keterangan:
• setelah kuantitas output yang menghasilkan laba maksimal diketahui (Q1) dan harga yang
bersedia konsumen bayar juga diketahui (P1), maka pada saat itu ditemukan titik ekuilibrium
(V).
• adapun laba maksimal yang diperoleh produsen monopoli adalah sebesar area segiempat
P1-T-U-V.
4. INEFISIENSI PADA PASAR MONOPOLI.
Selanjutnya, kita akan memahami tercapainya level output efisien dan terjadinya deadweight
loss di pasar monopoli. Dua hal Ini sekaligus bisa menggambarkan inefisiensi pada pasar
monopoli.
4.1. Level Output Efisien.
Jika level output yang memaksimalkan laba adalah ketika MR = MC, maka level output
dikatakan efisien ketika MC = D.
Untuk mempermudah pemahaman, kita bisa melihat pada Gambar 3.
keterangan:
• titik X, dimana terjadi persinggungan antara permintaan (D) dengan marginal cost (MC)
merupakan level output efisien.
• area sebelah kiri dan kanan level output efisien (X), menunjukkan inefisiensi di pasar
monopoli.
4.2. Deadweight Loss.
Deadweight loss menunjukkan inefisiensi pada pasar monopoli, karena pada saat itu produsen
menetapkan harga diatas marginal cost (P > MC).
Gambar 4. menunjukkan terjadinya deadweight loss di pasar monopoli.
keterangan:
• karena produsen menetapkan harga sebesar P1 (dimana P > MC) untuk memaksimalkan
laba, sedangkan level output efisien adalah titik X, maka area segitiga yang terbentuk (area
V-W-X) merupakan deadweight loss.
• deadweight loss ini serupa dengan penerapan pajak, hanya saja hal tersebut dilakukan oleh
produsen monopoli.
5. DISKRIMINASI HARGA DAN PENGARUHNYA PADA KONSUMEN.
Berikutnya kita akan melihat bagaimana penerapan harga oleh produsen monopoli
berpengaruh terhadap laba produsen dan kesejahteraan masyarakat (yang tercermin dalam
surplus konsumen).
Dalam contoh sederhana, kita kondisikan produsen memiliki pilihan dalam penetapan harga
output, yakni:
1. penerapan harga yang tidak diskriminatif, dalam hal ini produsen menerapkan harga
tunggal bagi setiap konsumen.
2. penerapan diskriminasi harga, dimana produsen menentukan harga yang berbeda untuk
setiap konsumen.
Kita bisa melihat kedua kondisi diatas melalui dua kurva di Gambar 5.
keterangan:
• pada kurva sebelah kiri, ketika produsen memberlakukan harga yang sama, sebagian
konsumen bersedia melakukan pembelian. Dengan demikian tercipta surplus konsumen yang
tercermin pada area segitiga A-P1-V.
• masih pada kurva yang sama, sebagian konsumen lainnya tidak bersedia membeli output
pada harga tersebut, sehingga tercipta deadweight loss (area segitiga V-U-X). Adapun profit
yang diterima produsen (surplus produsen) adalah sebesar area segiempat P1-B-U-V.
• pada kurva sebelah kanan, saat produsen memberlakukan diskriminasi harga, semua
konsumen bersedia membayar dengan harga yang telah ditentukan (kedua pihak sama-sama
memperoleh manfaat). Dalam hal ini tidak terjadi deadweight loss, sehingga seluruh area
surplus (segitiga A-B-X) merupakan profit bagi produsen.
• perlu diingat bahwa dalam realita, diskriminasi harga tidaklah sesempurna seperti pada
kasus diatas. Kasus tersebut hanya menunjukkan bahwa diskriminasi harga berpengaruh
terhadap peningkatan laba produsen di pasar monopoli.
6. SISI NEGATIF PASAR MONOPOLI.
Meski tidak semua pasar yang bersifat monopoli memiliki sisi negatif; namun secara umum,
pasar yang bersifat monopoli dianggap merugikan sebagian besar konsumen, mengingat
konsumen tidak memiliki daya tawar terhadap harga maupun kuantitas output seperti yang
mereka inginkan.
Adapun sisi negatif tersebut tercermin dari beberapa aspek, yakni:
• Laba ekonomis. Pada pasar monopoli, produsen menghasilkan laba yang lebih besar
daripada laba produsen yang berada di pasar persaingan sempurna.
• Distorsi pada alokasi sumberdaya dan faktor produksi. Dengan hanya ada satu-satunya
produsen di pasar, produsen memiliki kuasa untuk membatasi sumberdaya dan faktor
produksi yang ada, dengan tujuan untuk memaksimalkan laba dalam jangka panjang.
Demikian ulasan terkait karakteristik pasar monopoli, kurva permintaan-penawaran,
maksimalisasi laba dan terbentuknya ekuilibrium di pasar monopoli, serta inefisiensi dan sisi
negatif pasar monopoli.
Sumber https://www.ajarekonomi.com