Anda di halaman 1dari 21

PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP EFEKTIVITAS

PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Penelitian Kausal Pada Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Kertamaya Kota


Bogor Semester Gasal Tahun Pelajaran 2019/2020

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Mengikuti Ujian Sarjana Pendidikan

Oleh :
Rieke Ayu Firli Mulyawati
03716032

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2020
BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. KAJIAN TEORITIK

1. Self Esteem

a. Pengertian Self Esteem

Istilah self esteem atau biasa disebut dengan harga diri

merupakan hal yang sudah ada dalam diri manusia, adapun

beberapa ahli mendefinisikan dengan pengertian yang

berbeda. Pengertian self esteem menurut Refnadi (2018:18)

sesuai dengan pengertian menurut Abu (2017:107) self esteem

merupakan penilaian seseorang secara umum terhadap dirinya

sendiri, baik berupa penilaian negatif maupun penilaian positif

yang akhirnya menghasilkan perasaan keberhargaan atau

kebergunaan diri dalam menjalani kehidupan. Adapun

pendapat menurut Wills dan david setiady (2015:143) harga diri

(self-esteem) merupakan suatu evaluasi positif ataupun negatif

terhadap diri sendiri (self).

Menurut Isnani (2013:103) Self esteem juga merupakan

nilai yang ditanamkan dan ditunjukkan dengan orientasi positif

atau egatif dari individu itu sendiri. Berbeda dengan

Utaminingsih (2014:11) Self esteem merupakan suatu

keyakinan nilai diri sendiri berdasarkan evaluasi diri secara

keseluruhan.
b. Faktor yang memperngaruhi self esteem

Adapun beberapa factor yang dapat mempengaruhi dari self

esteem. Menurut Larasati (2012:12) Menyatakan ada beberapa

faktor yaitu Gender, ras dan status sosial yang dapat

mempengaruhi self esteem. Menurut Permata (2012:12) Terdapat

lima faktor yang memengaruhi self-esteem yaitu pengalaman, pola

asuh, lingkungan, social ekonomi dan body image, hal berbeda

dengan pendapat menurut Khairunnisa (2017:8) Harga diri

seseorang individu di pengaruhi oleh dua factor yaitu factor internal

dan eksternal. Factor internal yaitu berupa penilain individu

terdapat dirinya sendiri berdasarkan tingkat penerimaan dan

penghargaan yang di dapat dari orang lain. Factor eskternal yang

memenpengaruhi harga diri yaitu lingkungan sosial.

Menurut Yuntama (2015:6) menyatakan Harga diri terdiri dari

tiga faktor yaitu : 1) Penampilan, Factor yang sangat

mempengaruhi yang ditunjukkan dengan pakaian yang di pakai

saat berada di samping seseorang. 2) Social, Status yang dimiliki

oleh individu yang mempengaruhi harga diri rendah atau tinggi. 3)

Fisik, Factor yang sangat berarti bagi seseorang untuk

meningkatkan harga dirinya


Sedangkan menurut suhron (2019:31) Factor yang

mempengaruhi harga diri seseorang yaitu:

1) Usia

Perkembangan self esteem ketika seseorang memasuki masa

anak anak dan remaja seseorang akan me mperoleh harga diri

mereka dari teman, orangtua dan guru pada saat mereka

bersekolah.

2) Ras

Jeabejaraganab bydata dab ras tertentu dapat mempengaruhi

self esteemnya untuk menjunjung tinggi rasnya.

3) Etnis

Dalam kehidupan social dan bermasyarakat terdapat etnis

tertentu yang menilai bahwa sukunya lebih tinggi derajatnya.

4) Pubertas

Merupakan periode transisi antara masa kanak-kanan dan masa

dewasa ditandai munculnya karakteristik seks sekunder dan

kemampuan reproduksi seksual yang dapat menimbulkan

perasaan menarik.

5) Berat badan

Rangkaian perubahan berat badan yang paling jelas yang

tampak pada masa remaja adalah perubahan fisik.


6) Jenis Kelamin

Menunjukan bahwa remaja pria akan menjaga harga dirinya

untuk bersaing dan berkeinginan untuk menjadi lebih baik dari

remaja dalam mencapai prestasi sehingga mempengaruhi harga

diri.

c. Aspek-aspek Self Esteem

Terdapat 4 Aspek harga diri menurut Indriani (2019:21) yaitu

1) Kekuasaan

ditandai dengan pengakuan dan penghormatan yang

diterima dari orang lain.

2) Keberartian

dimana individu akan menerima kepedulian dan afeksi dari

orang lain.

3) Kebajikan

dimana dalam bertingkah laku mengikuti standar moral, etika

dan agama.

4) kemampuan

ditandai adanya performansi yang tinggi untuk memenuhi

kebutuhan dalam mencapai prestasi.

Pendapat diatas didukung oleh Istiana (2017:30) dan Suhron

(2019:32) bahwa dalam aspek harga diri terdapat perasaan


diterima dalam lingkungan, adanya kemampuan dalam diri

dan adanya perasan bangga atau berharga pada diri sendiri.

Adapun pendapat menurut Yuntama (2015:6) Aspek harga

diri ada empat yaitu: 1) Power (kekuatan), Kemampuan

seseorang untuk mempengaruhi dan mengontrol orang lain dan

mengontrol diri individu itu sendiri. 2) Virtue (kebijakan),

Ketaatan nilai moral, etika dan aturan yang ada di dalam

masyarakat. 3) Significance (keberartian), Kebermaknaan

seseorang individu dalam lingkungan . 4) Competence

(kemampuan), Kemampuan untuk mencapai keinginan yang

diharapkan. Berbeda dengan pendapat menurut Refnadi (2018:18)

Aspek self esteem terdiri atas 3 yaitu: 1) General Self Esteem,

Mengacu pada perasaan keseluruhan seseorang dalam kaitan

aktivitas terntentu atau keterampilan dan perasaan harga diri.

2) Social Self Esteem, Persepsi individu terhadap kulaitas

hubungan mereka dengan teman sebayaserta kemampuan

untuk terlibat dalam interaksi interpersonal individu dalam dunia

social. 3) Personal Self Esteem Cara melihat diri sendiri dan

berkaitan erat dengan self image.

d. Karakteristik Individu dengan self esteem tinggi dan rendah

Self esteem atau harga diri pada anak dapat dilihat

dari kesehariannya. Oleh karena itu kita perlu mengetahui


maupun menyadari karakteristik individu dengan self esteem

tinggi dan rendah.

Menurut Istiana (2017:31) Harga diri yang tinggi

ditandai dengan adanya keyakinan yang kukuh, kebebasan,

emosi positif, kegairahan dan semangat hidup yang positif.

Sedangkan individu dengan karakteristik harga diri yang

rendah ialah 1) Sulit menemukan hal-hal positif dalam

tindakan yang mereka lakukan. 2) Cenderung cemas

menghadapi hidupnya dan cenderung kurang berani

mengambil resiko. 3) Merasa rendah diri, ketika berhadapan

dengan orang lain. pendapat diatas didukung oleh Febrina

(2018:44) dan Yuntama (2015:11) bahwa Harga diri yang

tinggi dapat ditandai dengan gairah positif atau semangat

hidup yang positfi sehingga diri menjadi lebih optimis dan

puas akan dirinya sendiri. Sebaliknya seseorang dengan

harga diri rendah cenderung lebih pesimis dan tidak puas

akan dirinya sendiri.

Sedangkan karakteristik menurut Suryabrata

(2012:69) Karakteristik harga diri positif yaitu perasaan yang

timbul ketika mendapatkaan penghargaan terhadap dirinya.

Sedangkan karakteristik harga diri negative yaitu apabila

seseorang mendapatkan kekecewaan. Pendapat diatas pun


didukung oleh Abu (2017:107) bahwa Terdapat karakteristik

harga diri tinggi yaitu adanya perasaan puas setelah

mendapatkan penghargaan dan adanya perasaan kecewa

kecewa yang membuat harga diri rendah.

e. Pembentukan Self Esteem

Pembentukan harga diri mencakup dua proses psikologis,

yaitu evaluasi diri (self evaluation) dan keberhargaan diri

(self worth). Evaluasi diri (self evaluation) mengacu pada

pembuatan penilaian mengenai pentingnya diri (self).

Sedangkan self worth merupakan perasaan bahwa diri (self)

itu berharga. Widodo (2013: 133).

Lalu Refnadi (2018:20) juga mengatakan bahwa

Harga diri mulai terbentuk setelah anak lahir, ketika anak

berhadapan dengan dunia luar dan berinteraksi dengan

orang-orang di lingkungan sekitarnya. Interaksi secara

minimal memerlukan pengakuan, penerimaan peran yang

saling tergantung pada orang yang bicara dan orang yang

diajak bicara. Pendapat berbeda menurut suhron (2019:33)

Pembentukan harga diri terjadi sejak usia pertengahan

kanak-kanak dan terus berkembang sampai remaja akhir.

Harga diri tumbuh dari interaksi social dan pengalaman

seseorang baik yang menyenangkan maupun tidak


menyenangkan yang akan membentuk harga diri menjadi

harga diri positif atau negative.

Sedangkan menurut Indriani (2019:27) mengatakan

bahwa pembentukan harga diri dimulai dari seseroang yang

menyadari dirinya berharga atau tidak. Hal ini merupakan

hasil proses lingkungan, penghargaan, penerimaan, dan

perlakuan orang lain kepadanya. Dan menurut Larasati

(202:66) Pembentukan self esteem amat berkaitan dengan

hubungannya secara keseluruhan dengan significant others,

terutama orang tua. Pelibatan significant others dapat

dilakukan dengan berbagai cara seperti konseling keluarga

bersama subjek, melibatkan dalam pemberian penguatan

terhadap petubahan yang itampilkan subjek ketika intervensi

berlangsung maupun setelah berakhir dan membantu

memberikan dukungan social emosional bagi subjek.

Berdasarkan kajian teoritik di atas dapat disintesiskan

bahwa Self Esteem atau harga diri merupakan penilaian

individu terhadap dirinya sendiri dimana individu akan

menilai dirinya sendiri dengan membandingkan kemampuan

diri terhadap orang lain mengenai kebermaknaan diri

maupun keberharga diri individu itu sendiri. Harga diri yang

tinggi dapat ditandai dengan gairah positif atau semangat

hidup yang positif sehingga diri menjadi lebih optimis dan


puas akan dirinya sendiri. Sebaliknya seseorang dengan

harga diri rendah cenderung lebih pesimis dan tidak puas

akan dirinya sendiri.

2. Pembelajaran Efektif

a. Pengertian Pembelajaran Efektif

Pembelajaran yang efektif sangat dibutuhkan dalam dunia

pendidikan. Keefektifan dalam pembelajaran dapat membuat tujuan

pembelajaran lebih mudah untuk dicapai. Seperti yang dinyatakan

oleh Fakhurrazi (2018:87) Pembelajaran efektif merupakan proses

belajar mengajar yang bukan saja terfokus kepada hasil yang

dicapai peserta didik, namun bagaimana proses pembelajaran yang

efektif mampu memberikan pemahaman yang baik, kecerdasan,

ketekunan, kesempatan dan mutu serta dapat memberikan

perubahan prilaku dan mengaplikasikannya dalam kehidupan

mereka. Selain itu adapaun pendapat menurut Setyosari (2014:24)

pembelajaran yang efektif dapat didefinisikan sebagai

pembelajaran yang berhasil mencapai tujuan belajar peserta didik

sebagaimana yang diharapkan oleh guru

Sementara itu Fathurohman (2015:210) mengatakan

Pembelajaran efektif merupakan pembelajaran yang diarahkan

untuk membangun kemampuan berpikir dan kemampuan

menguasai materi pelajaran, dimana pengetahuan itu sumbernya


drai luar diri, tetapi dikonstruksi dalam diri individu siswa. Lalu

Susanto (2013:52) menyatakan pembelajaran efektif ialah

pembelajaran yang di dalamnya terdapat perubahan tingkah laku

yang positif, tercapainya tujuan pembelajaran yang telah

ditetapkan.

Berbeda dengan Rusman (2018:210) mengatakan

Pembelajaran efektif merupakan pembelajaran yang mampu

memberikan pengalaman baru kepada siswa membentuk

kompetensi siswa, serta mengantarkan mereka ke tujuan yang

ingin dicapai secara optimal.

b. Aspek Pembelajaran Efektif

Daulae (2014:138) Ada empat aspek yang dapat dipakai

untuk mempreskripsikan keefektifan pembelajaran yaitu: 1)

Kecermatan paneguasaan prilaku yang dipelajari atau sering

disebut dengan tingkat kesalahan. 2) Kecepatan untuk kerja.

3)Tingkat alih belajar. 4) Tingkat retensi dari apa yang dipelajari.

Aspek lain kemukakan oleh Yusuf (2017:16) Ada lima aspek

pembelajaran efektif yaitu : 1) Pengelolaan Pelaksanaan

Pembelajaran. 2) Proses komunikatif. 3) Respon peserta didik. 4)

Aktifitas belajar. 5) Hasil belajar. Aspek lain pun disampaikan oleh

Setyosari (2014:24) Unsur dalam pembelajaran efektif yaitu : 1)


Kualitas pembelajaran. 2) Tingkat pembelajaran. yang memadai. 3)

Ganjaran. 4) Waktu.

Sedangkan aspek menurut Fadhillah (2014:67) Untuk

mewujudkan pembelajaran yang terdapat 4 hal yang mendasar

yaitu: 1) Kepercayaan. 2) Rasa hormat. 3) Optimisme. 4)

Kesengajaan (intentionality). Nurdyansyah dan Eni (2019:109)

menyatakan bahwa Untuk mewujudkan pembelajaran efektif

terdapat beberapa hal : 1) Pengelolaan tempat belajar. 2)

Pengelolaan siswa. 3) Pengelolaan kegiatan pembelajaran. 4)

Pengelolaan konten/materi. 5) Pengelolaan media dan sumber

belajar.

c. Indikator Pembelajaran Efektif

Selain Aspek, terdapat pula Indikator Pembelajaran

Efektif. Wahyudi (2015:11) menyebutkan bahwa indikator

pembelajaran efektif yaitu:

1) Kemampuan pemecahan masalah terbilang baik

2) Aktivitas siswa tergolong tinggi

3) Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran terbilang

baik

Berbeda dengan Susilo (2013:3) menyebut bahwa

kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran baik. 2)


aktivitas siswa dalam pembelajaran baik. 3) hasil belajar siswa

tuntas secara klasikal. Adapun indikator menurut Rohmawati

(2015:17) Terdapat beberapa indikator yang menunjukkan

bahwa suatu pembelajaran dapat berjalan efektif apabila

terdapat sikap dan kemauan dalam diri anak untuk belajar,

kesiapan diri anak dan guru dalam kegiatan pembelajaran,

serta mutu dari materi yang disampaikan.

Adapun tujuh indikator pembelajaran efektif menurut

Anwar (2017 : 473) yaitu :

1) Pengorganisasian materi yang baik.

2) Komunikasi yang efektif

3) Penguasaan dan Antusiasme

4) Sikap positif terhadap peserta didik

5) Pemberian nilai yang adil

6) Keluwesan dalam pendekatan pembelajaran

7) Hasil belajar peserta didik yang baik.

Pendapat diatas didukung oleh yang didukung oleh Rizkie

(2015:10) bahwa Terdapat indicator diantarnya yaitu adanya

proses pembelajaran yang harus menyiapkan materi

pembelajaran, adanya aktivitas siswa atau komunikasi yang

efektif antara guru dan siswa. Kemudian terdapat hasil belajar

yang ditandai dengan ketercapaian KKM.


d. Strategi Pembelajaran Efektif

Fakhrurrazi (2015:210) menyebutkan bahwa strategi

pembelajaran efektif yaitu 1) Dalam proses pembelajaran

melibatkan proses mental siswa secara maksimal, bukan hanya

menuntut siswa sekadar mendengar, mencatat melainkan

menghendaki aktivitas siswa dalam proses berfikir. 2) Dalam

pembelajaran membangun suasana dialogis dan proses Tanya

jawab terus-menerus yang diarahkan untuk memperbaiki dan

meningkatkan kemampuan berfikir siswa.

Strategi lain juga dijelaskan oleh Tanjung (2013:22)

Menggunakan metode pembelajaran yang dapat menarik

perhatian siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar

menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan materi

untuk menarik perhatian siswa dalam mengikuti kegiatan

belajar mengajar. Lalu, Susanto (2013:54) menyakatan Untuk

dapat mewujudkan pembelajaran yang efektif maka diperlukan

strategi sebagai berikut : 1) Guru membuat persiapan mengajar

yang sistematis. 2) Proses belajar mengajar harus berkualitas

tinggi. 3) Waktu selama proses pembelajaran digunakan secara

efektif. 4) Motivasi mengajar guru dan motivasi belajar siswa


tinggi. Pendapat diatas pun didukung oleh Fakhurrazi (2018:91)

dan Nurdyansyah, dkk (2016:109) bahwa Strategi dalam

pembelajaran efektif membuat persiapan mengajar terutama

melakukan epersepsi, eksplorasi dan konsolidasi dengan

diselipkan motivasi dan menggunakan waktu dengan efektif

agar guru dapat melakukan penilaian kepada siswa.

e. Karakteristik Pembelajaran Efektif

Siregar (2017:744) menjelaskan Karakteristik

pembelajaran efektif antara lain menggunakan multi metode

dan multimedia, melibatkan semua indera, dengan praktik dan

bekerja dalam tim, memanfaatkan lingkungan sebagai sumber

belajar. Berbeda dengan Setyosari (2014:24) Sedikitnya

terdapat 2 karakteristik yang ada dalam pembelajaran efektif

yaitu : Guru memiliki suatu gagasan jelas tentang tujuan belajar

yang diharapkan dan pengalaman belajar yang direncanakan

dan disampaikan dapat tercapai.

Kemudian Sutomo (2017:15) menyatakan bahwa

terdapat karakteristik pembelajaran efektif yaitu :

1) Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang

mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka

dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.


2) Guru menggunakan berbagai alat bantu dan cara untuk

membangkitkan semangat.

3) Guru mengatur kelas dengan cara memajang buku-buku

dan bahan ajar yang lebih menarik.

4) Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan

interaktif, termasuk belajar kelompok.

5) Guru mendorong siswa untuk menemukan cara sendiri

dalam pemecahan masalah, untuk mengungkapkan

gagasannya dan melibatkan siswa dalam menciptakan

lingkungan sekolahnya. Pendapat diatas pun di dukung oleh

Fatimaningrum (2011:7) dan Surya (2013:22) bahwa

strategi dalam pembelajaran efektif ini sangat berkaitan satu

sama lain yaitu adanya kemampuan guru dalam

managemen atau mengelola kelas, adanya keterlibatan

siswa secara aktif sehingga terdapat umpan balik, dan guru

menggunakan cara mengajar kooperatif.

Berdasarkan kajian teoritik di atas dapat disintesiskan

bahwa pembelajaran efektif yaitu Pembelajaran efektif adalah

pembelajaran yang terfokus pada proses pembelajaran yang

melibatkan siswa agar bisa memahami pembelajaran maupun

menjadikan siswa tersebut menjadi aktif, kreatif dan mandiri

sehingga tujuan yang diharapkan dapat dengan mudah

dicapai. Adapun indikator pembelajaran efektif yaitu adanya


kepercayaan dan sikap optimisme dari peserta didik dalam

bentuk peningkatan kemampuan, keterampilan maupun sikap

positif.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Beberapa hasil terdahulu yang terkait dengan penelitian kali

ini adalah sebagai berikut:

1. Hasil penelitian Ruly Sylvia (2016) yang berjudul “Hubungan

Self Esteem dan Motivasi Belajar Terhadap Pendidikan

Kewarganegaraan (Studi Korelasi di Kelas III SD Pamulang

Barat Tanggerang Selatan 2015/2016)” Program Studi Guru

Sekolah Dasar, Jurusan Pendidikan , Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Jakarta. Hasil penelitian

yang diperoleh menunjukkan bahwa menunjukan bahwa ada

hubungan antara self esteem terhadap Motivasi belajar siswa

dengan kategori hubungan yang sangat kuat dengan r hitung

sebesar 0,628.

2. Hasil penelitian Rakean Sundayana (2010) yang berjudul

“Pengaruh Harga Diri dan Pembelajaran Aktif, Kreatif dan

Menyenangkan (PAKEM) Terhadap Mutu Kehidupan Sekolah

Dasar Di Kabupaten Subang” Universitas Indonesia. Penelitian

ini menggunakan metode analisis jalur dimana data diungkap


dengan menggunakan instrument kuisioner dan interview.

Responden dari penelitian ini adalah siswa sekolah dasar kelas

6 di Kabupaten Subang yang diambil melalui sampel untuk

mewakili populasi sebanyak 301 siswa melalui pendekatan

multistage random sampling. Hasil penelitian pada variabel x

menunjukkan bahwa efektivitas komunikasi antara orang tua

dan anak berjalan sangat baik dan seimbang antara kedua

belah pihak. Penelitian ini menggunakan teori perilaku

prososial. Hasil penelitian variabel y menunjukkan bahwa

perilaku prososial terjalin dengan baik, komunikasi yang efektif

dengan orang tua dapat meningkatkan perilaku prososial anak.

Teknik analisis data menggunakan korelasi product moment

pearson. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh harga diri dan

pembelajaran aktif, kreatif efektif dan menyenangkan secara

bersama-sama memberikan pengaruh terhadap mutu

kehidupan sekolah dasar di Kabupaten Subang sebesar

44,10% sedangkan sisanya 55,90% dipengaruhi oleh faktor-

faktor lain.
C. Kerangka Berpikir

KERANGKA BERPIKIR

X Y
Gambar 2.1 Konstalasi masalah

Keterangan :

X : Self Esteem

Y : Efektivitas Pembelajaran

𝜀 : Variabel Lain

Berdasarkan kajian teoritik diatas, dapat disusun kerangka

berpikir sebagai berikut: Pembelajaran efektif adalah pembelajaran

yang terfokus pada proses pembelajaran yang melibatkan siswa agar

bisa memahami pembelajaran maupun menjadikan siswa tersebut

menjadi aktif, kreatif dan mandiri sehingga tujuan yang diharapkan


dapat dengan mudah dicapai. Adapun indikator pembelajaran efektif

yaitu adanya kepercayaan dan sikap optimisme dari peserta didik

dalam bentuk peningkatan kemampuan, keterampilan maupun sikap

positif.

Adanya pengaruh dari sikap optimisme individu mempengaruhi

keberhasilan atau keefektifan pembelajaran di dalam kelas. Rasa

percaya akan diri sendiri akan meningkatkan harga diri individu

sehingga individu mempunyai motivasi yang tinggi untuk mencapai

hasil belajar yang baik di dalam kelas.

Self Esteem atau harga diri merupakan penilaian individu

terhadap dirinya sendiri dimana individu akan menilai dirinya sendiri

dengan membandingkan kemampuan diri terhadap orang lain

mengenai kebermaknaan diri maupun keberharga diri individu itu

sendiri. Harga diri yang tinggi dapat ditandai dengan gairah positif

atau semangat hidup yang positif sehingga diri menjadi lebih optimis

dan puas akan dirinya sendiri. Sebaliknya seseorang dengan harga

diri rendah cenderung lebih pesimis dan tidak puas akan dirinya

sendiri.

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teoretik, kerangka berpikir di atas dapat

dirumuskan hipotesis seperti berikut:


Terdapat pengaruh antara self esteem terhadap efektivitas

pembelajaran matematika siswa pada kelas IV SDN Kertamaya

Kota Bogor tahun ajaran 2019/2020.

Anda mungkin juga menyukai