Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

ANATOMI FISIOLOGI

PENGAMATAN SPESIMEN URINE

Nama: Brasilia Wahyu Prihatini

Dosen Pengampu: Dr.Singgih Nugroho

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA

2020/2021
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Urine atau air seni merupakan cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang
kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinisasi. Sistem eksresi sangat
berperan penting dalam tubuh dengan cara mengatur konsentrasi bahan terlarut dalam cairan
seleatau cairan tubuh. Dimana ekskresi urine itu sendiri sangat berperan penting dalam
membuang molekul-molekul sisa atau zat hasil metabolisme dalam darah.

Fungsi utama urine itu sendiri adalah untuk membuang zat sisa seperti racun atau
obat-obatan dari dalam tubuh. Selain itu urine tidak hanya merupakan cairan buangan yang
dikeluarkan oleh tubuh tetapi juga dapat digunakan untuk mendeteksi adanya suatu penyakit
atau infeksi yang terjadi didalam tubuh seseorang maka hal tersebut mendasari pemeriksaan
urine.

Pemeriksaan urine adalah sebuah tes untuk mendiagnosis penyakit tertentu dengan
menggunakan urine sebagai sampelnya. Karena pada urine dapat dilakukan untuk mendeteksi
ataupun mendiagnosa suatau penyakit sehingga dapat dilakukan beberapa pemeriksaan pada
urine. Maka ini mendasari melakukan praktikum pemeriksaan fisik didalam urin.

Tujuan

Tujuan dari praktikum ini untuk mengamati spesimen urine dengan menentukan
warna urine, penampakan urine, volume urine dalam jam, dan bau yang timbul dalam urine.
TINJAUAN PUSTAKA

Urine atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang dieksresikan oleh ginjal
yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Ekskresi urine
diperlukan unutk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan
untuk menjaga homeostasis cairan tubuh (Ismail, 2012).

Urine adalah hasil pembuangan dari metabolisme tubuh melalui ginjal. Pada keadaan
normal, urine yang keluar antara 900-1,500 ml per 24 jam (bervariasi dengan asupan cairan
dan jumlah kehilangan cairan melalui rute lain). Komposisi urin terdiri dari air, amonia, urea
(20-3- g/24 jam), natrium klorida, asam urat (0,6 g/24 jam), kreatinin (1-2 g/24 jam), kalium
sulfat, dan fosfat (Permadi,2006).

Sistem perkemihan adalah suatu system yang didalamnya terjadi proses penyaringan
darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh. Zat yang tidak
dipergunakan oleh tubuh akan larut dalam air dan dikeluarkan berupa urine (air kemih) Dan
zat-zat yang diperlukan tubuh akan beredar kembali ke dalam tubuh melalui pembuluh
kapiler darah ginjal, masuk ke dalam pembuluh darah dan selanjutnya beredar ke seluruh
tubuh. (Setiadi, 2007).

Sistem perkemihan ini merupakan suatu rangkaian organ yang terdiri dari ginjal,
ureter, veskia urinaria dan uretra dengan organ fungsi sebagai berikut : (Setiadi, 2007).

a. Ginjal, membuat urine.

b. Ureter, menyalurkan urine dari ginjal kekandung kencing.

c. Kandung kencing (vesika urinaria), bekerja sebagai penampung.

d. Uretra, menyalurkan urine dari kandung kencing.


BAHAN DAN METODE

Alat dan Bahan

Alat

1. Botol air mineral 600ml


2. Wadah urine
3. Handscoon

Bahan

1. Urine

Prosedur Kerja
- Volume Urine

Urine dikumpulkan di dalam botol selama 24 jam, kemudian tentukan berapa


volume urin tersebut.

- Warna Urine
Perhatikan warna urin pada setiap sampel.
- Penampakan Urine

Perhatikan kekeruhan dalam urin pada setiap sampel.

- Bau Urine
Amati bau urin dengan mengibaskan tangan ke arah indra penciuman.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Sampel A
No Pemeriksaan Hasil yang didapat Urine Normal Keterangan
Urine
1. Volume 650 ml/7 jam 50-100 ml/jam Normal
2. Warna Kuning muda Kuning Muda Normal
3. Penampakan Jernih Jernih Normal
4. Bau Tidak tajam Tidak tajam Normal

Sampel B
No Pemeriksaan Hasil yang didapat Urine Normal Keterangan
Urine
1. Volume 200 ml/3 jam 50-100 ml/jam Normal
2. Warna Kuning muda Kuning muda Normal
3. Penampakan Jernih Jernih Normal
4. Bau Tidak tajam Tidak tajam Normal

Sampel C
No Pemeriksaan Hasil yang didapat Urine Normal Keterangan
Urine
1. Volume 350 ml/4 jam 50-100 ml/jam Normal
2. Warna Kuning muda Kuning Muda Normal
3. Penampakan Jernih Jernih Normal
4. Bau Tidak tajam Tidak tajam Normal

Sampel D
No Pemeriksaan Hasil yang didapat Urine Normal Keterangan
Urine
1. Volume 400 ml/ 6 jam 50-100 ml/jam Normal
2. Warna Kuning muda Kuning Muda Normal
3. Penampakan Jernih Jernih Normal
4. Bau Tidak tajam Tidak tajam Normal

Sampel E
No Pemeriksaan Hasil yang didapat Urine Normal Keterangan
Urine
1. Volume 100 ml/2 jam 50-100 ml/jam Normal
2. Warna Kuning tua Kuning Muda Masih normal
3. Penampakan Keruh Jernih Tidak normal
4. Bau Tajam Tidak tajam Tidak normal
Pembahasan

- Volume urine

Pada sampel urine A, selama 7 jam didapatkan volume sebanyak 650 ml. Pada sampel
urine B, terdapat volume sebanyak 200 ml selama 3 jam. Pada sampel urine C, terdapat
volume sebanyak 350 ml selama 4 jam. Pada sampel urine D, terdapat volume sebanyak 500
ml selama 6 jam. Dan pada sampel urine E, terdapat volume sebanyak 100 ml selama 2 jam.
Volume urine yang normal berkisar 50-100 ml/ jam. Jadi, volume urine sampel A, sampel B,
sampel C, sampel D, dan sampel E yang diamati berarti normal.

Faktor yang memperngaruhi pengeluaran urine dari dalam tubuh tergantung dari luas
permukaan tubuh, konsumsi cairan, dan kelembaban udara/ penguapan. Volume Urine
Abnormal diantaranya,

- Poliurea: volume urine menigkat, dijumpai pada keadaan seperti : Diabetes, Nefritis kronik,
beberapa penyakit syaraf, edema yang mulai pulih.

- Oliguria: volume urine berkurang, dapat dijumpai pada keadaan seperti penyakkit ginjal,
dehidrasi, sirosis hati.

- Anuria: tidak ada produksi urine, dapat terjadi pada keadaan-keadaan seperti circulatory
collaps (sistolik < 70 mmHg), acute renal failure, keracunan sublimat, dll.

- Residual urine (urine sisa): volume urine yang diperoleh dari kateterisasi setelah
sebelumnya pasien disuruh kencing sepuas-puasnya.

- Warna Urine

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan didapatkan bahwa sampel A, sampel B,
sampel, C, dan sampel D memiliki warna urine normal yaitu kuning muda atau seperti warna
pada jerami. Sedangkan, warna urine pada sampel E ialah kuning tua termasuk masih normal
tetapi ini menandakan bahwa tubuh mengalami dehidrasi. Ketika tubuh kekurangan cairan,
konsentrasi urobilin dalam urine akan meningkat. Tidak ada cukup air untuk melarutkan
urobilin sehingga urine yang dihasilkan berwarna lebih gelap. Urine normal berwarna kuning
karena merupakan campuran pigmen-pigmen seperti uroetrin, urokron dan porfirin. Warna
urine biasanya dipengaruhi oleh jenis makanan yang dimakan, jenis kegiatan, penyakit, obat-
obatan dan pigmen.
- Penampakan urine

Dari pengamatan penampakan urine pada sampel A, sampel B, sampel C dan sampel
D didapatkan bahwa urine berwarna jernih yang berarti normal. Sedangkan, pada sampel E
didapatkan bahwa urine berwarna keruh.

- Bau urine

Dari pemeriksaan yang telah dilakukan pada sampel A, sampel B, sampel C dan
sampel D didapatkan bau urine yang tidak tajam yang berarti normal. Sedangkan, pada
sampel E bau urine tajam yang disebabkan adanya ammonia yang disekresikan dalam urin.
Bau pada urin yang tajam pada sampel E mengindikasikan bahwa tubuh mengalami
dehidrasi.
DAFTAR PUSTAKA

Ismail, 2012. Sehat Tanpa Obat. Jakarta: Grasindo.

Permadi, 2006. Tanaman obat pelancar air seni. Jakarta: Penebar Swadaya.

Setiadi, 2007. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Yogyakarta: PT. Graha Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai