Anda di halaman 1dari 3

Nama : Novitri

Nim : 211121055

Prodi : D4 KEPERAWATAN PONTIANAK

Dosen Pengampu : apt. Hadi Kurniawan, S.Farm, M.Sc

Resume

Keragaman efek suatu obat terhadap seseorangmerupakan interaksi dari faktor lingkungan danfaktor
genetik.

Termasuk dalam faktor lingkungarn antara lain adalah faktor nutrisi, faktor obat-obat lain yang
digunakan bersama, faktor penyakit, dan faktor gaya hidup, seperti merokok atau konsumsi alkohol, dl.
Faktor ini berinteraksi dengan faktor genetik yang mengkode berbagai protein penentu nasib obat
dalam badan dan efek obat; seperti reseptor, kanal ion, dan enzim pemetabolisme obat.

Adanya obat-obat lain yang digunakan bersama dapat pula saling berinteraksi sehingga menurunkan
atau mengubah efek obat lain, sehingga respon seseorang terhadap obat bisa berbeda dengan orang
lain yang mungkin tidak mengalami interaksi obat. Selain itu, keparahan penyakit dan gaya hidup
seseorang, mungkin akan mempengaruhi respon seseorang terhadap obat.

Faktor-faktor yang menentukan cara transport obat lintas

membran yaitu:)

1) Sifat fisiko-kimia obat: bentuk dan ukuran molekul, kelarutan dalam air, kelarutan dalam lemak,
derajat ionisasi,

2) Bioavailabilitas: adalah (ketersediaan hayat).

3) Jumlah obat (dalam persen terhadap dosis) yang

mencapai sirkulasi sistemik dalam bentuk utuh/aktif.

4) Ketersediaan hayati (biavaibilitas) digunakan untuk

memberi gambaran mengenai keadaan dan kecepatan obat diabsorpsi dari bentuk sediaan.

5) Ketersediaan hayati suatu obat dapat diukur pada pasien (secara in vivo) dengan menentukan kadar
obat dalam plasma darah dengan interval setiap jam sampai diperoleh kadar puncak dan kadar obat
minimum yang masih berefek

Beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam

PEMILIHAN OBAT, yakni:

1. Menimbang MANFAAT-RESIKO. Faktor yang saling

mempengaruhi dan menentukan seperti kebutuhan,


efektivitas, efek samping, dan beban biaya (cost).
Gunakan obat yang paling ESTABLISHED (obat yang
sudah terpilih untuk indikasi tertentu, sudah sering digunakan dan ternyata efektif, biasa sudah
tercantum dalam DOE/
Daftar Obat Esensial atau formularium Rumah Sakit).
3. Tailor drug need. Kebutuhan jenis obat haarus disesuaikan untuk setiap penderita.
4. Gunakan obat yang diketahui paling baik, sesuai dengan pengetahuan farmakologi obat tersebut,
sehingga dapat diketahui dengan tepat dosis untuk setiap keadaan, jadwal pemberian, dan poternsinya
untuk menghindari timbulnya efek samping
5. Tailor drug dose. Dosis obat harus disesuaikan dengan
penderita, karena tidak semua penderita memerlukan dosis yang sama.
6. Gunakanlah dosis efektif terkecil. Penambahan dosis tidak selalu meningkatkan intensitas efek.
Dengan memperbesar dosis, efek samping akan lebih sering timbul. Berikut Contoh obat yang
diperkirakan memerlukan dosis ke bawah dan kurang bermanfaat jika dosis dinaikkan.
7. Pilihlah cara pemberian yang paling aman. Sebagai acuan, pemberian ORAL lebih aman dan murah jika
dibandingkan dengan pemberian parenteral. Obat dengan bioavailabilitas yang cukup baik, jangan
diberikan secara parenteral, kecuali dalam kondisi keselamatan jiwa yang menuntut obat harus cepat
berefek.
8. Jangan memilih sediaan karena PRODUK BARU. Pelajari dulu khasiat, dosis, indikasi, kontraindikasi,
dan efek sampingnya.
9. Jangan ketinggalan menggunakan OBAT BARU yang
LEBIH BAIK.
10. Cocokkan data atau material promosi pabrik obat
dengan buku-buku atau jurnal terbaru dan kritisi isinya,
karena semua kepustakaan termasuk brosur yang
dikeluarkan perusahaan obat dimaksudkan untuk menunjang penjualan obat.

Ada 2 jenis kondisi khusus yang dimaksud yakni kehamilan dan laktasi (menyusui).

1. Kehamilan
Pemberian obat pada periode organogenesis berpotensi
menimbulkan gangguan pembentukan organ. Inilah
alasannya mengapa jka memungkinkan untuk tidak
memberikan obat pada trimester pertama atau meminimalisasi pemberian obat pada periode tersebut.
Periode organogenesis terjadi pada tahap embriotik sekitar 18-56 hari dengan perkecualian SSP, gigi,
mata, generalia eksternal, dan telinga yang pembentukannya baru sempurna pada minggu ke-10
kehamilan.
2. Menyusui
Penggunaan obat tidak hanya dapat berbahaya pada ibu
hamil, tetapi juga bagi ibu menyusui. Hampir setiap makanan, minuman, zat yang terhirup sewaktu
bernafas, termasuk material yang tidak dlinginkan seperti bahan kimia, mineral berbahaya (seperti
merkuri), polusi lingkungan, dan obat dapat ditemukan dalam air susu ibu (AS). Oleh karena itu, perlu
diketahui obat yang aman dan obat-obatan yang saat digunakan harus disertai penghentian pemberian
ASI dalam jangka waktu tertentu. Pada sebagian besar kasus, konsentrasi obat dalam ASI cukup rendah,
sehiingga ibu tidak perlu menghentikan pemberian ASI, jika bayi tidak memberikan gejala-gejala
tertentu dari efek obat tersebut.

Farmakokinetik adalah proses obat memasuki tubuh dan


akhirnya keluar dari tubuh. Proses ini terdiri dari:
1. Absorbsl Merupakan proses masuknya obat dari tempat pemberian ke dalam darah
2. Distribusi Adalah proses obat dihantarkan dari sirkulasi
sismetik ke jaringan dan cairan tubuh
3. Metabolisme/Biotrarnsformasi Adalah proses tubuh
merubah komposisi obat sehingga menjadi lebih larut air
untuk dapat dibuang keluar tubuh
4. Ekskresi Artinya eliminasi/pembuangan obat dari tubuh
Tujuan mempelajari farmakodinamik adalah untuk meneliti
efek utama obat, mengetahui interaksi obat dengan sel, dan mengetahui urutan peristiwa serta
sprektum efek dan respons yang terjadi.
Kerja obat yang tidak diperantarai reseptor
Cara kerja obat ini yaitu:
•Cara Kimiawi
•Cara Fisika
•Cara kerja yang mengganggu proses metabolisme
Tujuan mempelajari farmakodinamik adalah untuk meneliti
efek utama obat, merngetahui interaksi obat dengan sel, dan mengetahui urutan peristiwa serta
sprektum efek dan respons yang terjadi.
Kerja obat yang tidak diperantarai reseptor
Cara kerja obat ini yaitu:
•Cara Kimiawi
•Cara Fisika
•Cara kerja yang mengganggu proses metabolisme

Anda mungkin juga menyukai