Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Ilmiah Keperawatan Altruistik (JIKA) Vol.4 No.

1 (April 2021) P-ISSN : 2723-7915


E-ISSN : 2623-0283

GAYA KEPEMIMPINAN YANG EFEKTIF DALAM MENINGKATKAN


KESELAMATAN PASIEN

Sri Mulyatiningsih1, Usman Sasyari2


1
Dosen Manajemen Keperawatan PSIK-FIKes Universitas Borobudur
2
Dosen Manajemen Keperawatan PSIK-FIKes Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya
Email: srimulyatiningsih519719@gmail.com1, usman.sasyari@umtas.ac.id2

Abstrak
Keselamatan pasien merupakan hak pasien, pasien berhak memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama
dalam perawatan di rumah sakit dan pelayanan kesehatan harus mendahulukan keselamatan nyawa pasien.
Keselamatan pasien menjadi prioritas untuk layanan kesehatan di seluruh dunia. Insiden keselamatan pasien
menimbulkan dampak buruk dan kerugian berupa kematian, gangguan fungsi tubuh atau kecacatan, kerugian
finansial dan menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan rumah sakit. Salah satu faktor untuk
meningkatkan keselamatan pasien adalah kepemimpinan. Kepemimpinan dengan gaya kepemimpinan yang efektif
dapat meningkatkan keselamatan pasien. Tujuan penelitian ini adalah memberikan gambaran gaya kepemimpinan
yang efektif untuk meningkatkan keselamatan pasien. Design penelitian ini yaitu study literatur tentang gaya
kepemimpinan yang efektif untuk meningkatkan keselamatan pasien. Hasil peneltian menunjukan bahwa gaya
kepemimpinan yang efektif untuk meningkatkan keselamatan pasien adalah gaya kepemimpinan transformasional.
Kesimpulan Gaya kepemimpinan transformasional berkontribusi positif untuk iklim keselamatan.

Kata Kunci: kepemimpinan, gaya kepemimpinan, kepemimpinan transformasional, keselamatan pasien

Abstract
Patient safety is a patient's rights, the patient has the rights to get their own safety and security while in hospital
care and health services must be put the safety of the patient's life first. Patient safety is a priority for healthcare
services around the world. Patient safety incidents cause adverse effects and losses in the form of death, impaired
body function / disability, financial losses and reduce public confidence in hospital services. One of the factors to
improve patient safety is leadership. Effective leadership style can improve patient safety. The purpose of this study
is to describe an effective leadership style to improve patient safety. The design of this study is a literature study on
effective leadership styles to improve patient safety. The results of this study indicate that an effective leadership
style to improve patient safety is a transformational leadership style. Conclusion The transformational leadership
style contributes positively to the safety climate.

Keywords: Leadership, leadership style, transformational leadership patient safety

Pendahuluan menjadi prioritas untuk layanan kesehatan di


seluruh dunia (Cosway, Stevens, & Panesar,
Keselamatan pasien merupakan hak 2012). Rumah sakit merupakan salah satu
pasien, pasien berhak memperoleh organisasi yang berisiko tinggi terhadap
keamanan dan keselamatan dirinya selama terjadinya insiden keselamatan selain
dalam perawatan di rumah sakit (Permenkes industri penerbangan, nuklir, dan kimia
no. 14 tahun 2018). Sesuai dengan UU No (Reason, 2008). Insiden disebabkan oleh
36/2009 tentang kesehatan pasal 53 (3) kesalahan prosedur. Kesalahan umumnya
menyatakan bahwa pelaksanaan pelayanan disebabkan oleh kegagalan sistem di mana
kesehatan harus mendahulukan keselamatan individu tersebut bekerja (Reason, 2008).
nyawa pasien. Keselamatan pasien telah

Mulyatiningsih, Gaya Kepemimpinan Yang Efektif Dalam Meningkatkan Keselamatan Pasien | 27


Jurnal Ilmiah Keperawatan Altruistik (JIKA) Vol.4 No.1 (April 2021) P-ISSN : 2723-7915
E-ISSN : 2623-0283

Insiden keselamatan pasien menimbulkan prestasi besar (Kostik, Sahin, Demir, &
dampak buruk dan kerugian berupa Kavumcubasi, 2005) diperkuat oleh
kematian, gangguan fungsi tubuh/ penelitian Pollard, Avella, Hockin, &
kecacatan, kerugian keuangan dan Samson, (2008) bahwa kepemimpinan
menurunkan kepercayaan masyarakat penting dalam opersional organisasi dan
terhadap pelayanan rumah sakit. Angka kesuksesan tergantung pada efektifitas
insiden keselamatan pasien dikatakan pemimpin tanpa kepemimpinan organisasi
sebagai fenomena gunung es, angka insiden tidak dapat eksis karena tidak ada perintah,
yang ada hanya sebagian kecil dari kebijakan, standar, dan proses untuk
kemungkinan angka kejadian yang mencapai tujuan organisasi.
sebenarnya. USA memberikan kontribusi Pengaruh kepemimpinan sangat penting
tingginya angka kejadian kematian pada sebagaimana disampaikan oleh Casida &
pasien rawat inap setiap tahunnya 44.000– Parker (2011) bahwa kinerja yang unggul
98.000 (Cosway, Stevens, & Panesar, 2012; dan efektifitas organisasi adalah tampilan
Reason, 2008), di Inggris diperkirakan yang konsisiten dari perilaku kepemimpinan
sekitar 850.000 kejadian buruk terjadi transformasional. Diperkuat dengan hasil
pertahunnya disebabkan oleh kesalahan penelitian Lawton, Carruthers, Gardner,
dalam identifikasi pasien, dengan kerugian Wright, & McEachan (2012) diidentifikasi
satu milyar pound sterling pertahun dan di sepuluh kegagalan laten yang mendukung
Australia 8% dari pasien yang dirawat kesalahan pengobatan salah satunya adalah
mengalami peristiwa yang merugikan pengawasan dan kepemimpinan. White
dengan kerugian sebesar 4,7 milyar dolar (2012) juga menyoroti dalam studi kasusnya
Australia pertahun (Murphy & Kay, 2004; bahwa kerja tim akan mengalami kerusakan
White, 2012). dan tidak terkoordinasi bila tidak ada
Faktor-faktor yang menyebabkan insiden kepemimpinan yang jelas dalam
keselamatan pasien adalah keterampilan mengendalikan situasi sehingga perawat
klinis dan non klinis perawat dalam melakukan tugas sesuai kemauan dan
melaksanakan keselamatan pasien. Insiden inisiatifnya sendiri dan komunikasi tidak
keselamatan pasien diperkirakan 70-80% efisien ke seluruh tim dan terdapat
disebabkan oleh keterampilan non klinis ketidaksesuaian tugas.
meliputi komunikasi, kerjasama tim, Menurut Permenkes (2011)
kepemimpinan dan followership, kesadaran kepemimpinan berperan dalam
terhadap situasi yang terjadi, dan meningkatkan keselamatan pasien yaitu
pengambilan keputusan (Flin, O’Connor & mendorong dan menjamin implementasi
Crichton, 2008; Yule, Flin, Peterson, brown program keselamatan pasien, menjamin
& Maran, 2006; Westli, Johnsen, Eid, berlangsungnya program proaktif untuk
Rasten & Brattebo, 2010). Kepemimpinan identifikasi risiko keselamatan pasien dan
yang tidak baik merupakan salah satu faktor program menekan atau mengurangi insiden,
yang menyebabkan insiden keselamatan mendorong dan menumbuhkan komunikasi
pasien. dan koordinasi, mengalokasikan sumber
Kepemimpinan untuk meningkatkan daya yang adekuat, mengukur dan mengkaji
perilaku perawat dalam melaksanakan efektifitas kontribusinya dalam
keselamatan pasien yaitu kepemimpinan meningkatkan kinerja rumah sakit dan
yang baik. Kepemimpinan adalah faktor keselamatan. Kepemimpinan yang baik
yang paling penting untuk mencapai ditunjukkan pulaoleh komunikasi yang baik,
Mulyatiningsih, Gaya Kepemimpinan Yang Efektif Dalam Meningkatkan Keselamatan Pasien | 28
Jurnal Ilmiah Keperawatan Altruistik (JIKA) Vol.4 No.1 (April 2021) P-ISSN : 2723-7915
E-ISSN : 2623-0283

mentoring, dan kemampuan untuk maju terjadinya cedera yang disebabkan oleh
(Luthra,A., & Dahiya, R., 2015). kesalahan dalam melakukan atau tidak atau
Pemimpin keperawatan mulai dari tidak melakukan tindakan yang seharusnya
pimpinan terendah yaitu ketua tim, kepala dilakukan.
ruangan, kepala instalasi rawat inap/jalan Tujuan keselamatan pasien adalah
sampai kepala bidang keperawatan harus terciptanya budaya keselamatan pasien di di
mempunyai keterampilan kepemimpinan rumahsakit, meningkatnya akuntabilitas,
dan merupakan sesuatu yang dipersyaratkan menurunnya kejadian tidak diharapkan
atau kompetensi yang harus dipenuhi untuk (KTD), terlaksananya program program-
menduduki jabatan tersebut. Meningkatkan program pencegahan sehingga tidak terjadi
keselamatan pasien dalam organisasi pengulangan kejadian yang tidak
perawatan kesehatan membutuhkan diharapkan.
kepemimpinan yang efektif di semua Tujuh Langkah menuju keselamatan
tingkatan (Boamah & Clarke, 2018). pasien adalah bangun kesadaran akan nilai
Perawat sebagai manajer asuhan dan keselamatan pasien dimulai dari
manajer pelayanan harus memenuhi menciptakan kepemimpinan dan budaya
kompetensi tersebut, sebagaimana yang terbuka dan adil, Pimpin dan dukung
disampaikan oleh Krugman & Smith (2003) staf dengan cara membangun komitmen dan
bahwa kepemimpinan sangat penting dalam fokus yang kuat dan jelas tentang
pengelolaan pasien sehingga mendapatkan keselamatan pasien, integrasikan aktivitas
hasil yang optimal. Manajer perawat yang pengelolaan risiko dengan mengembangkan
menggunakan kekuasaan dan sistem dan proses pengelolaan risiko serta
menggabungkannya dengan kepemimpinan, lakukan identifikasi dan kajian hal yang
fungsi manajemen dan kompetensi akan potensial bermasalah, kembangkan sistem
meningkatkan efektifitas (Garsia & Barbara, pelaporan dengan cara memastikan staf agar
2009). dengan mudah dapat melaporkan
Kepemimpinan dengan gaya kejadian/insiden, serta rumahsakit mengatur
kepemimpinan yang seperti apa yang efektif pelaporan kepada KKPRS, libatkan dan
untuk meningkatkan keselamatan pasien. berkomunikasi dengan pasien dengan cara
Dalam jurnal ini akan melakukan mengembangkan cara-cara komunikasi yang
penelusuran terkait gaya kepemimpinan terbuka dengan pasienm belajar dan berbagi
yang efektif untuk meningkatkan pengalaman tentang keselamatan pasien
keselamatan pasien. untuk mendorong staf melakukan analisis
akar masalah untuk belajar bagaimana dan
Tinjauan Teoritis mengapa kejadian itu timbul, Cegah cedera
Keselamatan Pasien merupakan suatu melalui implementasi sistem keselamatan
sistem di rumahsakit yang menjamin bahwa pasien dengan menggunakan infromasi yang
asuhan asuhan pasien lebih aman. Sistem ada tentang kejadian/masalah untuk
tersebut meliputi: Kajian risiko, Identifikasi melakukan perubahan sistem pelayanan.
dan pengelolaan hal yang berhubungan Gaya kepemimpinan dan
dengan risiko pasien, Pelaporan dan analisis kecenderungannya, yang harus diperhatikan
insiden, Kemampuan belajar dari insiden adalah bagaimana seorang manajer
dan tindak lanjut serta implementasi solusi keperawatan harus dapat memiliki inisiatif,
untuk meminimalkan timbulnya risiko. mampu mengembangkan dan memahami
Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah perubahan-perubahan yang terjadi, yang
Mulyatiningsih, Gaya Kepemimpinan Yang Efektif Dalam Meningkatkan Keselamatan Pasien | 29
Jurnal Ilmiah Keperawatan Altruistik (JIKA) Vol.4 No.1 (April 2021) P-ISSN : 2723-7915
E-ISSN : 2623-0283

berhubungan langsung maupun tidak yang dihadapi saat ini, mampu


langsung terhadap peningkatan keselamatan mempersiapkan secara sistematik untuk
pasien. Perubahan pola kepemimpinan menjadi penerus dalam kepemimpinannya
terjadi karena kondisi yang terus bergerak adalah kepemimpinan transformasional.
dinamis, struktur kelembagaan yang terus Kepemimpinan, budaya keselamatan pasien,
mengalami perubahan secara sistemik dan dan iklim yang kondusif untuk inovasi
budaya masyarakat yang berkembang dalam dalam perawatan pasien diperlukan untuk
kebutuhan keamanan dan keselamatan memajukan hasil keselamatan pasien yang
pasien. Kepemimpinan merupakan suatu positif (Younger, S., 2019).
kemampuan yang hanya dapat diukur
melalui hasilnya yaitu tercapainya tingkat
keselamatan pasien yang tinggi. Metode
Kepemimpinan dengan gaya Metode yang digunakan yaitu penelusuran
kepemimpinan transformational jurnal gaya kepemimpinan yang efektif
berkontribusi positif terhadap keselamatan untuk meningkatkan keselamatan pasien,
pasien (Boamah & Clarke, 2018).. mencakup design, studi, sampel, dan hasil
Kepemimpinan transformasional muncul penelitian jurnal yang ditelusuri.
dalam kondisi yang senantiasa berubah dan
Hasil
perubahan tersebut semakin dinamis.
Penelitian mengenai Efektifitas
Sebagaimana dinamisnya upaya yang
kepemimpinan transformational pada
dilakukan untuk meningkatkan keselamatan
kepuasan kerja dan keselamatan pasien
pasien yang disesuaikan dengan tuntutan
(Boamah & Clarke, 2018). Hasil penelitian
masyarakat dan perkembangan ilmu
ini didapatkan kepemimpinan
pengetahuan dan teknologi,
transformasional memiliki pengaruh positif
Menurut Marquis & Houston, (2012)
yang kuat pada pemberdayaan tempat kerja,
Kepemimpinan transformasional adalah
yang meningkatkan kepuasan kerja perawat
kepemimpinan yang loyal, memiliki visi dan
dan menurunkan jumlah kejadian yang
mampu memberdayakan orang lain dengan
merugikan pasien. Design penelitian
visinya. menyamakan visi baru dan
pemodelan persamaan structural (structural
memberikan energi yang diperlukan untuk
equation modeling) dengan tingkat
menggerakan unit organisasi menuju tujuan
signifikansi 0,05. Metode yang digunakan
ogranisasi dalam hal ini keselamatan pasien.
survei cross sectional secara random.
Hal ini seiring dengan upaya-upaya untuk
Penelitian ini menggunakan 378 responden
meningkatkan keselamatan pasien yang
perawat yang bekerja pada ruang perawatan
dihadapkan pada perkembangan ilmu
akut di Ontaria.
pengetahuan dan teknologi yang
Penelitian mengenai Gaya
memerlukan adanya manajer keperawatan
Kepemimpinan dan implikasi keselamatan
dengan kepemimpinan yang memiliki
pasien bagi manajer keperawatan (Merrill &
inovasi dan visioner. Menurut Yuki (2006)
Collette, 2015). Hasil peneltian ini
kepemimpinan yang visioner yang mampu
didapatkan Gaya kepemimpinan
menatap jauh ke depan karena kondisi yang
transformasional berkontribusi positif untuk
terjadi dan akan berlangsung semakin rumit,
iklim keselamatan, sedangkan gaya
mampu memindahkan kondisi masa kini
kepemimpinan laissez-faire terbukti
menjadi tantangan dalam mempimpin di
berkontribusi negatif pada sosialisasi unit
masa depan (prediktif) berdasarkan situasi
dan budaya keselamatan pasien. Design
Mulyatiningsih, Gaya Kepemimpinan Yang Efektif Dalam Meningkatkan Keselamatan Pasien | 30
Jurnal Ilmiah Keperawatan Altruistik (JIKA) Vol.4 No.1 (April 2021) P-ISSN : 2723-7915
E-ISSN : 2623-0283

penelitian deskriptif korelatif, dengan pasien. Manajer perawatan harus


jumlah sampel 466 responden perawat di 41 menggunakan metode manajemen modern
departemen keperawatan pada 9 rumah untuk mengatasi tantangan yang dihadapi
sakit. Analisis yang digunakan bivariat dan dalam sistem perawatan dan budaya
regresi untuk menentukan seberapa baik keselamatan. (Farokhzadian, Nayeri &
gaya kepemimpinan memprediksi iklim Borhani, 2018). Upaya peningkatan
keselamatan, dengan tingkat signifikansi keselamatan pasien merupakan proses
0,05. dinamis yang terus berubah, dan itu
Penelitian mengenai Gaya kepemimpinan tergantung pada keadaan dan perkembangan
dan persepsi perawat terhadap keselamatan ilmu pengetahuan dan teknologi terkait
pasien (Younger,S., 2019) Hasil penelitian keselamatan pasien, yang didukung oleh
ini didapatkan kepemimpinan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan
transformasional memiliki hubungan yang kondisi tersebut.
signifikan secara statistik dengan persepsi
perawat tentang keselamatan pasien (β = - Gaya kepemimpinan dan kecenderungannya,
0,75, p <0,001) sedangkan hubungan yang harus diperhatikan adalah bagaimana
kepemimpinan transaksional dengan seorang manajer keperawatan harus dapat
persepsi keselamatan pasien tidak signifikan memiliki inisiatif, mampu mengembangkan
(β = 0,18). Variabel diukur menggunakan dan memahami perubahan-perubahan yang
tiga instrumen survei yang tervalidasi dan terjadi, yang berhubungan langsung maupun
andal: Kuesioner Kepemimpinan tidak langsung terhadap peningkatan
Multifaktor (MLQ Form 5X), Tim Climate keselamatan pasien. Perubahan pola
Inventory-short (TCI), Survei Agency for kepemimpinan terjadi karena kondisi yang
Healthcare Research and Quality (AHRQ) terus bergerak dinamis, struktur
Hospital on Patient Safety Culture. Sampel kelembagaan yang terus mengalami
adalah semua staf perawat (N= 952) disurvei perubahan secara sistemik dan budaya
melalui email, yang kembali sebanyak 210 masyarakat yang berkembang dalam
sampel dan yang memenuhi kriteria inklusi kebutuhan keamanan dan keselamatan
157 sampel. Karakteristik responden pasien. Kepemimpinan merupakan suatu
mayoritas perempuan (136; 86,6%), rentang kemampuan yang hanya dapat diukur
usia antara 20 tahun sampai 60 dan melalui hasilnya yaitu tercapainya tingkat
mayoritas antara 20 sampai 34 tahun (86; keselamatan pasien yang tinggi.
54,8%), pendidikan mayoritas sarjana muda Kepemimpinan dengan gaya
keperawatan (103; 65,6%), masa kerja kepemimpinan transformational
mayoritas 1 sampai 5 tahun (98; 62,4%), berkontribusi positif terhadap keselamatan
responden mayoritas bekerja pada shift pagi pasien (Boamah & Clarke, 2018)..
(121; 77,1%). Analisis yang digunakan Kepemimpinan transformasional muncul
regresi linier berganda dengan tingkat dalam kondisi yang senantiasa berubah dan
signifikansi 0,05. perubahan tersebut semakin dinamis.
Sebagaimana dinamisnya upaya yang
Pembahasan dilakukan untuk meningkatkan keselamatan
Manajer keperawatan harus mempunyai pasien yang disesuaikan dengan tuntutan
kompetensi kepemimpinan yang efektif masyarakat dan perkembangan ilmu
sesuai dengan perkembangan dan tuntutan pengetahuan dan teknologi,
tugas untuk meningkatkan keselamatan

Mulyatiningsih, Gaya Kepemimpinan Yang Efektif Dalam Meningkatkan Keselamatan Pasien | 31


Jurnal Ilmiah Keperawatan Altruistik (JIKA) Vol.4 No.1 (April 2021) P-ISSN : 2723-7915
E-ISSN : 2623-0283

Menurut Marquis & Houston, (2012) Pentingnya kepemimpinan


Kepemimpinan transformasional adalah transformasional dalam menciptakan
kepemimpinan yang loyal, memiliki visi dan lingkungan praktik yang memberdayakan
mampu memberdayakan orang lain dengan yang mendorong perawatan berkualitas
visinya. menyamakan visi baru dan tinggi. Dalam merencanakan strategi
memberikan energi yang diperlukan untuk keselamatan, manajer harus menunjukkan
menggerakan unit organisasi menuju tujuan perilaku kepemimpinan transformasional
ogranisasi dalam hal ini keselamatan pasien. dengan memodifikasi lingkungan kerja
Hal ini seiring dengan upaya-upaya untuk untuk menciptakan pertahanan yang lebih
meningkatkan keselamatan pasien yang baik untuk menghindari kejadian yang tidak
dihadapkan pada perkembangan ilmu diinginkan (Boamah, S., 2018). Seorang
pengetahuan dan teknologi yang yang memiliki gaya kepemimpinan
memerlukan adanya manajer keperawatan transformasional adalah yang mampu
dengan kepemimpinan yang memiliki memberikan dorongan pada orang lain pada
inovasi dan visioner. Menurut Yuki (2006) saat membutuhkan (Northouse, 2007).
kepemimpinan yang visioner yang mampu Kepemimpinan dengan gaya
menatap jauh ke depan karena kondisi yang transformasional memberikan kontribusi
terjadi dan akan berlangsung semakin rumit, unik pada literatur dan pemahaman tentang
mampu memindahkan kondisi masa kini peran kepemimpinan transformasional
menjadi tantangan dalam mempimpin di dalam mengoptimalkan lingkungan praktik
masa depan (prediktif) berdasarkan situasi keperawatan dan hasil pasien. Oleh karena
yang dihadapi saat ini, mampu itu memiliki implikasi penting untuk
mempersiapkan secara sistematik untuk pengembangan profesional manajer perawat
menjadi penerus dalam kepemimpinannya dan desain kurikulum kepemimpinan
adalah kepemimpinan transformasional. (Higgins,Elisabeth, 2015). Organisasi dan
Kepemimpinan, budaya keselamatan pasien, lingkungan berperan penting dalam
dan iklim yang kondusif untuk inovasi mengembangkan dan mendukung
dalam perawatan pasien diperlukan untuk terbentuknya keterampilan kepemimpinan
memajukan hasil keselamatan pasien yang tramsformasional (Marquis & Houston,
positif (Younger, S., 2019). 2012).
Manajer yang menunjukkan Kepemimpinan transaksional tidak
kepemimpinan transformasional di tempat signifikan terhadap persepsi keselamatan
kerja memiliki potensi yang lebih besar pasien (Younger, S., 2019). Kepemimpinan
untuk menciptakan lingkungan yang transaksional berfokus pada pelaksanaan
mendukung praktik keperawatan profesional tugas keseharian. Meskipun kepemimpinan
yang mempromosikan perawatan pasien transformasional merupakan gaya
berkualitas tinggi. Kepemimpinan kepemimpinan yang ideal namun Marquis &
transformasional secara tidak langsung Houston (2012) menjelaskan bahwa
mempengaruhi kepuasan kerja perawat dan pemimpin transformasioanl juga harus
menurunkan prevalensi yang merugikan melakukan peran manajerial tradisional
bagi pasien. (Boamah & Clarke, 2018). (transaksional), kedua karakteristik tersebut
Kepemimpinan transformasional dalam harus ada pada pada diri individu yang sama
keperawatan berkaitan dengan perawatan dalam derajat yang berbeda. Pemimpin
pasien yang lebih baik (Fischer, 2016). transformasional akan gagal tanpa
keterampilan manajemen transaksional.
Mulyatiningsih, Gaya Kepemimpinan Yang Efektif Dalam Meningkatkan Keselamatan Pasien | 32
Jurnal Ilmiah Keperawatan Altruistik (JIKA) Vol.4 No.1 (April 2021) P-ISSN : 2723-7915
E-ISSN : 2623-0283

Kepemimpinan dengan gaya


kepemimpinan laissez-faire terbukti Kesimpulan
berkontribusi negatif terhadap keselamatan Berdasarkan hasil dari beberapa studi
pasien (Merrill & Collette, 2015). literatur di atas menunjukan bahwa gaya
Kepemimpinan laissez-faire merupakan kepemimpinan transformational
pemimpin dengan tidak memberikan berkontribusi positif terhadap keselamatan
pimpinan, membiarkan staf untuk berbuat pasien. Kepemimpinan transaksional tidak
sekehendak sendiri-sendiri, tidak ada sinifikan terhadap persepsi keselamatan
pemberian petunjuk/saran/arahan, tidak ada pasien, wakaupun kepemimpinan
pengawasan dan kontrol kegiatan dari transformasional merupakan gaya
stafnya. Kekuasaan dan tanggung jawab kepemimpinan yang ideal tetapi pemimpin
simpangsiur sehingga tidak mudah transformasioanl juga harus melakukan
dikendalikan. Kepemimpinan laisses-faire peran manajerial tradisional (transaksional),
berkorelasi positif dengan konflik peran, kedua karakteristik tersebut harus ada pada
ambiguitas peran dan konflik dengan rekan pada diri individu yang sama dalam derajat
kerja, kepemimpinan laisses-faire adalah yang berbeda. Pemimpin transformasional
perilaku yang merusak (Skogstad, A., akan gagal tanpa keterampilan manajemen
Einarsen, S., Torsheim. T., at all, 2007). transaksional. Sedangkan gaya
kepemimpinan laissez-faire terbukti
Kepemimpinan transformasional, berkontribusi negatif, dari gaya
transaksional, dan pasif akan memprediksi kepemimpinan lain yaitu gaya
kepribadian kolektif dan kepribadian kepemimpinan demokratis dan otoriter.
kolektif akan secara signifikan terkait
dengan kinerja kolektif (Hofmann, D.A. & Gaya kepemimpinan dari manajer
Jones, L.M. 2005). Gaya kepemimpinan keperawatan mempengaruhi hasil baik
berpengaruh terhadap kinerja dalam tidaknya terhadap keselamatan pasien. Gaya
meningkatkan upaya keselamatan pasien. kepemimpinan dapat memprediksi
Peningkatan keselamatan pasien melalui kepribadian organisasi dan signifikan
kepemimpinan harus ada komitmen. terhadap budaya keselamatan organisasi.
Komitmen organisasi dan kepatuhan Oleh karena itu, penting untuk memberi tahu
manajer rumah sakit terhadap eksekutif perawat mengenai dampak gaya
kepemimpinan dapat meningkatkan kinerja kepemimpinan pada keselamatan pasien,
perawat dalam hal keselamatan pasien dan gaya kepemimpinan yang efektif untuk
(Lotfi, Shoorideh, Mohtashami & Nasiri, meningkatkan keselamatan pasien.
2018). Organisasi dan lingkungan berperan Pemimpin keperawatan harus berkonsentrasi
penting dalam mengembangkan dan pada pengembangan keterampilan
mendukung keterampilan kepemimpinan kepemimpinan yang efektif dan mengurangi
transformasional dan transaksional pada gaya kepemimpinan negatif. Perawat pada
stafnya. Kepemimpinan transformasioanl semua tingkatan diharapkan menerapkan
dengan baik akan mampu meningkatkan kepemimpinan dalam lingkungan praktik
komitmen organisasi. Kepemimpinan keperawatan.
transformasional dengan visinya
memberdayakan stafnya untuk menggali Rekomendasi yang dapat diberikan yaitu
kesamaan dan rasa keterikatan (Marquis & rumah sakit dapat meningkatkan
Houston, 2012). keselamatan pasien secara efektif dengan
meningkatkan peran dan fungsi
Mulyatiningsih, Gaya Kepemimpinan Yang Efektif Dalam Meningkatkan Keselamatan Pasien | 33
Jurnal Ilmiah Keperawatan Altruistik (JIKA) Vol.4 No.1 (April 2021) P-ISSN : 2723-7915
E-ISSN : 2623-0283

kepemimpinan yang efektif yaitu Loffi, Z., Shoorideh, F.A., Mohtashami, J., Nasiri,
kepemimpinan transformasional. M., (2018). Relationship between ethical
leadership and organizational commitment of
nurses with perception of patient safety
Daftar Referensi
culture. Journal of nursing management 26
Boamah, S., (2018). To patient care quality: The role (6), 726-734.
of transformational leadership and workplace Luthra, A. & Dahiya, R., (2015). Effective leadership
empowerment. Canadian journal of nursing is all about communicating effectively:
research 50 (1), 9-19. connecting leadership and communication,
Boamah, S.A., Laschinger, H.K.S., Wong, C., Clarke, IJMBS Vol.5.
S. (2018). Effect of transformational Mabesau. (2012). Kepemimpinan TNI Angkatan
leadership on job satisfaction and patient Udara. Jakarta: Mabesau Cilangkap.
safety outcomes. Nursing outlook 66 (2), 180- Marquis, B.L., & Huston, C.J. (2012). Leadership
189. roles & management functions in nursing:
Casida, J., & Parker, J. (2011). Staff nurse Theory & application. Philadelphia: Wolters
perceptions of nurse manager leadership styles Kluwer Health/Lippincott Williams &
and outcomes. Journal of Nursing Wilkins.
Managemen. Vol.19/No.19. Merril, Collete, K., (2015). Leadership style and
Cosway, B., Stevens, A.C., & Panesar, S. (2012). patient safety implications for nurse managers.
Clinical leadership: A role for students? JONA volume 45-issue 6-p319-324.
British Journal of Hospital Medicine. Murphy, M.F. & Kay, J.D.S. (2004). Patient
Vol.73/No.1. identification: problems and potential
Fischer, S.A., (2016). Transformational leadership in solutions. Blackwell Publishing Ltd. Vox
nursing a concept analysis. Journal of Sanguinis. Vol.87/No.2.
advanced nursing 72 (11), 2644-2653. Northouse, Peter.G., (2007). Leadership Theory and
Flin, R., O’Connor, & Crichton, M. (2008). Safety at Practise. California: Sage Publications, Inc.
the sharp end: A guide to non-technical skills. Pollard, B.M., Avella, J., Hockin, R., & Samsom, L.
Ashgate Publishing. (2008). The effects of leadership style on the
Garsia, S.B., Barbara, L.P, & Heater A.C. (2009). job performance of nurses. UMI Microform
Toward a framework for an inclusive model of Reason, J. (2008). The human contribution: Unsafe
social justice leadership preparation. acts, accidents and heroic recoveries. Ashgate
Hofmann, D.A. & Jones, L.M., (2005). Leadership, Publishing, Farnham.
collective personality, and performance. Robbins, S.P. (2006). Perilaku organisasi. Indonesia:
Journal of Applied Psychologi. Vo..90, No.3, PT Indeks Kelompok Gramedia.
509-522. Ring, L., Fairchild, R. M., (2013). Leadership and
Kementerian Kesehatan RI, (2009). Undang-Undang patient safety: A review of the literature.
No. 36 tentang Kesehatan. https://doi.org/10.1016/S2155-
Kementerian Kesehatan RI, (2011). Peraturan 8256(15)30164-2.
menteri kesehatan nomor Skogstad, A., Einarsen, S., Torsheim. T., at all,
169/MENKES/PER/VIII/2011 tentang (2007). The destructiveness of laisses faire
keselamatan pasien rumah sakit. leadership behavior. Journal of occupational
Kostik, Z., Sahin, B., Demir, C., Kavuncubasi, S. health psychology 12 (1).80.
(2005). An evaluation of the leadership Storr, J., Topley, K., & Privett, S., (2005). The ward
attitudes of managers in turkish armed forces' nurse's role in infection control. Nursing
hospitals. Military Medicine. Vol.170/No.3. Standard. Vol.19/No.41.
Krugman, M., & Smith, V. (2003). Chargenurse Swanburg, R.C. (2002). Pengantar kepemimpinan &
leadership development and evaluation. manajemen keperawatan: Untuk perawat
JONA. Vol.33/No.5. klinis. Jakarta: EGC.
Lawton, R., Carruthers, S., Gardner, P., Wright, J., & Westli, H.K., Johnsen, B.H., Eid, J., Rasten, I., &
McEachan, R.C. (2012) Identifying the latent Brattebø, G. (2010). Teamwork skills, shared
failures underpinning medication mental models, and performance in simulated
administration errors: An exploratory study. trauma teams: an independent group design.
Health Research and Educational Trust. Scandinavian Journal of Trauma,
Vol.47/No.2.
Mulyatiningsih, Gaya Kepemimpinan Yang Efektif Dalam Meningkatkan Keselamatan Pasien | 34
Jurnal Ilmiah Keperawatan Altruistik (JIKA) Vol.4 No.1 (April 2021) P-ISSN : 2723-7915
E-ISSN : 2623-0283

Resuscitation and Emergency Medicine.


Vol.18/No.47.
White, N. (2012). Understanding the role of non-
technical skills in patient safety. Nursing
Standard. Vol.26/No.26.
Wong, C. A., Cummings, G.G., Ducharme, L.,
(2013). The relationship between nursing
leadership and patient outcomes: a systematic
review update. Journal of nursing
management 21 (5), 709-724.
Younger, S. , (2019). Exploring the roleof climate for
innovationon the relationship between
leadership style and nurses’ perception of
patient safety.
Yule, S., Flin, R., Paterson, Brown, S., Maran, N.
(2006) Non-technical skills for surgeons in the
operating room: a review of the literature.
Surgery. Vol.139/No.2.
Yuki,Gary., (2006). Leadership in Organizations.
New Jersey: Pearson Prentice Hall.

Mulyatiningsih, Gaya Kepemimpinan Yang Efektif Dalam Meningkatkan Keselamatan Pasien | 35

Anda mungkin juga menyukai