Anda di halaman 1dari 20

HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN

PERILAKU PROSOSIAL SISWA

Penelitian Korelasional Pada Kelas V Sekolah Dasar Islam Terpadu Al-


Madinah Kabupaten Bogor Semester Gasal Tahun Pelajaran 2019/2020

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Mengikuti Ujian Sarjana Pendidikan

Oleh :
Jovica Anissa Puri
03716050

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2019
1 Juli 2020

Perbaiki

Banyak yang ada judul gambarnya tapi gambarnya ga ada

Perbaiki kurva, beri penjelasan

Dalam keterbatasan ganti dengan sesuatu yang hal yang

memang membatasi penelitian, kl masalah pengetahuan

statistic itu bs dipelajari, keterbatasan biaya, emang berapa

biaya penelitian ini?, masalah buku sumber, ini bukan

penelitian baru yg sama sekali belum ada teorinya. Jd

pikirkan apa yang membatasi penelitian ini.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan uji coba instrumen dilaksanakan pada hari Senin, 15

Juni 2020. Adapun variabel yang diuji coba adalah instrumen penelitian

variabel Komunikasi Interpersonal sebagai variabel bebas dan variabel

Perilaku Prososial sebagai variabel terikat yang diikuti oleh 30 responden

di kelas V A dan V B semester 2 SDIT Al-Madinah Kabupaten Bogor

tahun pelajaran 2019/2020

Hasil uji coba instrumen menunjukkan bahwa butir pernyataan

variabel Komunikasi Interpersonal yang valid adalah 25 butir (62,5%) dari

keseluruhan 40 butir pernyataan dengan koefisien reliabilitas sebesar

0,871. Sedangkan variabel Perilaku Prososial menunjukkan bahwa butir

pernyataan variabel Perilaku Prososial yang valid adalah 27 butir (67,5%)

dari keseluruhan 40 butir pernyataan dengan koefisien reliabilitas sebesar

0,861.

Kemudian dilanjutkan penelitian yang dilaksanakan pada hari senin ,

19 Juni pada pukul 10.00 sampai dengan 11.00 WIB. Penelitian pada

variabel Komunikasi Interpersonal sebanyak 27 butir pernyataan yang

valid dan variabel Perilaku Prososial sebanyak 25 butir pernyataan yang

valid diikuti sebanyak 51 responden (siswa) pada kelas V semester 2

SDIT Al-Madinah Kabupaten Bogor tahun pelajaran 2019/2020.


A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian dianalisis dan dideskripsikan secara statistik (statistik

deskriptif) dengan mencari nilai rata-rata (mean), nilai tengah (modus),

standar deviasi, nilai maksimum, nilai minimum, variana sampel, skor

total, banyak kelas, dan rentang kelas.

1. Deskripsi Data Statistik Hasil Penelitian

Deskripsi data hasil penelitian dikelompokkan menjadi dua bagian,

yang terdiri dari: data variabel terikat yaitu Perilaku Prososial (Y) , dan

data variabel bebas yaitu Komunikasi Interpersonal (X). Data tersebut

dideskripsikan dalam bentuk deskripsi statistik dan dapat dilihat pada tabel

di bawah ini:

Tabel 4. 1 Data Statistik Hasil Penelitian

No Kriteria (Statistik) Nilai X Nilai Y


.
1 Rata-Rata (mean) empirik 90,70588 101,0392

2 Nilai Tengah (median) 91 100

3 Nilai Sering Muncul 88 102


(modus)
4 Standar Deviasi 9,521122 12,0896

5 Varians 90,65176 146,1584

6 Rentang Skor 41 53
7 Skor Minimum 71 79
8 Skor Maksimum 112 132
9 Total Skor 4626 5153

10 Jumlah Responden 51 51
11 Banyak Kelas 7 7
12 Panjang Kelas 6 8

a. Variabel Perilaku Prososial

Berdasarkan hasil perhitungan jawaban kuesioner variabel Perilaku

Prososial yang terdiri dari 27 butir pernyataan dengan 51 responden,

maka didapat hasil sebagai berikut: jumlah skor 5153, skor tertinggi 132

dan skor terendah 79 dengan demikian rentang skornya adalah 53, rata-

rata skor sebesar 101,0392, nilai tengah sebesar 100, skor yang paling

sering muncul adalah 102 dan banyak kelas interval sebanyak 7 dengan

panjang kelas yaitu 8. Selain itu nilai varian sampel adalah 146,1584

dengan standar deviasi sebesar 12,0896.

Gambaran data di atas dituangkan ke dalam tabel distribusi

frekuensi dan histogram. Adapun tabel frekuensi dan histogram data

variabel Perilaku Prososial sebagai berikut.

Tabel 4.2. Distribusi Perilaku Prososial (Y)

Frekuensi
Kelas Interval Batas Kelas absolut Frekuensi Relatif
fi fr (%)
79 - 86 78,5 - 86,5 7 13,7255
87 - 94 86,5 - 94,5 8 15,6863
95 - 102 94,5 - 102, 5 16 31,3725
103 - 110 102,5 - 110,5 6 11,7647
111 - 118 110,5 - 118,5 11 21,5686
119 - 126 118,5 - 126,5 2 3,9216
127 - 134 126,5 - 134,5 1 1,9608
Jumlah 51 100%

Gambar 4.1. Histogram Distribusi Frekuensi Skor Data Perilaku Prososial

Mana gambarnya ?

b. Variabel Komunikasi Interpersonal

Berdasarkan hasil perhitungan jawaban kuesioner variabel

komunikasi interpersonal yang terdiri dari 25 butir pernyataan dengan 51

responden, maka didapat hasil sebagai berikut: jumlah skor 4626, skor

tertinggi 112 dan skor terendah 71 dengan demikian rentang skornya

adalah 41, rata-rata skor sebesar 90,70588, nilai tengah sebesar 91, skor

yang paling sering muncul adalah 88 dan banyak kelas interval sebanyak

7 dengan panjang kelas yaitu 6. Selain itu nilai varian sampel adalah

90,65176 dengan standar deviasi sebesar 9,521122

Gambaran data di atas dituangkan ke dalam tabel distribusi frekuensi

dan histogram. Adapun tabel frekuensi dan histogram data variabel

komunikasi interpersonal sebagai berikut.

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Komunikasi Interpersonal (X)

Kelas Frekuensi
Batas Kelas
Interval Absolut Frekuensi Relatif
- fr (%)
71 - 76 70,5 - 76,5 6 11,7647
77 - 82 76,5 - 82,5 4 7,8431
83 - 88 82,5 - 88,5 9 17,6471
89 - 94 88,5 - 94,5 14 27,4510
95 - 100 94,5 - 100,5 10 19,6078
101 - 106 100,5 - 106,5 6 11,7647
107 - 112 106,5 - 112,5 2 3,9216
Jumlah 51 100%

Gambar 4.2 Histogram Distribusi Frekuensi Skor Data Komunikasi


Interpersonal

Mana gambarnya?

2. Pengujian Persyaratan Analisis

Sebelum melakukan hipotesis dalam hal ini, terlebih dahulu

dilakukan uji prasyarat analisis yakni uji normalitas galat baku taksiran

dan uji homogenitas data variabel. Sesuai dengan jenis data tersebut

uji normalitas galat baku taksiran menggunakan uji Liliefors dan untuk

uji homogenitas menggunakan uji-Fisher.

a. Uji Normalitas Galat Baku Taksiran

Uji Normalitas Galat Baku Taksiran dilakukan untuk mengetahui

normal atau tidaknya suatu distribusi data, untuk mengujinya

menggunakan uji Liliefors pada variabel Perilaku Prososial (Y) dan

variabel Komunikasi Interpersonal (X) dengan syarat jika Ho = L hitung >

Ltabel, berarti galat baku taksiran tidak normal dan jika Ho = L hitung < Ltabel,

berarti galat baku taksiran normal.


Tabel 4.4 Rangkuman Uji Normalitas Data Perilaku Prososial
dengan Komunikasi Interpersonal
Galat Baku
No. Lhitung Ltabel Kesimpulan
Taksiran
1. Variabel X dan Y 0,0681 0,124 Normal

Syarat Normal Lhitung < Ltabel

Berdasarkan uji normalitas dengan menggunakan Liliefors

diperoleh Lhitung = 0,0681 Harga tersebut dibandingkan dengan harga

Ltabel = 0,124 dan taraf kesalahan 5 %, maka distribusi data Komunikasi

Interpersonal (X) dengan Perilaku Prososial (Y) tersebut normal.

b. Uji Homogenitas Varians

Pengujian homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah

varians populasi bersifat homogen atau tidak. Pengujian homogenitas

dilakukan dengan Uji Fisher mengunakan varians terbesar dibanding

varians terkecil.

Berdasarkan perhitungan uji homogenitas data Perilaku

Prososial dengan Komunikasi Interpersonal diperoleh f hitung untuk

jumlah sampel 51. Dimana jika:

Jika F hitung < F tabel ,berarti homogen

Jika F hitung > F tabel , berarti tidak homogen.

Karena fhitung< ftabel berarti data yang digunakan homogen. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihgat pada tabel dibawah ini:


Tabel 4.5. Rangkuman Uji Homogenitas Perilaku Prososial (Y)
atas Komunikasi Interpersonal (X)
Varian
No Jumlah
yang Fhitung Ftabel a(0.05)
. Sampel
diuji
Y atas
1 51 1,268 4,303 Homogen
X
Uji taraf signifikan F hitung < F tabel

c. Uji Regresi Linier Sederhana

Untuk meperjelas hubungan Komunikasi Interpersonal (X)

dengan Perilaku Prososial (Y), berdasarkan hasil dari perhitungan uji

signifikasi dan dinyatakan dalam bentuk persamaan regresi, yaitu Ŷ =

a + bX. Analisis regresi linear sederhana untuk mengetahui ada

tidaknya hubungan dan mengukur kekuatan hubungan anatara dua

variabel. Hasil perhitungan analisis regresi linear sederhana antara

Komunikasi Interpersonal dengan Perilaku Prososial menghasilkan

koefisien korelasi regresi variabel Komunikasi Interpersonal (X)

sebesar 60,36 yang menunjukan jika komunikasi interpersonal

sebesar satu maka Perilaku Prososial (Y) akan mengalami

peningkatan sebesar 60,36. Hubungan antara Komunikasi

Interpersonal dengan Perilaku Prososial disajikan dalam persamaan

regresi Ŷ = 60,36 + 0,4488X₁

Gambar 4.3 Diagram Pancar Hubungan Fungsional Variabel


Komunikasi Interpersonal (X) dan Perilaku Prososial (Y)
Sesuai dengan hasil perhitungan analisis persamaan regresi

pada gambar diagram pancar diatas menunjukan suatu korelasi

bahwa terdapat hubungan positif dan menunjukan keeratan antara

kedua variabel dengan ketentuan korelasi positif variabel Y akan naik

jika variabel X naik, Jika variabel X dikendalikan maka variabel Y juga

akan dikendalikan. Kebenaran dari hasil regresi di atas digunakan

untuk menguji hipotesis mengenai ada tidaknya hubungan positif

antara Komunikasi Interpersonal (X) dengan Perilaku Prososisal (Y).

Hubungan fungsional anatara X dan Y di sajikan dalam bentuk Ŷ =

60,36 + 0,4488X₁ dengan X adalah signifikan.

d. Uji Signifikasi Regresi

Untuk menentukan hipotesis teruji dengan syarat jika F hitung >

Ftabel. Maka, berdasarkan hasil perhitungan uji signifikasi regresi

diperoleh Fhitung = 6,0562 dengan Ftabel (a=0,05) = 4,03 dan Ftabel (a=0,01) =

7,17. Dengan demikian F tabel (a=0,05) < Ftabel (a=0,01)<Fhitung = 4,03 < 7,17 <

6,0562. Berarti hubungan fungsional antara komunikasi interpersonal

dengan keaktifan belajar yang ditunjukan oleh persamaan regresi

yaitu sangat signifikan.

Tabel 4.6 Hasil Perhitungan ANAVA Variabel Komunikasi


Interpersonal (X) dengan Perilaku Prososial (Y)
Sumber Ftabel Ftabel
dk JK KT Fhitung Ket.
Variasi a = 0,05 a = 0,01
Total 51 528948
Koefisien (a) 1 520655,0878 520655,0878
Sangat
Regresi (b/a) 1 912,2256 912,2256 6,0562 4,03 7,17
signifikan
Residu 49 7380,6866 150,6262571
Tuna Cocok 26 -465700 -17911,5385 -0,87 2,00, 2,7 linier
Galat 23 473081 20568,73913

Ket: dk = derajat koefisien

JK = jumlah koefisien

KT = kuadrat total

** = Sangat Signifikan

* = Signifikan

e. Uji Linearitas Regresi

Pengujian linearitas regresi perilaku prososial (Y) dengan

komunikasi interpersonal (X), didapatkan nilai Fhitung = -0,87 sedangkan

Ftabel = 2,00 dengan dk pembilang = 26 dan dk penyebut = 23.

Persyaratan persamaan regresi dikatakan linear apabila Fhitung< Ftabel.

Berdasarkan hasil perhitungan Fhitung = -0,87 < Ftabel = 2,00. Dengan

demikian maka persamaan regresi Ŷ = 60,36 + 0,4488X₁ adalah


linear. Kesimpulannya antara data komunikasi interpersonal dengan

perilaku prososial memiliki pola hubungan yang linear.

f. Pengujian Hipotesis Statistik (Ho dan Ha)

Untuk menentukan Ho dan Ha yang pada prinsipnya adalah

menguji karakteristik populasi berdasarkan informasi yang diterima

dari suatu sampel, maka digunakan pengujian hipotesis statistik

yang akan dihitung dari hasil uji koefisien korelasi, dimana

Hubungan antara variabel komunikasi interpersonal dengan perilaki

prososial dinyatakan signifikan dengan syarat:

H0 : ρy = 0; tidak terdapat hubungan antara komunikasi

interpersonal (X) dengan perilaku prososial (Y)

Ha : ρy ≠ 0; terdapat hubungan antara antara komunikasi

interpersonal (X) dengan perilaku prososial (Y)

Berdasarkan hasil perhitungan uji koefisien korelasi

didapatkan rxyhitung = 12,17 pada koefisien korelasi taraf 5% r xy tabel =

2,01 dapat dinyatakan bahwa rxy hitung = 12,17 > rxy tabel = 2,01 yang

artinya Ho ditolak atau tidak terdapat hubungan antara komunikasi

interpersonal dengan perilaku prososial dan Hα diterima atau

terdapat hubungan antara komunikasi interpersonal dengan

perilaku prososial.

Adapun data hasil penelitian dapat digambarkan pada kurva

dibawah ini:

Daerah
Penerimaan H0
Daerah
Penolakan Ho
-2,01 02,01

-2,380022,38002

Daerah
Penerimaan

Pengujian hipotesis 12,17

Mana keterangan gambarnya ? yg daerah penolakan berapa? Yang

penerimaan berapa

Gambar 4.4 kurva penolakan dan penerimaan H 0 pada Variabel

Komunikasi Interpersonal dengan Keaktifan Belajar IPS

Berdasarkan kurva diatas apabila thitung terletak antara -2,01

dan 2,01 maka H0 diterima, tetapi apabila thitung tidak terletak antara -

2,01 dan 2,01 maka Ha diterima. Oleh karena didapat t hitung = 12,17

dan tidak terletak diantara -2,01 dan 2,01 maka hasil penelitian

adalah H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara komunikasi

interpersonal dengan perilaku prososial.

a. Uji Koefisien Korelasi

Kekuatan hubungan antara variabel komunikasi

interpersonal (X) dengan perilaku prososial (Y) ditunjukan oleh

koefisien korelasi. Nilai koefisien tersebut dikonsultasikan dengan

tabel interprestasi r.
Tabel 4.7 Interprestasi r

Interval Koefisien Tingkat Hubungan


0,000 – 0,199 Sangat Rendah
0,200 – 0,399 Rendah
0,400 – 0,599 Sedang
0,600 – 0,799 Kuat
0,800 – 1,000 Sangat Kuat

Pengujian hipotesis menggunakan uji signifikasi koefisien

korelasi dengan uji t, dan apabila thitung>ttabel, maka koefisien korelasi

dinyatakan signifikan.

Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Uji Signifikasi K Korelasi Variabel


Komunikasi Interpersonal (X) Perilaku Prososial (Y)

ttabel
Koefisien
N dk thitung Kesimpulan
Korelasi
(α=0,05) (α=0,01)

Hubungan
51 0,922 49 1,68 2,40 6,09 positif dan
signifikan

Syarat Taraf Uji Signifikasi = thitung>ttabel

Berdasarkan hasil perhitungan t hitung = 6,09 dengan ttabel(α=0,05) =

1,68 dan ttabel(α=0,01) = 2,40. Dengan demikian, thitung>ttabel(α=0,05)>

ttabel(α=0,01) = 6,09>1,68>2,40 yang berarti koefisien korelasi

komunikasi interpersonal dengan perilaku prososial dinyatakan

signifikan, yang artinya bahwa terdapat hubungan positif dan


signifikan antara komunikasi interpersonal dengan perilaku

prososial.

b. Perhitungan Koefisien Determinasi

Berdasarkan perhitungan koefisien determinasi nilai r 2 = 0,85

dengan koefisien determinasi 92%, dari data tersebut dapat

dirumuskan bahwa komunikasi interpersonal dapat berperan

dengan member kontribusi sebesar 85% terhadap perilaku

prososial. Sedangkan 15% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

A. Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil analisis data pengujian hipotesis data bahwa terdapat

hubungan yang positif antara komunikasi interpersonal dengan

perilaku prososial. Hal ini menunjukan bahwa hipotesis penelitian

diterima, berarti komunikasi interpersonal memberikan kontribusi

dalam perilaku prososial.

Hubungan fungsional antara komunikasi interpersonal dengan

perilaku prososial secara analisis statistik ditunjukan dengan hasil uji

signifikasi dan regresi Ŷ = 60,36 + 0,4488X₁. Hal ini berarti bahwa


setiap kenaikan satu unit variabel komunikasi interpersonal

menyebabkan peningkatan pada perilaku prososial sebesar 0,44 unit.

Kekuatan hubungan anatara komunikasi interpersonal dengan

perilaku prososial ditunjukkan dengan koefisien korelasi sebesar 0,92.

Harga koefisien tersebut menunjukan bahwa terdapat hubungan yang

sangat kuat antara komunikasi interpersonal dengan perilaku

prososial ditunjukan dengan determinasi (r2) sebesar 0,85. Hal

tersebut berarti bahwa penaikan dan perilaku prososial dipengaruhi

oleh tingkat komunikasi interpersonal sebesar 85%, sedangkan

sisanya 15% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

Hasil penelitian tersebut didukung oleh hasil Eprilianti (2017)

yang berjudul “Hubungan Komunikasi Interpersonal Terhadap Perilaku

Prososial Anak di SDN 015 Balikpapan Selatan 2016/2017” UPN

Veteran Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat

hubungan positif dan signifikan antara Komunikasi Interpersonal

dengan Perilaku Prososial. Hasil analisis korelasi sebesar 0,584

dengan nilai koefisien determinasi sebesar 0,341 atau 34,1%. Hal ini

menunjukkan hubungan antara kedua variabel searah.

Komunikasi sangatlah diperlukan baik komunikasi siswa

dengan guru, siswa dengan siswa lainnya atau siswa dengan keluarga

dan orang lain. Komunikasi merupakan interaksi dua orang atau lebih

untuk menyampaikan pesan-pesan yang memiliki arti. Komunikasi

dapat terjadi apabila dua orang atau lebih bertukar pengalaman.


Seperti yang dijelaskan oleh teori Suryanto (2015:110) komunikasi

interpersonal merupakan proses penyampaian pesan dari seseorang

kepada orang lain (pihak lain). Menurut pengertian tersebut,

komunikasi dikaitkan dengan pertukaran informasi yang bermakna

dan harus membawa hasil diantara orang-orang yang berkomunikasi.

Komunikasi interpersonal menghendaki informasi atau pesan dapat

tersampaikan dan hubungan diantara orang yang berkomunikasi

dapat terjalin. Oleh karena itu setiap orang dituntut memiliki

keterampilan komunikasi interpersonal agar dapat berbagi informasi,

bergaul, dan menjalin kerja sama untuk bertahan hidup. Dalam

kehidupan sosial, manusia dituntut untuk memiliki komunikasi

interpersonal, agar memiliki hubungan baik dengan orang lain dan

dapat saling bekerja sama dalam bertahan hidup.

Penting juga dengan halnya mengenai prososial, karena dalam

kehidupan sehari-hari kita terkadang harus memiliki sikap prososial

yang lebih, hal ini di dukung oleh Mercer dan Clayton (2012:121)

Altruisme adalah prilaku menolong yang tidak mementingkan diri

sendiri dan dimotivasi oleh keinginan untuk bermanfaat bagi orang

lain.

Pendapat berbedapun dikemukakan oleh Desmita (2016:237)

menyatakan bahwa seperti seorang anak kecil yang menunjukan dan

memberikan sesuatu pada orang lain, atau disebut tingkah laku

sharing. Tingkah laku tersebut sebenarnya diekspresikan oleh


seorang anak dengan keinginan membagikan pandangannya pada

orang lain. Suatu kebutuhan dasar manusia, dan kesempatan penting

untuk melakukan prososial yaitu kesediaan memahami orang lain,

guna mengekspresikan diri dan membagikan pandangannya pada

orang lain.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dilihat dengan jelas

komunikasi interpersonal memberikan konstribusi yang sangat

signifikan bagi perilaku prososial. Hubungan positif antara komunikasi

interpersonal dengan perilaku prososial berdasarkan penelitian ini

ditunjukan dari analisis statistik yang menghasilkan keberartian regresi

Fhitung = 6,0562 > Ftabel 4,03. Hal tersebut menunjukan adanya

hubungan komunikasi interpersonal dengan perilaku prososial

sedangkan koefisien determinasi (KD) 92% diperoleh keterangan

objektif bahwa terdapat hubungan komunikasi interpersonal dengan

perilaku prososial.

Berdasarkan uraian di atas, menunjukan terdapat hubungan

positif antara komunikasi interpersonal dengan perilaku prososial

berdasarkan analisa statistik di atas secara logika dan dapat

dibuktikan.

B. Keterbatasan Penelitian

Perbaiki keterbatasan, hal ini bias dipecahkan dengan cara

belajar
Penelitian ini dilaksanakan secara benar. Peneliti menyadari

banyak keterbatasan penelitian walaupun penelitian ini dilakukan

secara optimal dengan menekan semaksimal mungkin, namun banyak

keterbatasan dari beberapa faktor yang terjadi saat penelitian

berlangsung. Keterbatasan-keterbatasan penelitian ini Nampak dari

beberapa hal yaitu:

1. Keterbatasan Pengetahuan Statistik Pendidikan

Dengan pengetahuan statistik yang sangat minim, sehingga

peneliti harus benar-benar belajar lagi dari awal dari beberapa

sumber referensi buku dan internet.

2. Keterbatasan Pengetahuan Penelitian Kuantitatif Asosiatif

Pada penelitian kuantitatif asosiatif ini sedikit banyak

mengalami kesulitan karena ketika perkuliahan berlangsung

penelitian kuantitatif tidak diberikan pembelajarabn secara khusus

dan mendalam, sehingga peneliti harus belajar lebih giat lagi.

3. Keterbatasan Referensi

Referensi yang sangat terbatas membuat peneliti terhambat

dan kesulitan ketika mengerjakan kajian teoretik, kerangka berfikir

dan hipotesis penelitian.

4. Keterbatasan Waktu Penelitian

Pada saat penelitian waktu yang diberikan pihak sekolah

sangat singkat dan dijalankan penelitian Online, sehingga siswa

menjawab instrumen kurang kosentrasi.


5. Keterbatasan Biaya Penelitian

Keterbatasan peneliti dalam biaya penelitian, dimana peneliti

belum bekerja dan melakukan penelitian ini masih dibiayai oleh

orang tua. Karena keterbatasan biaya ini maka peneliti hanya

mengambil sampel berdasarkan penelitian yang terkait.

6. Keterbatasan Sumber Data

a. Sumber Data Primer

Data hasil yang diperoleh tidak terlalu memuaskan

dikarenakan keterbatasan kemampuan dari responden

tersebut.

b. Sumber Data Sekunder

Kurang kooperatifnya pihak sekolah dalam memberikan

sumber data yang dibutuhkan oleh peneliti.

Anda mungkin juga menyukai