Anda di halaman 1dari 3

YAYASAN PRASAMA BHAKTI

SMP SANTA URSULA BANDUNG


Jl. Taman Anggrek No. 1 Bandung
Telp. (022) 7274584, HP: 0851016666667
www.santaursula-bdg.sch.id

SOAL PENILAIAN AKHIR TAHUN PELAJARAN 2021-2022

Hari/Tanggal : Senin, 30 Mei 2022 Kelas : VIII


Waktu : 60 menit Bidang Studi : Pend. Agama Katolik

PETUNJUK UMUM

a) Kerjakan soal PAT Pend. Agama Katolik dengan diketik pada Microsoft Word.
b) Simpan file dalam bentuk Pdf dengan nama file ”Jawaban PAT Agama”
c) Unggah file dalam bentuk Pdf di LMS/Moodle

PETUNJUK KHUSUS
a) Sebelum menjawab soal, bacalah artikel dengan cermat dan teliti!
b) Soal tidak perlu ditulis, namun tulislah kalimat pengantar untuk mengawali jawabanmu!
c) Kerjakanlah soal dengan tenang, jujur, dan bertanggung jawab! Kejujuran dan kesungguhan dalam
mengerjakan, lebih luhur nilainya, daripada mendapatkan angka tinggi yang diraih dengan curang.

Kehadiran Yesus dalam Ekaristi Kudus


2 Juni 2013

Dalam kisah hidup para kudus, saya sangat tertarik dengan kehidupan St. Gerardus Majella. Orang kudus
ini terkenal karena mengalami rahmat istimewa dari Tuhan yaitu dapat melayang di udara dan berada di
dua lokasi sekaligus (bilokasi). Dia terkenal murah hati, taat, bakti yang tidak mementingkan diri sendiri
dan mati raga. Pengalaman rohaninya dimulai ketika masih berusia 5 tahun. Ia masuk ke dalam Gereja dan
terjadilah bahwa Patung Kanak-Kanak Yesus yang digendong Bunda Maria itu turun dan bermain-main
dengan Gerardus. Ketika lapar, kanak-kanak Yesus itu memberinya sepotong roti. Setiap kali kembali ke
rumah ia selalu membawa roti dan tentu mengherankan orangtuanya. Ketika ditanya dari mana roti itu,
Gerardus hanya menjawab, sahabatnya seorang bocah laki-laki yang memberikannya.

Pada suatu hari, kakak perempuannya mengikuti Gerardus ke Gereja. Di sana ia melihat Gerardus bermain-
main dengan kanak-kanak Yesus. Usai bermain bersama, Kanak-Kanak Yesus memberinya sepotong roti
lagi. Setiap kali mengikuti misa kudus, Gerardus juga melihat kehadiran nyata Yesus dalam Ekaristi Kudus.
Pada saat berusia tujuh tahun, ia ingin menerima komuni, tetapi belum diperbolehkan karena usianya masih
kecil. Ia pun menangis sedih seharian maka pada malam hari, ia didatangi Malaikat Agung St. Mikael dan
memberinya komuni kudus. Ini adalah sebuah pengalaman rohani yang berharga bagi kita dari St. Gerardus.

1|PAT/Agama/VIII/2021 -2022
Setiap kali mengikuti perayaan Ekaristi kita seharusnya merasakan kehadiran Kristus dalam Sabda dan
Ekaristi. Di dalam bagian Liturgi Sabda, kita merasa sungguh-sungguh dicintai karena disapa dengan penuh
kebaikan oleh Tuhan. Dengan mendengar Sabda Tuhan, setiap pribadi yang mendengarnya merasa
mengalami kehadiran Tuhan Allah, bersekutu dengan semua saudara karena mendengar satu firman yang
sama, dan menjadi rasul atau utusan untuk mewartakan Sabda setelah mendengarnya (menjadi pelaku
Firman). Betapa indah dan bahagianya ketika kita disapa dan dikoreksi Tuhan melalui Sabda-Nya.

Bagian Liturgi Ekaristi membantu kita untuk merasakan persekutuan yang mendalam dengan Tuhan. Tuhan
tidak hanya berbicara tetapi tindakan konkretnya adalah memberi diri-Nya sebagai santapan bagi semua
orang yang percaya kepada-Nya. St. Fransiskus dari Sales pernah berkata: “Dalam Ekaristi kudus, kita
menjadi satu dengan Allah seperti makanan dengan tubuh.” Makanan yang dikunyah, ditelan dan dicerna
sempurna lalu menyatu dan beredar dalam seluruh tubuh kita.

Santa Theresia dari Kalkuta pernah berkata: “Hidupmu harus ditenun di sekeliling Ekaristi arahkanlah
matamu pada-Nya. Dialah Cahaya. Bawalah hatimu sedekat-dekatnya pada hati ilahi-Nya, minta dari-Nya
rahmat untuk mengenal-Nya, kasih untuk mencintai-Nya, keberanian untuk melayani-Nya. Carilah Tuhan
dengan kerinduan”.

St. Agustinus juga berkata: “Seolah-olah aku mendengar suara dari tempat tinggi: “Akulah santapan dari
Yang Kuasa. Makanlah dan bertumbuhlah. Tetapi engkau tidak akan mengubah Aku menjadi dirimu sendiri
seperti makanan bagi tubuh, namun engkaulah yang akan diubah ke dalam diri-Ku.”

Ekaristi sebagai sebuah perjamuan merupakan jantung persekutuan bagi umat kristiani. Ekaristi adalah
Sumber dan Puncak hidup beriman kristiani. Dengan menerima Tubuh dan Darah Kristus kita semua
sebagai umat Allah mesti merasa semakin dipersatukan dengan Kristus Putra Allah. Tidak ada perbedaan
di antara kita karena kita menerima Yesus yang satu dan sama dalam rupa roti dan anggur. Mengapa
demikian? Karena Yesus sendiri mengakui diri-Nya: “Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia
tidak akan lapar lagi dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi” (Yoh 6:35). Dua kata
kunci yang dipakai Yesus untuk memberi pemahaman kepada para murid-Nya dan kita semua yaitu “datang
kepada Yesus” sifatnya mengenyangkan; “percaya kepada Yesus” sifatnya melegakan dahaga.

Pernahkah Anda memiliki perhatian yang besar dalam perayaan Ekaristi? Pada saat konsekrasi, imam
mengulangi kata-kata Yesus pada malam perjamuan terakhir. Inilah kata-kata Yesus ketika mengambil roti:
“Terimalah dan makanlah: inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagimu” (1Kor 11: 24). Ketika mengambil
piala dan Ia berkata: “Terimalah dan minumlah: inilah Piala darah-Ku, darah perjanjian baru dan kekal yang
ditumpahkan bagimu dan bagi semua orang demi pengampunan dosa. Lakukanlah ini untuk mengenangkan
Daku” (1Kor 11: 25). Kata-kata dalam konsekrasi ini disempurnakan dengan kalimat: “Perbuatlah ini
menjadi peringatan akan Aku”. Ekaristi menjadi saat mengenang keselamatan dan kasih Tuhan yang tiada
batasnya.

Hal yang menarik perhatian kita adalah bahwa Yesus mencintai kita secara pribadi tanpa batas. Ia
memberikan roti, yaitu tubuh-Nya sendiri bagi kita secara pribadi: “Inilah tubuh-Ku yang diserahkan
bagimu”. Inilah piala darah-Ku…yang ditumpahkan bagimu”. Dengan kata lain cinta kasih dan
pengorbanan besar dilakukan oleh Yesus untuk kita masing-masing secara pribadi bukan kolektif.

Itu sebabnya ketika imam mengangkat roti dan anggur yang dikuduskan dengan daya Roh Kudus berubah
menjadi tubuh dan darah Kristus, kita semua harus melihat kepada roti dan anggur yang sedang dikonsakrir
dan diangkat oleh imam tertahbis bukan menundukkan kepala. Ketika imamnya berlutut atau
menundukkan kepala, pada saat kita kita juga menundukkan kepala sebagai tanda sembah bakti kita. Kita
harus melihat Tubuh dan Darah Kristus yang menyelamatkan kita. Yesus hadir nyata dalam Ekaristi.

Selanjutnya, apa yang mendorong kita untuk menerima komuni kudus? Apakah Sabda-Nya saja belum
cukup? Jawabannya adalah dalam perayaan ekaristi ada Sabda dan Ekaristi. Keduanya saling melengkapi
satu sama lain. Tidak cukup mendengar Sabda-Nya, harus dilengkapi dengan kehadiran nyata dalam
Ekaristi. Saya ingat Paus Leo Agung pernah berkata: “Pada saat kita menerima Tubuh dan Darah Kristus,
kita juga diubah menjadi seperti yang kita terima”. St. Thomas Aquinas berkata: “Pengaruh yang

2|PAT/Agama/VIII/2021 -2022
sesungguhnya dari Ekaristi adalah perubahan dari manusia menjadi Allah”. Ekaristi memiliki daya
mengubah kita menjadi serupa dengan Kristus.

Saya mengakhiri refleksi ini dengan mengutip salah satu buah pikiran Paus Emeritus Benediktus XVI:
“Bagaimana Yesus dapat membagikan tubuh dan darah-Nya? Dengan mengubah roti menjadi Tubuh-Nya
dan anggur menjadi Darah-Nya. Dia mengantisipasi wafat-Nya, menyambut dalam hati-Nya, dan
mengubahnya menjadi tindakan cinta kasih.”

Sumber: http://pejesdb.com/2013/06/02/kehadiran-yesus-dalam-ekaristi-kudus/
Diakses pada hari Rabu, 25 Mei 2022, pukul 07.12

Jawablah pertanyaan berikut ini secara lengkap, jelas, dan benar!

1. Magisterium Gereja mengajarkan bahwa Yesus sungguh hadir dalam Sakramen Ekaristi. Namun masih
banyak orang yang tidak menyadari dan mengalami kehadiran Yesus dalam Ekaristi. Banyak orang
kudus sudah memberi kesaksian tentang kehadiran Tuhan Yesus dalam Ekaristi. Tuliskan satu kesaksian
orang kudus (santo/santa) dalam artikel di atas yang berkesan bagimu. Jelaskan alasanmu memilih
kutipan tersebut!

2. Sakramen Ekaristi menjadi Sumber dan Puncak kehidupan beriman kristiani. Berdasarkan artikel di atas,
rumuskanlah kembali pemahamanmu tentang Sakramen Ekaristi sebagai Sumber dan Puncak kehidupan
beriman kristiani!

3. St. Thomas Aquinas menyebutkan bahwa Ekaristi memiliki daya mengubah kita menjadi serupa dengan
Tuhan sendiri. Berdasar iman dan agama kalian masing-masing, tuliskan refleksimu bagaimana
kehadiran Tuhan dapat mengubah kita menjadi lebih baik! Tulis sesuai dengan pengalamanmu sendiri!
Panjang refleksi minimal tiga paragraf!

3|PAT/Agama/VIII/2021 -2022

Anda mungkin juga menyukai