Anda di halaman 1dari 4

1.

Topik : Analisis Pengaruh Campuran Bahan Bakar Pertalite Dengan Minyak Terpentin
Terhadap Emisi Gas Buang dan Konsumsi Bahan Bakar Pada Motor Bensin 4 Langkah.
2. Pokok Pikiran :

Kendaraan Roda 2 Polusi dari Emisi Gasbuang Bahan Bakar Ramah


sangat diminati Kendaraan sangat Lingkungan Dibutuhkan
masyarakat Indonesia berbahaya bagi kesehatan

Emisi Gas Buang dari Minyak Terpentin dapat


Penggunaan Bahan dimanfaatakan untuk bahan
pertalite masih kurang
Bakar Pertalite di campuran bensin
ramah jika dibandingkan
Indonesia Banyak
pertamax

3. Uraian Diagram Blok dengan bukti nyata dan terukur :


a) Kendaraan roda 2 sangat diminati masyarakat Indonesia, sepeda motor telah
menjadi andalan utama transportasi masyarakat Indonesia. Hal ini dibuktikan
dengan hasil survey dari Badan Pusat statistic yang bersuber dari Kepolisian
Republik Indonesia yang menyatakan Perkembangan Kendaraan di Indonesia yang
paling banyak digunakan di Indonesia adalah jenis sepeda motor setiap tahunnya
dengan data tertinggi pada 2020 mencapai 115.023.039 sepeda motor yang
digunakan di Indonesia.

(Sumber : Badan Pusat Statistik)


b) Bahan Bakar Pertalite merupakan bbm yang paling banyak digunakan masyarakat
Indonesia, ini dibuktikan dengan pernyataan Kepala Biro Komunikasi Layanan
Informasi dan Kerja Sama Kementrian Energi dan Sumber daya mineral (ESDM),
Agung Pribadi yang dikutip dari cnbcindonesia.com, menyatakan penggunaan
bahan bakar minyak (BBM) jenis RON 90 atau bensin Pertalite mencapai 23 juta
Kilo Liter (KL) pada tahun 2022 ini. Konsumsi Pertalite hampir 80% diantara BBM
jenis Bensin lainnya seperti Pertamax, Pertamax Turbo dan Premium. Kondisi
tersebut telah terjadi sejak tahun lalu. Saat ini, Pertalite telah menjadi BBM andalan
bagi mayoritas masyarakat Indonesia.
(sumber : https://www.cnbcindonesia.com/news/20220314161414-4-322636/jadi-
primadona-konsumsi-pertalite-bisa-23-juta-kl-di-2022
NEWS - Pratama Guitarra, CNBC Indonesia
14 March 2022 18:40)

c) Polusi dari Emisi Gas buang Kendaraan sangat berbahaya bagi kesehatan,
Pencemaran udara adalah salah satu permasalahan yang umum dihadapi di wilayah
perkotaan. United Nations Environment Programme(UNEP) yang merupakan
Organisasi Dunia yang berperan mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas alam
sekitar menyatakan bahwa sebanyak 6,5 juta orang meninggal setiap tahunnya
akibat paparan kualitas udara yang buruk. Selain itu, 70% kematian akibat
pencemaran udara tersebut terjadi di Asia Pasifik termasuk di Indonesia. Sektor
transportasi adalah sumber pencemaran yang utama di wilayah perkotaan. Emisi
kendaraan bermotor berkontribusi sebesar 70% terhadap pencemaran Nitrogen
Oksida (NOx), Karbon Monoksida (CO), Sulfur Dioksida (SO2) dan Partikulat
(PM) di wilayah perkotaan.

d) Emisi Gas Buang Pertalite kurang ramah dibandingkan pertamax, berdasarkan


pengujian emisi gas buang bahan bakar pertalite dan bahan bakar pertamax yang
telah dilkukan oleh A.A Wira dkk, menyatakan bahwa kandungan emisi gas buang
Pertalite berada lebih tinggi dari Pertamax yaitu pada putaran mesin 3000 rpm
dengan kandungan emisi gas buang CO2 5.5% dan pada putaran mesin 5000 rpm
dengan kandungan emisi gas buang CO2 4.5%.
e) Dikutip dari website resmi Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan
Konservasi Energi (EBTKE), menurut Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral
(ESDM) Ignasius Jonan, menyatakan bahwa Menghasilkan bahan bakar yang
ramah terhadap lingkungan, sudah menjadi kewajiban sebagai warga dunia dan
tanggung jawab sebagai anak bangsa. Kemajuan atau pertumbuhan ekonomi
bangsa ini jika sebesar 5% saja per tahun, kalau kita tidak memulai membuat bahan
bakar yang ramah lingkungan, maka 25 tahun lagi polusinya akan sangat buruk.
Kalau makin lama polusinya makin buruk maka tingkat kesehatan masyarakatnya
juga makin terganggu dan akibatnya harapan hidup makin menurun.
(Sumberhttps://ebtke.esdm.go.id/post/2019/01/18/2110/bahan.bakar.ramah.lingku
ngan.sebuah.keharusan
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama

Agung Pribadi, Rabu, 6 April 2022).


f) Terpentin adalah bahan cair berwarna kuning muda hingga coklat yang diperoleh
dari olahan getah berbagai pohon pinus (P. halepensis, maritima, cembra, palustris,
dll). Minyak terpentin diperoleh dari hasil destilasi uap yang kemudian destilatnya
dipisahkan secara ekstraksi menggunakan corong pisah dengan penambahan n-
heksana. Setiap 1 kg tanaman pinus menghasilkan 20 mL minyak terpentin.
Terpentin berbentuk cair berwarna jernih serta merupakan pelarut yang kuat.
(Struktur Minyak Terpentin (C12 H20 O7))
Terpentin dibagi kedalam 3 kelas yaitu : (1) Terpentin Kelas A untuk
pengganti Bensin ; (2) Terpentin Kelas B untuk pengganti Solar ; dan (3) Terpentin
Kelas C untuk bahan pengencer Cat. Terpentin cukup kaya dengan kandungan
"Alpha – Pinene" C10 H16 Turpene Hydrocarbon yang mudah terbakar Itulah
sebabnya terpentin dapat digunakan sebagai bahan bakar.
(sumber
http://ejournal.umpwr.ac.id/index.php/autotext/article/viewFile/2321/2183)

Anda mungkin juga menyukai