Anda di halaman 1dari 7

Karakteristik, Maksimalisasi Laba, dan Ekuilibrium di Pasar Monopoli

1. PENGERTIAN PASAR MONOPOLI.


Pada hakikatnya, monopoli berarti hanya ada satu-satunya penjual di pasar yang
menawarkan produk yang tidak/hampir tidak memiliki substitusi. Mengapa hanya ada satu
produsen? Karena ada hambatan bagi produsen lain untuk memasuki pasar.
Adapun hambatan itu bisa berupa :
• Sumberdaya produksi yang hanya dimiliki oleh satu produsen tertentu. Contohnya: pada
beberapa dekade lalu, semua sistem operasi komputer hanya dikuasai oleh satu produsen,
yakni microsoft windows.
• Aturan pemerintah. Dalam hal ini pemerintah menetapkan kebijakan yang hanya
mengijinkan satu produsen tunggal untuk menyediakan produk tertentu. Misalnya aliran
listrik rumah tangga dan industri yang hanya disediakan oleh Perusahaan Listrik Negara.
• Proses produksi. Yang dimaksud disini adalah hanya ada satu produsen yang mampu
memproduksi output dengan tingkat biaya yang lebih rendah daripada produsen lain. Kondisi
semacam ini biasa disebut dengan natural monopoly, dimana produsen me’monopoli pasar
secara alami. Hal ini terkait dengan kemampuan produsen menghasilkan skala ekonomi
(economies of scale). Contohnya: pada awal dikenalnya minuman air putih bermineral, hanya
ada satu merek yang ada dipasaran (aqua). Selama beberapa tahun, hanya merk tersebut yang
menguasai pasar; sampai saat permintaan produk semakin meningkat dan produsen-produsen
lain mulai mampu melakukan produksi yang menghasilkan laba, pasar monopoli tersebut
berubah menjadi pasar persaingan sempurna.

2. KURVA PERMINTAAN DAN PENAWARAN DI PASAR MONOPOLI.


Pasar monopoli memiliki kurva permintaan dan penawaran yang menarik untuk dicermati.
Berikut penjelasannya.
2.1. Kurva Permintaan.
Mengingat di pasar monopoli hanya ada satu produsen, maka kurva permintaan pasar
merupakan kurva permintaan produsen tersebut.
Perlu dicatat bahwa produsen memiliki kuasa untuk menentukan harga sekaligus kuantitas
output; Oleh karena itu, kurva permintaan yang terbentuk di pasar monopoli cenderung turun
dari sebelah kiri atas menuju kanan bawah (bisa dilihat pada Gambar 2., pada kurva D).
Mengapa bentuk kurva permintaan menurun? Karena semakin banyak kuantitas output yang
dijual produsen, harga output/unit akan semakin berkurang.
Kurva permintaan yang menurun itu jugalah yang menunjukkan mengapa marginal revenue
(MR) produsen monopoli selalu dibawah harga output.

2.2. Kurva Penawaran.


Tidak seperti pasar persaingan sempurna yang memiliki kurva penawaran karena banyaknya
produsen yang ada di pasar, di pasar monopoli hanya ada satu produsen; Artinya, kurva
penawaran di pasar monopoli hanya berwujud satu titik dimana marginal cost (MC) sama
dengan marginal revenue (MR).
Jika pun terjadi perubahan permintaan yang menggeser penawaran, kita tidak bisa serta merta
menggambarkan kurva penawaran sebagai gabungan dari titik keseimbangan semula dengan
titik keseimbangan baru (karena bentuknya tidak beraturan).
Dengan demikian, kurva penawaran pada pasar monopoli tidak dapat dirumuskan melalui
gambar kurva.
 
3. MAKSIMALISASI LABA DAN EKUILIBRIUM DI PASAR MONOPOLI.
Di bagian ini kita akan mencermati bagaimana laba maksimal dan titik keseimbangan di
pasar monopoli terbentuk.
3.1. Maksimalisasi Laba di Pasar Monopoli.
Pada pasar monopoli, laba maksimal tercapai ketika jumlah output berada ditingkat dimana
marginal cost (MC) sama dengan marginal revenue (MR).
Keterangan:
• kuantitas output yang menghasilkan laba maksimal adalah pada tingkat dimana MC = MR,
yakni sebesar Q1.

3.2. Ekuilibrium Pasar Monopoli.


Setelah menentukan besarnya output yang menghasilkan laba maksimal (Q1), maka produsen
akan menentukan harga yang bersedia dibayar oleh pembeli. Pada saat itulah tercapai
keseimbangan di pasar monopoli.
Untuk mempermudah penjelasan, kita bisa melihat Gambar 2. berikut ini.

keterangan:
• setelah kuantitas output yang menghasilkan laba maksimal diketahui (Q1) dan harga yang
bersedia konsumen bayar juga diketahui (P1), maka pada saat itu ditemukan titik ekuilibrium
(V).
• adapun laba maksimal yang diperoleh produsen monopoli adalah sebesar area segiempat
P1-T-U-V.
 
4. INEFISIENSI PADA PASAR MONOPOLI.
Selanjutnya, kita akan memahami tercapainya level output efisien dan terjadinya deadweight
loss di pasar monopoli. Dua hal Ini sekaligus bisa menggambarkan inefisiensi pada pasar
monopoli.
4.1. Level Output Efisien.
Jika level output yang memaksimalkan laba adalah ketika MR = MC, maka level output
dikatakan efisien ketika MC = D.
Untuk mempermudah pemahaman, kita bisa melihat pada Gambar 3.

keterangan:
• titik X, dimana terjadi persinggungan antara permintaan (D) dengan marginal cost (MC)
merupakan level output efisien.
• area sebelah kiri dan kanan level output efisien (X), menunjukkan inefisiensi di pasar
monopoli.
4.2. Deadweight Loss.
Deadweight loss menunjukkan inefisiensi pada pasar monopoli, karena pada saat itu produsen
menetapkan harga diatas marginal cost (P > MC).
Gambar 4. menunjukkan terjadinya deadweight loss di pasar monopoli.
keterangan:
• karena produsen menetapkan harga sebesar P1 (dimana P > MC) untuk memaksimalkan
laba, sedangkan level output efisien adalah titik X, maka area segitiga yang terbentuk (area
V-W-X) merupakan deadweight loss.
• deadweight loss ini serupa dengan penerapan pajak, hanya saja hal tersebut dilakukan oleh
produsen monopoli.
 
5. DISKRIMINASI HARGA DAN PENGARUHNYA PADA KONSUMEN.
Berikutnya kita akan melihat bagaimana penerapan harga oleh produsen monopoli
berpengaruh terhadap laba produsen dan kesejahteraan masyarakat (yang tercermin dalam
surplus konsumen).

Dalam contoh sederhana, kita kondisikan produsen memiliki pilihan dalam penetapan harga
output, yakni:
1. penerapan harga yang tidak diskriminatif, dalam hal ini produsen menerapkan harga
tunggal bagi setiap konsumen.
2. penerapan diskriminasi harga, dimana produsen menentukan harga yang berbeda untuk
setiap konsumen.
Kita bisa melihat kedua kondisi diatas melalui dua kurva di Gambar 5.
keterangan:
• pada kurva sebelah kiri, ketika produsen memberlakukan harga yang sama, sebagian
konsumen bersedia melakukan pembelian. Dengan demikian tercipta surplus konsumen yang
tercermin pada area segitiga A-P1-V.
• masih pada kurva yang sama, sebagian konsumen lainnya tidak bersedia membeli output
pada harga tersebut, sehingga tercipta deadweight loss (area segitiga V-U-X). Adapun profit
yang diterima produsen (surplus produsen) adalah sebesar area segiempat P1-B-U-V.
• pada kurva sebelah kanan, saat produsen memberlakukan diskriminasi harga, semua
konsumen bersedia membayar dengan harga yang telah ditentukan (kedua pihak sama-sama
memperoleh manfaat). Dalam hal ini tidak terjadi deadweight loss, sehingga seluruh area
surplus (segitiga A-B-X) merupakan profit bagi produsen.
• perlu diingat bahwa dalam realita, diskriminasi harga tidaklah sesempurna seperti pada
kasus diatas. Kasus tersebut hanya menunjukkan bahwa diskriminasi harga berpengaruh
terhadap peningkatan laba produsen di pasar monopoli.
 
6. SISI NEGATIF PASAR MONOPOLI.
Meski tidak semua pasar yang bersifat monopoli memiliki sisi negatif; namun secara umum,
pasar yang bersifat monopoli dianggap merugikan sebagian besar konsumen, mengingat
konsumen tidak memiliki daya tawar terhadap harga maupun kuantitas output seperti yang
mereka inginkan.
Adapun sisi negatif tersebut tercermin dari beberapa aspek, yakni:
• Laba ekonomis. Pada pasar monopoli, produsen menghasilkan laba yang lebih besar
daripada laba produsen yang berada di pasar persaingan sempurna.
• Distorsi pada alokasi sumberdaya dan faktor produksi. Dengan hanya ada satu-satunya
produsen di pasar, produsen memiliki kuasa untuk membatasi sumberdaya dan faktor
produksi yang ada, dengan tujuan untuk memaksimalkan laba dalam jangka panjang.
Demikian ulasan terkait karakteristik pasar monopoli, kurva permintaan-penawaran,
maksimalisasi laba dan terbentuknya ekuilibrium di pasar monopoli, serta inefisiensi dan sisi
negatif pasar monopoli.

Sumber https://www.ajarekonomi.com

Anda mungkin juga menyukai