Nim : 211121055
Resume
Keragaman efek suatu obat terhadap seseorangmerupakan interaksi dari faktor lingkungan danfaktor
genetik.
Termasuk dalam faktor lingkungarn antara lain adalah faktor nutrisi, faktor obat-obat lain yang
digunakan bersama, faktor penyakit, dan faktor gaya hidup, seperti merokok atau konsumsi alkohol, dl.
Faktor ini berinteraksi dengan faktor genetik yang mengkode berbagai protein penentu nasib obat
dalam badan dan efek obat; seperti reseptor, kanal ion, dan enzim pemetabolisme obat.
Adanya obat-obat lain yang digunakan bersama dapat pula saling berinteraksi sehingga menurunkan
atau mengubah efek obat lain, sehingga respon seseorang terhadap obat bisa berbeda dengan orang
lain yang mungkin tidak mengalami interaksi obat. Selain itu, keparahan penyakit dan gaya hidup
seseorang, mungkin akan mempengaruhi respon seseorang terhadap obat.
membran yaitu:)
1) Sifat fisiko-kimia obat: bentuk dan ukuran molekul, kelarutan dalam air, kelarutan dalam lemak,
derajat ionisasi,
memberi gambaran mengenai keadaan dan kecepatan obat diabsorpsi dari bentuk sediaan.
5) Ketersediaan hayati suatu obat dapat diukur pada pasien (secara in vivo) dengan menentukan kadar
obat dalam plasma darah dengan interval setiap jam sampai diperoleh kadar puncak dan kadar obat
minimum yang masih berefek
Ada 2 jenis kondisi khusus yang dimaksud yakni kehamilan dan laktasi (menyusui).
1. Kehamilan
Pemberian obat pada periode organogenesis berpotensi
menimbulkan gangguan pembentukan organ. Inilah
alasannya mengapa jka memungkinkan untuk tidak
memberikan obat pada trimester pertama atau meminimalisasi pemberian obat pada periode tersebut.
Periode organogenesis terjadi pada tahap embriotik sekitar 18-56 hari dengan perkecualian SSP, gigi,
mata, generalia eksternal, dan telinga yang pembentukannya baru sempurna pada minggu ke-10
kehamilan.
2. Menyusui
Penggunaan obat tidak hanya dapat berbahaya pada ibu
hamil, tetapi juga bagi ibu menyusui. Hampir setiap makanan, minuman, zat yang terhirup sewaktu
bernafas, termasuk material yang tidak dlinginkan seperti bahan kimia, mineral berbahaya (seperti
merkuri), polusi lingkungan, dan obat dapat ditemukan dalam air susu ibu (AS). Oleh karena itu, perlu
diketahui obat yang aman dan obat-obatan yang saat digunakan harus disertai penghentian pemberian
ASI dalam jangka waktu tertentu. Pada sebagian besar kasus, konsentrasi obat dalam ASI cukup rendah,
sehiingga ibu tidak perlu menghentikan pemberian ASI, jika bayi tidak memberikan gejala-gejala
tertentu dari efek obat tersebut.