Anda di halaman 1dari 25

CATATAN KEGIATAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)

Proyek South Quarter Residence Phase II

Jl. RA Kartini Kav. 8 / Jl. TB Simatupang / Jl. Lebak Bulus I, Kel. Cilandak
Barat, Kec. Cilandak, Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta
12430

Disusun oleh:
Kinsan Arya Subakti NRM : 1503618008
Ria Resti Fauziah NRM : 1503618057
Audi Zara Adelia NRM : 5415154048

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2022
CATATAN KEGIATAN PKL

 Gedung Proyek South Quarter Residence Phase II

Proyek South Quarter Residence Phase II yaitu pembangunan Tower D


dan E dimana totalnya ada 23 lantai. Terakhir yang penulis amati pada Tower
D sedang berprogress di lantai atap, Tower E di 16 lantai namun belum
keseluruhan, dan podium untuk kolam renang sudah dilaksanakan
pengecoran.

 Kondisi Tower D
 Kondisi Tower E

 Data Proyek
Berikut ini merupakan data dari proyek pembangunan dari South Quarter
Residence Phase II:

Nama Proyek : Proyek South Quarter Residence Phase


II
Lokasi Proyek : Jl. RA Kartini Kav. 8 / Jl. TB
Simatupang
/ Jl. Lebak Bulus 1, Kel. Cilandak
Barat,
Kec. Cilandak, Jakarta Selatan, Daerah
Khusus Ibukota Jakarta 12430
Penggunaan Proyek : Apartemen beserta fasilitasnya
Lingkup Pekerjaaan : Struktur, Arsitektur dan Plumbing
(SAP)
Pemilik Proyek (Owner) : PT Putra Sinar Permaja / PT Intiland
Development Tbk
Pemberi Tugas : PT Putra Sinar Permaja / PT Intiland
Development Tbk
Kontraktor Utama : PT Total Bangun Persada Tbk
Konsultan MK : PT Archetype Engineering & Industry
Consultans
Konsultan Arsitektur : PT Atelier Enam Arsitek
Konsultan Struktur : PT Davysukamta Konsultan
Konsultan ME & P : PT Skemanusa Consultana Teknik
Konsultan Interior & Landscape : AECOM
Konsultan Facade : MEINHARDT
Konsultan Infrastruktur : PT Aramsa Infrayasa
Konsultan Quantity Surveyor : PT Lantera Sejahtera Indonesia
Luas Proyek : + 7.2 hektar
Tinggi Proyek : 105.8 m (23 lantai)
Jenis Kontrak : Gabungan Lumpsum & Harga Satuan
Lingkup Pekerjaan Proyek : Struktur, Arsitek, dan Plumbing (SAP)

Batas-Batas Proyek :
a) Sebelah Utara : Stasiun MRT Fatmawati
b) Sebelah Selatan : RS Mayapada Jakarta
c) Sebelah Timur : RSUP Fatmawati
d) Sebelah Barat : Jl. Adiaksa Rata
Jenis Konstruksi:
a) Pondasi : Pondasi Borepile
b) Struktur Bangunan : Beton Bertulang
c) Dinding : Bata Ringan
d) Atap : Pelat Beton Bertulang
Sub-Kontraktor / Supplier:
a) Beton Ready Mix : PT Merak Jaya Beton
b) Tower Crane : PT Total Bangun Persada Tbk
c) Besi : PT. Master Steel, Tbk
Jumlah Pekerja : 483 orang
 Data Teknis Proyek
Adapun data teknis proyek pembangunan South Quarter Residence
(SQRES) Phase II. Ini adalah sebagai berikut:
1. Luas Tanah :
2. Luas Bangunan :

3. Jumlah Lantai Atap : 23 Lantai dengan 5 Basement dan 1


Lantai Atap

4. Fungsi Bangunan : Apartemen beserta fasilitasnya


5. Tinggi Bangunan : 105,8 m
6. Tinggi Tiap Lantai
a. Basement 3-5 : 3,000 m
b. Basement 2 : 4,250 m
c. Basement 1 : 2,900 m
d. Lantai 1 : 5,400 m
e. Lantai 2 : 4,000 m
f. Lantai 3-23 : 3,600 m
g. Lantai Atap Ruang Mesin : 4,650 m
7. Mutu Bahan
a. Kolom, corewall & : Basement 5 – Lantai 5 = fc’55 Mpa
spandrel : Lantai 6 – Lantai 14 = fc’ 40 Mpa
: Lantai 15 – Lantai Atap = fc’ 30 Mpa
: Basement 5 – Lantai 6 = fc’ 40 Mpa
b. Balok & Plat : Lantai 7 – 15 = fc’ 30 Mpa
: Lantai 16 – Lantai Atap = fc’ 30 Mpa
c. Pile cap, Base Slab B5 dan : fc’ 35 Mpa
B4, Tie Beam
d. Dwall, Dinding Penahan : Basement 5 – Lantai 1 = fc’ 30 Mpa
Tanah di Lantai B1,
Capping Beam
e. Tangga : fc’ 25 Mpa
f. Built Up Slab : fc’ 25 Mpa
g. Ramp : fc’ 25 Mpa
h. Dinding STP, GWT, Grase : fc’ 30 Mpa
Trap
i. Dinding Sum Pit (kecuali : fc’ 30 Mpa
yang menjadi bagian dari
Base Slamb)
j. Dinding penahan tanah di : fc’ 40 Mpa

B4 (T=600)
: fc’ 55 Mpa
k. Shear Wall SW1 dan SW2
: fc’ 55 Mpa
l. Kolom Elevated Walkway

 Waktu Kerja
Berikut adalah rincian jam kerja bagi tenaga kerja:
 Pukul 08.00 – 11.30 WIB adalah jam kerja
 Pukul 11.30 – 13.00 WIB adalah jam istirahat
 Pukul 13.00 – 17.00 WIB adalah jam kerja
 Pukul 17.00 – 19.00 WIB adalah jam istirahat
 Pukul 19.00 – 02.00 WIB adalah jam kerja lembur

 Papan Informasi

Papan informasi berisikan tentang pemberitahuan peraturan proyek dan alat


pelindung diri.

 Akses Masuk kedalam proyek


Terdapat pos satpam, Gate masuk untuk pekerja dan pengumuman proyek.

 Berdasarkan peraturan ACI 318-14, Tebal Selimut Beton:

Elemen Diameter Tebal Selimut Beton


Kondisi Permukaan
Struktur Tulangan Minimum (mm)
Terlindung Dari
< D36 20
Cuaca
Pelat dan > D44 40
Dinding Terbuka Terhadap
< D16 40
Cuaca
> D19 50
Terlindung Dari
Balok, Kolom, 40
Cuaca
Boundary Core
Terbuka Terhadap
Wall & Shear < D16 40
Cuaca
Wall
> D19 50
Dicor langsung di atas tanah (tanpa 75
Beton yang
pasangan bata atau lantai kerja)
berhubungan
Ada pasangan bata < D16 40
dengan tanah
atau lantai kerja > D19 50

Catatan:
 Tebal selimut beton diukur dari permukaan beton sampai ke permukaan
Tulangan terluar untuk semua kondisi
 Toleransi: Plus 5 mm
Minus 0 mm

 Jika ada 2 mutu beton berbeda maka mutu beton kolom lebih besar dari
mutu beton pelat. Pada pertemuan tipe pelat berbeda dipasang tulangan
tumpuan terbesar.
 Struktur Organisasi Proyek
Client
PT. Intiland Development Tbk

President Director
D. Setiaji Hadiprayitno

Project Director
Arief Herusaktiawan

Project Manager
Sigit Setyabudi

Construction Manager (Lokal)


Yonatha Alva Herjuna

Safety Officer
Yoga Angga Wicaksono

Document
LEAD Document Control
LEAD C&S Architecture Control Record
LEAD MEP
Taufik Hidayat & Finishing Project New
Alfan Firdaus
Rachmatu
Juni Ulfah forma
Sa'diah
Akbar

Owner Archetype Owner Owner


Archetype Wahyudi Supervisor 1
Archetype
Supervisor 1 Supervisor 1 Supervisor
Supervisor Lingga Tubagus
Tubagus Edwan Hening
Mahesa Tuska Tristanto
Raafiul Islam Arum
Prayuko

Archetype Owner Archetype Owner


Owner Supervisor 2 Supervisor 2 TBA Supervisor
Supervisor 2 TBA Adi Saputra Sigit
Alvi Yuliandaru

 Lubang shaft
Lubang shaft adalah lubang pada pelat beton berbentuk persegi panjang
dengan ukuran tertentu yang berfungsi untuk jalur pipa-pipa air bersih, air
kotor, pemadam kebakaran, air hujan dan sebagainya. Pekerjaan ini biasa
dilakukan pada saat pekerjaan struktur yaitu dengan memblock out persegi
panjang pada pelat.

 Defect

Defect umum yang terjadi disebabkan karena pekerjaan yang tidak


dilakukan dengan baik. Salah satunya ditemukan di Tower D lantai 21

 Konstruksi Basement
Basement adalah suatu ruangan yang berada di gedung bertingkat dan
terletak di bawah permukaan tanah.

Hingga saat ini, basement telah menjadi opsi penambahan lantai sebagai
bagian paling bawah dari sebuah bangunan serta direkomendasikan
bagi gedung tinggi.

Didalam basement ada beberapa ruangan antara lain:

1) Ruang Genset

Ruang Genset adalah ruang yang dioperasikan sebagai sumber


energi listrik utama sebagai backup listrik (standby) dalam
beroperasinya yang akan menghasilkan panas yang tinggi berikut asap
hasil pembakaran, disamping suara yang keras. Namun perlu
diperhatikan jika ruang bawah tanah atau basement sangat minim
udara sehingga akan mempengaruhi kinerja genset untuk waktu yang
lama. Genset juga sangat diperlukan dalam pemenuhan kebutuhan
energi listrik tambahan atau cadangan. 

2) Ruang STP
Ruang STP (Sewage Treatment Plant) : ruangan instalasi pengolahan
untuk limbah cair baik itu grey water maupun black water
3) Ruang GWT

Ruang GWT (Ground Water Tank): konstruksi bawah tanah yang


berfungsi untuk menampung dan mengolah air bersih dari sumur
dalam.

 Metode Injeksi kebocoran pada GWT (Ground Water Tank)


Metode injeksi merupakan salah satu metode dalam mengatasi masalah
kebocoran, keretakan dan keropos pada struktur beton.
Injeksi kebocoran pada GWT, salah satunya yaitu Pipa diberi paku dan kabel
straan dimasukkan lubang dibor miring, agar jadi pengeras didalamnya.

 Dewatering
Dalam pekerjaan konstruksi, khususnya dalam tahapan penggalian,
keberadaan air tanah yang timbul akibat proses penggalian merupakan
kendala yang menghambat pekerjaan proyek. Oleh karena itu perlu dilakukan
dewatering sebelum atau bersamaan ketika pekerjaan penggalian dilakukan.
Dewatering merupakan proses penurunan muka air tanah pada suatu
wilayah tertentu dengan cara pemompaan melalui sebuah sumur ataupun
saluran yang nantinya disalurkan ke sumur-sumur dewatering atau saluran-
saluran untuk memompa debit air. 
Tujuan pengerjaan dewatering antara lain: Menjaga area galian tetap
kering selama proses konstruksi atau sesudah selesai pelaksanaan proyek;
Menjaga kestabilan lereng galian; Mengatasi gaya up lift dari tekanan air
selama masa konstruksi; dan menanggulangi terjadinya genangan pada
konstruksi basement atau pondasi, baik akibat air hujan ataupun rembesan air
tanah.

 Lubang Pompa Dewatering

Pengeringan muka air tanah atau basement. Mengapa tertutup karena


mencegah air masuk ke dalam.

 Retaining Wall atau dinding penahan tanah

Pembangunan gedung bertingkat yang menggunakan lantai basement


sebagai area parkir, perlu menggunakan dinding penahan tanah (retaining
wall). Retaining Wall berfungsi untuk menahan air agar tidak masuk ke dalam
basement. Tujuan utama dinding penahan tanah (retaining wall) adalah untuk
menahan tanah agar tidak terjadi longsor akibat beban yang bekerja. 
Dinding penahan tanah atau retaining wall direncanakan dan dirancang
agar penghuni dan pengunjung di sebuah gedung tersebut aman dari bahaya
longsor yang bisa saja terjadi dikarenakan adanya gaya lateral tanah dan air
yang berpotensi menyebabkan kegagalan struktur.
Dinding penahan tanah atau retaining wall pada proyek South Quarter
Residence ada:

 D Wall atau Diafragma Wall

D wall atau Diaphragm Wall tersebut kenapa rembes karena muka air
tanah di luar lebih tinggi dan kebetulan di sebelah ada kali grogol.

 Ground Anchor

Ground Anchor berfungsi untuk menahan beban lateral dari timbunan


tanah dibelakang dinding penahan tanah. Dipasangkan miring membantu
menahan tanah lateral.

 Mock Up cat pada Basement


 Zoning Pengecoran Pada Tower D & E

 Pengamatan pada Peralatan dan Material


Tujuan dari pengamatan pada peralatan dan material yaitu agar dapat
mengetahui alat dan bahan apa saja yang digunakan dalam proyek tempat
penulis melakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL). Dalam proses pengamatan
pada alat dan material penulis menggunakan metode wawancara dan
observasi lapangan.
1) Peralatan
a) Tower Crane
Tower crane adalah jenis alat berat yang berguna untuk
memindah atau mengangkat material atau bahan, baik bergerak ke
arah vertikal maupun secara horizontal. Hal ini sangat memudahkan
selama proses konstruksi terutama pada gedung tinggi. Untuk
pengoperasiannya, Tower Crane dioperasikan oleh seorang operator.

b) Cargo Haist

Cargo Hoist digunakan untuk mengangkut material ke tempat


yang lebih tinggi.

c) Passenger Hoist

Passenger Hoist digunakan untuk mengangkut orang ke tempat yang


lebih tinggi.

d) Bar Bender
Bar bender atau bar bending adalah mesin yang digunakan untuk
membengkokkan atau menekuk tulangan sengkang, membuat tekukan
pada besi tulangan utama dan juga membuat tekukan pada kait
pengikat menyesuaikan dengan derajat kemiringan tertentu.
Cara kerja alat ini adalah tulangan yang akan dibengkokan
dimasukkan diantara poros tekan dan poros pembengkok kemudian
diatur sudutnya sesuai dengan sudut bengkok yang diinginkan dan
panjang pembengkokkannya. Ujung tulangan pada poros pembengkok
dipegang dengan kunci pembengkok. Kemudian pedal ditekan
sehingga roda pembengkok akan berputar sesuai dengan sudut dan
pembengkokkan yang diinginkan.

e) Bar Cutter

Bar Cutter adalah mesin yang digunakan untuk memotong


tulangan sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan. Bar Cutter
menggunakan tenaga listrik sehingga bisa dilakukan dengan lebih
cepat dan bisa menghemat tenaga.

f) Truck Mixer

Truck Mixer merupakan kendaraan khusu berupa mobil truck


yang dilengkapi dengan mixer (molen) yang berfungsi mengangkut
beton siap pakai (ready mix) dari batching plan sampai ke lokasi
proyek.

g) Concrete Bucket
Concrete Bucket atau Bucket Cor salah satu alat yang digunakan
untuk proses pengecoran. Cara kerja alat ini yaitu alat ini akan
dituangkan beton dari Truck Mixer, kemudian Concrete Bucket ini
akan diangkat menggunakan Tower Crane ke tempat yang ingin
dilakukan pengecoran.

h) Forklift

Forklift adalah alat bantu untuk mengangkat benda-benda berat


dari satu tempat ke tempat yang lainnya, namun forklift biasanya
hanya digunakan untuk jarak pendek seperti di dalam ruangan atau di
dalam area saja.
i) Bor Listrik

Bor Listrik merupakan alat yang digunakan untuk bermacam


tujuan, salah satunya yaitu untuk membobok beton yang kelebihan
pada kepala kolom.

j) Labrang
Alat pancang Labrang adalah alat pancang tradisional yang sudah
dimodifikasi bisa digunakan di daerah-daerah yang susah. 

2) Alat Bantu Pekerjaan Bekisting


a) Push Pull

Push Pull merupakan alat yang digunakan untuk menahan


bekisting pada kolom dan corewall agar tegak lurus saat dilakukan
pengecoran.

b) Kicker Brace

Kicker Brace merupakan salah satu alat yang berfungsi untuk


menahan agar bekisting dari kolom dan corewall agar berdiri tegak
lurus seperti hal nya Push Pull. Kicker Brace terdapat di bawah Push
Pull.
3) Perancah

4) Material
a) Tulangan cakar ayam atau spacer

Tulangan cakar ayam atau spacer adalah tulangan besi yang


dibentuk seperti huruf S yang ditempatkan di sela-sela antara tulangan
pelat layer atas dan layer bawah. Berfungsi untuk menjaga jarak agar
tulangan layer atas dan layer bawah tidak menempel saat dilakukan
pengecoran.

b) Water Stop

Water stop digunakan untuk menahan air didalam beton agar


tidak merembes ke bagian beton lainnya digunakan di area yang kontak
langsung dengan tanah mengapa digunakan tertentu karena water stop
bisa saja menyerap air beton.
c) Sepatu kolom

Sepatu kolom adalah sebuah alat bantu yang dibuat pada bawah
tulangan kolom yang digunakan sebagai pengaku posisi tulangan kolom
agar tidak berubah posisi pada saat proses pengecoran dan sebagai
penahan bekisting bagian bawah agar posisi bekisting tidak berubah dan
ukuran kolom menjadi benar.

d) Mechanical Joint/Coupler
Agar tidak overlap jika mechanical joint tidak perlu pake penerus
tulangan seperti ls, mj jika pengujian tarik tidak putus pada tengah
tulangan maka tidak bisa digunakan

e) Beton Decking

Beton Decking atau tahu beton adalah beton yang di buat


berbentuk silinder ataupun kubus yang memiliki ketebalan sesuai
dengan selimut beton yang diinginkan. Fungsi beton decking adalah
untuk memastikan bahwa jarak antara pembersian dan selimut beton
telah sesuai dengan rencana.

Patching
Pompa Beton untuk memompa adukan beton ke lantai atas. Biasa
digunakan pada struktur yang memerlukan adukan dalam jumlah banyak seperti
plat lantai.

Uji Ultrasonic Pulse Echo pada kolom beton. UPV adalah metode evaluasi
sebuah beton tanpa proses penghancuran. Menggunkan pantulan gelombang
ultrasonic, alat UPE dapat menampilkan keadaan di dalm beton, seperti adanya
rongga maupun retak.

Lubang Sparing (conduit) pada Balok


Terjadi ketika jalur ME berpotongan dengan (menembus) balok. Diijinkan
D≤200mm. Dilarang menembus secara vertical, Disertai tulangan perkuatan
Spacer pada corewall

Rebar Coupler sebagai penghubung tulangan struktur beton.


Bagian dalam bekisting diberi pelumas agar adukan
beton tidak lengket ke bekisting (bekisting mudah dilepas)

Persiapan sebelum pengecoran, debu


debu dihilangkan agar tidak tercampur dengan adukan beton (masuknya debu ke
adukan beto mengurangi kualitas beton).
Memindahkan adukan beton ke bucket untuk diangkat ke atas (lokasi pengecoran)

Anda mungkin juga menyukai