Anda di halaman 1dari 6

Ghazlina Winanda Putri Edwin I Laporan Kasus Pasien Anak 7 Bulan dengan Akut Limfoblastik Leukimia (ALL) Tipe L1

Hiperleukositosis pada Pasien Anak 7 Bulan


dengan Akut Limfoblastik Leukimia (ALL) Tipe L1
Ghazlina Winanda Putri Edwin1, Rogatianus Bagus2
1
Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
2
Bagian Ilmu Kesehatan Anak, Rumah Sakit Abdoel Moeloek

Abstrak
Penderita akut limfoblastik leukimia (ALL) tipe L1 merupakan tipe paling sering ditemukan pada neoplasma
hematolimfopoetik. Dilaporkan seorang anak usia 7 bulan dengan keluhan demam dan pucat. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan hepatosplenomegali. Pemeriksaan penunjang didapatkan peningkatan leukosit sebesar 285.000/µL. Hasil
dilakukan pemeriksaan Leukemia Phenotyping didapatkan jenis leukimia termasuk ALL tipe L1, immunotyping menunjukkan
precusor B cell, tidak dilakukan pemeriksaan fusi gen. Perawatan selama 3 hari ditujukan untuk menemukan diagnosa yang
tepat dan perbaikan keadaan umum pasien. Terapi pasien diberikan intervensi dini dan adekuat untuk menangani
hiperleukositosis yaitu hidrasi yang agresif, alkalinisasi urin dan akan obat kemoterapi apabila keadaan umum pasien stabil
seperti tidak ditemukan anemia, trombositopenia ataupun leukositosis bahkan hiperleukositosis. Apabila kondisi pasien
stabil dapat dimulai inisiasi pengobatan kemoterapi sesuai protokol Indonesia ALL HR 2018. Protokol ini terdiri dari fase
induksi selama 6 minggu, konsolidasi 4 minggu, reinduksi selama 4 minggu, dan dilanjutkan fase rumatan sampai 110
minggu.

Kata Kunci: Akut limfoblastik leukimia, leukositosis, neoplasma

Case Report Hyperleukosytosis a 7 month old Child


with Acute Lymphoblastic Leukemia (ALL) Type L1
Abstract
Acute lymphoblastic leukemia (ALL) type L1 patients are the most common type found in hematolymphopoietic neoplasms.
Reportedly a child aged 7 months with complaints of fever and pale. Physical examination showed hepatosplenomegaly.
Investigations found an increase in leukocytes of 285,000 / µL. The results of Leukemia Phenotyping examination showed
that leukemia types included ALL type L1, immunotyping showed precusor B cell, there was no gene fusion examination.
Treatment for 3 days at Type A Hospital to find the right diagnosis and improve the general condition of the patient.
Therapy can be given earlu and adequate for the provision of hyperlaucocytosis with aggressive hydration, alkalinization of
urine and will be given chemotherapy drugs supported by stable general patients such as anemia, thrombocytopenia or
leukocytosis and hyperleukocytosis. if the patient's general condition is stable, such as anemia, thrombocytopenia or
leukocytosis or even hyperleukocytosis. If the patient's condition is stable, initiation of chemotherapy treatment can be
started according to the Indonesian protocol ALL HR 2018. This protocol consists of an induction phase for 6 weeks,
consolidation for 4 weeks, reinduction for 4 weeks, and a maintenance phase of up to 110 weeks.

Keywords: Acute lymphoblastic leukemia, leukocytosis, neoplasms

Korespondensi: Ghazlina Winanda Putri Edwin, alamat. Email: winandaputri16@gmail.com

Pendahuluan
Leukemia adalah suatu penyakit jaringan retikuloendotelial seperti limpa, hati
neoplasma yang mengenai sel dari sistem dan kelenjar limfe.1
hematolimfopoietik dengan karakteristik LLA merupakan kanker yang paling
infiltrasi sel leukosit ke darah, sumsum tulang sering ditemui pada anak, berkisar 30% pada
dan jaringan lain. Hal ini disebabkan oleh anak dibawah 14 tahun. LLA lima kali lebih
proliferasi tidak terkontrol dari klon sel darah sering didiagnosis dibandingkan dengan
imatur yang berasal dari sel induk LMA.1,2 LLA adalah penyakit keganasan primer
hematopoietik. Leukemia akut dibagi atas di sumsum tulang yang berciri khas infiltrasi
leukemia limfoblastik akut (LLA) dan leukemia progresif dari sel limfoid imatur. Diagnosis dari
mieloblastik akut (LMA). LLA berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik
Sel leukemik tersebut juga ditemukan dan laboratorium berupa karakteristik
dalam darah perifer dan sering menginvasi morfologi dan pemeriksaan sitokimia dari

Medula I Volume 10 I Nomor 3 I November 2020 I 520


Ghazlina Winanda Putri Edwin I Laporan Kasus Pasien Anak 7 Bulan dengan Akut Limfoblastik Leukimia (ALL) Tipe L1

aspirasi sumsum tulang. Presentase sel blast lain yang dilakukan seperti morfologi darah
yang didapatkan pada sumsum tulang minimal tepikesan leukositosis dengan anemia
sebesar 25%.3 normokrom anisopoikilositosis disertai
Terdapat sekitar 80.000.000 anak yang trombositopenia dan pemeriksaan Leukemia
berumur dibawah usia 15 tahun dan Phenotyping dengan hasil ALL tipe L1.
diperkirakan terdapat sekitar 3000 kasus Pasien mendapatkan intervensi dini dan
leukemia akut limfoblastik baru pada anak adekuat untuk menangani hiperlaukositosis
setiap tahunnya di Indonesia.4 yaitu hidrasi yang agresif, alkalinisasi urin dan
5,6,7
pemberian allopurinol. Hidrasi yang
Kasus adekuat dengan mempertahankan diuresis 2
Pasien lelaki usia 7 bulan datang dengan ml/kg/jam dilakukan dengan cairan parenteral
keluhan pucat disertai dengan benjolan di glukosa 5% dalam 0,225% normal salin,
leher dan perut yang mengeras yang disertai sebanyak 2-3 kali kebutuhan cairan rumatan
demam naik turun selama 2 hari. Orang tua atau 2-3 liter/m2/hari untuk mendapatkan
pasien langsung membawa ke RS dikotanya 8,9,10
diuresis minimal 3 cc/kg/hari. Alkalinisasi
lalu dan dirujuk ke RS tipe A dengan keluhan
urin dilakukan dengan menambahkan sodium
demam terus menerus, tidak menggigil, tidak
bikarbonat ke dalam cairan parenteral
ada keringat malam, sistem pencernaan dalam
sebanyak 40-60 meq/L untuk
batas normal.
mempertahankan pH urin antara 7,0-7,5.
Sejak 2 bulan sebelum masuk rumah
Dekstrosa hipertonik dan insulin juga
sakit pasien sudah mengalami diare dan
dapat digunakan untuk menurunkan kadar
muntah yang berulang lalu mengeluh diare 6
yang berwarna coklat ke kuningan dengan kalium serum. Untuk menurunkan kadar
konsistensi cair. Penurunan berat badan fosfat dapat digunakan aluminium hidroksida,
drastis, nyeri sendi dan tulang disangkal oleh selain itu dapat juga dipakai dekstrosa
pasien. Tidak ada keluarga yang menderita hipertonik dan insulin. Dengan mengoreksi
penyakit kanker, maupun keluhan serupa. hiperfosfatemia secara tidak langsung juga
6,10
Riwayat imunisasi lengkap. Riwayat nutrisi akan memperbaiki keadaan hipokalsemia.
tidak diberikan ASI eksklusif. Pasien juga diberikan antipiretik dengan
Pada pemeriksaan fisis didapatkan Paracetamol 3/4 cth/6jam (prn) dan antibiotik
kesadaran kompos mentis, suhu 37,2oC, 150x/ profilaksis Ceftazidim 400mg/12 jam. Lalu
menit, 50x/menit, status gizi pasien gizi baik pemberian Asam Folat 2 x 1 tablet.
dengan perawakan normal. Konjungtiva
anemis (+/+), wajah tampak pucat, terdapat Pembahasan
perbesaran kelenjar getah bening parotis Leukemia adalah suatu penyakit
dextra dengan konsistensi keras, mobile, neoplasma yang mengenai sel dari sistem
ukuran 2x3 cm. Pemeriksaan foto thoraks hematolimfopoietik dengan karakteristik
dalam batas normal. Pemeriksaan abdomen infiltrasi sel leukosit ke darah, sumsum tulang
tampak cembung, bising usus normal, perkusi dan jaringan lain. Leukemia akut merupakan
pekak, dan terdapat hepatomegali. kanker yang paling sering ditemui pada anak,
Ekstremitas superior dan inferior dalam batas berkisar 30% pada anak dibawah 14 tahun dan
normal. Pemeriksaan neurologis didapatkan 10% pada anak remaja 15-19 tahun.1,2 Pada
refleks fisiologis positif normal, rangsang pasien ini ditemukan pada saat usia 7 bulan.
meningeal negatif dan genitalia externa dalam Angka kejadian Akut leukemia limfoblastik
batas normal. akut (ALL) lima kali lebih sering didiagnosis
Pemeriksaan laboratorium terjadi dibandingkan dengan leukemia mieloblastik.5
hiperleukosit sebesar 285.000/µL, dan Diagnosis leukemia akut ditegakkan dari
penurunan kadar hemoglobin yaitu 9,5 g/dL, anamnesis, pemeriksaan fisik dan
eritrosit 3,1 juta/µL , hematokrit 22 % dan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan
trombosit 30.000 /µL. Pemeriksaan penunjang hitung darah, apus darah tepi, biopsi sumsum

Medula I Volume 10 I Nomor 3 I November 2020 I 521


Ghazlina Winanda Putri Edwin I Laporan Kasus Pasien Anak 7 Bulan dengan Akut Limfoblastik Leukimia (ALL) Tipe L1

tulang, sitokimia, sitogenetik dan biologi adalah organ tubuh yang paling sering
11
molekular mengalami leukostasis yang akan
Pasien datang dengan keluhan yang menyebabkan perfusi yang buruk dan terjadi
menunjukkan terdapatnya gangguan di semua hipoksia, metabolisme anaerob, asidosis
elemen darah (pansitopenia) yaitu pucat dan laktat, akhirnya akan menimbulkan kerusakan
lemas yang dipikirkan adanya anemia yang dinding pembuluh darah dan perdarahan. Bila
dapat disebabkan oleh kehilangan darah yang leukostasis terjadi pada susunan saraf pusat
terjadi, namun melihat onset dari gejala yang maka akan terdapat gejala klinis berupa
sudah muncul bahkan sebelum adanya gejala pusing, penglihatan kabur, tinitus, ataksia,
pendarahan, kemungkinan terdapat gangguan delirium, perdarahan retina dan perdarahan
pada sel darah merah pasien ini. Keluhan lain intra kranial.
yaitu demam tinggi yang merupakan keluhan Membedakan LMA dan LLA hanya dari
kronik yang memberikan pemikiran gangguan pemeriksaan apus darah tepi saja masih sulit
pada sel darah putih pasien dan tanda untuk dilakukan. Untuk diagnosis pasti dari
perdarahan seperti melena yang semakin hari jenis leukemia akut ini diperlukan
semakin memberat yang memberikan pemeriksaan lain seperti biopsi sumsum
pemikiran terdapat gangguan pada trombosit tulang, sitokimia, sitogenetik dan biologi
Pemikiran-pemikiran ini juga didukung molekular. Tetapi pada dasarnya terdapat
oleh temuan pada pemeriksaan fisis seperti beberapa perbedaan morfologi sel blast pada
6
pembesaran limpa dan ditemukan tanda apus darah tepi pasien dengan LLA dan LMA
perdarahan berupa lebam pada tangan dan Pasien dilakukan pemeriksaan Leukemia
kaki. Pasien juga mengalami pembesaran Phenotyping didapatkan jenis leukimia
kelenjar getah bening, dan berat badan mulai termasuk ALL tipe L1, immunotyping
turun. menunjukkan precusor B cell, pasien tidak
Pada pemeriksaan laboratorium terjadi dilakukan pemeriksaan fusi gen yang biasa
hiperleukositosis dan penurunan kadar digunakan untuk menemukan kromosom
hemoglobin dan trombosit melihat hasil Philadelphia.14
abnormal ini, pemikiran terhadap leukemia Pemeriksaan aspirasi dan biopsi
akut sudah muncul terutama setelah kita sumsum tulang merupakan uji diagnostik
melihat hitung jenis yang dilakukan. muktamad (definitive diagnostic tests) untuk
Hiperleukositosis adalah peningkatan jumlah menentukan (konfirmasi) diagnosis leukemia,
5,12
sel leukosit darah tepi melebihi 100 000/ul. meskipun imunofenotiping diperlukan untuk
Peningkatan berlebihan sel leukosit ini terjadi membantu penentuan subtipe.16
akibat gangguan pengaturan pelepasan sel ALL dibagi menjadi beberapa klasifikasi
leukosit dari sumsum tulang sehingga leukosit menurut blast terdiri dari LLA-L1, LLA-L2, LLA-
yang beredar dalam sirkulasi berlebihan.12 L3. Pada tipe yang pertama LLA-L1, sel blas
Hiperleukositosis dapat menyebabkan berukuran kecil dengan sitoplasma yang
viskositas darah meningkat, terjadi agregasi sempit, nukleolus tidak terlihat jelas, dan
serta trombus sel blas pada mikrosirkulasi. kromatin yang homogen.16 Pada pasien ini
Selain itu akibat ukuran sel blas yang lebih ditemukan sel blas sebesar 88% yang mana
besar dibanding sel leukosit matur, serta tidak sesuai teori bahwa peningkatan limfoblast
mudah berubah bentuk menyebabkan sel blas >20% menunjukkan diagnosa ALL pada
akan mudah terperangkap dan menimbulkan keganasan darah pada anak-anak.7 Gambaran
oklusi pada mikrosirkulasi. Keadaan ini disebut limfoblast dibawah mikroskop ditunjukkan
5,13 pada gambar 1,2 dan 3.
dengan leukostasis. Gejala klinis yang Tatalaksana pasien ALL secara umum
berhubungan dengan lekostasis pada paru dengan pemberian obat kemoterapi. Namun
ialah takipne, dispne, yang sudah dialami pemberian obat kemoterapi harus melihat
pasien dan dapat mengakibatkan hipoksia dan keadaan umum pasien itu sendiri.
gagal nafas. Susunan saraf pusat dan paru

Medula I Volume 10 I Nomor 3 I November 2020 I 522


Ghazlina Winanda Putri Edwin I Laporan Kasus Pasien Anak 7 Bulan dengan Akut Limfoblastik Leukimia (ALL) Tipe L1

Hiperleukositosis, sebagai salah satu gejala seperti diare berulang, demam


kegawatan onkologi dapat memberikan neutropenia berulang, anemia dan kondisi
dampak yang merugikan kepada pasien immunocompromised lainnya yang nanti akan
leukemia akibat komplikasi yang ditimbulkan. meningkatkan risiko perburukan penyakit.
Salah satunya adalah gangguan metabolik Pasien juga biasanya dilakukan foto toraks
yang mengikuti sindrom lisis tumor. untuk menyingkirkan tidak adanya infeksi
Manifestasi yang tampak adalah keadaan paru, metastasi paru ataupun pada kondisi
hiperurikemia, hiperkalemia, hiperfosfatemia, pasien lain didapatkan batuk berdarah atau
hipokalsemia dan kadang dapat ditemukan curiga kearah TBC, sehingga dokter anak
asidosis laktat. Penanganan segera dan tepat, nantinya akan menunda pemberian obatan
seperti hidrasi dan alkalinisasi, ditambah kemoterapi. Pemeriksaan lainnya untuk
pemberian allopurinol, diharapkan dapat menyingkirkan penyakit lain seperti ada atau
mengurangi komplikasi yang terjadi. Tidak tidaknya limfadenopati dileher, ketiak. Pada
kalah penting adalah pemantauan ketat dari pasien ini terdapat limfadenopati regio colli.14
zat-zat metabolik serta pH urin, sehingga kita
tahu sampai kapan hidrasi dan alkalinisasi
dilakukan, dan kapan terapi sitostatik dimulai.
Prognosis pasien leukemia dengan
hiperleukositosis pada umumnya buruk Jika
terjadi alkalinisasi yang berlebihan, dapat
menyebabkan deposisi kompleks kalsium-
fosfat yang kemudian akan terjadi penurunan
laju filtrasi glomerulus. Oleh karena itu perlu (1)
8,10
dilakukan pemantauan ketat pH urin.
Pemberian allopurinol dengan dosis 200-300
mg/m2/ hari atau 10 mg/kgBB/hari ditujukan
untuk menu- runkan konsentrasi asam urat
plasma.2 Obat ini diberikan sampai
4,6,9
didapatkan pH urin mencapai sekitar 7,5.
Jika dengan allopurinol keadaan hiper- (2)
urikemia tidak dapat dicegah, keadaan ini
akan berkembang menjadi oliguria atau
anuria. Bila dengan hidrasi tambahan dan
pemberian furosemid tidak membantu, maka
5,6
dipikirkan untuk dilakukan hemodialisis.
Pemberian sodium bikarbonat untuk
mengoreksi asidosis laktat dapat
menyebabkan perpindahan kalium ke dalam (3)
sel. Sitostatik diberikan secara bertahap. Pada Gambar 1-3. Klasifikasi LLA berdasarkan
leukemia limfoblastik akut, beberapa ahli morfologinya. (1) L1 Limfoblast ; (2) L2 Limfoblast ;
menganjurkan pemberian kortikosteroid dosis (3) L3 Limfoblast
rendah untuk mereduksi leukosit setelah
hidrasi, alkalinisasi dan pemberian allopurinol Setelah pasien bebas demam, tidak ada
5 anemia, neutropenia dan trombositopenia
dimulai.
dapat dilakukan kemoterapi. Diberikan
Apabila pasien masih dalam kondisi
pengobatan dengan protokol Indonesia ALL
anemia dan trombositopenia maka harus
HR 2006-2018. Protokol ini terdiri dari fase
dilakukan transfusi trombosit konsentrat
induksi selama 6 minggu, konsolidasi 4
terlebih dahulu. Selain itu kondisi pasien harus
dalam keadaan kompos mentis dan tidak ada

Medula I Volume 10 I Nomor 3 I November 2020 I 523


Ghazlina Winanda Putri Edwin I Laporan Kasus Pasien Anak 7 Bulan dengan Akut Limfoblastik Leukimia (ALL) Tipe L1

minggu, reinduksi selama 4 minggu, dan Daftar Pustaka


dilanjutkan fase rumatan sampai 110 minggu.6 1. Rahmadin B, Wahid I, Yaswir R. Profil
Penanganan awal dilakukan hidrasi Penderita Leukemia Mieloblastik Akut di
adekuat dengan mempertahankan diuresis 2 Bagian Penyakit Dalam RSUP Dr. M.
ml/kg/jam. Transfusi dianjurkan untuk Djamil Padang. Jurnal Kesehatan Andalah.
mempertahankan kadar Hb>10 g/dl selama 2017; 6 (3). Padang : Fakultas Kedokteran
pelaksanaan kemoterapi. Pengobatan Universitas Andalas.
kemoterapiseperti vinkristin dengan 2. Rofinda ZD. Kelainan Hemostasis pada
mekanisme kerja dari obat ini adalah Leukemia. Jurnal Kesehatan Andalas
menginhibisi mitosis, Daunorubisin intravena, Volume 1 Nomor 2:68-7. Padang :
L-Asparaginase, dan Metotreksat (MTX) triple Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.
drug intratekal.16 Pengobatan dengan radiasi 2012
akan meningkatkan risiko terjadinya tumor 3. Lanzkowsky P. Manual of Pediatric
sekunder. Hematology and Oncology 5th Edition.
Evaluasi pada 800 anak yang hidup New York : Elsevier Inc. 2011
minimal 10 tahun setelah pengobatan LLA, 4. Japaries W & Desen W. 2013. Onkologi
disimpulkan bahwa tidak ada risiko terjadinya Klinis. Jakarta : Fakultas Kedokteran
tumor sekunder pada penderita yang tidak Universitas Indonesia.
menerima radiasi. Pui dkk. menemukan dari 5. Niemeyer CM, Sallan SE. Acute
44 tumor sekunder, 41 berhubungan dengan lymphoblastic leuke- mia. Dalam: Nathan
radiasi sebelumnya.14 D, Oski F, penyunting. Hematol- ogy of
Translokasi kromosom 9 dan 22 infancy and childhood. Edisi ke-4.
menyebabkan terbentuknya hibrid gen Philadelphia: WB Saunders; 1993. h.
abnormal yang menghasilkan protein baru. 1249-74.
Protein ini mencegah sel normal berkembang 6. Jeha S. Tumor lysis syndrome. Semin
dan membentuk antigen leukemia spesifik Hematol 2001; 38:4-8.
yang resisten terhadap pengobatan. Satu- 7. He H, Li C, Han M. Acute lymphoblastic
satunya pengobatan yang memuaskan adalah leukemia com- plicated with tumor lysis
dengan melakukan transplantasi sumsum syndrome-four cases report. Zhonghua
tulang.6 Hal inilah yang menjelaskan Xue Ye Xue Za Zhi 1999; 20:310-2.
kemungkinan sebab pasien ini relaps, yaitu Abstrak.
adanya mekanisme resistansi terhadap 8. Ludwig H, Fritz E. Oncological
pengobatan. emergencies. Dalam: Cavalli F, Hansen H,
penyunting. Textbook of medical
Simpulan oncology. London: Martin Dunitz Ltd;
Pasien lelaki usia 7 bulan didiagnosa 1997. h. 395-418.
dengan ALL dirawat selama 3 hari di RSUD 9. Sarnaik AP, Grupp SA, Konop R,
pemerintah, sebelumnya mengalami demam, Bergstrom SK, Chan H,Coppes MJ.
hematoma, hematuria, epistaksis, melena dan Tumorlysis syndrome. MedicineJ2001; 2.
pucat selama 1 bulan terakhir. Hasil Didapat dari: URL: http//www.tumor lysis
laboratorium menunjukkan anemia, syn- drome from pediatric oncology.htm.
trombositopenia dan hiperleukositosis. 10. Wetzstein GA. Tumor lysis syndrome: a
Dilakukan pemeriksaan penunjang Leukemia treatment guide. Oncology special ed
Phenotyping didapatkan jenis leukimia 2001; 4:123-6.
termasuk ALL tipe L1. Terapi pasien diberikan 11. Naseem S, Varma N, Das R, Ahluwalia J,
intervensi dini dan adekuat untuk menangani Sachdeva MUS, Marwaha RK. Pediatric
hiperlaukositosis yaitu hidrasi yang agresif, Patients with Bicytopenia/Pancytopenia:
alkalinisasi urin dan akan diberikan obat Review of Etiologies and Clinico-
kemoterapi. Hematological Profile at a Tertiary

Medula I Volume 10 I Nomor 3 I November 2020 I 524


Ghazlina Winanda Putri Edwin I Laporan Kasus Pasien Anak 7 Bulan dengan Akut Limfoblastik Leukimia (ALL) Tipe L1

Center. Indian J Pathol Microbiol. 2011;


Vol. 54 No. 1: 75-80. 

12. Taylor DS. Oncologic emergencies.
eMedicine J 2002 March; 3(3). Didapat
dari: URL: http//www.eMedicine
journal.htm. 

13. Inoue S. Leukocytosis. eMedicine J 2002
Jan; 3(1). Didapat dari: URL:
http//www.eMedicine journal.htm.
14. Multasih S, Ritongan S. Perjalanan klinis
pasien leukemia limfoblastik akut dengan
kromosom ph-positif (philadelphia
chromosome). Indonesian J of Cancer.
2009; 3 (4): 161-4
15. Bain BJ. Leukaemia Diagnosis. 2nd
edition. London: Blackwell Science. 1996;
37–40, 44, 53
16. Protokol Pengobatan Leukemia
Limfoblastik Akut Anak. 2013.

Medula I Volume 10 I Nomor 3 I November 2020 I 525

Anda mungkin juga menyukai