Anda di halaman 1dari 14

LEMBAR KERJA PRAKTIKUM FARMASETIKA II

Nama Mahasiswa : Hilda Khairunnisa


NIM : K100190122
Kelas Praktikum : L
Hari, tanggal praktikum : Kamis, 19 Mei 2022

PERTEMUAN KE – 3

A. RESEP

- - - Resep ditempel di sini- - -

Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta Page 1


LEMBAR KERJA PRAKTIKUM FARMASETIKA II

B. PERSYARATAN ADMINISTRASI
1. Keabsahan Resep (Berikan tanda ceklist (✓) dan rekomendasinya)

Tidak
Aspek Keabsahan Resep Ada Rekomendasi
ada

Nama Dokter Penulis Resep ✓ Tidak ada rekomendasi


Menanyakan SIP kepada dokter
SIP Dokter ✓ penulis resep (SIP : No.
11.60/1.DU/05/99 )
Tidak ada rekomendasi
Alamat/No. Telp Dokter Penulis Resep ✓
.
Inscriptio (Tanggal Penulisan Resep) ✓ Konfirmasi kepada dokter pemberi resep

Invocatio (Tanda R/) ✓ Tidak ada rekomendasi


Praescriptio (Nama Obat, Dosis dan
✓ Tidak ada rekomendasi
Kekuatan)
Signatura (Aturan Pakai) ✓ Tidak ada rekomendasi
Mengkonfirmasi kepada dokter Winata
Subscriptio (Tanda Tangan Dokter mengenai pemeriksaan atas nama Bapak

Penulis Resep) Mojo dan memintakan tanda tangan
kepada dokter penulis resep
Identitas Pasien ✓ Menanyakan usia pasien

Obat Narkotik ✓ Tidak ada rekomendasi

Persyaratan Adm
Nilai Nilai Max
10
2. Kejelasan Penulisan Resep :
Penulisan resep sudah jelas dan dapat dipahami, namun ada beberapa bagian yang kurang lengkap,
seperti SIP dokter, tanggal penulisan resep, tanda tangan dokter, serta identitas pasien seperti usia.

Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta Page 2


LEMBAR KERJA PRAKTIKUM FARMASETIKA II

C. KESESUAIAN FARMASETIS
1. Deskripsi Obat

Kandungan Bentuk Sediaan


Nama Obat & Kekuatan Indikasi Kontra Indikasi ESO Dalam Sediaan
Obat
resep yg ada

Rifampicin Rifampicin Untuk pengobatan Hipersensitifitas Mual , Kapsul Tablet


200 mg tuberculosis yang terhadap rifampin, muntah,
disebabkan oleh rifampicin atau diare,
Mycobacterium komponen lainnya gangguan
tuberculosis dalam dalam formulasi, fungsi hati,
kombinasi dengan pengguaan bersama gangguan
obat amprenavir, respirasi
antituberkulosis saquinavir/ritonavir (nafas
lain dan dalam (kemungkinan pendek)
kombinasi dengan inhibitor protease). (IONI, 2017)
obat antilepra untuk (DIH ed 17, 2008)
pengobatan lepra
dengan mengubah
keadaan infeksi
menjadi keadaan
noninfeksi.
(IONI, 2017. Hal :
522)

INH Isoniazida Tuberkulosis yang Penyakit hati yang Mual, Kapsul Tablet
(isonikotinil 200 mg disebabkan oleh aku; muntah,
hidrazida) Mycobacterium hipersensitivitas anoreksia,
tuberculosis terhadap isoniazid; konstipasi,
(IONI, 2017:520) epilepsy; gangguan pusing, sakit
fungsi ginjal dan kepala,
gangguan psikis. vertigo
IONI, 2017 :520) (IONI, 2017
: 520)

Vitamin B6 Vitamin B6 Defisiensi vitamin Hipersensiif Neuropati Kapsul Tablet


(piridoksin) B6, kelainan terhadap pyridoxine sensorik
10 mg metaolisme seperti (DIH ed 17, 2008) (dengan
hiperoksaluria dan dosis tinggi
untuk anemia ketika
sideroblastik. diberikan
IONI, 2017:832) untuk waktu
yang lama)
(BNF 73,
2017 hal
:950)

Resep 1

Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta Page 3


LEMBAR KERJA PRAKTIKUM FARMASETIKA II
Bentuk Sediaan
Kandungan
Nama
& Kekuatan Indikasi Kontra Indikasi ESO
Obat Dalam Sediaan
Obat
resep yg ada

Mycoral Ketokonazol Mukosa sistemik, Memperpanjang Sakit perut yang Tablet Tablet
200 mg kandidiasis QTc yang didapat. umum atau
mukokuan resisten Menghindari sangat umum.
yang kroniss, penggunaan Adrenal
mukosa saluran bersamaan dengan ketidakcukupan.
cerna resisten yang
obat hepatotoksik. diare. enzim
serius, kandidiasis
vaginal resisten QTc bawaan hati meningkat
yang kronis, infeksi perpanjangan mual. gatal.
dermatofita pada ruam. Muntah
(BNF 73, 2017 hal
kuit atau kuku
:625) (BNF 73, 2017
tangan(tidak pada
kuku hal :625)
kaki);profilaksis
mukosa pada pasien
imunosupresan
(IONI, 2017 : 532)

Resep 2

2. Rute Pemberian Obat


Resep 1 : Peroral

Resep 2 : Peroral

3. Inkompatibilitas Farmasetis (Fisik/Khemis)


Jenis Inkompatibilitas Rekomendasi

Rifampisin bersifat higroskopis sehingga tidak Sediaan Rifampisin tetap dalam bentuk tablet
digerus dengan obat lain (Praktik peracikan tidak digabungkan (digerus) dengan OAT lainnya.
puyer untuk penderita TB, 2013)

4. Resep Standar
-

Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta Page 4


LEMBAR KERJA PRAKTIKUM FARMASETIKA II

D. PERTIMBANGAN KLINIS Kesesuaian Farmasetis


1. Perhitungan Dosis Nilai Nilai Max
a. Resep 1 20
1) Rifampisin
Resep yang diperoleh tidak tersedia informasi mengenai berat badan Bapak Mojo, setelah
dilakukan konfirmasi kepada Bapak Mojo diketahui berat badan beliau sebesar 60 kg.
Dosis Lazim:
- 1x p = tidak ada
- 1 hari = 600 mg ( Depkes RI ed III, 1979 hal 988)
Dosis maksimal : tidak ada
Dosis Rifampisin untuk TBC, kombinasi dengan obat lainnya (standar tanpa pengawasan 6
bulan pengobatan)
- Dewasa (BB ≤ 50 kg) = 450 mg/hari selama 6 bulan
- Dewasa (BB >50 kg) = 600mg/hari selama 6 bulan (BNF 78, 2019 hal 582)
PMR (pemakaian menurut resep) :
200 𝑚𝑔
- 1xp= =20 mg tiap kapsul
10 𝑘𝑎𝑝𝑠𝑢𝑙
- 1h = 20 mg x 3 = 60 mg (tidak OD, dosis terlalu rendah)
Resep tidak dapat diberikan
Rekomendasi untuk Bapak Mojo 60 kg :
Resep yang tersedia ditambahkan aturan peracikan d.t.d (diberikan dalam jumlah sesuai dosis)
dan dosis dinaikkan hingga rentang dosis lazim yaitu menjadi 600 mg. Untuk aturan pemakaian
diganti menjadi 1 x 1 kapsul sehari
Perhitungan setelah rekomendasi:
- 1 x p = 600 mg
- 1 h = 1x 600 mg = 600 mg (memenuhi dosis lazim tidak overdosis)
Sehingga resep dapat diberikan

2) INH
Dosis Lazim
- 1xp = 4-5 mg/ kg
= 4-5 mg/kg x 60 kg
= 240 mg – 300 mgkgBB ( Depkes RI ed III, 1979 hal : 972)
- 1 h = tidak ada
Dosis maksimal
= 10 mg/kg
= 10 mg/kg x 60 kg
= 600 mgKgBB ( Depkes RI ed III, 1979 hal : 972)

Dosis INH untuk TBC, kombinasi dengan obat lainnya (standar tanpa pengawasan 6 bulan
pengobatan)
Dewasa : 300mg/hari selama 6 bulan (BNF 78, 2019 hal 582)
PMR (pemakaian menurut resep ) :
200 𝑚𝑔
- 1 x p = 10 𝑘𝑎𝑝𝑠𝑢𝑙 = 20 mg tiap kapsul

Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta Page 5


LEMBAR KERJA PRAKTIKUM FARMASETIKA II
- 1h = 20 mg x 3 = 60 mg (tidak OD, dosis terlalu rendah)
Resep tidak dapat diberikan
Rekomendasi untuk Bapak Mojo 60 kg :
Resep yang tersedia ditambahkan aturan peracikan d.t.d (diberikan dalam jumlah sesuai dosis)
dan dosis dinaikkan hingga rentang dosis lazim yaitu menjadi 300 mg. Untuk aturan pemakaian
diganti menjadi 1 x 1 kapsul sehari
Perhitungan setelah rekomendasi:
- 1 x p = 300 mg
- 1 h = 1x 300 mg = 300 mg (memenuhi dosis lazim tidak overdosis)
Sehingga resep dapat diberikan

3) Vitamin B6
Dosis untuk profilaksis neuropati yang disebabkan oleh induksi penggunaan isoniazid
Dewasa : 10-20 mg/hari (BNF 78, 2019 hal.1080)
PMR (pemakaian menurut resep )
10 𝑚𝑔
- 1xp= = 1 mg tiap kapsul
10 𝑘𝑎𝑝𝑠𝑢𝑙
- 1h = 1 mg x 3 = 3 mg (tidak OD, dosis terlalu rendah)
Resep tidak dapat diberikan
Rekomendasi untuk Bapak Mojo 60 kg :
Resep yang tersedia ditambahkan aturan peracikan d.t.d (diberikan dalam jumlah sesuai dosis)
dan dosis dinaikkan hingga rentang dosis lazim yaitu menjadi 10 mg. Untuk aturan pemakaian
diganti menjadi 1 x 1 kapsul sehari
Perhitungan setelah rekomendasi:
- 1 x p = 10 mg
- 1 h = 1x 10 mg = 10 mg (memenuhi dosis lazim tidak overdosis)
Sehingga resep dapat diberikan

b. Resep 2
Mycoral (ketokonazol)
Dosis maksimal : tidak ada
Dosis lazim :
- 1x p = tidak ada
- 1 h = 200 mg (BNF, 2019)
PMR (pemakaian menurut resep )
- 1 x p = 200 mg
- 1h = 1 x 200 mg = 200 mg (tidak OD, memenuhi dosis lazim) dengan durasi terapi maksimal
4 minggu ( BNF 57, 2009.)
Sehingga, resep dapat diberikan

Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta Page 6


LEMBAR KERJA PRAKTIKUM FARMASETIKA II
2. Interaksi Obat
Jenis Interaksi Rekomendasi
- Penggunaan kombinasi isoniazid dan - Isoniazid dan rifampisin tetap dilanjutkan untuk
rifampisin dapat menyebabkan berkurangnya terapi dikarenakan umum digunakan dan bernilai
nilai AUC rifampisin sekitar 25% dan terapi (Stockey ed 8, hal: 310) dilakukan
meningkatkan hepatotoksisitas (Stockey ed monitoring fungsi hati dilakukan secara teratur
8, hal : 310) pada pasien dengan pengobatan kombinasi
- Terapi rifampisin dan atau isoniazid secara (Stockey ed 8, hal :311)
bersamaan dapat mengurangi kadar serum
puncak dan AUC ketokonazol (stockey ed 8 - Efek dapat dihindari dengan memberikan
, hal : 220) ketokonazol dengan waktu berbeda yaitu 12 jam.
Rifampisin dapat diberikan 12 jam setelah
- Isoniazid dapat menurunkan kadar piridoksin penggunaan ketoconazole (stockey ed 8, hal :
dngan mekanisme interaksi yang tidak 220)
spesifik. Minor/ signifikansi tidak diketahui.
Jika dosis INH > 10mg/kg/hari, suplemen - Dapat dibaikan karena efek yang terjadi kecil
piridoksin 100 mg/hari (Medscape, 2021)
Pertimbangan klinis
Nilai Nilai Max
15

E. PENIMBANGAN BAHAN Penimbanagan Bahan


1. Resep 1 Nilai Nilai Max
a. Rifampisin 10
= 600 mg x 10 tablet = 6000 mg, diambil sediaan tablet
Sehingga :
Sediaan yang diambil (sediaan yang tersedia 600 mg)
𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎
= 𝑆𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎 x jumlah tablet yang diberikan
600 𝑚𝑔
= 600 𝑚𝑔 x 10
= 10 tablet Rifampicin (@600 mg)

b. Isoniazid
= 300 mg x 10 kapsul = 3000 mg, diambil sediaan tablet
Sehingga :
Sediaan yang diambil(sediaan yang tersedia 300 mg)
𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎
= 𝑆𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎 x jumlah kapsul yang dibuat
300 𝑚𝑔
= 300 𝑚𝑔 x 10
= 10 tablet INH (@300 mg)

c. Vit B6
= 10mg x 10 kapsul = 100 mg, diambil sediaan tablet
Sehingga :
Sediaan yang diambil(sediaan yang tersedia 10 mg)

Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta Page 7


LEMBAR KERJA PRAKTIKUM FARMASETIKA II
𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎
= 𝑆𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎 x jumlah kapsul yang dibuat
10 𝑚𝑔
= 10 𝑚𝑔 x 10
= 10 tablet vit B6 (@10mg)

d. SL
Rifampicin + INH + Vit B6
9100 mg (6000 mg Rifampicin + 3000 mg INH + 100 mg Vit B6)
Berat zat aktif = 9100 mg/10 kapsul = 910 mg/kapsul
Orientasi kapsul menggunakan 1 cangkang kapsul no.ukuran 000 (1 g) (syamsuni, 2006, hal :
57)
Orientasi kapsul
Berat kapsul kosong =… mg
Berat isi (lactose) +kapsul =… mg -
Berat isi (lactose) =… mg
Penambahan SL
Berat isi – berat zat aktif = …. mg – 910 mg
Berat lactose =…. mg x 10
Berat lactose = …. g

2. Resep 2
Mycoral(ketoconazole) 200 mg x 7 = 1400 mg
diambil sediaan tablet sehingga :
Sediaan yang diambil(sediaan yang tersedia 200 mg)
𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎
= 𝑆𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎 x jumlah tablet yang dibuat
200 𝑚𝑔
= 200 𝑚𝑔 x 7
= 7 tablet mycoral diambil (@200mg)

Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta Page 8


LEMBAR KERJA PRAKTIKUM FARMASETIKA II
F. CARA KERJA (tulis secara rinci tiap -tiap tahap cara kerja serta alat yang digunakan

No Tahapan Peralatan yang Keterangan


digunakan
Resep 1
1 Dilakukan orientasi cangkang kapsul 1 Cangkang kapsul no
dengan serbuk SL pada neraca 000 -
penimbangan mg
2 Ditimbang Perkamen
a. SL = ….. g Sudip
b. INH = 3 g -
c. Rifampisin = 6 g
d. Vit B6 = 100 mg (timbangan mg)
3 Diletakkan pada mortir sebagian SL Mortir dan stampler
-
yang sudah ditimbang digerus dan
diaduk hingga homogen
4 Diletakkan Rifampicin, INH dan Vit Mortir dan stampler
B6 pada mortir lalu diaduk hingga -
homogen
5 Dimasukkan sisa SL pada mortir dan Mortir dan stampler
-
dilakukan penggerusan hingga
homogen untuk keseluruhan zat
6 Dibagi kedalam 2 perkamen sama 7 Perkamen Serbuk diambil dengan
banyak, lalu masing-masing 10 Cangkang kapsul no sudip dipastikan tidak ada
perkamen dibagi lagi menjadi 5 sama 000 yang tertinggal dalam
banyak. Dimasukkan ke dalam Kassa steril mortir
cangkang kapsul lalu ditutup, serta
dibersihkan mengguakan kassa steril.
7 Dimasukkan dalam plastik kemasan Plastik kemasan klip, Plastik
klip. Diberi etiket putih dan label NI kapsul 10 buah Etiket putih
pada sediaan yang telah diletakkan Label NI
pada plastik kemasan. Harus dihabiskan
Resep 2
1 Disiapkan 7 tablet mycoral Gunting bersih
(ketoconazole) 200 mg -

2 Dimasukkan dalam plastik kemasan Plastik kemasan klip


klip. Diberi etiket putih dan label NI Etiket putih
pada sediaan yang telah diletakkan Label NI -
pada plastik kemasan

Cara Kerja
Nilai Nilai Max
15

Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta Page 9


LEMBAR KERJA PRAKTIKUM FARMASETIKA II

G. DAFTAR PUSTAKA
Aberg, J. A., et al, 2008. Drug Information Handbook , 17th edition. Lexi comp for the American
Pharmacist Association.
Anief,, Moh. 1987. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta: Gajdah Mada University Press.
BNF. 2019. BNF Children: The Essential Resource for Clinical Use of Medicines in Children. London:
BMJ Group.
BNF. 2009. British National Formulary 57. BMJ Publishing Group, UK.
Departemen Kesehatan RI. 1979. Farmakope Indonesia Ed III. Jakarta: Departemen Kesehaatan RI.
Departemen Kesehatan RI. 1978. Formularium Nasional Ed II. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Direktorat Pembinaan SMK. 2014. Dasar-Dasar Kefarmasian Jilid I. Jakarta.
Medscape.com. 2018. Drug Interaction Checker. Diakses pada 30 Maret 2022.
https://reference.medscape.com/.
Pusat Informasi Obat Nasional (Pionas), Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik
Indonesia. 2014. Informatorium Obat Nasional Indonesia (IONI), BPOM RI. diakses 30 Maret
2022.http://pionas.pom.go.id/monografi/fenobarbital-fenobarbiton, https://pionas.pom.go.id/
monografi/aminofilin.
Siahaan, S., & Mulyani, U. A. (2013). Praktik Peracikan Puyer untuk Anak Penderita Tuberkulosis di
Indonesia. Kesmas: National Public Health Journal, 158.
https://doi.org/10.21109/kesmas.v0i0.393

Stockley, I.H., 2008, Stockley’s Drug Interaction, Eighth Edition, Pharmaceutical Press, London.
Syamsuni. 2005. Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Daftar Pustaka
Nilai Nilai Max
10

H. PENGUASAAN MATERI DAN KEMAMPUAN MENJAWAB PERTANYAAN


Penguasaan Materi Dan
Kemampuan Menjawab
Pertanyaan
Nilai Nilai Max
20

Paraf
Nilai
Pengampu

Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta Page 10


LEMBAR KERJA PRAKTIKUM FARMASETIKA II
I. HASIL SEDIAAN
Nilai
Aspek Penilaian Nilai
Max
Penyiapan sediaan: 10
penimbangan, pembuatan
sediaan.
Bentuk Sediaan 10
Pengemasan 10 Hasil Sediaan
Nilai Nilai Max
Kebersihan 10
40
Total Nilai Hasil Sediaan 40

J. COPY RESEP & ETIKET

Etiket Copy Resep


Nilai Nilai
Nilai Nilai
Max Max
20 20

Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta Page 11


LEMBAR KERJA PRAKTIKUM FARMASETIKA II
K. KOMUNIKASI INFORMASI DAN EDUKASI KEPADA PASIEN
1. Daftar Informasi Obat Pasien
Interaksi
Nama dan Aturan Nilai
Efek Samping Penyimpanan dengan Nilai
Khasiat Obat Pakai Max
makanan
Kotak obat, Makanan
hindarkan dari menunda dan
Rifampisin 1xsehari
Diare paparan mengurangi
INH 1 kapsul
Gangguan fungsi langsung sinar penyerapan
Vit B6 Sebelum
hati matahari, dan rifampisin dari
(Antituberkulosis) makan
jangkauan Usus (Stokley,
anak-anak 9th edition)
10
Kotak obat,
hindarkan dari
1xsehari
paparan
Mycoral 1 tablet
Diare langsung sinar -
(Antijamur) Sesudah
matahari, dan
makan
jangkauan
anak-anak

2. Praktik Komunikasi Informasi dan Edukasi Kepada Pasien

Dilakukan
Nilai
No Aspek yang dinilai dan benar (✓) Nilai
Max
Ya Tidak
1 Memanggil pasien dengan ramah dan memperkenalkan diri 1
2 Menyebutkan kandungan dan menjelaskan khasiat obat 1
3 Menjelaskan aturan pakai dan penyimpanan 2
Memberikan informasi terkait obat dan perhatiannya (ESO
4 2
dan pantangan)
5 Menjelaskan harapan setelah minum obat 2
6 Memastikan informasi dapat dipahami pasien 1
7 Menutup salam 1
Total Nilai 10

Nilai Nilai max

20

Paraf
Nilai
Pengampu

Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta Page 12


LEMBAR KERJA PRAKTIKUM FARMASETIKA II

Lampiran :

1. Rifampisin (Indikasi, Kontraindikasi, ESO, Dosis)

2. INH (Indikasi, Kontrandikasi, ESO, Dosis)

3. Vitamin B6 (Indikasi, Kontrandikasi, ESO, Dosis)

4. Myocoral/Ketonazol (Indikasi, Kontraindikasi, ESO, Dosis)

Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta Page 13


LEMBAR KERJA PRAKTIKUM FARMASETIKA II

5. Inkom Farmasetis

6. Dosis

7. Interaksi Obat

Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta Page 14

Anda mungkin juga menyukai