PENGEMBANGAN JASA KELAUTAN

UNTUK PENINGKATAN DAYA SAING,

PERTUMBUHAN EKONOMI INKLUSIF, DAN
KESEJAHTERAAN RAKYAT SECARA
BERKELANJUTAN
Oleh:
Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MS

Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan-IPB

Ketua Umum Masyarakat Akuakultur Indonesia
Ketua Dewan Pakar MPN (Masyarakat Perikanan Nusantara)
Member of International Scientific Advisory Board of Center for Coastal and Ocean
Development, University of Bremen, Germany
Honorary Ambassador of Jeju Islands dan Busan Metropolitan City, South Korea

Disampaikan pada:
FDG Pengelolaan Ruang Laut Khususnya Pengembangan Jasa Kelautan
DITJEN Pengelolaan Ruang Laut - KKP
Hotel Grand Savero, Bogor, 17 Januari 2020
 I OUTLINE

I. TUGAS DAN FUNGSI POKOK KKP

II. PERMASALAHAN DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN INDONESIA
III. PERMASALAHAN DAN TANTANGAN SEKTOR KELAUTAN DAN
PERIKANAN
IV. DOMAIN, POTENSI, DAN TINGKAT PEMANFAATAN SDA DAN
JASLING KELAUTAN
V. STRATEGI PENGEMBANGAN PEMANFAATAN JASLING KELAUTAN
SECARA PRODUKTIF, EFISIEN, BERDAYA SAING, INKLUSIF, DAN
RAMAH LINGKUNGAN
VI. REKOMENDASI PERBAIKAN STRUKTUR ORGANISASI DAN
TUPOKSI DITJEN. PRL.
 I TUGAS DAN FUNGSI POKOK KKP

1. Mengatasi permasalahan internal sektor KP.

2. Memberikan kontribusi signifikan dalam
mengatasi permasalahan & tantangan bangsa.
3. Mendayagunakan potensi pembangunan yang
tersedia yang menjadi tanggung jawabnya untuk
turut mewujudkan Indonesia yang maju, adil-
makmur, dan berdaulat (Cita-Cita Kemerdekaan
RI), paling lambat pada 2045.
II PERMASALAHAN DAN TANTANGAN
PEMBANGUNAN INDONESIA
 Pendekatan Sistem DINAMIKA GLOBAL
 Kenaikan Penduduk
Untuk Menjadikan
 Kerusakan LH & Global Climate Change
INDONESIA Yang Maju,  Globalisai, Free Trade & Kompetisi
Sejahtera, dan Diridhai Disrupsi Industri 4.0
Tuhan YME

INDONESIA A. EKONOMI B.SOSBUD INDONESIA MAJU, SEJAHTERA

• Pertumbuhan DAN BERDAULAT
ekonomi > 7%/Tahun • Kesehatan & Gizi
SAAT INI • GNI/Kapita >$ 12.166
• Pemerataan income • Pendidikan
• GNI/Kapita = $ 3.920 • Daya Saing • Revolusi Mental • KapasitasTeknologi = Kelas –1
• Kedaulatan Pangan • IMTAQ
• Kapasitas Teknologi = Kelas – 3 dan Energi • Full employment
• Pengangguran 9,6% • Infrastuktur
D. LINGKUNGAN
• Moneter & fiskal • Koefisien Gini < 0,3
• Koefisien Gini = 0,4 • RTRW
• Masih impor pangan, minyak, • Pengendalian •Kedaulatan pangan, energi, dan
pencemaran farmasi
dan bahan farmasi C. POLHUKAM
• IPM = Menengah • Good Governance • Konservasi • IPM = Tinggi
• Masyarakat biodiversity
• LH = Buruk – Sedang • Mitigasi & Adaptasi • Kualitas LH = Baik-Sangat Baik
Meritokrasi
• Berdaulat politik BencanaAlam

POTENSI
PERMASALAHAN
PEMBANGUNAN
PEMBANGUNAN
 Namun, sudah 74 tahun
merdeka, Indonesia KATEGORI STATUS KEMAKMURAN NEGARA BERDASARKAN
masih sebagai negara PENDAPATAN KOTOR NASIONAL (GNI) PER KAPITA

berpendapatan
Negara
menengah bawah Berpendapatan Tinggi > US$ 12.166
dengan kapasitas IPTEK (Kaya)
kelas-3. Alias, belum Berpendapatan
menjadi negara maju, Menengah US$ 4.086 - US$ 12.615
adil-makmur, dan
Keatas
berdaulat (Cita-Cita
Kemerdekaan RI). Berpendapatan
Menengah US$ 1.036 - US$ 4.085
PENDAPATAN PER Kebawah
KAPITA INDONESIA 2018
Negara
US$ 3.920 < US$ 1.035
Miskin

Sumber: World Bank (2017) dan Kemenko Perekonomian (2019) diolah RDI 2019
TINGKAT KEMAKMURAN
NEGARA-NEGARA ASEAN, 2018
GDP GNI per Daya
Luas Area Penduduk
NO Negara (billion capita IPM (rank)1 Saing
(km2) (juta jiwa)
USS) (US) (rank)2
1 Singapore 721,5 5,63 364,15 58.770 0,932 (9) 84,8 (1)
2 Brunei Darussalam 5.765 0,42 13,56 31.020 0,853 (39) 62,8 (56)
3 Malaysia 330.803 31,52 354,34 10.460 0,802 (57) 74,6 (27)
4 Thailand 513.120 69,42 504,99 6.610 0,755 (83) 68,1 (40)
5 Indonesia 1.904.569 267,66 1.042,17 3.840 0,694 (116) 64,6 (50)
6 Philippines 300.000 106,65 330,91 3.830 0,699 (113) 61,9 (64)
7 Lao PDR 237.955 7,06 18,13 2.460 0,601 (139) 50,1 (113)
8 Viet Nam 331.210 95,54 244,94 2.400 0,694 (116) 61,5 (67)
9 Cambodia 181.035 16,24 24,57 1.380 0,582 (146) 52,1 (106)
10 Myanmar 676.578 53,70 71,21 1.310 0,578 (148) n/a

Sumber: World Bank Data (2018); 1Human Development Report 2018; 2The Global Competitiveness Report 2019
 PERMASALAHAN DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN
 Pertumbuhan ekonomi kurang dari 7% (5%) per tahun
 Pengangguran dan kemiskinan
 Kesenjangan sosek terburuk keempat di dunia
 Diparitas pembangunan antar wilayah
 Defisit Neraca Perdagangan dan Transaksi Berjalan
 Deindustrialisasi  “Middle-Income Trap”
 Kedaulatan pangan rendah, gizi buruk dan stunting
growth
 Daya saing dan IPM rendah
 Kerusakan lingkungan dan SDA.
 Krisis ekonomi global akibat perang dagang AS vs
China.
 Per Maret 2019, dengan garis kemiskinan Rp
410.000/orang/bulan, jumlah rakyat miskin menurun
menjadi 25,6 juta jiwa (9,6% total penduduk). Angka
kemiskinan dibawah 10% baru pertama kali terjadi
sejak Kemerdekaan - NKRI 1945 (BPS, 2018).
 Namun, jumlah penduduk yang rentan miskin
(pengeluaran > Rp 410.000/orang/bulan – US$ 45 (Rp
652.500)/orang/bulan) masih 69 juta jiwa (BPS, 2019).
 Artinya jumlah penduduk miskin + rentan miskin = 25,6
juta + 69 juta jiwa = 94,6 juta jiwa  Mirip data Bank
Dunia (dengan poverty line US$ 2/orang/hari atau US$
60 (Rp 840.000)/orang/bulan), jumlah rakyat miskin
Indonesia 100 juta orang (40% total penduduk).
 Indonesia menduduki peringkat ke-4 sebagai negara dengan tingkat
kesenjangan ekonomi tertinggi (terburuk) di dunia ...
Menurut laporan Credit Suisse’s Global Wealth Report 2016, 1% orang terkaya di Indonesia
menguasai 49,3% kue kemakmuran secara nasional
Indeks Gini Ratio di Indonesia turun dari 0.414
(Sept’2014) menjadi 0.397 (Mar’2016). Penurunan
ini terutama disebabkan oleh menurunnya tingkat
kesejahteraan yang dialami kelompok kaya karena
terimbas oleh jatuhnya harga komoditas.

Sumber: Credit Suisse’s Global Wealth Report 2016, dalam Independent.co.uk tanggal 23 November 2016, BPS; Diolah 10
 GINI RATIO INDONESIA
0,50

0,40
0,41 0,41 0,41 0,40 0,39
0,38 0,38 0,39 0,39 0,38
0,30 0,36 0,37 0,37
0,34

0,20

0,10

0,00
2002 2005 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Sumber : BPS 2018 diolah RDI

Ketimpangan sosial akan

berdampak buruk terhadap
kohesifitas sosial, stabilitas
politik, dan akhirnya
mengguncang iklim investasi
dalam negeri
 INDIKATOR DEINDUSTRIALISASI Sumber: BPS, 2013 Laporan Bulanan Sosial Ekonomi

Sektor Formal
•2004: 55%
•2014: 39,98%
•2018: 38%

Sektor Informal
•2004: 45%
•2014: 60,02%
•2018: 62%

• Trend naiknya proporsi angkatan kerja di sektor informal

• Kontribusi sektor industri manufakturing menurun, tetapi rata-rata pendapatan perkapita
belum mencapai US$ 12.161 (high-income country = negara makmur)
(Bank Dunia dan IMF, 2010)
KONTRIBUSI SEKTOR MANUFAKTUR TERHADAP
PDB (%)

Sumber : BPS (1997,...2018)

 DISTRIBUSI PEREKONOMIAN INDONESIA SECARA SPASIAL
(Indonesia Bagian Barat vs Indonesia Bagian Timur)

PDB Indonesia 2017:

Rp. 13.588,8 triliun
80,15 %
19.85 %
21,66 %
8,20 %

6,11 %
2,43 %

58,49 %
3,11%

Sumber: BPS Indonesia (2017), diolah RDI 2018

 STATUS GIZI DAN KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA

anak Indonesia
29,9 menderita Tubuh Pendek
Persen
Stunting Growth 1 dari 3
anak di Indonesia
mengalami stunting
33 anak Indonesia Menderita
Persen Gizi Buruk *Batas toleransi WHO
Sumber : Pemantau Status Gizi (PSG) 2015 dalam Depkes 2016 1 : 5 dari total Balita

Implikasi:
Jika tidak segera diatasi  generasi mendatang fisiknya lemah dan
kecerdasannya rendah  “a lost generation”
Sumber : Unicef 2016
 INDEKS DAYA SAING GLOBAL
Tahun
No Negara
2014-2015 2015-2016 2017-2018 2018 2019
1 Switzerland 1 1 1 4 5
2 United States 3 3 2 1 2
3 Singapore 2 2 3 2 1
4 Malaysia 20 18 23 25 27
5 Thailand 31 32 32 38 40
6 Indonesia 34 37 36 45 50
7 Brunei darussalam n/a n/a 46 62 56
8 Vietnam 68 56 55 77 67
9 Philippines 52 47 56 56 64
10 Cambodia 95 90 94 60 106
11 Lao PDR 93 83 98 112 113
12 Myanmar 134 131 n/a n/a n/a
13 Yemen 142 n/a 137 139 140

Peringkat daya saing Indonesia turun lima peringkat pada 2019,

yakni di posisi 50 dari semula di urutan 45 pada 2018.
Sumber: World Economic Forum: Global Competitiveness Report
HUMAN DEVELOPMENT INDEX (HDI) NEGARA-NEGARA ASEAN 2017

Sumber : UNDP (2017)

 Labor Productivity
Singapura 141.227

Malaysia 56.084

Thailand 27.101

Indonesia 23.390

Philippines 17.455

Lao PDR 11.316

Vietnam 9.894

Cambodia 6.232 Satuan: US$

Sumber: The Inclusive Development Index 2018, World Economic Forum

 JUMLAH WIRAUSAHAWAN DI INDONESIA DAN
BEBERAPA NEGARA ASEAN
Sumber: KEMENKOP & UKM (2017)

Singapura 8 Persen
dari jumlah penduduk

Malaysia 5 Persen dari jumlah penduduk

Thailand 4 Persen dari jumlah penduduk

Indonesia 3,1 Persen dari jumlah penduduk

Standar Bank Dunia, jumlah pengusaha minimal 7% dari jumlah penduduk

Pertumbuhan ekonomi = f (I, E, K, Im)
Keterangan:
• I = Investasi
• E = Ekspor
• K = Konsumsi
• Im= Impor

Negara Maju, Adil-Makmur dan Berdaulat:

1. Dari negara berpendapatan menengah menjadi
negara maju dan makmur  pertumbuhan ekonomi
rata-rata 7% per tahun selama 10 tahun.
2. I + E > K + Im
3. Koefisien Gini < 0,3
 PERMASALAHAN DAN TANTANGAN
III SEKTOR KELAUTAN DAN PERIKANAN
 Kemiskinan nelayan, pembudidaya perikanan, dan
masyarakat pesisir dan pulau kecil lainnya.
 Kontirbusi sektor KP terhadap PDB masih sangat
rendah (2,9 persen).
 Nilai ekspor perikanan masih sangat kecil (US$ 4
milyar). Bandingkan dengan Thailand (US$ 12
milyar), dan Vietnam (US$ 9 milyar).
 SDA kelautan non-perikanan dan jasa-jasa
lingkungan kelautan masih sedikit sekali
dimanfaatkan.
 Kebanyakan jasa-jasa ligkungan kelautan bersifat
intangible (non-monetary values).
5. IUU fishing, terutama oleh nelayan asing masih
marak.
6. Overfishing, pencemaran, degradasi ekosistem pesisir,
biodiversity loss, abrasi, dan kerusakan lingkungan
lain.
7. Konflik penggunaan ruang pesisir, pulau-pulau kecil,
dan laut.
8. Perubahan Iklim Global beserta segenap dampak
negatipnya (sea level rise, ocean acidification, heat
waves, extreme weather, dll).
9. Tsunami, gempa bumi, dan bencana hidrometri.
10. Kebijakan politik-ekonomi (seperti moneter, fiskal,
perbankan, SDM, dan iklim investasi) belum kondusif.
 DOMAIN, POTENSI, DAN TINGKAT
IV PEMANFAATAN SDA DAN JASLING
KELAUTAN
 WILAYAH NEGARA KESATUAN
REPUBLIK INDONESIA
LUAS DARAT LUAS LAUT
2
2
1,9 juta km 5,8 juta km
(25%) (75%)
LAHAN DARAT
72% PERAIRAN TAWAR

28%
• Jumlah pulau 17.504, terdaftar di PBB (sudah bernama INDONESIA NEGARA BAHARI DAN
$ berkoordinat) 14.572 pulau
• Garis pantai terpanjang kedua di dunia (99.149 km) KEPULAUAN
Sumber: data dan informasi geospasial, 2017 TERBESAR DI DUNIA
Peta Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
 Roles, Functions, and Uses
of Coasts and Oceans
 The global ocean provides humankind with vital ecosystem
goods and services that include the regulation of Earth’s
climate, life-supporting systems as well as provision of food,
mineral, energy, other natural resources, recreation, and
spiritual values.
 The ocean is not only vital for the world economy, but also its
environmental balance and survival (Noone et al., 2013).
1. Economy
2. Recreational and spiritual
3. Security and defense
4. Ecology
5. Research and education
FUNCTIONS AND VALUES OF NATURAL ECOSYSTEMS
A. Carrier Functions
 Provides space and suitable substrate for:
(1) human settlement; (2) harvesting and
cultivation (crop growing, animal
husbandry, aquaculture, and capture
fisheries); (3) economic activities (energy
production, industry, tourism); (4) public
activities (transportation, water supply,
electricity); (5) social activities
(recreation); and (6) nature conservation
and protection.
B. Production Functions (Direct
Use Values)
 Provides renewable and non-
renewable resources, e.g.: water,
genetic resources, medicinal
resources, raw material for private
use, raw materials for construction
and industry, biochemical, oil and
gas, mineral resources, timber, fish,
fodder and fertilizer, and ornamental
resources
C. Regulation Functions (Indirect Use Values)
 Regulates the following processes:

1) inflow of harmful cosmic influences,

2) local & global climate,
3) local & global energy balance,
4) run off and related processes in river basin,
5) groundwater recharge,
6) composition & fertility of top soil,
7) catchments erosion & sediment transport,
8) coastal erosion & accretion,
9) storage of energy through biomass production,
10) storage & recycling of organic matters,
11) storage & recycling of nutrients,
12) storage & recycling of human waste,
13) biological control mechanisms within
food web,
14) protection & conservation of nursery
habitats,
15) chemical composition of the
atmosphere, and,
16) chemical composition of the
hydrosphere.
D. Information Functions (Existence
Values)
 Provides information of the following
non-monetary values: (1) aesthetic &
scenic values, (2) spiritual & religious
values, (3) cultural & artistic values,
(4) historic (heritage) values, and (5)
scientific & educational values.

Source: UNEP/MAP/PAP (1999)

 Kesimpulan
 Dari keempat kategori (kelompok) fungsi
dan peran ekosistem pesisir dan lautan,
maka yang termasuk kedalam jasa-jasa
lingkungan (environmental services)
kelautan adalah: Carrier Functions (A),
Regulation Functions (C), dan Information
Functions (D).
 Kebanyakan fungsi A, C, dan D diatas bersifat
intangible. Yang bersifat tangible:
media transportasi, dan rekreasi
(pariwisata).
 THE EARTH HAS ONE BIG OCEAN WITH
MANY FEATURES
1. Pacific Ocean The ocean is connected to
2. Indian Ocean major lakes, watersheds
3. Atlantic Ocean
4. Arctic Ocean and waterways because all
5. Antarctic Ocean major watersheds on Earth
drain to the ocean. So no
matter where you live you
are connected to world’s
one, large global ocean!

The ocean is the dominant physical feature on our planet Earth—

covering approximately 72% of the planet’s surface

Source : National Marine Sanctuaries, NOAA

 Tabel. Examples of Coastal and Ocean Uses
Hawaii Ocean
Couper's Global Resources
Sorensen and Vallega Coastal
Marine Interaction Pido and Chua Management
McCreary Use Framework
Model (1992) (Example of
(1990) (Vallega 1992)
(Couper 1983) CZM Approach)
(1991)
1. Navigation and 1. Fisheries 1. Agriculture 1. Seaports 1. Research
communication
2. Natural area and 2. Fisheries and 2. Shipping 2. Recreation
2. Mineral and energy protection sys- terns aquaculture 3. Sea pipelines 3. Harbors
resources 3. Water supply 3. Infrastructure 4. Cables 4. Fisheries
3. Biological resources 4. Mining
4. Recreation development 5. Air transportation 5. Marine ecosys-
4. Waste disposal and 5. Ports and har- boys 6. Biological resources protection
5. Tourism
pollution resources
6. Port develop-ment 6. Industry 6. Beaches and coastal
5. Strategy and defense 7. Hy drocarbons erosion
7. Energy develop- ment 7. Tourism
6. Recreation 8. Metalliferous 7. Waste management
8. Oil and toxic spill contin- 8. Urban develop- ment
7. Research renewable resources
gency planning 9. Forestry 8. Aquaculture
8. Marine environ- 9. Renewable energy
9. Industrial siting 10. Shipping 9. Energy
mental quality resources
10. Agriculture 10. Defense 10. Marine mam-mals
11. Mariculture 11. Recreation
12. Waterfront structural
development
13. Waste disposal
14. Research
15. Archaeology
16. Environmental
protection and
preservation

Source : Vallega 1996

 Tabel. Principal Coastal and Ocean Activities
Navigation and Communications Tourism and Recreation
• Shipping • Hotels, vacation homes
• Port and harbor development • Tourism infrastructure (transportation, services)
• Navigational aids • Swimming and diving, underwater parks Recreational
• Communication cables fishing, boating Nonconsumptive aesthetic uses
Living Marine Resources
• Fishing (traditional, artisanal, industrial) Aquaculture Coastal Infrastructure Development
• Gathering of seaweed • Roads, bridges, other transportation infrastructure
• Gathering of other marine creatures (e.g., sea cucumbers, • Water supply and treatment
snails, shells, corals, pearls) • Reclamation or alteration of coastal waters (e.g., for
• Tropical fish collection building of human settlements, impoundment for
• Collection of marine mammals for con-sumption, display, or aquaculture ponds, diking for recreational facilities)
research • Desalination facilities
• Watching marine mammals (e.g., whale watching)
• Marine biotechnology applications; use of marine Waste Disposal and Pollution Prevention
organisms or processes for product development • Siting of industrial facilities
• Sewage disposal
Mineral and Energy Resources • Dumping of dredged materials
• Disposal of other wastes
• Hydrocarbon (oil and gas) exploration and production • Nonpoint sources of marine pollution (agriculture,
• Offshore drilling, pipeline laying, platforms. installations runoff, river sedimentation)
• Oil and toxic spill contingency planning
• Exploitation of sand and gravel aggregates
• Exploitation of other minerals (gold, placer deposits, Beach and Shoreline Management
polymetallic sulfides, manganese nodules) • Erosion control programs
• Other forms of ocean energy (e.g., wave energy, tidal • Protection structures (against storms, waves)
power, ocean thermal energy) • Replenishment of beaches
• Prevention and mitigation of coastal hazards (storms,
Ocean and Coastal Environmental Quality Protection inundation sea-level rise)
• Protection of the ocean's global role in regulating climate
• Protection of the oceans from pollution Protection of the Military Activities
oceans from transport and disposal of hazardous materials • Transit and maneuvers by navies Military special areas
(radioac-tive, chemical, etc.) (test ranges, exercise areas)
• Establishment of marine and coastal protect-ed areas, parks • Enforcement of national ocean zones
to protect special areas or features (e.g., coral reefs, wildlife
sanctuar-ies) Research
• Marine mammal protection • Oceanography
• Protection of cultural resources (e.g., reli-gious sites, • Marine geology and coastal processes Fisheries and
archaeological sites, ship-wrecks) marine mammal research
• Protection of the oceans from transfer of • Marine biology, biodiversity, biotechnology
• alien species (e.g., through ballast waters) Prevention and • Archaeology
mitigation of harmful algal bloom phenomena • Studies of human uses of the ocean
 Ekonomi Kelautan (Marine Economy)

“Kegiatan ekonomi yang

berlangsung di wilayah pesisir dan
lautan, dan kegiatan ekonomi di
darat (lahan atas) yang
menggunakan SDA dan jasa-jasa
lingkungan kelautan untuk
menghasilkan barang dan jasa
(goods and services) yang
dibutuhkan umat manusia”

(Dahuri, 2003; Kildow, 2005)

11 SEKTOR EKONOMI KELAUTAN - RI
1 PERIKANAN TANGKAP

2 PERIKANAN BUDIDAYA
3 INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN
4 INDUSTRI BIOTEKNOLOGI
5 PERTAMBANGAN DAN ENERGI
6 PARIWISATA BAHARI
7 PERHUBUNGAN LAUT
8 INDUSTRI DAN JASA MARITIM
9 SUMBERDAYA WILAYAH PULAU KECIL
10 COASTAL FORESTRY (HUTAN MANGROVE)
11 NON-CONVENTIONAL RESOURCES
 Total potensi ekonomi sebelas
sektor Kelautan Indonesia: US$
1,338 triliun/tahun atau 5 kali lipat
APBN 2019 (Rp 2.400 triliun = US$
190 miliar) atau 1,3 PDB Nasional
saat ini.
 Lapangan kerja: 45 juta orang atau
40% total angkatan kerja Indonesia.
 Pada 2014 kontribusi ekonomi
kelautan bagi PDB Indonesia sekitar
22%. Negara-negara lain dengan
potensi kelautan lebih kecil (seperti
Thailand, Korsel, Jepang, Maldives,
Norwegia, dan Islandia),
kontribusinya > 30%.
 ESTIMASI NILAI EKONOMI SEKTOR- SEKTOR
EKONOMI KELAUTAN INDONESIA
NILAI EKONOMI (MILYAR
NO SEKTOR EKONOMI
DOLAR AS/TH)
1. Perikanan Tangkap (KKP) 20
2. Perikanan Budidaya (KKP) 210
3. Industri Pengolahan Hasil Perikanan (KKP) 100
4. Industri Bioteknologi Kelautan (KKP) 180
5. ESDM (Garam, BMKT: KKP) 210
6. Parawisata Bahari 60
7. Transportasi Laut 30
8. Industri dan Jasa Maritim 200
9. Coastal Forestry 8
10. Sumber Daya Wilayah Pulau Kecil (KKP) 120
11. Sumber daya Non-Konvensional (KKP ?) 200
Total 1.338
V STRATEGI PENGEMBANGAN
PEMANFAATAN JASLING KELAUTAN
SECARA PRODUKTIF, EFISIEN,
BERDAYA SAING, INKLUSIF, DAN
RAMAH LINGKUNGAN
 Tingkatkan identifikasi dan pemetaan jasling
kelautan lainnya, seperti: blue carbon (carbon
sinks functions), non-direct use values, dan non-
use velues dari ekosistem pesisir dan lautan.
 Valuasi ekonomi dari non-direct use velues, dan
non-use values dari ekosistem pesisir, PPK, dan
lautan.
 Peningkatan public awareness bahwa jasling
kelautan yang intangible tidak kalah penting
dengan jasling kelautan yang tangible, bahkan
lebih penting untuk masa depan (sustainable
development).
4. Transformasi jasling kelautan yang intangible
menjadi tangible products and services,
terutama melalui aplikasi bioteknologi,
nanoteknologi, dan teknologi digital.
5. Bekerjasama dengan Kementerian Pariwisata,
dan Kementerian Perhubungan untuk
meningkatkan fungsi media transportasi dan
pariwisata lingkungan pesisir dan lautan,
sehingga sektor pariwisata dan transportasi
menjadi ‘world-class sectors’.
VI REKOMENDASI PERBAIKAN
STRUKTUR ORGANISASI DAN
TUPOKSI DITJEN. PRL.
 Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut

PERMEN-KP No.6/PERMEN-KP/2017
 ICM (Integrated Coastal
Management) is a coastal
management system to regulate
human behaviours and preserve
functional integrity of terrestrial and
marine ecosystems for achieving
sustainable development of the
coastal areas
(Chua, 2006)
21
• ICM is ‘a continuous and
dynamic process by which
decisions are made for the
sustainable use, development,
and protection of coastal and
marine areas and resources’
(Cicin-Sain and Knect, 1998)
 ICM is the application of an inter-disciplinary,
inter-sectoral, and inter-spatial approach in
planning and decision-making process of utilizing
(developing) a coastal ecosystem and its
embodied natural resources on a sustainable
basis for the benefit of human being (Dahuri,
2007).
 ICM is therefore a management technique to
address problems and, at the same time, to
utilize all development potentials of a coastal
zone to generate the utmost benefits for
humankind on a fair and sustainable basis
(Dahuri, 2007).
 THE DOMAIN OF ICM
 Management is the study of what managers
do.
 The management four basic functions: (1)
planning, (2) organizing, (3) actuating, and (4)
controlling. Controlling covers both
monitoring and evaluation activities (Desler,
2001).
 Planning is the process of charting future
activities to achieve certain objectives
(Drucker, 2002).
 In most cases, ICM would not supplant the
management of development sectors occurring in
a coastal zone (e.g. fisheries, mining and energy,
tourism, industry, transportation, and
conservation) but would instead supplement,
harmonize, and oversee them.
 For example, fisheries managers would continue to
concern themselves with fishery allocation and the
like, while an ICM would take primary
responsibility for the effects of land-based sources
of pollution on fisheries habitats (e.g. nursery
areas and spawning grounds) as well as the links
between fisheries and other sectors.
 REKOMENDASI
 Direktorat Jasa Kelautan diubah menjadi Dit. Jasa
Kelautan dan SD Kelautan Non-konvensional.
 Dit. Perencanaan Ruang Laut diubah menjadi Dit.
Pengelolaan Ruang Wilayah Pesisir dan Lautan.
 Dit. Konservasi dan KEHATI Laut diubah menjadi
Dit. Konservasi Ekosistem Peisir dan Lautan.
 Ditjen. Pengelolaan Ruang Laut diubah menjadi
Ditjen. Pengelolaan Pesisir, PPK, dan Kelautan.
 Galakkan aplikasi Integrated ‘Watershed and
Coastal Management’.
Non-Conventional Marine Resources
Non-conventional marine resources are those natural resources and
environmental services located in coastal and ocean areas which have not
been utilized due to technological, financial, economic, or social-political
reasons.

Examples:
 Deep-sea water industries
 Shale gas
 Freshwater beneath the seafloor
 Wave energy
 Tidal energy
 Current energy
 OTEC (Ocean Thermal Energy Conversion),
 Deep-sea mineral and mining resources
 Deep-sea fisheries
 Sunken treasures
DEEP SEA WATER INDUSTRIES
Tabel. Tata Ruang Wilayah Pesisir dan Lahan Atas Secara Terpadu
Kawasan/Zona
1. Lahan Atas (Upland Areas)
2. Lahan Bawah (Lowland Areas)
3. Lahan Pesisir (Coastal Land)
4. Laut (4 mil dari Garis Pantai)
Komposisi Kegiatan Pembangunan
• Hutan Lindung
• Hutan Produksi
• Perkebunan
• Hortikultur
• Perikanan Perairan Umum
• Tanaman Pangan
• Hortikultur
• Perkebunan
• Perikanan Budidaya Perairan Tawar
• Perikanan Budidaya Payau (Tambak)
• Hutan Produksi Mangrove
• Tanaman Pangan
• Hortikultur
• Perkebunan (Kelapa)
• Marikultur
• Perikanan Demersal
• Perikanan Pelagis Kecil
Lanjutan Tabel …

Kawasan Komposisi Kegiatan Pembangunan

5. Laut (12 mil dari Garis Pantai) •
6. Laut Nasional antar Pulau
7. ZEEI
8. Laut Internasional
Marikultur
• Perikanan Demersal
• Perikanan Pelagis Kecil
• Perikanan Pelagis Besar
• Perikanan Demersal
• Perikanan Pelagis Kecil
• Perikanan Pelagis Besar
• Perikanan Pelagis Kecil
• Perikanan Pelagis Besar
• Perikanan Laut Dalam
• Perikanan Pelagis Besar
• Perikanan Laut Dalam (deep sea fisheries)
 MATURNUWUN!
TERIMA KASIH !
THANK YOU !

KAIMANA-WEST PAPUA

INDONESIA
September 2017

rokhmin_d@yahoo.com \ FB:Rokhmin Dahuri ID \ IG : Rokhmin Dahuri ID