putar dengan perantaraan
batang torak.

Persyaratan yang harus dipenuhi dari poros engkol ini adalah harus tahan
terhadap puntiran dan kebengkokkan serta mempunyai sifat luncur yang baik .

Gambar 34. Poros Engkol

Bahan dan cara pembuatan poros engkol antara lain :

a. Poros engkol dengan tuntutan tinggi.

Poros engkol ini banyak digunakan pada mesin diesel (mesin dengan
perbandingan kompresi yang tinggi). Poros engkol jenis ini terbuat dari baja
khusus yang diikuti dengan pelakuan panas untuk meningkatkan
kekuatannya.

b. Posos engkol dengan tuntutan sedang.

Poros engkol ini banyak digunakan pada mesin bensin/mesin disel ringan.
Poros engkol ini terbuat dari besi tuang khusus dengan proses perlakuan
panas.

c. Pengerasan permukaan jurnal dan pena engkol.


Jurnal dan pena engkol diperkeras dengan lapisan yang tahan terhadap
keausan dan mempunyai sifat luncur yang baik dengan perlakuan panas atau
kimia, kemudian digerinda dengan/dibubut tekanan kecil.

a. Macam-macam posos engkol :

a) Poros engkol dengan bantalan gelinding.

Posos engkol, jenis ini adalah poros engkol yang dapat dibelah/terbagi,
sehingga dalam memasang bantalan dapat dengan mudah. Jenis ini banyak
digunakan pada motor 2 tak yang menggunakan pelumasan campur
sehingga pelumasan bantalan akan lebih baik.

Keterangan

1. Poros engkol

2. Jurnal engkol

3. Bantalan gelinding

4. Batang torak

5. Bantalan jarum

Gambar 35. Poros Engkol Terbagi

b) Poros engkol dengan jumlah jurnal n + 1.

Jenis ini menggunakan jumlah jurnal utamanya sebanyak jumlah silinder


ditambah satu (n + 1), karena mempunyai keseimbangan yang baik dan
menghasilkan getaran yang relative kecil banyakmaka jenis ini banyak
digunakan pada mobil model sekarang.

Keterangan

1. Pena engkol

2. Jurnal engkol

3. Bobot penyeimbang

4. Lubang oli pelumas

Gambar 36. Poros Engkol Konstruksi n + 1.

c) Poros engkol dengan jumlah jurnal utamanya ½ n + 1.

Jenis ini akan mempunyai gesekan jurnalnya lebih kecil karena kontak
poros yang bergesekan juga lebih sedikit dan getaran yang dihasilkan pun
tidak terlalu besar. Jenis ini digunakan pada mesin seperti Colt T 120.

Keterangan

1. Pena engkol

2. Jurnal engkol

3. Bobot penyeimbang
4. Lubang oli pelumas

Gambar 37. Poros Engkol Konstruksi ½ n + 1

b. Pelepasan, Pemeriksaan Dan Pengukuran Poros Engkol

Pemeriksaan secara fisik terutama dapat dilihat pada pena engkol dan jurnal
engkol dari kemungkinan tergores, retak (pecah) atau berubah bentuk seperti
tirus atau lonjong.

Pengukuran poros engkol.

1) Pelepasan.

1) Lepaskan semua baut pengikat bantalan poros engkol.

2) Lepaskan semua metal dari main journal.

3) Bersihkan semua komponen.

2) Pengukuran Ketirusan dan Keovalan jurnal dan pena engkol.

Alat yang digunakan :

 Jangka sorong

 Mikrometer sesuai ukuran

 Blok V

Cara pengukuran

a) Letakkan poros engkol dengan ditumpu blok V pada kedua ujungnya.

b) Ukur diameter jurnal engkol secara kasar pada bagian yang terkena
gesekan bantalan dengan jangka sorong.
c) Ambil micrometer yang sesuai dengan diameter poros tersebut,
kemudian dikalibrasi dengan hati-hati.

d) Lakukan pengukuran diameter jurnal satu persatu dimanana setiap


jurnal diukur diameternya sebanyak 4 posisi yaitu bsgian depan
melintang dan menyilang (X1 dan Y1) serta bagian belakang (X2
dan Y2).

Gambar 38. Pengukuran Keausan Poros Engkol

e) Lakukan juga pengukuran pada semua pena engkol seperti diatas


(nomor b,c dan d ).

f) Hitung ketirusan poros dengan jalan menghitung selisih pengukuran


X1 dengan X2 atau Y1 dengan Y2 kemudian diambil ketirusan yang
terbesar.

g) Hitung Keovalan semua poros dengan jalan mengitung selisih


pengukuran antara X1 dengan Y1 atau X2 dengan Y2 kemudian
diambil ketirusan yang terbesar.

h) Hitung keausan poros dengan jalan menghitung selisih pengukuran


terkecil dengan diamneter standar.

i) Apabila keausan masih dalam batas sedang keovalan dan ketirusan


sugah melebihi batas maka perbaikannya dengan jalan digerinda
dengan tekanan tipis sehingga didapat ketirusan dan keovalannya
nol.

j) Bila keausan sudah melebihi batas maka perbaikan poros dilakukan


dengan jalan diperkecil ukuranya (under size) sesuai dengan
petunjuk pabrik .
2) Pengukuran kebengkokkan poros engkol.

Peralatan yang dibutuhkan: Blok V dan Dial Tester Indicator (DTI).

Cara Pengukuran :

Gambar 39. Pengukuran Kebengkokkan Poros Engkol

a) Letakkan poros engkol dengan kedua ujungnya ditumpu dengan blok


V.

b) Pasang Dial indicator pada poros jurnal paling tenga.

c) Posisikan dial pada angka nol agar pembacaan lebih mudah.

d) Putar poros engkol pelan-pelan 360 derajat sambil melihat gerakan


jarum dial.

e) Besarnya kebengkokkan adalah sebesar jumlah penyimpangan jarum


dial indicator.

2. Bantalan Poros Engkol

Bantalan poros engkol adalah berfungsi melindungi dan menghantarkan


putaran poros engkol. Untuk hal tersebut maka bantalan harus mempunyai
persyartan:

 Tahan aus

 Mempunyai sifat lincur yang baik

 Mendapat pelumasan yang merata disekeliling poros


 Tahan terhadap tekanan gaya aksil maupun horizontal

Bantalan pada poros engkol ada dau jenis yaitu bantalan utama (main jurnal
bearing) yaitu bantalan pada poros utama dan bantalan jalan (connecting rod
bearing) yaitu bantalan antara batang torak dengan poros pena engkol (crank pin).

a. Prinsip Kerja Bantalan.

Apabila ada dua bual logam yang bersinggungan satu dengan lainnya saling
bergeseran maka akan timbul gesekan, panas dan keausan. Untuk itu pada
kedua benda diberi suatu lapisan yang dapat mengurangi gesekan, panas dan
keausan serta untuk memperbaiki kinerjanya ditambahkan pelumasan sehingga
kontak langsung antara dua benda tersebut dapat dihindari.

b. Jenis-Jenis Bantalan Luncur

1) Berdasar konstruksinya bantalan luncur

dibagi: a)Bantalan luncur radial.

Bantalan ini untuk mendukung gaya radial dari batang torak saat
berputar. Konstruksinya terbagi/terbelah menjadi dua agar dapat
dipasang pada poros engkol.

Gambar 40. Bantalan Luncur Radial

b) Bantalan luncur aksial

Bantalan ini menghantarkan poros engkol menerima gaya aksial yaitu


terutama pada saat terjadi melepas/menghubungkan plat kopling saat
mobil berjalan.
Konstruksi bantalan ini juga terbelah/terbagi menjadi dua dan dipasang
pada poros jurnal bagian paling tengah.

Gambar 41. Bantalan Luncur Radial Dan Aksial

c)Bantalan gelinding (roll).

Bantalan poros engkol ini digunakan pada poros engkol yanmg


terpisah/terbagi, sehingga pemasangan/pelepasannya dengan jalan
membagi poros engkol terlebihdahulu. Bantalan roll ini banyak
digunakan pada motor-motor 2 tak .

Konstruksi bantalan ini disesuaikan dengan beban yang diterimanya yaitu


:

 Bantalan gelinding aksial (mengatasi gaya aksial).

 Bantalan gelinding Radial (mengatasi gaya radial).

 Bantalan gelinding kontak sudut (mengatasi gaya aksial dan radial).

Gambar 42. Bantalan Gelinding (Roll)

2) Berdasar bahannya batalan dibedakan

menjadi: a)Bantalan satu bahan.


Yaitu bantalan yang terbuat dari satu jenis bahan saja seperti besi tuang
kelabu atau perunggu. Jenis ini hanya digunakan pada motor dengan
beban ringan.

Gambar 43. Bantalan Luncur Satu Bahan

b) Bantalan dua bahan

Bantalan ini mempunyai dua bahan untuk pendukung dan untuk bagian
luncurnya.

Gambar 44. Bantalan Luncur Dua Bahan

Untuk bagian pendukungnya terbuat dari Cuprum (Cu), Plumbum (Pb),


Sn atau paduan alumunium, sedanng bagian luncurnya biasanya terbuat
dari : Pb atau Sn.

Jenis ini mempunyai sifat luncur yang baik serta daya dukungnya lebih
besar.

c)Bantalan tiga bahan:

Bantalan ini biasanya pelindungya terbuat dari baja ,pendukungnya


terbuat dari Pb, Cu atau Sn dan permukaan luncurnya terbuat dari Pb
atau SN dengan proses galvanis.
Gambar 45. Bantalan Luncur Dengan 3 Bahan

c. Pemeriksaan dan pengukuran bantalan poros engkol

Hal yang perlu diukur dalam bantalan adalah celah oli antara bantalan dengan
porosnya, sedang alat yang digunakan adalah plastic gauge , kunci momen dan
kedi.

Cara mengukur celah oli:

 Lepaskan tutup bantalan.

 Pasang plastic gauge sekitar satu centimeter pada poros yang akan diukur.

 Pasang kembali tutup bantalan dan keraskan dengan kunci momen sesuai
dengan spesifikasinya.

 Buka kembali tutup bantalan (jangan memutar poros engkol).

 Lihar plastic gauge yang menjadi pipih dan ukur lebarnya dengan
masternya yang ada pada tutup / bungkus plastic gauge.

Melepas tutup bantalan

Mengukur dengan plastic gauge


Gambar 46. Pengukuran Celah Oli Poros Engkol

Pemeriksaan dan pengukuran bantalan aksial poros engkol.

Alat yang diperlukan untuk mengukur celah antara poros dengan bantalam
aksial adalah Dial indicator dan kedi.

Cara pengukuran :

 Pasang DTI pada ujung poros.

 Kalibrasi dial (pada posisi nol untuk memudahkan pembacaan).

 Gerakkan poros maju dengan mengungkit poros menggunakan obeng


minus.

 Hitung penyimpangan jarum dialnya.

 Gerakakan kembali poros mundur sampai berhenti

 Hitung penyimpangan jaru dialnya.

 Besarnya penyimpangan jarum (saat diungkit maju maupun mundur)


adalah sama dengan celah oli antara bantalan aksial dengan porosnya .

Gambar47. Pemeriksaan Celah Aksial Poros Engkol

6. Roda Penerus

Roda penerus/ fly wheel (pelengkap poros engkol terbuat dari baja tuang berfungsi
menyimpan tenaga putar mesin. Flywheel dilengkapi dengan ring gear yang berfungsi
untuk per-kaitan dengan gigi pinion motor starter.
Gambar 48. Roda Penerus (Roda Gila/ Fly Wheel)

Roda gaya mempunyai dua fungsi yaitu :

a. Fungsi utama:

 Menyimpan energi hasil pembaakaran sehingga dapat mengatasi hambatan


dalam melakukan langkah-langkah proses kerja mesin terutama pada motor
dengan silinder tunggal .

 Menyeimbangkan ketidak stabilan putaran/memperhalus varisi putaran mesin


(terutama pada silinder banyak).

b. Fungsi sekunder :

 Sebagai penempatan roda gigi untuk menggerakkan saat start.

 Sebagai permukaan gesek dan tempat dudukan plat koplin (jenis gesek tunggal).

Gambar 49. Roda Gaya dan Poros Engkol

Apabila roda gaya terlau berat maka akan berakibat dalam melakukan
akselersi/percepatan mmenjadi lemah karena momen kelembamannya sangat besar,
sedang bila terlalu ringan berakibat pada putaran rendah/stationer akan tidak
stabil/sering mati tetapi untuk akselerasi sangat bagus.

Pemeriksaan dan Pengukuran Roda Gaya


a. Pemeriksaan gigi stater

Dengan melihat langsung setiap gigi untuk stater pada roda gaya, apakah suadah
aus, retak atau bahkan sudah copot. Bila banyak gigi yang rusak maka kaitan gigi
motor stater dengan gigi roda gaya saat start akan sulit sambung ataupun lepas.

b. Pemeriksaan keausan roda gaya

Dengan menggunakan starigh edge dan feeler gauge ukur keausan roda gaya yang
terkena gesekan plat kopling . Bila keausan sudah terlalu besar maka akan
menyebabkan kopling selip dan untuk perbaikannya diratakan dikurangi tebal
pada dudukan plat penekan sesuai dengan spesifikasi

c. Keolengan roda gaya

Dengan menggunakan Dial indicatri ukur keolengan dari roda gaya . Bila rada
gaya keolengannya / run outnya terlalu besar maka saat melepas dan atau
menyambungnya plat kopling terasa kasar/ bergetar.

7. Bak Oli (Oil Pan)

Bak Oli terbuat dari baja dan dilengkapi separator untuk menjaga agar permukaan oli
tetap rata ketika kendaraan dalam posisi miring.

Penyumbat oli (drain plug) letaknya di bagian bawah oil pan yang berfungsi untuk
mengeluarkan oli mesin bekas.

Gambar 50. Bak Oli

b. Sistem Pendingin
Sistem pendingin berfungsi mendinginkan mesin dan mencegah panas yang berlebihan.
Sistem pendingin ada dua macam yaitu sistem pendingin dengan air dan sistem pendingin
udara. Umumnya mesin mobil banyak menggunakan sistem pendingin air. Sistem
pendingin air mempunyai kerugian akan konstruksi yang rumit dan biaya yang mahal.
Sedangkan keuntungan dari system pendingin air yaitu lebih aman karena ruang bakar
dikelilingi oleh air dan berfungsi sebagai peredam bunyi serta dapat digunakan sebagai
sumber panas untuk heater (pemanas ruangan). Sistem pendingin air dilengkapi oleh
water jacket, pompa air (water pump), radiator, thermostat, kipas (fan), slang karet
(hose), fan clutch dan lain-lain.

Proses kerja sistem pendingin

Pada saat mesin dingin:

Tekanan pada sistem dibangkitkan oleh pompa air dan bersirkulasi dari water pump
ke water jacket ke by pass hose kembali lagi ke water pump karena pada saat ini mesin
masih dingin dan air pun masih dingin sehingga thermostat masih tertutup seperti
ditunjukkan gambar dibawah ini.

Gambar 51. Proses Pendinginan Saat Mesin Dingin

Pada saat mesin panas

Setelah mesin menjadi panas, kira-kira pada temperatur 85°C thermostat mulai
terbuka dan katup bypass tertutup dalam bypass sirkuit sehingga aliran air pendingin
mengalir dari radiator ke lower hose, ke water pump, ke water jacket, ke upper hose dan
kembali ke radiator untuk didinginkan dengan kipas dan putaran udara dengan adanya
gerakan maju dari kendaraan itu sendiri. Aliran air pada sistem pendingin dengan kondisi
mesin dalam keadaan panas dapat dilihat pada gambar 17 berikut.
Gambar 52. Proses Pendinginan Saat Mesin Panas

1) Radiator

Radiator berfungsi untuk mendinginkan cairan pendingin yang telah menjadi panas
setelah melalui saluran water jacket.

Gambar 53. Pembagian Radiator

Radiator terdiri dari dua bagian yaitu tangki air bagian atas (upper water tank) dan
tangki bagian bawah (lower water tank) seperti ditunjukkan gambar 7 di atas. Upper
tank dilegkapi dengan tutup radiator untuk menambah air pendingin dan dihubungkan
dengan reservoir tank/ tangki cadangan sehingga air pendingin atau uap yang
berlebihan dapat ditampung. Lower tank dilengkapi outlet dan kran penguras. Inti
radiator (radiator core) terdiri dari pipa yang dapat dilalui air pendingin diantara
sirip- sirip pendinginan. Panas cairan pendingin pertama di serap oleh fin, yang
didinginkan oleh fan dan udara akibat gerakan kendaraan. Radiator terletak pada
bagian depan kendaraan, sehingga radiator dapat didinginkan oleh gerakan kendaraan
itu sendiri. Ada 3 tipe radiator core : plate fin, corrugated fin, single row seperti
ditunjukkan gambar 18 berikut.
Gambar 54. Tipe- tipe Radiator

2) Tutup radiator.

Radiator dilengkapi dengan tutup radiator yang bertekanan dan menutup rapat
pada radiator. Ini memungkinkan naiknya temperatur pendingin 100°C tanpa terjadi
mendidih. Penggunaan tutup radiator bertekanan (pressure cap) diutamakan sebab
efek pendinginan radiator bertambah dan membuat perbedaan suhu antara udara luar
dan cairan pendingin. Pada tutup radiator dilengkapi relief valve dan vacuum valve
seperti pada kedua gambar dibawah ini.

a) Cara kerja relief valve.

Bila suhu air pendingin naik akan menyebabkan tekanan bertambah, bila
tekanannya mencapai 0,3 – 1,0 kg/cm2 pada 110 – 120°C. Relief valve akan
terbuka dan membebaskan kelebihan tekanan melalui overflow pipe.

Gambar 55. Proses Kerja Relief Valve

b) Cara kerja vacuum valve.

Saat suhu air pendingin turun setelah mesin berhenti dan membentuk
kevakuman dalam radiator yang akan membuka vacuum valve menghisap air
pendingin dari reservoir (lihat gambar 21 di bawah).

Gambar 56. Proses Kerja Vacuum Valve.

c) Tangki Cadangan (Reservoir Tank).


Reservoir dihubungkan ke radiator melalui overflow pipe. Reservoir
berfungsi untuk mencegah terbuangnya air pendingin dan menjamin agar tetap
dapat mengirimkan cairan pendingin. Untuk lebih jelasnya lihat gambar 22.

Gambar 57. Reservoir Tank Dalam Keadaan Dingin dan Panas.

d) Pompa Air.

Pompa air berfungsi untuk memompakan cairan pendingin dari radiator ke


water jacket. Umumnya yang banyak digunakan adalah tipe sentrifugal.
Pompa air digerakkan oleh tali kipas atau timing belt. Contoh gambar 23
dibawah menunjukkan pompa air yang digerakkan tali kipas.

Gambar 58. Pompa Air (water pump).

e) Thermostat.

Thermostat berfungsi untuk mempercepat tercapainya suhu kerja mesin.


Tipe thermostat yang umum digunakan adalah tipe wax (lilin). Pada
thermostat terdapat jiggle valve yang berfungsi untuk mem-permudah
masuknya air saat pengisian. Seperti ditunjukkan gambar 24 di bawah ini
menggunakan wax.

Gambar 59. Themostat Dengan Wax.

f) Kipas Pendingin dan Kopling Fluida.


Radiator didinginkan oleh udara luar, pendinginannya tidak cukup apabila
kendaraan berhenti seperti halnya pada alat berat. Untuk itu diperlukan kipas
(fan) yang akan menambah pendinginan.

Gambar 60. Konstruksi Penggerak Kipas.

Kipas pendingin digerakkan oleh tali kipas atau motor listrik. Seperti
ditunjukkan gambar 25 di atas. Kopling fluida berfungsi mendinginkan
radiator dengan lebih efisien. Saat temperatur udara rendah, kecepatan kipas
rendah sehingga mesin menjadi panas dan saat temperatur tinggi, otomatis
putaran kipas menjadi cepat.

Gambar 61. Kipas Radiator dan Kopling Fluida (fluid clutch)

g) Tali Kipas

Kipas pendingin umumnya digerakkan oleh tali kipas. Tali kipas terbagi
menjadi V-belt dan V ribbed belt.

(1) V Belt

Gambar 62. V belt


V belt terdapat 2 macam jenis yaitu tipe konvensional dan tipe cog.
Tipe ini sering kita jumpai sebagai penggerak kipas. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada gambar 27 di atas.

(2) V Ribbed Belt

V ribbed belt mempunyai keuntungan efisiensi pemindahan tenaga


yang besar dan panas yang tinggi, serta tahan lama.

Gambar 63. Konstruksi V ribbed belt

c. Sistem Pelumasan

Berbagai fungsi dari sistem pelumasan adalah:

a) Membentuk oil film untuk mengurangi gesekan, aus dan panas

b) Mendinginkan bagian-bagian yang dilewati

c) Sebagai seal antara piston dengan dinding silinder

d) Mengeluarkan kotoran dari bagian-bagian mesin

e) Mencegah karat pada bagian-bagian mesin

Gambar 64. Skema Aliran

Pelumasan Komponen- komponen pada sistem pelumasan


3) Pompa Oli

Pompa oli berfungsi untuk menghisap oli dari oil pan kemudian
menekannya ke bagian-bagian mesin. Macam-macam pompa oli :

a) Internal gear (1)

b) Trochoid (2)

c) External gear (3)

Gambar 65. Macam- macam Pompa Oli

4) Sistem Pengatur Tekanan Oli

Ketika pompa oli digerakkan oleh mesin maka tekanan oli akan naik, pada
kecepatan tinggi tekanan oli akan berlebihan dan hal ini dapat menyebab-kan
kebocoran pada seal-seal oli. Untuk mencegah hal ini diperlukan semacam
pengatur yang menjaga tekanan oli agar tetap konstan tanpa terpengaruh
putaran mesin. Komponen yang melakukan hal ini adalah relief valve.

Perhatikan gambar di bawah.

Gambar 66. Pengaturan Oleh Relief Valve

5) Filter Oli

Filter oli pada sistem pelumasan berfungsi untuk memisahkan kotoran-


kotoran dari oli. Pada filter oli dipasangkan by pass valve yang berfungsi
sebagai saluran alternatif saat filter oli tersumbat. Penggantian filter oli harus
memperhatikan kondisi kerja mesin serta lama pengoperasiannya. Konstruksi
filter oli dapat diperhatikan pada gambar 32 di bawah.

Peringatan :

Kualitas minyak pelumas sangat tergantung pada kualitas penyaringan oleh


filter ini, oleh karenanya lakukan penggantian filter ini secara berkala sesuai
dengan operasi kendaraan atau petunjuk pabrik pembuat.

Gambar 67. Konstruksi Filter Oli

Pelepasan :

Gunakan SST untuk melepas filter

Penggantian:

Sebelum memasang filter yang baru, isikan terlebih dahulu filter dengan oli
baru sekitar setengah dari kapasitas filter.

6) Lampu Tanda Tekanan Oli

Lampu tanda tekanan oli (oil pressure warning lamp) berfungsi untuk
memberi peringatan ke pengemudi bahwa sistem pelumasan tidak normal dan
dipasang pada blok silinder untuk mendeteksi tekanan pada oil gallery.

a) Tekanan Oli Rendah


Gambar 68. Switch Oli Memassakan Lampu

Saat mesin mati atau tekanan oli rendah titik kontak di dalam switch
tekanan oli menutup sehingga lampu peringatan hidup (menyala).

b) Tekanan Oli Tinggi

Saat mesin hidup dan tekanan oli naik, maka tekanan oli ini
mendorong diapragma sehingga titik kontak membuka dan lampu
peringatan mati.

Gambar 69. Switch Oli Memutuskan Lampu Dengan Massa

7) Nosel Oli

Nosel oli (oil nozzle) berfungsi untuk mendinginkan bagian dalam piston.
Pada oil nozzle terdapat check valve yang berfungsi untuk mencegah tekanan
oli dalam sirkuit pelumasan turun terlalu rendah (1,4 kg/cm2)

Gambar 70. Nosel Oli

8) Pendingin Oli

Pendingin oli (oil cooler) yang banyak digunakan untuk motor diesel
adalah tipe pendingin air. Oil cooler berfungsi untuk mendinginkan oli agar
kekentalannya tetap.
Gambar71. Oil Cooler

d. Sistem Bahan Bakar

1) Tangki Bahan Bakar

Tangki bahan bakar (fuel tank) pada motor bensin dan motor diesel adalah sama.
Tangki bahan bakar terbuat dari plat baja tipis yang bagian dalamnya dilapisi anti
karat. Dalam fuel tank terdapat fuel sender gauge yang berfungsi menunjukkan
jumlah bensin yang ada dalam tangki dan juga separator yang berfungsi sebagai
damper bila kendaraan berjalan atau berhenti secara tiba-tiba atau bila berjalan dijalan
yang tidak Rata. Fuel inlet ditempatkan 2 – 3 mm dari bagian dasar tanki, ini
dimaksudkan untuk mencegah ikut terhisapnya kotoran dan air.

Gambar 72. Tangki Bahan Bakar

2) Saluran bahan bakar

Bensin dialirkan dari tangki ke karburator melalui saluran bahan bakar (pipa dan
selang). Pipa bahan bakar dibuat dari pelat seng (zinc-plated) dan tembaga (copper
lined steel). Untuk bagian tertentu ada juga pipa bahan bakar yang terbuat dari selang
karet.

3) Saringan bensin

Elemen saringan menahan aliran bensin dan menyaring air, pasir, kotoran dan
benda asing lainnya yang lebih berat dibandingkan dengan bensin. Kotoran akan
mengendap dibagian bawah saringan, sedangkan benda asing yang ringan akan
menempel pada elemen. Saringan bensin tidak dapat diperbaiki dan harus diganti
dalam satu unit.
4) Pompa bahan bakar

Biasanya tangki terletak tidak sejajar dengan karburator, untuk mengalirkan bahan
bakar tersebut diperlukan pompa bahan bakar. Ada dua tipe pompa bahan bakar yaitu
tipe mekanik dan tipe elektrik.

a. Pompa bahan bakar mekanik

Pompa ini memiliki diapragma dan sepasang katup yang bekerja dengan
arah berlawanan. Katup ini digerkkan oleh daya balik dipragma untuk menekan
bahan bakar ke karburator. Diapraghma digerakkan oleh rocker arm yang
digerakkan oleh putaran nok camshaft.

Gambar 73. Konstruksi Pompa Mekanis

b. Pompa bahan bakar tipe elektrik

Pompa ini dapat menghasilkan tekanan 2 Kg/cm2 atau lebih dibanding


pompa mekanik. Getaran pada pompa ini berkurang karena tidak digerakkan
poros nok. Pompa dapat mengirimkan bahan bakar walaupun mesin dalam
keadaan mati selama kunci kontak masih dalam posisi ON. Pompa biasanya
dipasang pada saluran bahan bakar. Saat ini pompa biasanya terpasang di dalam
tangki (pada EFI). Konsruksi pompa elektrik dapat dilihat pada gambar 39 di
bawah ini.

Gambar 74. Konstruksi Pompa Elektrik

5) Karburator
Ada 3 syarat yang harus dipenuhi untuk mesin bensin agar tenaga yang dihasilkan
dapat tercapai dengan baik:

1) Tekanan kompresi yang tinggi

2) Waktu pengapian yang tepat dan percikan bunga api yang kuat

3) Campuran udara dan bahan bakar yang sesuai

Syarat ketiga inilah yang disediakan karburator. Bila torak bergerak ke bawah
selama langkah hisap mesin, akan menyebabkan kevacuuman di dalam ruang bakar.
Dengan terjadinya vacuum udara masuk keruang bakar melalui karburator.
Bertambah cepatnya aliran udara yang masuk melalui saluran yang sempit (venturi),
tekanan pada venturi menjadi rendah sehingga bensin dalam ruang pelampung
mengalir keluar melalui saluran utama ke ruang bakar. Gambar di bawah ini
memperlihatkan bentuk dasar karburator.

Gambar 75. Konstruksi Dasar Karburator

E. Kesimpulan

Untuk dapat melaksanakan Overhaul Engine perlu diketahui beberapa hal tentang prinsip
dasar berbagai mesin. Overhaul Engine ini dapat dikatakan sebagai perawatan. Dalam teknik
otomotif perawatan yang dilakukan bertujuan untuk mengembalikan kinerja mesin pada
kinerja awalnya. Perawatan tersebut meliputi beberapa sistem seperti:

a. Sistem pendinginan

b. Sistem pelumasan

c. Sistem aliran bahan bakar


Pada prinsipnya motor pembakaran dalam seperti motor bensin 2 tak maupun 4 tak
bahkan motor diesel adalah merubah energi pembakaran menjadi energi gerak putar. Untuk
motor bensin 4 tak dan motor diesel 4 tak hampir semua komponennya adalah sama tetapi
hanya dibedakan berdasarkan proses pembakaran bahan bakar dan sistem aliran bahan
bakarnya.

DAFTAR PUSTAKA

Komatsu. (1996). Operation and Maintenance Manual D75S-5 Dozer Shovel. Japan

Mercedes- Benz. (1998). Economical Driver Training for Bus Commercial Vehicle.
Central Training Dept, Jakarta

Swisscontact (2000), Analisa Kinerja Mesin Diesel Berdasarkan Hasil Uji Emisi,
Swisscontact, Jakarta

Toyota- Astra Motor (1995), New Step 1 Training Manual, Toyota, Jakarta

United Tractors, Preventive Maintenance Forklift Diesel, Jakarta


Memeriksa Crankshaft
Crankshaft bekerja merubah gerak naik turun piston menjadi gerak putar. Tekanan pembakaran
sangatlah besar, dengan demikian crankshaft menahan tekanan yang sangat besar dari ledakan
pembakaran tersebut. Akibatnya crankshaft dapat bengkok. Selain bengkok crankshaft juga dapat
mengalami keausan, sebab crankshaft juga berputar. Keausan terjadi pada bagian crank journal
dan crank pin dari crank shaft. Crank journal adalah bagian dari crankshaft yang bertumpu pada
blok silinder. Sedangkan crank pin adalah bagian dari crankshaft yang berhubungan dengan
conecting rod (stang seher). Jadi pemeriksaan keselurahan dari crankshaft adalah pemeriksaan
kebengkokkan dan pemeriksaan keausan.

Pemeriksaan kebengkokkan crankshaft:


1. Tempatkan crankshaft pada V blok seperti gambar

2. Letakkan atau pasang dial gauge di tengah – tengah crankshaft yaitu bagian dari crank
journal yang paling tengah.
3. Putar crankshaft perlahan – lahan hingga 1 putaran 360 derajat. Sambil membaca hasil
pengukuran pada dial gauge.
4. Bandingkan hasil pengukuran di dial gauge dengan batas kebengkokan yang diizinkan.
Sebagai contoh saya ambil dari sebuah merk kendaraan dengan batas kebengkokkan
0,03mm.
5. Jika pengukuran melebihi batas kebengkokkan yaitu 0,03 mm. Artinya crankshaft sudah
terlalu bengkok. Cranshaft harus diganti. Jika tidak melebihi 0,03 mm, artinya crankshaft
masih lurus atau tidak bengkok.
Pemeriksaan keausan crank pin
1. Ukur diameter crankpin menggunakan micrometer.
2. Catat hasil pengukuran untuk semua crank pin. Bila mesin 4 silinder artinya ada 4 crank
pin.
3. Bandingkan hasil pengukuran dengan batas servis untuk masing kendaraan berbeda batas
servisnya. Untuk kali saya gunakan contoh batas crank pin pada salah satu tipe kendaraan
toyota yaitu :
1. Standar 47,988 – 48,000 mm
2. 0,25 = 47,738 -47,750 mm
3. 0,50 = 47,488 – 47,500 mm
4. 0,75 = 47,238 – 47,250 mm

Pemeriksaan keausan crank journal


1. Ukur diameter crank journal menggunakan micrometer.
2. Catat hasil pengukuran untuk semua crank journal. Untuk mesin 4 silinder memiliki 5
crankjournal.
3. Bandingkan hasil pengukuran dengan batas servis. Sebagai contoh di bawah ini:
1. Standar = 49, 976 – 50,000 mm
2. 0,25 = 49,733 – 49, 743 mm
3. 0,50 = 49,483 – 49,493 mm

Berdasarkan hasil pengukuran crank journal dan crank pin maka dapat diketahui tingkat keausan
pada bagian tersebut. Bila kondisi sebelumnya crank journal dan crankpin masih standar, maka
range ukurannya adalah harus sesuai data di atas. Sebagai contoh bila ukuran : Crank pin =
49,950 mm dan crank journal 49,900. Maka crank pin dan crank journal sudah aus. Sebab batas
servis untuk ukuran standar crank pin adalah 47,988 – 48,000 mm dan batas servis ukuran crank
journal 49, 976 – 50,000 mm, jadi hasil ukuran lebih kecil dari batas servis atau sudah aus. Untuk
ini cranskshaft harus diundersize / digerinda untuk diperkecil ukurannya. Selain itu metal
crankshaft juga harus diganti sesuai dengan ukuran undersizenya.
Keausan poros engkol, sudut engkol pad engine dan cara forging- gangguan dan Keausan
Poros engkol- Keausan juga gangguan yang terjadi pada jurnal poros engkol juga dapat
diidentifikasikan seperti halnya oval, tirus, goresan juga kerusakan bantalan dan merupakan hal
yang umum terjadi poros engkol.

Keovalan
Langkah yeg terjadi secara terus menerus akan menyebabkan keovalan yang terjadi pada
bantalan jalan karena disebabkan karena hal tersebut juga tekanan yang terus menerus pada
bagian tertentu. Perbedaan keausan yang terdapat pada bagian tertentu akan lebih besar dari pada
bagian lain dari bantalan yang bersangkutan yang juga akan berakibat tekanan oli rendah serta
engine bergetar.

Tirus
Ketidakseimbangan piston merupakan penyebab utama tirus bantalan jalan, sehingga tirus dapat
terjadi yang diakibatkan karena kesalahan pemasangan metal sisipan dan berakibat metal sisipan
menekan dari bagian tertentu dan mengakibatkan keausan dari salah satu bagian.

Goresan
Sedangkan untuk penyebab utama goresan yang terjadi pada jurnal merupakan servis poros
engkol yang tidak benar atau disebabkan tidak menjaga kebersihan. Selain itu, pada poros engkol
berputar sehingga akan menggores permukaan jurnal. Sedangkan partikel karbon atau material
yang terdapat pada bantalan dapat tertanam pada metal yang lunak.

Kerusakan Bantalan
Pada celah yang berlebihan dapat merusak poros engkol, selain itu penyebab lain dari kerusakan
bantalan juga sering diakibatkan tekanan oli yang rendah. Pada kelelahan permukaan bantalan
karena diakibatkan celah yang berlebihan.

Sudut-sudut Engkol pada Engine Bersilinder Banyak


Terlepas dari bentuk konstruksi silindernya Engine 4 langkah memiliki silinder yang banyak, dan
dari setiap piston menyelesaikan 4 langkah selama 720 derajat poros engkol yang berputar.
Sedangkan untuk putaran yang lebih halus akan tergantung dari interval kerja dari setiap silinder
sesuai dengan jumlah silindernya.

Sudut- sudut engkol


Bahan yang digunakan untuk crankshaft terbuat dari baja serta karbon tempa atau "carbon steel
forging" dari keseluruhan yang dikeraskan. Sedangkan Big end dari connecying rod memutarkan
crankshaft seperti gambar yang terletak pada bagian bawah engine block. Selain itu crankshaft
memindahkan gerak putra ke flywheel dan lainya seperti clucth, transmission yang berfungsi
untuk memberikan tenaga dan cocok untuk kerja.

Berikut ini bagian dari crankshaft yang terdiri dari :

 Connecting rod bearing journal


 Counterweight
 Main bearing journal
 Web

Dari setiap cylindernya memiliki satu conneting rodbearing journal pada crankshaft untuk in-
line engine, sedangkan yang terdapat pada v- engine connecting rod bearing journal memiliki
dua buah cylinder.

Poros engkol yang terpasang pada blok dengan menggunakan jaminan tutup bantalan utama serta
berputar didalam bantalan sisipan yang terpasang pada bantalan utama atau pada tutup. Adanya
tekanan pelumasan engine akibat dari pelumasan yang terdapat pada bantalan poros engkol.

Pada ujung lain dipasangkan roda gigi yang berfungsi untuk penggerak poros bubungan,
sedangkan salah satu ujung dari poros engkol terpasang roda penerus. Adapun teknik yang
digunakan dari pembuatan poros engkol antara lain : casting, forging juga Billet machine . Selain
itu cara casting merupakan yang paling banyak untuk digunakan pabrik pembuat kendaraan.

Cara forging

Selain itu, cara forging berfungsi untuk memberi panas yang terdapat pada bagian baja dengan
cara pengerjaan serta pengerasan juga dipress yang terdapat pada poros sesuai bentuk yang
diinginkan. Kekuatan serta kemampuan yang tinggi pada umumnya menggunakan proses seperti
yang telah diuraikan.

Keausan poros engkol, sudut engkol pad engine dan cara forging- gangguan dan Keausan
Poros engkol- Keausan juga gangguan yang terjadi pada jurnal poros engkol juga dapat
diidentifikasikan seperti halnya oval, tirus, goresan juga kerusakan bantalan dan merupakan hal
yang umum terjadi poros engkol.

Keovalan
Langkah yeg terjadi secara terus menerus akan menyebabkan keovalan yang terjadi pada
bantalan jalan karena disebabkan karena hal tersebut juga tekanan yang terus menerus pada
bagian tertentu. Perbedaan keausan yang terdapat pada bagian tertentu akan lebih besar dari pada
bagian lain dari bantalan yang bersangkutan yang juga akan berakibat tekanan oli rendah serta
engine bergetar.

Tirus
Ketidakseimbangan piston merupakan penyebab utama tirus bantalan jalan, sehingga tirus dapat
terjadi yang diakibatkan karena kesalahan pemasangan metal sisipan dan berakibat metal sisipan
menekan dari bagian tertentu dan mengakibatkan keausan dari salah satu bagian.

Goresan
Sedangkan untuk penyebab utama goresan yang terjadi pada jurnal merupakan servis poros
engkol yang tidak benar atau disebabkan tidak menjaga kebersihan. Selain itu, pada poros engkol
berputar sehingga akan menggores permukaan jurnal. Sedangkan partikel karbon atau material
yang terdapat pada bantalan dapat tertanam pada metal yang lunak.

Kerusakan Bantalan
Pada celah yang berlebihan dapat merusak poros engkol, selain itu penyebab lain dari kerusakan
bantalan juga sering diakibatkan tekanan oli yang rendah. Pada kelelahan permukaan bantalan
karena diakibatkan celah yang berlebihan.

Sudut-sudut Engkol pada Engine Bersilinder Banyak


Terlepas dari bentuk konstruksi silindernya Engine 4 langkah memiliki silinder yang banyak, dan
dari setiap piston menyelesaikan 4 langkah selama 720 derajat poros engkol yang berputar.
Sedangkan untuk putaran yang lebih halus akan tergantung dari interval kerja dari setiap silinder
sesuai dengan jumlah silindernya.

Sudut- sudut engkol


Bahan yang digunakan untuk crankshaft terbuat dari baja serta karbon tempa atau "carbon steel
forging" dari keseluruhan yang dikeraskan. Sedangkan Big end dari connecying rod memutarkan
crankshaft seperti gambar yang terletak pada bagian bawah engine block. Selain itu crankshaft
memindahkan gerak putra ke flywheel dan lainya seperti clucth, transmission yang berfungsi
untuk memberikan tenaga dan cocok untuk kerja.

Berikut ini bagian dari crankshaft yang terdiri dari :

 Connecting rod bearing journal


 Counterweight
 Main bearing journal
 Web

Dari setiap cylindernya memiliki satu conneting rodbearing journal pada crankshaft untuk in-
line engine, sedangkan yang terdapat pada v- engine connecting rod bearing journal memiliki
dua buah cylinder.

Poros engkol yang terpasang pada blok dengan menggunakan jaminan tutup bantalan utama serta
berputar didalam bantalan sisipan yang terpasang pada bantalan utama atau pada tutup. Adanya
tekanan pelumasan engine akibat dari pelumasan yang terdapat pada bantalan poros engkol.

Pada ujung lain dipasangkan roda gigi yang berfungsi untuk penggerak poros bubungan,
sedangkan salah satu ujung dari poros engkol terpasang roda penerus. Adapun teknik yang
digunakan dari pembuatan poros engkol antara lain : casting, forging juga Billet machine . Selain
itu cara casting merupakan yang paling banyak untuk digunakan pabrik pembuat kendaraan.

Cara forging

Selain itu, cara forging berfungsi untuk memberi panas yang terdapat pada bagian baja dengan
cara pengerjaan serta pengerasan juga dipress yang terdapat pada poros sesuai bentuk yang
diinginkan. Kekuatan serta kemampuan yang tinggi pada umumnya menggunakan proses seperti
yang telah diuraikan.

cara mengganti piston mobil


cara mengganti piston mobil cara mengganti piston pada sepeda motor PISTON

1. Pemeriksaan kepala silinder a. Bersihkan kerak karbon yang ada di ruang bakar dan buang dengan
sikat halus atau motor motor bor b. Periksa ketirusan lubang, Perbaiki dan ganti drat yang rusak atau
stnd patah c. Periksa kelengkungan kop silinder dengan menempatkan baja pada permukaannya. d.
Ukur celah antara penggaris dan permukaan kop silinder feeler gauge, seperti pada gambar.
Kelengkungan 0,05 mm maksimum. e. Bila kelengkungan melebihi spesifikasi, bubut permukaan silinder.
f. Pastikan pipa air tidak tersumbat.

2. Pemeriksaan manifold a Periksa melengkung atau tidaknya permukaan manifold isap dan
buang. b.Tempatkan saluran pada permukaan pelat rata. Ukur celah antara saluran dan permukaan
pelat dengan celer gauge. Kelengkungan · 0,1 mm maksimum c. Bila kelengkungan melebihi
spesifikasi, bubut/gerindalah terse- but hingga rata kembali.

3. Pemeriksaan pegas katup a. Periksa keadaan pegas. b. Ukur panjang bebas pegas.

4. Pemeriksaan katup a Bersihkan kerak karbon pada klep. b.Periksa keadaan katup dengan melihatnya
dari kemungkinan permukaan yang tidak rata, retak, atau rusak bakar. Bila hal ini ada, ganti dengan yang
baru c.Ganti katup bila aus, gepres, berkarat, dan tidak bisa dibersihkan atau diperbaiki permukammya
(scuur). dUkur diameter batang katup pada dua atau tiga tempat di sepanjang batang katupnya dengan
mikrometer. Ganti katup bila tingkat keausannya melebihi batas spesifikasi.

5. Memeriksa celah batang katup a. Pasang katup pada bosnya. b. Ukur celahnya dengan dial indicator
sambil menggerak-gerakan batang katup ke depan dan ke belakang. c. Bila celah melebihi spesifikasi,
ganti bos katup dan katupnya.

6. Penggantian bos katup a. Tap bos katup lama keluar, dengan SST dan palu. b. Tap bos katup baru
masuk dengan SST hingga ring pada bos katup. Catatan : - Bos katup isap dan katup buang berbeda -
Gunakan bos klep buang sebagai pengganti kedua bekatup isap buan c. Pasang seal katup pada bosnya
dcngan SST.

7. Merapikan permukaan kutup dan dudukun a.Perbaiki permukaan sehingga permukaan katup isap
maupun buang membentuk sudut 45 derajat b.Untuk membersihkan permukaan katup, buanglah
Iogam sedikit mungkin (seperlunya saja). Bila pinggir klep kurang dari 1,0 mm setelah diskir, gantilah
katup. Periksa bagian yang bersentuhan pada setiap dudukan katup. Bila kasar atau rusak perbaiki
dudukan katup dengan pisau dudukan klep. Sudut dudukan katup isap dan buang, yaitu 45 derajat
d.Oleskan prussian biru pada prrmukaan katup. e.Periksa dudukan katup dengan menekan klep pada
dudukannya. Bila wama biru tidak tampak di sekeliling 360° permukaan katup, gantilah katup. f. Periksa
lekukan pada dudukan katup dengan mengukur bagian batang katup yang menonjol ke atas (ukuran L,
ukuran ini harus sesuai spesifikasi).
8. Memeriksa celah tuas katup dun porosnya a. Ukur dan hitunglah celah antara lubang tuas katup
dan porosnya. Celah maksimum 0,10 mm. b. Ganti tuas klep berikut porosnya bila celahnya melebihi
spesifikasi.

9. Memeriksa blok silinder a. Periksa blok silinder atau perbaiki/ganti bilamana perlu. 1) Rusak karcna
bocor. 2) Retak. 3) Dinding silinder tergores. b Ukuran tingkat kelengkungan blok silinder bagian atas.
Kelengkungan maksimum 0,10 mm. c. Bila kelengkungan melebihi spesifikasi, perbaiki dengan bubut
atau ganti biok silinder denganyang baru. d.Ukur dinding lubang silinder sesuai arah X dan Y pada YV
tingkatan (A, B, dan C) untuk setiap silinder. Perhatian: - Ukuran lubang silinder harus berdasarkan
ukuran piston oversize dan sama untuk seluruh silinder - Bila lubang silinder melebihi srandard
maksimum, bor ulung silinde rjadi oversize. - Bila perbedaan antara pengukuran A dan melebihi
ketirusan maksimum, bor ulang silinde rjadioversize. Taper 0,019 mm maksimum. - Bila perbedaan X dan
Y melebihi ketidak bulatan maksimum bor ulang silinder ke oversize. Ketidakbulatan maksimum 0,019
mm e. Bila bagian atas dinding silinder menunjukkan keausan tidak waj ar, copot lapisan tersebutdengan
reamer.

10. Mesin piston Perhatian: Ban piston diganti, ring piston juga harus diganti. a.Periksa seluruh lingkar
luar piston dari karat. Gantilah bila perlu b.Ukur diameter luar setiap piston pada sudut pengukuran
tegak lurus (siku) (90°) dari posisi pasak piston, dengan jarak 18mm di bawah alur ring piston bawah.
Lihat spesifikasi diameter mobil bersangkutan. c.Ukur celah antara piston dan silinder. Bila celah
melebihi batas maksimum, ganti piston dan bor ulang silinder. Setelah pasang piston oversize. Celah
maksimum 0,10 mm.

11. Memeriksa celah piston dan ring piston Ukur celah antara ring piston dan dudukan ring pada piston
bagian atas/bawah secara melingkar dengan ring piston ban. Ukuran maksimum celah (paling atas dan
kedua) 0,10 mm. Bila celah melebihi batas maksimum, ganti piston. Periksa kerusakan, keausan ring
piston yang tidak normal atau patah. Ganti ring piston bila perlu. Masukkan ring piston ke dalam silinder
dan gunakan piston untuk mendorongnya hingga ke gerakan paling bawah ring. Ukur jarak ujung ring
piston dengan feeler gauge. Ganti ring piston bila perlu. Celah maksimum 170 mm.

12. Memeriksa pasak piston a.Ukur diameter lubang pasak pada piston pada empat tempat dengan
arah pengukuran X dan Y (menyilang). b.Ukur diameter piston dengan arab X dan Y pada empat tempat
cHitung celah antara pasak piston ke piston. Spesifikasi celah 0,000 — 0,024 mm. _ d.Bila celah melebihi
spesifikasi, ganti piston dan/atau pasaknya.

13. Memeriksa batang piston a.Ukur lubang ujung kecil (lubang untuk pin piston) batang piston
b.Hitung kelonggaran antara Iubang ujung batang piston dan pin piston. Spesifikasi celah 0,015 — 0,040
mm. V c.Bila kelonggaran melebihi spesifikasi, ganti batang pistonda atau pasaknya.

14. Memeriksa bearing (bantalan) batang piston a.Periksa bearing dari kerusakan, keausan, goresan
atau oblak. Ganti bila perlu. Bearing undersize 0,25 mm; 0,50 mm; 0,75 mm. Perhatian: Dua bagian
bearing penggantiannya harus bersamaan. b.Bersihkan kotoran dan oli dari crankpin dan bearing
c.Pasang metal duduk (main bearing) atas dan metal bulan (thrust bearing). d.Pasang poros engkol pada
blok silinder. e Pasangkan plastik pengukur (plastic gauge) di atas crankpin pada arah sesumbu (aksial). f.
Pasang metal duduk bawah dan tutupnya sesual dengan jumlahnya. g Kencangkan baut tutup metal
duduk dua atau tiga tahap scsuai dengan urutan nomor pada gambar.
15. Memeriksa poros engkol a. Letakkan poros engkol pada blok V b. Ukur tonjolan poros engkol
di tengah-tengah jurnal. c. Ganti poros bila perlu, Tonjolan 0,033 mm maksimum.

16. Memeriksa metal duduk (main bearing) Periksa metal duduk dari goresan dan cacat lainnya. Ganti
bila perlu. Perhatian: Kedua belahan metal harus diganti bersamaan, Metal duduk bawah ukuran 0,2
mm; 0, 50 mm; dan O, 75 mm.

17. Memeriksa celah metal duduk Ukur celah 0li metal duduk seperti mengukur metal jalan pada
piston. Celah oli 0,023 - 0,042 mm, maksimum 0,08 mm 21. Memeriksa speling (kelonggaran) poros
engkol Periksa speling dengan dial indicator atau feeler gauge. Speling kelonggaran 0,10 —- 0,15 mm;
maksimum 0,08 mm; dan thrust washers oversize 0,25 mm; 0,50mm; 0,75 mm.

18. Memeriksa poros (camshaft) a. Periksa keadaan poros kam dari keausan daa goresan. b. Ukur
diameter jual (depan, tengah, belakang) apakah masih sesuai spesifikasi? c. Ukur diameter cuping pada
poros kam, apakah masih sesuai spesifikasi?

19. Memeriksa celah oli poros kam a.Hitung celah oli antara poros kam dan kepala silinder celah
maksimum 0,15 mm. b.Ukur kebenjolan poros kam dengan dial indikator. Ganti bila sudah melebihi
kebenjolan maksimum. Kebenjolan maksimum 0,03 mm c.Ukur celah antara sproket poros kam dan
thrust plate dengari feeler gauge. Ukuran celah 0,02 — 0,18 mm. 20. Memeriksa rantai timing dan
rangkaiannya a. Periksa setiap mata rantai dan sambungannya dari kemungkinan putus atau kerusakan-
kerusakanlainnya. b. Periksa keretakan, keausan atau kerusakan pada gigi-gigi sprokot. c. Ganti bila
perlu. d. Periksa keausan dan kerusakan lain pada tensioner dan peredam getaran rantai. e. Ganti bila
perlu.

Anda mungkin juga menyukai