Anda di halaman 1dari 5

I.

HASIL PRAKTIKUM
1. Gambar fogger dan bagian-bagian fogger

Alat Fogger

Bagian – Bagian Alat Fogger

Keterangan gambar :
A. Pipa spiral dibuat dari pipa kecil yang diulir seperti per, berfungsi untuk
memanaskan solar sebelum keluar menjadi asap, dibuat seperti per agar
pemanasan bisa maksimal tidak langsung keluar.
B. Sambungan, untuk menghubungkan pipa dari tangki solar dengan pipa spiral.
C. Tangki solar /pestisida adalah tangki temat solar dan pestisida , tangki ini bisa
dibuat dari tangki penyembur oli untuk pelumas rantai atau tangki lain. Yang
penting bisa memompa solar.
D. Ruang bakar, terbuat dari kawat kassa yang di gulung, agar api stabil gunakan
kawar yang rapat.
E. Pipa penyalur api keruang bakar, terbuat dar pipa agak besar , kurang lebih
5/8 inci , ini berfungsi untuk menyalurkan gas keruang bakar.
F. Spuyer gas, gunanya untuk memfokuskan semburan gas agar tidak boros.
G. Kran level gas berfungsi untuk on/off gas
H. Kepala gas adalah sambungan kaleng gas dengan kran dan pipa penyalur,
kalau pake gas LPG ya regulator nya.
I. Kawat pengaman panas, terbuat dari kawat ram yang digulung sedemikian
rupa menyesuaikan bentuk alat yang kita buat, ini berfungsi sebagai
pengaman agar bagian yang panas tidak tersentuh oleh kita.
J. Handle untuk pegangan terbuat dari kayu atau plastic bisa menyesuaikan.

1. Perhitungan konsentrasi larutan


Diketahui :
C = 50 ml/L
S = 7 L = 7000 ml
A = 2,5%
Ditanya : Q…?
Jawab :
QxC=SxA
SxA
Q =
C
7000 ml x 25%
Q =
50 ml
175ml
Q =
50 ml
Q = 3,5 ml

Kapasitas tangki = 7 liter = 7000 ml

Kebutuhan solar = 7000 ml – 3,5 ml = 6.996,5 ml atau 6,99 L

Banyaknya pestisida yang dibutuhkan = Volume semprot x luas lahan


Diketahui : Volume semprot =100 ml/Ha
Luas lahan = 1000 m² = 0,1 Ha
= 100 ml/Ha x 0,1 Ha = 10 ml
Keterangan :
Q : volume pestisida murni
C : konsentrasi pestisida
S : konsentrasi larutan
A : volume larutan

2. Denah lokasi

II. PEMBAHASAN
Praktikum kali ini adalah melakukan fogging di Kampus Jurusan Kesehatan
Lingkungan, Upaya pemberantasan dengan menggunakan fogging harus
dilakukan pada saat yang benar-benar sangat membahayakan masyarakat karena
mengingat efek dari fogging yang bersifat racun dan dapat membunuh makhluk
hidup. Pengendalian menggunakan fogging harus dilaksanakan pada
penaggulangan kejadian luar biasa (KLB) dimana vektor di berantas untuk
memutus rantai penularan penyakit. Selain itu dalam melakukan fogging harus
disesuaikan dengan saat dimana vektor banyak dan suka menggigit seperti vektor
DBD yang biasanya banyak pada pagi sampai sore hari. Sehingga pagi sampai
sore merupakan saat yang baik untuk fogging.
Berdasarkan perhitungan konsentrasi larutan yang telah dilakukan diketahui
volume pestisida murni yang dibutuhkan untuk tangki mesin fogging berukuran 7
liter adalah sebanyak 3,5 ml, dengan solar sebanyak 6.99 liter.
Fogging hanya membunuh nyamuk dewasa saja, artinya larva dan telur
nyamuk masih dapat tumbuh menjadi vektor baru yang juga dapat menularkan
DBD dan malaria. Oleh sebab itu fogging harus dilengkapi juga dengan beberapa
usaha yaitu dengan PSN, 3M +, serta menggunakan larvasida untuk membunuh
jentik dan telur nyamuk. Fogging sebenarnya kurang efektif apabila tidak
ditindaklanjuti dengan gerakan 3M+. Fogging yang efektif dilakukan pada pagi
hari sekitar pukul 07.00 sampai dengan 10.00 dan sore hari pukul 15.00 sampai
17.00, bila dilakukan pada siang hari nyamuk sudah tidak beraktiftas dan asap
fogging mudah menguap karena udara terlalu panas. Fogging sebaiknya jangan
dilakukan pada keadaan hujan karena sia-sia saja melakukan fogging.
Dari hasil praktikum didapatkan bahwa Pengasapan atau fogging yang
dimaksud bertujuan untuk menyebarkan larutan pestisida ke udara/lingkungan
melalui asap, yang diharapkan dapat membunuh nyamuk dewasa (yang infektif),
sehingga rantai penularan DBD bisa diputuskan dan populasinya secara
keseluruhan akan menurun.
Pada paparan yang singkat dan tidak sering, fogging tidak memberikan efek
negatif pada kesehatan yang serius. Namun, jika terpapar terus-menerus maka
dapat menyebabkan gangguan saluran pernapasan dan kulit. Setelah fogging
selesai, jangan langsung masuk ke dalam rumah. Tunggu beberapa saat hingga
kabut reda, lalu masuklah ke dalam rumah dengan berhati-hati, perhatikan apakah
masih ada kabut yang tersisa. Lantai rumah biasanya akan menjadi licin setelah
fogging akibat kandungan minyak pada insektisida. Anda dapat membersihkan
rumah dan perabot dengan saksama agar tidak ada residu insektisida yang
tertinggal.
Jika diterapkan fogging dirumah warga maka hal yang harus dilakukan yang
paling utama adalah mengajak pemilik rumah untuk keluar dari rumah berikut
dengan hewan peliharaan. Jika masih ada makanan yang tersimpan didalam rumah
maka harus ditutupi agar tidak terkena efek dari fogging. Fogging harus dilakukan
dengan 3 orang yakni 1 orang pemegang fogging dan 2 orang sebagai pemeriksa
rumah dari warga yang mungkin masih berada didalam rumah, mulailah dengan
mengabuti bagian rumah yang paling dalam kemudian berjalan keluar sambil
memastikan semua ruangan rumah sudah tertutupi dengan asap. Jika sudah
tertutup semua maka pindahlah kerumah berikutnya.

III. PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
upaya pemberantasan dengan menggunakan fogging harus dilakukan dengan baik
dan benar sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan, mengingat pestisida yang
digunakan sangat membahayakan masyarakat karena mengingat efek dari fogging
yang bersifat racun dan dapat membunuh makhluk hidup. Dari hasil perhitungan
konsentrasi larutan yang digunakan diketahui bahwa volume pestisida murni yang
dibutuhkan untuk tangki mesin fogging berukuran 7 liter adalah sebanyak 3,5 ml,
dengan solar sebanyak 6.99 liter dan luas lahan yang disemprot seluas 1000 m2

B. SARAN
Dari praktikum diatas kami sarankan Pelaksanaan fogging hendaknya dilakukan
pagi hari dimana waktu pagi hari merupakan waktu aktif bagi nyamuk dewasa
Aedes Aegypti (nyamuk penyebab penyakit DBD)

Anda mungkin juga menyukai