DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS WONOREJO
Jl. Pandean, Desa Wonorejo, Kec. Banyuputih, Kab. Situbondo 6837
1. Pendahuluan
Sarana Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang diperoleh dari berbagai
sumber, tergantung pada kondisi daerah setempat. Kondisi sumber air pada setiap daerah berbeda-
beda, tergantung pada keadaan alam dan kegiatan manusia yang terdapat di daerah tersebut. Pen-
duduk yang tinggal di daerah dataran rendah dan berawa seperti di Sumatera dan Kalimantan meng-
hadapi kesulitan memperoleh air bersih untuk keperluan rumah tangga, terutama air minum. Hal ini
karena sumber air di daerah tersebut adalah air gambut yang berdasarkan parameter baku mutu air
tidak memenuhi persyaratan kualitas air bersih.
Menurut laporan MDGs tahun 2007 terdapat beberapa kendala yang menyebabkan masih
tingginya jumlah orang yang belum terlayani fasilitas air bersih dan sanitasi dasar. Di antaranya
adalah cakupan pembangunan yang sangat besar, sebaran penduduk yang tidak merata dan beragam-
nya wilayah Indonesia, keterbatasan sumber pendanaan. Pemerintah selama ini belum menempatkan
perbaikan fasilitas sanitasi sebagai prioritas dalam pembangunan. Faktor lain yang juga menjadi
kendala adalah kualitas dan kuantitas sumber air baku sendiri terus menurun akibat perubahan tata
guna lahan (termasuk hutan) yang mengganggu sistem siklus air. Selain itu, meningkatnya kepadatan
dan jumlah penduduk di perkotaan akibat urbanisasi.
Menurut Depkes RI (1995), salah satu upaya untuk mengetahui kualitas sarana penyediaan
air bersih, diantaranya dengan cara melakukan pengawasan atau inspeksi terhadap kualitas sumber
air. Tujuan inspeksi ini antara lain untuk mengidentifikasi sumber-sumber yang berpotensi
menyebabkan terjadinya pencemaran. Menurut Depkes RI (2005), berapa sumber air yang
menghasilkan air bersih dan umumnya digunakan masyarakat di Indonesia diantaranya adalah sumur
gali, sumur pompa tangan, perlindungan air hujan, perlindungan mata air, sistem perpipaan, dan
terminal air:
2. Latar Belakang
Berdasarkan hasil PKP tahun 2019 Program inspeksi sarana air bersih (SAB) tercapai
35,39% dari target 15 %. Berdasarkan data tersebut maka dapat diketahui bahwa inspeksi sarana air
bersih (SAB) mencapai target. Diperlukan peningkatan dalam capaian dan tindak lanjut yaitu
pengawasan.
3. Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui jumlah rumah tangga yang menggunakan sarana air bersih (SAB) di
wilayah Desa Wonorejo Kecamatan Banyuputih
b. Tujuan Khusus
1) Diketahuinya kualitas air yang memenuhi syarat kesehatan
2) Meningkatnya kualitas air melalui upaya perbaikan
3) Meningkatnya pengertian, kesadaran, kemauan melakukan pengawasan kualitas air.
4. Kegiatan Pokok
No Kegiatan Pokok Rincian kegiatan
1 Persiapan 1) Pelaksana kegiatan melakukan rapat koordinasi
bersama Kepala Puskesmas dan bidan wilayah
terkait pelaksanaan inspeksi sarana air bersih
(SAB)
2) Pelaksana kegiatan membuat jadwal pelaksanaan
kegiatan inspeksi sarana air bersih (SAB)
3) Pelaksana kegiatan menentukan jumlah kader
yang akan melaksanakan inspeksi sarana air
bersih (SAB) ditiap-tiap desa dan kelurahan.
4) kader wilayah membuat kesepakatan tanggal
pengumpulan hasil survey inspeksi sarana air
bersih (SAB)
2 Pelaksanaan 1) Kader datang ke rumah salah satu kepala kelu-
arga
2) Kader menjelaskan tujuan survei prilaku hidup
bersih dan sehat
3) Kader melakukan wawancara dan observasi
kepada keluarga tersebut berdasarkan kategori
sarana air bersih yaitu perlindungan mata air,
perpipaan, perpipaan non PDAM, dan
penampungan air hujan.
4) Melakukan dokumentasi Kegiatan
5) Kader mengumpulkan hasil Survey sarana air
bersih kepada petugas sesuai tanggal yang telah
disepakati.
3 Evaluasi 1) Jadwal pengumpulan survey sarana air bersih
2) Kelengkapan pengisian kuesioner sarana air
bersih
10. Pembiayaan
Kegiatan inspeksi sarana air bersih oleh kader ini dibiayai oleh dana BOK tahun 2019
Demikian Kerangka Acuan inspeksi sarana air bersih oleh kader tingkat rumah tangga, sebagai
acuan dalam melakukan kegiatan tersebut pada tahun 2017