Abstrak
Penderita akut limfoblastik leukimia (ALL) tipe L1 merupakan tipe paling sering ditemukan pada neoplasma
hematolimfopoetik. Dilaporkan seorang anak usia 7 bulan dengan keluhan demam dan pucat. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan hepatosplenomegali. Pemeriksaan penunjang didapatkan peningkatan leukosit sebesar 285.000/µL. Hasil
dilakukan pemeriksaan Leukemia Phenotyping didapatkan jenis leukimia termasuk ALL tipe L1, immunotyping menunjukkan
precusor B cell, tidak dilakukan pemeriksaan fusi gen. Perawatan selama 3 hari ditujukan untuk menemukan diagnosa yang
tepat dan perbaikan keadaan umum pasien. Terapi pasien diberikan intervensi dini dan adekuat untuk menangani
hiperleukositosis yaitu hidrasi yang agresif, alkalinisasi urin dan akan obat kemoterapi apabila keadaan umum pasien stabil
seperti tidak ditemukan anemia, trombositopenia ataupun leukositosis bahkan hiperleukositosis. Apabila kondisi pasien
stabil dapat dimulai inisiasi pengobatan kemoterapi sesuai protokol Indonesia ALL HR 2018. Protokol ini terdiri dari fase
induksi selama 6 minggu, konsolidasi 4 minggu, reinduksi selama 4 minggu, dan dilanjutkan fase rumatan sampai 110
minggu.
Pendahuluan
Leukemia adalah suatu penyakit jaringan retikuloendotelial seperti limpa, hati
neoplasma yang mengenai sel dari sistem dan kelenjar limfe.1
hematolimfopoietik dengan karakteristik LLA merupakan kanker yang paling
infiltrasi sel leukosit ke darah, sumsum tulang sering ditemui pada anak, berkisar 30% pada
dan jaringan lain. Hal ini disebabkan oleh anak dibawah 14 tahun. LLA lima kali lebih
proliferasi tidak terkontrol dari klon sel darah sering didiagnosis dibandingkan dengan
imatur yang berasal dari sel induk LMA.1,2 LLA adalah penyakit keganasan primer
hematopoietik. Leukemia akut dibagi atas di sumsum tulang yang berciri khas infiltrasi
leukemia limfoblastik akut (LLA) dan leukemia progresif dari sel limfoid imatur. Diagnosis dari
mieloblastik akut (LMA). LLA berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik
Sel leukemik tersebut juga ditemukan dan laboratorium berupa karakteristik
dalam darah perifer dan sering menginvasi morfologi dan pemeriksaan sitokimia dari
aspirasi sumsum tulang. Presentase sel blast lain yang dilakukan seperti morfologi darah
yang didapatkan pada sumsum tulang minimal tepikesan leukositosis dengan anemia
sebesar 25%.3 normokrom anisopoikilositosis disertai
Terdapat sekitar 80.000.000 anak yang trombositopenia dan pemeriksaan Leukemia
berumur dibawah usia 15 tahun dan Phenotyping dengan hasil ALL tipe L1.
diperkirakan terdapat sekitar 3000 kasus Pasien mendapatkan intervensi dini dan
leukemia akut limfoblastik baru pada anak adekuat untuk menangani hiperlaukositosis
setiap tahunnya di Indonesia.4 yaitu hidrasi yang agresif, alkalinisasi urin dan
5,6,7
pemberian allopurinol. Hidrasi yang
Kasus adekuat dengan mempertahankan diuresis 2
Pasien lelaki usia 7 bulan datang dengan ml/kg/jam dilakukan dengan cairan parenteral
keluhan pucat disertai dengan benjolan di glukosa 5% dalam 0,225% normal salin,
leher dan perut yang mengeras yang disertai sebanyak 2-3 kali kebutuhan cairan rumatan
demam naik turun selama 2 hari. Orang tua atau 2-3 liter/m2/hari untuk mendapatkan
pasien langsung membawa ke RS dikotanya 8,9,10
diuresis minimal 3 cc/kg/hari. Alkalinisasi
lalu dan dirujuk ke RS tipe A dengan keluhan
urin dilakukan dengan menambahkan sodium
demam terus menerus, tidak menggigil, tidak
bikarbonat ke dalam cairan parenteral
ada keringat malam, sistem pencernaan dalam
sebanyak 40-60 meq/L untuk
batas normal.
mempertahankan pH urin antara 7,0-7,5.
Sejak 2 bulan sebelum masuk rumah
Dekstrosa hipertonik dan insulin juga
sakit pasien sudah mengalami diare dan
dapat digunakan untuk menurunkan kadar
muntah yang berulang lalu mengeluh diare 6
yang berwarna coklat ke kuningan dengan kalium serum. Untuk menurunkan kadar
konsistensi cair. Penurunan berat badan fosfat dapat digunakan aluminium hidroksida,
drastis, nyeri sendi dan tulang disangkal oleh selain itu dapat juga dipakai dekstrosa
pasien. Tidak ada keluarga yang menderita hipertonik dan insulin. Dengan mengoreksi
penyakit kanker, maupun keluhan serupa. hiperfosfatemia secara tidak langsung juga
6,10
Riwayat imunisasi lengkap. Riwayat nutrisi akan memperbaiki keadaan hipokalsemia.
tidak diberikan ASI eksklusif. Pasien juga diberikan antipiretik dengan
Pada pemeriksaan fisis didapatkan Paracetamol 3/4 cth/6jam (prn) dan antibiotik
kesadaran kompos mentis, suhu 37,2oC, 150x/ profilaksis Ceftazidim 400mg/12 jam. Lalu
menit, 50x/menit, status gizi pasien gizi baik pemberian Asam Folat 2 x 1 tablet.
dengan perawakan normal. Konjungtiva
anemis (+/+), wajah tampak pucat, terdapat Pembahasan
perbesaran kelenjar getah bening parotis Leukemia adalah suatu penyakit
dextra dengan konsistensi keras, mobile, neoplasma yang mengenai sel dari sistem
ukuran 2x3 cm. Pemeriksaan foto thoraks hematolimfopoietik dengan karakteristik
dalam batas normal. Pemeriksaan abdomen infiltrasi sel leukosit ke darah, sumsum tulang
tampak cembung, bising usus normal, perkusi dan jaringan lain. Leukemia akut merupakan
pekak, dan terdapat hepatomegali. kanker yang paling sering ditemui pada anak,
Ekstremitas superior dan inferior dalam batas berkisar 30% pada anak dibawah 14 tahun dan
normal. Pemeriksaan neurologis didapatkan 10% pada anak remaja 15-19 tahun.1,2 Pada
refleks fisiologis positif normal, rangsang pasien ini ditemukan pada saat usia 7 bulan.
meningeal negatif dan genitalia externa dalam Angka kejadian Akut leukemia limfoblastik
batas normal. akut (ALL) lima kali lebih sering didiagnosis
Pemeriksaan laboratorium terjadi dibandingkan dengan leukemia mieloblastik.5
hiperleukosit sebesar 285.000/µL, dan Diagnosis leukemia akut ditegakkan dari
penurunan kadar hemoglobin yaitu 9,5 g/dL, anamnesis, pemeriksaan fisik dan
eritrosit 3,1 juta/µL , hematokrit 22 % dan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan
trombosit 30.000 /µL. Pemeriksaan penunjang hitung darah, apus darah tepi, biopsi sumsum
tulang, sitokimia, sitogenetik dan biologi adalah organ tubuh yang paling sering
11
molekular mengalami leukostasis yang akan
Pasien datang dengan keluhan yang menyebabkan perfusi yang buruk dan terjadi
menunjukkan terdapatnya gangguan di semua hipoksia, metabolisme anaerob, asidosis
elemen darah (pansitopenia) yaitu pucat dan laktat, akhirnya akan menimbulkan kerusakan
lemas yang dipikirkan adanya anemia yang dinding pembuluh darah dan perdarahan. Bila
dapat disebabkan oleh kehilangan darah yang leukostasis terjadi pada susunan saraf pusat
terjadi, namun melihat onset dari gejala yang maka akan terdapat gejala klinis berupa
sudah muncul bahkan sebelum adanya gejala pusing, penglihatan kabur, tinitus, ataksia,
pendarahan, kemungkinan terdapat gangguan delirium, perdarahan retina dan perdarahan
pada sel darah merah pasien ini. Keluhan lain intra kranial.
yaitu demam tinggi yang merupakan keluhan Membedakan LMA dan LLA hanya dari
kronik yang memberikan pemikiran gangguan pemeriksaan apus darah tepi saja masih sulit
pada sel darah putih pasien dan tanda untuk dilakukan. Untuk diagnosis pasti dari
perdarahan seperti melena yang semakin hari jenis leukemia akut ini diperlukan
semakin memberat yang memberikan pemeriksaan lain seperti biopsi sumsum
pemikiran terdapat gangguan pada trombosit tulang, sitokimia, sitogenetik dan biologi
Pemikiran-pemikiran ini juga didukung molekular. Tetapi pada dasarnya terdapat
oleh temuan pada pemeriksaan fisis seperti beberapa perbedaan morfologi sel blast pada
6
pembesaran limpa dan ditemukan tanda apus darah tepi pasien dengan LLA dan LMA
perdarahan berupa lebam pada tangan dan Pasien dilakukan pemeriksaan Leukemia
kaki. Pasien juga mengalami pembesaran Phenotyping didapatkan jenis leukimia
kelenjar getah bening, dan berat badan mulai termasuk ALL tipe L1, immunotyping
turun. menunjukkan precusor B cell, pasien tidak
Pada pemeriksaan laboratorium terjadi dilakukan pemeriksaan fusi gen yang biasa
hiperleukositosis dan penurunan kadar digunakan untuk menemukan kromosom
hemoglobin dan trombosit melihat hasil Philadelphia.14
abnormal ini, pemikiran terhadap leukemia Pemeriksaan aspirasi dan biopsi
akut sudah muncul terutama setelah kita sumsum tulang merupakan uji diagnostik
melihat hitung jenis yang dilakukan. muktamad (definitive diagnostic tests) untuk
Hiperleukositosis adalah peningkatan jumlah menentukan (konfirmasi) diagnosis leukemia,
5,12
sel leukosit darah tepi melebihi 100 000/ul. meskipun imunofenotiping diperlukan untuk
Peningkatan berlebihan sel leukosit ini terjadi membantu penentuan subtipe.16
akibat gangguan pengaturan pelepasan sel ALL dibagi menjadi beberapa klasifikasi
leukosit dari sumsum tulang sehingga leukosit menurut blast terdiri dari LLA-L1, LLA-L2, LLA-
yang beredar dalam sirkulasi berlebihan.12 L3. Pada tipe yang pertama LLA-L1, sel blas
Hiperleukositosis dapat menyebabkan berukuran kecil dengan sitoplasma yang
viskositas darah meningkat, terjadi agregasi sempit, nukleolus tidak terlihat jelas, dan
serta trombus sel blas pada mikrosirkulasi. kromatin yang homogen.16 Pada pasien ini
Selain itu akibat ukuran sel blas yang lebih ditemukan sel blas sebesar 88% yang mana
besar dibanding sel leukosit matur, serta tidak sesuai teori bahwa peningkatan limfoblast
mudah berubah bentuk menyebabkan sel blas >20% menunjukkan diagnosa ALL pada
akan mudah terperangkap dan menimbulkan keganasan darah pada anak-anak.7 Gambaran
oklusi pada mikrosirkulasi. Keadaan ini disebut limfoblast dibawah mikroskop ditunjukkan
5,13 pada gambar 1,2 dan 3.
dengan leukostasis. Gejala klinis yang Tatalaksana pasien ALL secara umum
berhubungan dengan lekostasis pada paru dengan pemberian obat kemoterapi. Namun
ialah takipne, dispne, yang sudah dialami pemberian obat kemoterapi harus melihat
pasien dan dapat mengakibatkan hipoksia dan keadaan umum pasien itu sendiri.
gagal nafas. Susunan saraf pusat dan paru